• Tidak ada hasil yang ditemukan

APA KATA DUNIA mereka apa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "APA KATA DUNIA mereka apa"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Naskah Naga Bonar

APA KATA DUNIA?

(NAGA BONAR in stage)

(Disadur dari Film "Naga Bonar" Karya Asrul Sani

,Dedicated for "Bustal Nawawi & Asrul Sani)

Sinopsis :

"Hidup Manusia telalu pendek untuk disia-siakan.jika tidak mencipta kreasi besar,dengan Landasan iman dan Taqwa"

Naga Bonar si Bekas Copet yang kemudian menjadi Jenderal,dan membantu perjuangan Bangsa Indonesia di wilayah Medan Sumatera Utara untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah di proklamirkan pada 17 agustus

1945, dimana tentara NICA (Belanda) beserta sekutunya tidak mengakui wilayah bekas jajahannya itu sudah mendapatkan kemerdekaanya.Karena itu

mereka kembali dan ingin menguasai lagi Indonesia,namun Jenderal Naga Bonar beserta pasukanya tidak menyerah,bahkan pada akhirnya mereka bisa

mengembalikan NICA ke pangkuan Emaknya.Kisah ini diceritakan sendiri oleh Jenderal Naga Bonar,termasuk kisah romantisnya dengan Kirana si anak

dokter yang dituduh menjadi karib NICA,juga Bujang pengikut setianya yang kemudian mati karena ngotot bertempur saat gencatan senjata,dan pengangkatanya sebagai Jenderal yang tidak bisa diterima akal rasional

masa kini.

Pemain : 1.Naga Bonar 6.Mariam 10.Radio

2.Bujang 7.Murat 11. 2 Tentara Belanda 3.Kirana 8.Barjo 12.Mayor Slot

4.Emak 9.Pasukan

5.Lukman

Si Jenderal Naga Bonar,di depan kuburan Emaknya,Kirana dan Bujang berdialog dengan semesta dan kuburan.Berbunyi suara Radio Republik Indonesia.

001. Radio : " Disini Radio Republik Indonesia dengan Warta Berita, pasukan Inggris yang pertama-tama telah mendarat di tanjung priuk,

(2)

akan mengajukan protes.

Dimana-mana tentara Belanda dibuntuti tentara Serikat

yang mendarat,

lalu mulai melakukan provokasi-provokasi, rakyat mengadakan perlawanan,

siapa saja yang sehat dan kuat,bersenjatakan apa saja maju ke garis depan dengan tekad,Merdeka atau mati, sementara itu di garis belakang diadakan pembersihan terhadap

mata-mata musuh dan penghianat-penghianat.

Dokter Zuhri,seorang dokter yang terkenal,dianggap sebagai seorang penghianat,pasukan rakyat yang dipimpin Mariam telah mengepung rumah dokter itu,tapi dokter itu telah melarikan diri.

Pasukan rayat yang dipimpin Naga Bonar,berhasil mengalahkan pasukan musuh,dan membongkar gudang amunisi."

002. Naga Bonar :"Namaku Naga Bonar,Aku anak Lubuk Bakam yang dulunya mencopet saja kerjanya,kemudian diangkatlah aku jadi jenderal.Si Lukman yang kasih aku pangkat itu,iyalah...dia kan anak HBS ,awak sekolah Bambupun tak tamat,kerjanya berfikir dan berfikir saja ,karena itu kularang dia berfikir,kubilang..Hey Lukman kuperintahkan berhenti kau berfikir,ehh...si Bujang diajaknya angkat beras.

Difisi Tank...Majuuu..."

003. Barjo :"Difisi Tank..Majuu.."

Kemudian terjadi pertempuran,antara Pasukan Naga Bonar dan NICA.

004.Naga Bonar :" Hai...kau pemuda Indonesia,Bangkitlah Kau Semua,Negeri Kita sudah merdeka..,Hai Lukman terusnya bagaimana,aku lupa?"

005.Lukman :" Terusnya apa Bang?"

006.Naga Bonar :" Sambungan sajak Bang Pohan yang kubaca tadi??"

007.Lukman :" Ini mortir sudah macam kentut,abang masih tanya saja?"

008.Naga Bonar :" Suruh Berhenti Itu Mortir!!"

