• Tidak ada hasil yang ditemukan

T ADPEN 1404508 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T ADPEN 1404508 Chapter3"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam setiap penelitian memerlukan metode agar proses penelitian dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam penelitian secara ilmiah guna mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya dan data yang akan dianalisis, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk dapat menggambarkan secara jelas tentang masalah-masalah atau kejadian-kejadian yang sedang berlangsung pada saat sekarang. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang menjawab permasalahan penelitian dengan menganalisis dan menggunakan perhitungan statistik. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey dengan analisis korelasi dan regresi. Hal ini sebagaimana dijelaskan Sugiyono (2015, hlm. 14) bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

(2)

dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan adalah survey. Survey menurut Sugiyono (2015, hlm. 12) “Digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes, wawancara terstruktur, dan sebagainya.” Jenis penelitian ini memfokuskan hubungan kausal antarvariabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi, dengan tujuan memisahkan pengaruh dari suatu variabel penyebab terhadap variabel akibat. Adapun variabel sebab akibat tersebut dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial kepala sekolah (X1), iklim sekolah (X2), dan mutu sekolah (Y).

Pola hubungan antara variabel independent kinerja manajerial kepala sekolah (X1) dan iklim sekolah (X2) sebagai variabel yang mempengaruhi,

terhadap variabel dependent yaitu mutu sekolah (Y) sebagai variabel yang dipengaruhi. Hubungan tersebut dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti pada gambar 3.1. sebagai berikut:

Gambar 3.1. Desain Penelitian

Keterangan:

X1 = Kinerja manajerial kepala sekolah

X2 = Iklim sekolah

Y = Mutu sekolah

rx1y = Hubungan kinerja manajerial kepala sekolah terhadap mutu sekolah

rx1y

Rx1x2y

rx2y

X1

X2

(3)

rx2y = Hubungan iklim sekolah terhadap mutu sekolah

Rx1x2y = Hubungan kinerja manajerial kepala sekolah dan iklim sekolah

terhadap mutu sekolah

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner yang merupakan sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006 hlm. 151).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A yang berada di wilayah Sub Rayon 11 Kota Bandung meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Sumur Bandung, Kecamatan Andir, dan Kecamatan Bandung Wetan. Objek penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A yang berjumlah 33 Sekolah Dasar Negeri, dengan subjek data adalah kepala sekolah dan guru. Adapun Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung disajikan pada tabel 3.1. sebagai berikut:

Tabel 3.1. Lokasi Penelitian

No. Kecamatan Nama Sekolah Alamat

1. Sumur Bandung SD Negeri Banjarsari 1 Jln. Merdeka No. 22 Kel. Babakan Ciamis

SD Negeri Banjarsari 2 Jln. Merdeka No. 22 Kel. Babakan Ciamis

SD Negeri Banjarsari 3 Jln. Merdeka No. 22 Kel. Babakan Ciamis

SD Negeri Banjarsari 4 Jln. Merdeka No. 22 Kel. Babakan Ciamis

SD Negeri Merdeka 5-1 Jln. Merdeka No. 9 Kel. Braga

SD Negeri Merdeka 5-2 Jln. Merdeka No. 9 Kel. Braga

SD Negeri Merdeka 5-3 Jln. Merdeka No. 9 Kel. Braga

SD Negeri Merdeka 5-4 Jln. Merdeka No. 9 Kel. Braga

SD Negeri Merdeka 5-5 Jln. Merdeka No. 9 Kel. Braga

(4)

1. Sumur Bandung SD Negeri Embong Jln. Embong No. 6 Kel. Kebon Pisang

SD Negeri Patrakomala Jln. Patrakomala No. 63 Kel. Merdeka

SD Negeri Cibeureum 2 Jln. Asrama Kipal No. 56 Kel. Campaka

SD Negeri Cibeureum 6 Jln. Asrama Kipal No. 56 Kel. Campaka

SD Negeri Ciroyom Jln. Taruna No. 33/26 A Kel. Ciroyom

SD Negeri Durman Jln. Durman No. 30 Kel. Kebon Jeruk

SD Negeri Karang Mulya 1 Jln. Rajawali Sakti No. 266 Kel. Dunguscariang SD Negeri Karang Mulya 2 Jln. Rajawali Sakti No.

266 Kel. Dunguscariang 3. Bandung Wetan SD Negeri Ciujung 1 Jln. Lapangan Supratman

No. 7 Kel. Cihapit

SD Negeri Ciujung 2 Jln. Lapangan Supratman No. 7 Kel. Cihapit

SD Negeri Ciujung 3 Jln. Lapangan Supratman No. 7 Kel. Cihapit

SD Negeri Ciujung 4 Jln. Lapangan Supratman No. 7 Kel. Cihapit

(5)

Cihapit

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Penelitian selalu berhadapan dengan objek yang akan diteliti, baik itu berupa manusia, benda, peristiwa maupun gejala yang terjadi. Hal-hal tersebut merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau menunjang keberhasilan penelitian. Kumpulan keseluruhan objek penelitian yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk memperoleh berbagai data atau informasi yang dibutuhkan dalam penelitian disebut populasi. Sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2015, hlm. 117) bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan penjelasan di atas, maka populasi yang menjadi unit analisis atau objek dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A yang terdapat di Sub Rayon 11 Kota Bandung. Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian, maka yang menjadi subjek penelitian ini adalah para kepala sekolah beserta seluruh guru dari 33 Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A tersebut yang dijadikan responden tidak langsung untuk menggali data terkait objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 33 kepala sekolah dan 328 guru. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai populasi penelitian, maka dapat dilihat pada tabel 3.2. di bawah ini:

Tabel 3.2.

Jumlah Populasi Kepala Sekolah dan Guru Sekolah Dasar Negeri

Terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung

No. Nama Sekolah Jumlah Total

Kepala Sekolah Guru

1. SDN Banjarsari 1 1 9 10

2. SDN Banjarsari 2 1 10 11

3. SDN Banjarsari 3 1 12 13

4. SDN Banjarsari 4 1 8 9

5. SDN Merdeka 5-1 1 10 11

6. SDN Merdeka 5-2 1 7 8

7. SDN Merdeka 5-3 1 8 9

(6)

10. SDN Merdeka 5-6 1 8 9

No. Nama Sekolah Jumlah Total

Kepala Sekolah Guru

11. SDN Embong 1 17 18

12. SDN Patrakomala 1 15 16

13. SDN Soka 34-1 1 10 11

14 SDN Soka 34-2 1 9 10

15 SDN Soka 34-3 1 9 10

6 SDN Soka 34-4 1 7 8

17. SDN Soka 34-5 1 10 11

18. SDN Soka 34-6 1 10 11

19. SDN Cibeureum 1 1 12 13

20. SDN Cibeureum 2 1 7 8

21. SDN Cibeureum 6 1 9 10

22. SDN Ciroyom 1 9 10

23. SDN Dadali 1 11 12

24. SDN Durman 1 12 13

25. SDN Garuda 1 1 12 13

26. SDN Garuda 2 1 9 10

27. SDN Karang Mulya 1 1 8 9

28. SDN Karang Mulya 2 1 11 12

29. SDN Ciujung 1 1 8 9

30. SDN Ciujung 2 1 11 12

31. SDN Ciujung 3 1 7 8

32. SDN Ciujung 4 1 12 13

33. SDPN Sabang 1 16 17

Jumlah 33 328 361

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2016

2. Sampel

Penelitian memerlukan sumber data atau informasi yang representatif, tetapi tidak seluruh populasi yang dijadikan sebagai sumber data atau informasi. Oleh karena itu, diperlukan sampel dari populasi yang dijadikan sumber data atau informasi penelitian. Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi penelitian yang diambil sebagai sumber data atau informasi yang dianggap mewakili karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh populasi. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan Arikunto (2006, hlm. 131) bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”

(7)

kemudian digunakan untuk merefleksikan dan menggeneralisasikan keadaan populasi yang ada.

Pemilihan sampel dilakukan secara simple random sampling. Simple random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang homogen (Sugiyono, 2015 hlm. 120). Sampling dilakukan terhadap guru, hal ini dikarenakan jumlah guru di atas 100, sedangkan kepala sekolah yang berjumlah kurang dari 100, di Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A pada Sub Rayon 11 Kota Bandung seluruhnya dijadikan sampel dalam penelitian ini. Proses penarikan sampel yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan rumus Isaac dan Michael (dalam Arikunto, 2006, hlm. 136) sebagai berikut:

s = d N −χ . N. P − P+ χ . P − P

Keterangan:

s = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

P = Proporsi dalam populasi (0,5) d = 0,05

χ = Harga tabel chi-kuadrat (taraf kesalahan 5 %, dengan dk 1 = 3, 841) Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

s= χ2. N. P −P 2 N− + χ2.P −P =

, . . , − , , 2 − + , . , − ,

s = ,

,

s = 177,168 s = 177

Dari hasil perhitungan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel 177 responden. Selanjutnya untuk menentukan besaran sampel setiap sekolah, maka peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

(8)

Keterangan:

n = Ukuran sampel yang harus diambil dari stratum ke-i N = Ukuran stratum ke-i

N = Ukuran populasi

n = Ukuran sampel keseluruhan yang dialokasikan

Dari rumus di atas, maka rincian perhitungan sampel setiap sekolah dapat dilihat seperti pada tabel 3.3. berikut ini:

Tabel 3.3.

