• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Radiografi Dental

Radiografi dental merupakan sarana pemeriksaan untuk melihat manifetasi oral dirongga mulut yang tidak dapat dilihat dari pemeriksaan klinis namun dapat dengan jelas terlihat gambaran seperti perluasan dari penyakit periodontal, karies pada gigi serta kelainan patologis rongga mulut lainnya. Radiologi dental menjadi pedoman untuk memaksimalkan hasil diagnostik yang terlihat dari intrepetasi gambar.1,8

Meskipun dosis paparan dari radiografi dental sangat kecil namun, dosis paparan cahaya radiasi harus diminimalisasikan seminimal mungkin untuk mengurangi akumulasi dosis paparan terhadap pasien.3

2.2 Radiografi Intraoral

Radiografi intraoral adalah radiografi yang memberi gambaran kondisi gigi dan jaringan sekitarnya dengan cara menempatkan film didalam rongga mulut pasien dan kemudian diberikan penyinaran.8 Radiografi intraoral yang secara umum sering digunakan yaitu radiografi periapikal, interproksimal/ radiografi bitewing.9

2.2.1 Radiografi Periapikal

Merupakan teknik radiografi intraoral yang dirancang untuk menunjukkan gigi secara individual dari makhota sampai akar gigi (crown and root) dimana setiap film yang dihasilkan biasanya menunjukkan dua atau empat gigi dan memberikan informasi secara terperinci mengenai tulang alveolar dan jaringan sekitarnya dengan

(2)

Indikasi radiografi periapikal adalah :

a. Untuk mendeteksi adanya infeksi atau inflamasi periapikal; b. Penilaian status periodontal;

c. Pasca trauma gigi dan melibatkan tulang alveolar; d. Dugaan adanya gigi yang tidak erupsi dan letaknya; e. Penilaian morfologi akar sebelum ekstraksi;

f. Perawatan endodontik ;

g. Penilaian sebelum dilakukan tindakan operasi dan penilaian pasca operasi apikal;

h. Mengevaluasi kista radikularis secara lebih akurat dan lesi lain pada tulang alveolar;

i. Evaluasi pasca pemasangan implan.9

Teknik yang digunakan dalam pengambilan radiografi periapikal ada dua yaitu: teknik paralleling dan bisekting.9

1.Teknik Paralleling

Teknik paralleling juga dikenal sebagai extension cone paralleling, right angle technique, long cone technique, true radiograph merupakan teknik yang paling akurat dalam pembuatan radiografi intraoral. Hal ini disebabkan karena pada teknik

parallel pelaksanaan dan standarisasinya sangat mudah dengan kualitas gambar yang dihasilkan bagus dan distorsinya kecil.10

(3)

Gambar 1. Teknik paralleling.11

Teknik paralleling bila dilakukan dengan benar akan menghasilkan gambar dengan kualitas baik, validitas yang tinggi, akurasi linier dan dimensi yang tinggi tanpa distorsi. Gambar yang dihasilkan sangat representatif dengan kondisi gigi akan sangat mudah diinterpretasikan dan dipelajari. Akan tetapi teknik ini memiliki kesulitan pada pasien dengan ukuran rongga mulut kecil pada anak-anak, pemakaian

film holder akan menggurangi kenyamanan karena mengenai jaringan sekitarnya.11

Keuntungan teknik paralleling: 1. Tanpa distorsi;

2. Gambar yang dihasilkan sangat representatif dengan gigi Sesungguhnya;

3. Mempunyai validitas yang tinggi.8,9

Kerugian teknik paralleling:

1. Sulit dalam meletakkan film holder, terutama pada anak-anak dan pasien yang mempunyai mulut kecil;

(4)

Sudut penyinaran teknik paralleling pada gigi maksilaris:

1. Insisivus sentral dan lateral, sinar tegak lurus 90º terhadap bidang film dan daerah interproksimal dari insisivus sentralis maksila;

2. Kaninus maksilaris, pusat sinar-x tegak lurus terhadap film dan sepanjang gigi. Titik datang sinar dipusatkan pada daerah sudut hidung;

3. Premolar maksilaris, pusat sinar-x tegak lurus terhadap film. Arah titik datang sinar berada dibawah pupil mata;

4. Molar maksilaris, Pusat sinar-x tegak lurus terhadap film dengan molar kedua sebagai acuan. Arah titik datang sinar berada dibawah sudut luar mata kedaerah tengah pipi.12

