• Tidak ada hasil yang ditemukan

TALKSHOW DI RADIO (ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM THE MERRY RIANA SHOW DI RADIO SONORA 92.0 FM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TALKSHOW DI RADIO (ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM THE MERRY RIANA SHOW DI RADIO SONORA 92.0 FM)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

(ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM

THE MERRY RIANA SHOW DI RADIO

SONORA 92.0 FM)

Okky Adining Putri, Indra Prawira, S.P, M.I.Kom

Radio Sonora

Gedung Perintis lt. 5, Kompas Gramedia Jl. Kebahagiaan 4 -14 Jakarta Barat 11140

021 633.77783

okkyyy08@gmail.com

Abstrak

TUJUAN PENELITIAN adalah untuk menganalisis proses produksi program The

Mery Riana Show di Radio Sonora dan untuk mengetahui strategi yang digunakan

dalam meningkatkan kualitas program. METODE PENELITIAN melakukan observasi dengan pendekatan kualitatif, adapun sumber yang diperoleh adalah mencari data internal perusahaan, dan melakukan wawancara mendalam dengan narasumber yang menjadi tim dan menjabarkan hasil pengalaman selama melakukan observasi. ANALISIS HASIL YANG DICAPAI dari penelitian ini meliputi keseluruhan tiga tahapan produksi program The Mery Riana Show yaitu: pra produksi, produksi dan pasca produksi. Serta menganalisis program tersebut berdasarkan dari kekuatan efek yang ditimbulkan dari program ini, kelemahan promosi yang kurang, peluang dari minatnya para pendengar, dan ancaman program serupa dan media lain. KESIMPULAN dari penelitian ini yaitu tiga tahapan dalam proses produksi siaran sesuai dengan standar prosedur dan analisis program didasari oleh analisis S.W.O.T dari hasil observasi selama penelitian.

(2)

Abstract

THE RESEARCH GOAL is to analyze the production process of the program The

Merry Riana Show at Radio Sonora and to determine the strategies used to improve the quality of the program. THE RESEARCH METHOD with a qualitative approach, while the source of the data obtained are looking for internal corporate and conduct in-depth interviews with informants who become the team and describe the result of experience during observation. THE ACHIEVED ANALYSIS

RESULT of the study include the overall three stages production of The Merry

Riana Show Program, namely: Pre-Production, Production and Post-Production. As well as analyzing the program based on the strength of the effects of this program, insufficient promotion weaknesses, opportunity of the listener interest, the threat of similar programs and other media. THE CONCLUSION of the study are three stages in the production process in accordance with broadcasting standart procedures and program analysis based on SWOT analysis of the observed results during the study.

(3)

PENDAHULUAN

Radio adalah salah satu alat komunikasi yang masih eksis berada di dalam setiap negara. Walaupun dilihat dari kenyataannya, khalayak lebih menyukai produk televisi sebagai alat komunikasi visual ketimbang hanya sekadar mendengarkan (audio), namun siapa yang sangka kalau Radio masih tetap dinyalakan dimana-mana, khusus-nya untuk para pengendara roda empat yang tidak mungkin harus menonton televisi disaat sedang menyetir mobil(Triartanto, 2010:25).

Tantangan yang di hadapi radio terhadap media baru, seperti televisi, internet, dan lainnya. Tantangan lainyang di hadapi yaitu radio hanya audio yang didapati sebagai sumber informasi.Tantangan radio menjadi lebih berat dengan kemajuan ilmu teknologi komunikasi yang semakin maju pesat, tetapi radio tetap bertahan dari zaman ke zaman tidak terhapus oleh waktu.Walaupun banyak bermunculan media – media lain, radio tetap bertahan dengan eksistensinya di hati masyarakat.Tantangan – tantangan yang datang seperti internet dan televisi tidak membuat radio menjadi hilang keberadaannya di tengah – tengah masyarakat.

Salah satu acara yang diminati di radio adalah talkshow. Perbedaannya dengan wawancara berita adalah adanya unsur talk (perbincangan) dan show (hiburan). Jadi, selain bincang-bincang dengan narasumber, siaran talkshow juga menyajikan music sebagai selingan yang menghibur pendengar (Masduki, 2005:97).

