• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rumusan Seminar Sabang Marine Tourism dan Workshop Sato Umi Jakarta 5 6 Oktober 2017 rev1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rumusan Seminar Sabang Marine Tourism dan Workshop Sato Umi Jakarta 5 6 Oktober 2017 rev1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Page 1 of 7

Jakarta, 5 - 6 Oktober 2017

(2)

Page 2 of 7

NATIONAL SEMINAR ON SCIENCE TECHNOLOGY FOR

SABANG MARINE TOURISM DEVELOPMENT AND THE 4

TH

INTERNATIONAL WORKSHOP ON SATO UMI

IPTEK Pengembangan Wisata Bahari Sabang, Budidaya Perikanan, Pengelolaan

Sumberdaya Perikanan dan Kawasan Pesisir Berkelanjutan Berbasis Sato Umi

Lembaga Pelaksana

Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT)

dan

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

didukung

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

Kementerian Pariwisata

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Pemerintah Provinsi Aceh

Badan Pengelola Kawasan Sabang (BPKS)

Environmental Management of Enclosed Coastal Seas (EMECS), Japan

North Pacific Marine Science Organization (PICES)

Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF), Japan

Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI)

Himpunan Perekayasa Indonesia (HIMPERINDO)

Himpunan Peneliti Indonesia (HIMPENINDO)-BPPT

(3)

Page 3 of 7

RUMUSAN

NATIONAL SEMINAR ON SCIENCE TECHNOLOGY FOR SABANG

MARINE TOURISM DEVELOPMENT AND THE 4

TH

INTERNATIONAL

WORKSHOP ON SATO UMI

Science Technology for Sabang Marine Tourism and Sato Umi for Developing Sustainable Aquaculture, Fisheries Resources and Coastal Management

Jakarta, 5-6 October 2017

Seminar Nasional on Science Technology for Sabang Marine Tourism Development and The 4th International Workshop on Sato Umi telah diselenggarakan di Gedung Auditorium BPPT pada tanggal 5 Oktober 2017. Seminar dan workshop ini terselenggara atas kerjasama BPPT dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, didukung para pembicara dan peserta dari berbagai lembaga riset, perguruan tinggi dan organisasi profesi dari dalam dan luar negeri antara lain Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Pariwisata, Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pemerintah Provinsi Aceh, Badan Pengelola Kawasan Sabang (BPKS), Perguruan Tinggi, mahasiswa, swasta, industri perikanan dan masyarakat, para ahli Sato Umi dari Kyushu University dan International EMECS Center of Japan, PICES (The North Pacific Marine Science Organization), MAFF (Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries) of Japan, FRA (Fisheries Research and Education Agency) Jepang, Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI), Himpunan Perekayasa Indonesia (HIMPERINDO), Himpunan Peneliti Indonesia (HIMPENINDO). Seminar dan workshop yang mengambil tema tentang IPTEK Pengembangan Wisata Bahari Sabang, Budidaya Perikanan Budidaya, Pengelolaan Sumberdaya Perikanan dan Kawasan Pesisir Berkelanjutan Berbasis Sato Umi bertujuan untuk mensosialisasikan Program Sail Sabang, Pengembangan Wisata Bahari Indonesia dan mendiseminasikan konsep Sato Umi untuk mendukung Program Pengembangan Budidaya Perikanan Budidaya dan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan di kawasan pesisir secara berkelanjutan di Indonesia.

(4)

Page 4 of 7

I. Workshop SATO UMI

Sumberdaya perikanan, pesisir dan laut merupakan sumberdaya yang sangat potensial, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat terutama para pembudidaya, nelayan dan masyarakat pesisir. Di sisi lain, konsekuensi logis dari sumberdaya perikanan, pesisir dan laut sebagai sumberdaya milik bersama (common property) dan terbuka untuk umum (open acces) seringkali mengalami tekanan pemanfaatan secara berlebihan melewati daya dukung sumberdayanya (over exploitation). Adanya berbagai ancaman dan tekanan terhadap eksistensi sumberdaya perikanan, pesisir dan lautan menunjukkan bahwa pengelolaan dan pemanfaatannya belum seimbang dengan laju pemulihannya. Sebagai akibatnya, eksistensi sumberdayanya semakin terancam dan kemampuan daya dukungnya semakin menurun dalam penyediaan pangan. Untuk itu sudah saatnya Indonesia menerapkan konsep pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dengan memperhatikan keseimbang dan stabilitas sumberdaya alam dan lingkungannya seperti dalam konsep SATO UMI. Penerapan konsep SATO UMI diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan tambak marjinal dan idle serta sumberdaya perikanan dan kelautan di Wilayah Pesisir Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan ekonomi lokal, regional dan nasional.

Dalam Program Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019 dan Program Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025, sasaran Program Pembangunan Kelautan diarahkan kepada terwujudnya Indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional yang ditandai antara lain oleh :

1. Terbangunnya jaringan sarana dan Prasarana sebagai perekat semua pulau dan kepulauan Indonesia.

2. Meningkat dan menguatnya Sumberdaya Manusia di bidang kelautan dan Perikanan yang didukung pengembangan Iptek.

3. Ditetapkannya wilayah negara kesatuan NKRI, aset dan hal-hal yang terkait dalam kerangka pertahanan negara.

4. Terbangunnya ekonomi kelautan dan Perikanan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan. 5. Berkurangnya dampak bencana pesisir dan pencemaran laut.

Pengembangan Techno Park berbasis Perikanan dengan penguatan unsur kelembagaan yang sejalan dengan Konsep Sato Umi sangat diperlukan untuk pengembangan usaha perikanan dari hulu ke hilir guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, bangsa dan negara.

(5)

Page 5 of 7

Pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis ekosistem di Asia Pasifik termasuk Indonesia harus mempertimbangkan kondisi sosial ekologi dan interaksinya secara positif dan bermanfaat dalam menjaga stabilitas lingkungan dan keberlanjutan pemanfaatan sumberdayanya seperti dalam Konsep SATO UMI.

Sejalan dengan pembangunan kemaritiman Indonesia, SATO UMI merupakan pengelolaan wilayah pesisir secara berkelanjutan yang berbasis kemaritiman, pariwisata dan pangan secara terintegrasi secara hulu-hilir dan terpadu sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan nelayan serta melestarikan sumberdaya kelautan. Oleh karena itu SATO UMI yang telah dikembangkan dan berhasil di Jepang dapat diterapkan di Indonesia dalam mendorong pembangunan nasional bidang kemaritiman.

BPPT Telah menghasilkan teknologi innofativf untuk memproduksi pangan dan non pangan yang siap untuk diterapkan dalam pengembangan SATO UMI di Indonesia.

Dalam mewujudkan Kesejahteraan, kebarlanjutan dan kedaulatan, serta ketahanan pangan kementeterian kelautan dan perikanan telah mengembangkan perikanan budidaya secara berkelanjutan di air tawar, air payau dan laut. Untuk meningkatkan pemanfaatan sumberdaya laut, Kementerian kelautan sedang mengembangkan Karamba Jaring Apung Offshore dan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di beberapa Lokasi. Salah satu SKPT nya adalah di Sabang, Sehingga pengembangan SKPT dapat disinergikan dengan pengembangan SATO UMI di Sabang, Provinsi Aceh.

II. Sabang Marine Tourism Development

(6)

Page 6 of 7

potensi pengembangan wisata baharinya, namun sekaligus juga memiliki tantangan. Sail Sabang menjadi momentum kebangkitan kembali pengembangan ekonomi Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas Sabang melalui penataan dan pembangunan Kawasan Sabang sebagai destinasi pelabuhan wisata bahari dunia. Selain itu, merupakan salah satu solusi pemerintah untuk membangun ekonomi Aceh, khususnya Sabang pasca otsus migas 2025 mengingat lokasinya yang sangat strategis dan menjadi pintu gerbang Indonesia bagian barat, khususnya menjadi Gate Way di selat Malaka. Selain itu Pulau Weh juga berada pada pertemuan 3 wilayah laut yang sangat spesifik yaitu lautan Hindia – lautan Andaman dan selat Malaka yang memiliki sumber potensi maritime yang menjanjikan dimasa akan datang untuk negara, apalagi jika rencana Pemerintah Thailand membuka terusan segera terwujud.

