• Tidak ada hasil yang ditemukan

APA KATA MEREKA Aku Guruku dan Dunia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "APA KATA MEREKA Aku Guruku dan Dunia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA

MEREKA :

Aku, Guruku dan Dunia

ulu saya berkeinginan untuk

menjadi seorang relawan

bidang pendidikan yang dikirim

ke pulau terluar ataupun

wilayah Indonesia lainnya yang memiliki

keterbatasan akses pendidikan. Dan

ternyata keinginan tersebut membawa

saya pada mereka, para pelopor. Sebuah

sekolah layaknya sekolah laskar pelangi.

Tulisan – tulisan ini merupakan beberapa

tulisan anak – anak yang bersemangat

untuk mendapatkan pendidikan. Bukan,

mereka bukan siswa yang berada di

pulau terluar ataupun pulau di ujung

negeri sana. Mereka ada di sekitar kita,

di suatu tempat yang kadang tidak kita

bayangkan sebelumnya.

D

(3)

Jalan

Hidupku

nilah aku, terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, yang dibesarkan dan didik tanpa kasih sayang seorang orang tua dan hanya bisa menuruti apa kata seorang kakak. Kakak yang sangat galak dalam mendidik dan tegas dalam membuat aku menjadi seorang yang bisa dibanggakan semua orang.

I

Dulu waktu aku berumur 5 tahun sebelum aku dimasukan ke bangku sekolah dasar aku diajarkan bagaimana menulis dan membaca dengan benar dan tertib, dengan bentakan yang selalu keluar dari mulut kakakku. Sampai ketika umur aku menginjak 6 tahun aku di masukan ke sekolah dasar dari kelas satu sampai dengan kelas 3. Lalu kelas 4 karena ada berbagai konflik dalam keluargaku aku pindah rumah dan pindah sekolah sampai kelulusan kelas 6. Perjuanganku untuk sampai ke jenjang kelulusan tidaklah mudah banyak sekali rintangan yang harus aku tempuh dan aku alami. Aku jalani kehidupan seolah Yang membuat aku menangis dan meratapinya, kenapa kakakku sendiri tega melakukan semua itu padaku, apa salahku? Itu membuatku bertanya tanya entah siapa dan kapan yang akan menjawab semua pertanyaan itu. Aku masih ingat ketika itu hari di mana anak – anak smp idam – idamkan yaitu kelulusan dimana semua orang tua masing – masing datang pada acara itu kecuali orang aku tanpa dihadiri oleh siapapun. Kenapa semua ini sangat menyakitkan, begitu dunia ini kejam dan tak adil. Aku hanya bisa menangis didalam keramaian kelasku, teman – temanku yang membuat mereka semua heran melihatku. Mungkin mereka hanya bertanya – tanya melihatku karena di sekolah aku terkenal sebagai diperhatikan oleh orang tua kalian, andai aku seperti mereka, takkan pernah ku sia – siakan semua itu.

(4)

keadaanku dan perjalanan mengizinkanku untuk terus sekolah. Dan di sinilah aku sekolah, tempat yang aku cintai dan aku banggakan. Karena sekolahku kini telah mengajarkan dan memberitahukan apalah itu arti kehidupan.ku dari dulu hingga sekarang.

Dahulu aku masih ingat waktu itu aku duduk di bangku sekolah menengah pertama, aku pernah berpikir dan putus asa dengan keadaan yang aku jalani. Setiap hari dunia bagiku adalah tangisan dan penderitaan. Tak pernah ada aku dididik oleh kakakku. Ternyata itu akan membuatku menjadi orang yang kuat dan mandiri walaupun tanpa didampingi mereka berdua. Sekarang aku mengerti arti dari kehidupanku. Terima kasih kakak, kau telah mengajariku semua itu walaupun kadang kau merasa jengkel dan kesal dengan kelakuanku. Tapi aku bangga padamu kakak. Dengan kesibukan ibu dan ayah kau mengajariku semuanya.

Aku sekarang duduk di kelas XI, di sinilah aku yang baru bisa merasakan apa itu perhatian, ketulusan dan kasih sayang kedua orang tuaku yang dahulu tak pernah aku dapatkan dan rasakan. Mungkin. Bahkan kasih sayang yang begitu tulus dari teman – teman yang selalu menemaniku dikala aku merasa kesepian.

(5)

ketinggalan zaman dengan dunia yang semakin maju. Tapi jangan sekali – kali kalian terbawa, terjurumus atau terkena duri yang dibawa oleh angin itu, karena angin itu juga membawamu untuk menjerumuskanmu pada perkembangan zaman yang salah, maka jalanilah kehidupan ini dengan ilmu yang kuat agar kita bisa mengimbangi perkembangan zaman yang semakin maju. Begitu dunia itu sangatlah penting dan berharga untuk mencapai cita – cita yang kita inginkan. Jika dunia tak bisa kita kuasai maka tunggulah di mana saatnya dunia menguasai kita. Maka jika tak ingin terjadi seperti itu kalain harus punya ilmu yang tinggi.

Semua penjelasan ini aku dapatkan setelah aku sekolah ku yang sekarang. Walaupun serba kekurangan tapi kita bisa sekolah ku yang sekarang bisa membawa dan membimbingku ke jalan yang lebih baik dan walaupun guru – guru di sini jarang ada tetapi mereka telah mengajariku arti kesabaran dan kejujuran yang membuatku semakin kuat untuk menggapai semua cita – citaku.

Aku mempunyai sebuah cita – cita dari dulu yaitu ingin membawa keluuarga kecilku pergi haji dan umrah dan setelah aku lulus sekolah aku ingin meneruskan sekolah ke Universitas Al – Azhar Kairo. Walaupun itu tak mungkin tapi aku yakin aku bisa dengan kegigihan dan keyakinanku, aku bisa mencapainya, Amin!

Inilah kehidupanku semoga semua yang dahulu aku bina sampai

sekarang akan tersu menjulang tinggi dan lurus layaknya seperti pohon kelapa yang akan terus tinggi tanpa melihat keadaan. Semoga semua yang aku inginkan menjadi kenyataan. Amin!

(6)

Guru yang

Mana Sih?

ku hidup atas prakarsa seorang guru yang mengajarkan aku setiap saat di manapun dan kapanpun aku bisa merasakan pahit manisnya pelajaran dari dia. Bagiku guru itu mmpunyai singkatan, pertama GU, yang berati guna, dan Ru yang beranrti runtuh. Maksuda dari singkatan itu adalah di mana seorang guru itu menjadikan bangsa ini menjadi berguna di dunia dan di setiap langkahnya dan runtuh mempunyai arti meruntuhkan kebodohan anak bangsa dari segala hal yang meliputinya. Baik itu dari hal dunia atau tingkah laku seseorang. Jadi seorang guru

A

itu sangatlah berharga di dunia meliputi alam semesta ini.

Guru yang dimaksudkan di sini bukan saja seorang guru yang setiap harinya berada di sekolah mengajarkan anak-anak, tapi guru yang dimaksud ini adalah dimana kita berpijak disiti kita mbil pelajaran dan hikmahnya. Banyak yang tidak sadar bahwa yang dimaksud dengan guru, mereka anggap guru hanya mereka yang mengajarkan cara berhitung, menulis, dan membaca saja. Tetapi guru itui bukanlah hanya itu, yang bisa disampaikannya bisa berupa kesadaran diri, tafakur, dan lain-lain. Jadi seorang guru itu adalah di mana sesuatu bisa diambil pelajaran dan hikmahnya.

Bagiku guru itu adalah sebagai kunci kehidupan kita menuju kesuksesan dan menurutku adalah gudang ilmu. Dimana gudang itu tidak akan terbuka tanpa ada kunci yang bisa membukanya, Kita tidak akan bisa mengetahui apa yang ada di dalam gudang itu tanpa kita memerlukan kuncinya. Jadi kita tidak mungkin bisa mengetahui segala hal tanpa diberitahu oleh guru, tahu bagaimana hidup penuh kesuksesan, dan lain – lain tanpa dibarengi dengan pengorbanan dan jasa guru yang tanpa pamrih.

(7)

seorang guru, bahkan banyak guru itu dipandang sebelah mata atau bahkan ada seorang guru yang hanya diperlakukan sebagai seorang teman sebayanya. Yang lebih menyedihkan adalah guru diberi penghargaan dengan mendapatkan gaji yang lebih kecil darpada bayaran seorang artis. Padahal seorang guru itu mengajarkan untuk membentuk berat, malah seorang guru yang memikul beban yang begitu berat seolah terabaikan begitu saja.

Dunia ini begitu sunyi bila seandaninya tidak ada pengorbanan seorang guru yang begitu berjasa dengan sepenuh hati. Banyak bangunan – bangunan tinggi yang mencakar langit, hamparan gedung – gedung pabrik yang sudah tak terarah dan berserakan di mana – mana, semua itu tidak akan ada tanpa adanya seorang guru yang berperan akan berlangsungnya kehidupan modern ini, yang banyak merusak moral dan etika bangsa di dunia ini.

