BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian keseluruhan alat yang telah direalisasikan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah alat yang sudah terealisasi telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditulis. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian beberapa fungsi yang dibuat dengan aplikasi Tasker pada smartphone Android termasuk pengujian penggantian alamat, pengujian keberhasilan dan kecepatan proses alat dalam melaksanakan perintah, dan pengujian isi notifikasi.
4.1. Pengiriman Nilai Data ke ThingSpeak
Pengujian pada ThingSpeak server dilakukan untuk mengetahui apakah nilai field pada channel ThingSpeak dapat diubah sesuai dengan nilai data yang dikirimkan melalui protokol HTTP. Untuk pengujian ini, pengiriman nilai data menggunakan software AREST pada komputer. Nilai data yang dikirimkan pertama adalah 0 dan kemudian 1.
Gambar 4.1. Screenshoot tampilan AREST untuk mengirim nilai 0.
Pada AREST diisikan Write API Key agar dapat menulis ke dalam channel (disensor untuk kepentingan privasi) kemudian nomor field yang dituju (dalam pengujian ini menggunakan field ke 2) lalu diikuti dengan nilai yang akan dikirimkan yaitu nilai 0 pada Gambar 4.1 dan nilai 1 pada Gambar 4.2. Setelah data dikirim, data pada field ke 2 di channel ThingSpeak berganti sesuai nilai yang dikirimkan. Hasil dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan 4.4, dimana pertama kali nilai data adalah 0 dan kemudian berganti menjadi 1. Setelah itu pengujian dilanjutkan dengan melakukan pengiriman nilai data beberapa kali untuk mengetahui respon ThingSpeak terhadap pengiriman data yang dilakukan terus menerus. Pengujian dilakukan setiap interval waktu 3 detik selama 30 detik dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Gambar 4.3. Grafik field pada ThingSpeak channel diperbarui nilai 0.
Tabel 4.1. Hasil pengujian pengiriman nilai data ke ThingSpeak.
Dari hasil pengujian bisa disimpulkan bahwa pengiriman dan pengubahan data pada ThingSpeak melalui protokol HTTP dapat dilakukan, namun ThingSpeak hanya akan menerima data yang dikirimkan berikutnya jika pengiriman data berikutnya dilakukan minimal 15 detik setelah data sebelumnya dikirim atau ThingSpeak akan menolak data berikutnya. Dapat dilihat pula waktu rata-rata yang diperlukan untuk setiap pengiriman data pada tabel di atas adalah 1,09 detik. Gambar 4.5 adalah tampilan respon balik pada AREST jika ThingSpeak menerima data dan Gambar 4.6 adalah ketika ThingSpeak menolak data.
Gambar 4.5. Tampilan pada AREST ketika ThingSpeak menerima data.
4.2. Pengiriman Nilai Data ke ThingSpeak Menggunakan Tasker
Pengujian pada aplikasi Tasker adalah untuk mengetahui apakah nilai data dapat dikirimkan ke ThingSpeak melalui smartphone Android menggunakan Tasker. Action HTTP post pada Tasker digunakan untuk mengirimkan data melalui protokol HTTP ke ThingSpeak. Sama seperti menggunakan AREST, pada kolom data diisikan Write API Key agar dapat menulis ke dalam channel (disensor untuk kepentingan privasi) kemudian
nomor field yang dituju (dalam pengujian ini menggunakan field ke 2) diikuti dengan nilai data yaitu nilai 0 pada Gambar 4.7 dan nilai 1 pada Gambar 4.8.
Gambar 4.7. HTTP post pada aplikasi Tasker untuk mengirim nilai 0.
Setelah menjalankan action HTTP post tersebut pada Tasker, beberapa saat kemudian terjadi pembaruan nilai data pada ThingSpeak. Hasil dapat dilihat melalui Gambar 4.9 dan 4.10. Nilai data pertama adalah 0 dan kemudian berganti menjadi 1. Kemudian pada pengujian ini tidak dilakukan uji coba kuantitatif karena tidak tersedianya tampilan untuk melihat waktu pengiriman data pada Tasker. Namun, dapat disimpulkan bahwa smartphone Android dapat melakukan pengiriman dan pengubahan data pada ThingSpeak melalui protokol HTTP dengan menggunakan aplikasi Tasker.
Gambar 4.9. Grafik field pada ThingSpeak channel diperbarui nilai 0.
4.3. Pembacaan dan Penulisan NFC Tag Menggunakan Smartphone Android
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah smartphone Android yang digunakan dapat melakukan penulisan dan pembacaan terhadap tag yang akan digunakan pada perancangan. Pada dasarnya, smartphone Android yang memiliki fitur konektivitas NFC dapat melakukan pembacaan terhadap NFC tag secara langsung. Namun, untuk melakukan penulisan terhadap tag diperlukan sebuah aplikasi yang dapat membuat smartphone dapat berfungsi sebagai NFC writer. Banyak pilihan aplikasi yang beredar pada pasar aplikasi Google yang dapat digunakan untuk melakukan penulisan tag untuk sistem operasi Android yang mana pada pengujian ini penulis menggunakan aplikasi NFC Tools oleh pengembang Wakdev. Kemudian pengujian dilakukan dengan cara menempelkan smartphone Android yang memiliki konektivitas NFC dengan NFC tag untuk menulis ataupun membaca informasi pada tag tersebut.
Gambar 4.11. Tampilan penulisan NFC tag berhasil.
Gambar 4.12. Tampilan NFC tag terbaca.
Dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12 bahwa smartphone berhasil melakukan penulisan dan pembacaan terhadap NFC tag. Dengan demikian maka NFC tag dapat digunakan sebagai trigger yang memicu smartphone untuk memanggil fungsi
4.4. Penulisan Fungsi atau Task Tasker pada NFC Tag
Setelah mengetahui bahwa smartphone dapat melakukan penulisan terhadap NFC tag, pengujian dilanjutkan dengan menuliskan perintah untuk memanggil fungsi (Task)
yang telah dibuat pada aplikasi Tasker ke dalam tag. Setiap tag dituliskan masing-masing untuk tiap-tiap fungsi pengendalian, misalnya tag pertama untuk membuka kunci pintu, tag kedua untuk mengendalikan lampu halaman, dan seterusnya. Sebagian fungsi yang
telah dibuat pada Tasker dan dituliskan ke dalam tag dapat dilihat pada Gambar 4.13 yang merupakan screenshoot dari tampilan smartphone penulis.
Gambar 4.13. NFC Tag yang digunakan dalam pengujian.
4.5. Respon Pengendalian ON/OFF Lampu dan Pembukaan Kunci Pintu
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan serta waktu respon mikrokontroler untuk menjalankan perintah setelah data dikirim ke ThingSpeak untuk pengendalian masing-masing lampu dan kunci pintu. Dalam pengujian ini mikrokontroler akan mengaktifkan atau menonaktifkan relay apabila smartphone digunakan untuk membaca NFC tag yang telah dituliskan fungsi Tasker pada pengujian sebelumnya.
Ketika smartphone membaca tag, yang terjadi adalah terpicunya action yang sudah dibuat atau diprogram terlebih dahulu pada aplikasi Tasker. Kemudian Tasker akan menentukan nilai data yang sesuai dengan tag yang dibaca oleh smartphone dan kemudian mengirim data tersebut ke ThingSpeak. Sebagai contoh, jika yang terbaca adalah tag untuk relay ke 2, maka Tasker akan mengirimkan nilai 0 atau 1 yang dituju untuk relay ke 2. Data yang diterima oleh ThingSpeak ini kemudian dibaca oleh mikrokontroler untuk menjalankan perintah sesuai data yang terbaca.
Pengujian respon alat dilakukan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan hasil yang cukup teruji. Pengujian dilakukan menggunakan WiFi koneksi Internet IndiHome dengan melakukan tes ping terlebih dahulu ke alamat IP ThingSpeak untuk mengetahui waktu respon koneksi Internet IndiHome terhadap ThingSpeak.
Gambar 4.15. Hasil tes ping terhadap ThingSpeak dengan Internet IndiHome.
Tabel 4.2. Hasil pengujian keberhasilan respon dan waktu respon ke 1. Percobaan ke-1
No. Nama Percobaan Respon Waktu(s) 1 On Lampu 1 Sukses 3,34
Tabel 4.3. Hasil pengujian keberhasilan respon dan waktu respon ke 2. Percobaan ke-2
No. Nama Percobaan Respon Waktu(s) 1 On Lampu 1 Sukses 2,97
Tabel 4.4. Hasil pengujian keberhasilan respon dan waktu respon ke 3. Percobaan ke-3
Dari hasil pengujian ini dapat dilihat bahwa smartphone Android berhasil mengirimkan data ke ThingSpeak ketika membaca tag. Kemudian mikrokontroler yang membaca isi field pada ThingSpeak merespon perubahan data dengan menjalankan tugas untuk mengaktifkan atau menonaktifkan relay sesuai dengan data yang dikirimkan smartphone dengan tingkat keberhasilan adalah 100%. Namun dari pengukuran waktu
respon menggunakan stopwatch, setiap kali smartphone membaca tag sampai relay berubah kondisi dibutuhkan waktu dengan total rata-rata waktu respon adalah 3,33 s.