Talk show radio bisa diterjemahkan sebagai pertunjukkan berbicara di

radio. Karena sifatnya pertunjukkan, maka terdapat unsur hiburan (entertaining) didalamnya. Namun, radio talk show sering juga diartikan sebagai Radio Talk, yakni pembicaraan di radio. Dalam konteks ini unsur hiburan bukanlah menjadi menu yang utama.

Talk Show merupakan pertunjukan wawancara, yang dapat ditemui pada

media televisi maupun radio.Talk show di radio pada umumnya menggunakan format menghadirkan narasumber langsung di radio atau di lapangan ataupun melalui media telepon, bentuknya tanyajawab antara penyiar dengan narasumber.Dalam talk show di radio, narasumber bisa saja tidak dapat hadir di

(4)

studio atau lokasi, hal tersebut dapat diantisipasi dengan menggunakan media telepon.

Tidak seperti talk show di radio, talk show di televisi harus dikemas sedemikian rupa sehingga lebih menarik untuk dilihat. Sebagai bentuk pertunjukan wawancara, talk show di televisi tidak dapat ditampilkan sebagaimana dengan talk show yang ada di radio, narasumber harus hadir di lokasi atau studio, karena narasumber memiliki peranan pokok dalam acara talk

show di televisi.

Saat ini tidak sedikit talk show yang ditayangkan pada media televisi maupun radio.Dalam acara talk show, banyak menghadirkan beragam kisah yang penuh inspiratif dan juga terkadang dengan berbagai kritikan sosial yang membangun.Dengan menghadirkan para narasumber bermutu yang bisa memberikan kisah yang berbeda.

Radio Sonora 92.0 FM merupakan salah satu radio swasta yang telah cukup lama berdiri dan terbilang sukses di wilayah kota Jakarta. Jangkauannya mencapai daerah JABODETABEK. Radio Sonora memberikan content hiburan dan juga informasi. Radio Sonora memiliki tagline yaitu “News, Music and

Traffic” yang artinya pendengar dapat menjadikan radio sonora sebagai sumber

berita ataupun pusat informasi yang dapat selalu menemani aktifitas sehari-hari pendengarnya dan tidak lupa menyajikan lagu-lagu terupdate.

Program-program unggulan yang ada di dalam Radio Sonora selalu menampilkan unsur-unsur menarik di setiap programnya. Karena program yang menarik, akan mendatangkan banyak pendengar. Seiring dengan banyaknya program talk show yang berkembang, ada beberapa talk show di Indonesia yang bisa dikatakan “tidak biasa” atau orang lebih mengenalnya dengan sebutan talk

showfull inspiration.Salah satu program unggulan Radio Sonora yaitu program “The Merry Riana Show”, yang merupakan program talkshowyang penuh

dengan inspirasi. Seperti yang dapat dilihat dari nama program ini, Mery Rianaakan menemani anda setiap hari Jumat, pukul 07.00 – 08.00 WIB.

Dilihat berdasarkan jam siarannya, program The Merry Riana Show sangat cocok untuk dinikmati pada saat pagi hari. Program ini berusaha untuk menemani para pendengar yang segmentasinya adalah anak muda dan para pekerja yang sudah memulai aktifitasnya di pagi hari. Topik yang di bahas di dalam program ini akan menarik perhatian pendengar, selain topik narasumber

(5)

yang diundang merupakan cara untuk menarik minat pendengar. Selain itu, juga terdapat program-program yang menjadi pesaing dari program The Merry Riana

Show itu sendiri, dimana program-program yang hadir di jam yang sama dan

dengan durasi yang lebih lama. Program yang menjadi pesaing dengan jam siaran yang bersamaan meliputi Farhan&Asri In The Morning di 99,1 Delta FM, Happy

Morning di 97,9 FM Female Radio, SarapanSeru 101,1 Jak FM, Desta&Gina In The Morning 102,2 FM Prambors. Yang dapat dilihat dari para competitor yaitu

dimana letak keunikan masing-masing program yang dapat membuat program tersebut lebih banyak di dengar.Sehingga program The Merry Riana Show harus memiliki perbedaan dan juga keunikan yang dapat menjadi keunggulan diantara program-program tersebut.

