• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Fungsi Kognitif Berdasarkan Informant Questionnaire On Cognitive Decline In The Elderly Dengan Kadar Estradiol Serum Pada Tenaga Medis Usia Menopause di RSUP H. Adam Malik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Fungsi Kognitif Berdasarkan Informant Questionnaire On Cognitive Decline In The Elderly Dengan Kadar Estradiol Serum Pada Tenaga Medis Usia Menopause di RSUP H. Adam Malik"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menopause

Sutanto (2005), mendefinisikan menopause proses alami dari

penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi haid selama 1 tahun. Berhentinya

haid karena ovarium tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan

progesteron. Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan

menopause sebagai suatu periode berhentinya haid secara alamiah dan

biasanya terjadi antara usia 45 dan 50 tahun.9

Menopause terjadi akibat produksi sel telur habis sama sekali dan

biasanya terjadi pada usia 45-50 tahun. Diagnosis menopause ditegakkan

setelah dijumpai amenorrea (tidak haid) sekurang-kurangnya 1 tahun.

Menurut Shimp dan Smith (2000) menopause didefinisikan sebagai akhir

periode menstruasi, tetapi seorang wanita tidak diperhitungkan berada

pada postmenopause sampai wanita tersebut telah 1 tahun mengalami

amenorea. Berhentinya haid sebelumnya dapat didahului oleh siklus haid

yang lebih panjang dengan perdarahan yang berkurang. Operasi atau

radiasi dapat menyebabkan menopause yang umumnya menimbulkan

keluhan lebih banyak dibanding menopause secara alami.10

Menopause adalah salah satu fase dari kehidupan normal seorang

wanita. Pada masa ini, kapasitas reproduksi seorang wanita berhenti.

Ovarium tidak lagi berfungsi, sementara produksi hormon steroid dan

(2)

perubahan fisiologik. Perubahan ini sebagian diakibatkan oleh fungsi

ovarium yang terhenti dan sebagian lagi disebabkan oleh proses penuaan.

Banyak wanita yang mengalami gejala dan keluhan akibat perubahan

tersebut di atas, namun biasanya berangsur-angsur menghilang.

Walaupun tidak menyebabkan kematian, namun menimbulkan rasa tidak

nyaman dan kadang-kadang menyebabkan gangguan dalam pekerjaan

sehari-hari.11,12,13

Keluhan-keluhan yang biasa dialami pada masa ini antara lain

mudah tersinggung, depresi, kelelahan, kurang bersemangat, sulit tidur,

hot flush, berkeringat, rasa dingin, dan sakit kepala. Ketika memasuki

masa menopause, seorang wanita biasanya merasakan ketidaknyamanan

fisik seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di

sekujur tubuh. Rasa kaku ini terkadang disertai rasa panas atau dingin,

pening, kelelahan, resah, kesal, cepat marah, dan berdebar-debar.

Setelah menopause, wanita akan mengalami masa senile. Pada masa ini

tercapai keseimbangan hormonal yang baru sehingga tidak ada lagi

gangguan vegetatif maupun psikis.9

2.1.1. Gejala Menopause

Bentuk dari gejala-gejala yang dijumpai merupakan dasar

diagnosis. Gejala-gejala yang dijumpai bervariasi diantara wanita-wanita.

Oleh karena itu diperlukan pendekatan secara individual dalam penilaian

dan pengobatan.10,14,15

(3)

Hot flushes

 Keringat malam

 Gangguan tidur

Hot flushes diduga meruapakan akibat mekanisme yang

berhubungan dengan penurunan kadar katekolamin hipotalamus

dan labilnya pusat termoregulator tubuh di hipotalamus yang

diinduksi oleh penurunan kadar estrogen dan progesteron.

B. Gangguan psikologis/kognitif

 Depresi

 Irritabilitas

 Perubahan mood

 Kurang konsentrasi, pelupa.

C. Gangguan seksual

 Kejadian gangguan seksual pada wanita perimenopause

bervariasi dan meningkat dengan bertambahnya umur.

 Gejala-gejala berupa; berkurangnya lubrikasi vagina,

menurunnya libido, dispareuni dan vaginismus.

D. Gejala-gejala somatik

 Sakit kepala

 Pembesaran mammae dan nyeri

 Palpitasi

 Pusing

(4)

Secara embrional uretra dan vagina sama-sama berasal dari sinus

urogenital dan duktus Muller. Selain itu pula, di uretra dan vagina banyak

dijumpai reseptor estrogen, sehingga kedua organ tersebut mudah

mengalami gangguan begitu kadar estrogen serum mulai berkurang.

Gangguan–gangguan tersebut dapat berupa berkurangnya aliran darah,

turgor, dan jaringan kolagen. Kekurangan estrogen juga dapat

menyebabkan mitosis sel dan pemasukan asam amino ke dalam sel

berkurang. Pada vulva terjadi atrofi sel dan epitel vulva menipis. Dijumpai

fluor dan perdarahan subepitelial (kolpitis senilis), vagina menjadi kering, mudah terjadi iritasi, dan infeksi.

