Perpustakaan STAIN Salatiga
m w im h k i
07TD1010842.01HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TAUHID
DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN SISWA
KELAS II MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG
KLATEN TAHUN AJARAN 2 0 0 5 / 2 0 0 6
S K R I P S I
D i a j u k a n U n t u k M e m e n u h i K e w a j i b a n d a n M e l e n g k a p i S y a r a t G u n a M e m p e r o l e h G e l a r S a r j a n a S t r a t a I
D a l a m I l m u T a r b i y a h
NIM : 114 0 4 0 2 3
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: ww\\\.s!oinsalati2a. ac. id Emd\\\achninistrasi(tistainsalatiza.cic.id
DEKLARASI
Bismilahirrah man irralt im
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah
diterbitkan. Demikiran juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungj awabkan keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqasah
skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 22 Februari 2007
Penulis
Saptarmi Utami
NIM. 114 03 011
D E P A R T E M E N A G A M A Rl
S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A
.//. Stallion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudara : SAPTARINI UTAM1 dengan Nomor Induk
Mahasiswa : 114 04 023 yang berjudul : “HUBUNGAN ANTARA
PEMAHAMAN TAUH1D DENGAN SIKAP B/RRUL WALIDAIN S1SWA KELAS II MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG KLATEN TAHUN AJARAN 2005 / 2006”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari :
Sabtu, 28 Februari 2007 M yang bertepatan dengan tanggal 10 Shafar 1428 H
dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam 1 lmu Tarbiyah.
Salatiga,
Panitia Ujian
Ketua Sidang
28 Februari 2007 M
10 Shafar 1428 H
Sekretaris Sidang
Drs. I)ioko ftutono
Drs. Djuz'an, M.Hum
DOSEN STAIN SALATIGA
N O T A P E M B IM B IN G
Lamp : 3 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudari Saptarini Utami
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : SAPTARINI UTAMI
NIM : 114 04 023
Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul : HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TAUHID
DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN SISWA
KELAS II MTs NEGERI TULUNG KLATEN
TAHUN AJARAN 2005/2006.
Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu 'alaikum, Wr, Wb
MOTTO
Setiap individu mempunyai f{e[e6ifian tersendiri.
AkgtadaCah kehidupan, kgtau akgCitu hiking terjadiCah kematian.
Skripsi ini penutis persemSafikgn
untu^
1. (Bapa
£
dan I6u tercinta yang
dengan seCuruf pengor6anannya
teCaf mengukir segaCa asa, cita dan
fiarapan.
2. %g^a^ dan fldikj^u tersayang yang
senantiasa mem6eri£an dorongan
dan motivasi
3. deman-teman
maHasiswa
dan
aCmamater
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada
terhingga kepada seluruh makhluk, zat tempat bergantung dan memohon segala
hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi
Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah
menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan
petunjuk Allah SWT.
Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa
ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait.
Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya
penulisan skripsi ini.
Tak lupa penulis ucapankan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya
dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya
kepada:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku Ketua Progdi Tarbiyah Ekstensi.
3. Bapak Drs. Djuz'an, M.Hum selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini
yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya
dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu, kakak-kakakku yang telah memberikan dorongan moril
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Tak lupa teman-teman Dot.Com yang juga telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman sekelasku dan semua pihak yang telah membantu dan
memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhimya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua
amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat
balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya.
Amin.
Dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan lainnya yang dimiliki
penulis, tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis
harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat, barokah bagi penulis
khususnya dan segenap pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi nusa,
bangsa dan negara.
Amin - amin yarobbal 'alamin
Salatiga, 22 Februari 2007
Penulis
Saptarini Utami
NIM: 114 04 023
D A F T A R I S I
HALAMANJUDUL... 1
HALAMAN DEKLARASI... “ HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN MOTTO... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Penegasan Istilah... 3
C. Pokok Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian... ... 5
E. Hipotesis... 6
F. Metode penelitian ... 6
G. Sistematika Penulisan Skripsi... 9
BAB II LANDASAN TEORI A. Masalah Pemahaman Tauhid/Keimanan... 11
B. Masalah Sikap Birrul Walidain... 25
1. Pengertian Sikap Birru Walidain... 25
2. Batas-Batas Berbuat Baik Kepada Orang tua... 28
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya MTs Negeri (Fillial) Tulung Klaten... 34
B. Struktur Organisasi MTs Negeri (Fillial) Tulung... 35
C. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan... 37
D. Sarana dan Prasarana... 39
E. Data Responden... 40
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ... 46
B. Analisa Kedua... 53
C. Analisa Ketiga... 60
D. Analisa Keempat... 60
E. Analisa Lanjutan... 64
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 65
B. Saran ... 66
C. Penutup... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFAR RIWAYAT HIDUP
D AFTAR T ABEL
STRUKTUR ORGANISASI MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG KLATEN
KEADAAN GURU, MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG TAHUN 2005/2006
JUMLAH SISWA MENURUT KELAS DAN JENIS KELAMIN TAHUN AJARAN 2005/2006
KEADAAN PEGAWAI TATA USAHA ADMINISTRASI MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG TAHUN AJARAN 2005/2006
KEADAAN GEDUNG DAN SARANA SEKOLAH
DAFTAR NAMA RESPONDEN HASIL ANGKET TINGKAT PEMAHAMAN TAUHID
DAFTAR NAMA RESPONDEN HASIL ANGKET TINGKAT PEMAHAMAN BIRRUL WALIDAIN
DAFTAR HASIL ANGKET TENTANG TINGKAT PEMAHAMAN TAUHID
DAFTAR NILAI TENTANG DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINGKAT PEMAHAMAN TAUHID
DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN TINGKAT PEMAHAMAN TAUHID
DAFTAR NILAI RATING SCALE TENTANG SIKAP BIRRUL WALIDAIN
DAFTAR TENTANG DISTRIBUSI
TABEL XIII
TABEL XIV
DISTIBUSI FREKUENSI JAWABAN 60 TENTANG SIKAP BIRRUL WALIDAIN
PERSIAPAN UNTUK MENCARI ANTARA 61 PEMAHAMAN TAUHID DENGAN SIKAP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk beragama dalam menghayati dan merespon
agama sangat beragam sekali. Keberagamaan ini ditentukan oleh faktor
intelektualitas, usia dan sebagainya. Mengenai penghayatan dan pemahaman
keagamaan untuk anak-anak pada umumnya menerima sepenuhnya apa yang
diajarkan orang tua mereka, sedangkan para remaja menunjukkan sikap yang
lebih kritis terhadap ajaran-ajaran agama.1
Untuk menyeragamkan keberagaman tersebut perlu adanya penekanan
pelaksanaan pendidikan. Mengingat masalah pendidikan adalah masalah bagi
setiap orang, karena setiap orang sejak dulu hingga kini tentu berusaha
mendidik anak-anaknya dan atau anak-anak lain yang diserahkan kepadanya
untuk dididik.2
Pendidikan agama sebagai salah satu elemen dari pendidikan nasional
merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, yang kemudian direfleksikan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bemegara.
Sesuai dengan Undang-undang 1945 pasal 29 ayat (1) dan (2), dan
Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesia, maka
‘Hanna Djumhana, Integrasi Psikologi Dengan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1997, him. 166.
2 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, PT. Raja Grafmdo Persada, Bandung, 1995, him. 243.
pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari
semua segi pendidikan lainnya.3
Menurut Al-Ghazali, pendidikan dalam prosesnya haruslah mengarah
kepada pendekatan diri kepada Allah dan kesempumaan insani, mengarahkan
manusia untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu bahagia dunia dan akhirat.4
Untuk mencapai tujuan tersebut berarti program yang disajikan dalam
lembaga pendidikan sekolah harus meliputi tiga aspek kepribadian manusia,
yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Namun dalam pelaksanaan pendidikan
agama Islam di sekoah-sekolah pada umumnya masih menekankan aspek
kognitif. Sedangkan aspek afektif dan psikomotomya masih kurang
diperhatikan. Dengan tidak mengurangi tingkat keberhasilan pembangunan
khususnya bidang pendidikan, tidak ada salahnya penulis kemukakan
beberapa kesenjangan yang masih nampak dalam praktek pendidikan dewasa
ini. Kesenjangan ini menyebabkan pendangkalan perilaku khususnya anak
didik dalam bidang mental spiritual baik ditingkat pelajar maupun mahasiswa.
Untuk menjaga kesenjangan tersebut di atas, maka efisiensi sistem
pendidikan agama sebagai alat perlu ditingkatkan. Sehingga diperlukan
kwalitas pemahaman keagamaan dalam bidang keimanan dan ketauhidan,
karena ketauhidan dapat sebagai ukuran untuk menentukan atau mengetahui
tingkah laku anak.
3 M. Ngalim Purwanto, Ilm u Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, him. 145
3
Anak merupakan tumpuan harapan bagi setiap orang tua. Orang tua
selalu mendambakan putra-putrinya untuk berbakti dan memiliki akhlak yang
mahmudah. Mengingat patuh pada orang tua merupakan kewajiban yang
dilakukan oleh setiap anak selama perintah tersebut perintah tersebut tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.
Setiap muslim diwajibkan untuk berbuat baik kepada kedua orang
tuanya bahkan Allah meletakkan kewajiban bemiat baik kepada kedua orang
tua, setelah kewajiban berbuat baik kepada-Nya.5
Untuk itu penulis menyadari betapa pentingnya kepatuhan anak kepada
kedua orang tua, dan penulis ingin meneliti apakah siswa MTs Negeri Tulung
Kab. Klaten memiliki pemahaman tauhid atau keimanan juga memiliki budi
pekerti yang luhur terutama berbakti kepada kedua orang tuanya. Oleh karena
itu penulis memilih judul: HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN
TAUHID DENGAN SIKAP BIRRUL WA LID AIN SISWA KELAS II MTs
NEGERI (FILLIAL) TULUNG KLATEN TAHUN AJARAN 2005/2006.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesaiahpahaman terhadap judul skripsi ini, maka
penulis jelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul :
1. Hubungan
Yang dimaksud dengan hubungan dalam skripsi ini adalah
hubungan antara dua variable yaitu pemahaman tauhid sebagai variable
pertama dan sikap birrul walidain sebagai variabel kedua. 3
Hubungan adalah perlalian ikatan.6 7
Adapun hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
hubungan yang searah. Jika dua variabel itu berjalan pararel artinya
hubungan antara dua variabel itu menunjukkan arah yang sama.
2. Pemahaman Tauhid / Keimanan
Yang dimaksud dengan pemahaman tauhid/keimanan adalah
mengesakan Allah SWT.'
3. Sikap Birrul Walidain
a. Sikap
Sikap atau yang dalam bahasa Inggris “attitude" adalah suatu
cara bereaksi terhadap suatu perangsang.8
b. Birrul Walidain
Yang disebut dengan istilah birrul walidain adalah kewajiban
yang harus dilaksanakan setiap anak yaitu berbakti dan berbuat baik
kepada orang tua, mengasih sayangi, mendo'akan, taat dan patuh
kepadanya, menunaikan hak dan kewajiban terhadapnya, serta
melakukan hal-hal yang membuat orang tua ridho dan meninggalkan
sesuatu yang membuatnya murka.9
Jadi sikap birrul walidain adalah suatu keadaan batin yang
mengandung pendirian dan keyakinan terhadap adanya Allah yang
6 Emzul Fajri dan Ratu Afrilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difla Publiser, tt, him. 363.
7 Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, LPPI, UMY, him. 5.
8 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikun, PT. remaja Rosdakarya, Bandung, 1996, him. 141
5
kemudian direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dalam hal
berbakti dan berbuat baik kepada orang tua.
C. Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dikemukakan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana variasi pemahaman tauhid siswa MTs Negeri (Fillial) Tulung
Klaten.
2. Bagaimana variasi sikap birrul walidain siswa MTs Negeri (Fillial)
Tulung Klaten
*
3. Apakah ada hubungan antara pemahaman tauhid dengan sikap birrul
walidain.
D. Tujuan Penelitian
Suatu usaha dikatakan berhasil atau dapat diketahui hasilnya jika
mempunyai pedoman yang jelas untuk mengevaluasinya, yang tidak lain
adalah tujuan penelitian. Berdasarkan pokok masalah di atas, maka tujuan
yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui variasi pemahaman tauhid siswa MTs Negeri (Fillial)
Tulung Klaten.
2. Untuk mengetahui variasi sikap birrul walidain siswa MTs Negeri (Fillial)
Tulung Klaten.
3. Untuk mengetahui hubungan antara pemahaman tauhid dengan sikap
E. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.lu Dalam rangka mengarahkan penelitian ini penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut : Ada hubungan yang positif antara pemahaman
tauhid dengan sikap birrul walidain.
F. Metode Penelitian
1. Metode Penentuan Subyek
Obyek Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.10 11 Populasi dibatasi
sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat
yang sama.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa MTs
Negeri (Fillial) Tulung yang berjumlah 192 siswa. Sedangkan yang di
jadikan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas II
MTs Negeri (Fillial) Tulung yang berjumlah 50 siswa.
Pengertian dari sampel itu sendiri adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.12
10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Bina Aksara, 1989, him. 62
" Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Edisi Rivisi V, Rineka Cipta, Jakarat, 2002, him. 108
7
2. Metode Pengumpulan Data
a. Metode interview atau wawancara
Interview sebagai suatu proses tanya jawab lesan dalam mana
dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.13
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data dengan
menggunakan pertanyaan yang ada hubungannya dengan penelitian
yaitu sejarah berdirinya sekolah dan keadaan siswanya.
Adapun responden yang di interview adalah kepala sekolah,
guru agama, guru badan penasehat atau bimbingan konseling dan
kepada tata usaha pada sekolah bersangkutan.
b. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah dari asal kata dokumen yang
artinya barang-barang tertulis.14 Metode ini penulis gunakan untuk
mengetahui gambaran umum sekolah, guru, sarana dan prasarana MTs
Negeri (Fillial) Tulung, melalui dokumen atau arsip data statistik
sekolah.
c. Metode Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.13
Ij Sutrisno Hadi, Metodologi Reseact, Andi offset, Yogyakarta, him. 192 14//>«/., him. 135
Metode ini penulis gunakan untuk mencari data tentang
pemahaman tauhid dengan sikap birrul walidain pada siswa MTs
Negeri (Fillial) Tulung tahun 2005/2006.