Jumlah Sampel Guru Tiap Sekolah Dasar Negeri Terakreditasi A

di Sub Rayon 11 Kota Bandung

No. Sekolah Ni = N x n Sampel

1. SDN Banjarsari 1 9 : 328 x 177 5 2. SDN Banjarsari 2 10 : 328 x 177 5 3. SDN Banjarsari 3 12 : 328 x 177 6 4. SDN Banjarsari 4 8 : 328 x 177 4 5. SDN Merdeka 5-1 10 : 328 x 177 5 6. SDN Merdeka 5-2 7 : 328 x 177 4 7. SDN Merdeka 5-3 8 : 328 x 177 4 8. SDN Merdeka 5-4 7 : 328 x 177 4 9. SDN Merdeka 5-5 8 : 328 x 177 4 10. SDN Merdeka 5-6 8 : 328 x 177 4

11. SDN Embong 17 : 328 x 177 9

12. SDN Patrakomala 15 : 328 x 177 8 13. SDN Soka 34-1 10 : 328 x 177 5

14 SDN Soka 34-2 9 : 328 x 177 5

15 SDN Soka 34-3 9 : 328 x 177 5

6 SDN Soka 34-4 7 : 328 x 177 4

17. SDN Soka 34-5 10 : 328 x 177 5 18. SDN Soka 34-6 10 : 328 x 177 5 19. SDN Cibeureum 1 12 : 328 x 177 6 20. SDN Cibeureum 2 7 : 328 x 177 4 21. SDN Cibeureum 6 9 : 328 x 177 5

22. SDN Ciroyom 9 : 328 x 177 5

23. SDN Dadali 11 : 328 x 177 6

24. SDN Durman 12 : 328 x 177 6

25. SDN Garuda 1 12 : 328 x 177 6

26. SDN Garuda 2 9 : 328 x 177 5

(9)

30. SDN Ciujung 2 11 : 328 x 177 6

31. SDN Ciujung 3 7 : 328 x 177 4

No. Sekolah Ni = N x n Sampel

32. SDN Ciujung 4 12 : 328 x 177 6

33. SDPN Sabang 16 : 328 x 177 8

Jumlah 177

Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh jumlah sampel guru dalam penelitian ini yaitu 177 responden, dan 33 kepala sekolah, sehingga jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 210 responden.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variabel yang dapat diukur. Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari salah penafsiran terhadap judul dan ruang lingkup masalah yang diteliti, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang terkandung dalam judul penelitian ini, sehingga terdapat persamaan pandangan atau keseragaman landasan berfikir antara penulis dengan pembaca. Dengan demikian, definisi operasional merupakan hal penting dalam penelitian, karena hal tersebut memberikan kejelasan makna bagaimana definisi-definisi suatu variabel digunakan dalam penelitian ini.

Berdasarkan kajian pustaka pada bab sebelumnya, definisi operasional dalam penelitian ini diperoleh dari langkah-langkah penjabaran definisi konseptual menurut pendapat beberapa ahli yang kemudian disimpulkan oleh peneliti. Adapun secara ringkas definisi operasional setiap variabel dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Mutu Sekolah (Y)

(10)

2. Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (X1)

Dari beberapa pengertian kinerja manajerial kepala sekolah, maka yang dimaksud dengan kinerja manajerial kepala sekolah dalam penelitian ini adalah unjuk kerja yang ditampilkan kepala sekolah yang didasari oleh kompetensi, motivasi dan komitmen dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai manajer di sekolah yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah yang telah ditetapkan bersama. Diadaptasi dari: Lunenburg (2010, hlm. 1-2); Robbins (dalam Usman, 2010, hlm. 488); dan Wahjosumidjo (2011, hlm. 95).

3. Iklim Sekolah (X2)

Berdasarkan beberapan pendapat tentang pengertian iklim sekolah, maka yang dimaksud dengan iklim sekolah dalam penelitian ini adalah suasana keterbukaan, kesehatan, dan kewarganegaraan yang dirasakan oleh seluruh personel yang ada di sekolah. Diadaptasi dari: Suharsaputra (2010, hlm. 116); Hoy dan Miskel (2014, hlm. 198).

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan menggali informasi terkait data dari permasalahan yang diteliti. Dari data yang terkumpul diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang ada. Oleh karena itu, ketepatan dalam teknik pengumpulan data sangat menentukan tingkat kepercayaan dari hasil penelitian.

(11)

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015, hlm. 199).

Dalam penelitian ini, yang menjadi unit analisis adalah Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A yang berada di Sub Rayon 11 Kota Bandung. Sementara itu, yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru yang ada di Sekolah Dasar Negeri tersebut. Oleh karena itu, daftar pernyataan diberikan kepada kepala sekolah yang dijadikan subjek penelitian menyangkut kinerja manajerial kepala sekolah, iklim sekolah, dan mutu sekolah.

F. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuesioner. Secara rasional dan teoritis, peneliti menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dikarenakan beberapa alasan sejalan dengan pendapat Arikunto (2006, hlm. 67), bahwa:

1) Indikator pada masing-masing variabel penelitian cukup kompleks, oleh karena itu angket merupakan instrumen yang tepat.

