• Tidak ada hasil yang ditemukan

Addthis Teori Pengukuran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Addthis Teori Pengukuran"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1 Important of Measurement, Scale, Type of Measurement,

Reliability and Accuracy, Measurement In Accounting

Mata Kuliah: Teori Akuntansi

Dosen Pengampu: Dr. Dwi Asih Surjandari, Akt, MM

Disusun Oleh Kelompok III:

1. Evi Haryadi (55514110009)

2. Redaktur Wau (55514110057)

3. Surrachman Iman (55514110017)

UNIVERSITAS MERCU BUANA

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS PASCASARJANA

(2)

2 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah

Langkah pertama dalam penyajian informasi kepada pemakai - pemakai laporan keuangan yang berbeda diluar perusahaan adalah memilih objek dan kegiatan atau peristiwa perusahaan serta atribut mereka yang relevan bagi pemakai - pemakai tertentu atau pemakai - pemakai pada umumnya. Objek misalnya dapat berupa receivables, fixed assets, dan long - term debt. Kegiatan misalnya meliputi penjualan

(3)

3 Pengukuran dalam akuntansi biasanya diartikan sebagai pemberian nilai - nilai numerikal kepada objek atau peristiwa perusahaan sedemikian rupa sehingga memungkinkan penggabungan pos - pos (aggregation) seperti total nilai aset, atau pemilahan (disaggregation) dari data sesuai dengan kebutuhan. Pengukuran juga meliputi proses klasifikasi dan identifikasi, dan para akuntan sejak lama telah menyadari adanya kebutuhan akan data non kuantitatif seperti disclosure yang terlihat dalam catatan kaki atau catatan mengenai ikhtisar keuangan.

Upaya untuk melakukan kuantifikasi atau pengukuran dalam teori akuntansi juga memberikan tekanan kepada sistem pasar dalam perekonomian, karena pasar merupakan sumber yang sangat penting mengenai data kuantitatif. Dari asumsi mengenai perekonomian yang berdasarkan kekuatan pasar, maka harga pasar akan relevan untuk pelaporan eksternal. Ini juga berarti bahwa karena keputusan - keputusan ekonomi mempengaruhi hasil atau keadaan sekarang dan masa mendatang, maka harga pasar pada saat ini atau pada saat yang akan datang lebih relevan daripada harga pasar di masa yang lalu.

(4)

4 Dalam akuntansi pengukuran pada umumnya dikaitkan dengan satuan pengukur berupa unit moneter. Maksudnya agar pengukuran tersebut menunjukkan makna ekonomik dan karenanya pengukuran yang demikian disebut penilaian (valuation). Penilaian adalah prses penentuan jumlah rupiah suatu obyek untuk menentukan makna ekonomik obyek tersebut di masa lalu, sekarang atau yang akan datang.

Dari uraian tersebut maka pengukuran berarti proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsure laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Di dalam akuntansi pembeedaan penerapan pengukuran dan penelitian umumnya dilakukan.

Pengukuran biasanya untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat pada saat obyek atau transaksi terjadi. Sedangkan penilaian biasanya digunakan untk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus diletakkan pada tiap elemen atau pos laporan keuangan pada saat penyajian laporan keuangan. Jadi secara aplikatif dalam praktek pengukuran terjadi pada saat pencatatan (jurnal) sedang penilaian

pada saat penyajian.

B. Rumusan Makalah

Dari latar belakang di atas, maka masalah dalam makalah ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep dari pengukuran?

(5)

5 3. Bagaimana konsep reliability dan akurasi dalam pengukuran?

4. Apakah ada permasalahan lain yang berhubungan dengan pengukuran?

C. Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari makalah ini adalah:

1. Menjelaskan konsep dari pengukuran dan pentingnya suatu pengukuran. 2. Memberikan pemahaman tentang skala yang digunakan dalam

pengukuran.

3. Memberikan pemahaman tentang tipe-tipe dari pengukuran.

(6)

6 BAB II

ISI

A. Pengertian Pengukuran

Menurut Campbell, orang yang pertama menangani masalah pengukuran, definisi pengukuran adalah: “The assignment of numerals to

represent properties of material systems other than numbers yang berarti

penentuan angka-angka yang menggambarkan sifat-sifat sistem material dan bilangan-bilangan didasarkan pada hukum yang mengatur tentang sifat-sifat”. Sedangkan menurut Stevens seorang ahli teori pengukuran ilmu sosial,

pengukuran disebut sebagai: “assignment of numerals to objects or events

according to rules yang berarti penentuan angka-angka yang ada kaitannya dengan objek-objek ataupun peristiwa-peristiwa sesuai dengan peraturan”. Sepintas, definisi tersebut tampak sangat mirip, namun sesungguhnya yang pertama lebih tradisional dan sempit cakupannya. Pada definisi Campbells, perbedaan dibuat antara sifat sistem dan sistem itu sendiri. “Sistem”

(7)

7 aturan. Artinya, Campbells melihat pengukuran sebagai suatu sistem sedangkan Stevens melihatnya sebagai objek atau peristiwa.

Sterling sendiri tidak sependapat dengan keluasan definisi Stevens, dia berpendapat bahwa, “Dibutuhkan pembatasan pada jenis aturan yang dapat

digunakan”. Jika tidak, setiap penempatan angka dapat disebut pengukuran,

tentu saja bertentangan dengan pemahaman yang kita miliki dari istilah tersebut.

Pengukuran melibatkan hubungan sistem bilangan formal untuk beberapa sifat dari objek atau kejadian dengan rata-rata aturan semantik. Aturan-aturan ini terdiri dari operasi yang dirancang untuk membuat sambungan (definisi operasional). Pengukuran ini dimungkinkan karena hubungan satu ke satu (isomorfisma) antara karakteristik tertentu dari sistem angka, sebagaimana dinyatakan dalam model matematika dan hubungan antara objek-objek atau peristiwa yang berkaitan dengan sifat yang diberikan. Ketika angka tersebut ditempatkan ke objek atau peristiwa, dalam model matematika mencerminkan hubungan antara objek-objek atau peristiwa, maka sifat dari objek atau peristiwa dikatakan diukur jika skala telah ditetapkan. Stevens menyatakan: Saat ini korespondensi antara model formal dan empiris sangat erat kaitannya, kita mampu menemukan suatu kebenaran dengan menguji model itu sendiri.

(8)

8 (operasi) yang dirancang untuk menghubungkan simbol pernyataan ke objek atau peristiwa tertentu. Ketika kita melihat hubungan antara pernyataan secara matematika yang berkorelasi dengan hubungan dari objek atau kejadian, maka pengukuran atas objek atau kejadian tersebut telah terjadi.

B. Pentingnya Pengukuran

Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis untuk merepresentasikan atribut-atribut konsep Atribut adalah sesuatu yang melekat pada suatu objek yang menggambarkan sifat atau cirri yang dikandung objek tersebut (Suwardjono, 2010).

(9)

9 Seluruh pengukuran dalam kehidupan itu memiliki tujuan-tujuan khusus untuk menentukan langkah berikutnya. Pengukuran sangat penting dilakukan karena dengan mengukur suatu objek, maka kita dapat mengetahui nilai suatu objek sehingga dapat menjadi acuan untuk dapat menentukan kebijakan yang berkaitan dengan objek tersebut. Untuk memudahkan kita melakukan suatu pengukuran sehingga memperoleh suatu hasil yang akurat dan dapat diandalkan maka kita dapat menggunakan skala dan memilih tipe pengukuran yang sesuai dengan karakteristik objek yang kita ukur.

C. Skala Pengukuran

Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika aturan semantic digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematika kepada objek atau kejadian. Skala menunjukkan informasi apa yang diwakili oleh angka, sehingga memberikan arti kepada angka tersebut. Jenis skala yang dibuat tergantung kepada aturan sematik yang digunakan. Menurut Steven, skala dapat digambarkan secara umum menjadi nominal, ordinal, interval atau rasio. (Godfrey, dkk. 2010).

1. Skala Nominal

(10)

10 sendiri. Sedangkan dalam skala nominal, nomor menunjukkan kepada objek atau kelompok dari objek.”

2. Skala Ordinal

Skala ordinal dibuat ketika suatu operasi memeringkat objeknya sehubungan dengan property yang diberikan. Contohnya, investor melihat 3 kemungkinan jenis investasi untuk uangnya. Investasi tersebut diperingkat 1,2,3 berdasarkan nilai bersihnya saat ini. Kelemahan skala ordinal adalah interval antar nomor tidak memberitahukan apa-apa tentang perbedaan kuantitas kepemilikan yang diwakilinya.

3. Skala Interval

Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala orginal. Tidak hanya member peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval skalanya diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan dengan menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu dua buah ruangan, misal ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B 30 derajat celcius, maka selain kita dapat mengataka bahwa suhu di ruangan B lebih panas, kita juga mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada ruangan A. Kelemahan skala interval adalah titik nol-nya dibuat dengan bebas.

4. Skala Rasio

Skala rasio adalah skala yang:

(11)

11 c. Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek

terakhir diketahui

Contohnya adalah pengukuran panjang. Ketika panjang A adalah 10 meter dan panjang B adalah 20 m, kita tak hanya bisa mengatakan bahwa B 10 meter lebih panjang dari A, tetapi B juga dua kali lebih panjan dari A. Invarian dalam skala berarti bahwa apapun metode pengukuran yang digunakan, maka sistem pengukuran akan menghasilkan format yang sama dari variabel-variabel yang digunakan dan pengambil keputusan akan membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal ini tidak berlaku dalam akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga variabelvariabelnya. Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Metode-metode pengukuran yang berbeda tersebut tidak memberikan informasi yang sama.

D. Tipe-Tipe Pengukuran

Proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi dan pengujian. Pertanyaan tentang pengujian teori berhubungan dengan pertanyaan tentang perbedaan jenis-jenis pengukuran. Campbell membaginya kedalam dua jenis yaitu fundamental dan turunan.

(12)

12 Togerson, menjadi tambahan atas pengukuran fundamental dan turunan yang didiskusikan Campbell. (Godfrey, dkk. 2010).

1. Pengukuran Fundamental

Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung pada pengukuran variabel apapun. Hal-hal seperti panjang, hambatan listrik, nomor, dan volume merupakan hal-hal yang bisa diukur. Sebuah skala rasio bisa diformulasikan pada tiap-tiap benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan dengan pengukuran yang berbeda (jumlah) pada benda-benda yang sudah ada.

2. Pengukuran Turunan

Menurut Campbell, sebuah pengukuran turunan merupakan pengukuran yang bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran kepadatan, yang bergantung pada pengukuran massa dan volume. Dalam akuntansi, contoh pengukuran turunan adalah keuntungan, yang diturunkan dari penambahan dan pengurangan pendapatan dengan beban.

3. Pengukuran Formal

(13)

13 konsep keuntungan secara langsung. Kita mengasumsikan variabel pendapatan, laba, beban, dan kerugian dihubungkan dengan konsep keuntungan dan bagaimanapun bisa digunakan untuk mengukur keuntungan secara tidak langsung.

Untuk mengukur validitas pengukurannya, ilmuwan sosial berusaha menghubungkan hal-hal yang dipelajari dengan variabel lain untuk melihat manfaatnya. Contohnya, jika kita ingin mengukur kemampuan aritmatik orang, kita mungkin memilih untuk menguji mereka dalam suatu tes aritmatik. Bagaimanapun, tidak ada teori empiris yang konfirmasi untuk menilai tes yang kita lakukan, dan kita membuat asumsi ketika kita membangun skala pengukuran. Kita bisa memprediksikan bahwa pada kebanyakan orang, yang mempunyai nilai tes yang tinggi juga akan berprestasi dalam kuliah matematika.

E. Reliability dan Akurasi Dalam Pengukuran

Yang dimaksud dengan keandalan dan ketepatan dari kegiatan pengukuran? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyatakan terlebih dahulu bahwa tidak ada pengukuran yang bebas dari kesalahan kecuali perhitungan. Kita bisa mengukur jumlah kursi di ruangan tertentu dan dengan benar. Untuk semua pengukuran mengandung kesalahan atau eror.