009.Lukman :" Itu mortir Belanda Bang,mana dia mau?"

(3)

011.Lukman :" Hei Murat kau yang bilang.."

010.Murat :" BERHENTII...Monyet!!"

Belanda dan pasukan Naga Bonar menghentikan tembak menembak.

011.Naga Bonar :" Naahh..Apa ku bilang?,Hei...coba kau bilang dulu."

012.Lukman :" Genderang Perang telah berbunyi.."

013. Naga Bonar :" Nahh..Sudah,tau aku.Dengarkan panggilan ibu pertiwi,,tembaak!,

Heii..Kenapa Belanda itu diam?"

Belanda mundur meninggalkan sasana pertempuran.Barjo datang membawa pesan.

014.Barjo :" Ada perintah dari markas,tembak menembak harus dihentikan.Kita akan berunding dengan Belanda."

015.NagaBonar :" Alaahhh...berunding,berunding,NICA masuk juga."

016.Barjo :" Panglima harap lapor ke markas,untuk menerima perintah mundur."

017.Naga Bonar :" Mundur?,sini kau..mundur kemana hah,Laut?,Kalau awak jatuh masuk laut macam mana,lalu dimakan ikan?,sudah pernah kau dimakan ikan,hah...hah...hah...??"

018.Barjo : " Tapi abang harus mundur bang.."

019.Naga Bonar :" Tidak mau mundur,majuu...!!"

020.Pasukan :" Majuuuuuu...."

021.Barjo :" Ini perintah Mayor Pohan..!!"

022.Naga Bonar :" Bang Pohan?,Munduuurrr!!"

023.Pasukan :" Maju atau mundur?,di bilang maju,kudengar mundur,aahh...mundur sajalah..,mundur,mundur"

024.Naga Bonar :" Kenapa tak kau bilang ini tadi perintah mayor

pohan,kalau Bang Pohan bilang mundur,ya

(4)

025.Barjo :" Munduuuuuurrrrr...!!!"

Seluruh pasukan,termasuk Naga Bonar mundur dan menjemput Emak,untuk diibawa ke tempat yang lebih aman.

026.Naga Bonar : " Kita harus pindah maakk.."

027.Emak :" Sudah dikejar-kejar polisi lagi kau?haa..haa..?,itu topi jambul,dari siapa lagi kau copet?"

029.Naga Bonar :" eeh..ini topi panglima mak.."

030.Emak :" Hebat kau,sudah jadi panglima pencopet?"

Naga Bonar menuju Bujang.

031.Naga Bonar :" Kau bicara lah dulu sama mak,kalau kata-kataku sudah tak laku"

032.Bujang :" Apa yang mesti ku bilang?"

033.Naga Bonar :" Suka-suka hati kaulah,asal dia mau ikut kita pindah."

034.Bujang :" Baiklah Bang.."

035.Emak :" Pergi kau...kau jangan ajak si Naga Mencopet,Bengak kau.."

036.Bujang :" Tembus Bang.."

Bujang menyiapkan kursi untuk diduduki naga bonar.

037.Naga Bonar :" Itulaahh...kalau makku sudah meracau saja,bisa gatal-gatal diamuk kudis seluruh badanku,tapi itulah maak,akhirnya mau juga dia pindah,meskipun aku sendiri yang harus menggendongnya.Aku sayang maak,dia yang membangun jiwa dan ragaku.Kalau sudah ada makku satu itu,aku sudah tak perlu mak yang lain kan?,haa...haa..?"

038.Barjo :" Bang Naga,ada kurir membawa perintah dari gubernur,kita diperintahkan berunding dengan komandan Belanda bang,tentang garis embarkasi (sambil menyodorkan gulungan surat,tapi tak dibaca NagaBonar), Bacalaah bang.."

(5)

Setting berubah menjadi ruang pertemuan.

040.Lukman :" Untuk berunding dengan tentara Belanda masing-masing kita harus punya pangkat,supaya mereka segan,dan dalam pangkat ini kita jangan sampai kalah."

041.Naga Bonar :" Pangkat mereka apa lukman?"

042.Lukman :" Aku tak tahu,tapi untuk amanya,Bang Naga kita beri saja pangkat yang tertinggi,Marskal Medan.Seluruh panglima besar dalam perang dunia kedua,pangkatnya itu.."