2) Pertanyaan atau pernyataan dalam angket dapat dibuat homogen (standar) bagi seluruh responden.

3) Pertanyaan atau pernyataan dalam angket dapat disusun secara cermat berdasarkan permasalahan yang diteliti.

4) Angket dapat disebar dan dijawab oleh responden dalam waktu relatif singkat sehingga penelitian menjadi lebih efektif dan efisien.

Skala yang digunakan dalam pengukuran angket ini adalah Skala Likert.

(12)

Tabel 3.4.

Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan

Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

Sumber: Sugiyono (2015, hlm. 135)

Pengembangan instrumen ditempuh melalui dua tahapan, yaitu: (1) Perumusan instrumen; (2) Melakukan uji coba instrumen. Penjelasan kedua tahap tersebut dapat dipahami seperti berikut ini.

1. Perumusan Instrumen

Dalam perumusan instrumen, penulis berpedoman pada ruang lingkup variabel-variabel yang diteliti. Angket sebagai instrumen dalam penelitian ini mencangkup angket tentang kinerja manajerial kepala sekolah, iklim sekolah, dan mutu sekolah di setiap Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam perumusan instrumen adalah sebagai berikut.

a. Menentukan variabel-variabel, dimensi, dan indikator yang tertuang dalam peta konsep, seperti yang terdapat pada tabel 3.5.

b. Menyusun pernyataan-pernyataan yang dianggap menggambarkan permasalahan yang diteliti.

(13)

Tabel 3.5.

Peta Konsep Variabel Penelitian

Variabel Kajian Konseptual Definisi

Operasional Dimensi Indikator

Mutu produk dan atau jasa yang sesuai dengan

2. Proses a. Mengembang-kan 3. Output a.Hasil belajar

akademik tinggi.

(14)

jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

Variabel Kajian Konseptual Definisi

Operasional Dimensi Indikator

b. Lulusannya 3.Kepemimpinan a. Kemampuan

(15)

gagasan-gagasan yang menarik.

Variabel Kajian Konseptual Definisi

Operasional Dimensi Indikator

b.Kemampuan 4. Pengendalian a. Kemampuan

(16)

raan waktu.

2. Uji Coba Instrumen dengan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Angket penelitian yang digunakan harus mampu mengukur dan mengungkap data dari variabel yang diteliti. Oleh karena itu, sebelum angket disebarkan kepada responden, angket tersebut terlebih dahulu diujicobakan melalui pengujian validitas dan reliabilitas instrumen kepada responden uji coba. Jumlah responden untuk uji instrumen dalam penelitian ini sebanyak 30 responden yang tersebar di luar daerah penelitian.

a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2016, hlm. 211) menyatakan bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.” Oleh karena itu, untuk mengetahui validitas setiap butir angket, maka penulis menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan Program

SPSS versi 20. Adapun rumus Product Moment dari Pearson (Arikunto, 2006, hlm. 274) adalah sebagai berikut:

r = N ∑ XY − ∑ X ∑ Y

√{{N ∑ X − ∑ X }. {N ∑ Y − ∑ Y }}

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah responden ∑X = Jumlah skor distribusi X ∑Y = Jumlah skor distribusi Y ∑XY = Jumlah perkalian skor X dan Y

∑X2

= Jumlah skor distribusi X yang dikuadratkan

∑Y2

= Jumlah skor distribusi Y yang dikuadratkan

Hasil dari rxy dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%

(17)

instrumen dinyatakan valid, sebaliknya jika didapatkan harga rxy < rtabel, maka

butir instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Jika butir instrumen dinyatakan valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

antara 0,800 – 1, 000 : Sangat tinggi antara 0,600 – 0,799 : Tinggi antara 0,400 – 0,599 : Cukup antara 0,200 – 0, 399 : Rendah antara 0,000 – 0,199 : Sangat rendah

Dari hasil uji coba instrumen penelitian variabel mutu sekolah (Y) diperoleh kesimpulan bahwa dari 32 item pernyataan, 29 pernyataan dinyatakan valid dengan taraf siginifikan α= 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 30 – 2 = 28, sehingga diperoleh rtabel = 0,374. Indeks validitas dapat dilihat pada tabel 3.6.

sebagai berikut:

Tabel 3.6.

