• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam tubuh manusia, sehingga secara tidak langsung berperan dalam status kesehatan perorangan. Penyakit gigi yang sering diderita oleh hampir semua penduduk Indonesia adalah karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit yang sering ditemukan pada setiap strata sosial masyarakat Indonesia baik pada kaum laki-laki maupun kaum perempuan serta anak-anak dan dewasa.

Penyakit gigi dan mulut umumnya yang banyak ditemukan pada masyarakat adalah karies gigi dan penyakit periodontal. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (Depkes RI., 2004) menyatakan bahwa 63,5% penduduk Indonesia menderita karies aktif. Namun di beberapa provinsi angka tersebut lebih tinggi dari angka nasional, seperti Kalimantan 80,2%, Sulawesi 74%, Sumatera 65,4%. Dilihat dari kelompok umur, golongan umur muda lebih banyak menderita karies gigi aktif dibandingkan umur 45 tahun ke atas, di mana umur 10-24 tahun karies gigi aktif adalah 66,8%- 69,5%, umur 45 tahun ke atas 53,3% dan pada umur 65 tahun ke atas 43,8%. Keadaan ini menunjukkan karies gigi aktif banyak terjadi pada golongan usia produktif (Depkes RI, 2000).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, melaporkan bahwa penduduk yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut di Provinsi Bali pada tahun 2007 adalah 22,5%, yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi sebanyak 42,4%, dan 1,7% kehilangan gigi aslinya. Prevalensi penduduk yang mempunyai masalah kesehatan

(2)

gigi dan mulut tertinggi di Kabupaten Buleleng (30,7%) dan terendah di Kabupaten Badung (12,6%). Sedangkan prevalensi penduduk yang telah menerima perawatan dari tenaga kesehatan gigi tertinggi di Kota Denpasar (58,4%). Prevalensi penduduk yang telah hilang seluruh geligi aslinya tertinggi di Kabupaten Jembrana (3,2%) (Depkes RI., 2008).

Hasil evaluasi Budayani, dkk (2010) yang dilakukan pada siswa SD pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi mencapai 62,16%. Indeks DMF-T rata-rata adalah 2,12 sedangkan target nasional untuk tahun 2010 ≤ 2. Indeks OHI-S rata-rata adalah 1,46 sedangkan target nasional untuk tahun 2010 ≤ 1,2.

Hasil penelitian Lestari (2010), menunjukkan bahwa 56,8% siswa SD di wilayah kerja Puskesmas Abiansemal I memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut tergolong kategori baik, namun masih ada siswa yang memiliki pengetahuan kurang (43,2%). Perilaku menyikat gigi pada responden menunjukkan bahwa semua responden tidak memeriksakan giginya secara teratur dan berkala, serta sebagian besar responden memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan kariogenik.

Pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa sekolah dasar tentang pencegahan penyakit gigi dan mulut pada umumnya masih kurang. Menurut pengertian dasar, perilaku masyarakat bisa dijelaskan merupakan suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice) (Notoatmodjo, 2007).

(3)

UKGS merupakan upaya kesehatan yang sangat relevan dalam pelaksanaan pencegahan penyakit gigi dan mulut. UKGS ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut (Depkes RI., 2004).

Program UKGS dimulai sejak tahun 1951 dan ditujukan tidak hanya untuk anak di lingkungan sekolah saja, tetapi menjangkau mereka yang berada di luar lingkungan sekolah (tidak sekolah) maupun anak cacat fisik dan mental di usia tersebut. Pada awalnya sasaran UKGS di lingkungan anak sekolah di tingkat pendidikan dasar (STPD) yaitu dari usia 6-14 tahun, namun sejak pelita IV diperluas sampai usia 18 tahun. Untuk pemerataan jangkauan UKGS, penerapan UKGS disesuaikan dengan paket-paket UKS yaitu UKGS tahap I/paket minimal UKS diselenggarakan oleh guru penjaskes dan guru pembina UKS berupa pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi serta pencegahan penyakit gigi dan mulut berupa sikat gigi masal dengan memakai pasta gigi mengandung fluor minimal 1 kali sebulan. UKGS tahap II/paket standar UKS diselenggarakan oleh guru dan tenaga kesehatan puskesmas dan UKGS tahap III/paket optimal UKS yang diselenggarakan oleh guru, tenaga kesehatan puskesmas dan tenaga kesehatan gigi (Depkes RI., 2004).