2.1.2. Penuaan (Aging) dan Menopause.

Pada saat lahir bayi wanita memiliki sekitar 770.000 sel telur yang

belum berkembang. Pada fase pubertas, yaitu usia 8-12 tahun, aktivitas

ringan dari fungsi endokrin reproduksi mulai terjadi. Pada usia 12-13 tahun

umumnya seorang wanita akan mendapatkan menarche (haid pertama kalinya) yang dikenal sebagai masa pubertas, dimana organ reproduksi

wanita mulai berfungsi optimal secara bertahap. Ovarium mulai

mengeluarkan sel-sel telur yang siap untuk dibuahi yang disebut dengan

fase reproduksi atau periode fertil yang berlangsung hingga usia sekitar

45 tahun. Periode fertil ketika telur dibuahi, akan terjadi kehamilan.16

Menopause biasanya terjadi pada umur akhir 40-an atau awal

50-an. Menurut WHO, menopause adalah berhentinya menstruasi secara

(5)

estrogen disekresikan oleh folikel primordial ovarium. Meskipun ovarium

dari wanita eumenorrheic mengandung rata-rata 1.000 folikel, pada saat

masa transisi (perimenopause) jumlah folikel ini akan berkurang sekitar 10

kali lipat, dan hampir tidak ada folikel yang ditemukan dalam ovarium

pasca menopause. Mekanisme penurunan folikel dan menopause belum

diketahui. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah menopause

merupakan konsekuensi dari proses penuaan atau defisiensi endokrin

atau kombinasi dari kedua faktor tesebut.17

2.2. Fungsi Kognitif Secara Umum

Fungsi kognitif, dimasukkan ke dalam konteks yang paling dasar,

adalah kemampuan untuk belajar, mempertahankan, dan mengingat

informasi. Pada manusia, hal itu juga merupakan kompleks, set

multidimensi fungsi intelektual seperti penilaian dan evaluasi. Dengan

demikian, dalam konteks yang lebih luas, kognisi mencakup semua

kemampuan mental dan proses yang terkait dengan pengetahuan

termasuk, namun tidak terbatas pada, perhatian, memori, penalaran,

pemahaman dan produksi bahasa.18

Semakin lambatnya proses pengolahan informasi merupakan

penanda penurunan kognitif paling awal. Hal ini akan memicu suatu

kaskade perubahan yang akhirnya berujung pada penurunan fungsi

ingatan, konsentrasi, IQ, dan perubahan temperamen. Hormon memiliki

potensi untuk meningkatkan kecepatan otak. Beberapa hormone

(6)

bahwa kecepatan otak meningkat secara signifikan sekitar usia 13, ketika

tingkat hormon steroid meningkat secara drastis.23

Kognisi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

suatu proses mental yang terkait dengan beberapa fungsi seperti

konsentrasi, persepsi, memori bekerja (working memory/WM), fungsi

eksekutif, kemampuan spasial, bahasa, belajar, dan ingatan (visual dan

verbal). Proses belajar dan ingatan merupakan dua fungsi kognitif yang

sering dibahas pada wanita pasca menopause, namun fungsi kognitif juga

mencakup beberapa proses mental penting yang lain termasuk WM dan

fungsi eksekutif. Memori bekerja memungkinkan suatu bentuk informasi

yang disimpan sementara dan dimanipulasi untuk tugas kognitif yang

kompleks, misalnya belajar. Sementara fungsi eksekutif mencakup

kemampuan untuk berpikir secara abstrak serta merencanakan, memulai,

memantau, dan menghentikan suatu tindakan.6,20,21

Penurunan fungsi kognitif; terutama ingatan, fungsi psikomotor,

konsentrasi, dan kemampuan visuospasial dan vasomotor; terjadi seiring

dengan proses penuaan. Kemampuan yang lain, seperti kosa kata, relatif

terjaga dengan baik. Walaupun fungsi kognitif diatas dipengaruhi oleh

penuaan, gejala yang bisa menunjukkan adanya perubahan dari proses

penuaan yang normal ke kondisi dimana gangguan kognitif sudah terjadi

sampai saat ini masih sulit untuk ditentukan. Sejauh ini, dari seluruh

parameter yang dievaluasi pada pengujian kognitif, fungsi ingatan

dianggap sebagai indikator terjadinya progresifisitas dari perubahan

(7)

2.3. Keseimbangan Hormon dan Kesehatan Otak

Kaplan dan Sadock menyebutkan ada dua faktor yang merangsang

neurogenesis yaitu antidepresan dan hormon pertumbuhan. Keduanya

terkait dengan peningkatan kognitif termasuk peningkatan kecepatan otak.

Selain hormon pertumbuhan, yang bersama dengan pregnolone

tampaknya paling efektik didalam memulihkan kembali fungsi otak,

banyak hormon lain yang terkait dengan neurogenesis, termasuk hormon

tiroid, estrogen, DHEA, dan banyak hormon lain.22

Kecepatan otak dapat diukur dengan memakai gelombang P300,

suatu energi potensial yang dapat direkam melalui EEG sebagai

penyimpangan voltase positif pada latensi sekitar 300 ditambah umur

(dalam tahun) millidetik.22 2.3.1. Hormon paratiroid

Kadar hormon paratiroid (PTH) akan meningkat seiring dengan

bertambahnya usia. Peningkatan kadarnya yang berlebihan didalam

darah, atau hiperparatiroidisme dapat mengakibatkan kalsifikasi diseluruh

tubuh, termasuk otak. Proses kalsifikasi di otak akan mengganggu

penghantaran sinyal di otak. Oleh karenanya, pengendalian kadar

paratiroid penting untuk mencegah kondisi – kondisi dimana fungsi kognitif

turun, terutama yang terkait dengan pertambahan usia, seperti dementia.