Hasil Uji Validitas Variabel Mutu Sekolah (Y)

No. Item rhitung rtabel Hasil Keputusan

1 0,285 0,374 Tidak Valid Tidak Digunakan

2 0,492 0,374 Valid Digunakan

3 0,705 0,374 Valid Digunakan

4 0,586 0,374 Valid Digunakan

5 0,567 0,374 Valid Digunakan

6 0,654 0,374 Valid Digunakan

7 0,635 0,374 Valid Digunakan

8 0,682 0,374 Valid Digunakan

9 0,625 0,374 Valid Digunakan

10 0,709 0,374 Valid Digunakan

11 0,737 0,374 Valid Digunakan

12 0,481 0,374 Valid Digunakan

13 0,396 0,374 Valid Digunakan

(18)

Valid

16 0,684 0,374 Valid Digunakan

17 0,543 0,374 Valid Digunakan

18 0,401 0,374 Valid Digunakan

No. Item rhitung rtabel Hasil Keputusan

19 0,550 0,374 Valid Digunakan

20 0,800 0,374 Valid Digunakan

21 0,759 0,374 Valid Digunakan

22 0,655 0,374 Valid Digunakan

23 0,664 0,374 Valid Digunakan

24 0,377 0,374 Valid Digunakan

25 0,555 0,374 Valid Digunakan

26 0,587 0,374 Valid Digunakan

27 0,239 0,374 Tidak Valid Tidak Digunakan

28 0,399 0,374 Valid Digunakan

29 0,196 0,374 Tidak Valid Tidak Digunakan

30 0,569 0,374 Valid Digunakan

31 0,888 0,374 Valid Digunakan

32 0,847 0,374 Valid Digunakan

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kinerja manajerial kepala sekolah (X1) diperoleh kesimpulan bahwa dari 32 butir pernyataan,

dinyatakan seluruh butir pernyataan valid dengan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 30-2 = 28, sehingga diperoleh rtabel = 0,374. Indeks

validitas dapat dilihat pada tabel 3.7. di bawah ini:

Tabel 3.7.

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (X1)

No. Item rhitung rtabel Hasil Keputusan

1 0,433 0,374 Valid Digunakan

2 0,660 0,374 Valid Digunakan

(19)

4 0,813 0,374 Valid Digunakan

5 0,839 0,374 Valid Digunakan

6 0,907 0,374 Valid Digunakan

7 0,884 0,374 Valid Digunakan

No. Item rhitung rtabel Hasil Keputusan

8 0,918 0,374 Valid Digunakan

9 0,939 0,374 Valid Digunakan

10 0,651 0,374 Valid Digunakan

11 0,728 0,374 Valid Digunakan

12 0,722 0,374 Valid Digunakan

13 0,817 0,374 Valid Digunakan

14 0,851 0,374 Valid Digunakan

15 0,821 0,374 Valid Digunakan

16 0,801 0,374 Valid Digunakan

17 0,678 0,374 Valid Digunakan

18 0,745 0,374 Valid Digunakan

19 0,924 0,374 Valid Digunakan

20 0,571 0,374 Valid Digunakan

21 0,761 0,374 Valid Digunakan

22 0,846 0,374 Valid Digunakan

23 0,873 0,374 Valid Digunakan

24 0,894 0,374 Valid Digunakan

25 0,923 0,374 Valid Digunakan

26 0,793 0,374 Valid Digunakan

27 0,811 0,374 Valid Digunakan

28 0,929 0,374 Valid Digunakan

29 0,872 0,374 Valid Digunakan

30 0,921 0,374 Valid Digunakan

31 0,863 0,374 Valid Digunakan

(20)

diperoleh kesimpulan bahwa dari 32 butir pernyataan, 31 pernyataan dinyatakan

valid dengan taraf siginfikan α= 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 30 – 2 = 28,

sehingga diperoleh rtabel = 0,374. Indeks validitas dapat dilihat pada tabel 3.8. di

bawah ini:

Tabel 3.8.

Hasil Uji Validitas Variabel Iklim Sekolah (X2)

No. Item rhitung rtabel Hasil Keputusan

1 0,650 0,374 Valid Digunakan

2 0,602 0,374 Valid Digunakan

3 0,414 0,374 Valid Digunakan

4 0,468 0,374 Valid Digunakan

5 0,648 0,374 Valid Digunakan

6 0,561 0,374 Valid Digunakan

7 0,328 0,374 Tidak Valid Tidak Digunakan

8 0,610 0,374 Valid Digunakan

9 0,784 0,374 Valid Digunakan

10 0,684 0,374 Valid Digunakan

11 0,591 0,374 Valid Digunakan

12 0,620 0,374 Valid Digunakan

13 0,739 0,374 Valid Digunakan

14 0,740 0,374 Valid Digunakan

15 0,692 0,374 Valid Digunakan

16 0,498 0,374 Valid Digunakan

17 0,620 0,374 Valid Digunakan

18 0,616 0,374 Valid Digunakan

19 0,501 0,374 Valid Digunakan

20 0,684 0,374 Valid Digunakan

21 0,514 0,374 Valid Digunakan

22 0,567 0,374 Valid Digunakan

(21)

24 0,679 0,374 Valid Digunakan

25 0,698 0,374 Valid Digunakan

26 0,750 0,374 Valid Digunakan

27 0,770 0,374 Valid Digunakan

28 0,786 0,374 Valid Digunakan

No. Item rhitung rtabel Hasil Keputusan

29 0,564 0,374 Valid Digunakan

30 0,829 0,374 Valid Digunakan

31 0,778 0,374 Valid Digunakan

32 0,854 0,374 Valid Digunakan

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah baik (Arikunto, 2006, hlm. 221). Lebih lanjut dijelaskah bahwa reliabilitias menunjukkan pada suatu penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2010, hlm. 121). Pengujian reliabilitas instrumen penelitian variabel X1, X2, dan Y dalam penelitian ini

menggunakan metode belah dua (Split Half Methode) dari Spearman Brown

dengan cara pembelahan ganjil-genap melalui tahap berikut ini: Menghitung korelasi Product Moment dengan rumus:

r = N ∑ XY − ∑ X ∑ Y

√{{N ∑ X − ∑ X }. {N ∑ Y − ∑ Y }}

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah responden ∑X = Jumlah skor distribusi X ∑Y = Jumlah skor distribusi Y ∑XY = Jumlah perkalian skor X dan Y

∑X2

(22)

Kemudian masuk pada rumus korelasi Spearman Brown (Arikunto, 2006 hlm. 180) dengan rumus:

r =

b + b

Keterangan:

r = Reliabilitas instrumen rb = Koefisien korelasi

Penghitungan reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20. Data dikatakan reliabel dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas dengan memperhatikan angka pada hasil perhitungan Spearman Brown yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan

nilai rtabel. Jika rhitung > rtabel maka item tersebut reliabel, sebaliknya jika rhitung <

rtabel maka item tidak reliabel.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 20, diperoleh hasil uji reliabilitas tiap instrumen variabel penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1

Value .799

N of

Items 15

a

Part 2

Value .772

N of

Items 14

b

Total N of Items 29

Correlation Between Forms .577

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .732

(23)

Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1

Correlation Between Forms .699

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .823

Unequal Length .823 Guttman Split-Half Coefficient .814

Tabel 3.11. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2

Reliability Statistics

Correlation Between Forms .855

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .922

Unequal Length .922 Guttman Split-Half Coefficient .922

Berdasarkan hasil uji reliabilitas di atas dapat diketahui bahwa dengan N = 30, harga rt(5%) = 0,361. Dari data pada tabel tersebut, diperoleh hasil koefisien

reliabilitas variabel mutu sekolah sebesar rhitung (0,732) > rtabel (0,361), variabel

(24)

tersebut ditarik kesimpulan bahwa, reliabilitas variabel penelitian memiliki nilai rhitung > rtabel, sehingga variabel tersebut dinyatakan reliabel dan memenuhi

persyaratan.

Hasil perhitungan reliabilitas instrumen penelitian dari ketiga variabel di atas, disajikan pada tabel 3.12. berikut ini:

Tabel 3.12.

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel R Interpretasi Keterangan

Mutu sekolah (Y) 0,732 Sangat tinggi Reliabel

Kinerja manajerial kepala sekolah (X1) 0,823 Sangat tinggi Reliabel

Iklim sekolah (X2) 0,922 Sangat tinggi Reliabel

G. Analisis Data

Analisis data digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari keseluruhan variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis data adalah kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Arikunto (2006, hlm. 235) memaparkan bahwa “Kegiatan dalam menganalisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.”

Analisis data yang bersifat kuantitatif menggunakan statistika inferensial dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Statistika inferensial sebagai sarana untuk membantu peneliti dalam menganalisis data dengan menggunakan pengujian terhadap hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti dan dibangun dari kajian teori (Susetyo, 2012, hlm. 6). Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Deskriptif

(25)

yang diteliti: kinerja manajerial kepala sekolah, iklim sekolah, dan mutu sekolah. Dengan analisis deskriptif, data yang didapatkan akan lebih tergambarkan dengan jelas.

Sugiyono (2015, hlm. 147) mengemukakan bahwa “Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain

terkumpul.” Untuk mengetahui rata-rata kecenderungan umum jawaban

responden, maka digunakan teknik Weighted Means Score (WMS) dengan rumus sebagai berikut:

X̅ =∑ i

Dimana:

X̅ = Rata-rata

∑ Xi = Jumlah seluruh skor X dalam sekumpulan data n = Jumlah seluruh data

Untuk mengetahui kecenderungan rata-rata X1, X2, dan Y, maka dapat dilakukan

dengan tabel konsultasi hasil perhitungan Weight Means Score (WMS), sebagai berikut:

Tabel 3.13.

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria

3,01 – 4,00 Sangat Tinggi 2,01 – 3,00 Tinggi 1,01 – 2,00 Cukup 0,01 – 1,00 Rendah

2. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum melakukan analisis korelasi dan regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian persyaratan statistik terhadap data. Pengujian persyaratan analisis mencakup uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linieritas.

(26)

yang tepat dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan parametrik atau nonparametrik. Sebagaimana Susetyo (2012, hlm. 271) menyatakan bahwa “Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui bentuk distribusi data

(sampel) yang digunakan dalam penelitian.” Jika data yang dianalisis berdistribusi

normal, maka pengolahan datanya menggunakan statistik parametrik. Sebaliknya, apabila hasilnya berdistribusi tidak normal, maka pengolahan datanya menggunakan statistik nonparametrik.

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah ketiga variabel penelitian memiliki penyebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan Nilai Skewnees menggunakan Program SPSS versi 20.

Nilai Skewnees yang baik adalah mendekat angka nol (0) yang menandakan kemiringan kecenderungan seimbang atau mendekati distribusi normal, dan nilai ini bersifat mutlak (-/+). Normalitas data dilihat dari Nilai Skewnees yang merupakan kecondongan/kemiringan suatu kurva.

Selain dengan Nilai Skewnees, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan histogram display normal curve. Data berdistribusi normal dapat ditentukan berdasarkan bentuk gambar kurva yang kemiringan cenderung seimbang, antara sisi kiri dan kanan, dan kurva menyerupai lonceng. Nilai Skewnees yang mendekati nol (0), gambar kurva semakin memiliki kemiringan yang seimbang.

Pengujian normalitas data juga dilakukan dengan kurva normal P-Plot, data dinyatakan berdistribusi normal atau mendekati distribusi normal jika gambar distribusi data yang titik-titiknya menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik searah garis diagonal.

b. Uji Linieritas

Salah satu persyaratan untuk analisis korelasi dan regresi dalam pengujian hipotesis bahwa, hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat itu linier. Untuk menguji linieritas dilakukan dengan analisis regresi sederhana, dapat dilihat dari nilai signifikansi dan deviation of linierity untuk X1 terhadap Y serta X2

(27)

Uji yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya suatu data, dengan menggunakan uji F yang rumusnya adalah:

F

=

R2 − RN− −2

Keterangan:

Freg = Harga garis korelasi

N = Cacah kaus m = Cacah prediktor

R = Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor

Setelah didapat harga F, kemudian dikorelasikan dengan harga F pada tabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika harga F hasil analisis (Fa) lebih kecil dari

Ftabel (Ft), maka hubungan kriterium dengan prediktor adalah hubungan linier. Jika

F hasil analisis (Fa) lebih besar dari Ftabel (Ft) maka hubungan kriterium dengan

prediktor adalah hubungan non linier. Pengujian data pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 20.

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui pandangan kelompok responden terhadap variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian ini. Pengujian homogenitas dilakukan dengan mengelompokkan 210 responden untuk dilihat variasi jawaban dari kelompok tersebut dengan menggunakan uji homogenitas varians, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mencari Varians/Standar deviasi Variabel X dan Y, dengan rumus:

S 2=√n ∑ X − ∑ X

n n −

S 2=√n ∑ Y − ∑ Y

n n −

2) Mencari Fhitung dengan dari varians X dan Y, dengan rumus:

F =S

(28)

Pembilang: Sbesar artinya varians dari kelompok dengan varians terbesar (lebih

banyak).

Penyebut: Skecil artinya varians dari kelompok dengan varians terkecil (lebih

sedikit).

Jika varians sama pada kedua kelompok, maka bebas tentukan pembilang dan penyebut.

3) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada tabel distribusi F, dengan:

a) Untuk varians dari kelompok dengan varians terbesar adalah dk pembilang n-1.

b) Untuk varians dari kelompok dengan varians terkecil adalah dk penyebut n-1.

c) Jika Fhitung < Ftabel berarti homogen

d) Jika Fhitung > Ftabel, berarti tidak homogen

Pengujian uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Lavene Statistic yang secara operasional pada SPSS versi 20. Adapun hipotesis yang diajukan dalam pengujian homogenitas ini adalah:

H0 = Sig. > 0,05 artinya data homogen

H1 = Sig. < 0,05 artinya data tidak homogen

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Penelitian ini membahas bagaimana kinerja manajerial kepala sekolah dan iklim sekolah (baik secara parsial maupun secara simultan/bersama-sama) berpengaruh terhadap mutu sekolah. Untuk itulah diperlukan uji hipotesis untuk mengetahui hasilnya.

Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah: (1) Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana; (2) Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda.

(29)

yakni data masing-masing variabel berdistribusi normal, dan antarvariabel mempunyai hubungan yang linier. Uji analisis hipotesis dilakukan dengan analisis korelasi dan regresi sederhana maupun ganda. Untuk analisis data pengujian hipotesis dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan Program SPSS versi 20.

a. Analisis Korelasi

1) Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

r = N ∑ XY − ∑ X ∑ Y

√{{N ∑ X − ∑ X }. {N ∑ Y − ∑ Y }}

Keterangan:

N = Jumlah responden

∑XY = Jumlah perkalian X dan Y ∑X = Jumlah skor X

∑Y = Jumlah skor Y

∑X2

= Jumlah skor X dikuadratkan

∑Y2

= Jumlah skor Y dikuadratkan

Dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa rxy merupakan koefisien

korelasi dari variabel X dan variabel Y dapat dilihat dengan membandingkan rhitung dengan rtabel pada tingkat kepercayaan 95%. Bila rhitung > rtabel dan bernilai

positif, maka terdapat pengaruh yang positif. 2) Analisis Korelasi Ganda

(30)

Tabel 3.14.

Tolok Ukur Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 3,99 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2015, hlm. 257)

3) Uji Signifikansi

Uji signifikansi dilakukan untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Uji signifikansi menggunakan tabel distribusi t yaitu dengan rumus sebagai berikut:

t =

�√�− √ −�2

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima

4) Uji Koefisien Determinasi

Koefisien korelasi yang dikuadratkan (r2) dinamakan koefisien determinasi (Susetyo, 2012 hlm. 122). Mencari derajat hubungan berdasarkan koefisien determinasi (KD) dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang diberikan variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(31)

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r2 = Koefisien korelasi

b. Analisis Regresi

1) Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana dimaksudkan untuk mengetahui hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Berikut ini merupakan rumus persamaan umum analisis regresi sederhana (Susetyo, 2012, hlm. 126):

Ŷ = � + bX Keterangan:

Ŷ = Nilai taksir variabel terikat (Y) dari regresi a = Konstanta, apabila harga X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan yang terjadi pada X

X = Harga variabel a) Uji t

Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Karena itu, dilakukan analisis regresi linier ganda dengan melakukan uji t. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan dua sisi. Uji t pada regresi ini menggunakan rumus sebagai berikut:

t

=

√ −√ −2

Keterangan:

thitung = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil thitung

(32)

thitung dengan ttabel dengan tingkat kepercayaan tertentu serta dengan dk = n-2.

Koefisien dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila harga thitung > ttabel.

b) Uji Signifikansi

Uji Signifikansi dilakukan untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi menggunakan rumus:

�√�− √ −�2

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima

c) Uji f

Untuk mengetahui atau mencari signifikansi, pada uji f digunakan rumus fhitung yang kemudian dibandingkan dengan ftabel. Kemudian dibuat kesimpulan,

jika fhitung > ftabel maka H0 ditolak, artinya signifikan. Sebaliknya, jika fhitung < ftabel

maka H0 diterima, artinya tidak signifikan.

2) Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda adalah suatu alat untuk meramalkan pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan variabel terikat. Analisis regresi berganda menggunakan rumus:

Ŷ = � + b X + b X + ℰ

Keterangan:

Ŷ = Nilai taksir variabel terikat (Y) dari persamaan regresi a = Nilai konstanta

b1 = Nilai koefisien regresi X1

b2 = Nilai koefisien regresi X2

X1 = Variabel bebas

X2 = Variabel terikat

ℰ = Epsilon a) Uji t

(33)

terhadap variabel terikat. Karena itu, dilakukan analisis regresi linier ganda dengan melakukan uji t. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan dua sisi. Uji t pada regresi ini menggunakan rumus sebagai berikut:

t =√ −√ −2

Keterangan:

thitung = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil thitung

n = Jumlah responden

Kemudian menguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga thitung dengan ttabel dengan tingkat kepercayaan tertentu serta dengan dk = n-2.

Koefisien dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila harga thitung > ttabel.

b) Uji Signifikansi

Uji Signifikansi dilakukan untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi menggunakan rumus:

�√�− √ −�2

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima

c) Uji f

Untuk mengetahui atau mencari signifikansi, pada uji f digunakan rumus fhitung yang kemudian dibandingkan dengan ftabel. Kemudian dibuat kesimpulan,

jika fhitung > ftabel maka H0 ditolak, artinya signifikan. Sebaliknya, jika fhitung < ftabel

maka H0 diterima, artinya tidak signifikan.

H. Alat Bantu

Pengolahan data secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan

software statistik SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20. SPSS

(34)

Gambar

Gambar 3.1. Desain Penelitian
Tabel 3.1. Lokasi Penelitian
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat lain yang lebih rinci mengenai klien yakni menurut Latipun mendefinisikan klien sebagai seseorang atau sekelompok orang yang sedang mengalami atau menghadapi masalah

[r]

“Developing your teachers so that they live, breathe and deliver excellence in the classroom is the most powerful thing you can do to impact on the.. lives of the young people

[r]

Penggunaan pendekatan pembelajaran tidak langsung serta pendekatan gabungan langsung dan tidak langsung dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir matematika

Adanya produk lain yang lebih menguntungkan (lebih murah dan lebih hemat), maka saya akan meninggalkan. IM3 Ya

Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang

Dalam ajaran agama islam orang tua atau keluarga bertanggung jawab penuh agar anaknya dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berguna sesuai dengan tujuan