Gambar 4.16. Smartphone ditempelkan ke NFC tag untuk menghidupkan lampu.
4.6. Pengujian Mode Tidur
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan serta waktu respon terlaksananya mode tidur yang telah dibuat pada perancangan. Dalam pengujian ini smartphone ditempelkan terhadap tag yang sudah ditulis dengan fungsi mode tidur untuk mengaktifkan mode tidur yaitu lampu halaman dan lampu tidur hidup sedangkan lampu lain padam. Kemudian kondisi lampu-lampu akan diacak lalu mode tidur kembali diaktifkan. Pada Gambar 4.18 diperlihatkan pada lingkaran merah yang merupakan lampu halaman dan lampu tidur dalam kondisi hidup setelah mode tidur diaktifkan. Uji coba dilakukan sebanyak 5 kali untuk mendapatkan hasil yang cukup teruji. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Mode Tidur. Respon Pengaktivan Mode Tidur
4.7. Pengujian Mode Pergi
Sama seperti mode tidur, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan serta waktu respon terlaksananya mode pergi yang telah dibuat pada perancangan. Dalam pengujian ini smartphone ditempelkan terhadap tag yang sudah ditulis dengan fungsi mode pergi untuk mengaktifkan mode pergi yaitu semua lampu padam dan kunci pintu terbuka. Kemudian kondisi lampu-lampu akan diacak lalu mode pergi kembali diaktifkan. Pada Gambar 4.19 diperlihatkan semua lampu pada maket rumah dalam kondisi padam dan pintu dibuka setelah mode pergi diaktifkan. Uji coba dilakukan sebanyak 5 kali untuk mendapatkan hasil yang cukup teruji. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Mode Pergi. Respon Pengaktivan Mode Pergi
4.8. Memperoleh Kondisi dengan Action Popup pada Task Notifikasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui status terakhir atau kondisi perangkat yang dikendalikan melalui fungsi notifikasi yang dibuat pada perancangan. Pengguna dapat melihat status tersebut dengan cara menekan shortcut yang telah dibuat pada layar smartphone. Ketika shortcut tersebut ditekan yang terjadi adalah terpanggilnya action
HTTP get pada fungsi notifikasi yang telah dibuat menggunakan Tasker. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali. Awal mula dilakukan pengecekan status ketika semua lampu dalam kondisi padam dan pintu tertutup. Kemudian pengecekan kedua dilakukan setelah pintu dibuka. Lalu pengecekan status terakhir adalah setelah pintu kembali ditutup dan lampu halaman serta lampu tidur dihidupkan atau ketika dalam mode tidur.
Gambar 4.20. Tampilan pengecekan kondisi pertama.
Gambar 4.22. Tampilan pengecekan kondisi ketiga.
4.9. Pengaksesan Modul dengan Mengubah Variabel Alamat pada Tasker
Pada proses ini dimaksudkan bahwa penulis ingin mensimulasikan bahwa sistem dapat digunakan untuk mengendalikan modul tambahan dengan mengubah isi variabel alamat yang dibuat pada Tasker sesuai dengan alamat modul tambahan tersebut. Pada Gambar 4.23 variabel alamat yaitu %AddressW1 adalah 00110011 yang adalah alamat alat utama dan kemudian variabel tersebut diubah dengan alamat modul tambahan yaitu 11001100 pada Gambar 4.24. Dapat dilihat pada Gambar 4.25 kondisi modul tambahan sebelum dilakukan pengubahan alamat dan pengujian untuk menghidupkan lampu yaitu semua lampu LED dalam kondisi padam. Setelah variabel alamat diubah dilakukan pengujian untuk menghidupkan semua lampu pada modul tambahan dengan membaca tag menggunakan smartphone. Kemudian pada Gambar 4.26 adalah kondisi setelah
dilakukannya pengujian.
Gambar 4.24. Variabel alamat diubah.
Gambar 4.25. Modul tambahan sebelum dilakukan pengujian.