Hal ini dapat dicapai dengan memicu umpan balik negatif untuk

(8)

2.3.2. Estrogen

Estrogen diketahui berinteraksi dengan sistem kolinergik dan pada

dasarnya merupakan obat hormonal kolinergik. Pada masa menopause

kadar estrogen mengalami penurunan yang berakibat pada penurunan

fungsi kognitif. Kondisi lain yang menyebabkan penurunan kadar

estrogen, seperti pasca operasi ooforektomi, dapat mengakibatkan

dementia parsial, dimana kecepatan otak didalam memproses informasi

akan langsung berkurang sebanyak 10 ms. Oleh karenanya, terapi

penggantian estrogen secara signifikan dapat memperbaiki proses

penghantaran informasi padasaraf.22

2.3.3. Hormon tiroid

Hypothyroidism dikaitkan dengan konsentrasi yang buruk,

gangguan memori, depresi, dan penurunan fungsi kognitif. Hal ini juga

terkait dengan peningkatan latensi P300. Hormon tiroid telah ditunjukkan

berguna untuk memodulasi neurogenesis hippokampus dewasa dalam

studi pada tikus.22

2.3.4. Hormon pertumbuhan

Penelitian telah menunjukkan bahwa terapi penggantian hormon

pertumbuhan menurunkan latensi P300. Hormon pertumbuhan mungkin

adalah bahan kimia terbesar yang kita miliki untuk membalikkan

penurunan kognitif. Hormon pertumbuhan sebenarnya bukan istilah yang

(9)

2.3.5. Melatonin

Kekurangan melatonin menghalangi orang dari perlindungan

antioksidan, dan juga mengakibatkan hilangnya tidur dan / atau kualitas

tidur yang buruk. Kurang tidur telah terbukti meningkatkan latensi P300.22

Gambar 1. Hormon-Hormon yang Dapat Berpengaruh Terhadap Gangguan Kognitif22

2.4. Estrogen dan Fungsi Kognitif

2.4.1. Fisiologi Estrogen pada Sistem Saraf

Estrogen telah terbukti mempengaruhi fungsi otak, termasuk efek

fisiologis pada otak serta efek pada kognisi, tidur, mood, dan demensia

karena AD. Efek estrogen pada fungsi saraf melibatkan beberapa

mekanisme. Saat ini dijumpai bukti kuat bahwa reseptor estrogen (ER)

berlokasi di daerah otak vital yang terlibat dalam kognisi. Reseptor ini

diekspresikan dalam neuron dan sel glial pada seluruh tingkatan

rostral-ekor dari otak dan sumsum tulang belakang. Korteks serebral dan

hippokampus keduanya mengandung ERs. Estrogen diduga

(10)

di basal neuron otak depan (sistem ini proyek untuk hippocampus dan

korteks serebral dan terlibat dalam pembelajaran dan memori). Shughrue

dan Merchenthaler melaporkan bahwa ERs biologis aktif yang terletak di

otak depan basal, sebuah temuan yang mendukung kemungkinan bahwa

aktivitas estrogen dalam otak depan basal terlibat dalam proses

pembelajaran dan memori.21,24,25

Disfungsi kolinergik telah terlibat dalam etiologi gangguan memori

yang berhubungan dengan usia dan Penyakit Alzheimers. Estrogen

diduga berdampak pada kedua fungsi kesejahteraan dan kognitif

psikologis. Meskipun tidak sepenuhnya dipahami, dasar biologis dari

dampak estrogen pada fungsi kognitif, serta kesejahteraan psikologis

mungkin melibatkan interaksi dengan sistem serotonergik pusat. Dalam

sebuah studi cross-sectional kecil, van Amelsvoort et al. mempelajari efek

pemberian estrogen jangka panjang pada tonus serotonergik pusat wanita

pascamenopause sehat, dan membandingkan temuan tersebut dengan

wanita muda. Dalam penelitian ini, sekresi prolaktin dianggap sebagai

indeks tingkat responsivisitas dan aktivitas serotonergik dan

menyimpulkan bahwa sekresi prolaktin secara signifikan menurun pada

wanita yang tidak diberikan estrogen. Hasil ini menunjukkan bahwa tonus

serotonergik sentral berkurang pada wanita pascamenopause sehat yang

tidak diberikan estrogen, tapi tidak pada wanita pasca menopause

diberikan estrogen jangka panjang. Dengan demikian, estrogen dapat

memodulasi perubahan terkait usia pada tonus serotonergik. Reseptor

(11)

kognitif, seperti memori kerja dan kefasihan lisan, dan suasana hati.

Reseptor ini dapat ditingkatkan dengan pemberian estrogen. Kugaya et al.

melakukan studi neuroimaging antara 10 wanita menopause untuk

menyelidiki efek dari estrogen pada transmisi serotonin dan dampak yang

berpengaruh pada kognisi dan mood.21,26

Reseptor serotonin 2A pada daerah prefrontal otak dapat

mempengaruhi fungsi kognitif, seperti WM, kelancaran berbicara dari

mood, dimana jumlahnya meningkat dengan pemberian estrogen. Hal ini

terbukti dalam penelitian oleh Kugaya et al yang melaporkan bahwa

pengikatan reseptor serotonin 2A di daerah kortex prefrontal kanan

(precentral kanan, frontal inferior, dan girus frontal medial, serta kortex

singulata anterior) secara signifikan meningkat pada 10 wanita pasca

menopause setelah pemberian estrogen. Khusus didaerah girus frontal

inferior, meningkatnya regulasi reseptor tersebut berhubungan secara

signifikan dengan perubahan kadar estradiol plasma (P=0.022).21,26

Functional magnetic resonance imaging (MRI) dapat mendeteksi perbedaan dalam sifat magnetik darah beroksigen dibandingkan dengan

darah terdeoksigenasi. Pada saat satu tugas kognitif berlangsung, aliran

darah dan konsentrasi oksigen (yang keduanya merupakan bukti adanya

aktivitas otak) mengalami perubahan didaerah area otak yang diduga

(12)

2.4.2. Estrogen dan Gangguan Kognitif

Estrogen bekerja pada reseptor estrogen (ER) melalui mekanisme

genomik “tradisional” dan efek cepat “non tradisional” pada membran.