Semakin pesatnya perkembangan zaman banyak sekali seorang guru yang banyak yang ikut terlibat dalam maraknya perebutan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Bahkan banyak sekali seorang sepantasnya untuk dilakukan oleh seorang guru. Untuk itu kita selaku bangsa yang bermoral dan beretika sepatutnya memilih dan memilah serta berhati – hati pada seorang guru pada zaman modern ini.

Sebagai bangsa yang bermoral dan ber-etika tinggi kita harus mempunyai penghormatan dan pengorbanan kepada bangsa negara dan dunia yang menuntut kita untuk berperan di dunia ini sebagai makhluk yang sempurna yang Allah SWT ciptakan.

(8)

bangsa di seluruh dunia ini, karena tanpa adanya mereka hidup di dunia ini seolah – olah tak berarti. Mengenali arti kehidupan itu karena adanya peran serta mereka yang membawa kedamaian dalam hidup ini.

-Bona Salgo Gensis

Mereka

Pergi, dan

Hanya Satu

yang

Kembali

nilah aku, yang belum bisa hidup sendiri, tugasku hanya harus menaati semua aturan dan perintah dari orang tua. Dulu waktu aku baru lulus Sekolah Dasar aku langsung dijauhkan dari orang tua yang bertujuan agar aku bisa hidup mandiri. Walau masih harus meminta pada orang tua tapi setidaknya mungkin tak segalanya hidup ini hatus dengan kaki tangan orang tua. Dan ku jalani semua wala dengan hati terpaksa.

I

(9)

Tapi saat perinah dilontarkan dari mulut sang ibu, bahwa aku harus melanjutkan sekolah ditempat yang lain, waktu itu pun aku hanya bisa menarik nafasa yang sangat teramat dalam. Dan aku keluarkan tanda tanya yang sangat besar untuk nasibku ini.

Berjaraj beberapa bulan dari kepulanganku dari Cianjur, lalu masuklah aku ke sebuah sekolah. Sekolah Madrasah Aliyah. Yang bertepatan menyatu dengan sebuah pondol pesantren. Di sanalah aku tinggal, di sinilah aku belajar. Dan lagi – lagi aku menyesuaikan diri dengan orang – orangnya maupun tempatnya.

Waktu aku anak baru di pondok pesantren tersebut, saat itu brbicara dan menampakan akan wujudnya bahwa murid madrasah aliyah hanya berjumlah 2 orang. Waktu itu aku sempat terhasut oleh pikiran burukku, berpikir akankah aku melanjutkan semua ini. Saat itu ucapan – ucapan, nasehat – nasehat

berdatangan untuk menghapus semua niat burukku itu.

Hari demi hari kulalaui, terasa seperti lama sekali waktu yang berjalan dalam kehidupan ini. Beberapa bulan dari waktu itu, bertambahlah satu orang siswi. Dan di kelaspun menjadi tiga orang. Tak lama kemudian masuklah seorang siswa dan di kelas kami jadi berjumlah empat orang. Harapan selalu di ucap, semoga dihari nanti lebih dari pada ini.

Tapi ternyata...

Beberapa bulan kemudian, salah satu dari teman kami lambat laun sering tidak masuk sekolah tanpa keteraangan, alfa. Lama – kelamaan hal tak diinginkan terjadi. Ternyata teman kami memilih untuk berhenti sekolah.

Akhirnya di kelas kami berjumlah tiga orang. Lambat laun dari keluarnya teman kami, aku melihat banyak sekali perubahan. Teman – teman yang lain terlihat seperti tidak bersemangat dan seorang teman kami pun kemudian jadi jarang masuk sekolah. Ternyata ia pun menyusul, pergi meninggalkan sekolah ini. Dengan hati yang tidak percaya, namun kenyataan telah di depan mata.

(10)

dua orang saja. Wak tu itu keluhan selalu menjadi temanku setiap hari, di kelas ku berdua, antara aku dan seorang siswa. Dan ternyata seiring berjalan waktu seorang siswa itu pun menyusul teman – teman semua. Ia pun pergi meninggalkanku dan sekolah ini.

Saat itu, hati ini ingin sekali berteriak sekeras mungkin. Tapi apa daya hanya bisa menangis disehelai kain untuk menyembunnyikan semua yang terjadi.

Hari demi hari aku di kelas sendirian. Gurauan orang – orang selalu berdatangan setiap hari, walau kurasakan gurauan tersebut lebih seperti sebuah ejekan bagiku.

Hidupku waktu itu bagaikan sebatang pohon yang sedang diterjang hujan dan angin yang sangat besar. Disaat itu, aku tahu mana orang – orang yang peduli padaku atau orang yang sebaliknya.

