• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILMU HUKUM MATERI ORIENTASI PENDIDIKAN P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ILMU HUKUM MATERI ORIENTASI PENDIDIKAN P"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ILMU HUKUM

MATERI ORIENTASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

STRATA 3 (TIGA)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA KELAS JAKARTA

Oleh:

(2)
(3)
(4)

BERFIKIR FILOSOFIS

1.

Radikal (radix = akar) berfikir sampai akar, hakikat,

esensi

2.

Universal (umum, universal) common experience

3.

Konseptual

generalisasi,

abstraksi

pengalaman

individual, kelompok, masyarakat

4.

Koheren = selaras dengan kaidah berfikir/ logis dan

konsisten = tak mengandung kontradiksi

5.

Sistematik (system) kebulatan sejumlah unsur yang

saling berhubungan menurut tata aturan untuk

mencapai maksud tertentu

6.

Komprehensif menyeluruh dari gejala alam semesta

7.

Bebas dari prasangka historis, sosial, relegius,

kultural

(5)

OBYEK FILSAFAT

Makna Ilmu: kumpulan pengetahuan yang harus memenuhi syarat

yakni: syarat material dan syarat formal

Obyek tidak sama tidak sama

subject matter (pokok masalah)

1.

Subject Matter: bidang khusus dari kajian faktual

2.

Kumpulan pertanyaan pokok yang berkaitan

Contohnya: antara anatomi (struktur, statis) dan fisiologi (fungsi,

dinamis)

A.

Obyek Material: (Gegenstand) sesuatu sasaran pemikiran baik

bersifat kongkrit/ abstrak

(6)

RELASI ILMU DENGAN FILSAFAT

Filsafat

=

mater

scientiarum

,

sementara

setiap

ilmu

memerlukan obyek material khusus sehingga tugas manusia

melalui keluasan pengalaman dan pandangan hidup (cogito)

dengan filsafat menganalisis konsep dasar, memeriksa asumsi

yang harus dikuatkan dengan hasil yang dicapai;

Menyatupadukan (integratif, komprehensif) hasil ilmu spesifik,

tidak kontradiktif, mengarah pada tujuan tertentu;

Hakikatnya filsafat bersifat: umum tidak berkaitan dgn obyek

khusus dan tidak menyangkut fakta (spekulatif)

Berkaitan nilai (values) abstrak tentang moral, estetika, agama,

sosial

Kritis: memeriksa & menilai asumsi, memaknai, membatasi

Sinoptik: struktur kenyataan secara holistik

(7)

CABANG FILSAFAT

A. Metafisika (proto philosophia): being/existence

keberadaan di balik benda fisik benda alam (ulti-mate

nature)

B. Ilmu (Science): knowledge mencapai truth

C. Etika (values): a. tingkah-laku (filsafat etika)

b. keindahan (filsafat estetika)

ad. B. Filsafat Ilmu

FILSAFAT ILMU

1.

Ontologi: makna hakikat ilmu (being, sein, het zijn),

wujud, apa, bagaimana kenyataan (facts)

empirikal

2.

Epistemologi sumber, sarana, tatacara memakai

sarana

3.

Aksiologi mencakup nilai normatif conditio sine qua

non

(8)

PENGERTIAN, KONSEP, RUANG LINGKUP

FILSAFAT & FILSAFAT HUKUM

A. Pengertian Menurut Bahasa: “Philosophia” (Yunani) Philein= mencintai,

Sophos = bijaksana (wisdom) sohia = kebijaksanaan/ teman

kebijaksana-an, intinya mencari keutamaan mental ( the pursuit of mental excelence)

B. Pengertian Menurut Ilmu : induk/ ibu pengetahuan

(mater scientiarum) karena obyeknya “semua kenyataan” sehingga menyatukan ilmu, proses pendidikan alami thd makhluk berfikir, ilmu

menyediakan bahan/ materi berupa fakta untuk dikaji secara mendasar,

kritis mendalam sampai hakikat, secara radikal dalam menemukan

kebenaran: obyek (materi), nilai (values) moral, estetis, agama serta

sosial.

Pertanyaan mencakup: “Ontologi” apa/bgm yang ada; “Epistemologi”: sumber, sarana, metode, akal/akal-budi, “Aksiologi” strategi, empirik, fakta

(9)

PENGERTIAN, KONSEP, RUANG LINGKUP FILSAFAT &

FILSAFAT HUKUM

D. Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Hukum : terletak di lapis atas teori

hukum (rechts theorie/ Jurisprudence dan dogmatika hukum

E. Ruang Lingkup Filsafat Hukum :

van Apeldoorn (1985) berpendapat tiga pertanyaan dasar filsafat hukum:

a. Apakah pengertian hukum yang berlaku umum?

b. Apakah dasar kekuatan mengikat dari hukum?

c. Apakah yang dimaksud dengan hukum kodrat?

Bernard Arief Sidharta mengacu HJ.Berman dua pertanyaan dasar hukum:

1. Apa landasan mengkikat dari hukum?

2. Apa kriteria/tolok ukur keadilan dari hukum?

Menghasilkan dua ajaran/ leer-en yakni:

a. Ajaran nilai (value) menghasilkan: Ontologi, Aksiologi, Ideologi,

teleologi hukum

b. Ajaran Ilmu (wetenschap) meliputi: ajaran pengetahuan, ajaran Her

(10)

PENGERTIAN ILMU HUKUM

1.

Konsepsi

: jurisprudence

Latin

iuris

=hukum &

prudentia

”=

pengetahuan segala sesuatu yang bersifat teoritis tentang hukum (Robert L

Hayman, 1994:5 dlm Peter M Marzuki:19)

Gijssels & van Hoecke (1982): pengetahuan yang sistematis, terorganisasi

tentang

gejala hukum

‟,

struktur kekuasaan, norma2, hak2 dan kewajiban.

Hari Chand (1994) belajar substansi hukum harus belajar konsep hukum,

kaidah hukum, struktur dan fungsi hukum.

Ilmu Hukum: memaknai hukum dalam dua aspek:

a. sistem nilai

b. aturan sosial

Sifat Ilmu Hukum

:

a.

Preskriptif: menanyakan apa tujuan hukum untuk dapat menjembatani

dua realitas apa yang senyatanya dan apa yang seharusnya.Mempelajari

apa yang ada di alam fikir untuk dihadirkan di alam realita.

(11)

A.2 Ragam pengertian Kebenaran dalam keilmuan:

1. Normatif: in der sollen welt, as ought to be

2. Positif: in der sein welt, as it is (

Soetandyo. W, 2013: 9-10

)

B.Mempersoalkan Ilmu Hukum: Ilmu hukum

(rechtswetenschap-pen) semua kegiatan ilmiah dimana obyek telaahnya adalah

hukum, mempertanyakan landasan keberadaan dan metode

pengkajiannya (Ph.Visser „t Hooft

, dalam BA Sidharta, 2014: 3)

Philipus M.Hadjon suatu ilmu yang “sui generis” merupakan jenis

tersendiri karena karakter normatif, terminologi ilmu hukum, jenis

ilmu hukum serta lapisan ilmu hukum (PM Hadjon, 2005: 1)

C. Tiga ranah disiplin hukum menurut J Gijssels & Marck van

Hoecke mencakup: filsafat hukum (spekulatif), teori hukum

(bermula dari algemene rechtsleer) & dogmatika hukum (tehnis)

dengan sasaran:

1. Pembentukan hukum

2. Praktik/penerapan hukum.

(12)

Lapisan Ilmu

Hukum

Konsep Eksplanasi Sifat

Filsafat Hukum (FH)

grondbegrippen Reflektif Spekulatif

Teori Hukum (TH)

Algemenebegrip-pen

Analitis Normatif Empiris

Dogmatik Hukum (DH)

Technischjuri-disch begrippen

Teknis yuridis Normatif

Karakteristik Lapisan Ilmu Hukum

LAPISAN ILMU HUKUM Menurut J Gijssels, 1982 dalam PM Hadjon, 2005: 10

Filsafat Hukum

Teori Hukum

(13)

HAKIKAT HUKUM, SISTEM & FUNGSI

A. Istilah/ Bahasa: Huk’mun: menetapkan, Inggris: law, Jerman & Belanda: das/het

Recht, Perancis: ‘le droit, Spanyol el derecho, menetapkan sesuatu menjadi lurus

dan benar.Gustav Radbruch ‘petitio in principii’/menjawab apa yang ditanyakan/dipersoalkan

B. Budiono Kusumohamidjojo (2016:93-94) mengutip Bern Ruthers tiga unsur hukum: 1.hukum perupakan hasil dari tindakan negara untuk mengakui dan menetapkan

keberlakuan norma2 tertentu

2.hukum yang berupa undang-undang tidak mempersoalkan keniscayaan keadilan. 3.hukum tidak mempersoalkan efektivitas, penerimaan/ ketaatan warganegara

terhadap undang2.

C. Dua unsur mendasar hukum dalam mengatur kehidupan bersama: a. daya meaksa yang inheren

b. lembaga peradilan yang memiliki kompetensi kapan hukum dipenuhi/dilanggar serta kibat hukum jika terbukti telah terjadi pelanggaran.

D. Hukum sebagai sistem

Pengertian: bangunan konseptual yang terdiri dari komponen2, terkait satu sama lain dalam suatu inter-relasi yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertent sebagai suatu kesatuan (Budiono K, 2016: 102) Persoalan/ masalahnya:

1. Poeitik: kemampuan kreatif/ mengatur sistem agar berfungsi dalam kehidupan; 2. Multi dimensional (DHM Meuwissen mengacu Dietrich Schindler,1970 dalam

(14)

DHM Meuwissen mengacu Dietrich Schindler,1970 dalam Budiono K, 2016: 105-106

a. Dimensi Formal-Normatif: hukum berfungsi sbg tatanan formal

(voorzienbaarheid)

b. Dimensi formal-faktual: hukum sbg gejala kekuasaan bertujuan

mempengaruhi perilaku sesuai pola tertentu

John Rawls “ a

coercive order for purpose of regulating their conduct & providing

the framework for social cooperation

c. Dimensi Material-Normatif memuat cita etis kebaikan dlm

nurani

d. Dimensi material-faktual sifat empiris pemenuhan keperluan vital

manusia.

Meuwissen menyusun kategori Aristoteles

dualisme platon tatanan

yang mempengaruhi perilaku untuk pemenuhan keperluan secara

moral.

E. Fungsi Hukum:

Instrumen kekuasaan untuk menertibkan, mengatur serta

(15)

F. Disfungsi Hukum

Rendahnya ketaatan pada hukum/kegagalan pemerintah/ negara berfungsinya hukum. Keadaan dimana peran hukum tidak dijalankan/ tidak dapat berjalan untuk menertibkan perilaku maupun pemerintah.

G. Berfikir Secara Hukum

Paul Scholten (1941) rechtswetenschappelijke methode tuntutan yang menyandang suatu karakter ilmiah bersifat tipikal: pengolahan atas hukum untuk mencapai obyektifitas, mencapai kesatuan, koherensi internal, kesederhanaan.

Langemeijer (1970) beroperasi bahan terberi yang beragam (deduksi dogmatikal atas perundang-undangan), dikompilasi, disimpulkan.

Problematika ilmiah hukum: apa yang menjadi kaidah hukum yang harus dipertautkan pada konstelasi faktual tertentu, agar secara yuridikal tepat mengkualifikasi konstelasi faktual tersebut.toepassingwerkkonkrethakim.

H. Kekhususan Logika Hukum (A Soeteman & PW Brouwer,1982): argumentasi bersifat spesifik, berdasar logika:

1. Argumentasi tidak dimulai dari hampa/ tidak statis tapi berkembang;

(16)

I. Berlogika Hukum

P.W.Brouwer (1999), Henry Prakken & Giovanni Sartor dlm PM Hadjon logici hukum bertitik tolak logika deduksi konsistensi dalam premis sampai kesimpulan dengan kriterium:

a. Bentuk argumentasi (de vorm) misal: deduksi

b. Isi argumentasi (de inhoud) misal larangan menolak

c. Prosedur/tata cara misal: beban pembuktian, misal: pengalihan beban pembuktian atas dasar kewenangan hakim.

Legal logician tended to focus on a deductive reconstruction of a judges justification of a decision, without taking into account the dialectical process which had led to selection of the chosen justification.

J. Argumentasi Deduksi:

a. Principle argumentation based on rules, terdapat di negara2 civil law system misal: norma pencuri harus dihukum, Togog adalah pencuri, maka Togog dihukum.

(17)

PENGERTIAN, KONSEP, RUANG LINGKUP FILSAFAT & FILSAFAT HUKUM F. Tujuan Mempelajari Filsafat Hukum :

a. Memberikan jawaban tentang apa sejatinya hukum itu

b. Apa dasar/ alasan kita menaati hukum

c. Apakah “keadilan” yang menjadi ukuran baik-buruknya hukum?

Kesimpulan: tujuan mempelajari filkum bersifat “dinamis” sesuai dinamika pemikiran kritis manusia

G. Kemanfaatan Mempelajari Filsafat Hukum :

1. Memberikan wawasan/ cakrawala berfikir luas kepada pembelajar hukum

2. Memberikan ladasan berfikir secara kritis dan radikal

3. Memberikan ladasan berfikir secara “spekulatif” sehingga mendorong

ber”inovasi”

4. Memberikan landasan berfikir yang “reflektif kritis” sehingga mampu

menganalisis masalah secara rasional dan mempersoalkan jawaban secara

terus-menerus

5. Memberikan landasan berperilaku sesuai amanat luhur profesi masing2

(18)

TRADISI PENELITIAN DALAM ILMU HUKUM

KUANTITATIF KUALITATIF

PARADIGMA ALIRAN/ MAZHAB FILSAFAT HUKUM

(19)

KARAKTERISTIK

PENELITIAN SOSIO LEGAL

KUALITATIF

KUANTITATIF

TINGKAH LAKU YANG

TEROBSERVASI

VARIABEL MANA YANG TERPENTING TINGKAH LAKUNYA

MERINGKAS IKHTISAR DARI

APA YANG DIKETAHUI

MAKNA TINGKAH LAKU

MENDESKRIPSIKAN LATAR

“OCIAL “ETTING

IDENTIFIKASI TIPE INFORMASI

(20)

Aliran dan/atau Paradigma

Konsep/

Pemahaman Hukum Ciri Hukum Ranah

Legal Structuralism/ Functionalism/

Structuro-

Fungsionalism, Law and Society

• Law as it is in society;

• Law as

regularities.

• Pola perilaku sosial;

• Institusi sosial yang nyata dan fungsional di dalam sistem kehidupan

(21)

Aliran Posisi Peneliti Metode Ruang Lingkup Contoh

1. Positivisme hukum

a. Hukum sbg produk penguasa

b. Prediktabilitas kepastian hukum c. Bersifat logika

tertutup

2. Hukum Kodrat

meyakini norma hukum positif tunduk pada moralitas positif

3. Mazhab Sejarah

meyakini jiwa bangsa sbg spirit norma, hukum tumbuh dan

berkembang bersama masyarakat

4. Sociological Jurisprudence

(ilmu hukum sosiologis, melihat masyarakat dari sudut pandang/ view fakta sosial yg kasuistik

Partisipan

Partisipan

Pengamat

Partisipan sekaligus menjadi Pengamat

Pengamat

Doktrinal Deduktif

Doktrinal Deduktif

Doktrinal Deduktif mengacu pada sistem norma positif

perundangan

Doktrinal Deduktif mengacu pada norma hukum positif

Nondoktrinal-Induktif

Sebatas ruang wilayah politik tertentu

Universal

Partikular

Kasuistik

Kasuistik

Penelitian tentang PerDa

Penelitian tentang Konstitusi, Hukum Inetrnasional: pengungsi,

perang

Penelitian hukum Adat (Adat Law/ Indigenous

Community)

Pengaruh aspek non-legal terhadap putusan hakim

Penelitian tentang konflik agraria dgn kajian sosio

historis RAGAM ALIRAN HUKUM, POSISI PENELITI & METODE PENELITIAN,

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)

S E K I A N

TERIMA KASIH

MATUR NUWUN

MATOR SAKALANGKONG

HARTELIJK BEDANKT

Referensi

Dokumen terkait

Dasar formal kedudukan pancasila sebagai dasar Negara republik Indonesia tersimpul dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 alenia IV yang bunyinya sebagai berikut

Rumah Sakit Umum Haji Surabaya merupakan aset Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang statusnya telah ditingkatkan menjadi Badan Layanan Umum (BLUD) Rumah Sakit Provinsi Jawa

Salmonella Sp Pada Bakso Yang Dijual Di Jalan Mulyosari Surabaya ” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahlimadya D3 Analis Kesehatan di

Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), dalam hal ini PPL II merupakan tindak lanjut dari kegiatan orientasi sekolah latihan

Tulisan ini mencoba mengurai dinamika alam dan sosial ekonomi, baik pada daerah pemasok air banjir (daerah tangkapan air atau daerah aliran sungai) maupun daerah

Ketika Napoleon mengundangkan 3 kitab hukum pada awal abad 19 di Perancis, misalnya, isi ketiga kodifikasi yang disiapkan oleh sebuah Panitia Negara itu sebenarnya tak

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara kecanduan gadget (handphone) terhadap rasa empati pada

Sebagai langkah konkrit upaya pengembangan perbankan syariah di Indonesia, maka Bank Indonesia telah merumuskan sebuah Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah,