BAB II
Profil
Kabupaten Lampung Timur
2.1 WILAYAH ADMINISTRASI
Secara geografis Kabupaten Lampung Timur terletak pada koordinat 105° 15’ BT, 106° 20’ BB, 4° 37’ LS - 5° 37’ LS. Secara administratif luas wilayah Kabupaten Lampung Timur adalah 5325,03 KM2dan lautan yang berbatasan dalam jarak 4 mil laut dari garis pantai kearah laut
lepas. Di laut Jawa terdapat pulau-pulau kecil yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Timur, yaitu pulau Segamat Besar, dan pulau Segamat Kecil. Secara geografis letak pulau Segamat Besar dan pulau Segamat Kecil berada pada koordinat 105o 41’40” Bujur
Timur hingga 105o 45’30” Bujur Timur dan 5o 06’40” Lintang Selatan hingga 0o 40’15”
Lintang Selatan dengan luas masing-masing 6 Ha dan 2 Ha.
Sampai dengan 2007 Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 24 kecamatan definitif dan 257 desa. Berdasarkan Surat Keputusan Pembentukan Desa Peraturan Daerah Lampung Timur No. 4 Tahun 2011 tentang Pembentukan 7 (tujuh) Desa di Kabupaten Lampung Timur, maka jumlah desa di Kabupaten Lampung Timur berubah menjadi 264 desa.
Secara administratif sampai dengan Desember 2016 wilayah Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 24 kecamatan definitif dan 264 desa seperti yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2-1 Wilayah Administrasi Kabupaten Lampung Timur
No. Kecamatan Ibukota Kecamatan Desa JumlahDusun Luas Area(Ha)
1 Metro Kibang Margototo 7 45 7.677,83
2 Batanghari Banar Joyo 17 82 14.887,95
3 Sekampung Sumber Gede 17 85 14.834,39
4 Marga Tiga Tanjung Harapan 13 89 25.072,94
5 Sekampung Udik Pugung Raharjo 15 107 33.912,45
6 Jabung Negara Batin 15 103 26.784,54
7 Pasir Sakti Mulyo Sari 11 57 19.393,83
8 Waway Karya Sumberrejo 8 66 21.107,32
No. Kecamatan Ibukota Kecamatan Jumlah Luas Area(Ha) Desa Dusun
10 Labuhan Maringgai Labuhan Maringgai 11 96 19.498,73
11 Mataram Baru Mataram Baru 5 45 7.956,11
12 Bandar Sribhawono Sribhawono 6 71 18.570,67
13 Melinting Wana 7 55 13.929,74
14 Gunung Pelindung Negeri Agung 7 37 7.852,25
15 Way Jepara Braja Sakti 16 74 22.926,92
16 Braja Selebah Braja Hajosari 7 41 24.760,68
17 Labuhan Ratu Labuhan Ratu 11 65 48.551,22
18 Sukadana Sukadana 20 122 75.675,50
19 Bumi Agung Donomulyo 7 34 7.317,47
20 Batanghari Nuban Sukaraja Nuban 13 66 18.068,84
21 Pekalongan Pekalongan 12 70 10.012,81
22 Raman Utara Kota Raman 11 73 16.136,91
23 Purbolinggo Taman Fajar 12 59 22.203,37
24 Way Bungur Tambah Subur 8 37 37.638,19
Jumlah 264 1.645 532.503,00
Sumber : Lampung Timur dalam Angka, 2017
Secara administratif wilayah Kabupaten Lampung Timur berbatasan dengan :
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Putra Rumbia, Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang; b) Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa;
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Kecamatan Ketibung, Kecamatan Palas, Kecamatan Tanjung Sari, Kecamatan Merbau Mataram, Kecamatan Way Sulan dan Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan;
2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
2.2.1 Topografi
Pada umumnya wilayah Lampung Timur merupakan daerah yang datar dengan sebagian besar wilayahnya (243.669,80 hektar; 45,76 %) berada pada ketinggian 25-55 meter di atas permukaan laut (mdpl), kecuali Kecamatan Pasir Sakti, Braja Selebah, dan Bumi Agung yang hanya berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Labuhan Ratu merupakan kecamatan yang paling luas pada ketinggian 25-55 mdpl mencapai 28.150,66 hektar atau setara dengan 11,55 % dari total luas area ketinggian 25-55 mdpl, sedangkan luasan terendah terdapat pada Kecamatan Waway Karya yaitu 143,68 hektar atau 0,06%. Peta topografi dapat dilihat pada Gambar berikut.
Berdasarkan tabel sebaran tingkat kemiringan lahan, wilayah Kabupaten Lampung Timur didominasi oleh kelas lereng 3 atau bergelombang dengan kemiringan lereng 8-15 % yaitu seluas 40 % dari luas keseluruhan kabupaten, wilayah landai sebesar 37,23 %, wilayah datar seluas 18,15 % dan wilayah berbukit yaitu seluas 16.039,32 Ha atau 4,62 % dari total luas kabupaten. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2-2 Kemiringan Lahan Kabupaten Lampung Timur
No. Kecamatan 0-3% Luasan (Ha) Jumlah
(datar) (landai)3-8% (bergelombang)8-15% (berbukit)15-30%
1. Metro Kibang - 987,17 6.690,83 - 7.678
2. Batanghari 1.459,82 8.297,18 5.131,00 - 14.888
3. Sekampung 1.410,08 4.443,04 8.980,88 - 14.834
4. Marga Tiga 1.677,69 8.946,66 13.638,79 809,86 25.073
5. Sekampung Udik 3.227,24 20.813,20 6.979,62 2.891,94 33.912
6. Jabung 13.422,29 10.506,23 2.779,30 77,18 26.785
7. Pasir Sakti 19.394,00 - - - 19.394
8. Waway Karya 5.004,34 12.916,44 3.186,22 - 21.107
9. Marga Sekampung 1.950,94 6.324,17 7.672,52 1.784,37 17.732
10. Labuhan Maringgai 15.376,42 1.055,45 1.783,33 1.283,80 19.499
11. Mataram Baru 4.139,34 1.947,73 1.835,46 33,47 7.956
12. Bandar Sribhawono 1.767,59 1.090,58 12.031,67 3.681,16 18.571
13. Melinting 1.681,87 1.065,54 9.740,65 1.441,94 13.930
14. Gunung Pelindung 3.430,54 585,86 3.835,60 - 7.852
15. Way Jepara 6.551,00 3.637,90 12.738,10 - 22.927
16. Braja Selebah 8.290,69 83,15 16.387,16 - 24.761
17. Labuhan Ratu - 3.955,15 44.582,64 13,21 48.551
18. Sukadana - 36.978,82 35.069,35 3.627,83 75.676
19. Bumi Agung - 5.627,97 1.689,03 - 7.317
20. Batanghari Nuban - 11.940,17 5.734,27 394,57 18.069
21. Pekalongan - 6.917,30 3.095,70 - 10.013
No. Kecamatan
Luasan (Ha)
Jumlah 0-3%
(datar) (landai)3-8% (bergelombang)8-15% (berbukit)15-30%
24. Way Bungur 7.722,59 13.335,99 16.579,42 - 37.638
Jumlah 96.626,99 198.247,95 213.910,74 16.039,32 532.503
Sumber : RTRW Lampung Timur 2011-2031
Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Lampung Timur dibagi dalam 5 (lima) satuan topografi, yakni :
1. Daerah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Jabung dan Sukadana dengan ketinggian rata-rata 1600 meter d.p.l
2. Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit, dengan kemiringan antara 8 % hingga 15 % dan ketinggian antara 300 meter sampai 500 meter d.p.l
3. Daerah dataran alluvial, mencakup kawasan yang cukup luas meliputi Lampung Timur hingga mendekati pantai Timur, juga merupakan bagian hilir dari Way Seputih dan Way Pangubuan. Ketinggian kawasan ini berkisar antara 25 hingga 75 meter d.p.l dengan kemiringan 0% hingga 3%.
4. Dataran rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0.5 hingga 1 meter d.p.l
2.2.2 Geohidrologi
Sumber pemenuhan kebutuhan akan air bersih maupun untuk keperluan irigasi lahan pertanian di Kabupaten Lampung Timur, mencakup air permukaan berupa sungai dan sumber mata air. Keadaan hidrologi wilayah Kabupaten Lampung Timur dicirikan dengan adanya air permukaan berupa sungai dan anak sungainya, serta adanya air tanah yaitu berupa pemanfaatan sumur-sumur timba, sumur pompa dan sebagainya. Iklim, geofisik, vegetasi merupakan fungsi hidrologi suatu wilayah, artinya ikut menentukan perilaku air di suatu wilayah yang menampungnya.
Batas Daerah Aliran Sungai ditunjukkan oleh garis kontur, yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama, sedangkan pola aliran ditunjukkan oleh topografi atau bentuk permukaan bumi. Dengan pola aliran dan bentuk lahan dapat dilakukan analisa tipe drainase dan distribusi wilayah tangkapan air. Batas daerah aliran dapat ditarik melalui batas pinggir atau punggung bukit pada suatu sistem sungai.
1) Air Permukaan (DAS)
Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau dari kajian Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang alam yang dibatasi oleh pemisah alami berupa topografi perbukitan/pegunungan dan berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan mengalirkan air, sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang akhirnya bermuara pada satu outlet tunggal. Di Kabupaten Lampung Timur terdapat 37 sungai dan 2 (dua) DAS. Namun wilayah kabupaten Lampung Timur merupakan penerima, sedangkan hulu sungai berada di kabupaten lain.
Karakter hidrologi wilayah Kabupaten Lampung Timur ditunjukkan oleh pola hidrologi/drainase wilayah. Pola aliran drainase menunjukkan arah aliran yang masing-masing menuju ke sungai-sungai utama yang melintasi dan di sekitar wilayah Kabupaten Lampung Timur, yang selanjutnya dapat disebut sebagai sistem hidrologi/drainase wilayah. Sungai utama yang melalui Kabupaten Lampung Timur adalah Way Sekampung dan Way Seputih dengan anak sungainya yang tersebar di beberapa kecamatan yang sebagian besar sepanjang tahunnya terus menerus mengalir ke arah Timur.
b) Pola aliran trellis, yaitu pola aliran pada beberapa sungai yang mendapat tambahan air dari anak sungainya, di mana arah alirannya tegak lurus pada sungai tersebut.
Gambar 2.4 Pola Aliran Sungai di Kabupaten Lampung Timur
2) Air Tanah
Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Volumenya tergantung pada:
a) jumlah curah hujan. b) lama curah hujan. c) tingkat curah hujan. d) lereng daratan.
e) derajat permeabilitas, yaitu ukuran kemampuan bahan untuk ditembus air. f) porositas, yaitu persen volume ruang suatu bahan yang kosong.
g) penutupan vegetasi dipermukaan bumi.
Klasifikasi air tanah dibedakan menjadi zona penjenuhan dan zona aerasi. Air hujan yang merembes ke bawah akhirnya mencapai zona penjenuhan, yaitu zona dimana semua pori-pori batuan berisi air. Batas zona penjenuhan disebut meja air atau muka air tanah. Zona tak jenuh di atas meja air dinamakan zona aerasi yaitu zona dimana pori-pori tanah hanya sebagian atau bahkan tidak terisi air. Sumur artesis terjadi ketika aquifer (suatu lapisan batuan dimana air tanah dapat bergerak) yang berpangkal dari tempat yang tinggi berada di antara dua lapisan batuan kedap air yang miring. Jika dilakukan pengeboran pada tempat
Pola aliran trellis
2.2.3 Geologi
Seluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur berbentuk bentang alam rendah dan menggelombang lemah. Bentang alam datar, khususnya daerah sungai-sungai bermeander, sesuai untuk endapan aluvium kuarter. Daerah bertimbulan rendah rendah sampai sedang, dengan bukit bukit bulat menggelombang sesuai untuk satuan sedimen yang berumur tersier dan kuarter.
Tabel 2-3 Susunan Stratigrafi Wilayah Kabupaten Lampung Timur Batuan Kuarter
(Qai) Alluvium :bongkah, kerikil, pasir, tanah, lumpur, dan lempung (Qbs) Basalt Sukadana :basal berongga
(Qak) Pasir Kuarsa :pasir kuarsa halus
(Qs) Endapan Rawa:pasir, lanau, lumpur, lempung, mengandung sisa tanaman Batuan Tersier
(Qpt) Formasi Terbanggi :batu pasir dengan sisipan batu lempung
(Qti) Formasi Lampung : tuffa berbatu apung, tuffa riolotik, batulempung tufaan, dan batu pasir tufaan
Sumber : RTRW Lampung Timur 2011-2031
Struktur geologi penyusun lapisan batuan di Kabupaten Lampung Timur didominasi oleh batuan sedimen. Berdasarkan struktur geologinya Kabupaten Lampung Timur dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Endapan permukaan (aluvium) seluas 73.470,58 hektar (13,79% luas wilayah) yang terdiri dari dataran rawa pasang surut yang terbentuk dari sedimen holosen yang mengandung liat marine, endapan sungai dan rawa serta endapan pasir pantai. Karakteristik geologi ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Pasir Sakti (18.869,23 hektar) yang berada di daerah pesisir dan muara sungai.
2. Batuan gunung api (Formasi Lampung) yang terbentuk dari endapan gunung api (Qhw), tufa Lampung (Qlv), dan andesit tua (Tov). Formasi batuan gunung api ini seluas 122.405,34 hektar (22,98% luas wilayah), meliputi hampir seluruh daerah Kabupaten Lampung Timur dimulai dari bagian Barat hingga Timur berbatasan dengan endapan holosen. Luas terbesar terdapat pada Kecamatan Labuhan Ratu yakni 33.340,90 hektar dan luas terkecil pada Kecamatan Raman Utara (22,26 hektar).
sedimen banyak terdapat di sebagian besar di bagian Utara dan sedikit Selatan, dengan dominasinya terdapat di Kecamatan Way Bungur (37.638 hektar).
4. Batuan beku (Basalt Sukadana) yang terbentuk dari basalt Sukadana (Qb), batuan terobosan miosen seperti granit (Tmgr) dan granodiorit (Tmgd). Formasi batuan beku Kabupaten Lampung Timur seluas 163.445,9 hektar (30.69% luas wilayah), yang artinya hampir seluruh wilayah kabupaten secara geologi batuan penyusunnya adalah Basal Sukadana, dengan luas terbesar terdapat di Kecamatan Sukadana (27.528,42 hektar) dan luasan terkecil terdapat di Kecamatan Waway Karya (75,77hektar).
Untuk data tentang endapan mineral di Kabupaten Lampung Timur belum tersedia dengan lengkap, sehingga potensi dari endapan bahan tambang tersebut belum diketahui dengan pasti. Dari literatur dan Peta Geologi Daerah Kabupaten Lampung Timur dapat diidentifikasi bahan-bahan tambang sebagai berikut :
a) Minyak Bumi
Minyak bumi yang terdapat dalam lapisan Palembang-bed berakumulasi sebagai lanjutan dari endapan minyak bumi di sekitar Palembang, yakni di sebelah Timur Laut Propinsi Lampung, Mesuji, Menggala, Kotabumi, dan Sukadana. Penyelidikan yang dilakukan oleh Pertamina belum memastikan besaran potensi minyak bumi serta kemungkinan terdapatnya sumber di lepas pantai Timur lampung.
b) Mineral Besi
Berakumulasi dengan mineral-mineral dari basal Sukadana akibat proses hidrotermal pada bagian kontak plateau basal Sukadana, terdapat di Kecamatan Sukadana sebelah Timur dan dekat Labuhan Maringgai.
c) Pasir Kuarsa
Terdapat di wilayah Jabung, Pasir Sakti, Labuhan Maringgai dan Way Jepara d) Sirtu
Terdapat di Kecamatan Way Jepara, Purbolinggo, Sukadana, Sekampung, dan Labuhan Maringgai
e) Bahan Bangunan Basal
Terdapat di Sukadana, Gedong Dalam, Sekampung, Negeri Jemanten, Way Jepara, Labuhan Maringgai, Mataram Baru, dan Jabung.
2.2.4 Klimatologi
berdasarkan Smith dan Ferguson termasuk dalam kategori iklim B, yang dicirikan dengan adanya bulan basah selama 6 bulan yaitu pada bulan Desember hingga Juni dengan temperatur udara rata-rata mencapai 24ºC – 34ºC.
Angin berhembus dari arah Selatan selama bulan Mei sampai September, dan dari arah yang berlawanan selama bulan November sampai Maret. Gelombang besar di Pantai Timur terjadi pada bulan Juni-November. Tinggi gelombang berkisar antara 0,50 - 1,00 meter.
Curah hujan tahunan rata-rata di Kabupaten Lampung Timur berkisar antara 2.000-3.000 mm. Curah hujan 2.000 – 2.500 mm pertahun terjadi di Kecamatan Jabung bagian selatan, Sekampung Udik, Marga Tiga, Way Jepara, bagian selatan Kecamatan Sukadana, Raman Utara, dan Purbolinggo; sedang curah hujan sebesar 2.500-3.000 mm pertahun terjadi di sebagian besar Kecamatan Jabung, Kecamatan Labuhan Maringgai, Metro Kibang, Batanghari, Pekalongan, Sekampung, Sukadana, dan bagian utara Kecamatan Raman Utara.
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) 5 Juni 2008
Tabel 2-4 Jumlah Curah Hujan Menurut Bulan
Bulan Curah hujan (mm)
Sukadana SekampungUdik Jabung BendunganGarongan (Pekalongan)
Gantiwarno
(Pekalongan) Rata-Rata
Januari 169,0 136,0 125,0 171,0 206,6 161,5
Februari 419,1 361,0 206,0 237,0 303,4 305,3
Maret 267,6 301,0 119,0 520,0 373,0 316,1
April 152,7 265,0 145,0 348,0 403,0 262,7
Mei 117,9 141,0 229,0 68,0 78,5 126,9
Juni 59,5 84,0 166,0 85,0 97,2 98,3
Juli 122,1 97,0 134,0 71,0 91,5 103,1
Agustus 60,7 51,0 92,0 124,0 63,0 78,1
September 359,9 148,0 87,0 228,0 234,6 211,5
Oktober 340,8 198,0 89,0 311,0 366,4 261,0
Nopember 215,3 134,0 230,0 254,0 200,7 206,8
Desember 323,2 112,0 22,0 286,0 262,5 201,1
Sumber : Kabupaten Lampung Timur dalam Angka, 2017
Di sekitar equator juga terjadi angin pasat, yaitu angin yang berhembus ke arah ekuator. Disebut angin pasat Timur Laut yaitu angin yang berhembus dari arah Timur Laut menuju equator, angin ini berada di belahan bumi bagian Utara dan angin pasat Tenggara yaitu angin yang berhembus dari arah Tenggara menuju equator, berada di belahan bumi bagian Selatan.
Gerakan angin pasat ini tidak lepas dari pengaruh gaya coriolis, yaitu gaya yang membelokkan arah angin akibat putaran rotasi bumi. Di mana angin di belahan bumi bagian Utara akan dibelokkan ke kanan dan angin di belahan bumi bagian Selatan akan dibelokkan ke kiri.
Dilihat dari letak Lampung Timur, terlihat bahwa posisi Lampung Timur berada di bagian Selatan equator, sehingga lebih terpengaruh oleh belahan bumi bagian Selatan. Tapi Lampung Timur juga terpengaruh oleh musim yang terjadi, yaitu tekanan udaranya dimana akan berpengaruh juga terhadap curah hujan. Dari Gambar dapat diketahui arah angin menuju arah Barat Laut, berasal dari Tenggara. Setelah mendekati equator angin dibelokkan ke kiri menuju Barat Daya. Angin yang berhembus di atas perairan Lampung Timur berkecepatan rata-rata 3 hingga 4 knots.
2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI
Salah satu masalah penting yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan didaerah adalah adalah problematika demografis yang menyangkut 3 (tiga) hal pokok yakni,
a) Jumlah Penduduk
b) Komposisi Pendudduk di suatu daerah, dan
c) Penyebarannya di masing masing wilayah administratif.
Besarnya jumlah penduduk dalam suatu wilayah terutama untuk wilayah yang mempunyai kepadatan tinggi ditambah dengan persebaran penduduknya yang tidak merata akan menimbulkan permasalahan yang cukup kompleks, karena pada dasarnya semua kegiatan baik kegiatan perekonomian, kebudayaan, sosial dan lain sebagainya akan melibatkan penduduk.
Perilaku penduduk dalam kegiatan sehari-hari diberbagai lapisan sosial turut memberikan tekanan terhadap lingkungan yang akan memunculkan efek negatif maupun positif. Dengan demikian perlu adanya pengendalian baik terhadap jumlah, komposisi dan persebarannya, hal ini sebagai upaya untuk mendukung kelancaran proses pembangunan di daerah.
2.3.1 Struktur Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Struktur penduduk berdasarkan umur merupakan gambaran komposisi penduduk yang akan menunjukkan besaran jumlah penduduk yang tergolong dalam usia produktif dan jumlah penduduk yang tergolong usia non produktif di kabupaten/Kota
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2016 jumlah penduduk usia produktif di Kabupaten Lampung Timur mencapai 66,67% dari total jumlah penduduk, sedangkan jumlah penduduk yang tergolong usia non produktif adalah sebesar 33,33% berarti jumlah penduduk usia produktif adalah 678.998 jiwa sedangkan usia non produktif adalah 339.426 jiwa.
Tabel 2-5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2016
Kelompok
Umur Laki-Laki Jumlah Penduduk (jiwa)Perempuan Jumlah
0 – 4 47.382 45.512 92.894
5 – 9 48.404 45.831 94.235
10 – 14 45.799 43.189 88.988
15 – 19 42.855 39.030 81.885
20 – 24 37.672 35.127 72.799
25 – 29 38.982 37.865 76.793
30 – 34 41.619 40.836 82.455
35 – 39 43.133 40.517 83.650
40 – 44 38.320 36.084 74.404
45 – 49 33.065 32.450 65.515
50 – 54 27.869 28.825 56.694
55 – 59 25.264 24.040 49.304
60 - 64 18.871 16.628 35.499
65 + 31.633 31.676 63.309
Jumlah 520.814 497.610 1.018.424
Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka, 2017
Struktur penduduk suatu daerah menurut jenis kelamin atau gender secara umum memberikan peluang dan kesempatan yang sama bagi laki – laki dan wanita untuk berperan dalam pelaksanaan pembangunan. Struktur penduduk Kabupaten Lampung Timur jenis kelamin dapat dilihat pada sebagai berikut.
Tabel 2-6 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2016
No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Total (Jiwa) Sex Ratio
Laki - Laki Perempuan
1. Metro Kibang 11.750 11.342 23.092 103,60
2. Batanghari 30.000 29.874 59.874 100,42
3. Sekampung 32.225 31.410 63.635 102,59
4. Marga Tiga 23.541 22.272 45.813 105,70
5. Sekampung Udik 37.287 35.606 72.893 104,72
6. Jabung 26.073 24.683 50.756 105,63
7. Pasir Sakti 19.033 18.084 37.117 105,25
8. Waway Karya 16.073 16.208 33.056 103,95
9. Marga Sekampung 13.749 12.908 26.567 106,52
10. Labuhan Maringgai 36.897 34.493 71.390 106,97
11. Mataram Baru 14.544 13.910 28.454 104,56
12. Bandar Sribawono 25.433 24.025 49.458 105,86
13. Melinting 13.294 12.396 25.690 107,24
14. Gunung Pelindung 11.053 10.493 21.546 105,34
15. Way Jepara 28.620 27.024 55.644 105,91
16. Braja Selebah 12.003 11.265 23.268 106,55
17. Labuhan Ratu 23.193 21.667 44.860 107,04
18. Sukadana 35.519 33.462 68.981 106,15
No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Total (Jiwa) Sex Ratio
Laki - Laki Perempuan
21. Pekalongan 25.061 24.200 49.261 103,56
22. Raman Utara 19.076 18.379 37.455 105,79
23. Purbolinggo 21.977 21.597 43.574 101,76
24. Way Bungur 12.177 11.867 24.044 102,61
Jumlah 520.814 497.610 1.018.424 104,66
Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka, 2017
2.3.2 Persebaran Penduduk
Pemerintah daerah telah melakukan pemekaran kecamatan berdasarkan pertimbangan geografis dan aspirasi masyarakat yang dimaksudkan untuk mendekatkan dan meningkatkan pelayanan publik. Pada tahun 2016 jumlah kecamatan di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 24 kecamatan dengan 264 Desa. Kecamatan Batanghari, Kecamatan Sekampung dan Kecamatan Sukadana merupakan kecamatan dengan jumlah desa terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lain. Kecamatan Pekalongan merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk per Km2tertinggi yaitu 492 per Km2, sedangkan
kecamatan terluas adalah Kecamatan Sukadana dengan luas 756,76 km2atau 14,21 % dari
luas Kabupaten Lampung Timur. Persebaran penduduk berdasarkan jumlah desa dan kepadatan penduduk per Km2pada setiap kecamatan diuraikan pada tabel berikut.
Tabel 2-7 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
No Kecamatan Ibu Kota wilayahLuas (Km2)
1 Metro Kibang Margototo 76,78 7 301
2 Batang Hari Banarjoyo 148,88 17 402
3 Sekampung Sumbergede 148,34 17 429
4 Marga Tiga Tanjung Harapan 250,73 13 183
5 Sekampung Udik Pugung Raharjo 339,12 15 215
6 Jabung Negara Batin 267,84 15 189
7 Pasir Sakti Mulyo Sari 193,94 11 191
8 Waway Karya Sumber Rejo 211,07 8 157
9 Marga Sekampung Peniangan 177,32 8 150
10 Labuhan
Maringgai Labuhan Maringgai 194,99 11 366
11 Mataram Baru Mataram Baru 79,56 5 358
12 Bandar
Sribhawono Sribhawono 185,71 6 266
13 Melinting Wana 139,30 7 184
14 Gunung Pelindung Negeri Agung 78,52 7 274
15 Way Jepara Braja Sakti 229,27 16 243
16 Braja Selebah Braja Harjosari 247,61 7 94
No Kecamatan Ibu Kota wilayahLuas
18 Sukadana Sukadana 756,76 20 91
19 Bumi Agung Dono Mulyo 73,17 7 245
20 Batang Hari Nuban Sukaraja Nuban 180,69 13 243
21 Pekalongan Pekalongan 100,13 12 492
22 Raman Utara Kota Raman 161,37 11 232
23 Purbolinggo Taman Fajar 222,03 12 196
24 Way Bungur Tambah Subur 376,38 8 64
Jumlah 5325,02 264 191
Sumber: Lampung Timur Dalam Angka, 2017
2.3.3 Persentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan
Garis kemiskinan di Kabupaten Lampung Timur pada tahun adalah 301.765 rupiah. Jumlah penduduk miskin yang tercatat sekitar 172,61 ribu jiwa (16,98 persen). Terjadi sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 2,5 ribu jiwa atau sekitar 0,07 persen. Dilihat dari perkembangan jumlah garis kemiskinan di Kabupaten Lampung Timur dari tahun 2011 – 2016 maka tingkat jumlah penduduk yang masuk dalam kategori miskin terendah pada tahun 2015 sebesar 170,11 ribu jiwa (16,91 persen) dan jumlah penduduk miskin tertinggi berada pada tahun 2011 sekitar 189,46 ribu jiwa (19,66 persen).
Tabel 2-8 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin
Tahun KemiskinanGaris
Sumber : Lampung Timur Dalam Angka 2017
2.3.4 Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk diyakini dapat menjadi modal pembangunan daerah(manpower),apabila kualitasnya baik sebaliknya akan menjadi beban atau penghambat pembangunan daerah
Penduduk Kabupaten Lampung Timur sampai dengan tahun 2016 tercatat sejumlah 1.018.424 Jiwa yang terdiri dari 520.814 Laki-laki dan 497.610 Jiwa Perempuan. Angka ini menempatkan Kabupaten Lampung Timur peringkat ketiga di Propinsi Lampung dalam hal jumlah setelah Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Lampung Tengah.
Dengan jumlah penduduk tersebut persebarannya di Kabupaten Lampung Timur tidak merata. Tingkat perkembangan suatu wilayah administratif sangat berpengaruh terhadap persebaran dan kepadatan penduduk. Wilayah yang sudah maju umumnya memiliki jumlah penduduk lebih besar dibanding wilayah yang sedang tumbuh.
Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Lampung Timur pada periode 2010 sampai dengan awal tahun 2016 terjadi peningkatan sebesar 6,68 persen atau sekitar 63.730 jiwa. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur tahun 2015, penduduk di Kabupaten Lampung Timur megalami pertumbuhan sebesar 0,95 persen. Data jumlah penduduk dan pertambahan penduduk Kabupaten Lampung Timur sebagai berikut.
Tabel 2-9 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk
No Kecamatan Jumlah Penduduk (ribu) Penduduk per TahunLaju Pertumbuhan
2010 2015 2016 2010-2016 2015-2016
1 Metro Kibang 20.786 22.720 23.092 11,09 1,64
2 Batang Hari 54.797 59.074 59.874 9,27 1,35
3 Sekampung 60.008 63.099 63.635 6,04 0,85
4 Marga Tiga 43.525 45.484 45.813 5,26 0,72
5 Sekampung Udik 68.262 72.197 72.893 6,78 0,96
6 Jabung 46.711 50.124 50.756 8,66 1,26
7 Pasir Sakti 34.524 36.720 37.117 7,51 1,08
8 Waway Karya 34.514 33.338 33.056 -4.22 -0,85
9 Marga Sekampung 26.102 26.599 26.657 2,13 0,22
10 Labuhan Maringgai 65.974 70.551 71.390 8,21 1,19
11 Mataram Baru 26.756 28.202 28.454 6,35 0,89
12 Bandar Sribhawono 46.282 48.978 49.458 6,86 0,98
13 Melinting 24.700 25.557 25.690 4,01 0,52
14 Gunung Pelindung 21.106 21.500 21.546 2,08 0,21
15 Way Jepara 51.249 54.958 55.644 8,58 1,25
16 Braja Selebah 21.803 23.047 23.268 6,72 0,96
17 Labuhan Ratu 41.526 44.344 44.860 8,03 1,16
18 Sukadana 64.304 68.270 68.981 7,27 1,04
19 Bumi Agung 16.984 17.785 17.921 5,52 0,76
20 Batang Hari Nuban 41.125 43.552 43.985 6,95 0,99
21 Pekalongan 45.366 48.653 49.261 8,59 1,25
No Kecamatan Jumlah Penduduk (ribu)
Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
2010 2015 2016 2010-2016 2015-2016
23 Purbolinggo 40.290 43.065 43.574 8,15 1,18
24 Way Bungur 22.135 23.746 24.044 8,62 1,25
954.694 1.008.797 1.018.424 6,68 0,95
Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka, 2017
2.3.5 Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kualitas sumber daya manusia memegang peran sentral dalam pembangunan daerah. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia ini adalah bidang pendidikan. Tingginya jenjang pendidikan yang di tamatkan oleh sebagian besar penduduk dapat menggambarkan tingginya tingkat kualitas sumber daya manusia yang ada.
Pendidikan sendiri tidak hanya diberikan melalui jalur sekolah (formal) tetapi juga dapat diberikan memalui jalur luar sekolah (informal). Penilaian terhdap kualitas sumber daya manusia yang ada di suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh sebagian besar penduduk.
Rendahnya rata-rata tingkat pendidikan penduduk dapat dijadikan indikator rendahnya kualitas sumber daya manusia yang ada. Seseorang dikatakan tamat dari suatu jenjang pendidikan apabila telah selesai mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi yang ada di jenjang sekolah tersebut dengan mendapatkan ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB).
Sejalan dengan hal tersebut kualitas pendidikan di Kabupaten Lampung Timur lambat-laun memperlihatkan kemajuan. Indikator mengenai hal tersebut hampir pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah, penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten Lampung Timur yang berhasil menamatkan pendidikannya relatif mengalami peningkatan khususnya dalam empat tahun terakhir. Berikut adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas menurut ijazah tertinggi yang dimiliki dan banyaknya jumlah sekolah, guru dan murid di Kabupaten Lampung Timur yang akan disajikan dalam Tabel berikut.
Tabel 2-10 Jumlah Penduduk Usia 15 tahun Keatas Berdasar Daftar Pencari Kerja Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2016
No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa)
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Tidak/Belum Tamat SD 0 0 0
2. SD/MI 0 0 0
No Tingkat Pendidikan Laki-Laki Jumlah Penduduk (Jiwa)Perempuan Jumlah
5. Diploma I/II/III 58 79 137
6. Diploma IV / Sarjana 43 16 59
Jumlah Tahun 2013 362 307 669
Sumber : Kabupaten Lampung Timur dalam Angka, 2017
Tabel 2-11 Banyaknya Sekolah, Kelas, Guru dan Murid Di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2016
No. Jenis sekolah Sekolah Murid Guru Murid-Rasio
Guru
1. Ssekolah Dasar (SD) 563 93.544 6.422 15
2. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 117 16.418 1.367 13
3. Sekolah Menengah Pertama(SMP) 166 37.558 2.545 15
4. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 91 14.451 1.663 9
5. Sekolah Menengah Atas (SMA) 46 14.846 1.040 15
6. Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) 62 13.736 985 14
7. Madrasah Aliyah (MA) 29 4.961 617 9
Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka, 2017
2.3.6 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di suatu daerah erat kaitannya dengan lapangan kerja yang ada pada daerah tersebut. Sektor ini merupakan salah satu sektor penting yang perlu mendapatkan perhatian terutama dalam upaya mengurangi jumlah penduduk miskin.
Pada sisi lain dengan pertumbuhan penduduk usia kerja akan meningkatkan jumlah angkatan kerja, pertambahan angkatan kerja tersebut dapat tertampung dalam lapangan kerja formal dan sebagian lagi berusaha menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri. Namun tidak semua angkatan kerja dapat tertampung pada lapangan kerja yang tersedia.
Menurut jenis kegiatan utama, penduduk usia kerja (10 tahun ke atas) dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaann tetapi sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan (menganggur), penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan tidak melakukan kegiatan apapun termasuk dalam kategori bukan angkatan kerja. Peningkatan penduduk berumur 15 tahun ke atas setiap tahun menyebabkan meningkatnya angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
perekonomian maka persentase penduduk yang bekerja di sektor primer (pertanian) semakin kecil, sebaliknya persentase penduduk yang bekerja di sektor sekunder ( pertambangan, industri, listrik, dan bangunan) dan sektor tersier (jasa-jasa) justru semakin meningkat.
Berikut adalah tabel jumlah persentase penduduk laki –laki dan perempuan yang bekerja menurut lapangan usaha utama menurut BPS Kabupaten Lampung Timur Tahun 2016.
Tabel 2-12 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama
No Lapangan Usaha Utama Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Pertanian 171.240 64.439 235.679
2. Pertambangan & Penggalian 9.291 1.766 11.057
3. Industri 29.874 20.911 50.785
4. Listrik, Gas, Air 1.281 - 1.281
5. Konstruksi 26.736 - 26.736
Sumber : Kabupaten Lampung Timur dalam Angka, 2017
2.4 ISU
STRATEGIS
SOSIAL
EKONOMI
DAN
LINGKUNGAN
BERDASARKAN RPJMD DAN RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
2.4.1 Profil Sosial Budaya
Pembangunan pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Banyak variabel sosial ekonomi masyarakat berkorelasi kuat dengan tingkat kesejahteraan ini. Untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan pendapatan perkapita pertahun walupun ini sangatlah sulit dilakukan. Pendapatan perkapita masyarakat sangatlah erat kaitannya dengan masalah ketenagakerjaan karena hal ini merupakan salah satu hal penting dalam rangka mengurangi jumlah penduduk miskin di daerah.
dan sebagian lagi telah berusaha menciptakan lapangan kerja formal baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain termasuk didalamnya sektor informal.
Penyerapan tenaga kerja sangat ditentukan oleh aktivitas sektoral perekonomian Kabupaten Lampung Timur. Berdasarkan data terakhir 2016 bahwa dari 472.970 penduduk yang berumur 15 tahun ke atas di Kabupaten Lampung Timur menunjukkan penyerapan tenaga kerja sebagian besar bekerja di sektor pertanian, yaitu 49,83 % dari total tenaga kerja di Kabupaten Lampung Timur. Sedangkan paling kecil daya serapnya adalah dari sektor listrik, gas dan air yaitu 0,27%. Hal ini berarti karakteristik ketenagakerjaan di Kabupaten Lampung Timur didominasi oleh kultur agrikultural, yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan, atau sektor hasil alam lainnya.
Tabel 2-13 Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Tahun 2016
Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah
Angkatan Kerja (AK) 320.852 454.482 474.176
Bekerja 313.207 419.610 448.736
Pengangguran Terbuka 7.645 34.872 25.440
Bukan Angkatan Kerja 54.613 230.209 221.540
Sekolah 24.295 45.141 53.535
Mengurus Rumah Tangga 5.732 154.189 141.364
Lainnya 24.586 30.879 26.641
Jumlah 763.736 684.691 695.716
Sumber : Lampung Timur Dalam Angka 2017
Dari tabel di atas terlihat bahwa jenis kegiatan utama yang paling banyak dilakukan oleh penduduk Kabupaten Lampung Timur adalah bekerja. Jumlah penduduk yang masuk dalam angkatan kerja pada tahun 2016 tercatat sebesar 474.176 jiwa dan yang bukan termasuk dalam angkatan kerja sebesar 221.540 jiwa.
Penilaian kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Rendahnya rata-rata tingkat pendidikan penduduk dapat dijadikan indikator rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang ada.
universitas sudah mencapai 8,82 persen dari jumlah pencari kerja terdaftar sesuai tingkat pendidikan sebesar 669 jiwa.
Pada bidang kesehatan terdapat peningkatan yang semakin baik, dengan mengoptimalkan SDM dan prasarana yang ada serta peningkatan kesadaran masyarakat terdapat pola hidup sehat dan fungsi pelayanan kesehatan.
Indikator pelayanan kesehatan yang biasa digunakan Kabupaten Lampung Timur yang digunakan untuk menggambarkan derajat kesehatan masayarakat sering dikenal dengan istilah Kesakitan (Morbidity Rate).
Tabel 2-14 Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2016
2.4.2 Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Lampung Timur diidentifikasi melalui nilai PDRB Kabupaten. Oleh karena pada awalnya Kabupaten Lampung Timur bergabung dengan Kabupaten Lampung Tengah, maka gambaran pertumbuhan ekonomi hingga tahun 2016 dikaji melalui peningkatan PDRB Lampung Timur.
Peningkatan PDRB Kabupaten Lampung Timur yang dibentuk oleh sektor pertanian sangat besar. Kegiatan pertanian yang utama adalah Tanaman Pangan yang meliputi ; padi, jagung, ubi kayu, dan tanaman palawija lainnya. Dilihat dari luas panen dan jumlah produksi, tanaman pangan yang berperan besar dalam perekonomian Lampung Timur padi, jagung dan ubi kayu. Tahun 2016 produksi padi di Kabupaten Lampung Timur mencapai 710.794 ton dari luas panen 131.124 hektar. Produksi tanaman palawija tahun 2016 yang terbesar adalah produksi ubi kayu yang mencapai 1.073.574 ton dengan luas panen 49.499 hektar. Sedangkan produksi yang terkecil adalah produksi kacang hijau yang hanya 417 ton dari luas panen 347 hektar. Dilihat dari penyebarannya lahan sawah terdapat hampir di seluruh kecamatan, dengan luas lahan sawah terluas di Kecamatan Jabung sebesar 6.405 hektar.
Nilai PDRB Kabupaten Lampung Timur atas dasar harga berlaku selama periode tahun 2013-2016, mengalami kenaikkan rata-rata yang cukup signifikan yaitu dari 26,76 triliun rupiah pada tahun 2013 menjadi 32,78 triliun rupiah pada tahun 2016 atau naik sebesar 6,01 triliun rupiah (22,46%).
Dalam kurun waktu tahun 2013-2016, kondisi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Timur berfluktuasi pada kisaran 2,87 persen sampai dengan 8,96 persen. Laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2013 (8,96 persen), sedang yang terendah terjadi pada tahun 2014 (2,87 persen). Laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang tumbuh sebesar 88,10 persen, diikuti lapangan usaha transportasi dan pergudangan 7,97 persen.
Tabel 2-15 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lampung Timur Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013-2016 (Miliar Rupiah)
No Sektor/Sub Sektor 2013 2014 2015 2016
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9.558,91 10.703,36 11.528,29 12.525,96 2. Pertambangan dan Penggalian 8.307,84 8.777,85 7.983,73 7.829,89
3. Industri Pengolahan 1.689,89 1.901,91 2.131,91 2.354,12
4. Pengadaan Listrik dan Gas 26,42 31,13 37,94 85,47
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 12,49 15,04 16,75 17,97
No Sektor/Sub Sektor 2013 2014 2015 2016 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 1.918,55 2.070,59 2.301,03 2.546,33
8. Transportasi dan Pergudangan 405,68 491,53 591,92 656,27
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 247,00 286,48 332,80 380,48
10. Informasi dan Komunikasi 844,29 906,60 1.030,22 1.168,62
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 355,92 400,75 424,99 457,24
12. Real Estat 494,91 560,57 601,22 660,27
13. Jasa Perusahaan 17,25 22,09 24,35 26,64
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib 704,75 825,25 894,42 996,76
15. Jasa Pendidikan 615,04 689,61 761,95 826,79
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 150,32 174,47 198,67 226,84
17. Jasa lainnya 197,77 224,13 268,57 298,37
PDRB 26.769,08 29.536,06 30.646,87 32.781,11
Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka 2017
Tabel 2-16 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lampung Timur Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2013-2016 (Miliar Rupiah)
No Sektor/Sub Sektor 2013 2014 2015 2016
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.294,73 8.666,35 9.050,58 9.450,03 2. Pertambangan dan Penggalian 7.220,55 7.003,62 7.216,86 7.391,66
3. Industri Pengolahan 1.443,84 1.528,12 1.653,74 1.770,95
4. Pengadaan Listrik dan Gas 29,93 32,94 35,75 67,24
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 11,25 11,97 12,41 13,12
6. Konstruksi 1.126,72 1.191,67 1.207,75 1.283,04
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 1.807,23 1.921,26 2.012,42 2.047,75
8. Transportasi dan Pergudangan 366,24 393,57 439,93 474,98
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 193,54 205,22 222,22 232,79
10. Informasi dan Komunikasi 751,81 806,13 876,70 940,65
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 289,63 311,61 318,63 331,49
12. Real Estat 458,41 494,92 526,84 555,54
13. Jasa Perusahaan 14,56 16,59 17,88 18,39
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib 562,04 591,21 618,61 646,66
15. Jasa Pendidikan 491,58 536,38 574,76 599,45
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 133,39 144,70 155,75 165,39
17. Jasa lainnya 182,61 193,03 210,66 217,56
PDRB 23.378,06 24.049,30 25.151,47 26.206,69
Tabel 2-17 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lampung Timur Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013-2016
(Dalam Persen)
No Sektor/Sub Sektor 2013 2014 2015 2016
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 35,71 36,24 37,62 38,21
2. Pertambangan dan Penggalian 31,04 29,72 26,05 23,89
3. Industri Pengolahan 6,31 6,44 6,96 7,18
4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,10 0,11 0,12 0,26
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 0,05 0,05 0,05 0,05
6. Konstruksi 4,57 4,93 4,95 5,26
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 7,17 7,01 7,51 7,77
8. Transportasi dan Pergudangan 1,52 1,66 1,93 2,00
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 0,92 0,97 1,09 1,16
10. Informasi dan Komunikasi 3,15 3,07 3,36 3,56
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 1,33 1,36 1,39 1,39
12. Real Estat 1,85 1,90 1,96 2,01
13. Jasa Perusahaan 0,06 0,07 0,08 0,08
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
2,63 2,79 2,92 3,04
15. Jasa Pendidikan 2,30 2,33 2,49 2,52
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,56 0,59 0,65 0,69
17. Jasa lainnya 0,74 0,76 0,88 0,91
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka 2017
Tabel 2-18 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lampung Timur Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2016
(Dalam Persen)
No Sektor/Sub Sektor 2013 2014 2015 2016
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,30 4,48 4,43 4,41
2. Pertambangan dan Penggalian 14,32 -3,00 3,04 2,42
3. Industri Pengolahan 7,73 5,84 8,22 7,09
4. Pengadaan Listrik dan Gas 8,15 10,04 8,53 88,10
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 1,78 6,43 3,66 5,74
6. Konstruksi 4,73 5,76 1,35 6,23
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 7,46 6,31 4,75 1,76
8. Transportasi dan Pergudangan 7,68 7,46 11,78 7,97
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 6,86 6,03 8,28 4,76
10. Informasi dan Komunikasi 8,97 7,22 8,75 7,30
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 9,07 7,59 2,25 4,04
12. Real Estat 9,02 7,96 6,45 5,45
13. Jasa Perusahaan 14,10 13,97 7,79 2,85
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib 4,67 5,19 4,63 4,54
No Sektor/Sub Sektor 2013 2014 2015 2016
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,78 8,48 7,63 6,19
17. Jasa lainnya 3,99 5,71 9,13 3,28
PDRB 8,96 2,87 4,58 4,20
Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka 2017
Berdasarkan data Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam empat tahun terakhir, menunjukan PDRB Perkapita Kabupaten Lampung Timur terus mengalami peningkatan. PDRB perkapita biasanya digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah. PDRB perkapita bukan merupakan pendapatan perkapita, oleh karena itu PDRB perkapita baik atas dasar harga berlaku maupun konstan tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat. Tetapi ukuran ini dapat dipakai sebagai acuan untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum.
2.4.3 Laju Tingkat Investasi
Pada PDRB Kabupaten Lampung Timur dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Lampung, pada tahun 2016 PDRB Kabupaten Lampung Timur menempati urutan ke 10 di Provinsi Lampung, walaupun terjadi peningkatan dari tahun ke tahun, tetapi laju peningkatannya lebih kecil dari kabupaten lain.
2.4.4 Laju Inflasi
Tabel 2-19 Inflasi per Bulan Menurut Kelompok Pengeluaran di Kabupaten Lampung
Inflasi Tahunan 2,04 4,61 8,11 13,47
Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka 2017
2.4.5 Potensi Ekonomi
Pencapaian indikator ekonomi Kabupaten Lampung Timur tahun 2013 - 2016 terlihat nilai PDRB dari tahun 2013 sampai 2016 mengalami peningkatan 4,20% atas dasar harga konstan 2010. Pada tahun 2016, kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lampung Timur adalah lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mencapai 38,21 persen, diikuti oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 23,89 persen dan kontribusi terbesar ketiga disumbangkan oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor yaitu sebesar 7,77 persen. Sedangkan kontribusi pembentukan PDRB Kabupaten Lampung Timur yang terkecil adalah lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang yang hanya menyumbang sebesar 0,05 persen.