Pada model tradisional dari kerja estrogen, estrogen berikatan dengan

ERα or ERβ di nucleus, sehingga estrogen terdimerisasi dan berikatan

dengan elemen yang respon terhadap estrogen (ERE) pada DNA,

ataupun berinteraksi dengan satu faktor transkipsi pada gen target,

sehingga menginisiasi transkipsi gen dan protein yang sensitif terhadap

estrogen.28,29

Estrogen juga dapat menghasilkan efek yang cepat dari proses

yang tidak tergantung pada mekanisme genomik yang tradisional. Dalam

mekanisme yang tidak klasik ini, estrogen berikatan dengan reseptor

terikat-membran, termasuk reseptor estrogen yang terikat pada protein-G

(GPER) yang dapat mengaktivasi sistem second messenger, sehingga menyebabkan respon cepat yang bervariasi dari detik ke menit.

Sementara aktivasi ERα or ERβ nukleus akan berakibat pada respon

genomik tradisional, reseptor ini, ataupun bentuk modifikasi dari

proteinnya juga berkontribusi terhadap efek cepat estradiol terhadap

plastisitas sinaps. Bukti menunjukkan bahwa harus ada kombinasi dari

kerja genomik maupun yang diinisiasi oleh membran yang terjadi secara

bersamaan atau berkelanjutan pada reseptor estrogen agar dapat

(13)

2.4.2.1.Memori Bekerja dan Dopamin

Memori bekerja (WM) merupakan kemampuan kognitif dasar yang

menunjang berlangsungnya sejumlah kemampuan kompleks yang lain,

mulai dari pemecahan masalah sampai fluid intelligence. Sinyal Dopamin (DA) di kortex prefrontal (PFC) sangat penting untuk fungsi WM.

Hubungan DA dengan performansi tugas kognitif yang dimediasi oleh

daerah frontal bersifat tidak linear; fungsi DA mengikuti kurva U terbalik,

dimana kadar DA yang optimal akan berakibat pada fungsi PFC yang

maksimal sementara kadar yang tidak memadai atau berlebihan akan

berakibat pada disfungsi PFC. Sehingga, dengan memperhitungkan kadar

DA basal sangat penting untuk memprediksi augmentasi DA (misalnya,

melalui obat) akan mempengaruhi performansi kognitif. Setiap orang

dapat dijumpai dengan jalur PFC DA yang berbeda-beda; hal ini sebagian

merupakan akibat perubahan genetik yang mempengaruhi sistem DA.

Gen catechol-Omethyltransferase (COMT) merupakan kode untuk suatu

enzim yang memetabolisir DA. Enzim COMT penting untuk mengatur

transmisi frontal DA, yang mencakup + 60% dari total pemrosesan DA di

PFC (dibandingkan 15% proses yang sama di striatum).31,32

Estradiol meningkatkan sintesis, pelepasan, dan pemrosesan DA

dan memodifikasi tingkat pembakaran basal neuron DA melalui reseptor

estrogen membran. Sejumlah bukti menghubungkan estrogen dan fungsi

WM; misalnya, perbaikan WM telah diamati pada wanita pasca

menopause yang diberikan terapi penggantian estrogen dibandingkan

(14)

Beberapa bukti menunjukkan bahwa rentang WM berfluktuasi sepanjang

siklus estrogen, namun data yang dijumpai juga tidak konsisten. Penelitian

oleh Shansky et al di tahun 2004 pada tikus juga menunjukkan bahwa

pemberian obat ADA memiliki efek yang berbeda pada kinerja WM

tergantung dari tahap estrus tikus pada saat pengujian dilakukan.

Sementara penelitian oleh Jacobs E di tahun 2011, yang menguji efek

fluktuasi endogen estradiol pada WM wanita berusia muda yang sehat

sebagai fumgsi baseline PFC DA, menunjukkan bahwa status estradiol

mempengaruhi fungsi WM dan, yang paling penting, arah dari pengaruh

tersebut tergantung pada indikator baseline DA.33,34,35

2.4.2.2.Efek Estrogen pada Kognisi Wanita

Pada saat menopause, tingkat sirkulasi estradiol, estrogen utama

yang dihasilkan oleh indung telur, turun menjadi sepersepuluh dari kadar

selama masa menstruasi. Perubahan dramatis terhadap keadaan

hormonal ini diduga memiliki konsekuensi fungsional untuk kognisi, baik

secara langsung ataupun interaksi dengan perubahan normal atau

patologis yang terkait dengan penuaan secara fisiologis. Untuk

mendukung hipotesis ini, banyak, meskipun tidak semua, uji klinis acak

dan studi observasional telah melaporkan hubungan antara terapi

estrogen pada wanita yang mengalami menopause secara alami atau

akibat pembedahan dengan fungsi kognitif. Temuan awal uji klinis acak

bahwa terapi estrogen secara positif mempengaruhi kognisi dan

menunjukkan kecendrungan peran protektif estrogen terhadap penyakit

(15)

menunjukkan bahwa terapi esterogen mengurangi risiko dan tingkat

keparahan Alzheimer serta menunda onset penyakit tersebut.29,36,37

Sejak tahun 1990-an, sebuah studi longitudinal dimulai untuk

menilai efektivitas terapi hormon pada insiden, prevalensi, dan tingkat

keparahan penyakit jantung, kanker, dan osteoporosis pada wanita

pascamenopause yang dikenal dengan Women’s Health Initiative. Salah

satu program penelitian ini, yaitu Women's Health Initiative Memory Study

(WHIMS) dilakukan untuk menentukan efek dari terapi pasca menopause

terhadap progresifisitas dementia dan fungsi kognitif secara global. Anehnya, hasil WHI dan WHIMS menunjukkan bahwa rejimen terapi

hormon yang terdiri dari chronic conjugated equine estrogens (CEE) atau CEE ditambah medroxyprogesterone dibandingkan dengan

penatalaksanaan plasebo, tidak berpengaruh, atau pada kondisi tertentu

meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, kanker payudara, stroke,

demensia, dan penurunan kognitif global. Ketatnya pengawasan terhadap

desain WHIMS, populasi, spesifikasi rejimen terapi hormon yang

digunakan, dan tes fungsi kognitif telah berujung pada hipotesis bahwa

kegagalan WHIMS untuk menunjukkan efek menguntungkan dari terapi

hormon bisa jadi akibat berbagai faktor perancu seperti usia lanjut dan

masalah kesehatan peserta, hal spesifik yang terkait pengobatan (agen,

rejimen, dosis, dan rute pemberian), dan lamanya masa tanpa hormone

(16)

Gambar 2. Skema Mekanisme Genom untuk Meningkatkan Memori dengan Estradiol. Estradiol yang bersirkulasi memasuki inti sel berikatan mengikat dengan dua jenis reseptor, ERα atau ERβ. Kompleks ini bertindak sebagai faktor transkripsi nuklir dengan mengikat suatu ERE (respon estrogenUnsur) dan merangsang transkripsi gen yang mengarah ke peningkatan protein selularnya, dengan meningkatkan transmisi dan fungsi saraf, sehingga meningkatkan fungsi kognitif.40

Efek kognitif dari estradiol dimediasi pada tempat dan/atau sistem

neural pada kortex serebri, batang otak, hipokampus, dan striatum yang

meregulasi fungsi luhur. Area yang paling sering diteliti untuk ingatan

secara umum, dan khususnya untuk efek hormonal terhadap ingatan ,

adalah kortex prefrontal media. Efek kognitif dari estradiol, yang mirip

dengan efek pad reproduksi, dimediasi melalui pengikatan dengan

(17)

reseptor estrogen alfa (ERα) dan reseptor estrogen beta (ERβ), pada area

otak ini. Kedua reseptor merupakan factor transkipsi yang ligand dependant dan melalui interaksi pada beberapa tempat spesifik di pada

DNA (EREs, elemen respon estrogen), akan menginisiasi suatu kaskade

reaksi intra selular yang mengubah sintesis protein dan berpuncak pada

suatu respon fisiologis unik dari masing-masing reseptor tersebut pada

jaringan yang ditargetkan.40

Banyak perubahan biokimia, struktural, dan fungsional yang terjadi

seiring dengan penuaan otak perempuan yang dipengaruhi oleh

perubahan tingkat estrogen. Pemberian estrogen yang dimulai selama

“rentang waktu yang kritis” menjelang menopause dihipotesis mampu

mencegah atau menunda penurunan fungsi kognitif yang terkait dengan

usia. Namun, karena potensi risiko kesehatan yang mungkin terjadi,

wanita seringkali membatasi terapi estrogen hanya sampai beberapa

tahun untuk mengobati gejala menopause.41

Konsekuensi jangka panjang bagi otak dari penggunaan jangka

pendek dari estrogen tidak diketahui. Menariknya, ada data awal yang

menunjukkan bahwa penggunaan jangka pendek estrogen selama masa

transisi menopause dapat memberikan manfaat kognitif jangka panjang

untuk wanita, seiring dengan bertambahnya usia mereka. Dengan

demikian, ada kemungkinan menarik bahwa terapi pendek estrogen dapat

memberikan manfaat yang berkelanjutan untuk otak dan kognisi.41

Hasil penelitian yang dilakukan selama dua dekade terakhir

(18)

meskipun tidak semua, uji klinis acak dan studi observasional telah

melaporkan bahwa terapi estrogen pascamenopause dikaitkan dengan

peningkatan kognisi jika pengobatan dimulai dalam periode kritis setelah

hilangnya fungsi ovarium. Saat ini diketahui jika estrogen digunakan

selama beberapa tahun disetengah baya akan mengurangi risiko

demensia atau meningkatkan penuaan kognitif di kemudian hari.41,42,43,44 Saat ini, telah tersedia cukup banyak bukti bahwa estrogen

meningkatkan mood pada wanita. Saat ini tampak jelas bahwa, meskipun

dosis fisiologis estrogen yang diberikan kepada wanita menopause

meringankan gejala depresi, atau disforia, dosis ini ternyata tidak

berdampak secara signifikan terhadap gangguan mood yang lebih

mendalam yang memenuhi kriteria diagnostik untuk dikategorikan

kedalam episode depresi utama.45,46,47,48

Hipotesis defisit serotonin masih merupakan teori biologis yang

paling utama dari etiologi depresi dan, dimana estrogen mempengaruhi

sistem serotonin dengan berbagai cara. Misalnya, estrogen meningkatkan

laju degradasi dari monoamine oxidase, enzim yang mengkatabolosir

serotonin, dan juga mempengaruhi transportasi serotonin intraneuronal.

Kedua mekanisme ini akan berfungsi untuk meningkatkan ketersediaan

serotonin di sinaps, sehingga meningkatkan suasana hati. Berlawanan

dengan hal ini, progesterone meningkatkan jumlah monoamine oxidase,

sehingga mengurangi konsentrasi serotonin otak.49

Kontrasepsi oral (OC) yang mengandung estradiol khusus etinil

(19)

dalam tubuh. Kontrasepsi oral memiliki berbagai efek terhadap struktur

otak, fungsi, dan kognisi. Kebanyakan studi terbaru menunjukkan efek

yang berbeda-beda, Namun, sebagian besar studi terbaru tidak

membedakan antara berbagai jenis alat kontrasepsi, sehingga sulit untuk

mengetahui, jika kontrasepsi yang digunakan terkandung etinil estradiol

dan laporan tentang jenis OC yang digunakan tidak konsisten.50

Sebuah penelitian cross-sectional oleh Egan dan Gleason

melaporkan bahwa pengguna OC memiliki kinerja yang lebih baik pada

ujian kognitif dibandingkan yang bukan pengguna. Griksiene dan

Ruksenas menemukan bahwa OC secara negatif mempengaruhi kognisi.