Program pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah kesehatan gigi dan mulut. Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan Kesehatan Gigi sebagai institusi pendidikan tinggi, mengemban misi Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yaitu dengan melaksanakan program terintegrasi berupa program

(4)

pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut. Upaya pelayanan asuhan ditujukan bagi anak usia sekolah dasar. Macam kegiatan yang dilakukan mulai dari upaya promotif, preventif dan kuratif sederhana. Upaya promotif berupa penyuluhan kesehatan gigi untuk perorangan dan kelompok yang dilakukan satu kali seminggu, upaya preventif berupa sikat gigi massal, kumur-kumur dengan larutan fluor, topikal aplikasi dengan mengulaskan larutan fluor pada permukaan gigi, fissure sealent serta upaya kuratif sederhana berupa penambalan gigi yang berlubang, pencabutan gigi susu yang sudah goyang dan perawatan gigi yang sakit.

Program pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan dalam waktu 2 kali seminggu setiap hari Senin dan Rabu, dimana pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan gigi yaitu 1 orang dokter gigi, 2 orang perawat gigi serta mahasiswa semester V dan VI Jurusan Kesehatan Gigi. Kegiatan ini sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat serta keinginan untuk turut berperan serta dalam meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat, khususnya siswa sekolah dasar.

Berdasarkan paparan di atas penulis berkeinginan melakukan penelitian pada SD di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan, karena dari hasil evaluasi yang dilakukan pada SD yang mendapat pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, rata-rata indeks DMF-T dan OHI-S masih di atas target nasional, hal ini menunjukkan bahwa status kesehatan gigi dan mulut siswa sekolah dasar masih rendah.

(5)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah:

1. Apakah ada pengaruh pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut terhadap status kesehatan gigi dan mulut siswa SD di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan?

2. Apakah faktor pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulut berpengaruh terhadap status kesehatan gigi dan mulut siswa SD di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status kesehatan gigi dan mulut siswa SD pelayanan asuhan dan SD yang tidak mendapat pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tentang pengaruh pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut terhadap status kesehatan gigi dan mulut siswa SD di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan.

2. Untuk mengetahui tentang pengaruh pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap status kesehatan gigi dan mulut siswa SD di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan.

(6)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara praktis, teoritis maupun sosial.

1. Manfaat teoritis

Data ilmiah yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk memperkaya pengetahuan ilmiah, tentang pengaruh pelayanan asuhan terhadap status kesehatan gigi dan mulut siswa SD di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan.

2. Manfaat praktis

Memberikan gambaran, masukan dan alternatif kebijakan kepada Dinas Pendidikan Kota Denpasar dalam melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit gigi dan mulut pada siswa SD di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan.

3. Manfaat Sosial

a. Dapat memberikan informasi dan masukan bagi orang tua siswa tentang pengaruh pelayanan asuhan terhadap status kesehatan gigi dan mulut siswa.

b. Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya tentang pengaruh pelayanan asuhan terhadap status kesehatan gigi dan mulut siswa sekolah dasar.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Sari’atu Khoiriyah (2018) memperoleh hasil bahwa kesiapan menjadi guru pada mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2015 Universitas Negeri

Penelitian yang telah dilakukan oleh Azzindani (2017) dengan menggunakan bahan material glasswool sebagai bahan peredam pada mesin los angeles dengan ketebalan 4

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan yang terdiri dari dua siklus, terdapat peningkatan proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II, seperti yang telihat

Dalam penulusuran sampai saat ini penulis belum menemukan penelitian atau tulisan yang secara spesifik mengkaji tentang ‚Analisis Hukum Islam Terhadap Pemotongan Gaji

Sedangkan untuk pengukuran pendapatan, perusahaan melakukan pengukuran berdasarkan nilai wajar dari imbalan yang diterima atau yang dapat diterima dalam bentuk kas

Persoalan lain yang belum terjawab oleh teori evolusi adalah kemampuan pengindraan mata dan telinga yang luar biasa. Sebelum membahas mata, akan dijawab dulu secara singkat

Menindaklanjuti pembelajaran hari ini dengan melihat hasil akhir pekerjaan siswa sesuai dengan materi belajar yang baru saja di pelajari. Follow-up pada siswa untuk

Setelah diamati oleh pihak Dinas Pariwisata Kulon Progo, dinyatakan bahwa hasil video yang telah dibuat serta bahan-bahan yang ditampilkan dalam membuat video promosi