Program The Merry Riana Show memiliki keunikan yaitu di dalam segmen program tersebut terdapat segmen Cinta Indonesia, dimana pada segmen tersebut bintang tamu atau narasumber yang diundang terlebih dahulu diminta untuk membuat surat cinta yang ditujukan kepada Indonesia. Isi dari surat tersebut diserahkan seluruhnya kepada narasumber, mereka dapat mengekspresikan kecintaan mereka terhadap Indonesia, atau politik dan apapun yang berhubungan dengan Indonesia. Hal tersebut dapat menarik perhatian para pendengar karena di setiap episodenya, narasumber yang diundang berbeda dan surat cinta yang dibacakan pun akan berbeda dan beragam. Tidak hanya itu, pada segmen terakhir Merry Riana memiliki kata-kata motivasi yang akan diberikan kepada para pendengarnya.

(6)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moloeng, 2005: 5). Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi, instrokpeksi, riwayat hidup, wawancara, pengamatan, teks sejarah, interaksional dan visual yang menggambarkan momen rutin dan problematik, serta maknanya dalam kehidupan individual dan kolektif (Denzin dan Lincoln, 1994: 2 dalam Salim, 2006 :34). Metode ini bertujuan menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melaluipengumpulan data. Disini lebih ditekankan pada persoalan kedalaman (kualitas) databukan banyaknya (kuantitas) data.Peneliti adalah bagian integral dari data, artinyapeneliti harus ikut aktif dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikianpeneliti menjadi instrument riset yag harus terjun langsung kelapangan (Krisyantono,2008:62-100).

Dalam penulisan penelitian ini, penulis mengumpulkan berbagai macam data yang dikumpulkan untuk mendukung pembahasan masalah yang diteliti.Ada 2 macam data yang dapat digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan informasi, data yang dikeram atau dicatat oleh peneliti, sedangkan data sekunder adalah berupa data yang tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan membaca, melihat ataupun mendengarkan. Untuk mengumpulkan data primer, peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan melalui tiga informan yaitu general manager, tim produksi dan penyiar. Data sekunder didapat dari sumber lain seperti website, media social seperti twitter, dan juga peneliti memperoleh informasi dari melihat interaksi yang terjadi selama proses pengamatan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ada tiga,

Open Coding, Axial Coding, Selective Coding. Open Coding adalah bagian analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengategorian

fenomena melalui pengujian data secara teliti. Axial Coding yaitu meletakkan

sebuah data kembali ke belakang bersama-sama dalam cara-cara baru dengan

(7)

Coding yaitu peneliti melakukan identifikasi alur cerita (story line) dan menulis cerita yang mengaitkan kategori-kategori dalam model axial coding.

Setelah itu, untuk mengecek keabsahan datanya peneliti menggunakan

teknik triangulasi. Informasi dan data yang telah diperoleh peneliti melalui hasil

wawancara dan observasi, perlu dikaji terlebih dahulu kebenarannya. Dikarenakan hasil yang di dapat beragam, baik melalui wawancara ataupun observasi, sehingga diperlukan triangulasi untuk mengolah dan mencari keabsahan data yang didapat.

Triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi, sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain, bahwa dengan menggunakan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori.

(8)

HASIL DAN BAHASAN

Munculnya beragam konsep pada siaran radio yang penuh dengan inovasi dan dinamis memberikan warna dalam menjanjikan pesan-pesan beragam yang disampaikan kepada para pendengarnya.Untuk menjanjikan masyarakat, kita memerlukan beberapa acara yang tidak hanya menghibur, tetapi juga dapat memberikan pesan-pesan atau informasi yang baik dan berguna untuk masyarakat yang mendengarkan.

Stasiun radio mencoba untuk memberikan informasi-informasi tersebut yang dipadukan dengan acara yang dinamakan acara berbicara atau lebih dikenal sebagai talk show.Pesan maupun informasi yang diterima dari acara ini seringkali dijadikan suatu variasi dalam penayangan program tersebut.

Radio Sonora awalnya dikenal sebagai radio berita, tetapi dengan semakin berkembangnya jaman, Sonora tidak hanya menyajikan berita saja, tetapi juga beserta dengan hiburan dan informasi menarik lainnya.

Program yang mengumpulkan narasumber-narasumber menarik dan inspiratif disesuaikan dengan kebutuhan para muda-mudi pada usia produktif dan segmentasi masyarakat lain yang sedang meniti karier dan merencanakan masa depan, dan meluangkan waktunya pada pagi hari pada pukul 08.00 wib – 09.00 wib untuk mendengarkan program ini.

Awal terbentuknya program ini yaitu berawal dari munculnya nama Merry Riana karena peluncuran bukunya yang berjudul “Mimpi Sejuta Dollar”. Orang-orang merasa terinspirasi untuk mengetahui lebih banyak tentang Mery Riana.

Pemilihan penyiar atau host dalam program ini awalnya karena Merry Riana merupakan tamu atau narasumber yang hadir untuk di undang ke Sonora. Setelah mencoba hingga beberapa sesi, barulah dipilih Merry untuk membawakan acaranya sendiri.

Setelah setuju untuk memilih Merry Riana sebagai host, kemudian dilakukan diskusi internal untuk membicarakan hal tersebut. Selanjutnya baru melakukan diskusi bersama dengan Merry beserta dengan tim nya.

Pada proses pra produksi terdapat ide atau konsep awal bagaimana suatu program akan dibuat atau diciptakan. Di dalam program ini, terdapat dua tim berbeda yang akan mempersiapkan proses produksinya. Merry Riana memiliki tim sendiri yang bertugas untuk menciptakan ide-ide kreatif dan juga untuk memilih

(9)

topik apa yang akan dipilih pada saat proses produksinya. Tim dari Merry melakukan riset terhadap topik-topik yang sedang hangat diperbincangkan, lalu kemudian mencari tahu siapa orang yang berpengaruh besar di dalam pembahasan tersebut.

Setelah tim Merry menyiapkan ide-ide, lalu tim Merry melakukan diskusi dengan tim Sonora mengenai apa yang sudah mereka buat. Diskusi dilakukan agar tidak terjadi miss komunikasi di dalam tim. Setelah adanya persetujuan di dalam rapat atau diskusi yang dilakukan maka masing-masing tim akan mempersiapkan ide-ide yang telah diberikan untuk dituangkan ke dalam produksinya nanti.

Sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Produser program bekerja sama dengan penyiar dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (script) ke dalam bentuk theater of mind(Wibowo, 2009: 39).

Sebelum memulai produksi, rundown harus dipastikan terlebih dahulu, apakah sudah sempurna atau belum. Karena proses produksi tidak dapat berjalan apabila rundown yang dibuat salah atau tidak sesuai. Hal tersebut dapat menyulitkan proses produksi nantinya. Karena rundown merupakan pedoman dalam sebuah proses produksi, sehingga proses produksi berjalan dengan sebagaimana mestinya.

Setelah itu hal yang harus dilakukan adalah memastikan narasumber untuk datang tepat waktu. Karena narasumber merupakan tokoh penting berjalannya produksi ini.Jika tidak ada narasumber, maka program ini bukan merupakan acara

talk show.

Standar pemilihan narasumber juga dapat dilihat berdasarkan latar belakang yang tidak sama, hal tersebut digolongkan pada empat kelompok besar yang dilihat dari kepentingan yang mereka wakili, yaitu pemerintah atau penguasa, kelompok ahli atau pakar dan pengamat, orang terkenal (selebriti) dan masyrakat biasa (man in

the street)(Morissan, 2009: 82).

Program The Merry Riana Show memiliki empat segmen di dalamnya, yaitu opening, lalu masuk ke dalam sesi wawancara di segmen kedua, setelah itu di segmen ketiga ada segmen khusus Cinta Indonesia, lalu yang terakhir di segmen empat itu closing dan terdapat catatan inspirasi yang dibuat oleh Merry Riana untuk para pendengarnya.

Proses pasca produksi yang dilakukan adalah editing. Hasil rekaman kemudian akan di edit oleh tim produksi, setelah itu di preview dan evaluasi

(10)

(Wibowo, 2009:42). Biasanya evaluasi dilakukan ketika proses produksi tidak berjalan sesuai dengan rundown atau over durasi. Walaupun tidak terjadi over durasi, evaluasi tetap harus dilakukan untuk sama-sama saling mengingatkan kekurangan dari masing-masing tim, dan juga untuk pembelajaran kedepannya supaya lebih baik lagi dalam setiap proses produksinya. Tim produksi akan berdiskusi dengan Merry, agar hal serupa tidak terulang.

Selain melakukan editing, timproduksi juga menyiapkan teaser atau cuplikan hasil rekaman untuk menarik perhatian pendengar, dan agar pendengar mendapatkan clue tentang siapa narasumber yang diundang untuk menjadi bintang tamu di episode berikutnya. Tidak hanya teaser, tim produksi juga membuat insert catatan inspirasi dari Merry kepada pendengarnya, agar para pendengar selalu termotivasi dan terinspirasi.

(11)

SIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan penelitian pada program “The Merry Riana Show” di Radio Sonora, peneliti dapat memberikan Kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses-proses produksi yang dilalui dalam program “The Merry Riana Show” yaitu:

a. Pra produksi: melakukan perencanaan dan persiapan antara kedua tim (Tim Merry Riana dan Tim Sonora), pemilihan backsound beserta

gimmick untuk proses keperluan produksi.

b. Produksi: memproduksi apa yang telah direncanakan dan disiapkan pada pra produksi, ke dalam bentuk theater of mind.

c. Pasca produksi: melakukan editing yang dilakukan oleh tim produksi dan melakukan evaluasi. Serta memberikan promo-promo di media social maupun sms atau email.

2. Analisis S.W.O.T pada program “The Merry Riana Show”:

a. Strength: pada program ini adalah dapat memotivasi dan

menginspirasi pendengarnya. Narasumber yang di undang merupakan tokoh-tokoh yang inspiratif.

b. Weakness: pada program ini adalah jika narasumber tidak interaktif,

maka program ini akan menjadi biasa saja. Promosi untuk memperkenalkan program ini juga masih kurang, sehingga belum banyak orang yang mengetahui program ini.

c. Opportunity: pada program ini yaitu banyak orang yang

membutuhkan pengalaman dan cerita untuk memotivasi dirinya. d. Threat: pada program ini yaitu program serupa yang ada pada jam

dan waktu yang sama. Dan juga ada acara yang lebih menarik di televisi untuk dilihat.

3. Analisis S.W.O.T pada proses produksi program “The Merry Riana Show”: a. Strength: pada proses produksi program ini yaitu program ini

memiliki rundown yang tersusun dengan baik, serta koordinasi antar tim juga membuat proses produksi berjalan dengan lancar, lalu evaluasi yang dilakukan pada pasca produksi sangat berguna untuk membuat program-program yang semakin berkualitas. b. Weakness: pada proses produksi program ini yaitu adanya

(12)

dari salah satu tim saja, kemudian permasalahan teknis juga dapat menggangu proses produksi, serta proses editing yang cukup memakan waktu.

c. Opportunity: pada proses produksi program ini yaitu adanya

perbedaan tim semakin mendorong kedua tim untuk menciptakan program yang berkualitas, semua tim bekerja sama dan saling membantu untuk memproduksi program ini. Karena lamanya proses editing, justru akan menghasilkan program-program yang memiliki kualitas tinggi.

d. Threat: pada proses produksi program ini yaitu materi topik untuk pembahasan sudah banyak dibahas oleh program lain, lalu crew produksi yang sedikit membuat proses produksi sedikit terganggu, serta promosi yang kurang dan belum banyak orang yang tahu mengenai program ini.

4. Dari hasil penelitian yang berhasil ditelusuri selama pengamatan bahwa program ini memiliki keberhasilan yang dapat dicapai karena adanya kerjasama tim yang luar biasa.

5. Peneliti juga mengetahui bahwa terdapat dua tim yang berbeda dalam mengerjakan satu program.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, penulis akan memberikan beberapa Saran, diantaranya :

1. Selama proses pra produksi harus dilakukan perencanaan dan persiapan yang lebih matang lagi, agar pada saat produksi tidak ada yang tertinggal.

2. Pada saat proses produksi, tim harus mempersiapkan narasumber jauh-jauh hari agar narasumber dapat datang pada saat hari H dan tidak harus menggunakan rekaman.

3. Untuk tahapan pasca produksi, sebaiknya promosi yang dilakukan lebih gencar lagi agar masyrakat semakin mengetahui program ini.

4. Tim produksi juga harus menambahkan SDM supaya proses produksi tidak terganggu karena sedikitnya SDM.

5. Rapat atau diskusi sebelum produksi harus selalu dilakukan supaya tidak ada kesalahan dalam proses-proses produksi yang akan dilalui.

(13)

REFERENSI

Buku

Agus, Salim. (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: TiaraWacana.

Ardianto, E dan L. Komala. (2007). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung:Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi Kebijakan Publik,dan Ilmu

Sosial Lainya, Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup.

Cangara, Hafied. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada. Creswell, John W. (2002).Research Design.Jakarta : KJK Press.

David, Fred R. (2006). Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat. ____________(2008).Manajemen Strategis. Edisi Dua Belas. Jakarta: Salemba Empat. Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, Jakarta:Rajawali Pers.

Jogiyanto.(2005).Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif.Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

Krisyantono, Rachmat. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi: DisertaiContohPraktis Riset

Media, Public Relations, Adverising, KomunikasiOrganisasi,Komunikasi Pemasaran.

Jakarta: Kencana PrenadaGroup.

Lusia, Amelita. (2006). Oprah Winfrey dan Rahasia Sukses Menaklukkan PanggungTalkshow. Jakarta: Gagas Media.

Masduki.(2005). Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS.

Moleong, L. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. __________(2005).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

(14)

__________ (2010).Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung : Rosda Karya.

Morissan. (2009). Manajemen Radio Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi.Jakarta: Kencana.

________(2013).Manajemen Radio Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi.Jakarta: Kencana.

Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.Bandung: Remaja RosdaKarya. Rahkmat, Jalaluddin. (2001). Metode Penelitian Komunikasi.Bandung : RemajaRosda Karya. _________________(2007).Metode Penelitian Komunikasi.Bandung : RemajaRosda Karya. Romli, A. S. (2009). Dasar-Dasar Siaran Radio: Basic Announcing. Bandung: Nuansa. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Jogjakarta: Graha Ilmu.

Siregar, Ashadi. (2001). Menyingkap Media Penyiaran: Membaca Televisi MelihatRadio. Yogyakarta: LP3Y.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian dan R&D. Bandung: Alfabeta

Triartanto, A. Ius. (2010). Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek.Yogyakarta: Pustaka Book Publisher

Wahyudi.(1996). Pengertian Radio. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Wibowo, F. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus BookPublisher. Wiryanto.(2000). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia WidiasaranaIndonesia. Yulia, W. (2010).Andai Aku Jadi Penyiar. Yogyakarta: Andi Offset.

Jurnal dan Skripsi

Lauwsen, Raissa. (2013). Strategi Produksi Program 'Farhan Asri In The Morning' DiRadio

Delta Fm Untuk Memperbanyak Pendengar Delta Fm. Skripsi S1.Universitas Bina

(15)

Kristiono, Andreas (2011). Produksi Program “Slagi Ada” di Motion Radio 97,5 FM.Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Akbar, Rahmat. (2011). Analisis Produksi Program Voice of Islam di Radio Kisi 93,4FM Bogor. Skripsi S1. Universitas Islam Negeri, Jakarta.

Ubaid, Ali (2011). TV Talk Show As Institutional Talk: Topicalization Analysis. Massarelli, Virginia (2008). Listening to Radio Talkshows: An Italian Perspective.

Web/Internet

www.sonora.co.id. Di akses pada hari Jumat tanggal 06 Juni 2014 pukul 11:54.

www.twitter.com/Sonora92FM. Di akses pada hari Rabu tanggal 21 Mei 2014 pukul 08:30.

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian ini dilakukan dengan cara meletakkan robot pada lintasan belokan kiri dan kanan serta mengukur waktu tempuh dan berhasil tidaknya robot melalui lintasan

kecuali dalam hal para kreditur preferen, nasabah penyimpan, dan kreditur hutang senior telah menerima pembayaran secara penuh dalam proses likuidasi dan dengan tidak

(1) Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan surat ketetapan pajak/penetapan Bupati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) wajib mengisi data dan

Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria dan mahasiswa akuntansi dengan akuntan wanita

Berdasarkan data hasil observasi awal yang telah dilakukan di SDN 5 Ponelo Desa Malambe Kecamatan Ponelo Kabupaten Gorontalo Utara, sekolah tersebut belum menerapkan

Hasil penelitian dibagi kedalam dua bagian yaitu distribusi keluhan nyeri punggung bawah pada karyawan kantor serta faktor yang mempengaruhinya (IMT, umur, ergonomi

3. Berdasarkan faktor-faktor penyebab perilaku membolos yang telah diketahui maka alternatif pemecahan masalah yang dilakukan yaitu a) Pihak sekolah merekomendasikan

Hasil media impression Sheraton Surabaya Hotel & Towers di atas menyebutkan bahwa pada tahun 2014 c harity event yang bertemakan Breast Cancer Awareness