Seorang ibu dan bapak tak henti – hentinya untuk menguatkanku dan memberikanku semangat. Dan dibalik itu juga guru – guru yang selalu memeberikan semangat. Atau mereka yang selalu menyimpan semangat agar selalu bisa mengajar meski siswa hanya seorang diri.

Dari kejadian itu, mungkin Tuhan Yang Maha Kuasa mengajarkanku tentang kekuatan dan kesabaran. Waktu yang aku bisa hanyalah berdoa. Waktu pun terus berjalan. Aku coba untuk ikhlas. Aku terima semua kenyataan ini. Aku telan semua kepahitan ini. Aku buang semua kesedihan ini. Dan aku dari semua doa – doaku”. Dan akhirnya sekarang kami pelajaran ditahun ajaranku yang baru.

-Lis

(11)

-Buku Sang

Teman

Setia-ku

ku awali pagi itu dengan sedikit senyuman, dengan mata merah, badan terasa berat untuk bangun dari tempat tidur. Hati dan pikiran terasa tidak tentu.Aku berusaha untuk bangun, tapi apa daya aku merasakan sakit sekali di urat – urat nadi kakiku.

A

Semangatku menurun ketika itu. Karena melihat tempat tidur yang berantakan, asrama yang kotor dan lantai yang berlumuran debu.

Aku tidak bisa berbuat apa – apa saat itu. Aku hanya bisa menghela nafas dalam – dalam dan beranjak ke kamar mandi untuk berwudhu kemudian siap – siap shalat, ngaji, makan dan pergi sekolah.

(12)

ketika itu, karena melihat kelas kosong dan mendengar teman – teman sekelasku sakit dan mengirim surat.

Aku bingung, aku merasa sedih dan kehilangan. Aku hanya bisa duduk melamun di bangku kelas dan berharap guru mata pelajaranku segara datang supaya kesedihanku hilang dengan itu. Tapi harapan itu tidak aku dapatkan, yang aku dapatkan hanya ketakutan dan kegelisahan.

Aku takut, takut kejadian itu terulang kembali dan gelisah karenan aku vingung apakah Allah rencanakan tentang semuanya.

Aku pun mencoba bersabar, dengan duduk dibangku, mata berlinang air mata kesedihan dan berkaca karena melihat ke kanan dan ke kiri tidak ada yang menemaniku.

Oh tuhan apa yang sedang Kau rencanakan? Apa Engkau sedang mengujiku apa Engkau sedang mengadzabku? Begitu banyak salahku.

Itulah jeritan hatiku ketika itu. Hampir setiap hari belajar dikelas, aku tidak ditemani oleh guru, malah tidak jarang aku hanya sendiri disebuah kelas yang berusaha aku cintai.

Aku pun merenung dan melihat buku dan berbicara dalam hati “wahai buku, hanya engkau yang selalu setia menemaniku!”

Ya Tuhan penguasa dan pengatur alam semesta, apakah maksudnya ini? Aku berusaha berpikir, tapu

apa daya aku bukan seorang yang ahli dalam memecahkan masalah karena memerlukan waktu untuk itu.

Referensi

Dokumen terkait

menyindir, 2) sebagai alat untuk propaganda, 3) sebagai alat untuk protes atau kritik sosial, 4) mengeluh, 5) sumber pengetahuan dan kebijaksanaan, 6) alat pengesahan kebudayaan,

Perguruan LEMKARI Cabang Kota Bekasi - Jawa Barat sebagai Perguruan Karate yang menaungi sepak terjang olahraga Karate juga tidak terlepas dari keniscayaan tersebut,

Objek pariwisata yang mengacu pada latar belakang tersebut yang harus dikembangkan lagi di Kota Surakarta tersebut identik dengan sejarah lokalnya agar peminatnya para

Persyaratan tata bangunan dan keandalan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati dengan berpedoman pada

Adapun salah satu pendekatan yang digunakan dalam konseling keluarga yaitu pendekatan Gestalt, pendekatan ini memberikan perhatian kepada apa yang dikatakan anggota

Apa saja kebutuhan user dalam pembuatan rancangan konsep aplikasi mobile game yang persuasif untuk memotivasi mahasiswa untuk berolahraga. Bagaimana pembuatan

Auditor Pemerintah adalah instansi Pemerintah yang berhak melakukan audit terhadap pembukuan dan rekening (books and account) KKKS sesuai PSC.. penangguhan biaya produksi

Dalam analisa ekonomi ada 4 cara penilian atau kriteria untuk menilai apakah investasi tersebut prospek atau layak, yaitu : pay out time (POT), net present value (NPV), rate