Sebuah tinjauan oleh Warren et al., melaporkan efek positif secara

keseluruhan dengan penggunaan OC dan memori verbal.50,51,52,53

2.4.2.3.Hipotesis Periode Kritis tentang Efek Estrogen pada Kognisi Hipotesis "periode kritis" dari terapi hormon menyatakan bahwa ada

jeda yang penting setelah menopause dimana terapi hormon harus

dimulai agar memiliki efek menguntungkan. Responsifisitas otak terhadap

estrogen bisa jadi akan berkurang setelah lama tidak terpapar terhadap

steroid. Lebih lanjut lagi, begitu struktur otak dibiarkan terlalu lama tanpa

estrogen, terapi hormon malah mungkin akan lebih merugikan. Satu

tinjauan kepustakaan oleh Maki di tahun 2013 menyimpulkan literatur

klinis yang ada saat ini termasuk berbagai penelitian observasional dan uji

(20)

hormone pada luaran kognisi dan hasilnya mendukung hipotesis periode

kritis.41,54,55,56

Konsekuensi kognitif dari menopause yang disebabkan oleh

ooforektomi bilateral, kanker, kemoterapi, atau radiasi mungkin berbeda

dari hasil menopause alami. Segera setelah ooforektomi, satu uji coba

jangka pendek kecil menunjukkan bahwa terapi estrogen dapat

meningkatkan atau mempertahankan memori episodik. Selain itu,

ooforektomi pada usia relatif muda dikaitkan dengan peningkatan risiko

gangguan kognitif atau demensia nanti dalam hidup.57

Gambar 3. Mekanisme Reseptor Estrogen. Model hipotesis yang melibatkan tindakan di ERα dimana paparan sebelumnya untuk

(21)

Gambar 3 menunjukkan model yang dihoptesis melibatkan kerja

ERα dan ERβ dimana pemaparan sebelumnya terhadap estradiol dapat

mempengaruhi ingatan sampai melapaui masa pemaran estradiol. Kadar

estradiol pada masa midlife akan meningkatkan kadar reseptor estrogen alfa pada hipokampus. Kadar estrogen ini akan bertahan bahkan sampai

melewati masa pemaparan terhadap estrogen. Peningkatan pool reseptor

estrogen alfa memungkinkan untuk: (1) insulin-like growth factor-1 (IGF-1)

untuk bekerja pada reseptornya dan mengaktivasi kaskade penghantaran

sinyal intraselular. Kerja yang melibatkan satu atau kedua kaskade

penghantaran sinyal ini akan berpuncak pada fosforilasi (P) dan aktivasi

ERα pada promoter yang mengandung elemen respon estrogen (ERE).

Hal ini memungkinkan untuk peningkatan transkipsi yang dimediasi oleh

ERα yang mempengaruhi kadar gen dan protein target yang diregulasi

oleh ERα pada hipokampus yang berakibat pada peningkatan ingatan

yang hipokampus dependant. (2) estradiol yang diderivasi dari hipokampus untuk mengaktivasi reseptor ERα yang terkait membrane,

sehingga kaskade penghantaran sinyal intraselular. Aktivasi ini dapat

berefek cepat pada ingatan dan juga dapat berpuncak pada fosforilasi dan

aktivasi nucleus ERα.40

Hogervorst et al pada tahun 2004 yang meneliti tentang kadar

serum estradiool dan testosterone dan hubungannya dengan kemampuan

dan kognitif pada 145 wanita lanjut usia yang sehat. Hasilnya

menunjukkan bahwa recall verbal secara signifikan berhubungan (p<0.01)

(22)

Data dari Melbourne Women’s Midlife Health Project, suatu

penelitian cross sectional berbasis populasi di tahun 2000 yang meneliti

tentang hubungan status menopause dan terapi hormonal terhadap

ingatan verbal pada kelompok usia tersebut, melaporkan efek dari

pemaparan estrogen pada recall verbal segera maupun tertunda. Hasilnya

menunjukkan bahwa pengguna yang memakai terapi hormonal sebelum

haid terakhirnya dijumpai dengaan recall segera yang lebih baik

dibandingkan dengan yang memulai terapi hormone setelah

menopause.59

Philip, SM pada tahun 1992 menilai efek estrogen dalam suatu

penelitian acak double blind pada wanita premenopause yang harus dilakukan tindakan total abdominal histerektomi dan salfingo ooforektomi

bilateral untuk penyakit jinak. Kadar estrogen dan skor pada uji ingatan

dinilai sebelum operasi dan dua bulan setelah penatalaksanaan dengan

estradiol atau placebo. Hasilnya menunjukkan bahwa fungsi kogniitif

meningkat secara signifikan pada kelompok yang diberikan estradiol dan

menurun pada kelompok yang diberikan plasebo, yang menunjukkan

bahwa fungsi kognitif dapat dipengaruhi oleh penurunan kadar estrogen

yang tiba-tiba setelah menopause akibat tindakan pembedahan.60

Penelitian oleh Bagger di tahun 2005 yang meneliti tentang terapi

hormonal pada masa post menopause awal menunjukkan bahwa risiko

untuk terjadinya gangguan kognitif pada wanita yang menerima terapi

(23)

sampai 64 % ketika diperiksa 5-15 tahun setelah terapi hormonalnya

selesai.61

Duka T pada tahun 2000 dalam penelitiannya tentang efek

pemberian estrogen pada kognisi wanita usia lanjut yang sehat

melaporkan perbaikan yang signifikan pada kemampuan belajar dan

ingatan pada kelompok yang diberikan estrogen.62

2.5. Menopause dan Fungsi Kognitif

Menopause menandai akhir dari fungsi ovarium yang spontan dan

kehidupan reproduksi wanita. Perubahan endokrin yang terjadi pada saat

menopause mencakup perubahan yang perlahan kadar estrogen selama

beberapa tahun, yang akan jatuh sampai kadar pada masa pasca

menopause. Perubahan kadar estrogen ini telah dispekulasi merupakan

penyebab meningkatnya laporan keluhan ingatan selama periode ini.

Untuk mendukung hal ini, bukti eksperimental menunjukkan bahwa

estrogen memiliki efek neuroprotektif dan neurotropik dan, setelah

menopause, proses atrofi otak ternyata lebih cepat pada wanita

dibandingkan pria. Walaupun masih diperdebatkan, hubungan positif

antara kadar estrogen endogen dan fungsi kognitif telah dilaporkan, dan

penambahan estrogen melalui penatalaksanaan hormonal (HT) dapat

membantu mengurangi penurunan fungsi kognitif dan risiko demensia

pada wanita pasca menopause.63

Defisiensi estrogen pada masa menopause meningkatkan radikal

(24)

seluruh sel yang dipengaruhi oleh enzim katalase. Dengan adanya

estrogen, kelompok hidroksil pada estrogen tersebut dijumpai dengan

kapasitas antioksidan yang kuat yang dapat mencegah stress oksidatif.

Defisiensi estrogen dapat berakibat pada banyaknya keluhan yang

dijumpai setelah menopause yang dapat berakibat pada terpengaruhnya

kualitas hidup, termasuk fungsi kognitif wanita tersebut. Penelitian yang

dilakukan oleh Siregar MF et al di tahun 2015 tentang perubahan kadar

enzim katalase antara wanita menopause dan wanita reproduktif

menunjukkan bahwa kadar enzim katalase meningkat pada wanita

menopause.64

Wanita yang telah dilakukan ovariektomi sebelum onset

menopause alami (menopause akibat tindakan pembedahan) akan

mengalami penurunan kadar estradiol yang tiba-tiba. Beberapa penelitian

telah menemukan penurunan performa kognitif yang signifikan pasca

pembedahan, namun laporan yang membandingkan fungsi kognitif pada

wanita dengan menopause pasca pembedahan terhadap wanita dengan

menopause alami masih saling bertentangan. Hal ini mungkin efeknya

yang sifatnya sementara atau bahwa usia pada saat menopause terjadi

merupakan faktor yang lebih penting. Dalam satu penelitian usia pada

saat menopause pasca pembedahan secara langsung berhubungan

dengan performa ingatan verbal sementara penelitian yang lain

melaporkan bahwa menopause pasca pembedahan yang terjadi setelah

(25)

Dalam satu penelitian oleh Whalley J. L tentang usia pada saat

menopause alami dan fungsi kognisi, disimpulkan bahwa usia pada saat

menopause alami berhubungan dengan IQ dan status performa pada uji

kemampuan kognitif pada usia 65 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Richards et al pada tahun 1999 tentang fungsi kognitif

selama rentang kehidupan dan waktu terjadinya menopause alami yang

menunjukkan bahwa berbedanya kemampuan mental pada masa

anak-anak berkontribusi pada berbedanya usia pada saat menopause. Usia

saat menopause alami dikaitkan dengan IQ anak-anak yang lebih rendah

dan kinerja yang lebih rendah pada tes kemampuan kognitif pada usia 65

tahun.66

Greendale G. A. ditahun 2011 dalam satu survey potong lintang

tentang menopause dan fungsi kognitif menyimpulkan bahwa masa

perimenopause kemungkinan memiliki efek kontemporer disamping juga

jangka panjang pada fungsi kognitif. Pengaruh kontemporer masa

perimenopause terhadap kognisi tampaknya bersifat sementara (terjadi

hanya pada masa perimenopause) dan tidak terlalu jelas. Adanya gejala

pada masa transisi menopause dapat secara tidak langsung memediasi

(26)

Tabel 1. Mild Cognitive Impairment (MCI) definisi dan variasi nya.67

2.6. Minnesota Multiphasic Personality Inventory - Lie Scale (Skala L-MMPI)

Skala L-MMPI merupakan bagian dari skala validitas MMPI

(Minnesota Multiphasic Personality Inventory) yang diisi untuk menilai

kejujuran. Skala ini mencakup 15 butir pertanyaan yang harus dijawab

“Ya” atau “Tidak”. Skor diambil dari jumlah jawaban ”tidak” yang harus < 5.

(27)

Skala L MMLPI

Petunjuk : Berilah tanda (x) pada kolom jawaban (ya) bila anda setuju dengan pernyataan ini, atau bila anda merasa bahwa pernyataan

ini berlaku bagi atau mengenai anda. Sebaliknya berilah tanda

(x) pada kolom jawaban (tidak) bila anda tidak setuju dengan

pernyataan ini atau bila anda merasa pernyataan ini tidak

berlaku atau tidak mengenai anda.

Pernyataan : Ya Tidak

1. Sekali-sekali saya berfikir tentang hal-hal

yang buruk untuk diutarakan. ( ) ( )

2. Kadang-kadang saya merasa ingin mengumpat

atau mencaci maki ( ) ( )

3. Saya tidak selalu mengatakan yang benar ( ) ( )

4. Saya tidak membaca setiap tajuk rencana surat

kabar harian ( ) ( )

5. Saya kadang-kadang marah ( ) ( )

6. Apa yang dapat saya kerjakan hari ini kadang-

kadang saya tunda sampai besok ( ) ( )

7. Bila saya sedang tidak enak badan kadang-

kadang saya mudah tersinggung ( ) ( )

8. Sopan santun saya di rumah tidak sebaik seperti

(28)

9. Bila saya yakin tidak seorang pun melihatnya,

mungkin sekali-sekali saya akan menyelundup

nonton tanpa karcis ( ) ( )

10. Saya lebih senang menang daripada kalah dalam

suatu pertandingan ( ) ( )

11. Saya ingin mengenal orang-orang penting karena

dengan demikian saya merasa menjadi lebih

penting juga ( ) ( )

12. Saya tidak selalu menyukai setiap orang yang

saya kenal ( ) ( )

13. Kadang-kadang saya mempergunjingkan orang

lain (gosip) ( ) ( )

14. Saya kadang kadang memilih orang-orang yang

tidak saya kenal dalam suatu pemilihan ( ) ( )

15. Sekali-sekali saya tertawa juga mendengar lelucon

porno ( ) ( )

2.7. Informant Questionnaire on Cognitive Decline in the Elderly (IQCODE)

Informant Questionnaire on Cognitive Decline in the Elderly

(IQCODE) meruapakan kuesioner yang digunakan untuk menilai

gangguan kognitif pada orang yang berusia lanjut. Skor yang diperoleh

(29)

dengan 26 (versi yang panjang) atau 16 (versi yang panjang) untuk

memberikan skor dari 1 sampai 5.69,70

Kuesioner ini memiliki tingkat keandalan yang tinggi dan mengukur

satu faktor umum tunggal untuk penurunan kognitif. Uji ini secara valid

mencerminkan penurunan kognitif dari masa lalu, memberikan hasil valid

yang sama untuk demensia, dan berkorelasi dengan sebagian besar tes

kognitif, khususnya tes yang mengukur gangguan pada sejumlah

kemampuan dan tes yang mengukur kemampuan yang menurun sering

dengan penuaan atau akibat demensia (memori episodic dan kecepatan

mental). Salah satu kekuatan yang khusus dibandingkan dengan uji

skrining kognitif adalah bahwa IQCODE tidak dipengaruhi oleh tingkat

(30)

KUESIONER TENTANG PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF (SHORT IQCODE)

Sekarang kami ingin Anda mengingat seperti apa Anda sebelum

menopause dan membandingkannya dengan keadaan saat ini.

Dibawah ini adalah keadaan/situasi dimana orang harus

menggunakan ingatan/ kecerdasan dan kami ingin anda mengetahui

apakah terjadi perbaikan, tetap sama, atau memburuk sebelum

menopause. Catatlah hal-hal yang penting kemudian bandingkanlah

sebelum menopause. Maka, jika menopause anda selalu lupa meletakkan

barang-barang anda dan hingga kini masih seperti itu, maka dapat

dikatakan ”tidak banyak mengalami perubahan”. Silahkan, kenalilah

perubahan-perubahan yang telah anda teliti dengan memberi tanda

(31)
(32)
(33)

5 = Banyak Membaik

Interpretasi hasil skor:

< 3,00 (Improvement)

3,00 (No change)

3,01-3,5 (Slight decline)

3,51-4,00 (Moderate decline)

4,01-5,00 (severe decline)

< 3,00 (Improvement)

Jumlah semua hasil pertanyaan diatas

Jumlah pertanyaan = 16

(34)

2.7. Kerangka Teori

MENOPAUSE

HIPOFISIS ANTERIOR

FSH

OVARIUM

ESTRADIOL

GEJALA PSIKOLOGIS:

Depression, irritable, anxious, exhausted

SOMATO-VEGETATIVE SYMPTOM

Sweating/flush, Sleeping disorder, Joint and muscle complaint, Cardiac complaint

NEUROLOGICAL UROGENITAL

SYMPTOM:

Urinary problem, Sexual problem, Vaginal

dryness

COGNITIVE

(35)

2.8. Kerangka Konsep

Variabel Bebas (independen) Variabel Tergantung (dependen) KADAR ESTRADIOL

SERUM WANITA MENOPAUSE

Gambar

Gambar 1. Hormon-Hormon yang Dapat Berpengaruh Terhadap
Gambar 2. Skema Mekanisme Genom untuk Meningkatkan Memori
Gambar 3. Mekanisme Reseptor Estrogen. Model hipotesis yang

Referensi

Dokumen terkait

a. Pastikan bahwa media dan/atau APE yang akan digunakan dalam pembelajaran, sudah tersedia sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian, baik ketersediaan jenis maupun

Penulisan ilmiah ini menjelaskan mengenai perancangan program aplikasi pendaftaran dan pembayaran siswa SLTP Harjamukti dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0

Pembuatan Penulisan Ilmiah ini menggunakan Aplikasi software Visual Basic 6 dengan Ms.Access 2003 sebagai aplikasi datbasenya.Data-data diambil langsung dari lokasi penelitian

2015, yang dibentuk berdasarkan Keputusan Karo Sarpras Polda Bali selaku Kuasa Pengguna Anggaran Nomor : Kep/08/XII/2014 tanggal 30 Desember 2014 tentang Penunjukan dan

Dari penjelasan tersebut diatas, Penulis mengambil kesimpulan bahwa bila proses pendaftaran siswa dan penyimpanan datanya dilakukan dengan sistem manual memiliki beberapa

Kepada peserta Pelelangan yang keberatan, diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan khususnya mengenai ketentuan dan prosedur yang telah ditentukan dalam dokumen

Dalam Penulisan Ilmiah ini bertujuan untuk membuat situs BAND INDI'E yang yang dapat digunakan sebagai sarana Promosi dan informasi tentang BAND INDI'E dengan cepat, karena

[r]