• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J007179 6 1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J007179 6 1."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

4

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi dan waktu penelitian

1. Materi penelitian 1. Bahan

Bahan yang akan digunakan adalah sampel phylum Echinodermata dari

classis Asteroidea dan Ophiuridea dari Pantai Selok Ipah Adipala dalam alkohol

70%.

2. Alat

Alat yang digunakan adalah tali, patok, plastik sampel, alat tulis, kamera,

thermometer, luxmeter dan refraktosalinometer.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksankan selama 4 bulan dari bulan Maret sampai dengan bulan

Juni 2014, dengan lokasi pengambilan sampel di pantai Selok Ipah Adipala Cilacap.

Identifikasi dan analisis data dilaksanakan di Laboratorium Biologi Akuatik Fakultas

Biologi Universitas Jenderal Soedirman.

Gambar 2.1. Lokasi penelitian Pantai Solok Ipah Adipala Cilacap (www.google.co.id) Keterangan = Tempat lokasi penelitian

B. Metode Penelitian 1. Rancangan Percobaan

Metode penelitian adalah survey dengan teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah belt transect. Metode dan teknik pengambilan sampel ini

digunakan untuk menggambarkan kondisi populasi suatu yang mempunyai ukuran

relatif beragam atau mempunyai ukuran maksimum tertentu. Metode dan teknik

pengambilan sampel tersebut juga bisa digunakan secara spesifik untuk mengetahui

(2)

5

karang. Panjang transek yang digunakan adalah 10 m dan lebar 1 m, dan tiga transek

dibuat pada lokasi penelitian sebagai ulangan.

2. Parameter 2.1 Salinitas

Alat yang digunakan dalam mengukur salinitas adalah refraktosalinometer.

Cara kerja dari alat ini adalah sebagai berikut:

(1) Membersihkan refraktosalinometer dengan aquadest agar angka yang

tertera pada refraktosalinometer menunjukan angka nol.

(2) Meneteskan satu tetes air laut pada prisma refraktosalinometer

(3) Melihat angka yang tertera pada bagian eye place dan angka akan tertera

nilai salinitasnya.

(4) Mencatat nilai hasil pengamatan

2.2 Suhu

Pengukuran suhu dilakukan menggunakan thermometer air raksa dengan

prosedur sebagai berikut:

(1) Menyiapkan thermometer air raksa

(2) Memasukan thermometer kedalam air selama beberapa menit

(3) Membaca skala yang ditunjukan thermometer

(4) Mencatat nilai hasil pengamatan

2.3 Kecerahan

Pengukuran dengan menggunakan luxmeter, dengan prosedur sebagai berikut:

(1) Alat dikalibrasi sebelum digunakan yaitu skala 1.

(2) Diarahkan ke penerimaan cahaya alat pada datangnya cahaya yang akan

diukur dengan menentukan besarnya intensitas cahaya bertahap dari 1x,

10x dan 100x.

(3) Apabila skala rendah (1x) masing mengukur skala 1 maka tingkatkan yang

lebih tinggi yaitu 10x dan apabila masih 1 diteruskan pada yang lebih tinggi

yaitu 100x.

(4) Angka yang ditunjukkan alat dilihat, yaitu dapat dari angka yang sering

muncul atau kisarannya.

2.4 Ph

Pengukuran pH dilakukan menggunakan kertas lakmus, dengan cara sebagai

(3)

6

perubahan warna pada kertas lakmus, lalu cocokan warna yang keluar dengan tabel

warna, maka akan di ketahui ph dalam airnya.

3. Cara kerja

(1) Ditentukan area yang akan diamati dengan kedalaman air laut ketika surut

hingga kedalaman sekitar 1 m.

(2) Dibentangkan sepasang tali 10 m dengan jarak antara tali satu dengan yang

lainnya sepanjang 1 m dengan menggunakan patok.

(3) Dibentangkan tali sepanjang 1 m di antara dua tali transek sebanyak 10 tali

pada setiap jarak 1 m, sehingga dibentuk 10 petak di dalam tali transek.

(4) Diamati dan dihitung Asteroidea dan Ophiuridea yang ada pada plot/petak .

(5) Dilakukan pengambilan dua kali sampling.

(6) Dimasukkan data ke dalam tabel dan dianalisis untuk kerapatan, frekuensi,

dan dominansi masing-masing spesies yang didapatkan.

(7) Sampel Asteroidea (bintang laut) dan Ophiuridea (bitang mengular) yang

berhasil dikumpulkan dari Selok Ipah Cilacap, identifikasi species

Ophiuridea dilakukan di Laboratorium Lingkungan Fakultas Biologi

Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.

C. Metode Analisis

C.1 Keanekaragaman dan dominansi ditentukan berdasarkan pada : 1. Indeks Shannon-Wiener (Maguran, 1988):

Keterangan:

H : indeks keanekaragaman S : Jumlah species

N : Jumlah keseluruhan individu ni : jumlah individu tiap species

Besarnya indeks keanekaragaman spesies menurut Shannon-Wiener

didefinisikan sebagai berikut:

Nilai H > 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek artinya keanekaragaman melimpah tinggi.

Nilai H 1 H 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek artinya keanekaragaman sedang.

(4)

7

C.2 Indeks Kemerataan Simpson (Maguran, 1988):

Keterangan:

D : Indeks Simpson

ni : jumlah individu tiap species N : jumlah keseluruhan individu

C.3 Pola Sebaran Echinodermata (Asteroidea dan Ophiuridea)

Pola sebaran Echinodermata ditentukan dengan menggunakan indeks varians (S2) :

Keterangan :

S2 : Varians sampel : Mean sampel

Xi : Elemen ke- i dari sampel

N : Jumlah individu pada setiap plot

Penentuan pola distribusi oleh (Spellerberg (1991)

Perbandingan rata-rata dan jangkauan (S2) Pola Distribusi

S-2= 0 Seragam

= S2 Acak

< S-2 Mengelompok

C.4. Struktur komunitas (Komposisi species, Kepadatan species, kepadatan relatif) diukur dengan comparative diversity dengan menggunakancluster analysisSoftware

Gambar

Gambar 2.1. Lokasi penelitian Pantai Solok Ipah Adipala Cilacap (www.google.co.id)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai bulan Juni 2013 di Laboratorium Zoologi jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian

Hasil penelitian ini menunjukan tanggapan siswa kelas XI terhadap pembelajaran materi renang di SMA N 1 Adipala Cilacap secara rinci bahwa sebanyak 0,0% kurang positif,

PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Sargassum duplicatum YANG DITANAM MENGGUNAKAN SISTEM WARING DENGAN BOBOT AWAL BERBEDA. DI PANTAI NUSAKAMBANGAN TIMUR

Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Zoologi Prodi Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat. Penelitian ini

Sampel Holothuroidea yang telah didapatkan dari perairan pantai Utara Jawa Timur dan Pulau Mandangin, siap dilakukan identifikasi di laboratorium

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan November 2011 di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi dan Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Sains

Penelitian ini dilakukan di Desa Torongrejo Kota Batu dan identifikasi arthropoda dilakukan di laboratorium Ekologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri

Penelitian ini dilakukan di Desa Torongrejo Kota Batu dan identifikasi arthropoda dilakukan di laboratorium Ekologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri