OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016
TENTANG
KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, maka sejak tanggal 31 Desember 2012 fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal termasuk Konsultan Hukum beralih dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke Otoritas Jasa Keuangan;
b. bahwa dalam rangka memberikan kejelasan dan
kepastian mengenai pengaturan terhadap Konsultan Hukum yang melakukan kegiatan di Pasar Modal, perlu mengganti Peraturan mengenai pengaturan terhadap Konsultan Hukum yang melakukan kegiatan di Pasar Modal yang diterbitkan sebelum terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan; dan
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Konsultan Hukum Yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608);
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); dan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2003 tentang Advokat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4288).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan:
1. Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat
OJK, adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
2. Konsultan Hukum adalah ahli hukum yang memberikan
pendapat hukum kepada Pihak lain dan terdaftar di OJK.
3. Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal yang
selanjutnya disingkat HKHPM adalah organisasi profesi
Konsultan Hukum yang menjalankan praktik
spesialisasi di bidang Pasar Modal.
4. Kantor Konsultan Hukum yang selanjutnya disingkat
KKH adalah persekutuan perdata atau firma yang menjadi wadah bagi Konsultan Hukum dalam
melakukan kegiatannya.
5. Pendidikan Profesi adalah suatu pendidikan dasar bagi Konsultan Hukum dengan muatan materi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan jasa keuangan lainnya yang diselenggarakan oleh HKHPM, pihak lain yang bekerja sama dengan HKHPM, atau pihak yang telah disetujui atau diakui oleh OJK sebelum ditetapkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
6. Pendidikan Profesional Lanjutan yang selanjutnya
disingkat PPL, adalah suatu pendidikan lanjutan bagi Konsultan Hukum dengan muatan materi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan jasa keuangan lainnya yang diselenggarakan oleh HKHPM, pihak lain yang bekerja sama dengan HKHPM, atau pihak yang telah disetujui atau diakui oleh OJK sebelum ditetapkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
7. Laporan Berkala Kegiatan Konsultan Hukum adalah
laporan yang memuat informasi tentang kegiatan Konsultan Hukum di Pasar Modal selama satu tahun terhitung sejak 1 Januari sampai dengan 31 Desember atau sejak terdaftar di OJK apabila terdaftar kurang dari satu tahun.
8. Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga
tertinggi/tinggi negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890).
BAB II
PENDAFTARAN KONSULTAN HUKUM Bagian Kesatu
Persyaratan Pendaftaran Konsultan Hukum Pasal 2
pendaftaran sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
Pasal 3
Persyaratan Pendaftaran Konsultan Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah sebagai berikut:
a. memiliki gelar kesarjanaan dalam pendidikan tinggi
hukum (Strata 1);
b. memiliki akhlak dan moral yang baik;
c. tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan/atau
dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang jasa keuangan;
d. berkedudukan sebagai rekan pada KKH yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1) dipimpin oleh rekan yang bertanggung jawab atas uji
tuntas hukum dan pendapat hukum;
2) dalam melakukan uji tuntas hukum, menerapkan
paling sedikit 2 (dua) jenjang pengendalian atau supervisi yaitu Konsultan Hukum yang bertanggung jawab menandatangani laporan dan pengawas menengah yang melakukan pengawasan terhadap staf pelaksana;
3) memiliki dan menerapkan sistem pengendalian mutu
dalam melakukan uji tuntas hukum dan memberikan pendapat hukum; dan
4) bagi KKH yang hanya memiliki satu orang rekan
Konsultan Hukum, untuk dapat melaksanakan kegiatan di Pasar Modal wajib membuat surat perjanjian kerja sama dengan KKH lain yang memiliki rekan Konsultan Hukum tentang pengalihan tanggung jawab apabila Konsultan Hukum yang bersangkutan berhalangan untuk melaksanakan tugasnya.
e. anggota HKHPM;
f. wajib memiliki keahlian di bidang Pasar Modal yang dipenuhi melalui program Pendidikan Profesi dengan jumlah paling kurang 30 (tiga puluh) satuan kredit
profesi; dan
g. tidak tergabung dan/atau bekerja rangkap dalam
jabatan apapun pada KKH lain dan/atau profesi penunjang Pasar Modal lainnya yang terdaftar di OJK.
Bagian Kedua
Dokumen Pendaftaran Konsultan Hukum Pasal 4
Permohonan pendaftaran konsultan hukum sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal diajukan kepada OJK dalam rangkap 2 (dua) dengan menggunakan format Permohonan Pendaftaran Konsultan Hukum Sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
Pasal 5
Permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, disertai dokumen sebagai berikut:
a. Dokumen yang menyangkut konsultan hukum:
1) fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku;
2) fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama
konsultan hukum yang bersangkutan;
3) pas foto terbaru dengan ukuran 4x6 berwarna
sejumlah satu lembar;
4) fotokopi kartu keanggotaan dalam HKHPM;
5) fotokopi ijazah sarjana dengan latar belakang
pendidikan tinggi hukum (Strata 1) yang telah dilegalisir;
6) fotokopi sertifikat Pendidikan Profesi; dan
7) surat pernyataan dengan materai cukup yang
disusun dengan menggunakan format Surat
Pernyataan Konsultan Hukum sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini, yang menyatakan bahwa konsultan
hukum:
a) tidak pernah melakukan perbuatan tercela
dan/atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang jasa keuangan;
b) sanggup bersikap independen, obyektif, dan
profesional dalam melakukan kegiatan di Pasar Modal; dan
c) tidak tergabung dan/atau bekerja rangkap dalam
jabatan apapun pada KKH lain dan/atau profesi penunjang Pasar Modal lainnya yang terdaftar di OJK.
b. Dokumen yang menyangkut KKH:
1) fotokopi akta pendirian KKH beserta perubahan
terakhirnya;
2) fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama KKH;
3) surat perjanjian kerja sama antara konsultan hukum
dengan Konsultan Hukum yang menjadi rekan di KKH lain tentang pengalihan tanggung jawab apabila Konsultan Hukum yang bersangkutan berhalangan untuk melaksanakan tugasnya, bagi KKH yang hanya memiliki satu orang rekan Konsultan Hukum;
4) bagan organisasi KKH yang menunjukkan pimpinan,
susunan rekan, pengawas menengah, dan staf pelaksana;
5) surat keterangan domisili KKH dari instansi yang berwenang dan masih berlaku;
6) dokumen pengendalian mutu dalam melaksanakan
uji tuntas hukum dan memberikan pendapat hukum; dan
7) surat pernyataan dengan materai cukup yang
ditandatangani oleh pimpinan rekan KKH yang menyatakan bahwa KKH akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Pasar Modal dan peraturan lain yang berlaku.
Penelaahan Permohonan Pendaftaran Konsultan Hukum Yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal
Pasal 6
Dalam rangka penelaahan permohonan pendaftaran konsultan hukum yang melakukan kegiatan di Pasar Modal, apabila diperlukan, OJK dapat meminta dokumen tambahan untuk mendukung pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
Pasal 7
Dalam hal permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 tidak memenuhi persyaratan, maka selambat-lambatnya dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya permohonan tersebut, OJK wajib memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa:
(1) permohonan belum memenuhi persyaratan; atau
(2) permohonan ditolak karena tidak memenuhi
persyaratan.
Pasal 8
Pemohon yang tidak melengkapi kekurangan dokumen yang dipersyaratkan dan/atau kekurangan dokumen tidak diterima oleh OJK dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari
setelah tanggal surat pemberitahuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7, dianggap telah membatalkan permohonan pendaftaran konsultan hukum yang sudah diajukan dan pemohon dapat mengajukan permohonan baru.
Pasal 9
Dalam hal permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 memenuhi persyaratan, maka selambat-lambatnya dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya permohonan secara lengkap, OJK menetapkan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar
Modal atas nama pemohon. Pasal 10
Dokumen yang telah disampaikan kepada OJK menjadi milik OJK.
BAB III
MASA BERLAKU DAN PENDAFTARAN KEMBALI SURAT TANDA TERDAFTAR KONSULTAN HUKUM
Pasal 11
(1) Surat Tanda Terdaftar Konsultan Hukum mempunyai
masa berlaku selama 5 (lima) tahun.
(2) Dalam hal masa berlaku Surat Tanda Terdaftar
Konsultan Hukum telah berakhir, Konsultan Hukum
dapat menyampaikan permohonan pendaftaran
kembali.
Pasal 12
Surat Tanda Terdaftar Konsultan Hukum tidak berlaku jika terjadi kondisi:
a. masa berlakunya telah berakhir;
b. setelah masa berlakunya berakhir, persetujuan atas
permohonan pendaftaran kembali Surat Tanda Terdaftar
belum ditetapkan OJK meskipun permohonan
pendaftaran kembali Surat Tanda Terdaftar Notaris telah disampaikan kepada OJK sebelum masa berlakunya berakhir;
c. dibatalkan oleh OJK; dan/atau
d. sedang dalam sanksi pembekuan Surat Tanda Terdaftar.
Pasal 13
(1) Permohonan pendaftaran kembali Surat Tanda Terdaftar Konsultan Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) diajukan kepada OJK sebelum masa berlaku Surat Tanda Terdaftar dimaksud berakhir, dengan
ketentuan permohonan pendaftaran kembali Surat Tanda Terdaftar Konsultan Hukum diterima oleh OJK paling cepat 90 (sembilan puluh) hari sebelum masa berlaku Surat Tanda Terdaftar berakhir.
(2) Permohonan pendaftaran kembali Surat Tanda Terdaftar Konsultan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan menggunakan Formulir Permohonan Pendaftaran Kembali Surat Tanda Terdaftar Konsultan Hukum sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
Pasal 14
(1) Persetujuan atas permohonan pendaftaran kembali
Surat Tanda Terdaftar Konsultan Hukum diberikan OJK paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya permohonan pendaftaran kembali Surat Tanda Terdaftar Konsultan Hukum yang memenuhi syarat.
(2) Dalam hal permohonan pendaftaran kembali Surat
Tanda Terdaftar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak memenuhi persyaratan, maka paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya permohonan tersebut, OJK wajib memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa:
a. permohonan belum memenuhi persyaratan; atau
b. permohonan ditolak karena tidak memenuhi
persyaratan.
(3) Pemohon yang tidak melengkapi kekurangan dokumen
yang dipersyaratkan dan/atau dokumen tidak diterima oleh OJK dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah tanggal surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2), dianggap telah membatalkan permohonan pendaftaran kembali Surat Tanda Terdaftar Konsultan Hukum yang sudah diajukan.
Pasal 15
Dalam hal Konsultan Hukum akan mengajukan
permohonan pendaftaran kembali Surat Tanda Terdaftar, Konsultan Hukum dimaksud wajib memenuhi terlebih
dahulu seluruh kewajiban berdasarkan peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan dan/atau keputusan OJK yang belum dipenuhi.
BAB IV
KEWAJIBAN DAN LARANGAN KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL
Bagian Kesatu
Kewajiban Konsultan Hukum Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal Pasal 16
(1) Konsultan Hukum yang telah terdaftar di OJK wajib: a. menaati Kode Etik dan standar profesi Konsultan
Hukum yang disusun oleh HKHPM;
b. bersikap independen, obyektif, dan profesional
dalam menjalankan tugasnya;
c. secara terus-menerus mengikuti PPL dengan jumlah
paling kurang 5 (lima) satuan kredit profesi setiap tahun;
d. menyampaikan kepada OJK Laporan Berkala
Kegiatan Konsultan Hukum paling lambat pada tanggal 15 Januari tahun berikutnya;
e. melaporkan kepada OJK setiap perubahan data dan
informasi Konsultan Hukum dan/atau KKH disertai dengan dokumen pendukung paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah terjadinya perubahan, mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) perpindahan ke KKH lain;
b) keluar dari KKH dimana Konsultan Hukum
tersebut bekerja;
c) berstatus sebagai Pejabat Negara;
d) perubahan nama KKH;
e) perubahan alamat KKH; dan/atau
f. melakukan uji tuntas hukum dan memberikan pendapat hukum sesuai dengan standar profesi HKHPM atau standar uji tuntas hukum dan standar pendapat hukum lainnya yang lazim berlaku, sepanjang tidak diatur dalam standar profesi yang disusun oleh HKHPM;
g. memenuhi panggilan dan/atau menjalani
pemeriksaan oleh OJK atas pemenuhan Peraturan Perundang-undangan di sektor Pasar Modal.
(2) Dalam hal tanggal 15 Januari sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d jatuh pada hari libur, maka laporan disampaikan paling lambat pada satu hari kerja berikutnya.
Pasal 17
Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf c mulai berlaku untuk tahun berikutnya sejak Konsultan Hukum memperoleh Surat Tanda Terdaftar dari OJK.
Pasal 18
Apabila dalam jangka waktu satu tahun Pendidikan Profesi dan/atau PPL tidak terselenggarakan, maka OJK dapat menetapkan ketentuan lain.
Pasal 19
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
(1) huruf d dan huruf e wajib disampaikan dalam bentuk dokumen cetak.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
(1) huruf d wajib disampaikan dengan menggunakan format Laporan Berkala Kegiatan Konsultan Hukum
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
Bagian Kedua
Larangan Konsultan Hukum Yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal Pasal 20
Konsultan Hukum yang telah terdaftar di OJK dilarang:
(1) mengalihkan tanggung jawab penugasan kepada
konsultan hukum lain yang tidak terdaftar di OJK; dan/atau
(2) tergabung dan/atau bekerja rangkap dalam jabatan
apapun pada KKH lain dan/atau profesi penunjang Pasar Modal lainnya yang terdaftar di OJK.
BAB V
PERMOHONAN UNTUK TIDAK MENJALANKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL (CUTI)
Pasal 21
Dalam hal Konsultan Hukum bermaksud untuk tidak menjalankan kegiatan sementara di Pasar Modal dalam jangka waktu paling kurang satu tahun, maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Konsultan Hukum wajib menyampaikan surat
pemberitahuan kepada OJK untuk cuti di Pasar Modal dengan menyebutkan jangka waktu cuti;
b. Konsultan Hukum bersangkutan tidak dalam status
terkena sanksi administratif dari OJK, berupa
pembekuan Surat Tanda Terdaftar;
c. Konsultan Hukum bersangkutan tidak dalam proses
pemeriksaan atau penyidikan oleh OJK;
d. Jangka waktu cuti yang diajukan kepada OJK paling lama 5 (lima) tahun sudah termasuk perpanjangannya; dan
e. Apabila Konsultan Hukum akan memperpanjang waktu
cuti atau mengakhiri waktu cuti di Pasar Modal sebelum waktu cuti yang telah diajukan sebelumnya, maka
pemberitahuan kepada OJK paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sebelum tanggal perubahan cuti dimaksud disertai dengan alasan.
Pasal 22
Konsultan Hukum yang sedang cuti:
a. dilarang untuk melakukan kegiatan di Pasar Modal; dan
b. dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (1) huruf c, huruf d, dan huruf e sampai dengan berakhirnya masa cuti.
Pasal 23
Apabila Konsultan Hukum dimaksud akan melakukan kembali kegiatan di Pasar Modal, maka wajib:
a. melaporkan kepada OJK; dan
b. menyertakan daftar perubahan data dan informasi dari Konsultan Hukum dan/atau KKH dengan disertai bukti pendukung (jika ada).
Pasal 24
OJK akan memberlakukan kembali Surat Tanda Terdaftar Konsultan Hukum yang bersangkutan atas pengajuan
permohonan untuk melakukan kembali kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23. BAB IV
PENGUNDURAN DIRI KONSULTAN HUKUM SEBAGAI PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
Pasal 25
Dalam hal Konsultan Hukum bermaksud untuk
mengundurkan diri sebagai profesi penunjang Pasar Modal, maka Konsultan Hukum wajib menyampaikan surat permohonan pembatalan Surat Tanda Terdaftar kepada OJK untuk tidak melakukan kegiatan di Pasar Modal atau
mengundurkan diri sebagai profesi penunjang Pasar Modal. Pasal 26
Surat Tanda Terdaftar atas nama Konsultan Hukum bersangkutan dibatalkan dan dinyatakan tidak berlaku oleh OJK.
Pasal 27
Konsultan Hukum bersangkutan sejak tanggal surat keputusan pembatalan Surat Tanda Terdaftar dilarang untuk melakukan kegiatan di Pasar Modal.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 28
(1) Konsultan Hukum yang diangkat dan/atau ditetapkan
sebagai Pejabat Negara dikecualikan dari kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 16 ayat (1) huruf c, huruf d, dan huruf e Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini sampai dengan berakhirnya jabatan dimaksud.
(2) Konsultan Hukum yang tidak lagi diangkat dan/atau
ditetapkan sebagai Pejabat Negara dan akan melakukan kembali kegiatan di Pasar Modal wajib mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
(3) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
(1) huruf c dan huruf d wajib dilaksanakan pada tahun berikutnya.
Pasal 29
Konsultan Hukum yang sedang tidak menjalankan kegiatan sementara di Pasar Modal, apabila diperlukan, wajib memenuhi panggilan dan/atau menjalani pemeriksaan oleh OJK atas pemenuhan Peraturan Perundang-undangan di sektor Pasar Modal.
KETENTUAN SANKSI Pasal 30
(1) Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang
Pasar Modal, OJK berwenang mengenakan sanksi administratif terhadap setiap pihak yang melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan OJK ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut, berupa:
a) peringatan tertulis;
b) denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu;
c) pembatalan pendaftaran; dan d) pembekuan STTD.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d, dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului pengenaan sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
(3) Sanksi administratif berupa denda sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dikenakan secara tersendiri atau secara bersama-sama dengan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d.
Pasal 31
Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1), OJK dapat melakukan tindakan tertentu terhadap setiap Pihak yang melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
Pasal 32
OJK dapat mengumumkan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dan tindakan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 kepada masyarakat.
Pasal 33
Konsultan Hukum yang tidak mengikuti PPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf c selama 2 (dua) tahun berturut-turut dikenakan sanksi administratif berupa pembekuan Surat Tanda Terdaftar selama satu tahun sejak tanggal ditetapkan.
Pasal 34
Konsultan Hukum yang dikenakan sanksi administratif berupa pembekuan Surat Tanda Terdaftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, selama masa pembekuan dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf c, huruf d, dan huruf e.
Pasal 35
Konsultan Hukum yang tidak lagi berkedudukan sebagai rekan atau tidak lagi memiliki kewenangan untuk mengikatkan diri dengan pihak ketiga atas nama KKH, tidak dapat melakukan kegiatan di Pasar Modal.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 36
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, permohonan pendaftaran untuk menjadi Konsultan Hukum yang telah disampaikan kepada OJK dan masih dalam proses penyelesaian, tetap diproses berdasarkan ketentuan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: Kep-16/BL/2011 tanggal 18 Januari 2011 tentang Pendaftaran Konsultan Hukum Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal beserta Peraturan Nomor VIII.B.1 yang merupakan lampirannya.
Pasal 37
(1) Konsultan Hukum yang telah terdaftar sebelum berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dan telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3, wajib menyampaikan laporan kepada OJK paling lambat satu tahun sejak Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini diundangkan dengan menggunakan formulir Laporan Status Sebagai Konsultan Hukum Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
(2) Konsultan Hukum yang telah terdaftar sebelum berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini namun belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, wajib memenuhi pada Pasal 3 dimaksud dan menyampaikan bukti dokumen pendukung kepada OJK paling lambat satu tahun sejak Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini diundangkan.
Pasal 38
Dalam hal Konsultan Hukum tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada Pasal 37 ayat (1) atau belum memenuhi persyaratan dan/atau menyampaikan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada Pasal 37 ayat (2) kepada Otoritas Jasa Keuangan dalam jangka waktu sebagaimana dalam Pasal 37, maka Konsultan Hukum dapat dianggap telah mengundurkan diri dan tidak dapat melakukan kegiatan di Pasar Modal.
Pasal 39
Dalam hal Konsultan Hukum telah menyampaikan laporan beserta dokumen pendukung kepada OJK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, maka OJK akan menerbitkan Surat Tanda Terdaftar pengganti.
Pasal 40
Dalam hal OJK telah menyediakan sistem elektronik, penyampaian pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, permohonan pendaftaran kembali sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) huruf d dan huruf e dapat disampaikan melalui sistem elektronik tersebut.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP Pasal 41
Pada saat Peraturan OJK ini mulai berlaku, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: Kep-16/BL/2011 tanggal 18 Januari 2011 tentang Pendaftaran Konsultan Hukum Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal beserta Peraturan Nomor VIII.B.1 yang merupakan lampirannya, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 42
Peraturan OJK ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
MULIAMAN D. HADAD Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR
PENJELASAN ATAS
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016
TENTANG
KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL
I. UMUM
Konsultan Hukum adalah ahli hukum yang memberikan pendapat hukum kepada Pihak lain dan terdaftar di OJK. Konsultan Hukum yang melakukan kegiatan di Pasar Modal wajib memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Konsultan Hukum yang berlaku di OJK.
Peraturan Konsultan Hukum yang berlaku saat ini yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.B.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-16/BL/2011 tanggal 18 Januari 2011 tentang Pendaftaran Konsultan Hukum Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal, secara umum mengatur persyaratan pendaftaran, dokumen pendaftaran, prosedur pendaftaran, kewajiban, prosedur untuk tidak menjalankan kegiatan di Pasar Modal dalam jangka waktu paling sedikit satu tahun, dan sanksi atas pelanggaran kewajiban yang dilakukan oleh Konsultan Hukum.
Konsultan Hukum memiliki peran yang penting dalam kegiatan di Pasar Modal, diantaranya apabila terjadi aksi korporasi (coorporate action) yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Peran Konsultan Hukum tersebut diantaranya yaitu pembuatan laporan pemeriksaan hukum (legal audit) dan pendapat hukum (legal opinion) dalam proses penawaran umum (go
public) perusahaan yang kemudian dimuat dalam prospektus.
Mempertimbangkan peran Konsultan Hukum tersebut, maka Konsultan Hukum dituntut untuk selalu bersikap independen, obyektif,
pengguna jasa dan mengemban kepercayaan publik khususnya di sektor Pasar Modal dan di sektor jasa keuangan lainnya pada umumnya. Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut serta meningkatkan independensi, obyektifitas, dan profesionalisme Konsultan Hukum dalam menjalankan tugasnya, maka Konsultan Hukum diwajibkan untuk melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan di sektor Pasar Modal kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Kewajiban untuk menyampaikan laporan ini sejalan dengan amanat yang terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dipandang perlu mengganti Peraturan mengenai pengaturan terhadap Konsultan Hukum yang melakukan kegiatan di Pasar Modal yang diterbitkan sebelum terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, dengan maksud untuk mendukung pembinaan, pengaturan dan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Konsultan Hukum serta kesetaraan pengaturan terhadap profesi penunjang Pasar Modal lainnya guna mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Angka 1 Cukup jelas. Angka 2 Cukup jelas. Angka 3 Cukup jelas. Angka 4 Cukup jelas. Angka 5 Cukup jelas. Angka 6 Cukup jelas.
Angka 7 Cukup jelas. Angka 8 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Angka 1) Cukup jelas. Angka 2) Cukup jelas. Angka 3) Cukup jelas. Angka 4) Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Cukup jelas. Huruf g Cukup jelas. Pasal 4
Cukup jelas. Pasal 5 Huruf a Angka 1) Cukup jelas. Angka 2) Cukup jelas. Angka 3) Cukup jelas. Angka 4) Cukup jelas. Angka 5) Cukup jelas. Angka 6) Cukup jelas. Angka 7) Cukup jelas. Huruf b Angka 1) Cukup jelas. Angka 2) Cukup jelas. Angka 3) Cukup jelas. Angka 4) Cukup jelas. Angka 5) Cukup jelas. Angka 6)
Cukup jelas. Angka 7) Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Ayat (1)
Perhitungan masa berlaku Surat Tanda Terdaftar selama 5 (lima) tahun dimaksud telah termasuk masa Konsultan Hukum tidak menjalankan kegiatan sementara di Pasar Modal (cuti) sebagaimana dimaksud pada Pasal 21.
Ayat (2)
Konsulan Hukum yang menyampaikan permohonan
pendaftaran kembali, apabila telah memenuhi seluruh
ketentuan, akan mendapatkan Surat Tanda Terdaftar pengganti dengan masa berlaku selama 5 (lima) tahun.
Pasal 12 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c
Huruf d Cukup jelas. Pasal 13 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 14 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 15
Yang dimaksud dengan seluruh kewajiban berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan dan/atau keputusan
OJK yang belum dipenuhi, antara lain:
1. Kewajiban pembayaran denda atas sanksi administratif yang belum dipenuhi;
2. Kewajiban pemenuhan PPL; dan/atau 3. Kewajiban pembayaran pungutan Pasal 16 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas.
Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Cukup jelas. Huruf g Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 20 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 21 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas.
Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Sebagai Contoh:
Konsultan Hukum A telah mengajukan cuti kepada OJK selama 3 (tiga) tahun dari tanggal 1 Juni 2016 hingga tanggal 1 Juni 2019.
Kondisi I, apabila Konsultan Hukum A ingin memperpanjang cutinya selama satu tahun menjadi hingga tanggal 1 Juni 2020, maka Konsultan Hukum A harus menyampaikan surat pemberitahuan kepada OJK paling lambat tanggal 18 Mei 2019 (10 hari kerja sebelum tanggal 1 Juni 2019).
Kondisi II, apabila Konsultan Hukum A ingin mengakhiri
cutinya sebelum tanggal 1 Juni 2019 menjadi tanggal 1 Juni 2018, maka Konsultan Hukum A harus menyampaikan surat pemberitahuan kepada OJK paling lambat tanggal 18 Mei 2018 (10 hari kerja sebelum tanggal 1 Juni 2018).
Pasal 22 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Pasal 23 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Pasal 24
Cukup jelas. Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 29 Cukup jelas. Pasal 30 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 31 Cukup jelas. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 33 Cukup jelas.
Pasal 34 Cukup jelas. Pasal 35 Cukup jelas. Pasal 36 Cukup jelas. Pasal 37 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 38 Cukup jelas. Pasal 39 Cukup jelas Pasal 40 Cukup jelas. Pasal 41 Cukup jelas. Pasal 42 Cukup jelas.