• Tidak ada hasil yang ditemukan

Home Industry Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Home Industry Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

Teori adalah separangkat konsep, asumsi dan generalisasi yang dapat digunakan

untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dan sebagainya dalam berbagai

usaha. Sebelum malakukan penelitian lebih lanjut, seorang peneliti harus menyusun

suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir (Sugiyono,2006:55)

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam kerangka teori ini penulis akan

mengemukakan teori, gagasan, pendapat yang akan dijadikan acuan landasan berfikir.

Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.1 Home Industry

Defnisi usaha di rumah adalah rumah tinggal yang merangkap tempat usaha,

baik itu berupa usaha jasa, kantor hingga perdagangan, semula pelaku home industry

yang memilih desain ini adalah kalangan entrepreneur dan profesional, namun

sekarang mulai meluas pada kalangan umum, namun memiliki lokasi yang strategis

untuk tempat usaha berkembangnya jenis rumah ini tidak terlepas dari

berkembangnya virus enterepreneur/kewirausahaan sebagai membuka pola pikir ke

depan masyarakat sebagai tempat tinggal namun lebih luas lagi yaitu sebagai tempat

mencari penghasilan. (http:www:usaha rumahan)

Menurut Mudrajad Kuncoro, industri kecil dan rumah tangga (IKRT) memiliki

(2)

dan daya serapnya terhadap tenaga kerja, namun lemah dalam meyumbang nilai

tambah (Jamiko,2004:62)

2.1.1 Karakteristik Home Industry

Karakteristik atau ciri-ciri usaha kecil meliputi:

1. Dikelola oleh pemiliknya

2. Usaha dilakukan dirumah

3. Produksi dan pemasaran dilakukan di rumah pemilik usaha

4. Modal terbatas

5. Jumlah tenaga kerja terbatas

6. Baerbasis keluarga atau rumah tangga

7. Lemah dalam pembukuan

8. Sangat diperlukan manajemen pemilik

2.1.2 Jenis-Jenis Usaha

Secra umum usaha kecil bergerak dalam 2 (dua) bidang, yaitu bidang perindustrian

dan bidang perdagangan barang dan jasa. Menurut keppres No.127 tahun 2001,

adapun bidang/jenis usaha yang terbuka bagi usaha kecil di bidang industri dan

(3)

1. Industri makanan dan minuman olehan yang melakukan pegawaten dengan proses

persaingan, penggaraman, pemanisan, pengasapan, pengeringan, perebusan,

penggorengan dan fermentasi dengan cara-cara tradisonal.

2. Industry pemyempurnaan barang dari serat alam maupun serta buatan menjadi

benang bermotif/celup dan di ikat dengan menggunkan alat yang digunakan oleh

tangan.

3. Industri teksil meliputi pertenunan, perajutan, pembatikan, dan pembordiran, atau

alat yang digerakkan tangan termasuk batik, peci, kopiah.

4. Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan

5. Industri perkakas tangan yang di proses secara manuala atau semi mekanik untuk

pertukangan dan pemotongan.

6. Industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan,

proses produksi, pemanenan, pasca panen dan pengelolahan, kecuali cangkul dan

sekop.

7. Industri barang dari tanah liat, baik yang diglasir maupun yang tidak diglasir untuk

keperluan rumah tangga.

8. Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan yang meliputi otomotif, elektronik dan

(4)

9. Industri kerajinan yang memiliki kekayaan khasanah budaya daerah, nilai seni

yang menggunakan bahan baku alamiah mapun imitasi.

2.1.3 Landasan Hukum Usaha Kecil

Adapun yang menjadi landasan hukum usaha kecil adalah sebagai berikut:

1.Kegiatan usaha industri ataupun perdagangan di Indonesia diatur oleh UU

No.1 tahun 1985.

2.Untuk usaha kecil industri diatur oleh UU No. 9 Tahun 1995.

3.Bentuk badan Hukum Usaha Industri dan perdagangan diatur dalam UU No. 1

Tahun 1985 tentang Perseroan Terbatas.

4.Perijinan usaha kecil dan menengah dan besar khusus industri tertuang dalam

surat Keputusan mentri Perindustrian dan Perdagangan dan tanda daftar

industri.

5.Tata cara perajinan usaha perdagngan diatur dalam Surat Keputusan Mentri

Perindustrian dan Perdagngan No. 591/MPP/Kep/99 tentang tata cara

pemberian Surat Izin Usaha Perdagngan (SIUP).

2.1.4 Alasan Lain Pertumbuhan Bisnis Berbasis Rumahan

1. Teknologi komputer telah meyeimbangkan lapangan persaingan,

memungkinkan bisnis berbasis rumahan untuk terlihat dan bertindak seperti

(5)

assistant (PDA), dan teknologi lainnya sedemikian terjangkau, sehingga

mendirikan sebuah bisnis menumbuhkan investasi awal yang jauh lebih kecil

dibandingkan sebelumnya.

2. Perampingan korporat telah membuat para pekerja menyadari tidak adannya

jaminan pekerjaan, dan meyebabkan banyak orang mendirikan ventura

mereka sendiri.

3. Sikap sosial telah berubah. Wirausaha sebelum memulai usahanya para pelaku

home industry membuat pertanyaan-pertayaan yang diajukan kepada pelaku

usaha yang lebih dahulu menekuni home industry dan dari jawaban mereka

pelaku home industry yang baru dapat menambah informasi dari merek yang

sudah menekuni dunia usaha terlebih dahulu.

4. Hukum pajak yang sekarang diberlakukan lebih mempermudah para pelaku

home industry dibandingkan hukum pajak dan peraturan pajak yang dahulu.

2.1.5 Tantangan-Tangan Dalam Home Industry

1. Mendapatkan pelnggan baru. Mendapatkan pelanggan baru tanpa melalui

media promosi home industry juga mendapat kendala bahkan ancaman,

dengan kata lain perlu dilakukan promosi seperti promosi melalui media

(6)

2. Mengelola waktu, karna home industry dilakukan dirumah maka

pengelolahan waktu yang baik didalam menjalankan pekerjaan dengan

tugas-tugas rumah tangga agar bisa berjalan dengan baik.

3. Memisahkan tugas kerja dan keluarga. Home industry dituntut untuk berpikir

bijak dalam pembagian waktu baik keluarga maupun persoalan usaha

walaupun yang dilakukan dirumah dalam menjalankan usahanya.

4. Mematuhi peraturan kota. Pelaku home industry lebih cermat meyikapi

perizinan usaha yang biasannya diikuti dengan keadaan lokasi bisnis yang

inggin dibangun.

5. Mengelola resiko. Wirausahawan berbasis rumahan harus meninjau polis

asurasnsi pemilik rumah mereka karena tidak semua polis mencangkup klaim

yang berkaitan dengan bisnis. Beberapa bahkan akan menhanguskan

perlindungan jika terdapat bisnis di rumah. (McHugh,2009:198)

2.2 Teori Peningkatan

Peningkatan di artikan menurut para teori ekskalasi, kejayaan, kemajuan,

kepesatan, penambahan, pertumbuhan. Dari kalimat sebelumnya mengenai arti kata

peningkatan maka teori yang paling tepat untuk menggambarkan kata didalam

peningkatan pendapatan bagi home industry adalah penambahan dan pertumbuhan

(7)

perekonomian masyarakat didalam menjalankan usaha baru yang memiliki potensi

baik didalam memperoleh keuntungan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan dalam usaha home industry:

1. Teori Konsumsi dan Tabungan dari Milton Friedmen

2. Teori Konsumsi dan Tabungan dari Franco Modigliani

3. Teori Investasi

Teori konsumsi Milton Friedmen terkenal dengan teori konsumsi Hipotesis

Pendapatan permanen (Permanent Income Hypothesis – PIH). Dalam pengertian

yang lebih sederhana pendapatan permanen maksudnya adalah konsumsi yang relatif

tetap yang dapat dipertahankan sepanjang hidup. Sejatinya Friedmen memiliki

pandangan bahwa pendapatan transitoris adalah pendapatan tidak tetap dan tidak

dipastikan jumlah di masa yang akan datang.

Teori konsumsi dan Modigliani pada dasarnya dikembangkan oleh 3 orang yaitu

Alberto Ando, Ricahrd Brumberg dan Franco Modigliani, akan tetapi yang

mendapatkan penghargaan Nobel hanyalah Modigliani karena salah satu teori

konsumsinya yang terkenal atau dikenal dengan nama “Hipotesis Daur Hidup” (Life

Cycle Hypothesis) yang menyatakan bahwa konsumsi seseorang selain dari

pendapatannya, juga bergantung pada kekayaan, hal mana kekayaan ini didapat dari

penyisihan pendapatan yang tidak dikosumsi, yaitu tabungan dan atau dari kekayaan

(8)

menghasilkan aktiva misalnya tabungan mendapatkan bunga dan pengambilan

tabungan untuk investasi.

Menurut Masbah Klasik, investasi tetap bisnis oleh kecepatan perusahaan

menyesuaikan jumlah barang dan modal mereka terhadap tingkat yang diinginkan.

Jika semakin besar output yang diharapkan maka jumlah barang modal yang

diinginkan juga akan semakin besar, demikian juga sebaliknya.

Analisi teori konsumsi Keynes bila disimak dari fungsinya memiliki 2 macam

sumber konsumsi yaitu konsumsi subsidi (konsumsi otonomi, manakalah tingkat

pendapatan=0) dan konsumsi fungsional yaitu konsumsi yang berhubungan dengan

tingkat pendapatan nasional.

Bila kita memiliki data bulanan atau tahunan yang berisikan besarnya pendapatan

dan konsumsi, maka sebenarnya kita dapat mengetahui dan menyusun suatu fungsi

konsumsi, baik dengan cara ekonometrika, atau dengan menggunakan model

matematika sederhana.

2.2.1 Teori Investasi

pada dasarnya investasi didefinisikan sebagai semua pengeluaran pada barang-barang

kapital rill. Akan tetapi, dalama bahasa sehari-hari investasi juga mencakup

pembelian aktiva. Secara umum pengeluaran investasi berkaitan dengan pengelolahan

sumber daya yang ada saat ini untuk diperoleh penggunaan atau manfaat pada saat

(9)

Keynes berpendapat bahwa pengeluaran untuk konsumsi dipengaruhi oleh

pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapat mengakibatkan semakin tinggi pola

tingkat konsumsi selain itu, pendapatan juga berpengaruh terhadap tabungan.

Semakin tinggi pendapatan, semakin besar pula tabungan karena tabungan

merupakan bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi. Walaupun pendapatan penting

perananya dalam menentukan konsumsi, peranan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan:

1) Kekayaan yang terkumpul

Sebagai akibat menapat harta warisan/tabungan yang banyak akibat usaha dimasa

lalu, maka seseorang berhasil memiliki kekayaan yang mencukupi. Dalam

keadaan seperti itu sudah tidak terdorong lagi untuk menabung lebih banyak.maka

lebih besar bagian dari pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi dimasa

sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang tidak memperoleh warisan mereka lebih

bertekat untuk menabung yang lebih banyak di masa yang akan datang.

2) Tingkat bunga

Tingkat bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari

melakukan tabungan. Rumah tangga akan berbuat lebih banyak tabungan apabila

tingkat bunga tinggi karena lebih banyak bunga yang akan diperoleh.

3) Sikap berhemat

Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan

(10)

mementingkan tabungan. Dalam masyarakat seperti itu APC dan MPCnya adalah

lebih rendah tapi ada pula masyarakat yang mempunyai kecenderungan

mengkonsumsi yang tinggi yang berdiri APC dan MPCnya adalah tinggi.

4) Keadaan Perekonomian

Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran

masyarakat berkecenderungan melakukan perbelanjaan yang lebih aktif. Mereka

mempunyai kecenderungan berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang

menabung. Tetapi dalam keadaan perekonomian yang lambat berkembangnya,

tingkat pengangguran menunjukkan tendensi meningkat, dan sikap masyarakat

dalam menggunakan uang dan pendapatanya makin berhati-hati.

(makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/teori-konsumsi-html) diakses tanggal

23/05/2013 10:17

Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran kosumsi rumah tangga

Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga:

a. Faktor-faktor ekonomi

b. Faktor-faktor Demografi (kependudukan)

c. Faktor-faktor Non-Ekonomi

A. Faktor-faktor Ekonomi

1. Pendapatan Rumah Tangga (Household Income)

Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat kosumsi.

biasanya makin baik (tinggi) tingkat pendapatan, tingkat kosumsi makin tinggi.

(11)

membeli aneka kebutuhan kosumsi menjadi makin besar. Atau mungkin juga pola

hidup makin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kuliatas yang baik.

Contoh yang amat sederhana adalah jika pendapatan sang ayah masih sangat

rendah, biasanya beras yang dipilih untuk kosumsi juga beras kelas

rendah/menegah.

2. Kekeyaan Rumah Tangga (Household Wealth)

Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga adalah kekayaan rill

(misalnya: rumah tannah dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham,

surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat meningkatkan kosumsi, karena

menambah pendaptan disposibel. Misalnya bunga deposito yang diterima tiap

bulan dan deviden yang diterima setiap tahun menambah pendapatan rumah

tangga.

3. Jumlah Barang-barang Kosumsi Tahan Lama Dalam Masyarakat

Pengeluaran kosumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh jumlah barang-barang

konsumsi tahan lama (consumers durables). Pengaruhnya terhadap tingkat

konsumsi biasa bersifat positif (menambah) dan negatif (mengurani).

Barang-barang tahan lama biasnya harganya mahal, yang untuk memperolehnya

dibutuhkan waktu untuk menabung. Apabila membelinya secara tunai, maka

sebelumnya membeli harus banyak menabung.

(12)

Keinginan pemerintah untuk mengurangi ketimpangan dalam distribusi

pendapatan ternyata akan meyebabkan bertambahnya pengeluaran kosumsi

masyarakat secara keseluruhan

B.Faktor-faktor Demograf

1. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara

meyeluruh, walaupun rata-rata perorang atau keluarga relatif rendah. Misalnya,

walaupun tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah dari pada

penduduk Singapura, tetapi secara absoulet tingkat pengeluaran konsumsi

Indonesia lebih besar dari pada penduduk Singapura. Sebab jumlah penduduk

Indonesia lima puluh kali lipat penduduk Singapura.

2. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk satu negara dapat dilihat dari berapa klasifikasi

diantarannya:

Usia (produktif dan tidak produktif), pendidikan (rendah, menegah, tinggi) dan

wilayah tinggal (perkotaan atau pendesaan).

C.Faktor-faktor Non-Ekonomi

Faktor-faktor ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi

adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya, berubahnya pola kebiasaan

makan, perubahan etika dalam tata nilai karena inggin meniru kelompok

masyarakat lain yang dianggap lebih hebat. Tidak mengherankan bila ada rumah

(13)

membeli rumah idaman. Dalam dunia nyata, sulit memilah-milah faktor apa

mempengaruhi apa, sehingga meyebabkan terjadinya perubahan/peningkatan

kosumsi. Karena itu bisa terjadi dalam kelompok masyarakat yang berpendapatan

rendah yang memaksakan untuk membeli barang-barang dan jasa yang sebenarnya

tidak sesuai dengan kemampuannya.

(anindyaditakhoirina.wordpress.com/2011/04/17/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-tingkat-kosumsi) diakses tanggal 11/07/2013 pukul 10:28

2.2.1.1 Tabungan

Pengertian tabungan menurut Undang-undang pokok perbankan No. 10 tahun

1998, pasal 1 tabungan di definisikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati,

tetapi tidak dapat ditarik dengan menggunkan Cek, Bilyet Giro dan atau alat lainnya

yang dipersamakan dengan itu.

23/05/2013 10:43

2.3 kebijakan Upah dan Pendapatan

Beberapa pikiran yang mendukung kenaikan upah (Pro-Indexation) menjelaskan

bahwa kenaikan upah akan mengurangi tingkat inflasi dan sebagai alat kontrol bagi

serikat pekerja untuk memastikan bahwa buruh akan tetap bekerja sesuai dengan

tugasnya. Sedangkan yang anti dengan kenaikan upah mengatakan justru kenaikan

(14)

penolakan laninya adalah bahwa untuk kenaikan upah akan memicu kenaikan suku

bunga. (Iskandar Putong,2009:105)

Paling umum terpantau adalah bahwa setiap tidak terpenuhinya kenaikan upah

maka pastilah produksi terhambat karena berkurangnya semangat kerja, demo dan

kecurangan dalam bekerja, selain juga semakin rendahnya kemampuan dan daya beli

kaum buruh sehingga relatif tidak akan memperbaiki keadaan perekonomian mereka.

2.3.1 Teori Adam Smith

Adam Smith memaparkan tentang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dengan memandang kepada:

1. Adanya hukum alam. Ia sangat percaya dengan prinsip bahwa hanya individu

sendirilah yang tahu akan kebutuhannya, tidak orang lain apalagi pemerintah. Ia

beranggapan bahwa adanya kekuatan (invinsible hand) meyebabkan setiap

perekonomian akan memperlakukan individu sesuai dengan harpannya. Jadi bila

semua orang dibebaskan berusaha, maka akan memaksimalkan kesejahteraan mereka

secara urutannya.

2. Peningkatan daya produktivitas tenaga kerja berhubungan dengan:

a. Meningkatkan keterampilan pekerja

b. Penghematan waktu dalam memproduksi barang

(15)

3. Proses penumpukan (akumulasi) modal. Menurutnya, proses akumulasi modal

meningkatkan seiring dengan meningkatnya tabungan dan dari tabunganlah asalnya

investasi. Dengan demikian bila pendapatan naik sementara konsumsi relatif tetap

maka tabungan akan semakin tinggi dan berdampak pada peyediaan akan semakin

banyak untuk investasi

4. Tingkat keuntungan akan semakin menurun manakalah tingkat persaingan

semakin tinggi. Padahal persaingan berasal dari kemampuan investasi yang

memajukan perekonomian. Pada masa ini tingkat suku bunga akan semakin menurun

karena meningkatnya kemakmuran, kesejahteraan dan jumlah penduduk bertambah.

Akibat dari ini maka cadangan modal semakin besar sehingga investasi semakin

murah dan akan berdampak pada semakin murahnya produksi.

5. Petani, pengusaha dan produsen adalah merupakan agen pertumbuhan dalam

perekonomian bila pertanian meningkat maka usaha industri dan perniagaan semakin

meningkat dan tentu saja akan memberikan dampak yang bagus bagi perekonomian

karena adanya rantai kebutuhan dan kepentingan.

6. Proses pertumbuhan bersifat menggumpal (mengakumulatif), setiap

peningkatan di bidang pertanian maka akan ada peningkatan dibidang industri dan

perniagaan dan seterusnya sampai terjadi kelangkaan sumber daya sehingga

(16)

2.4 Rumah Tangga Rumah Tangga

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) rumah tangga dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Rumah tangga Biasa (Ordinary Household) adalah seseorang atau sekelompok

orang yang mendiami sebagian atau seluruh berguna fisik/sensus, dan biasanya

tinggal bersama dan makan dari satu dapur.

2. Rumah Tangga Khusus (Special Household) adalah orang yang tinggal di

asrama, panti asuhan, lembaga permasayarakatan, atau rumah tahanan yang

pengurusan sehari-harinya dikelola oleh suatu yayasan atau lembaga serta

sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 10

orang atau lebih.

2.4.1 Pola Rumah Tangga

“Rumah tangga tradisional” terdiri dari suami, istri, dan anak-anak (dan terkadang

kakek-nenek). Tetapi, pada tahun 2010, hanya satu dari lima rumah tangga AS akan

terdiri dari pasangan menikah dengan anak-anak di bawah usia 18 tahun. Proyeksi

komposisi rumah tangga yang lain adalah bujangan yang hidup sendiri (27%),

keluarga dengan orang tua tunggal (8%), pasangan menikah tanpa anak dan pasangan

dengan anak sudah keluar rumah (32%), tinggal bersama orang yang bukan

(17)

Semakin banyak orang yang bercerai atau berpisah selanjutnya memilih

tidakmenikah, menunda pernikahan, atau menikah tanpa inggin mempunyai anak.

Masing-masing kelompok mempunyai kumpulan kebutuhan dan kebiasaan pembelian

yang berbeda. Sebagai contoh, orang dalam kelompok SSWD (bujangan, berpisah,

janda, cerai) memerlukan apertemen yang lebih kecil; perlengkapan, perabot,

perangkat rumah yang murah dan lebih kecil; serta kemasan makanan yang lebih

kecil. Produk seperti pangggangan (grill) George Foremen yang membidik

orang-orang yang tinggal sendirian dan menghargai kenyamanan bisa laku keras.

Pemasaran harus semakin mempertimbangkan kebutuhan khusus rumah tangga

non-tradisional, yang sekarang tumbuh semakin cepat dibandingkan rumah tangga

tradisional. Kalangan akademis dan ahli pemasaran memperkirakan bahwa populasi

gay dan lebian berkisar antara 4% dan 8% dari total populasi AS, dengan persentase

yang jauh lebih tinggi di daerah urban. Dibandingkan rata-rata konsumen AS,

responden yang mengklasifikasikan diri mereka sebagai gay memiliki rumah

peristirahatan hampir 2 kali lebih besar, kemungkinan memiliki komputer netebook 8

kali lebih besar, dan kemungkinan memiliki saham perorangan2 kali lebih besar.

Perusahaan seperti Absolut, American Express, IKEA, Procter & Gamble, dan

Subaru menyadari potensi pasar ini dan pasar rumah tangga nontradisional secara

keseluruhan. (Kotler Philip, 2009:85)

(18)

2.4.2 12 Jenis Komponen Perkiraan Kebutuhan Rumah Tangga

sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan manusia, meliputi:

1. Kesehatan, termasuk kondisi demografi

2. Makanan dan gizi

3. Pendidikan, termasuk literacy dan skill

4. Kondisi pekerjaan

5. Situasi kesempatan kerja

6. Konsumsi dan tata hubungan aggregatif

7. Pengangkutan

8. Perumahan, termasuk fasilitas-fasilitas perumahan

9. Sandang

10. Rekreasi dan liburan

11. Jaminan Sosial

12. Kebebasan manusia

(19)

2.4.3 Peran dan Fungsi Rumah Tangga

setiap rumah tangga mempunyai peran dan fungsi. Tetap secara garis besar

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Pemenuhan kebutuhan hidup, seperti bekerja untuk memenuhi pangan,

sandang, dan papan. Kegiatan belajar untuk anak, penyediaan dan

pemeliharaan pangan, sandang, papan serta kegiatan lain yang menyangkut

kebutuhan rumah tangga.

2. Administrasi, yaitu kegiatan yang menyangkut catat-mencatat, kegiatan ini

meliputi penyedian dan pengaturan catatan keuangan, kartu dan surat-surat

penting yang dibutuhkan untuk urusan anggota rumah tangga (kartu

keluarga, surat nikah, ijazah, dan sebagainya).

3. Berhubungan dengan pihak luar dari rumah tangga, yaitu kegiatan

bernegosiasi, kegiatan berhubungan antar keluarga dan kegitan sosial

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengurangi lendutan vertikal akibat beban vertikal pada struktur gedung bentang lebar digunakanlah sistem struktur lantai dengan balok grid yang disebut juga

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode Fair-Share Amount dapat digunakan pada data citra gray level sembarang karena dengan waktu eksekusi yang relatif singkat hasil yang

caducous, glabrous; sheaths 7.0 – 8.5 cm long, margin with pale brown hairs especially when young; auricles 3 mm tall, curved outward at the edge and deflexed along the sheath

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membantu diagnosa tersebut seperti klasifikasi citra CT scan tumor otak dengan metode Association Rule Mining [3], prediksi

2.Pengusaha Zenith mampu menceritakan kepada orang lain tentang bisnis atau usaha yang Setuju,sering berbagai pengalaman kepada karyawan atau suplier misalnya Sangat

Judul : Kesesuaian Antara Karakteristik Individu Dengan Karakteristik Pekerjaan Menggunakan Metode DISC (Studi Kasus Pada Hotel Citradream Semarang).. Semarang, 13

(BPKP) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis juga menyebarkan kuesioner di sana dan memproses surat ijin penelitian

Temperatur material sampah pada penelitian kedua belum dapat naik hingga optimum sehingga debit udara rendah dari 1 L/menit dinaikkan menjadi 4 L/menit dan debit