1. Sumber kesalahan

(14)

14 Aturan untuk menetapkan nomor untuk properti tertentu biasanya terdiri dari satu set operasi. Satu set operasi tidak dapat dinyatakan secara tepat dan karenanya dapat diinterpretasikan salah oleh pengukur.

b. Pengukur

Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, menjadi bias, atau menerapkan atau membaca instrumen dengan tidak benar.

c. Instrumen

Banyak operasi membutuhkan penggunaan alat fisik, seperti penggaris atau termometer atau barometer, yang mungkin cacat.

d. Lingkungan

Pengaturan di mana operasi dilakukan pengukuran dapat mempengaruhi hasil.

e. Atribut yang tidak jelas

Apa yang harus diukur mungkin tidak jelas, terutama jika pengukuran melibatkan suatu konsep yang tidak dapat diukur secara langsung. f. Resiko dan Ketidakpastian

(15)

15 2. Pengukuran yang dapat diandalkan

Sering diperlukan bahwa sebelum unsur-unsur seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban diakui dalam laporan keuangan, unsur-unsur tersebut harus mampu untuk dilakukan pengukuran yang dapat diandalkan. Gagasan keandalan menggabungkan dua aspek: ketepatan dan kepastian pengukuran, dan pengungkapan yang secara meyakinkan mewakili sehubungan dengan transaksi ekonomi yang mendasarinya dan berbagai peristiwa. Aspek mempengaruhi ketepatan pengukuran.

Istilah „presisi‟ sering digunakan dalam dua konteks. Pertama, mungkin

merujuk ke nomor, dalam hal ini adalah berlawanan dengan gagasan pendekatan. Kedua, berkaitan dengan operasi pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat penyempurnaan dari operasi atau kinerjanya, serta persetujuan hasil antara operasi pengukuran yang digunakan berulang kali yang diterapkan pada properti tertentu. Arti terakhir ini pada dasarnya sama dengan keandalan. Dengan menyatukan dua istilah, kita dapat mengatakan bahwa keandalan dari pengukuran berkaitan dengan ketepatan di mana suatu properti tertentu diukur dengan menggunakan satu perangkat operasi.

3. Pengukuran yang akurat

(16)

16 fundamental, seperti panjang dari suatu objek, dapat ditentukan secara akurat dengan membandingkan objek dengan standar yang mewakili nilai sebenarnya.

Masalahnya adalah pada beberapa pengukuran nilai yang sebenarnya tidak diketahui. Untuk menentukan ketepatan dalam akuntansi, kita perlu tahu atribut apa yang perlu kita ukur untuk mencapai tujuan pengukuran. Tujuan dari akuntansi untuk menyajikan informasi yang berguna. Oleh karena itu akurasi pengukuran berkaitan dengan gagasan pragmatis dari „kegunaan‟, tetapi akuntan tidak sama dalam menentukan spesifikasi dan

standar kuantitatif yang harus diterapkan.

F. Pengukuran Dalam Akuntansi

(17)

17 Yang terkini, standar pelaporan keuangan internasional telah membuat konsep kebih tepat yaitu konsep “nilai wajar”. Beberapa pengamat beragumen dan mengkritik konsep “nilai wajar” ini. Bahwa konsep ini

merubah konsep alokasi ke pendekatan penilaian, di mana akan menunjukkan perbedaan tergantung atas situasi dan interpretasi yang subjektif. Perubahan ini lebih fokus pada penilaian “Balance Sheet”, mengalihkan akuntansi dari perhitungan alokasi laba yang sederhana dan lebih menekankan pada relevasi pada realita komersil dan pengambilan keputusan oleh investor dibadingkan kebenarannya.

Pengukuran dalam akuntansi masuk ke dalam kategori pengukuran turunan untuk modal dan keuntungan. Laba akuntansi sekarang berasal dari standar akuntansi internasional. Dari perubahan modal selama periode dari semua kegiatan termasuk kenaikan dan penurunan fair value aktiva bersih tidak termasuk transaksi dengan pemilik.

(18)

18 Sebaliknya, pendekatan pengukuran dengan pendekatan yang dilakukan sebelum pengenalan standar akuntansi internasional, pendapatan yang diterima disesuaikan terhadap aset bersih yang digunakan dalam suatu periode, dan jika pendapatan lebih besar dari penggunaan modal bersih (atau biaya), maka kita mengalami peningkatan modal.

Keuntungan tidak diperoleh sampai modal awal dari biaya historis dipertahankan dan laba direalisasikan. Sehingga, modal selalu dinyatakan sebesar harga perolehan dan perubahan dalam aktiva bersih tidak dianggap sebagai keuntungan. Maka, kita dapat melihat bahwa laba turunan sangat tergantung pada bagaimana kita mengukur modal awal dan bagaimana kita mengukur biaya dan alokasi modal. Kita juga dapat melihat bahwa konsep penilaian modal dalam akuntansi telah berkembang dari waktu ke waktu dengan hasil bahwa kita miliki pengukuran atas modal secara umum dan konsep laba.

(19)

19 Hal ini menyebabkan dua perkembangan penting dalam standar akuntansi internasional sebagai sinyal melalui standar akuntansi seperti IAS 39/AASB139 instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran dan IASB / FASB proyek bersama mengenai pelaporan keuangan kinerja-(1) bahwa pengukuran laba dan pengakuan pendapatan harus dihubungkan dengan pengakuan tepat waktu, dan (2) bahwa pendekatan 'nilai wajar' harus diadopsi sebagai prinsip pengukuran kerja. Jadi, dari tahun 2005 kami melihat penggunaan (sebagian) dari suatu prinsip pengukuran yang berfokus pada perubahan nilai aktiva dan kewajiban bukan penyelesaian proses pendapatan. Singkatnya, ini berarti bahwa perubahan nilai wajar aktiva dan kewajiban diakui secara langsung mereka terjadi dan dilaporkan sebagai komponen income. Lebih lanjut, fokus telah bergeser ke arah konsep penilaian, dengan neraca repositori utama dari nilai yang relevan sebagai informasi, dan pengguna utama informasi akuntansi adalah pemegang saham dan investor.

G. Permasalahan Lain Yang Berhubungan Dengan Pengukuran Bagi

Auditor

(20)

20 ketika keuntungan berasal dari perubahan nilai wajar pertanyaan yang lebih sulit muncul untuk auditor sekitar mengumpulkan bukti pada perkiraan manajemen. Sebagai contoh, salah satu aspek untuk mengukur keuntungan dengan menilai perubahan nilai wajar aktiva bersih yang ditangani oleh standar akuntansi IAS 36/AASB 136. Pernyataan ini mensyaratkan penurunan nilai aktiva diakui sebagai rugi penurunan nilai. Manajemen entitas diperlukan untuk menilai pada tanggal laporan apakah ada indikasi bahwa aset mungkin terganggu. Jika kondisi tersebut terjadi, manajemen akan mengestimasi jumlah terpulihkan aktiva tersebut. Jika jumlah yang dapat dipulihkan suatu aktiva kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aktiva harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali. Pengurangan Itu adalah kerugian penurunan nilai.

(21)

21 sedang digunakan oleh entitas lain. Auditor harus mengumpulkan bukti bahwa metode ini diterapkan secara konsisten, sehingga manajer tidak memilih dan memilih metode dari tahun ke tahun tergantung pada hasil keuntungan yang diinginkan mereka. Auditor juga harus menilai apakah nilai aktiva atau kewajiban dengan benar ditentukan dari asumsi signifikan manajemen, model penilaian dan data yang mendasari relevan. Data tersebut akan mencakup suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas, nilai pasar digunakan oleh perusahaan perbandingan, data royalti, dan sebagainya.

Secara keseluruhan, mengingat adanya berbagai metode penilaian yang wajar dan asumsi mungkin, adalah mungkin untuk jumlah diferent tapi masuk akal beberapa untuk diakui oleh manajemen kerugian penurunan nilai. Jumlah ini berbeda karena itu akan dapat diterima oleh auditor jika bukti audit menunjukkan bahwa manajemen telah menerapkan model penilaian benar dan menggunakan data yang sesuai. Dalam situasi ini, adalah mungkin bahwa auditor menghadapi tekanan dari manajer setuju dengan pilihan penilaian mereka atau kehilangan audit agar auditor yang lain lebih menyenangkan.

Adanya berbagai alternatif metode penilaian atas aset yang menimbulkan masalah tersendiri bagi auditor. Terdapat banyak cara penilaian aset yang dapat diterima oleh auditor jika memenuhi persyaratan :

(22)

22 c. Data yang digunakan untuk penilaian tersebut valid.

Pada prakteknya, Auditor kadang menerima tekanan dari manager perusahaan auditee untuk menerima metode penilaian atas aset perusahaan tersebut jika tidak maka auditee akan mencari auditor yang lain. Masalah lain yang muncul adalah audit atas biaya historical seperti standar biaya persediaan. Seharusnya biaya atas persediaan ditetapkan secara tepat, tapi biaya itu didasarkan atas asumsi proses produksi yang dipengaruhi oleh kondisi yang berubah-ubah.

