• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 ASPEK LINGKUNGAN

Sub bahasan dalam aspek sosial dan lingkungan dalam pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Sawahlunto ini disusun dengan maksud meminimalkan pengaruh negatif pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di setiap kawasan yang telah diusulkan berdasarkan usulan kegiatan yang telah dibahas pada bab VI aspek persektor. Berikut akan diuraikan tentang Kajian lingkungan hidup strategis , AMDAL, UKL-UPL dan SPLH.

4.1.1 KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Berdasarkan usulan rencana/program dalam RPI2JM yang telah disusun oleh pemerintah Kota Sawahlunto maka dilakukan penapisan untuk masing-masing sektor dengan mempertimbangkan isu pokok:

a) Perubahan iklim,

b) Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati,

c) Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,

d) Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, e) Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,

(2)

f) Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau,

g) Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.

Tabel 4.1.

Kreteria Penapisan Usulan Program / Kegiatan Bidang Cipta Karya Di Kota Sawahlunto

No Kreteria

Penilaian

Uraian Pertimbangan Kesimpulan (Signifikan/ Tidak Signifikan)

1. Perubahan Iklim

-Tidak terdapat jenis kegiatan Yang dapat mempengaruhi perubahan iklim secara signifikan

2. Kerusakan, kemerosotan, dan/kepunahan

keanekaragaman hayati

Normalisasi dan Penataan

kawasan sungai,

pembangunan drainase primer, pembangunan IPAL, dan pembangunan unit air baku akan menyebabkan terjadinya pengerukan serta penebangan pohon penghijauan di beberapa bagian daerah kawasan.

Pengaruh yang ditimbulkan

Tidak signifikan.

3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan

-Tidak terdapat kegiatan Yang dapat mempengaruhi Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan.

4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya

alam

-Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam. 5. Peningkatan alih fungsi

kawasan hutan dan/atau lahan.

Pembangunan dan

Peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) serta infrastrukturnya dan Pembangunan IPAL Komunal dan IPLT akan merubah beberapa bagian kawasan alami.

Pengaruh yang ditimbulkan bersifat sementara dan Tidak signifikan.

6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya

keberlanjutan

penghidupan sekelompok masyarakat

(3)

No Kreteria

Penilaian

Uraian Pertimbangan Kesimpulan (Signifikan/ Tidak Signifikan)

7. Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan

keselamatan manusia

-Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

4.1.2 AMDAL, UKL-UPL, DAN SPPLH

Penjabaran regulasi dan peraturan pemerintah secara detail tentang segala bentuk rencana kegiatan pembangunan yang diprediksi akan memberikan dampak penting dan besar terhadap lingkungan, mengikuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan selanjutnya diikuti oleh Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Mengacu pada kriteria rencana program dan kegiatan yang tertuang dalam RPIJM Kota Sawahlunto maka secara mendasar kajian lingkungan yang dibutuhkan berupa penyusunan dokumen dan kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) serta Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, maka pengelompokan atau kategori program bidang Cipta Karya di Kota Sawahlunto yang memerlukan dokumen kajian dan perlindungan lingkungan adalah seperti pada Tabel berikut.

Tabel:4.2.

Kebutuhan Analisis Perlindungan Sosial pada Program Bidang Cipta KaryaDi Kota Sawahlunto

No Kompenen Kegiatan Lokasi

Perlindungan Lingkungan AMDAL

UKL-UPL SPPLH 1. Pengembangan Permukiman

a) Peningkatan Layanan Infrastruktur Pendukung Permukiman

- - √

b) Normalisasi Sungai Bandar

Lantung dan Batang Maransi - - √

c) Penataan Kawaasan Sempadan

Sungai - - √

d) Peningkatan Layanan Infrastruktur Pendukung Permukiman daerah rawan bencana

(4)

No Kompenen Kegiatan Lokasi

Perlindungan Lingkungan AMDAL

UKL-UPL SPPLH

e) Peningkatan Layanan Infrastruktur Pendukung Permukiman Kawasan di Sekitar Industri

- - √

f) Pengembangan Kawasan Siap

Bangun - - √

g) Peningkatan Layanan Infrastruktur Pendukung Permukiman di kawasan pengembangan permukiman baru dan berkepadatan.

- - √

2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

a) Peningkatan PSD Permukiman

Kawasan Nelayan - - √

b) Penataan Kawasan Permukiman

Tradisional/Bersejarah

- - √

c) Penataan Kawasan Strategis - - √

3. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

a) Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Rumah Tangga (MCK komunal) Sanimas

- √

-b) Peningkatan Kinerja IPLT - √

-c) Pembangunan Sistem Air Limbah Terpusat pada Kawasan RSH

- √

-d) Peningkatan Kinerja TPA sistem

Sanitary Landfill - √

-e) Pembangunan IPAL Komunal - √

-4. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

a) Pembangunan Reservoar 1.750

m3 - - √

b) Pembangunan Unit Air Baku, dan Pembangunan Reservoar 1.500 m3

- - √

c) Pembangunan Unit Air Baku

350l/dtk - - √

d) Pembangunan pengolahan air limbah terpusat di kawasan industri di WP‐VI

- √

-e) Pembangunan sewerage system pada titik-titik rawan pencemaran

- √

(5)

4.2 ASPEK SOSIAL

4.2.1 ASPEK SOSIAL PADA PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

4.2.1.1 Kemiskinan

Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan. Kajian aspek sosial lebih menekankan pada manusianya sehingga yang disasar adalah kajian mengenai penduduk miskin, mencakup data eksisting, persebaran, karakteristik, hingga kebutuhan penanganannya, seperti tertuang pada tabel berikut.

Tabel: 4.3.

Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Di Kota Sawahlunto

No Lokasi

Jumlah Penduduk/ Rumah

Tangga

Kondisi Umum Permasalahan

Kebutuhan Penanganan

1

2

3

4

Catt : Data Belum Tersedia

4.2.1.2 Pengarusutamaan Gender

(6)

Tabel: 4.4

Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi Pengarusutamaan Gender Di Kota Sawahlunto

N o

Program/

Kegiatan Lokasi Tahun

Bentuk

1 Pemberadayaan Masyarakat a PNPM

2 Non Pemberdayaan 1 Penyusunan

RTBL Dll

Catt : Data Belum Tersedia

4.2.2 ASPEK SOSIAL PADA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi di Kota Sawahlunto tidak banyak mengalami kendala dan hambatan terhadap masyarakat. Hal ini dikarenakan lokasi pembangunan kegiatan cipta karya sebagian besar milik Pemerintah Kota Sawahlunto, dan tidak ada masalah yang berarti kalaupun ada lahan yang bukan milik Pemerintah Kota Sawahlunto itu sudah dibebaskan dengan cara dibayarkan kepada pemilik lahan tersebut. Hanya saja Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka Pemerintah Kota Sawahlunto melakukan sosialisasi melalui pemerintah kelurahan setempat dimana lokasi kegiatan Cipta Karya dilaksanakan dan melibatkan warga setempat yang belum mendapatkan pekerjaan untuk bekerja sesuai keahliannya.

4.2.3 ASPEK SOSIAL PADA PASCA PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

(7)

identifikasi aspek sosial pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya di Kota Sawahlunto tertuang pada Tabel berikut.

Tabel:4.5

Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

No Sektor/Program/Kegiat

an Lokasi

Tahun Pelaksanaan

Jumlah Penduduk Yang

Memanfaatkan

Ket I. Pengembangan Permukiman

1 2 3 4 5 6

II. Penataan Bangunan dan Lingkungan

1 2 3

III. Penyehatan Lingkungan Permukiman

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

IV. Sistem Penyediaan Air Minum

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar

Tabel 4.1.Kreteria Penapisan Usulan Program / Kegiatan Bidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 6 Distribusi Sebara Item Valid dan Gugur Skala Gaya Kepemimpinan Demokratis. Aspek Item

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pembuatan selai nangka dengan penambahan ekstrak kayu manis, mengetahui formulasi terbaik, analisis kimia yang

Metode perancangan stabilizer tegangan tiga fasa ini akan dilakukan dengan merancang sistem hardware yang meliputi satu unit kendali mikrokontroler ATMega32,

Penurunan terbesar kuat tekan beton dengan pasir gunung terjadi pada beton yang menggunakan 20% abu cangkang sawit yaitu sebesar 21,78 MPa atau 40% dari kuat tekan

Berdasarkan hasil wawancara dengan para santri dan ustadz menggambarkan bahwa praktek perilaku gasab merupakan salah satu bentuk perilaku yang bertentangan dengan

Nusa Tenggara Timur pada Agustus 2015 mengalami deflasi sebesar 0,73 persen setelah bulan sebelumnya mengalami inflasi yaitu sebesar 1,06 persen. deflasi terjadi

dengan sampel penelitan lulusan Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI yang bekerja di PNPM Mandiri serta fasilitator, asisten kota dan koordinator kota PNPM

Kemudian hubungan itu dirinci dalam soal apa saja informasi dan sifat informasinya.Model ini kemudian menjadi peta tentang alur informasi di seputar organisasi