• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risiko terjadinya Obstructive Sleep Apnea (OSA) pada sopir Angkutan kota ditinjau dari Indeks Massa Tubuh, Lingkar Leher, dan Usia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Risiko terjadinya Obstructive Sleep Apnea (OSA) pada sopir Angkutan kota ditinjau dari Indeks Massa Tubuh, Lingkar Leher, dan Usia"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

RISIKO TERJADINYA OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) PADA SOPIR ANGKUTAN KOTA DITINJAU DARI INDEKS MASSA TUBUH,

LINGKAR LEHER, DAN USIA

Oleh:

HELVINA SIAHAAN 110100035

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

RISIKO TERJADINYA OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) PADA SOPIR ANGKUTAN KOTA DITINJAU DARI INDEKS MASSA TUBUH,

LINGKAR LEHER, DAN USIA

KARYA TULIS ILMIAH

“Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh:

HELVINA SIAHAAN 110100035

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Risiko terjadinya Obstructive Sleep Apnea (OSA) pada sopir angkutan kota ditinjau dari Indeks Massa Tubuh, Lingkar leher, dan Usia

NAMA : Helvina Siahaan NIM : 110100035

Pembimbing Penguji

(dr. Aliandri, Sp. THT-KL) (dr. Kiki Mohammad Iqbal, Sp.S) NIP : 19660309 200012 1 007 NIP : 19771005 200312 1 002

Medan, 19 Januari 2015 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Pendahuluan : Profesi sebagai sopir angkutan umum berisiko tinggi mengalami kecelakaan lalu lintas. Sopir angkutan umum mengalami rasa mengantuk pada siang hari sekitar 15.3 % yang dikaitkan oleh tanda prediktif kecelakaan lalu lintas. Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan oleh suatu ganguan tidur atau disebut Obstructive Sleep Apnea (OSA). Peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT), usia dan lingkar leher berhubungan dengan peningkatan risiko OSA. Untuk itu, penelitian ini dilakukan guna mencari tahu risiko tinggi terjadinya OSA berdasarkan IMT, lingkar leher dan usia pada sopir angkutan umum.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross- sectional yang dilakukan pada 46 sopir angkutan kota 130. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara dengan instrument kuesioner Berlin. Kuesioner tersebut berisi 10 gejala OSA, pengukuran IMT dan lingkar leher. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58.7 % dari total responden berisiko tinggi terjadinya OSA. Berdasarkan kelompok IMT yang berisiko tinggi terjadinya OSA adalah kelompok Obese II (23.9%). Kelompok lingkar leher <40 cm berisiko tinggi terjadinya OSA (39.1%) dan kelompok usia yang berisiko tinggi terjadinya OSA adalah usia 36-45 tahun (21.7%).

Kesimpulan : Pada penelitian ini ditemukan bahwa sebanyak 58.7% sopir angkutan kota mengalami risiko tinggi terjadinya OSA.

(5)

ABSTRACT

Introduction: Profession as a public transport drivers are at high risk of traffic accidents. Public transport drivers experience drowsiness during the day around 15.3% are linked by signs predictive traffic accidents. The condition may be caused by sleep disorder called Obstructive Sleep Apnea (OSA). Increased Body Mass Index (BMI), age and neck circumference is associated with increased risk of OSA. To that end, research was conducted to find out the high risk of OSA based on BMI, neck circumference and age on public transport drivers.

Methods: This study is a descriptive cross-sectional design conducted in 46 urban transport driver in district 130. The data was collected through interviews with the Berlin questionnaire instrument. The questionnaire contains 10 symptoms of OSA, BMI and neck circumference measurement.

Results: The results showed that 58.7% of the total respondents high risk of OSA. Based on BMI groups at high risk of the occurrence of OSA is Obese group II (23.9%). Group of neck circumference <40 cm high risk of the occurrence of OSA (39.1%) and the high-risk age group is 36-45 age occurrence of OSA (21.7%).

Conclusion: This study found that as many as 58.7% of city transport driver experiencing a high risk of OSA.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Risiko terjadinya Obstructive Sleep Apnea (OSA) pada sopir Angkutan kota ditinjau dari Indeks Massa Tubuh, lingkar leher, dan usia” tepat waktu. Penulisan karya tulis ilmiah ini ditujukan sebagai tugas akhir dalam pemenuhan persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis mengakui adanya kekurangan dalam tulisan ini sehingga karya tulis ilmiah ini tidak mungkin disebut suatu karya yang sempurna. Kekurangan dan ketidaksempurnaan tulisan ini tidak lepas dari berbagai rintangan dan halangan yang selalu datang baik secara pribadi pada penulis maupun dalam masalah teknis pengerjaan. Penulis rasakan semua itu sebagai suatu ujian dan pengalaman dalam kehidupan penulis yang kelak dapat memberi manfaat di kemudian hari.

Oleh karena kekurangan pada diri penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, semua tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD, KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Aliandri, Sp.THT-KL, selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu yang banyak dan memberikan masukan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

(7)

5. dr Yahwardiah Siregar, Ph.D, selaku Dosen penguji II yang telah memberikan petunjuk serta nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.

6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga penulisan karya tulis ilmiah ini. 7. Seluruh responden sopir angkutan kota 130 medan yang telah banyak

membantu secara sukarela meluangkan waktunya untuk diwawancarai mengenai gejala OSA sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

8. Rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga kepada orang tua tercinta, B. Siahaan dan B. Hutajulu serta kepada abang-abang, kakak dan adik kandung penulis, Julian Sandri Bornox Siahaan, Sumarni Siahaan S. Pd, Davit Siahaan, dan Friska Lismawati Siahaan yang telah memberikan dukungan materi dan moril selama pengerjaan karya tulis ilmiah ini serta untuk doanya terhadap penulis yang selalu menguatkan penulis untuk tetap bersandar dan percaya akan rencana Tuhan yang indah pada waktunya.

9. Sahabat-sahabat tersayang penulis, Yenny Paramitha Aruan, Sona Anggrani, Marfiratur Rahmah Zega, Shera Adila, Yessi Elenda Siregar dan teman- teman stambuk 2011 lainnya. Terima kasih buat persahabatan, perhatian dan motivasi yang diberikan kepada penulis khususnya buat Naomi Pariama Hutapea yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

(8)

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan, maka penulis memohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan karya tulis ilmiah ini dari berbagai pihak.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 09 Desember 2014

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Konsep Tidur ... 5

2.1.1. Definisi ... 5

2.1.2. Fisiologi ... 5

2.1.3. Sistem Pernapasan saat tidur ... 7

2.2. Obstructive Sleep Apnea (OSA) ... 8

(10)

2.3. Pengukuran Risiko menderita OSA ...18

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……... 20

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ...20

3.2. Definisi Operasional ...20

BAB 4 METODE PENELITIAN………23

4.1. Jenis Penelitian ...23

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...23

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...23

4.3.1. Populasi Penelitian ...23

4.3.2. Sampel Penelitian ...23

4.4. Metode Pengumpulan Data ...25

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...26

4.5.1. Metode Pengolahan Data ...26

4.5.2. Metode Analisis Data ...26

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...27

5.1. Hasil Penelitian ...27

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian...27

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ...28

(11)

1

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh 21

3.2. Kategori usia 22

5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 30

Berdasarkan Usia

5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 30 Berdasarkan IMT

5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan 31 Riwayat Hipertensi dan Risiko Menderita OSA 5.4. Kelompok IMT, lingkar leher dan usia terhadap 32

(12)

2

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Saluran napas atas normal dibandingkan 11

dengan penderita mendengkur

2.2. Berlin Questionnaire (BQ) 19

(13)

3

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Kuesioner Berlin

Lampiran 3 Lembar Penjelasan

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 5 Tabel Frekuensi

Lampiran 6 Crosstabs

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian

Lampiran 8 Ethical Clearance

Referensi

Dokumen terkait

TL 4097 Kakpita Selekta Infras/AS RK-S2 TL5260 Perencanaan Lingk.. Air &amp;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Bantul tentang Penyelenggaraan Tanggung Jawab

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Dari perhitungan tersebut juga terlihat bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea

Kesimpulan dari penelitian Putz-Bankuti et al ini yaitu terdapat hubungan signifikan dari 25(OH)D dengan derajat disfungsi hati dan memberi kesan bahwa rendahnya kadar

nah bu misalkan waktu senggang, menunggui anak kaya ini kan bu waktu senggang adalah ibadah lain yang pian lakukan, misalnya pian duduk menunggui bedzikir kah

Selanjutnya Steers dan Porter (1983) menyatakan bahwa timbulnya loyalitas kerja dipengaruhi oleh faktor- faktor : (a) karakteristik pribadi, meliputi usia, masa kerja,