H. Kendala Dalam Pengukuran

(23)

23 konservatisme ini sebagai kendala yang harus dibuang melalui metode pendidikan yang semestnya.

1. Ketidakpastian (Uncertainty)

Ketidak pastian dalam akuntasi timbul dari dua sumber utama

a. Informasi akuntansi umumnya berhubungan dengan kesatuan yang diharapkan akan tetapi hidup pada masa yang akan datang karena alokasi sering dilakukan antara periode masa lalu dan masa datang maka asumsi harud dibuat mengenai logika alokasi ini dan berdasarkan harapan mengenai masa datang

b. Pengukuran akuntansi sering diasumsikan menggambarkan ungkapan kekayaan dalam nilai uang yang membutuhkan estimasi jumlah mendatang yang tidak pasti

Jadi pengukuran manapun yang didasarkan pada estimasihanya dapat bersifat sementara akan tetapi in tidak berarti bahwa estimasi dan ramalan tidak harus dibuat seteliti mungkin jikga ternyata relevan

2. Objektifitas dan verifiabilitas

(24)

24 a. Pengukuran yang bersifat impersonal atau berada diluar pikiran orang yang melakukan pengukuran maksudnya adalah pengukuran terpisah dari orang yang melakukan pengukuran jadi diasumsikan bahwa tidak terdapat penilaian sujektif dan bias pribadi

b. Pengukuran yang didasarkan pada bukti yang dapat diperiksa atau verifiable maksudnya adalah penekanannya terletak pada bukti pendukung bukan pada pengukuran itu sendiri.

c. Pengukuran yang didasarkan pada kesepakatan para pakar yang kompeten hal ini mengandung makna bahwa pengukuran dapat dikatakan objektif jika dapat dibuktikan dengan kesepakatan pribadi dari pakar.

d. Lebar sempitnya dispersistatistik dari pengukuran attribut bila dilakukan oleh pengukur yang berbeda. Jika beberapa penyidik menggunakan metode pengukuran yang sama atau serupa atas attribut yang didasarkan pada bukti yang serupa maka beberapa pengukuran yang dihasilkan sangat mengkin akan menghasilkan kisaran nilai

3. Keterbatasan dari unit moneter

(25)

25 paling serius disebabkan oleh kenyataan bahawa nilai unit omeneter tidak stabil dengan berjalannya waktu. karena banyak ramalan dan keputusan harus menggandalkan perbandingan data akuntasi secara sahih sepanjang waktu maka ketidakstabilan unit moneter menyebabkan data akuntasnsi yang didasarkan pada harga tukar masa lalu harus disajikan kembali agar dapat diperbandingkan dengan harga tukar berlaku dan yang akan datang agar relevan dan teredah untuk pengabilam keputusan dan ramalan secara layak. Denga kata lain, kendala pengukuran yang berupa ketidak stabilan unit pengukur menuntut modifikasi dalam penggunaan harga tukar dari beberapa periode waktu yang dinyatakan dalam nilai uang.

4. Konservatisme

(26)

26 Argumen yang pertama bahwa kecendrungan terhadap pesimisme dianggap perlu untuk mengimbangi optimisme yang berlebihan dari para manajer atau pemilik. Argumen yang kedua bahwa laba dan penilaian yang dinyatakan terlalu tinggi lebih berbahaya bagi perusahaan dan pemiliknya dari pada penyajian yang terlalu rendah(under statement). argumen yang ketiga bahwa akuntan lebih mampu memperuleh informasi lebih banyak dari pada yang dapat dikomunikasikan kepada para investor dan kreditor dan bahwa akuntan dihadapkan pada dua jenis resiko yaitu resiko bahwa apa yang dilaporkan itu ternyata tidak benar dan resiko bahwa apa yang tidak dilaporkan ternyata benar.

(27)

27 BAB III

KESIMPULAN

Elemen-elemen statement keuangan harus diukur untuk membentuk informasi semantic, yaitu elemen (object), ukuran (size), dan hubungan (relationship). Atribut elemen harus diidentifikasi dan atribut pengukuran yang sesuai dipilih untuk mendapatkan ketepatan penyimbolan. Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur yang akan dilekatkan pada suatu object (elemen/pos) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk merepresentasi makna atribut objek tersebut. Sehingga dua objek atau lebih dapat dibedakan dan diperbandingkan atas dasar makna tersebut.

Setelah elemen-elemen diukur, apakah elemen harus disajikan melalui statement keuangan atau media pelaporan yang lain. Oleh karena itu, diperlukan criteria pengakuan atas dasar elemen yang dipilih, pengukuran yang tepat, dan karakteristik kualitatif. Empat criteria pengakuan utama (fundamental) adalah definisi, keterukuran, keberpautan, dan keterandalan dalam lingkup kualitas informasi batas atas dan batas bawah.

(28)

28 ordinal untuk jemperingkat projek-projek investasi atau profitabilitas atau keutnungan perusahaan, atau skala interval dalam akunting biaya standar. Pada pembahasan ini menjelaskan tiga jenis pengukuran yang berbeda. Pengukuran mendasar adalahapabila angka-angka yang tidak bergantung pada sifat-sifat lainnya, namun tetap dapat dilakukan dengan mengacu pada hukum alam. Dalam akunting, terdapat perdebatan tentang sifat nilai dasar. Pengukuran yang dilakukan, sangat bergantung pada hasil pengukuran terdahlu pada dua atau lebih kuantitas lainnya. Pengukuran pertama selalu berubah dan biasanya dapat ditentukan dengan fiat. Semua pengukuran tidak terlepas dari kesalahan karena banyak pengukuran nilai yang benar tidak diketahui.

Teori pengukiuran juga mengajarkan pada kita bahwa apabila banyak pengukuran dalam akuhnting ada pada skala rasio, yang merupakan skala yang paling informatif, maka akan terdapat dasar teori yang sangat lemah sebab dikategorikan sebagai pengukuran „fiat‟. Pengukuran fiat adalah pengukuran

(29)

29 DAFTAR PUSTAKA

Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes (2010), Accounting Theory, 7th ed., John Wiley & Sons, Inc.

Suwardjono (2010), Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi ketiga, BPFE.

Scott, William R, Financial Accounting Theory, Seventh Edition, 2015, Pearson, Canada

(30)

30 Rekomendasi Soal dari Materi, sbb :

Soal 1.

Apa saja keterbatasan dalam pengukuran, sebutkan dan berikan contohnya …? Jawaban :

Kendala pengukuran yang utama timbul karena data ekonomi disajikan berdasarkan asumsi bahwa data itu relevan untuk meramalkan masa datang. Karena hubungan antara masa kini dan masa datang umumnya tidak pasti, maka sulit menetapkan pengukuran yang relevan untuk tujuan ini. Tetapi ketidak mampuan untuk membuat pengukuran yang terandal atas attribut khusus yang dianggap relevan disebabkan oleh kurangnya teknik pengukuran yang terandal dan ketidak mampuan untuk menemukan prosedur pegukuran yang menjelaskan secara layak attribut yang sedang diukur. Jadi kendala disebabkan oleh ketidak pastian, kurangnnya objeksitfitas dan vearibilitas dalam pengukuran, kurangnya unit moneter yang stabil.

Contohnya, Auditor.

Auditor kadang menerima tekanan dari manager perusahaan auditee untuk menerima metode penilaian atas aset perusahaan tersebut jika tidak maka auditee akan mencari auditor yang lain. Masalah lain yang muncul adalah audit atas biaya historical seperti standar biaya persediaan. Seharusnya biaya atas persediaan ditetapkan secara tepat, tapi biaya itu didasarkan atas asumsi proses produksi yang dipengaruhi oleh kondisi yang berubah-ubah

Soal 2.

Piutang Usaha biasanya dinilai menggunakan nilai wajar, dimana jumlah tagihan dikurangi dengan penyisihan piutang tak tertagih. Apakah ini menyimpang dari basis akuntansi biaya historis?

Bagaimana pendapat anda tentang cadangan piutang yang tidak tertagih ? Yang dihubungkan dengan pengukuran Akuntansi …

Jawaban :

(31)

31 di masa yang akan datang, sehingga dapat mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan.

Soal 3.

Pengukuran dalam kasus, pembelian saham karyawan, ada batasan opsi mengenai nilai saham dan juga persyaratan… bagaimana pengukuran utk saham yang akan di eksekusi oleh manajemen.

Book value ? Market Value ? atau Economic Value ? kasus

Jawaban :

Basis akuntansi nilai wajar mengakui keuntungan dan kerugian yang terjadi akibat terjadinya perubahan nilai saat itu. Selain itu basis akuntansi nilai wajar juga mengakui pendapatan yang belum terealisasi sehingga hal itu dapat menggambarkan upaya peningkatan pendapatan dalam laporan laba rugi.

Jawaban no.3

Jadi pengukurannya sendiri belum diatur secara jelas apakah saham yang

dibeli oleh karyawan itu berdasarkan vook value, market value maupun

economic value, sehingga di isyarakatkan tergantung dari kebijakan

perusahaan itu senditi, apakah menerapkan special price untuk saham itu

atau menggunakan harga yang wajar, selama perusahaan menerapkan

system keterbukaan, yakni harus di state dalam laporan keuangan di

disclosure secara jelas.

Seperti pertimbangan peraturan dibawah ini.

(32)

32 Pertanyaan yang paling mendasar dalam penyelenggaraan PKSK adalah apakah program ini termasuk dalam kategori penawaran umum. Penjelasan Pasal 1 Angka 15 Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan bahwa yang termasuk penawaran umum antara lain adalah penawaran saham dalam wilayah Republik Indonesia atau kepada warga negara Indonesia dengan menggunakan media masa atau ditawarkan kepada lebih dari 100 pihak atau telah dijual kepada lebih dari 50 pihak dalam batas nilai serta batas waktu tertentu. Berdasarkan Penjelasan Pasal 1 Angka 15 ini, jika PKSK ditawarkan kepada lebih dari 100 pihak maka dapat dikategorikan ke dalam kategori penawaran umum. Apabila disepakati bahwa PKSK merupakan penawaran umum, maka pertanyaan mendasar kedua adalah apakah PKSK dapat dikategorikan sebagai penawaran umum yang bersifat terbatas. Peraturan Bapepam No. IX.A.2 butir 5 antara lain menyatakan bahwa kewajiban mengumumkan prospektur ringkas tidak perlu dilakukan bagi Pihak tertentu yang penawarannya bersifat terbatas. Berdasarkan Peraturan ini, maka PKSK dinyatakan sebagai penawaran umum yang bersifat terbatas, maka tidak perlu mengumumkan prospektus ringkas.

Apabila disepakati bahwa PKSK merupakan penawaran umum yang bersifat terbatas, maka pertanyaan selanjutnya yang masih muncul adalah masih adakah keterbukaan lain yang perlu dikecualikan selain kewajiban untuk mengumumkan prospektus ringkas, dan apakah tidak terdapat poin keterbukaan lain yang perlu ditambahkan.

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh asli dokumen penawaran Saudara yang telah diunggah melalui LPSE

Apabila Saudara tidak hadir sesuai jadwal tersebut di atas, maka panitia pelelangan tidak dapat melakukan klarifikasi terhadap penawaran yang saudara ajukan..

Ketuntasan siswa yang telah dicapai sebesar 81,08% menunjukkan bahwa pencapaian yang diperoleh dalam siklus II sudah diatas target indikator yaitu sebesar 75%, maka

Biomassa merupakan sumber energi primer yang sangat potensial di Indonesia, yang dihasilkan dari kekayaan alamnya berupa vegetasi hutan tropika2. Biomassa bisa

telah digariskan dalam kelompok yang dipimpinnya.. The leader as planner. 8eorang pemLmpin bertugas: mem- bu a t perencanaan kegiatan yang dipimpinnya. Tugas seorang

Pakaian dan perlengkapan Kantor Kesbangpolinmas Lampu Rotary (Blitz) Sudah termasuk Ongkos Pasang Helm POL PP Warna Coklat (Kuping Tertutup) Kopel dan Timang Pol PP (Hitam/Putih)

 Petugas melakukan konselinmg dengan penderita / keluarga tentang kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan perilaku yang diduga berkaitan

Untuk mengetahui bagaimana penganggaran keuangan desa Pemerintah Nagari III Koto Aur Malintang Utara Kecamatan IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padang Pariaman dan apakah telah