Dalam rangka pengembangan wisata bahari Sabang, kehadiran pusat pengembangan IPTEK sebagai salah satu instrument pendukung sangat penting. LIPI sebagai salah satu lembaga riset nasional melihat bahwa Pulau Weh yang terletak di Sabang merupakan salah satu pulau kecil terluar berpenduduk yang posisinya ada di paling ujung Kawasan Barat Indonesia (KBI) yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia, Thailand, Myanmar dan Bangladesh. Posisi P. Weh ini sangat strategis karena berada di sekitar perairan Selat Malaka, Laut Andaman, Teluk Bengala dan Samudera Hindia Timur yang mana tingkat pemanfaatan sumber daya perikanannya masih belum optimal. Melalui Sail Sabang, LIPI akan melakukan Pembangunan Stasiun Riset Oseanografi sebagai Upaya Pemanfaatan Sumber Daya Laut dan Mendukung Wisata Bahari. Pembangungan stasiun riset oseanografi ini telah dimulai sejak pertengahan tahun 2017 dengan memanfaatkan hibah lahan dari Pemerintah Daerah Aceh serta BPKS seluas 4.9 ha.

Selain itu, pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat penting dalam mengembangkan pariwisata bahari yang berkelanjutan, terutama dari faktor karakteristik destinasi, karekterisasi turis, tipe pengembangan pariwisata dan pengelolaan destinasi. Rencana pengembangan taman terumbu karang, terumbu karang buatan, aplikasi teknologi penginderaan jauh telah dilakukan untuk pengembangan pariwisata bahari dari sisi karakterisasi destinasi dan pengembangannya. Pendekatan iptek dan edukasi masyarakat pun dilakukan untuk menjaga kebersihan destinasi wisata dari sampah plastik laut. Untuk menjawab ketersediaan energi di lokasi-lokasi wisata bahari yang kadang terletak di lokasi yang terpisah, diperlukan pengembangan energi alternatif terbarukan, maupun hybrid.

(7)

Page 7 of 7

masuknya wisatawan ke Indonesia. Regulasi, pelayanan dan industri kreatif yang mendukung sektor wisata bahari Aceh menjadi tantangan dan perlu dimasukkan sebagai rencana strategis pembangunan Aceh ke depan.

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok ini adalah kelompok kosakata yang secara ucapannya merupakan susunan bunyi-bunyi yang tidak sama antara yang terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI)

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa tindakanpembelajaran melalui permainan tradisional jamurandapat meningkatkan kemampuan

AIDS disebabkan oleh infeksi HIV atau Human Immuno-deficiency Virus (Depkes, 2005). HIV dapat menimbulkan AIDS dengan langkah melawan sel darah putih yang disebut sel

Pengaruh Kandungan Pasir pada Media Semai terhadap Penyakit Rebah Kecambah (Sclerotium rolfsii sacc) pada Persemaian Tanaman Cabai.. A new bio-formulation Containing

• Yg membahayakan diri sendiri maupun orang lain • Tidak dapat dikendalikan dengan obat atau terapi.

Sedangkan dalam mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat menggunakan tes hasil belajar yaitu tes formatif (untuk memperoleh gambaran tentang pokok bahasan tertentu),

Bagi yang pesimis, reaksi atas perubahan disikapi dengan perilaku alienatif dan reaktif, dan bagi yang optimis perubahan disikapi secara proaktif karena

Sehubungan dengan pengadaan Jasa Konsultansi paket Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Gedung Kantor pada Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulawesi