• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor -Faktor yang Berhubungan Dengan Tindakan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9 -12 Bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor -Faktor yang Berhubungan Dengan Tindakan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9 -12 Bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Chapter III VI"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan desain studi cross sectional. Dalam penelitian ini dilihat adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan). Dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner dan wawancara. Variabel independent (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu yaitu pengetahuan, pendidikan, sikap dan dukungan suamisedangkan variabel dependent (variabel terikat) adalah tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Alasan pemilihan tempat penelitian karena :

a. Cakupan imunisasi dasar yang masih rendah di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkatsebesar 48,14% dan belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015 (93%).

(2)

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Januari 2016 sampai dengan Agustus 2016.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu memiliki bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Pada saat survei pendahuluan diketahui jumlah populasi sebanyak 253 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus besar sampel untuk uji hipotesis data proporsi satu populasi (Hidayat, 2011) adalah sebagai berikut:

2

Z

: Nilai distribusi baku normal (tabel Z) pada α = 5% sebesar 1,96

2 / 1−β

Z : Nilai distribusi baku normal (tabel Z) pada β = 20% sebesar 0,842

(3)

Pa : Proporsi bayi dengan status imunisasi dasar lengkap sebesar 0,662~0,7 Pa-P0 :Perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi sebesar

10%.

Dengan menggunakan rumus di atas, maka besar sampel dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut:

)

Berdasarkan perhitungan besar sampel di atas, didapatkan besar sampel yang diteliti sebesar 100 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode systematic random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan jumlah populasi 253 orang, dengan sampel yang diinginkan sebanyak 100 orang, berarti k = 253 : 96 = 2,6 ~ 3. Unsur pertama dapat dipilih secara random dari nomor 1-3. Sampel yang terpilih nomor 3 maka sampel berikutnya adalah (3+3)= 6, (3+6) = 9, (3+9) = 12, (3+12) = 19, dan seterusnya sehingga diperoleh sampel sebanyak 100 orang (Singarimbun, 2011).

(4)

bulan dan diambil sampel sebanyak 21 orang, di Desa Sei Meran terdapat 34 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel 12 orang, di Desa Pulau Sembilan terdapat 40 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan siambil sampel 14 orangkemudian di Desa Pangkalan Siata terdapat 71 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel sebanyak 38 orang.

Adapun kriteria Inklusidan Eksklusi di dalam proposal penelitian ini adalah: 1. Kriteria Inklusi

a. Ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.

b. Bersedia menjadi responden 2. Kriteria Eksklusi

a. Ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) namun tidak pernah membawa bayinya untuk mendapatkan imunisasi di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat

b. Tidak bersedia menjadi responden.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Sumber Data

1. Data primer

(5)

berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan).

2. Data sekunder

Data sekunder diambil dari data rekam medik di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.

3.4.2. Pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut :

a. Editing (pemeriksaan data)

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atau pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat kesalahan maka data harus dilengkapi dengan wawancara dan observasi kembali kepada responden.

b. Coding (pemberian kode)

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan menggunakan computer

c. Entry (pemasukan data ke komputer)

(6)

d. Cleaning data

Pemeriksaan kembali semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pemasukan.

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan cara mengukur korelasi antar variabel dengan melihat nilai corrected item total corelation, dengan ketentuan bila nilai r hitung > nilai r tabel maka dinyatakan pertanyaan tersebut valid dan sedangkan uji reliabilitas dilakukan setelah semua data dinyatakan valid. Uji validitas dan reliabilitas akan dilaksanakan sebelum penelitian. Uji coba kuesioner akan dilakukan kepada ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kabupaten Langkat sebanyak 30 responden dengan karakteristik yang relatif sama dengan penduduk di lokasi penelitian.

(7)

3.6. Defenisi Operasional

3.6.1. Variabel Dependent

Tindakan adalah perilaku ibu yang membawa bayinya untuk memperoleh imunisasi dasar di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara. 3.6.2. Variabel Independen

1. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang telah ditamatkan oleh ibu bayi. 2. Pengetahuan adalah pemahaman ibu tentang imunisasi apa saja yang termasuk

kedalam imunisasi dasar, manfaat, dan efek samping dari imunisasi itu terhadap bayi.

3. Sikap adalahrespon ibu tentang pemahaman terhadap imunisasi, manfaat, dan efek sampingdari imunisasi dasar terhadap bayi.

4. Dukungan emosional adalah dukungan yang diberikan suamidalam bentuk rasa kasih sayang, cinta kasih terhadap ibu dalam membawa bayinya untuk mendapatkan imunisasi dasar.

5. Dukungan penghargaan adalah dukungan yang diberikan suamidalam bentuk memberikan nasihat atau bimbingan dan dukungan serta perhatian kepada si ibu seputar tentang imunisasi dasar bayinya.

6. Dukungan informasi adalah dukungan yang diberikan suamidalam bentuk memberikan informasi kepada si ibu seputar imunisasi dasar.

(8)

3.6.3 Imunisasi Dasar

Imunisasi dasar adalah bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara keseluruhan yang termasuk dalam imunisasi dasar yaitu: HB0; BCG; Polio 1, 2, 3 dan 4; DPT 1, 2, dan 3; HB 1, 2, dan 3 serta Campak di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.

3.7. Pengukuran Variable dan Metode Pengukuran

3.7.1. Pengukuran Variabel

3.7.1.1. Variabel Independent 1. Pengetahuan

Variabel pengetahuan terdiri dari 10 pertanyaan pilihan bergandaapabila jawaban responden benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0, pilihan jawaban pengetahuan yang benar tercantum pada kunci jawaban. Skor maksimal pada variabel pengetahuan yaitu 10 dengan skor minimal 0. Skala pengukuran pengetahuan menggunakan skala ordinal dan untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan maka variabel pengetahuan akan diklasifikasikan menjadi 2 kategori menurut (Nursalam, 2011) :

0. Baik, responden dikategorikan baik bila menjawab >75% dari skor total yaitu skor 7.6-10

(9)

2. Sikap

Variabel sikap menggunakan skala likert dan juga menggunakan 20 pernyataan, yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif, dengan pilihan jawaban sebagai berikut:

a. Pernyataan Positif

a. Sangat tidak Setuju (STS) diberi nilai 1 b. Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2

c. Setuju (S) diberi nilai 3

d. Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4 2. Pernyataan Negatif

a. Sangat tidak Setuju (STS) diberi nilai 4 b. Tidak Setuju (TS) diberi nilai 3

c. Setuju (S) diberi nilai 2

d. Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1

Dari 20 pernyataan pada variabel sikap pernyataan positif terdapat pada nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 10, 12, 17, 20. Sedangkan pernyataan negatif pada nomor 4, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19. Skor maksimal variabel sikap 80 dengan skor minimal 20. Variabel sikap dibagi menjadi dua kategori yaitu (Nursalam, 2011):

(10)

1. Tidak Baik, responden dikategorikan memiliki sikap tidak memengaruhi bila menjawab <=75% dari skor total yaitu skor 20-60

3. Dukungan suami

terdiri dari dukungan (instrumental, infomasional, penghargaan, dan emosional) masing-masing variabel dukungan menggunakan pilihan jawaban“Ada” dan “Tidak Ada”. Kategori Ada diberi nilai1 dan Tidak Ada diberi nilai0. Skor maksimal pada masing-masing dukungan yaitu 4 dan skor minimal 0. Kategori dukungan suami dibagi menjadi dua kategori yaitu (Nursalam, 2011):

0. Baik, responden dikategorikan baik bila menjawab >75% dari skor total yaitu skor 4

1. Tidak Baik, responden dikategorikan tidak baik bila menjawab <=75% dari skor total yaitu skor 0-3

3.7.1.2.Variabel Dependent

Skala pengukuran terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar menggunakan Skala Guttman yang dikelompokkan dalam 2 pilihan didalam Skala Ordinal yaitu Pemberian Lengkap diberi nilai 1 dan Pemberian Tidak Lengkap diberi nilai0. Variabel tindakan terdiri dari 10 pernyataan dengan skor maksimal 10 dan skor minimal 0. Kategori tindakan dibagi menjadi dua yaitu (Nursalam, 2011):

0. Pemberian lengkap, responden dikategorikan baik bila menjawab >75% dari skor totalyaitu skor 7.6-10

(11)

3.7.2 Metode Pengukuran

Tabel 3.1 Metode Pengukuran

No Variabel Alat ukur Jumlah

Soal

Kategori Skor Skala

Ukur 1 Pengetahuan Kuesioner 10 0.Baik

1.Tidak Baik

7.6-10 0 -7.5

Ordinal 2 Sikap Kuesioner 20 0.Baik

1.Tidak Baik

61-80 20-60

Ordinal 3 Tindakan Kuesioner 10 0.Pemberian

Lengkap

1.Pemberian tidak Lengkap

3.8. Metode Analisis Data

3.8.1.Univariat

Analisis pada seluruh variabel untuk mendeskripsikan tiap variabel yang akan diteliti seperti faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu (pengetahuan, pendidikan, sikap) dan dukungan suami (dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dan dukungan emosional).

3.8.2. Bivariat

(12)

informasional, dukungan penghargaan, dan dukungan emosional) dengan variabel terikat (pemberian imunisasi dasar) dengan menggunakan uji Chi Square. uji Chi Square dapat digunakan untuk mengetahui apakah diantara variabel penelitian terdapat pengaruh/hubungan atau tidak (uji independensi) dengan tingkat kemaknaan p<0,05.

3.8.3. Analisis Multivariat

(13)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Profil Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat

Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat mempunyai luas wilayah 112.38 km2 dengan 6 Desa/Kelurahan yang terdiri dari Bukit Jengkol, Alur Cempedak, Sei Meran, Pulau Sembilan, Pulau Kampai, dan Pangkalan Siata. Dari 6 Desa/Kelurahan tersebut terdapat 37 dusun. Jumlah penduduk pada tahun 2015 di Kecamatan Pangkalan Susu yaitu 23.587 orang dan jumlah rumah tangga 6.162.

Tabel 4.1 Luas Wilayah, Jumlah Dusun, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan

Kecamatan Pangkalan Susu

No Desa/

4.2 Analisis Univariat

(14)

4.2.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden, Umur Bayi, dan Pendidikan

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)

Umur Responden

Dari Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak responden berumur ≤29 tahun sebanyak 52 orang (52%), umur bayi ≤10 sebanyak 52 bayi (52%) dan

pendidikan tinggi sebanyak 62 orang (62%). 4.2.2 Pengetahuan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengetahuan

No. Pertanyaan 5. Berapa kali pemberian imunisasi DPT diberikan

(15)

Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab benar paling banyak pada tujuan imunisasi dasar yang diperoleh bayi sebanyak 82 orang (82%), Jenis imunisasi dasar yang diperoleh bayi sebanyak 80 orang (80%), Efek samping imunisasi DPT sebanyak 82 orang (82%), dan resiko bayi yang tidak mendapatkan imunisasi polio sebanyak 81 orang (81%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Pengetahuan

Baik 37 37

Tidak baik 63 63

Total 100 100

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 63 orang (63%) memiliki pengetahun tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.

4.2.3 Sikap

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Sikap

No. Pernyataan

1. Pemberian imunisasi pada bayi harus sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

32 32 52 52 13 13 3 3

2. Pemberian imunisasi dasar pada bayi harus lengkap sebelum bayi berumur 1 tahun.

29 29 55 55 14 14 2 2

3. Pemberian imunisasi pada bayi untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.

30 30 56 56 12 12 2 2

4. Alasan ibu tidak membawa bayi untuk imunisasi karena dapat menimbulkan sakit seperti demam.

3 3 43 43 43 43 11 11

5. Jika bayi demam setelah diimunisasi harus tetap melanjutkan imunisasi selanjutnya.

(16)

Tabel 4.5 (Lanjutan)

6. Setiap ibu harus membawa bayinya ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

21 21 44 44 32 32 3 3

7. Agar pelayanan imunisasi dapat menjangkau seluruh masyarakat maka

24 24 38 38 36 36 2 2

pemberian imunisasi dapat dilakukan di posyandu terdekat.

8. Imunisasi dasar lengkap yaitu TBC, Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B dan Campak tidak boleh diberikan pada bayi yang belum berumur 6 bulan.

7 7 39 39 30 30 24 24

9. Bayi tidak boleh diberikan imunisasi sesaat setelah lahir

7 7 37 37 33 33 23 23

10. Imunisasi DPT diberikan pada bayi sebanyak 3 kali

26 26 40 40 30 30 4 4

11. Pemberian imunisasi Hepatitis tidak harus dilakukan pada bayi usia 0-7 hari.

12 12 43 43 26 26 19 19

12. Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk mencegah penyakit TBC.

16 16 59 59 18 18 7 7

13. Imunisasi polio diberikan sebanyak 1 kali.

6 6 45 45 39 39 10 10

14. Pemberian imunisasi polio bukan untuk mencegah penyakit polio.

6 6 37 37 31 31 26 26

15 Frekuensi (banyaknya) pemberian imunisasi dasar pada bayi adalah 13 kali.

3 3 40 40 42 42 15 15

16. Pemberian imunisasi campak bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap berbagai penyakit

7 7 37 37 33 33 23 23

17. Imunisasi campak diberikan pada bayi sebanyak 2 kali.

18 18 35 35 42 42 5 5

18. Imunisasi Dasar yang diwajibkan pemerintah hanya BCG, DPT, dan Hepatitis B.

7 7 31 31 34 34 28 28

19. Agar Jadwal imunisasi teratur, tepat waktu, dan lengkap pada balita, maka kepada ibu tidak perlu diberikan kartu imunisasi yaitu Kartu Menuju Sehat (KMS)

7 7 18 18 53 53 22 22

20. Jika Kartu Menuju Sehat (KMS) hilang maka bayi tetap melanjutkan imunisasi.

(17)

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak responden setuju tentang sikap pemberian imunisasi pada bayi untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu sebanyak 56 orang (56%), pemberian imunisasi dasar pada bayi harus lengkap sebelum bayi berumur 1 tahun sebanyak 55 orang (55%), pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk mencegah penyakit TBCsebanyak 59 orang (59%), dan jika Kartu Menuju Sehat (KMS) hilang maka bayi tetap melanjutkan imunisasi sebanyak 60 orang (60%).

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Sikap

Baik 35 35

Tidak Baik 65 65

Total 100 100

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebanyak 65 orang (65%) memiliki sikap tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.

4.2.4 Tindakan

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Tindakan

No. Pernyataan Ya Tidak

n % n %

1. Bayi mendapatkan imunisasi HB0 pada waktu bayi 57 57 43 43 2. Bayi mendapatkan imunisasi BCG pada waktu bayi 98 98 2 2 3. Bayi mendapatkan imunisasi DPT 1, 2, dan 3 84 84 16 16 4. Bayi mendapatkan imunisasi Hep.B 1, 2, dan 3 pada waktu

bayi

79 79 21 21

5. Bayi mendapatkan imunisasi Polio 1, 2, 3 dan 4 pada waktu bayi

75 75 25 25

6. Bayi mendapatkan imunisasi Campak pada waktu bayi 63 63 37 37 7. Bayi mendapatkan keseluruhan 5 dasar imunisasi (HB0;

BCG; DPT 1, 2, dan 3; HB 1, 2, dan 3; Polio 1, 2, 3, dan 4, serta Campak)

(18)

Tabel 4.7 (Lanjutan)

No. Pernyataan Ya Tidak

n % n %

8. Ibu tetap membawa bayi ke Puskesmas/ Posyandu mendapatkan imunisasi walaupun bayi sedang demam

50 50 50 50

9. Ibu tetap membawa bayi ke Puskesmas/ Posyandu mendapatkan imunisasi walaupun tanpa pendampingan dari suami

84 84 16 16

10. Ibu membawa bayi mendapatkan imunisasi jika ada dukungan dari suami

66 66 34 34

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat paling banyakresponden menjawab ya tentang bayi yang mendapatkan imunisasi BCG pada waktu bayi sebanyak 98 orang (98%), bayi yang mendapatkan imunisasi DPT 1, 2, dan 3 pada waktu bayi sebanyak 84 orang (84%), ibu akan tetap membawa bayi anda ke Puskesmas/ Posyandu mendapatkan imunisasi walaupun tanpa pendampingan dari suami mayoritas menjawab ya sebanyak 84 orang (84%).

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Tindakan

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Tindakan

Pemberian Lengkap 46 46

Pemberian Tidak Lengkap 54 54

Total 100 100

(19)

4.2.5 Dukungan Suami

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Dukungan Suami

No. Pernyataan Ada Tidak

n % n %

Dukungan Instrumental

1. Suami meluangkan waktu untuk menemani ibu memberikan imunisasi pada bayi

78 78 22 22

2. Suami memperhatikan jadwal kegiatan untuk pemberian imunisasi

73 73 27 27

3. Suami bersedia memberikan fasilitas untuk pemberian imunisasi

79 79 21 21

4. Suami berusaha untuk mencari sarana pelayanan kesehatan imunisasi untuk kesehatan bayi

88 88 12 12

Dukungan Informasional

1. Suamimemberitahu tentang perlunya imunisasi bayi. 63 63 37 37 2. Suami memberitahu tentang manfaat imunisasi bayi 62 62 38 38 3. Suami memberitahu tentang dampak kalau tidak

diimunisasi pada bayi

60 60 40 40

4. Suami memberitahu tentang bahaya penyakit kalau tidak di imunisasi pada bayi

64 64 36 36

Dukungan Penghargaan

1. Suami memberikan penghargaan atas keputusan ibu 86 86 14 14 2. Suami setuju dengan tindakan memberikan

imunisasi pada bayi

83 83 17 17

3. Suami memberikan dukungan penuh terhadap tindakan pemberian imunisasi pada bayi

47 47 53 53

4. Suami memberikan pujian jika bayi ibu diberikan diimunisasi.

59 59 41 41

Dukungan Emosional

1. Suami menunjukkan rasa simpati jika bayi ibu diimunisasi

95 95 5 5

2. Suami memberikan perhatian terhadap kelengkapan 87 87 17 17 3. Suami mengucilkan ibu jika bayi ibu tidak

diimunisasikan

55 55 45 45

4. Suami memberikan perhatian pada kelengkapan imunisasi bayi.

74 74 26 26

(20)

dukungan informasional paling banyak respondenmenyatakan suami memberitahu tentang bahaya penyakit kalau tidak di imunisasi pada bayi sebanyak 64 orang (64%). Pada dukungan penghargaan paling banyak responden menyatakan suami memberikan penghargaan atas keputusan ibu sebanyak 86 orang (86%). Pada dukungan emosional paling banyak responden menyatakan suami menunjukkan rasa simpati jika bayi ibu diimunisasi sebanyak 95 orang (95%).

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Keluarga

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)

Dukungan Instrumental

Baik 48 48

Tidak Baik 52 52

Total 100 100

Dukungan Informasional

Baik 38 38

Tidak Baik 62 62

Total 100 100

Dukungan Penghargaan

Baik 39 39

Tidak Baik 61 61

Total 100 100

Dukungan Emosional

Baik 45 45

Tidak Baik 55 55

Total 100 100

(21)

dasar.Pada dukungan emosional sebanyak 55 orang (55%) memiliki dukungan emosional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.

4.3 Analisis Bivariat Chi-Square

Tabel 4.11 Hubungan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas

Pangkalan Susu Kabupaten Langkat

Variabel

Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar pada

(22)

Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel independen (pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosional) dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat ditemukan dari 62 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi terdapat 36 orang (58,1%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 38 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan rendah terdapat 10 orang (26,3%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,002< 0,05, artinya ada hubungan antara pendidikan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,206 (95% CI = 1,245-3,912), artinya ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi meempunyai hubungan 2,2 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar.

Dari 37 orang ibu dengan pengetahuan kategori baik terdapat 29 orang (78,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 63 orang ibu dengan kategori tidak baik terdapat 17 orang (27,0%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,0001<0,05, artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,905 (95% CI = 1,871-4,510), artinya ibu yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik mempunyai hubungan 2,9 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar.

(23)

baik terdapat 23 orang (35,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,004<0,05, artinya ada hubungan antara sikap dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 1,857 (95% CI = 1,237-2,788), artinya ibu yang termasuk dalam kategori sikap baik mempunyai hubungan 1,8 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar.

Dari 48 orang ibu dengan dukungan instrumental kategori baik terdapat 30 orang (62,5%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 52 orang ibu dengan dukungan instrumental kategori tidak baik terdapat 16 orang (30,8%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,001<0,05, artinya ada hubungan antara dukungan instrumental dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,031 (95% CI =1,279-3,227), artinya ibu yang termasuk dalam kategori dukungan instrumental baik mempunyai hubungan 2 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar.

(24)

baik mempunyai hubungan 1,9 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar.

Dari 39 orang ibu dengan dukungan penghargaan kategori baik terdapat 13 orang (33,3%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 61 orang ibu dengan dukungan penghargaan kategori tidak baik terdapat 33 orang (54,1%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,042<0,05, artinya ada hubungan antara dukungan penghargaan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 0,616 (95% CI = 0,374-1,016), artinya ibu yang termasuk dalam kategori dukungan penghargaan baik mempunyai hubungan 0,6 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar.

Dari 45 orang ibu dengan dukungan emosional kategori baik terdapat 29 orang (64,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 55 orang ibu dengan dukungan emosional kategori tidak baik terdapat 17 orang (30,9%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,001<0,05, artinya ada hubungan antara dukungan emosional dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,085 (95% CI =1,328-3,273), artinya ibu yang termasuk dalam kategori dukungan emosional baik mempunyai hubungan 2 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar.

(25)

pendidikan, sikap, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosional) dengan tindakan pemberian imunisasi pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Hasil uji menunjukkan semua variabel independen berhubungan secara signifikan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) dengan nilai p<0.05 dan semua variabel independen dapat masuk uji multivariat karena memiliki nilai p<0.25.

4.4 Analisis Multivariat Regresi Logistik

4.4.1 Uji Kelayakan Model Regresi

Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat tahun 2016. Selengkapnya terdapat pada Tabel 4.12 di bawah ini.

Tabel 4.12 Hubungan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di

Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat

Variabel Coefficiant Exp (B) p lower Upper

B S.E

Pendidikan 1,689 0,675 5,413 0,0120 1,442 20,314 Pengetahuan 2,246 0,674 9,446 0,0010 2,523 35,363

Sikap 2,045 0,706 7,728 0,0040 1,936 30,850

Dukungan Instrumental 1,864 0,668 6,450 0,0050 1,742 23,884 Dukungan Informasional 1,371 0,614 3,941 0,0260 1,182 13,317 Dukungan Penghargaan -0.893 0,692 0,409 0,1970 0,105 1,590 Dukungan Emosional 1,323 0,630 3,754 0,0360 1,091 12,913 Constant -5,724 1,181 0,0030 0,0001

(26)

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat dilihat hasil uji regresi logistik yang digunakan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan (pendidikan, pengetahuan, sikap,dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan dan dukungan emosional) terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.

Variabel pendidikan mempunyai p value 0,0120 (p<0,05), pengetahuan mempunyai p value 0,0010 (p<0,05), sikap mempunyai p value 0,0040 (p<0,05), dukungan instrumental mempunyai p value 0,0050 (p<0,05), dukungan informasional mempunyai p value 0,0260 (p<0,05), dan dukungan emosional mempunyai p value 0,0360 (p<0,05) secara signifikan berhubungan terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) dengan nilai p<0.05.

Hasil uji regresi logistik menunjukkan yang paling dominan terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) adalah variabel pengetahuan dengan nilai sig = 0,0010 dan nilai Exp (B) sebesar 9,446yang berarti responden yang memiliki dukungan pengetahuan yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 9,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan yang tidak baik.

(27)

Exp (B) sebesar 7,728 yang berarti responden yang memiliki sikap yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 7,7 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap tidak baik.Variabel dukungan instrumental mempunyai nilai Exp (B) sebesar 6,450 yang berarti responden yang memiliki dukungan instrumentall yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 6,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan instrumental tidak baik.

Variabel dukungan informasional mempunyai nilai Exp (B) sebesar 3,941 yang berarti responden yang memiliki dukungan informasional yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 3,9 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan informasional tidak baik. Variabel dukungan emosional mempunyai nilai Exp (B) sebesar 3,754 yang berarti responden yang memiliki dukungan emosional yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 3,7 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan emosional tidak baik.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik ganda sebagai berikut:

F (Z) = 1

(28)

Keterangan :

F (Z) = Probabilitas tindakan pemberian imunisasi dasar e = 2.71828

Dik = Pendidikan P = Pengetahuan S = Sikap

DI = Dukungan Instrumental DIF = Dukungan Informasional DE = Dukungan Emosional

Model persamaan regresi logistik yang terbentuk diatas dapat digunakan untuk mengetahui nilai probabilitas responden untuk melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) berdasarkan pendidikan, pengetahuan, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan emosional. Dari persamaan diatas didapat nilai konstanta sebesar -5,724yang berarti bahwa jika responden memiliki pendidikan rendah, pengetahuan yang tidak baik, sikap yang tidak baik,dukungan instrumental yang tidak baik, dukungan informasional yang tidak baik, dan dukungan emosional yang tidak baik maka responden tersebut cenderung tidak akan melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan). Hal ini dikarenakan nilai konstanta bertanda negatif.

(29)
(30)

BAB 5

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara 2016 dalam melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) dapat dilihat sebagai berikut.

5.1 Hubungan Pendidikan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kea rah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal menunjuang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Menurut YB Mantra dalam Dewi dan Wawan (2011) Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Dalam penelitian ini pendidikan dibagi menjadi dua kategori yaitu pendidikan rendah (Tidak Sekolah, SD, SMP) dan pendidikan tinggi (SMA, Perguruan Tinggi).

(31)

dalam kategori pendidikan tinggi sebanyak 62 orang (62%) dan 38 orang (38%) termasuk dalam pendidikan rendah. Hasil analisis uji chi square, pada variabel pendidikan dapat diketahui bahwa dari 62 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi terdapat 36 orang (58,1%) yang memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayinya dan dari 38 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan rendah terdapat 10 orang (26,3%) lengkap imunisasi dasar bayinya .

Variabel pendidikan mempunyai probabilitas (p=0,002<0,05) yang menunjukkan bahwa variabel pendidikan ibu memiliki hubungan terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar lengkap. Variabel pendidikan tersebut memiliki Exp (B) 5,413 (95% CI =1,442-20,314), berarti responden yang memiliki pendidikan tinggi dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 5,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan yang rendah.

(32)

5.2 Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 Bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan melalui, panca indera, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan juga merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dan subyek penelitian atau responden. Pengukuran pengetahuan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu pengetahuan baik dan pengetahuan tidak baik.

(33)

terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara 2016. Hasil analisis uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel pengetahuan memiliki Exp (B) sebesar 9,446 (95% CI =2,523-35,363), yang berarti responden yang memiliki pengetahuan yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 9,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan yang tidak baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2014) menunjukkan bahwa pengetahuan juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kelengkapan status imunisasi dasar pada bayi. Kemudian Sejalan dengan penelitian Rahmawati (2013) yang juga menyatakan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan status imunisasi dasar, dengan hasil uji statistik p = 0,001.

(34)

5.3 Hubungan Sikap dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut (Koentjaraningrat, 1983 dikutip Maulana, 2014).

(35)

Sejalan dengan penelitian Yanti (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita dengan p value <0.05. Peningkatan cakupan imunisasi melalui perubahan sikap orangtua telah menjadi program yang populer di berbagai negara. Strategi ini ini berasumsi bahwa anak-anak tidak akan di imunisasi secara benar disebabkan orangtua tidak mendapat karena memiliki sikap yang buruk tentang imunisasi. Program imunisasi dapat berhasil jika ada usaha yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan pada orang-orang yang memiliki sikap dan komitmen yang tinggi terhadap imunisasi. Jika suatu intervensi prefentif seperti imunisasi ingin dijalankan secara serius dalam menjawab perubahan pola penyakit dan persoalan pada anak.

(36)

5.4 Hubungan Dukungan Instrumental dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 Bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016

Menurut Caplan dalam Friedman (1998), keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya keteraturan menjalani terapi, kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, dan terhindarnya penderita dari kelelahan. Dukungan ini juga mencakup bantuan langsung, seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, modifikasi lingkungan maupun menolong pekerjaan pada saat penderita mengalami stres.

Bentuk dukungan instrumental berupa penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk ini dapat mengurangi stres karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang behubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah yang dianggap dapat dikontrol.

Dalam penelitian ini, dukungan instrumental dibagi menjadi dua kategori yaitu dukungan instrumental baik dan dukungan instrumental tidak baik. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 52 orang (52%) memiliki dukungan instrumental tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 48 orang (48%) memiliki dukungan instrumental baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.

(37)

terdapat 16 orang (30,8%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 48 orang ibu dengan dukungan instrumental kategori baik terdapat 30 orang (62,5%) lengkap imunisasi dasar bayinya.

Variabel dukungan instrumental mempunyai nilai probabilitas (p=0.001<0.05) menunjukkan bahwa pada variabel dukungan instrumental terdapat hubungan yang signifikan terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara 2016. Variabel dukungan instrumental dengan Exp (B) sebesar 6,450 (95% CI =1,742-23,884), yang berarti responden yang memiliki dukungan instrumental yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 6,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan instrumental yang tidak baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Irfani (2010) yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara dukungan instrumental ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap.

5.5 Hubungan Dukungan Informasional dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016

(38)

dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. Misalnya untuk keluarga yang mempunyai bayi diberi informasi jadwal imunisasi yang ada di lingkungannya.

Dalam penelitian ini, dukungan instrumental dibagi menjadi dua kategori yaitu dukungan informasional baik dan dukungan informasional tidak baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada dukungan informasional sebanyak 62 orang (62%) memiliki dukungan informasional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 38 orang (38%) memiliki dukungan informasional baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.

(39)

Dalam penelitian Situmeang (2013) menunjukkan besarnya kemungkinan atau niilai Exp (B) sebesar 19,183, artinya bahwa kemungkinan (peluang) memanfaatkan pelayanan imunisasi dasar pada ibu yang mempunyai dukungan keluarga secara informasional baik lebih besar 19 sampai 20 kali dibandingkan dengan ibu-ibu balita yang keluarganya tidak mendukung secara informasional. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak informasi yang diperoleh tentang imunisasi, manfaatnya, jenis imunisasi serta dampak dari pemberian imunisasi akan semakin besar kemungkinan untuk memanfaatkan pelayanan imunisasi dasar.

Hasil penelitian ini relevan dengan pendapat Sri Enda Sitepu (2012), yang menyatakan bahwa adanya dukungan keluarga (suami, orang tua, mertua maupun saudara lainnya) kepada ibu dalam bentuk mendapatkan informasi dari keluarga tentang imunisasi dasar pada anak. Ibu akan merasa bahwa imunisasi sangat penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi nya. Kondisi ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian imunisasi yang diharapkan.

5.6 Hubungan Dukungan Penghargaan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016

(40)

Dalam penelitian ini dukungan penghargaan dibagi menjadi dua kategori yaitu dukungan penghargaan baik dan dukungan penghargaan tidak baik. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 61 orang (61%) memiliki dukungan penghargaan tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 39 orang (39%) memiliki dukungan penghargaan tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Hasil uji Chi-square dapat diketahui dari 61 orang ibu dengan dukungan penghargaan kategori tidak baik terdapat 33 orang (54,1%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 39 orang ibu dengan dukungan penghargaan kategori baik terdapat 13 orang (33,3%) lengkap imunisasi dasar bayinya.

(41)

yang dimaksud yaitu suami memberi respon yang menyenangkan ketika ibu membawa anak diimunisasi dan ibu sering memberitahu suami ketika anak dibawa untuk diimunisasi. Dukungan penghargaan ini bertujuan bahwa dengan adanya penghargaan yang efektif yang diberikan dari suami dan anggota keluarga maka anak akan diimunisasi dasar lengkap.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ritonga (2014) yang menunjukkan hasil uji Chi-square yang signifikans (p.<0,005) p=0,000. Hal ini berarti ada hubungan dukungan penilaian terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak. Penlitian ini juga diperkuat oleh Maimunah (2013) Pengaruh dukungan penghargaan terhadap kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada analisis bivariat diperoleh hasil uji Chi Square yakni p value = 0,001. Nilai p value itu secara statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan informasional terhadap kelengkapan pemberian imunisasi dasar.

5.7 Hubungan Dukungan Emosional dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016

(42)

menurunkan tekanan psikologis yang dirasakan seperti kecemasan, gangguan umum dan depresi. Semakin banyak tekanan psikologis yang dirasakan semakin dibutuhkannya dukungan sosial emosional.

Dalam penelitian ini dukungan emosional dibagi menjadi dua kategori yaitu dukungan emosional baik dan dukungan emosional tidak baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada dukungan emosional sebanyak 55 orang (55%) memiliki dukungan emosional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 45 orang (45%) memiliki dukungan emosional baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.

(43)

Situmeang (2013) menyatakan analisis multivariat menunjukkan besarnya kemungkinan atau niilai Exp (B) sebesar 17,861, artinya bahwa kemungkinan (peluang) memanfaatkan pelayanan imunisasi dasar pada ibu yang mempunyai dukungan keluarga secara emosional baik lebih besar 17 sampai 18 kali dibandingkan dengan ibu-ibu balita yang keluarganya tidak mendukung secara emosional. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak rasa empati dan perhatian yang diberikan keluarga kepada ibu dan bayi dalam suatu keluarga maka akan semakin besar kemungkinan untuk memanfaatkan pelayanan imunisasi dasar.

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Hasil uji metode regresi logistik menunjukkan bahwa terdapat 6 variabel independen (pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan emosional) yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu 2016.

2. Hasil uji metode regresi logistik menunjukkan bahwa variabel pengetahuan adalah variabel yang paling dominan berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu 2016.

6.2 Saran

(45)

2. Petugas puskesmas perlu menggunakan sms reminder untuk mengingatkan jadwal imunisasi kepada responden. Kemudian rasio petugas kesehatan dengan masyarakat harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Kepada ibu hendaknya memperhatikan kelengkapan imunisasi dasar bayinya dengan mengikuti dan melaksakan jadwal imunisasi yang sudah diterapkan oleh petugas kesehatan untuk meningkatkan kesehatan anak.

4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuesioner supaya tidak terjadi pemikiran yang berbeda antara peneliti dan responden.

Gambar

Tabel 3.1  Metode Pengukuran
Tabel 4.1 Luas Wilayah, Jumlah Dusun, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan  Kecamatan Pangkalan Susu
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi  Kategori Pengetahuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan adanya Sistem pengambilan keputusan dengan metode EOQ ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengolah persediaan bahan baku di Sentra

Dari hasil simulasi akan di bandingkan dengan teoritis , nilai yang di dapat Von Mises dari inventor tegangan maksimal sebesar 6,509 MPa dan Untuk hasil secara

Hartika, Ruri Zain., Sumaryati., 2016, Perancangan Sistem Buka Tutup Pintu Air Otomatis Dimuara /Waduk Menggunakan Sensor Infra Red Dan Photo.. Dioda Dengan Tampilan Lcd

Karakteristik kecelakaan lalu lin- tas di Kabupaten Cilacap dari tahun 2006- 2008 menurut lokasi terjadinya sebanyak 27,30% (184 kecelakaan) terjadi di ruas jalan perkotaan

Pembuatan briket arang ini dapat memberikan beberapa keuntungan, antara lain: kerapatan arang dapat ditingkatkan, bentuk dan ukuran arang dapat disesuaikan dengan

Hal ini didukung dari hasil penelitian oleh Hidayah (2013) yang berjudul &#34;Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Kecerdasan Emosional Anak Usia Prasekolah (4-6 Tahun) Di

Manajemen proyek dapat diartikan juga sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber daya