043.Naga Bonar :" Rasanya kurang enak Lukman,apa tak bisa kau tambah sedikit,bagaimana kalau Marskal Medan Lubuk Bakam?"

044.Lukman :" Mana ada pangkat macam tu,Perusahaan Bus Medan Lubuk Bakam ada.."

045.Naga Bonar :" Kalau Marskal Medan saja tak mau aku."

046.Lukman :" Kan sudah kubilang mana ada pangkat macam begitu?"

047.Naga Bonar :" Kalau tak ada kau bikin!"

048.Lukman :" Dibikin?,Apa kata Dunia?"

049.Naga Bonar :" itulah..,yang kau pikirkan cuma dunia yang kau sebut tadi.Kalian tau kan,si NagaBonar tukang tembakau,kerjanya menipu orang,Tembakau sekaki dibilangnya dua kaki,dia juga anak Medan,kalau pangkatku Marskal Medan saja,orang kira dia aku?,Naahhh...Apa kata dunia??"

050.Lukman :" Kalau begitu suka hati lah,aku tak usah ikut."

051.Naga Bonar :" Jangan meraculah kau,duduklah dulu,apa tak ada pangkat yang lain?"

052.Lukman :" Kalau lebih rendah ada,Jenderal.."

(6)

Naga Bonar mempersiapkan pertemuanya dengan Mayor Slot,tidak lagi berada di pertemuan.Setting perlahan berubah jadi tempat pertemuan dengan Mayor Slot

054.Naga Bonar :" Itulaahh...Aku Jenderal,si Murat bekas pedagang kopi,kopinyapun bukan kopi nomer satu dikasihnya pangkat kolonel,Barjo bekas guru yang dipecat karena tidak pernah masuk tapi tetap terima gaji pangkatnya letnan Kolonel,si Lukman yang banyak cakap dan lari tersurut-surut kalau mendengar suara mortir itu Mayor,beras masuk urusan dia pula,sedangkan si Bujang yang selalu maju kedepan biar peluru meletus si rama-rama supaya tempat dudukku ada,dikasihnya pangkat kopral.

Mau rasanya kuludahi muka si Lukman itu,kubilang Hei...Lukman,kau kasih si Bujang itu pangkat Wakil Jenderal,tapi dia bilang tak ada pangkat macam begitu,Kudebat..kalah awak,iyalah..Dia kan anak ABS,awak sekolah bambupun tak tamat..,Berangkat!"

055.Emak :" Heii Naga..mau kemana kau??"

056.Naga Bonar :" Iya maakk..,ada perlu sebentar mak."

057.Emak :" Bawakan aku sirih..sirih yang dibawakan si bujang sudah busuukk.."

058.Naga Bonar :" Iyaa..Maakk..!,,kuincar Kirana yang kena si Bidah,dia kira dia sepadan dengan awak."

059.Bujang :" iyalah,pesuruh sama jendral manalah sepadan,tapi Baru sekarang aku liat Jenderal yang suruh mengambilkan sirih."

060.Naga Bonar :" Heii diam kau..!!"

Sesampainya di tempat pertemuan dengan Mayor Slot untuk menentukan garis embarkasi.Murat dan Lukman menemani Naga Bonar.

061.Mayor Slot :" Good morning General,How are you?"

062.Naga Bonar :" Ah...yaa..ya.,Made in Swiss??(sambil melihat jam tangan mayor Slot)"

063.Tentara Belanda :" Waahh General..,ternyata anda ahli sama arloji?"

064.Naga Bonar :" Yaa..yaa.."

(7)

066.Mayor Slot :" Untuk menentukan Garis Embarkasi,kami minta General tunjukkan dimana posisi pasukan tuan." (sambil menyodorkan peta)

067.Naga Bonar :" Yaa..yaa..Banyak burung??,disini.." (sebelum sempat melihat peta)

068.Mayor Slot :" Rock'n roll...tangan sangat cepat."

069.Naga Bonar :" Iyalah...saya seniman."

070.Tentara Belanda :" General penyair?"

071.Naga Bonar :" bukan...aaa.."(sambil meliukkan tangan)

072.Tentara Belanda :" General penari?"

073.Naga Bonar :" Naahh...ya..yaa"

074.Mayor Slot :" Over damm sech.."

075.Naga Bonar :" Kenapa ,ini Mayor sakit kepala?"

076.Tentara Belanda :" yaa..Mayor ada sedikit pusing,ehmm..kami minta General tunjuk sekali lagi dimana posisi pasukan tuan."

077.Naga Bonar :(memainkan jari) "ehhmmm...disini"

078.Mayor Slot :" Parit Buntar?,nei..nei..tidak mungkin General disana tempat tentara kerajaan,and disana ada dapur."

079.Naga Bonar :" Memang banyak dapur.."

080.Tentara Belanda :" Disana Dapur tentara kerajaan,masak..masak."

081.Naga Bonar :" Yaa...makan..makan."

082.Mayor Slot :" Nei...masak..masak."

083.Naga Bonar :" yaa...Makaann."

084.Mayor Slot :" wwsss..(Berbisik pada Tentaranya)"

085.Tentara Belanda :" Barangkali General salah tunjuk,kami minta General untuk sekali lagi."

(8)

087.Tentara Belanda :" This's Parit Buntar Mayor.."

088.Mayor Slot :" Oke General thank you,yaa..Made in swiss.."

089.Naga Bonar :" Yaa..yaa.."(Mencopet arloji Mayor Slot lalu memberikanya pada Bujang)

090.Bujang :" Arloji macam ini belum lagi lah ada disini."

091.Naga Bonar :" Kau simpan baik-baik Bujang,itu bekas Arloji Mayor Slot.Jadi biarpun Pangkat kau kopral,tapi arloji kau Mayor."

Mereka kembali dan merayakan malam itu dengan menyanyi Serampang Dua Belas tanpa Lukman.Kemudian Lukman datang.

092.Lukman :" Saya minta tenang..tenang..!!,ini soal penting.

abang sadar tidak apa yang abang lakukan tadi siang?,kita bisa dituduh gagalkan perundingan,itu Mayor sudah abang bikin pusing.Apa kata Dunia?"

093.Naga Bonar :" Lalu apa pula salahnya Lukman,kenapa kita yang sibuk?"

094.Lukman :" Ini serius bang,tidak main-main.."

095.Naga Bonar :" Aku tidak main-main Lukman,Belanda itu mengira mereka pintar dan kita bodoh,tapi Naga Bonar tidak bodoh.Kalau ku katakan dimana pasukan kita,mereka akan tanya dimana kita taruh mortir,dimana kita taruh 12 koma tujuh."

096.Lukman :" Dia bertanya untuk merundingkan garis Embarkasi.."

097.Naga Bonar :" Bodohnya kau?,kalau dia tahu besok baru kau tunggu bom berjatuhan seperti ubi di atas kepala kita.Lalu awak meninggal semua,mau kau?"

098.Lukman :" Tapi kenapa Abang tunjuk Parit Buntar,padahal kita sudah tahu tempat itu sudah mereka duduki?"

099.Naga Bonar :" Naahh...kenapa mereka duduki itu,hah...haah?,padahal itu kan kampung neneknya si Murat,betul kan Murat?, jadi bukan kampung mereka.

(9)

100.Barjo :" Mayor Jam Tangan.."

101.Naga Bonar :" Nahh..si Mayor jam tangan itu supaya mereka jangan tinggal dikampung neneknya si Murat,tapi pulang ke kampungnya."

102.Lukman :" Betul..betul Bang,tapi kan abang bisa tunjuk kampung lain yang ada di sekitar situ,supaya mereka percaya,tunjuklah Tanjung Beringin misalnya."

103.Naga Bonar :" Mana ku tahu Lukman,aku tak pernah belajar melihat peta.Jadi karena ada sedikit peta itu terkelupas,lalu kutunjuk saja,rupanya dapur maknya kutunjuk??,hahahahaha.."

104.Barjo,Murat,Bujang :" Hahahahhahahahahahaa.."

105.Naga Bonar :" Heii sudahlah..aku tak percaya sama Belanda, berunding,,,berunding NICA masuk juga.

Barjo..suruh pasang 12,7 di persimpangan Simpang Empat,Si lubis suruh pasang mortir di Bukit Sagala,Dusun Padang kau tempatkan si Timang bersama pasukan senapan.

Kalau Belanda masuk,suruh si Lubis tembakkan mortir ke tebing dan ditunggu dengan pasukan senapan,lalu hantam pantatnya dengan Brenn dari samping."

106.Barjo :" Siap Bang..!!"

Tinggal Naga Bonar dan Bujang berdua saja.Sambil bersiap-siap bertemu Kirana.

107.Naga Bonar :" Hei Bujang...coba kau cium ini?"

108.Bujang :" Heii...sabun Cap Burung merak Bang?"

109.Naga Bonar :" Iyalah...kau kan yang suruh?"

110.Bujang :" Sekarang abang benar-benar bau Jenderal.Sampai ke Medan wanginya..,pangkat baru Mayor,berani melawan jenderal dia.Tapi apa mau dikata,dia anak ABS,awak sekolah bambupun tak tamat."

111.Naga Bonar :" Aku agak muak juga liat si Lukman itu.Kerjanya berfikir saja,kataku apa pula yang kau pikir Lukman?,kukira tidurpun dia berfikir.Sudah kau bilang aku mau bertamu?"

(10)

113.Naga Bonar :" Bujaang...Keretanya datang bujang,Selimut,selimuutt..!,apa kubilang?"

114.Bujang :" Gara-gara si Lukman."

115.Naga Bonar :" Lukman tidak pernah menyuruhku mandi. Jangan lemari kau pegang,dindingnya...nanti roboh rumah ini??

Sudah lewat kereta,apa lagi kita tunggu?,nanti hilang wangi badanku kau suruh pula aku mandi?"

Sampai di tempat Kirana,sambil celingukan si Naga Bonar.

116.Kirana :" Mau apa kau,mau membunuh?,hebat betul..mau menembak orang tak bersenjata.Kenapa kau masuk diam-diam,mau apa kau?"

117.Naga Bonar :" Kalau diusir,ya pergi aku..,aku diusir?"

118.Kirana :" Duduk..,aku mau bicara.!"

119.Naga Bonar :" Kalau boleh aku minta teh panas."

120.Kirana :" Kalau boleh?,kenapa kalau boleh?,kau kan tinggal perintah,kami tawanan."

121.Naga Bonar :" Bukan.."

122.Kirana :" Apanya yang bukan?,Lukman yang bilang."

123.Naga Bonar :" Itu pandai-pandai dia sajalah."

124.Kirana :" Aku bukan Belanda,bukan penghianat."

125.Naga Bonar :" Bilang sama dia biar dia pusing.,orang macam-macam dia pikiranya,kalau aku,aku cuma mau berkunjung.Tadi aku mandi,pakai sabun cap burung merak,kata si Bujang wanginya sampai ke Medan,tapi habis tu menggigil aku,kalau tak dipegang si Bujang roboh rumah."(Seluruh pemain pause,begitupun Kirana)

126.Barjo :" Bang...Jenderal Mariam dari divisi harimau kumbang datang berkunjung..!!"

127.Naga Bonar :" Kenapa kau memekik ?"

(11)

129.Kirana :" Apa aku mau kau serahkan ?"

130.Naga Bonar :" Sudah..kau disini saja."

Pertemuan Mariam dan Naga Bonar yang dihiasi aksi saling copet.

131.Mariam :" Apa aku berkunjung kepada seorang saudara?"

132.Naga Bonar :" Tidak salah lagi,hahahahahahahaha.."

133.Seluruh pasukan :" Hahahahahahahaha..."

134.Mariam :" Aku tau dia ada disini,aku pernah cari dia tapi dipotong orang."

135.Naga Bonar :" Jadi kau kemari untuk mengambil dia?"

136.Mariam :" Betuull..sudah lama aku suka padanya."

137.Naga Bonar :" Aku juga.."

138.Mariam :" Kalau begitu kita perang saudara saja lah."

139.Naga Bonar :" Heii..tunggu,Mariam..kita jangan berperang karena perempuan, kita main catur saja.,kalau kau menang kau boleh ambil dia,tapi mana mungkin kau menang..?"

140.Mariam :" Heii...kau lihat saja nanti,kau taruh taruhanya di meja."

141.Naga Bonar :" Murat..kau panggil Kirana!"

142.Murat :" Siaaappp!!"

Permainan catur Mariam versus Naga Bonarpun dimulai.Di penuhi trik2 pencopet profesional,mulai dari mencuri buah catur,bahkan adegan saling tembak.

143.Naga Bonar :" Hei Kirana,waktu bapaknya masih mencopet Bapakmu sudah melawan Belanda. Skak...,kudengar emak kau di copet Bapakmu dari Wak Kandang ya??"

144.Mariam :" Heii..kau bawa-bawa Bapakku,jaga mulut kau Naga,jaga mulut kau,kau kira kau saja yang jenderal,aku juga jenderal ini..,Lihat.."

(12)

146.Mariam :" Ku makan.."

147.Naga Bonar :" Makan saja kerja kau ni,Bengak kali dia ini,sebaiknya kau belajar pada keledai."

148.Mariam :" Tapi masih untung aku Naga,masih untung aku,Bapakku masih ada.Tapi kau,bapakmu sendal jepit?,hahahaha"

149.Naga Bonar :" Baahh...kau hina Makku haah??,ini kepala bapakmu,matanya,matanya,mulutnya,kuludahi.bdyaahh..

Lalu kuinjak-injak,,,haaaaahh..h!!,Skak matt..,Apa kubilang ,Bengak!!"

150.Mariam :" Berhenti Murat,ini pertarungan Jenderal lawan Jenderal."

Seluruh pasukan dan Mariam meninggalkan Naga Bonar berdua dengan Kirana.Lencana,baju dan senjata Naga Bonar dilucutinya sendiri dibantu Bujang,kemudian dipakai oleh Bujang.

151.Kirana :" Aku sudah takut kau kalah main catur tadi?,tapi kulihat kau yakin sekali menang" (sambil mengobati Naga Bonar)

152.Naga Bonar :" Ahh..tidak..mana mungkin aku menang,yaa..dia jago catur.Aku kenal dia,jadi kubikin saja dia marah,lalu kuambil buah caturnya,Skak Matt..!!"

Kirana pause,menuju adegan Murat yang membawa informasi.

153.Murat :" Nagaa...Si Bujang berangkat membawa pasukan 10 Orang."

154.Naga Bonar :(memeriksa tanda pangkatnya) " Tanda pangkatku, topiku,pistolku?,kapan dia berangkat?

155.Murat :" dini hari tadi."

156.Naga Bonar :"aahh...Jadi jenderal juga dia Rupanya?"

Setting Berubah ke Kirana yang di datangi Mak,untuk melamarkan si Naga Bonar.Naga Bonar dan Murat pause.

157.Emak :" Assalamu'alaikum.."

(13)

159.Emak :" Jadi si Naga sudah kemari?"

160.Kirana :" Dia sudah beberapa kali datang kemari"

161.Emak :" Lalu,kau dia rayu?"

162.Kirana :" Ah..dia bicara biasa,dia janji tak mencopet lagi"

163.Emak :" Kau jangan percaya,dulu dia janji sama aku dia akan sekolah,dia lari.Dia janji mau belajar mengaji,dia mencopet.Pangkatnyapun itu tak benar,bikin-bikinan si Lukman saja.Dia anakku,aku sayang padanya,tapi aku tak mau kau dia rusak."

Pindah ke adegan si Murat dan Naga Bonar.Emak meninggalkan Kirana sendiri yang duduk diam,dan merenung.Perlahan setting belakang pindah ke pemakaman si Bujang yang mati bertempur.

164.Lukman :" Bang..Bujang sudang pulang beserta pasukanya."

165.Naga Bonar :" Suruh dia masuk..!!"

166.Lukman :" Tidak bisa Bang."

167.Naga Bonar :" Kenapa tidak bisa,kalau tidak mau,turunkan saja pangkatnya."

168.Lukman :" Dia sudah mati."(sambil mnyerahkan barang-barang Bujang)

Lukman dan Kirana Menuju ke tempat pemakaman Bujang.

169.Lukman :" Pengumuman,sekarang akan disampaikan ucapan perpisahan kepada kopral Bujang yang akan disampaikan Panglima pasukan yang mulia,Jenderal Naga Bonar..!!

Pengumuman,sekarang akan disampaikan ucapan perpisahan kepada kopral Bujang..."

Naga Bonar datang dengan bajunya yang ada Noda darah di dada yang dipinjam Bujang untuk bertempur.

170.Naga Bonar :" Sersan Mayor.."

(14)

172.Naga Bonar :" Bujang..kau sudah kularang Bertempur,tapi kau bilang kau mau Bertempur,Kubilang jangan bertempur,tapi kau bertempur juga?,itulah...sekarang matilah kau..,Kubur!!"

Bujang diangkat kemudian dikebumikan.Suara musik blues mengiringi nyanyian kesedihan untuk Bujang oleh si Naga Bonar,dan seluruh pasukan yang ikut merasakan kesedihan Naga Bonar.

173.Naga Bonar :" Bujang...sudah kularang kau bertempur bujang.. Tapi kau tak mendengar aku,kini matilah kau

dimakan cacing,Bujang...E..!!

Bujang..teganya kau tinggalkan aku,Bujang.. C tujuh..

Bujang...sampai hati kau,bujang.."

Kirana mendatangi Naga Bonar,mengajaknya berbicara,untuk melipur kesedihan Naga Bonar.

174.Kirana :" Kau jangan terlalu sedih Naga,semua orang mesti mati,apalagi dalam peperangan?"

175.Naga Bonar :" Betul..jangankan kopral ,Jenderal sekalipun mati,tapi yang kusedihkan bukan kopral mati,itu cuma bikin-bikinan si Lukman.Tapi karena si Bujang,aku sudah bilang sama dia jangan bertempur,tapi dia bertempur juga,mati lah."

176.Kirana :" Apa yang akan kau lakukan setelah perjuangan ini berakhir."

177.Naga Bonar :" Ada juga kutimbang-timbang,mak sudah betul-betul malu aku jadi copet,kupikir-pikir biar mak bangga,jadi polisi lah.Tapi kupikir lagi,Pencopet jadi polisi,salah-salah orang bilang polisi jadi pencopet?,kalau sudah begitu bukan lagi mak saja yang marah,Polisi juga marah"

178.Kirana :" Tapi jangan lagi kau mencopet"

179.Naga Bonar :" Tidak ,aku janji..biar ditaruh barang didepanku,tak kan kuambil."

180.Kirana :" Aku senang padamu..

181.Naga Bonar :" Jadi ada pencopet yang jadi orang baik-baik?"

182.Kirana :" Ada.."

(15)

184.Kirana :" Bisa.."

185.Naga Bonar :" Salaman.."

186.Kirana :" Salaman.."

187.Naga Bonar :" Diciumnya aku sama si Kirana...,kiri lalu kanan,inilah pencopet yang jadi suami perempuan Baik-baik,Emak pasti bangga padaku..Hah..haah?

Kirana meninggalkan Naga Bonar sendirian, Seluruh pasukan dikumpulkan,untuk menyerbu Belanda yang sudah melanggar wilayah Beringin Tiga.Murat dan Lukman datang.

188.Murat :" Naga...Kirana katanya mau ikut bertempur?"

189.Lukman :" Heii...dia kira kita ini main-main?"

190.Naga Bonar :" Hati-hati kau Lukman,kusuruh mandi kau,datang malaria kau.,baru kau rasa,apa dia bilang?"

191.Murat :" Katanya dia akan mendampingi panglima selalu,baik dalam keadaan apapun."

192.Naga Bonar :" Bilang sama Kirana permintaanya disetujui."

193.Lukman :" Dia mau dikasih pangkat apa?"

194.Naga Bonar :" Pangkatnya Permaisuri.."

Bersamaan itu datang kirana yang sudah siap dengan seragam Panglima.seluruh pasukan,dalam kondisi siap bertempur,dan siap pada divisinya masing-masing.

195.Kirana dan Naga Bonar :" Hai...kau pemuda Indonesia Bangkitlah Kau Semua,

Negeri Kita sudah merdeka,

Genderang Perang telah berbunyi, Dengarkan panggilan ibu pertiwi."

196.Seluruh Pasukan :"Hai...kau pemuda Indonesia Bangkitlah Kau Semua,

Negeri Kita sudah merdeka,

Genderang Perang telah berbunyi,

(16)

Referensi

Dokumen terkait