ii ABSTRAK Ramia Syuhada* Dr.Edi Ikhsan,S.H.,M.Hum** Syamsul Rizal,S.H.,M.Hum***
Pada umumnya perjanjian berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba dipertemukan melalui kesepakatan.Melalui perjanjian perbedaan tersebut diakomodir dan selanjutnya dibingkai dengan perangkat hukum sehingga mengikat para pihak. Dalam perjanjian, pertanyaan mengenai sisi kepastian dan keadilan justru akan tercapai apabila perbedaan yang ada di antara para pihak terakomodir melalui mekanisme hubungan perikatan yang bekerja secara seimbang. Suatu kontrak atau perjanjian harus memenuhi syarat sahnya perjanjian, yaitu kata sepakat, kecakapan, hal tertentu dan suatu sebab yang halal, maka suatu perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang membuatnya
Kajian dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang bagaimana proses terjadinya perjanjian sewa, isi dan konsekuensi dari perjanjian sewa sampai dengan apabila terjadi wanprestasi bagaimana mengatasi dan melakukan upaya agar tidak terjadi perselisihan di antara para pihak.
Hasil Penelitian mengenai Perjanjian Sewa Tanah Perkebunan Kelapa Sawit di Bagan Batu akan menggambarkan bagaimana tahapan, proses berlangsungnya perjanjian itu dilakukan, sehingga diharapkan dapat bekerja sama lebih baik lagi dimasa yang akan datang dalam perjanjian sewa yang lain yang mungkin dilakukan oleh para pihak. Karena hanya bisa berupaya untuk mengurangi resiko terjadinya wanprestasi seminimal mungkin. Aturan dan kebijakan seharusnya sudah dapat diperbaharui mengingat dinamika kehidupan dan aktifnya perkembangan di dunia perkebunan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Kata Kunci: Perjanjian, Sewa, Tanah Perkebunan Sawit, Wanprestasi,
*Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
**Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ***Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara