• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Musabbihin Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Musabbihin Medan Tahun 2015"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan klasifikasi World Health Organization dalam majalah Komunitas (2008), status gizi anak dibagi dalam empat tingkatan, yaitu underweight, batas normal, overweight, dan obesitas. Overweight dan obesitas termasuk kelebihan berat badan. Kasus kelebihan berat badan pada anak-anak terus mengalami peningkatan dan telah menjadi masalah kesehatan karena dapat menimbulkan berbagai penyakit fisik, gangguan metabolisme tubuh dan gangguan konsep diri (Palilingan, 2008).

Kejadian yang penting dalam pubertas adalah timbulnya haid yang pertama kali (menarche). Menarche merupakan gejala pubertas yang lambat. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara (thelarce), kemudian tumbuh rambut kemaluan (pubarche) dan rambut pada ketiak. Barulah kemudian terjadi menarche, dan sesudah itu haid terjadi secara siklik ( Prayogo, 2008).

(2)

2

Di Asia seperti Hongkong dan Jepang umur rata-rata menarche remaja putri adalah 12,2 dan 12,38 tahun (Karapanou, 2010). Di Indonesia, umur termuda menarche pada remaja putri adalah 9 tahun dan umur tertua menarche pada remaja putri adalah 18 tahun. Kebanyakan remaja putri di Indonesia mengalami menarche pada usia 12 tahun (31,33%), usia 13 tahun (13,30%), dan pada usia 14 tahun (18,24%). Umur rata-rata menarche terendah terdapat di Yogyakarta 12,45 tahun dan tertinggi di Kupang 13,86 tahun (Batubara, 2010).

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Musabbihin Medan tahun 2015, didapatkan rata-rata usia menarche remaja putri 11 tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan usia rata-rata menarche di banyak tempat.

Terdapat beberapa faktor yang terbukti berhubungan dengan usia menarche, salah satunya adalah berat badan. Menurut hasil penelitian Koo (2001) terdapat hubungan yang kuat dan konsisten antara berat badan dengan usia menarche. Menurut Mundell (2005), disebutkan bahwa obesitas pada anak perempuan membantu timbulnya pubertas dini. Timbulnya pubertas tersebut ditandai dengan terjadinya menarche (Soetjiningsih, 2004). Dampak terjadinya menarche dini antara lain terhambatnya pertumbuhan, stress emosional dan peningkatan resiko terjadinya kanker payudara ( Halim, 2008) serta meningkatnya penyakit menular seksual (PMS) dan kehamilan yang tidak disengaja (Martaadisoebrata, 2005).

Faktor lain yang berhubungan dengan kejadian menarche dini adalah persen lemak tubuh. Santrock (2007) menyatakan bahwa terjadinya menarche dipengaruhi oleh persen lemak tubuh dikaitkan dengan berat tubuh total. Menurut hasil penelitian, menarche pada remaja putri terjadi bila persen lemak tubuhnya mencapai minimal 17 persen.

(3)

3

mempengaruhi terjadinya menarche baik dari faktor terjadinya menarche, adanya keluhan-keluhan selama menarche maupun lamanya hari menarche. Wanita remaja secara psikologi yang pertama kali akan mengeluh rasa nyeri, perutnya terasa pegal dan kurang nyaman. Tetapi ada juga remaja yang tidak merasakan hal itu, dan itu semua karena asupan gizi yang edekuat. Gizi kurang atau terbatas akan mempengaruhi pertumbuhan fungsi organ tubuh, yang akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan mengakibatkan gangguan pada haid, tetapi akan berangsur baik bila asupan makanan bernutrisi baik (Proverawati, 2009). Untuk mengukur status gizi dapat menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) menurut umur (Rocha, 2003).

Winarno (2009) menyatakan, “Tingkat obesitas pada tahun 2007 di Indonesia ditemukan 19,1 persen dari populasi penduduk. Jumlah ini meningkat dari 9,1 persen pada tahun 2005”. Kelebihan berat badan pada anak dipengaruhi oleh penumpukan lemak dalamjaringan adiposa. Kelebihan lemak disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, pola makan,pola aktifitas dan faktor psikologis (Soetjiningsih, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan rata-rata usia menarche pada remaja putri. Hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada siswi kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Musabbihin Medan didapatkan usia rata-rata menarche 11 tahun, dan sudah ada siswi kelas 4 yang mengalami menarche. Berdasarkan survei pendahuluan dan ditunjang oleh berbagai penelitian yang menyatakan bahwa terjadi penurunan usia menarche berhubungan dengan status gizi, sehingga penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian di SD tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

(4)

4

1.3. Tujuan Penelitian

1. Umum

a. Menganalisis hubungan status gizi dengan usia menarche lebih awal pada siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Musabbihin Medan 2. Khusus

a. Mendeskripsikan status gizi pada siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Musabbihin Medan

b. Mendeskripsikan usia terjadinya mena rche pada siswi SD Islam Shafiyyatul Amaliyyah Medan

c. Menganalisis hubungan status gizi dengan usia terjadinya menarche berdasarkan kategori status gizi

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Memberi masukan kepada pusat kesehatan masyarakat untuk melakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja dan status gizi anak masa sekarang serta memberlakukan pola hidup sehat sejak dini.

2. Menjelaskan bahwa konsumsi nutrisi keseharian mempengaruhi proses tumbuh kembang anak seperti usia menarche.

3. Memberikan penyuluhan kepada remaja bahwa status gizi mempengaruhi usia menarche.

4. Peneliti dapat mengobservasi bagaimana status gizi dapat mempengaruhi usia menarche pada anak-anak di Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Pada akhirnya good governance dalam implementasi REDD menghendaki seluruh pihak yang terkait untuk tanggap terhadap permasalahan tenure masyarakat atas lahan pada

[r]

Sakti), serta Pihak Kemenhut juga dengan cepat membentuk Tim Monitoring (SK. Dirjen BUK SK.04/ VI-BUHT/2012), tetapi tidak segera cepat menjawab keputusan akhirnya, dan ini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan tepung terigu dan tepung sukun memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar

Demikian Pengumuman Ini disampaikan untuk diketahui dan dipergunakan

Burung Kepodang cukup dikenal dalam budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah, selain hanya karena Burung Kepodang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah, Burung Kepodang juga

 Data Berkala (Data Deret waktu) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan atau

Penulis memilih judul âPembuatan jaringan remote desktop connectionâ pada Penulisan Ilmiah ini, dikarenakan pengguna komputer di PT.German Center kesulitan dalam memindahkan data