• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di bajak IV barat Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di bajak IV barat Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari – hari dimakan oleh manusia (Hidayat, 2006).

Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupanmanusia, namun jumlah nutrisi yang diperlukan tiap orang berbedasesuai dengan karakteristiknya, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum dari nutrisi di antaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain, oleh karena itu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya (Asmadi, 2008).

Nutrisi merupakan zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Penyakit Diabetes Mellitus (DM)ini terjadi akibat terjadinya gangguan mekanisme kerja hormon insulin, sehingga gula darah yang ada di dalam tubuh tidak dapat dinetralisir. Gizi juga dapat menunjukkan perannya dalam terjadinya Diabetes Millitus dalam dua arah yang berlawanan. Gizi lebih yang merupakan petunjuk umum peningkatan taraf kesejahteraan perorangan, memperbesar kemungkinan manifestasi DM, terutama pada mereka yang memang dilahirkan dengan bakat tersebut. Pada keadaan yang demikian gejala DM dapat diatasi dengan pengaturan kembali keseimbangan metabolisme zat gizi dalam tubuh dengan masukan zat gizi melalui makanan (Hidayat, 2006).

(2)

Pada tahun 2000 menurut WHO diperkirakan sedikitnya 171 juta orang diseluruh dunia menderita Diabetes Millitus, atau sekitar 2,8% dari total populasi. Insidennya terus meningkat dengan cepat, dan diperkirakan pada tahun 2030, angka inin akan bertambah menjadi 366 atau sekitar 4,4% dari populasi dunia.

DM terdapat diseluruh dunia, namun lebih sering (terutama tipe 2)terjadi dinegara berkembang. Peningkatan prevalensi terbesar terjadi di Asia dan Afrika, sebagai akibat dari tren urbanisasi tahun 2007 dari 24417 responden berusia >15 tahun, 10,2% mengalami toleransi Glukosa terganggu (kadar glukosa 140-200 mg/dL setelah puasa selama 14 jam dan diberi glukosa oral 75 gram). Sebanyak 1,5% meengalami Diabetes Millitus yang terdiagnosis dan 4,2 mengalami diabetes Millitus yang tidak terdiagnosis.

Pada tahun 2013, provinsi penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun dengan DM adalah 6,9%. Prevelensi diabetes yang terdiagnosis doktertertinggi terdapat DI Yogyakarta 2,6%; DKI Jakarta 2,5%; Sulawesi Utara 2,4% dan Kalimantan Timur 2,3% (Kemenkes, 2013).

Konsumsi makanan akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan,fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja serta kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan. Baik pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih terjadi gangguan gizi (Almatsier, 2001).

Pada penyakit tersebut saya melakukan intervensi pada kandungan kalori makanan yang akan di konsumsi oleh penderita Diabetes Millitus. Sehingga klien mengetahui berapa kalori yang dikonsumsi setiap harinya.

(3)

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata tentang asuhan keperawatan pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar nutrisi. 2. Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi.

2. Mampu merumuskan diagnosa pada Ny. S dengan masalah keperawatan dasar nutrisi.

3. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. S dengan masalah keperawatan dasar nutrisi.

4. Mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan kebutuhan dasar nutrisi.

5. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan kebutuhan dasar nutrisi.

C. Manfaat

1. Bagi Pendidikan

Menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan serta menambah wawasan dalam memahami penerapan asuhan keperawatan dalam upaya peningkatanmutu pelayanan keperawatan khususnya bagi klien dengan masalah kebutuhan nutrisi.

2. Kebutuhan klien

Dapat memberikan pengetahuan kepada klien mengenai asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi.

3. Bagi Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

[r]

However, compounds 1 } 3 have been reported from other genera within the Asteraceae (alt. Compositae) and also from other plant families (Dictionary of Natural Products, 1999). As

Segala biaya yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Nota Kesepakatan Bersama ini akan dibebankan pada Para Pihak sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta

RINCIAN FORMASI ASN DAERAH DARI PELAMAR UMUM PEMERINTAH KABUPATEN PANIAI. TAHUN

The article describes the 3D surveying and modeling of the Behaim globe, the oldest still existing and intact globe of the earth, preserved at the German National Museum of

(1) Eksit pelepasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf c merupakan bagian dari sarana evakuasi. antara batas ujung eksit dan jalan umum yang

Illumination was provided by a flash, mounted on an 8 metre telescopic mast, raised to approximately 60 cm below the ceiling, with images were taken from a fixed camera position on

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum Kementerian Pekerjaan Umum dan.