• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum dari Kabupaten Balige Menggunakan Metode MPN (Most Probable Number)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemeriksaan Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum dari Kabupaten Balige Menggunakan Metode MPN (Most Probable Number)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi,baik di sungai maupaun di laut. Kegunaan air seperti tersebut dimuka termasuk sebagai kegunaan air secara konvensional. Air minum untuk sebagian besar daerah tempat tinggal dan kota diperoleh dari sember permukaan seperti sungai, kali, dan danau. Persediaan air semacam itu,terutama kali dan sungai,kemungkinan besar tercemar oleh sampah domestik, pertanian dan industri (Pelczar, 1998).

(2)

2.1.1 Sumber Air

1. Air permukaan air yang mengalir di permukaan bumi akan membentuk permukaan.Air ini umumnya mendapat pengotoran selama pengalirannya.Pengotoran tersebut misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daunan, kotoran industri, dan lain sebagainya.Secara umum air permukaan dibagi menjadi air sungaidan air rawa atau danau.Air sungai pada umunya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Dalam penggunaannya sebagai air minum harus melalui proses panjang. Sedangkan pada air danau kebanyakan berwarna yang disebabkan oleh zat-zat organik yang telah membusuk.

2. Air tanah secara umum terbagi menjadi Air tanah dangkal air yang terjadi akibat proses penyerapan airdari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian juga dengan sebagai bakteri, sehingga air tanah dangkal terlihat jernih tetapi banyak mengandung zat-zat kimia (garam-garam larut) karena melalui lapisan tanah yang memiliki unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisantanah. Lapisan tanah berfungsi sebagai saringan. Setelah mengalami penyaringan, setelah menemui kedap air atau rapat air, maka air tanah akan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih.

3. Air tanah dalam terdapat pada lapis rapat air yang pertama. Pada umumnya kualitas air tanah dalam lebih baik daripada air tanah dangkal, karena penyaringan yang lebih sempurna terutama untuk bakteri.

(3)

5. Air Atmosfir keadaan murni, sangat bersih tetapi sering terjadi pengotoran karena industri, debu, dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk menjadikanair hujan sebgai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran.Air hujan memiliki sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini mempercepat terjadinya karatan (korosi). Air hujan juga memilki sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.

6. Air laut mempunyai sifat asin,karena mengandung berbagai garam, misalnya NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut lebih kurang 3%. Oleh karena itu air laut tanpa di olah terlebih dahulu tidak memenuhi syarat untuk air minum (Waluyo,2009).

2.1.2 Kriteria Kualitas Air

Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hati sebaiknya adalah air yang memenuhi kriteria sebagai air bersih.Air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Sedangkan yang dinamakan air minumadalah air yang melalui proses pengolahan atau tahap proses pengolahan memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan terbaru seperti yang telah ditetapkan oleh Menteri kesehatan Republik Indonesia melalui Kepmenkes RI Nomor 907/menkes/SK/VII/2002/Tanggal 29 Juli 2002. Jenis-jenis air minum seperti yang yang dimaksud adalah meliputi:

(4)

3. Air kemasan.

4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan untuk masyarakat.

5. Persyaratan kesehatan untuk air bersih dan air minum meliputi persyaratan bakteriologis,kimiawi,radioaktif,dan fisik.

1. Persyaratan bakteriologik

Pada pemeriksaan mikrobiologis yang rutin tuerhadap air untuk menentukan aman tidaknya untuk diminum, tidaklah cukup bila mendasarkan uji-uji yang digunakan hanya terhadap adanya (terisolasinya) mikroorganisme patogenik karena alasan:Kemungkinan besar patogen masuk ke dalam air secara sporasdis,tetapi karena tidak dapat bertahan hidup lama maka mungkin saja tidak terdapat di dalam contoh air yang dikirimkan ke laboratorium.

1. Terdapat jumlah yang amat sedikit, maka besar kemungkinan patogen-patogen tersebut tidak terdeteksi oleh prosedur laboratoris yang digunakan.

2. Hasil pemeriksaan laboratorium baru dapat diketahaui setelah 24 jam lebih. Apabila ternyata ditemukan adanya patogen, sementara itu tentunya banyak orang telah mengkonsumsi air tersebut dan telah tereskspositerhadap infeksi sebelum dapat dilakukan usaha untuk mengatasi situasi (Waluyo.2013).

(5)

Air yang mengandung Koliform tinja berat air tersebut telah tercemar oleh tinja. Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan dengan air. Parameter biologi atau mikrobiologik lain yang dipakai untuk penetuan kualitas adalah hitung koloni sebelum disenfeksi harus mencapai < 100 ml atau setelah disenfeksi mencapai < 20 ml pada suhu inkubasi 200C dan 360C (pemerintah Jerman, 1990 dalam Harjani,1994)

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (1990) menentukan air bersih sebagai air yang dapt dipergunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualiatasnya memenuhi kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Parameter koliform total harus mencapai 50/100 ml untuk air bukan perpipaan dan 10/100 ml untuk air perpipaan.

2. Persyaratan Kimia

Persyaratan kimia untuk air minum memiliki parameter yang paling banyak dibandingkan parameter bakteriologi, radioaktif, dan parameter fisik.

Persyaratan kimia menurut Kepmenkes RI Nomor

907/Menkes/SK/VII/2002/Tanggal 29 Juli 2002:

1. Bahan bahan kimia inorganik (yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan).

2. Bahan-bahan kimia inorganik (yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen).

3. Bahan-bahan kimia organik (yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan).

(6)

5. Pestisida.

6. Disenfektan dan hasil sampingnya (Waluyo, 2009) 2.1.3 Pencemaran Air

Air mungkin saja terlihat jernih, tidak berbau, dan tidak berasa, tetapi tidak aman untuk diminum.Air yang baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan zat kimia yang merusak

kesehatan.Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat-zat kimia berarti air tersebut mengalami polusi dan tidak dapat diminum. Kontaminan yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori : kimiawi, fisik, dan hayati. Patogen yang paling sering dipindah sebarkan melalui air adalah yang menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan.Organisme penyebab penyakit ini terdapat dalam tinja atau air seni orang yang menderita infeksi dan ketika dibuang dapat memasuki kumpulan air yang pada akhirnya berfungsi sebagai air minum (Waluyo, 2013).

Penting untuk disadari bahwa air dapat mengandung bahan kimia yang beracun atau organime patogen tetapi masih jernih dan cemerlang dalam keadaan seperti itu, air dikatakan sebagai air terkontaminasi. Air tercemar mungkin atau tidak terkontaminasi atau mempunyai penampilan atau rasa yang tidak dikehendaki, sedangkan air yang layak umtuk diminum (bebas dari substansi yang berbahaya dan tidak menyenangkan) dikatakan sebagai dapat diminum (Volk,1989).

(7)

1. Padatan

Berdasarkan besar partikelnya padatan yang mencemari air dapat berupa padatan terendap (sedimen) padatan tersuspensi dan koloid dan padatan terlarut.

2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen.

Bahan-bahan ini terdiri dari bahan yang mudah membusuk atau dipecah oleh bakteri dengan adanya oksigen. Polutan semacam ini dapat berasal dari berbagai sumber seperti kotoran hewan maupun manusia,tanaman yang mati atau sampah organik,bahan dari industri pengolhan pangan,pabrik kertas, pabrik penyamak kulit.

3. Mikrooganisme dalam air.

Mikroorganisme yang terdapat dalam air seperti bakteri, virus, protozoa dan parasit.Mikroorganimse ini dapat bersal dari limbah rumah tangga, rumah sakit, pertanian dan pada umumnya menjadi penyebab utama terjadinya water borne disease.

4. Komponen organik sintetik

Seperti detergen, pestisida, larutan pembersih dan masih banyak lagi bahan organic sintetik terlarut yang sering digunakan oleh manusia.

5. Nutrient tanaman

Sumber pencemaran ini dapat berasal dari pengunaan pupuk nitrogen dan fosfat pada lahan pertanian.

6. Minyak

(8)

7. Senyawa anorganik dan mineral

Senyawa ini beruapa asam,garam dan bahan toksik logam yang berdampak buruk bagi kehidupan organisme sekaligus peralatan manusia

8. Bahan radioaktif

Aktivitas yang menjadi sumber bahan radioaktif dalam air antara lain peleburan dan pengolahan logam, pembuatan senjata nuklir, pembangkit tenaga nuklir, pengobatan, industri dan penelitian.

9. Panas

Air yang digunakan sebagai medium pendingin dalam proses industi menyebabkan naiknya suhu badan air penerima.

2.2 Perlindungan kualitas Air

1. Perlindungan sumber air

Perlindungan sumber air merupakan hal penting dalam memperoleh air minum yang aman. Sebelum sumber air baru dicari atau dipilih, maka hal penting untuk endapatkan kualitas air yang memuaskan atau dapat diminum,serta memiliki jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, permintaan harian, variasi musim, dan proyeksi pertumbuhan penduduk dimana sumber air itu digunakan.

(9)

mata air, sistem perpipaan.Salah satu kurang baiknya sarana air bersih karena tidak terlindung dari pencemaran.

2. Perbaikan kualitas air

Perbaikan kualitas air dengan perbaikan lingkungan di sekitar saran air bersih. Pencemaran dapat berasal dari air buangan, jamban, sampah, kandang hewan, dll. Perbaikan kualitas air dapat dilakukan dengan cara:

1. Pengendalian pencemaran air dari jamban 2. Pengendalian pencemaran air dari sampah.

3. Pengendalian pencemaran air dari kandang hewan.

4. Pengendalian pencemaran air dengan perbaikan tingkah laku atau kebiasaan. 5. Air bersih yang tersedia dari sarana air bersih sampai menjadi air minum

melalui beberapa tahap. Masing-masing tahap tersebut mempunyai resiko pencemaran kembali (rekontaminasi). Pencemaran kembali amat tergamtung pada tingkah laku atau kebiasaan masyrakat atau orang dalm penanganan air bersih. (waluyo. 2009)

2.2.1 Asal Air

1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga. 2. Air yang didistribusikan melalui tangki air.

3. Air Kemasan.

4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan adan minuman yang disajikan kepada masyarakat.

(10)

kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat merugikan.

2.2.2Penyakit Melalui Air

Air merupakan sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia,karena air merupakan salah satu media dalam berbagai macam penularan penyakit. Penyakit-penyakit yang terhubung dengan air dapat dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan penyakit sendiri terbagi:

1. Transmisi infeksi bawaan air (water borne)

Transmisi terjadi karena sumber air tercemar kuman patogen dan air menghantar kuman patogen ke dalam tubuh melalui mulut sehingg terjadi infeksi atau kuman masuk dan berkembang di dalam tubuh.Cara transmisi ini termasuk kategori fecces-oral (oro-fecal) yaitu infeksi kuman patogen yang dihantarjan dari tinja lalu tertelan ke dalam mulut. Tinja mengandung kuman patogen yang ditularkan melalui air minum seperti bakteri patogen, virus, dan parasit. Contoh penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler dan poliomielitis.

2. Transmisi Infeksi Bilasan Air (Water-Washed)

Transmisi infeksi bilasan air ini timbul akibat kurangnya atau langkanya air bersih dan aman untuk higiene terutama perorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penulran, yaitu:

(11)

3. Peneluran melalui bintang pengerat seperti penyakit leptospirosis. Penularan penyakit ini lebih ditentukan oleh kuantitas tersedianya air bersih yang aman untk keperluan kebersihan.

3. Transmisi Infeksi Berbasis Air (Water-Based)

Mekanisme infeksi terjadi jika manusia kontak langsung dengan air yang menjadi basis penularan. Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vector atau sebagai intermediate host yang hidup di dalam air. Contohnya Skistosomiasis dan penyakit akibat Dracumlus Medimensis.

4. Transmisi infeski oleh Vektor Insekta yang Terkait Air (Water-related Insect Vector)

Transmisi ini terjadi Karena agen penyakit ditularkan melaluigigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Air yang merupakan salah satu unsur alam yang harus ada dalam lingkungan manusia akan merupakan media yang baik bagi insekta untuk berkembang biak. Beberapa penyakit infeki vector yang perlu diwaspadai adalah demam berdarah dengue, filariasis, malaria, dan demam kuning. (Purwana,2013)

2.3 Air minum

(12)

dengan flour. Seiring berkembangnya zaman, untuk memenuhi kebutuhan akan air minum kebanyakan masyarakat beralih pada air minum isi ulang. Harganya yang murah dan sifatnya yang praktis Karena tanpa harus dimasak lagi, membuat air minum isi ulang telah banyak diminati masyarakat. (Depkes RI, 2006).

2.3.1 Air Kemasan

Air kemasaan merupakan bisnis baru di Indonesia dalam waktu yang singkat dapat merebut pasaran luas di masyarakat.Orang awam mengatakan bahwa air kemasan dinamakan air mineral,sebagai produk baru kemunculan air kemasan bersaing dengan beberapa produk minuman ringan, terutama pada masyarakat perkotaan.Pada saat ini muncul istilah air isi ulang yang harganya jauh lebih murah daripada air kemasan. Penilaian air kemasan apakah baik atau tidak oleh, pengguna yang awam,sangat perlu dibuat semacam panduan sederhana,singkat tetapi jelas sebagai cara pendahuluan yang dapat diandalkan. Oleh karena itu, dibuatkan semacam panduan yang dibuat berdasarkan kriteria yang ada khusunya yang berkaitan peraturan yang dikeluarkan oleh Dirjen POM (Pengawasan Obat dan Makanan), Departemen Kesehatan,serta lembagha lain seperti APHA (American Public Health Association), IBWA, dan WHO.

(13)

membunuh mikrooganisme yang mungkin ada dan membahayakan kesehatan manusia (Waluyo,2009).

Salah satu air kemasan yang merupakan dambaan kebutuhan hidup yang tidak ditawar-tawar lagi.Harga yang relative tinggi pada awal produk ini diuncurkan bila dibandingkan air dri PAM/PDAM,sekarang ternyata sudah dianggap biasa.

2.3.2 Air Minum Isi Ulang

Air minum isi ulang adalah suatu usaha yang menyediakan air minum yang di isi ulang. Menurut keputusan Menperindag RI Nomor 651/MPP/Kep/10/2004 tentang persyaratan teknis depot Air Minum proses produksinya:

1. Penampungan air baku dan syarat bak penampung

Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir). Bak penampung harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade, harus bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri atas:

1. Khusus digunakan untuk air minum

2. Mudah dibersihkan serta disenfektan dan diberi pengaman 3. Harus mempunyai manhole

4. Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran

(14)

2. Penyaringan bertahap terdiri :

1. Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalahmenyaring partikel-partikel yang kasar.

2. Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa

berfungsi sebagai penyerap bau,rasa,warna, sisa klor dari bahan organik. 3. Saringan/filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus berukuran

maksimal 10.

2.4 Desinfeksi pada air minum

1. Ozonisasi

Ozon merupakan oksidan kuat yang mampu membunuh bakteri patogen,termasuk virus. Kandungan penggunaan ozon adalah pipa, peralatan dan kemasan akan ikut disanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran di keamasan, ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif di samping sangat aman (Sembiring,2008) gen di udara, diambil dan dilewatkan melalui loncatan arus listrik sehingga secara alami akan berubah menjadi zat bernama ozon. Ozon ini kemudian disemprotkan ke dalam air. Segala macam makhluk hidup mikro yang terkandung dalam air ini tiba-tiba akan berada dalam lingkungan yang penuh dengan ozon, sehingga sel-sel mereka menjadi rusak dan mati.

1. UV (ultraviolet)

(15)

menyebabkan terjadinya kerusakan pada permukan sel. Air dialirkan melalui tabung dengan lampu ultraviolet berintensitas tinggi, sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi ultraviolet.

Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila intensistas dan waktunya cukup, tidakada residuatau hasil samping dari proses penyinaran dengan ultraviolet, namun agar efektif, lampu ultraviolet (UV) harus dibersihkan secara teratur dan harus diganti paling lam satu tahun. Air yang akan disinari dengan UV harus tetap melalui fiilter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel tersuspensi, bahan organik, Fe atau Mn jika konsentrasinya cukup tinggi (Sembiring, 2008).

2. Reserved Osmosis (RO)

Menurut Syafran (dalam Sembiring.2008) Reversed Osmosis (RO) adalah suatu proses pemurnian air melalui membran semipermeabel dengan tekanan tinggi (50-60 psi). membran reversed osmosis menghsilkan air murni 99.99%, fungsinya adalah untuk menyaring mikroorganisme seperti bakteri maupun virus. Analogi proses RO adalah: air yang akan disaring ditekan dengan tekanan tinggi melewati membran semipermeable sehingga yang menembus hanya air murni sedang kandungan cemaran yang semakin tinggi kemudian dialirkan keluar atau dibuang.

Bakteri E.colidapat mencemari Air Minum Isi Ulang (AMIU) karena

1. Air PDAM diduga telah tercemar bakteri E.colidandapat jugamencemariAir Minum Isi Ulang (AMIU) jika pengolahannya kurang baik.

(16)

3. Galon air minum yang hanya dicuci dengan menggunakan air PDAM bukan dengan air yang telah diproses terlebih dahulu bisa saja telah mengandung bakteri E.coliyang kemudian dipakai untuk pengisian Air Minum Isi Ulang (AMIU)(Radji,2006).

2.4.1 Cara Pengolahan Air Minum Isi Ulang

1. Air baku dialirkan ke tabung l filter (pori-pori 0,1 mikron) guna memisahkan dari partikel fisik (debu, karat, dan lumpur) kemudian dialirkan ke granul karbon aktif guna menyerap zat kimia.

2. Air dialirkan ke blok karbon aktif (menyempurnakan fungsi granul karbon aktif) atau resin dalam air sasin (menyerap kapur dan

magnesium dalam air sadah), lalu air dialirkan ke membrane dengan bantuan popma penguat. Pada membrane ini, air mengalami reserve osmosis, yakni pemisahan air dari polutan terlarut melalui membrane

berpori-pori 10-4 mikron dan membuang residu dan polutan terlarutnya, kemudian air tersaring dialirkan ke biokeramik 3. Pada biokermik, terjadi pemecahan molekul air dengan sinar

far-infrared agar memiliki bioenergi guna meningkatkan ketahanan dan

kesehatan tubuh.

4. Air dari biokeramik dialirkan ke magnetic-energy, tempat penyusunan molekul air supaya dihasilkan air heksagonal aktif untuk

meningkatkan ketahanan dan kesehatan tubuh.

(17)

2.5 Bakteri Escherichia coli

Escherichia coli mula-mula ditemukan pada 1885 dari feses seorang

bayi.Hasil penelitannya membukikan bahwa Escherichia coli juga banyak ditemukan pada saluran pencernaan makanan manusia dewasa dan hewan-hewan berdarah panas. Bakteri ini hidup pada suhu 420C, dari sekitar 100-150 gram feses yang setiap hari dikeluarkan oleh seorang manusia, ternayata di dalamnya mengandung sekitar 3x1011(300 milyar) sel bakteri Coli. Kelompok Escherichia coli dikenal dengan sebutan kelompok bakteri Fekal (Fecal Koliform

Bacteriall/FCB). Pada suatau kadar tertentu bakteri Escherichia coli terbukti dapat menyebabkan berabagai infeksi, anara lain diare, infeksi pada saluran kencing dan meningitis. E.coli tidak menimbulkan penyakit kecuali apabila bakteri ini hidup dan berkembang dalam jumlah yang sangat banyak (Nugroho,2006).

Escherichia coli merupakan termasuk golongan bakteri koliform, yaitu

(18)

Terdapat tiga jenis E.coli, yaitu: E.coli enterotoksigenik (enterotoxsigenic E.coli (ETEC), E.coli Enteropatogenik (Enteropatogenic E.coli (EPEC), E.coli

enteroinvasif (enteroinvasive E.coli (EIEC)). Produksi enterotoksin oleh E.coli ditemukan sekitar tahun 1970 dari srain-strain yang ada hubungannya dengan penyakit diare.starin enterotoksigenik dari E.Coli sebagai suatu hal yang bersifat patogen pada penyakit diare manusia.Dua tipe toksin E.coli disebut sebagai toksin labil (labile toxsin, LT) dan toksin stabil (stable toxin, ST).

(19)

Metode Most Probable Number (MPN) telah dibuktikan sangat baik untuk memperkirakan pupulasi mikroba, terutama jika mikroba ada dalam jumlah yang sangat sedikit dalam makanan at air. Selain E.coli, metode MPN juga dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah mikroba salmonella, staphylococcus, dan fecal koliform lainnya. Metode MPN didasarkan pada pembagian sampel menjadi pengenceran.Lazimnya digunakan 5 tabung atau 3 tabung untuk setiap pengenceran. Akan baik jika diperoleh semua tabung dengan pengenceran rendah menunjukkan pertumbuhan dan tabung-tabung dengan pengenceran tinggi menunjukkan adanya pertumbuhan (Nugroho,2006).

Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung.Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test).Dalam

uji tahap pertama, keberadaan Koliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan.Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Koliform dalam sampel (Lim, 1998).

Pengambilan sampel, pengiriman dan pemeriksaan sampel air harus dilakukan dengan cara aseptis dan dapat mewakili air yang diperiksa. Pengunaan alat-alat, media dan reagensia serta pelaksanaan pengujian harus sesuai dengan bakteri yang ditentukan.Pengenceran sampel dengan menggunakan MPN identik dengan prosedur untuk perhitungn koloni.Tabung yang positif dari setiap kelompok pengenceran dicatat dan hasilnya dalam bentuk nilai MPN/ 100ml ditentukan berdasarkan angka yang tertera dalam tabel MPN.

Jumlah sel yang sebenarnya/ml sampel, dengan rumus

(20)

Jika tersedia table MPN maka secara perhitungan lainnya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus penentuan nilai MPN/100 ml (Nugroho,2006):

jumlah tabung hasil positf x 100

(jumlah ml tabung hasil negatif)x (jumlah ml seluruh tabung digunakan)

1. Uji Perkiran

Tabung uji medium harus yang mengandung laktosa diinokulasi bersama cuplikan air yang jumlahnya telah diukur.Tabung ini juga berisi tabung kecil yang terbalik untuk menangkap gas yang terjadi dan indikator asam basa untuk memperlihatkan apakah terbentuk asam. Karena E.coli dapat memfermentasi laktosa, adanya asam dan gas dalam tabung yang terinokulasi setalah 48 jam inkubasi pada suhu 350C adalah suatu bukti perkiraan untuk adanya E.coli dan, dengan demikian kontaminasi kotoran. Jika laktosa tidak difermentasi, diasumsi bahwa E.coli tidak ada dan, berarti, air itu bebas dari kontaminasi kotoran. Akan tetapi fermentasi laktosa mungkin terjadi karena organisme nonenterik; oleh karena itu perlu mengidentifikasi E.coli secara pasti apakah ada dalam laktosa yang difermentasi.

Dapat diperoleh ukuran semikuantitatif jumalah organisme yang memfermentasi laktosa dengan jalan, untuk setiap cuplikan air, 5 tabung laktosa diinokulasi dengan 0,1 ml cuplikan, 5 lainnya dengan 1,0 ml, dan 5 lainnya 10,0 ml cuplikan air. Berdasarkan berpa banyak masing-masing laktosa menunjukkan pembentukan asam dan gas setelah 48 jam. (Volk,1989)

(21)

pembacaan uji positf yang salah.Brilliant Green Bile Broth (BGLB) merupakan medium selektif yang mengandung garam bile sehingga dapat menghambat bakteri gram negatif termasuk koliform (Fardiaz, 1992)

2. Uji Penegasan

Semua tabung yang mengandung gas dalam laktosa harus diperikasa ulang untuk meyakinkan bahwa gas itu dihasilakan fermentasi laktosa oleh organisme enteric.Hal ini dilakukan dengan memindahkan medium sebanyak satu lingkaran dari tabung dalam uji perkiraan yang menunjukkam gas ke dalam tabumg fermentasi yang berisi laktosa yang hijau berkilauan. Zat warna hijau akan menghambat perumbuhan organismegram positif dan, akibatnya, memilih unuk pertumbuhan organisme enteric. Tabung lalu diinkubasi pada suhu 350C selama 48 jam, dan pembentukan gas dalam jumlah berapa saja dalam tabung terbalik dari tabung fermentasi memastikan adnya koliform (Volk, 1989).

Dengan menggunakan jarum ose, contoh dari tabung MPN yang menunjukkan uji penduga positif (terbentuk gas) masing=masing diinokulasikan pada agar dengan cara goresan (Fardiaz, 1992).

Terbentuknya gas dalam Lactose broth tidak selalu menunjukkan jumlah

bakteri koli karena mikroba lainnya juga ada yang memfermentasi lactose dengan

membentuk gas, seperti bakteri asam laktat dan beberapa khamir tertentu. Oleh

karena itu perlu dilakukan uji pelengkap pada agar EMBA (eosin methylene blue

agar) dengan menggunakan jarum ose contoh dari tabung MPN yang

menunjukkan uji penduga positif (terbentuk gas) masing-masing diinokulasikan

pada agar cawan EMBA dengan cara goresan kuadran. Semua cawan

(22)

masing-masing pengenceran yang menunjukkan adanya koliform dihitung

(Sembiring,2008).

3. Uji Pelengkap

Uji pelengkap setiap tabung laktosa hijau berkilauan yang menunjukkan pembentukan gas digoreskan pada cawan.Endo atau eosin biru metilen untuk memberikan koloni terisolasi yang nyata.Dari suspens bakteri tersebut diinokulasikan dengan menggunakan jarum ose kedalam tabung berisi lactose

broth dan tabung durham dan digoreskan pada agar miring Nutrien Agar (NA).

Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 350C, koloni yang kelihatannya koliform dipindahkan kemiringan dan fermentasi laktosa. Koloni koliform yang khas akan berwarna hijau metalik; akan tetapi koloni mukoid yang berwarna merah jambu juga harus dipindahkan. Pembentukan gas dalam laktosa dan demonstrasi Batang gram negatif yang tidak membentuk spora pada miringan agar merupakan uji koliform positif untukkehadiran bakteri koliform.Koloni yang menunjukkan reaksi pewarnaan gram negatif berbentuk batang dan membentuk

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS KESEHATAN. KOTA

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS KESEHATAN. KOTA

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Nomor : 08/PBJ/ BRG-3.DAK /IV.40/2012 tanggal 25 Oktober 2012 perihal Penetapan Pemenang Pekerjaan Pengadaan Peralatan Pendidikan IPS

Pokja ULPD Kepulauan Riau melaksanakan Pelelangan Seleksi Sederhana untuk paket pekerjaan Jasa Konsultan Perencana Kontruksi Fisik Renovasi Ruang Pelayanan pada

   I will financially support the above person during his/her stay in Japan, and I certify the details of the reason why I undertake to support him/her and the means of supporting

a) Tim penilai di tingkat nasional ditunjuk oleh panitia tingkat nasional dan dapat dipilih dari dosen dari LPTK/Perguruan Tinggi. b) Tim penilai di tingkat nasional ditetapkan