Sudut penyinaran teknik paralleling pada gigi mandibula :

1. Insisivus sentral dan lateral mandibula, pusat sinar-x tegak lurus terhadap film. Arah titik datang sinar pada bawah ujung hidung ke tengah dagu;

2. Kaninus mandibula, pusat sinar-x tegak lurus terhadap film. Arah titik datang sinar terletak dibawah alanasi ke sudut dagu;

3. Premolar mandibula, pusat sinar harus tegak lurus dengan sumbu panjang gigi. Arah titik datang sinar terletak pada bagian bawah pupil ke daerah tengah mandibula;

4. Molar mandibula, pusat sinar tegak lurus pada film. Arah titik datang sinar terletak pada bagian bawah sudut mata bagian luar ke daerah tengah

mandibula.12

2.Teknik Bisekting

(5)

Teknik bisekting dicapai dengan meletakkan film sepanjang permukaan lingual/ palatal pada gigi kemudian sinar-x diarahkan tegak lurus (bentuk T) ke garis imajiner yang membagi sudut yang dibentuk oleh sumbu panjang gigi dan sumbu panjang film. Akan tetapi, teknik bisekting menghasilkan gambar yang kurang optimal karena reseptor dan gigi tidak berada secara vertikal dengan sinar-x.9,10

Gambar 2. Teknik bisekting.9

Teknik sudut bisekting dicapai dengan menempatkan reseptor sedekat mungkin dengan gigi. Teknik ini memerlukan kepekaan dan ketelitian operator. Jika sudut bisekting tidak benar, perpanjangan atau pemendekan akan terjadi.6,8,10

Keuntungan teknik bisekting:

1. Dapat dilakukan tanpa film holder ;

2. Lebih nyaman karena lebih tidak mengiritasi jaringan.8,9

Kerugian teknik bisekting: 1. Sering terjadi distorsi;

2. Masalah angulasi (banyak angulasi yang harus diperhatikan).8,9

(6)

Angulasi horizontal teknik bisekting pada daerah maksila dan mandibula 1. Insisivus sentralis dan lateralis sudut penyinaran 0°;

2. Kaninus, sudut penyinaran 45°-65°;

3. Premolar 1,2 dan molar 1 sudut penyinaran 70°-80°; 4. Molar 2,3 sudut penyinaran 80°-90°.13

Angulasi vertikal teknik bisekting pada daerah maksila: 1. Insisivus 1,2 dan kaninus sudut penyinaran +40° - +50°; 2. Premolar 1,2 dan molar 1 sudut penyinaran +30° - +35°; 3. Molar 2,3 sudut penyinaran +20° - +25°.8,13

Angulasi vertikal teknik bisekting pada daerah mandibula: 1. Insisvus 1,2 dan Kaninus sudut penyinaran -15°- (-20°); 2. Premolar 1,2 dan molar 1 sudut penyinaran -10°;

3. Molar 2,3 sudut penyinaran -5° -0° - +5°.8,13

Panjang cone sesuai dengan ukuran delapan inci dapat digunakan dalam teknik bisekting. Bila radiografer ingin menggunakan long cone maka panjang long cone yang digunakan berkisar dua belas sampai enam belas inci (12-16 inch). Keuntungan memakai long cone dapat mengurangi citra pembesaran dan mengurangi distorsi serta dapat memberikan gambaran anatomi dan panjang gigi yang lebih akurat.12

2.2.2 Radiografi Interproksimal/ Bitewing

(7)

diarahkan diantara kontak dari gigi posterior dengan sudut vertikal +5º sampai +10º.11

Film dapat diposisikan secara horizontal atau vertikal tergantung pada daerah yang akan dilakukan pengambilan radiografi. Pengambilan secara vertikal biasa digunakan untuk mendeteksi kehilangan tulang sedangkan pengambilan secara horizontal biasa digunakan untuk melihat mahkota, puncak alveolar, kavitas dan keberhasilan dari hasil perawatan. Teknik bitewing juga dapat dilakukan disegmen anterior.11

Gambar 3. Bite tab, film holder untuk bitewing.12,13

Gambar 4. Radiografi bitewing vertikal (atas), radiografi horizontal (bawah).11

2.3 Kesalahan dan Kegagalan dalam Pembuatan Radiografi Intraoral Kemampuan, keterampilan dan ketelitian seorang radiograf sangat

menentukan kualitas dari hasil radiografi intraoral yang dihasilkan. Gambaran radiografi intraoral harus memiliki persyaratan, diantaranya: kontras, detail dan

(8)

normal. Gambaran radiografi yang timbul akibat berbagai kesalahan dalam pengambilan foto maupun karena processing film dapat menyulitkan dokter gigi dalam menginterpretasikan kondisi dari struktur gigi sehingga dapat terjadi diagnosa yang tidak tepat .3,12

Dalam pembuatan foto radiografi intraoral, operator harus menguasi pengetahuan tentang jenis-jenis foto intraoral, jenis film intraoral yang akan digunakan, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang radiografer serta teknik-teknik foro intraoral dan berbagai kesalahan dan penyebab dari kegagalan dalam pembuatan radiografi khususnya foto intraoral yang banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kesalahan dalam penempatan foto dan kesalahan dalam

processing film.12

2.3.1 Kesalahan Pasien

Berbagai kegagalan dalam pembuatan radiografi intraoral, kegagalan itu sendiri dapat berasal dari pasien.11

Dokter gigi harus selalu menjelaskan prosedur radiografi kepada pasien dan memberikan instruksi yang jelas, apa yang harus

dilakukan pasien untuk membantu memastikan kualitas gambar dan menghindari hasil foto yang tidak baik. Kesalahan yang paling umum dalam kategori ini adalah

(9)

cushioned yang dapat dilampirkan ke reseptor dan penempatan film lebih ke arah garis tengah langit-langit pada maksila serta mengikuti lekukan lidah pada mandibula akan membuat kondisi yang lebih nyaman bagi pasien.11

b. Sandaran kepala

Sandaran kepala yang tidak nyaman bagi pasien dapat menimbulkan gerakan ketika pengambilan foto hal ini, akan berdampak pada hasil foto yang berbayang.9 Sandaran kepala didental unit sebaiknya, ditempatkan terhadap lobus oksipital bagian dasar dari bagian belakang kepala pasien, sehingga akan mendukung kepala pasien selama prosedur radiografi dan mengurangi kemungkinan gerakan. Sandaran kepala yang tepat yaitu penempatan posisi bidang oklusal sejajar dengan lantai dan bidang tegak lurus midsagital terhadap lantai untuk foto periapikal dan bitewing, untuk foto periapikal mandibula dapat menginstruksikan pasien untuk meninggikan sedikit dagu hal ini dapat meningkatkan visibilitas dasar mulut sehingga penempatan film dapat lebih baik dan lidah dapat lebih santai.11

c. Tersedak/ menelan

Refleks muntah adalah mekanisme perlindungan dari tubuh yang berfungsi

untuk membersihkan saluran udara saat obstruksi.11 Semua pasien memiliki refleks muntah, beberapa pasien lebih sensitif dari pada yang lain. Refleks muntah dapat terjadi ketika kontak film diletakkan dilangit-langit lunak, pangkal lidah, atau

posterior dinding faring.10,11,12

(10)

d. Cacat pasien

Beberapa pasien mungkin memerlukan bantuan selama prosedur radiografi karena kecacatan fisik atau mental, cedera atau kondisi medis, dengan keadaan seperti ini dibutuhkannya anggota keluarga atau wali untuk membantu dalam memegang pasien. Proteksi harus disediakan untuk pasien dan anggota keluarga yang menemani pasien selama proses pengambilan foto radiografi intraoral. Dokter gigi harus mempertimbangkan teknik yang digunakan sesuai dengan kondisi pasien misalnya, seorang pasien dengan penyakit Parkinson dapat lebih baik mentolerir radiografi intraoral yang memiliki pemaparan yang pendek dari pada panoramik yang membutuhkan posisi lebih rumit dan waktu pemaparan lebih lama.11

2.3.2 Kesalahan Teknik dan Kesalahan Penyinaran Film a. Gambaran yang tidak sesuai/ apikal hilang

Kesalahan penempatan film dapat terlihatnya gambaran yang tidak sesuai pada area yang akan dilihat. Hal ini biasanya terjadi pada proyeksi molar ketika pasien tidak dapat mentoleransi saat film ditempatkan dalam rongga mulut. Struktur

gambaran radiografi yang baik harus berdasarkan pada kriteria, dengan menggunakan kriteria yang menentukan mana gigi dan struktur sekitarnya dapat meminimalkan kesalahan.11

Hilang apikal gigi merupakan salah satu kesalahan penempatan film penanggulangannya yaitu bila menggunakan pemegang reseptor, blok gigitan harus ditempatkan pada gigi yang menerima sinar-x dan bukan pada gigi antagonisnya. Jika blok gigitan ditempatkan pada gigi yang berlawanan dan pasien diwajibkan untuk menggigit reseptor, kemungkinan besar akan menyebabkan kesalahan penempatan film. Menempatkan reseptor lebih ke lingual dari gigi mandibula dan mengikuti lengkung langit-langit pada maksila akan membuat penempatan lebih mudah dan lebih nyaman untuk pasien.11

b. Penempatan film terbalik

(11)

oleh lempengan timah sebelum sinar sampai pada film. lempengan timah yang terpapar sinar x ini akan menghasilkan, efek herringbone atau efek diamond akan muncul pada film yang telah diproses. Kesalahan ini akan menghasilkan gambar yang terang dan menimbulkan keraguan saat proses identifikasi film, kesalahan penempatan film terbalik mungkin akan berkurang dengan reseptor digital khususnya sensor yang kaku atau rigid.11

Gambar 5. Penempatan film terbalik.11

c. Pembengkokan film

Pembengkokan film dapat terjadi karena kelengkungan dari palatum atau lengkung lingual saat penempatan film. Film bersifat lentur dan tidak seharusnya menjadi bengkok, bila menggunakan film holder, lenturkan film terlebih dahulu sebelum dimasukan ke rongga mulut. Film yang terlalu besar memungkinkan pembengkokan dapat terjadi, tentukan film yang sesuai dengan gambaran radiografi yang diinginkan hal ini, akan menghasilkan sedikit kenyamanan pada pasien.11

(12)

Gambar 6. Film bengkok.11

d. Bidang oklusal miring

Ketika film tidak tegak lurus dengan bidang oklusal, bidang oklusal akan tampak miring atau diagonal. Ketika pengambilan gambar radiografi bitewing, tepi atas film mungkin berkontak dengan gingival dibagian palatal atau palatum yang lengkung sehingga bidang oklusal akan terlihat miring. Untuk menghindari kesalahan ini film seharusnya ditempatkan lurus atau tegak lurus dengan bidang oklusal, atau film harus jauh dari gigi dan selalu menempatkan biteblock dalam kontak oklusal atau insisal gigi.11

(13)

e. Kesalahan angulasi vertikal

Bila menggunakan teknik paralel dan film holder, angulasi vertikal ditentukan oleh perangkat film holder untuk memungkinkan sinar-x menjadi tegak lurus terhadap film dan gigi hal ini, penting untuk menempatkan film sejajar, sehingga memastikan angulasi vertikal secara tepat. Sebaliknya ketika menggunakan teknik bisekting, sinar yang tegak lurus terhadap bidang yang membagi sudut dibentuk oleh gigi dan reseptor. Kesalahan kesejajaran vertikal terjadi pada teknik bisekting dapat mengakibatkan pemanjangan atau pemendekan pada gambaran gigi dari yang sebenarnya.11

f. Elongasi

Elongasi atau pemanjangan gambaran gigi dari yang sebenarnya merupakan

hasil dari angulasi yang terlalu kecil.11,12 Ketika kesalahan angulasi vertikal terjadi pada teknik paralel, gambar bergerak dalam dimensi vertikal (atas atau bawah) pada film.11 Untuk memperbaiki kesalahan ini operator harus meningkatkan angulasi vertikal, dengan cara untuk maksila angulasi positif harus ditingkatkan (cone

mengarah ke bawah), untuk mandibula angulasi negatif harus ditingkatkan (cone

mengarah ke atas).11 Kesalahan ini bisa juga terjadi pada teknik bisekting yang disebabkan oleh sinar-x yang tegak lurus terhadap sumbu panjang gigi dibandingkan dengan sudut antara gigi dan film.12

(14)

g. Foreshortening

Foreshortening atau pemendekan gambaran gigi dan jaringan pendukung dari

yang sebenarnya disebabkan karena kesalahan angulasi vertikal yang terlalu besar. Untuk memperbaiki foreshortening ketika menggunakan teknik paralel, operator harus menurunkan angulasi vertikal pada maksila dan menurunkan angulasi vertikal pada mandibula.11,12 Kesalahan seperti ini juga dapat terjadi ketika film tidak ditempatkan secara paralel terhadap panjang aksisi gigi.11

Gambar 9. Pemendekan atau foreshortening (kiri), sudut penerimaan (tengah) paparan sinar-x dengan angulasi yang terlalu besar.11

h. Kesalahan angulasi horisontal

Keselarasan horisontal yang tepat dari sinar-x akan menghasilkan gambaran ruang interproksimal sehingga dapat mengevaluasi karies dan penilaian tingkat tulang secara menyeluruh. Sinar-x harus ditujukan langsung antara permukaan gigi yang diinginkan agar dapat melihat permukaan interproksimalnya. Kesalahan angulasi horisontal akan menyebabkan gambar radiografi bergeser ke kanan atu ke kiri

sehingga permukaan interproksimal menjadi tumpang tindih, untuk menentukan apakah angulasi horisontal salah atau tidak dapat dievaluasi sejauh mana tumpang

tindih yang terjadi.11

(15)

Gambar 10. Kesalahan angulasi horisontal.11

i. Kesalahan pemusatan sinar

Pusat sinar-x harus melewati film dengan cara sinar-x diarahkan tegak lurus terhadap film, ketika keselarasan ini tidak diperhatikan, cone-cut dapat terjadi. Cone-cutting terlihat sebagai zona bening pada radiografi setelah diproses, karena kurangnya paparan sinar-x pada daerah yang terpotong. Ketika menggunakan digital imaging, cone-cut muncul sebagai daerah buram.13 Bentuk cone-cutter gantung pada jenis kolimator yang digunakan ketika penyinaran film. Misalnya, jika lingkaran kolimator atau cone digunakan, cone-cute yang melengkung akan muncul, Con-cutting persegi akan terjadi bila menggunakan kolimator yang berbentuk persegi panjang. Untuk memperbaiki kesalahan ini, sinar harus dipusatkan kembali pada daerah yang tidak terpapar.11

(16)

j. Pengaturan waktu

Paparan yang salah bisa terjadi karena beberapa faktor, yang paling umum adalah tidak tepatnya pengaturan waktu. Pengaturan waktu adalah kesalahan yang paling mungkin terjadi karena sebagian besar unit telah menetapkan pengaturan miliampere dan votasenya (kV), pengaturan waktu pada saat pemaparan harus didasarkan pada kecepatan film.11

Pengaturan waktu pemaparan yang tidak tepat juga dapat terjadi karena evaluasi kondisi pasien yang tidak tepat. Operator menggunakan waktu yang lebih lama terhadap pasien yang memiliki postur tubuh tinggi dan besar serta waktu yang lebih sedikit untuk pasien yang memiliki postur tubuh kecil pendek dan anak-anak, sehingga kegagalan penyesuaian waktu akan menghasilkan gambar yang terlalu terang atau terlalu gelap.11

k. Paparan yang lebih atau kurang

Paparan yang kurang pada film akan menghasilkan gambaran dengan densitas yang rendah, kesalahan ini dapat disebabkan karena bertambahnya jarak antar objek dan sinar-x atau tidak menempatkan kepala tabung cukup dekat dengan wajah pasien.

Jarak pemaparan dari kepala tabung ke wajah pasien sebaiknya tidak lebih dari 2 cm, gambaran yang kurang terang atau agak gelap dapat dihasilkan jika saklar paparan tidak diaktifkan dengan jangka waktu yang tepat atau operator menekan tombol

paparan terlalu cepat.11 l. Paparan ganda

(17)

Gambar 12. Paparan ganda.11

m. Kesalahan objek

Ketika prostesis removable yang ada dalam mulut ikut terpapar saat pengambilan gambaran radiografi, prosthesis tersebut akan muncul pada gambaran radiografi. Sebaiknya sebelum prosedur radiografi, operator meminta pasien untuk melepaskan prothesis yang terdapat pada rongga mulut, seperti gigi palsu parsial, gigi palsu lengkap, dan lainnya. Kacamata pasien dapat muncul dalam radiografi ketika pengambilan gambar dengan angulasi vertikal dan perhiasan pada wajah yang berada dijalur sinar-x juga harus dilepas untuk menghindari artefak yang tidak diinginkan.11 Pelindung tiroid atau apron juga bisa terekam pada gambaran radiografi. Hal ini biasanya disebabkan karena pelindung tiroid dipasang terlalu tinggi atau longgar.11

(18)

2.3.3 Kesalahan dalam Processing Film

processing film adalah suatu cara untuk menghasilkan gambar dalam

pembuatan foto radiografi dengan menggunakan cairan kimia tertentu. Tahap

processing ini sangat penting untuk menghasilkan kualitas gambar yang baik, walaupun teknik penempatan film sudah benar, pasien kooperatif, mesin sinar-x dengan kualitas terbaik, namun jika pengetahuan operator kurang tentang teknik

processing, bahan kimiawi dan prosedur kerjanya, maka kemungkinan kegagalan radiografi pada waktu processing dapat terjadi.14,15 Prosedur processing film yang benar akan menghasilkan gambar yang diharapkan seperti: kontras, detail gambar, serta tidak adanya noda processing.15 Masalah processing film dapat terjadi dengan sejumlah alasan yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:8

1.Kesalahan yang disebabkan oleh waktu dan temperatur

a. Dense image

Gambar yang terlihat gelap (dark radiograph), penyebabnya overdeveloper

film, keadaan ini dapat diakibatkan larutan developer yang terlalu tinggi sedangkan waktu developingnya tidak disesuaikan, kosentrasi larutan developer yang terlalu pekat, larutan developer terkontaminasi dengan larutan fixer, perendaman dalam larutan developer terlalu lama dan kesalahan dalam penyinaran, miliamper dan voltase yang tinggi.8,15

(19)

Penanggulangannya:

1. Periksa suhu larutan developer, semakin tinggi suhu larutan developer

semakin lambat prosesnya;

2. Perhatikan waktu, saat film berada dalam larutan developer;

3. Larutan developer yang terkontaminasi larutan fixer harus diganti dengan yang baru;

4. Perhatikan posisi tanki larutan developer dengan tanki larutan fixer

mungkin terlalu dekat.15

b. Thin image

Gambar yang terlihat terang (ligh radiograph), penyebabnya underdeveloper

film, keadaan ini dapat diakibatkan oleh waktu developer yang tidak tepat atau terlalu cepat, larutan developer yang terlalu dingin, waktu yang terlalu singkat, kesalahan dalam penyinaran miliamper dan voltase yang rendah.8

Gambar 15. Terlihat terang.8

Penanggulangannya:

1.Periksa peralatan yang anda gunakan untuk development film (kemungkinan adanya kerusakan unit);

(20)

3. Ketika memindahkan film dari larutan developer meminimalkan larutan yang berlebih sebelum diletakkan dilarutan fixer hal ini bertujuan agar penyerapan larutan dapat sempurna.15

c. Cracked image

Gambar yang terlihat pecah-pecah, penyebabnya retikulasi dari emulsi film, keadaan ini dapat diakibatkan oleh perubahan temperatur developer yang tiba-tiba.8

Gambar 16. Terlihat craced.8

1. Kesalahan yang disebabkan oleh bahan kimia yang terkontaminasi

a. Dark spots

Gambar terlihat spot hitam pada film, disebabkan oleh larutan developer

kontak dengan film sebelum film diproses.8,14,15

Gambar 17. Terlihat spot hitam.8

(21)

Gambar terlihat spot putih pada film, disebabkan oleh larutan fixer yang kontak dengan film sebelum film diproses, gelembung udara yang melekat pada permukaan film.8,14,15

Gambar 18. Terlihat spot putih pada film.15

Penanggulangannya:

1. Untuk mengatasi masalah pada gelembung udara dengan cara gantung film

dekat pinggir tanki tanpa menyentuh pinggirnya, atau posisikan film dengan cara naik dan turun saat didalam larutan deveplover.

2. Hindari posisi film tersentuh film yang lain atau pinggir tanki, hal ini akan menghasilkan noda putih film.

3. Hindari film berkontak dengan larutan fixer sebelum film diproses.15

c. Steins

(22)

Gambar 19. Warna kuning kecoklatan.8

3 Kesalahan dalam penanganan film a. Gambar yang putih dibagian pinggir film

Gambar terlihat putih dibagian pinggir film, keadaan ini dapat diakibatkan karena film hanya sebagian terproses yaitu sebagian film tidak tenggelam dalam larutan developer atau film berkontak dengan film lain.8,15

Gambar 20. Terlihat putih dibagian pinggir film15

b. Gambar yang hitam dibagian pinggir film

(23)

Gambar 21. Terlihat hitam dipinggir film.15

c. Daerah putih/ hitam pada daerah overlap

Gambar terlihat putih/ hitam pada daerah overlap, keadaan ini dapat diakibatkan dua film yang berkontak sebelum dan selama processing dilakukan sekaligus dalam satu jari yang sama.8

Gambar 22. Terlihat putih/ Hitam.8

d. Black crescent shaped marks

(24)

Gambat 23. Black crescent shaped marks.8

e. Lack finger print

Penyebabnya adalah finger print artifact, keadaan ini dapat diakibatkan selama processing film operator tidak menggunakan film klip sehingga permukaan film terpegang yang kemungkinan tangan operator terkontaminasi dengan larutan

developer.8,14,15

Gambar 24. Lack finger print.8

Penanggulangan:

1. Melakukan prosedur pencucian tangan sederhana, pastikan tangan dalam keadaan bersih dan kering sebelum processing film;

(25)

f. Static electricity

Gambarnya menyerupai ranting pohon berwarna hitam, sehingga dapat ditafsirkan sebagai fraktur tulang keadaan ini dapat diakibatkan cara mengeluarkan film dari bungkusnya secara kasar dapat juga disebabkan oleh beberapa bahan sintetik yang terdapat pada seragam operator8,14,15

Gambar 25. Menyerupai ranting pohon berwarna hitam.8

Penanggulangan:

1. Lepaskan pelindung film secara perlahan-lahan;

2. Memperhatikan kelembaban udara, jangan terlalu cepat membuka film dalam keadaan ruangan yang kering hal ini dapat menyebabkan terjadinya static electricity

pada film;

3. Hindari penggunaan seragam yang terbuat dari bahan sintetik yang dapat

(26)

g. Garis putih

Penyebabnya adalah scratched film, keadaan ini dapat diakibatkan lepasnya

soft emulsi film oleh benda yang tajam.8,15

(27)

2.4 Kerangka Konsep

Radiografi Dental

Ekstraoral Intraoral

Kesalahan dan Kegagalan Radiografi Intraoral

Kesalahan Pasien

Kesalahan Pemaparan

Kesalahan

Gambar

Gambar 1. Teknik paralleling.11
Gambar 2. Teknik bisekting.9
Gambar  3. Bite tab, film holder untuk bitewing.12,13
Gambar 5. Penempatan film        terbalik.11
+7

Referensi

Dokumen terkait

: 70/ 2012, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis disertai bukti-bukti telah terjadinya penyimpangan prosedur; dan kami terima selambat-lambatnya 5 (lima)

Sedangkan untuk menjalankan sebagai animasi harus disimpan dengan format GIF terlebih dahulu yang hanya terdapat pada GIMP versi Linux. Kemudian untuk melihat hasil animasi

Dan dengan surat permohonan ini saya siap untuk memberikan sumbangsih waktu dan tenaga saya apabila diperlukan dan sangat besar harapan saya agar dapat diberikan

Dari pembuatan aplikasi ini didapat suatu aplikasi yang dapat menerjemahkan kata/ kalimat kedalam tiga bahasa khususnya bahasa Indonesia-English-Jepang dan juga dapat

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Direktorat Pengembangan Pasar Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Website ini dibuat dengan menggunakan pemrograman PHPTriad, sehingga memberikan kemudahan bagi server untuk mengolah data dan informasi baru dengan cepat serta menghasilkan

2010 Implementasi Lesson study dalam Mata Kuliah Mikrobiologi Jurdik biologi FMIPA UNY dimuat dalam Prosiding Seminar Nasional.

(7) Pegawai yang melaksanakan tugas di luar kantor pada hari dan jam kerja dan tidak mendapat surat tugas melakukan perjalanan dinas dalam/luar kota yang karena satu dan