3. Metode Analisa Data
Untuk menganalisa data yang telah terkumpul, digunakan analisa
N
Keterangan :
P : Angka prosentase yang diberi
F : Frekuensi dari jawaban
N : Jumlah responden
Rumus ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara
pemahaman tauhid dengan sikao birrul walidain siswa kelas II MTs
Negeri (Fillial) Tulung Tahun 2005/2006.
b. Rumus korelasi Product Moment
Untuk mengetahui ada tdknya hubungan antara pemahaman
tauhid dengan sikap birrul walidain siswa kelas II MTs Negeri (Fillial)
Tulung Tahun 2005/2006, dengan rumus sebagai berikut: statistik dengan rumus sebagai berikut:
a. Rumus Prosentase
P = — X I00%
9
Keterangan
fxy Koefisien korelasi variable x dan variable y
xy : perkalian antara x dan y
x 2 Variabel pengaruh
y2 Variabel terpengaruh
N : Jumlah Sampel yang diselidiki
E : Sigma (jumlah)
G. Sistematika Penulisan skripsi
Dalam penulisan skripsi ini akan membahas masalah-masalah sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian sebelumnya. Adapun
sistematika ini adalah sebagai berikut:
BAB 1 : Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, penegasan
istilah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian, dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Landasan Teori yang berisi masalah tentang ketauhidan / keimanan, birrul walidain, hubungan antara keduanya
ketauhidan dan birrul walidain.
BAB III : Gambaran Umum MTs Negeri (Fillial) Tulung Klaten, Yang berisi tentang sejarah berdirinya MTs Negeri (Fillial) Tulung
Klaten, Struktur Organisasi MTs Negeri (Fillial) Tulung
Klaten, Keadaan Guru MTs Negeri (Fillial) Tulung Klaten
Walidain Siswa Kelas II MTs (Fillial) Tulung Klaten, Yang
berisi penyajian data hasil angket, dan analisa data
BAB V : Penutup, Yang berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Masalah Pemahaman Tauhid / Keimanan
Berbicara masalah pemahaman tauhid berarti berbicara mengenai
manusia, karena keimanan tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan
keagamaan. Karena agama merupakan salah satu kepercayaan manusia dalam
menyembah kepada Pencipta. Manusia pada dasamya lemah, dia
membutuhkan perlindungan dan sesuatu yang dapat dijadikan pegangan dalam
hidupnya.
Kalau diperhatikan sejarah perkembangan hidup manusia dan
perkembangan cara berfikimya, sejak zaman primitif sampai zaman modem
ini, setiap manusia pada masanya sudah mempunyai keyakinan adanya yang
Maha Kuasa, yaitu sesuatu yang mempunyai kekuatan yang hebat. Karena
pada dasamya manusia memiliki kecenderungan untuk menuju kearah
kebenaran-kebenaran dan wujud-wujud suci dan tidak dapat hidup tanpa
menyucikan dan memuja sesuatu.1
Hubungan-hubungan manusia dengan sesuatu yang ghaib, yang
menimbulkan kepercayaan dan penyembahan kepada kekuatan tersebut dapat
diartikan dengan agama atau religion.
Sidi Gazalba mendefmisikan Religi adalah kepercayaan dan hubungan
manusia dengan yang kudus, dihayati sebagai hakikat yang ghaib, hubungan
1 Hanna Djumhana Bastaman, Op.cit, him 19
mana menyatakan diri dalam bentuk serta sikap hidup, berdasarkan dokrin
tertentu.2
Dalam peristilahan bahasa Arab dan Qur'an, kata agama dapat searti
dengan addin, sebagaimana firman Allah dalam A1 Qur'an surat A1 Imran
ay at 19.
0 *
/ / / / s
Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.3
Islam ialah Addien yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ialah apa
yang diturunkan Allat SWT di dalam Qur'an dan yang tersebut dalam sunnah
yang shahih, berupa perintah-perintah, larangan-larangan dan petunjuk-
petunjuk untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan
akhirat.4
Didalam ajaran agama Islam mengandung perintah-perintah, larangan
serta anjuran, diantaranya keimanan / aqidah, ibadah.
1. Keimanan / Aqidah
a. Pengertian
Aqidah berasal dari kata Aqoda-Yaqidu-Aqda artinya simpul,
ikatan, perjanjian dan kokoh.5 Jadi aqidah berarti ikatan, kerpecayaan
atau keyakinan. Dengan demikian aqidah disini dapat diartikan sebagai
ikatan antara manusia dengan Tuhan. Ikatan yang melandasi
2 Nasruddin Razak, Dienul Islam, PT. Al Ma'arif, Bandung, 1984, him. 60-61 J Departemen Agama Rl, A l Q ur'an dan Terjemah, Depag RI, him 78 4 Nasruddin Razak, op.cil, him. 78
13
komunikasi adalah bahwa ia harus mempunyai rasa percaya kepada
pihak lain, tanpa ada rasa percaya ini manusia tidak dapat berbuat.
Aqidah merupakan dasar kerpecayaan dalam agama, Islam mengikat
kepercayaan-kepercayaan ummatnya dengan tauhid yaitu keyakinan
bahwa Allah itu Esa. Tauhid merupakan aqidah Islam yang menopang
bangunan keislaman seseorang dan tidaknya kepercayaan melainkan
keyakinan yang mempengarulii corak kehidupannya. Kepercayaan
tertinggi dalam Islam adalah tauhid dimana segenap hidup seseorang
diserahkan kepada Allah. Penyerahan ini melainkan ketentraman dan
ketenangan baginya. Aqidah Islam dalam Al-Qur’an disebut iman, ia
bukan berarti percaya melainkan keyakinan yang mendorong seorang
muslim untuk berbuat karena itu lapangan iman sangat luas bahkan
mencakup segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim yang disebut
amal shaleh.
Aqidah / iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat
dengan segala aturan hukum yang datang dari Islam, karena seorang
muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur
dalam ajaran Islam.
b. Fungsi dan peranan aqidah (keimanan)
1) Menentukan dan mengembangkan dasar yang dimiliki manusia
seja lahir.
Sejak lahir manusia telah memiliki potensi keberagaman
(fitrah). Sehingga sepanjang hidupnya manusia memerlukan agama
berperan memenuhi kebutuhan fitrah tersebut, menuntut dan
mengarahkan manusia kepada keyakinan yang benar tentang
Tuhan. Tidak menduga-duga melainkan menunjukkan Tuhan yang
sebenamya.
2) Memberikan ketenangan dan ketentraman j iwa
Agama sebagai kebutuhan fitrah manusia akan senantiasa
menuntut dan mendorongnya untuk terus mencarinya. Aqidah
memberikan jawaban yang pasti, sehingga kebutuhan rohaninya
dapat dipenuhi, sehingga ia memperoleh ketenangan dan
ketentaraman jiwa yang diperlukannya.
3) Memberikan pedoman hidup yang pasti
Keyakinan terhadap Tuhan yang diberikan aqidah Islam
memberikan arahan-arahan dan pedoman yang pasti, sebab aqidah
menunjukkan kebenaran-kebenaran yang sesungguhnya. Aqidah
memberikan pengetahuan darimana manusia datang, untuk apa
manusia hidup dan kemana manusia pergi, sehingga kehidupan
manusia akan lebih jelas dan bermakna.
Aqidah sebagai keyakinan akan membentuk perilaku
bahkan akan mempengaruhi kehidupan seorang muslim. Adapun
pengaruhnya sebagai berikut:
a) Menjauhkan manusia dari pandangan sempit dan picik
b) Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga
15
c) Menumbuhkan sifat rendah hati
d) Membentuk manusia yang jujur
e) Membentuk pendirian yang teguh, sabar, tabah dan optimal
f) Menanamkan sifat ksatria, semangat dan berani
g) Membentuk manusia menjadi patuh, taat dan disiplin dalam
menjalankan peraturan Illahi.
Aqidah / iman seseorang tidak selalu sama dengan orang
lain. Ia memiliki tingkatan tergantung kepada upaya tersebut, sebab
iman pada dasamya berkembang subur atau sebaliknya, jika tidak
dipelihara akan berkurang atau hilang sama sekali.
Iman yang mendasari seorang muslim dalam ajaran Islam
ada enam yaitu iman kepada Allah, iman kepada Malaikat Allah,
iman kepada Kitab-Kitab Allah, iman kepada Rosul-rosul Allah,
iman kepada Hari Akhir, dan iman kepada Qodha dan Qodhar,
enam hal tersebut merupakan keimanan seorang yang seyogyanya
mendorong untuk berperilaku.
a) Iman Kepada Allah
Beriman kepada Allah merupakan keimanan yang
paling pokok dan mendasar, karena merupakan dasar bagi
keimanan selanjutnya. Iman kepada Allah akan menandai
perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang ada dalam
dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika seorang
Mendengar, maka dalam perilakunya akan lahir sikap hati-hati
dan waspada. Selama iman ada pada dirinya maka tidak
mungkin akan berbuat yang tidak sesuai dengan perintah Allah.
Iman kepada Allah adalah meyakini sepenuh hati terhadap
sifat-sifat Allah dan adanya iman sebagai tempat keyakinannya
itu.
Fungsi Iman kepada Allah:
- Memperkuat keyakinan bahwa alam semesta ini ada yang
menciptakan dan mengatumya.
- Menumbuhkan sikap disiplin dalam segala kegiatan.
- Dapat meningkatkan rasa percaya diri sendiri.
- Meningkatkan semangat kerja dan beribadah.
- Memberikan ketenangan jiwa, ketentraman dan perasaan
damai.
- Menyadarkan manusia agar selalu selalu ingat kepada
Allah. /
- Mengembangkan kemampuan untuk melaksanakan segala
perintah-Nya dan menjauhi laranganNya.6
b) Iman Kepada Malaikat Allah $
Keyakinan terhadap Malaikat bukan hanya mengetahui
0
nama dan tugas Malaikat, melainkan dampaknya pada perilaku.
Keyakinan adanya Malaikat yang senantiasa mencatat kebaikan
17
dan keburukan manusia setiap saat maka ia akan selalu berhati-
hati, sebab apapun perbuatannya akan dicatat dan dimintai
pertanggungj awaban.
Fungsi iman kepada Malaikat:
- Mendorong manusia untuk selalu berbuat amal kebajikan.
- Mendidik manusia untuk berhati-hati dan teliti dalam
berbuat.7
c) Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada
manusia telah disesuaikan dengan tingkat perkembangan
budaya manusia, kitab-kitab yang diturunkan Allah terdahulu
seperti Zabur, Taurat dan Injil diturunkan sesuai dengan
keadaan masyarakat pada saat itu, karena itu aturan dalam kitab
tersebut juga berbeda, lain halnya dengan Al-Qur’an aturan-
aturan Allah telah dikemukakan secara jelas dan luas,
mencakup dari segala aspek kehidupan manusia.
Karena itu Allah menurunkan kitab Al-Qur’an untuk
meluruskan kesalahpahaman kitab terdahulu, iman kepada kita
Allah merupakan pedoman bagi manusia agar tidak
menggoyahkan kehidupan selama ia tetap berpegang pada
Kitab-Kitab Allah
Fungsi iman kepada Kitab-kitab Allah antar lain:
- Untuk mengenal Tuhannya karena dengan menggunakan
akal, manusia tidak dapat mengenal Tuhannya dengan
benar dan baik.
- Sebagai pedoman hidup manusia karena para nabi sejak
Nabi Adam As sampai Nabi Muhammad SAW adalah
manusia biasa.
- Sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.
- Sebagai tolak ukur kebenaran hakiki
- Sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan
o
bernegara.
d) Iman Kepada Rosul Allah
Rosul diutus kepada manusia agar manusia dapat
memahami apa yang dikehendaki dan direncanakan oleh Allah
karena manusia tidak dapat berhubungan langsung dengan
Allah. Rosul adalah manusia yang dipilih Allah dan diberi
kuasa untuk menerangkan segala, sesuatu yang ditanggung dari
Allah.
Fungsi iman kepada Rosul Allah, antara lain:
- Untuk mengenal dan mempercayai r a b b dan pencipta
manusia serta menyembah kepada-Nya dengan
mempercayai kebenaran ajaran yang dibawa para Rosul.
19
- Untuk mengetahui segala tujuan Allah SWT dalam
menciptakan manusia melalui Rosul-RosulNya.
- Untuk mendapatkan keteladanan tingkah laku yang baik
dan mulia bagi kemanusiaan, memberikan akhlak terpuji,
dan ibadah yang benar.9
e) Iman Kepada Hari Akhir
Beriman kepada Hari Kiamat adalah masalah yang
paling berat dari segala macam akidah dan kepercayaan
manusia, sejak dari zaman purba, manusia telah
mempercakapkan dan mendiskusikan sampai ke zaman modern
kita.10
Fungsi iman kepada Hari Akhir adalah sebagai berikut:
- Pendorong untuk berbuat amal saleh.
- Untuk mengetahui amalan yang baik dan buruk bagi
manusia.
- Harapan memperoleh keadilan hakiki akan menjadi
- kenyataan.
- Pandangan hidup menjadi optimis.
- Bertindak dengan penuh tanggung j awab11
9 Ahmadi Wahid, Muh Syakur, op.cit., him. 91
f) Iman Kepada Qadha dan Qodhar
Segala nasib baik dan buruk seseorang atau
muslim/kafimya manusia, telah ditetapkan secara pasti oleh
Allah.12
Fungsi iman kepada Qodho dan Qodhar, antara lain:
- Iman kepada takdir akan membuat iman seseorang semakin
mantap bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha
Kuasa, Maha Berkehendak, Maha Mengetahui, Maha Adil,
dan Maha Bijaksana.
- Menumbuhkan kesadaran kepada umat manusia bahwa
segala sesuatu yang ada dalam alam semesta ini berjalan
sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan Allah SWT.
- Akan mendorong manusia untuk melakukan penelitian-
penelitian terhadap benda-benda alam dan hukum-hukum
Allah SWT.
- Menumbuhkan sikap terpuji serta menghilangkan sikap dan
perilaku tercela, menumbuhkan sikap sabar, bersyukur,
bertawakal, kanaah, optimis, dinamis, inovatif, dan kreatif
_ dalam hidup.
- Beriman kepada takdir tidak menhilangkan kebebasan
manusia.
21
- Orang yang beriman kepada takdir secara betul tentu tidak
akan menyalah gunakan takdir untuk melakukan tindakan-
tindakan kemaksiatan yang menuruti hawa nafsu.13
2. Ibadah
a. Pengertian
Ibadah adalah perhambatan seorang manusia kepada Allah
sebagai pelaksana tugas hidup selaku makhluk yang diciptakan
Allah.14 Dari pengertian ini, maka dapat disimpulkan bahwa ibadah
adalah penghambatan seseorang kepada Allah, selaku Pencipta
manusia dengan menghambatkan diri kepada-Nya dengan sepenuh
hati, dan memasarkan jiwa dan raga kepada Allah.
b. Macam-macam ibadah
Macam-macam ibadah ditentukan oleh dasar pembagiannya
yaitu ada dua macam; ibadah khusus dan ibadah umum.
Ibadah khusus adalah ibadah langsung kepada Allah yang telah
ditentukan macamnya, tata cara dan syarat rukunnya oleh Allah dalam
Al-Qur’an atau melalui Sunnah Rosul dalam hadistnya.
Ibadah umum adalah ibadah yang jenis dan macamnya tidak
ditentukan baik oleh Allah maupun Sunnah Rosul, karena perbuatan
ini menyangkal perbuatan apa saja yang dilakukan oleh seorang
muslim. Dalam hal ini akan dibahas tentang ibadah khusus, antara lain:
13 op.cit., him. 57
1) Syahadatain
Mengucapkan kalimat syahadatain ialah mengucapkan
kalimat tauhid yaitu ulaa ilaaha illallah”, tiada Tuhan yang
sebenamya disembah melainkan Allah dan mengucapkan kalimat
risalah, yakni “Muhammad Rosulullah,” Muhammad adalah Rosul
Allah. Dua kalimat dinamai kalimat Syahadatain.
Mengkhususkan Tauhid, yakni mengakui keesaan Allah
dengan mengucapkan secara lisan. Itulah permulaan yang
diwajibkan, dialah yang dimulai sebelum segala fardhu yang lain.
Maka apabila seseorang berikrar: “Tiada Tuhan yang aku sembah
selain Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah,” seseorang
itu dikatakan sebagai seorang muslim.
2) Shalat
“Shalat” dalam pengertian bahasa Arab ialah,” doa
memohon kebajikan dan pujian”.15 Sedang menurut istilah “shalat”
yaitu beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang telah ditentukan.16
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa shalat
adalah menghadapkan dan menghadirkan hati dan raga kepada
Allah SWT yang mendatangkan rasa takut atau patuh serta
menumbuhkan rasa kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya dengan
penuh khusu’ dan ikhlas dalam beberapa perkataan dan perbuatan
23
yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan
syarat tertentu.
3) Zakat
Menurut bahasa zakat berasal dari kata tazkiyah / tathur
yang artinya pensucian, sebab itu menunaikan zakat berarti
mensucikan harta benda dan diri pribadi.17 18
Sedang menurut syara’, zakat adalah pemberian suatu yang
wajib diberikan dari sekumpulan harta tertentu, menurut sifat-sifat
dan ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang berhak
* 18
menerimanya.
Zakat adalah memberikan suatu bagian dari harta benda
yang sudah sampai nisabnya kepada orang fakir dan lain-lainnya
tanpa halangan syar’i yang melarang kita melakukannya.19
Menurut pengertian di atas, kita disuruh untuk mengambil
zakat dari harta kekayaan orang-orang mukmin yang sudah
mencapai nisab guna membersihkan mereka dari penyakit kikir dan
serakah, sifat-sifat rendah dan kejam terhadap fakir miskin dan
orang-orang yang tidak punya dan sifat-sifat hina lainnya. Juga
untuk mensucikan jiwa mereka, membersihkan dan mengangkat
deraj at baik segi moral maupun amal, sehingga ia akan
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
17 Proyek Pemfeinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, Ilmu Fiqh,
4) Puasa
Puasa berasal dari bahasa Arab, Syiam atau Shoum yang
berarti berpandangan atau memohon dari sesuatu.
Sedang menurut Syara’ puasa adalah suatu ibadah kepada
Allah dengan syarat dan rukun tertentu dengan jalan menahan diri
dari makan dan minum dan hubungan seksual dan lain-lain
perbuatan yang dapat merugikan atau mengurangi makna daripada
puasa semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari.20 21
Puasa mempunyai banyak manfaat kejiwaan, sebab puasa
merupakan pendidikan dan pelurusan jiwa serta penyembuhan dari
berbagai penyakit jiwa dan badan. Karena pencegahan dari makna
dan minum semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari ini
merupakan latihan manusia dalam menahan atau melawan hawa
nafsunya. Dengan ini tertanamlah semangat ketaqwaan pada diri
manusia.
5) Haji
A l Hajju adalah menyengaja, menuju dan yang dimaksud
dengan menyengaja dan menuju disini adalah berpergian beribadah
di Makkah, melakukan thawaf, sa’i, dan wukuf di Arafah, serta
melaksanakan semua ketentuan-ketentuan Haji karena hendak
memenuhi perintah Allah dan mengharapkan keridhaan-Nya.22
25
Ibadah Haji diwajibkan kepada setiap umat Islam yang
mampu sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran : 97.
% L , 4 j .
x *»
Artinya : Dan karena Allah, wajiblah alas orang-orang melakukan Haji ke Bait, yaitu bagi yang mampu melakukan perjalanan kesana”.23
Dengan demikian pemahaman siswa terhadap tauhid sangat penting,
karena dengan seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan
melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan
bermuamalat dengan baik.
B . Birrul Walidain
1. Pengertian Birrul Walidain
Menurut Sarlinto Wirawan, sikap adalah kesediaan dan kesiapan
seseorang untuk berbuat secara tertentu.24
Setiap anak berkewajiban melaksanakan birrul walidain atau
berbuat baik kepada kedua orang tua, bahkan Allah meletakkan kewajiban
berbuat baik kepada kedua orang tua, setelah kewajiban berbuat baik
kepadanya sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa' ayat 36 :
>« * » * > > ' »
j L * * '
i iii 5) j& d ^
u}
j
J
j
\
j
A
j
^ s i
i* . . by***
Artinya : "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berhuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabal, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyu/cai orang-orang yang sombong dan membangga-bangga/can diri."2
Adapun pengertian Birrul Walidain menurut beberapa ahli agama
adalah sebagai berikut:
a. Menurut Humaidi Tata Pangarsa
Birrul Walidain adalah berbuat baik kepada ibu bapak
hendaklah menjadi prioritas utama dari pada berbuat baik kepada
orang lain. Berbuat baik disini mengandung arti luas yang meliputi
pekerjaan apa saja yang dapat dianggap baik, yang berupa perkataan,
perbuatan, dan lain-lain.25 26
b. Menurut Hasbi Ash Shiddieqy
Birrul Walidain adalah berbakti/berbuat baik kepada orang tua
yakni dengan menyelesaikan segala yang diwajibkan atas diri kita
terhadap ibu bapak berdasarkan moral maupun material.27
Berdasarkan pada beberapa pengertian birrul walidain di atas maka
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud sikap birrul
25 Depag RI, op.cit.,, Jakarta, him. 123
26 Humaidi TP, A hklak Yang Mulia, Surabaya, PT. Bina llmu, 1980, him. 96
27
walidain adalah suatu kebajikan yang diusahakan baik lahiriyah maupun
batiniah seorang anak terhadap kedua orang tuanya sesuai dengan ajaran
Islam, serta memberikan manfaat yang merekatkan kalbu, menumbuhkan
keutamaan, menegakkan bangunan keluarga.
Dari segi Agama berbuat baik kepada kedua orang tua adalah
merupakan perintah Allah SWT. Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an yaitu :
a. Surat Luqman ayat 14
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu28
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Dari ayat di atas dapat diambil pengertian bahwa berbuat baik
kepada kedua orang tua adalah perintah dari Allah SWT dan merupakan
pekerjaan yang disukai oleh Allah SWT.
28 Departemen Agama RI, A t Q ur'an dan Terjemah, Depag RI, him. 427
0 0
2. Batas-batas berbuat baik kepada kedua orang tua
Berbuat baik kepada ibu bapak dan berbakti kepada keduanya
hukumnya adalah wajib, tetapi agama Islam memberikan batasan sampai
dimana perintah orang tua itu harus ditaati dan sampai dimana batas
wewenang seorang anak tidak dipandang durhaka terhadap kedua orang
tua sekiranya ia membangkang perintah orang tua.
Pada prinsipnya segala perintah orang tua hendaklah ditaati oleh
seorang anak, kecuali kalau perintah tersebut secara langsung maupun
tidak langsung menyebabkan syirik kepada Allah atau menyuruh untuk
mencuri, merampok atau yang lain, maka seorang anak boleh tidak
mengikutinya.
Pembangkangan anak terhadap orang tua yang hendak seperti itu
tidak dipandang sebagai perbuatan durhaka anak kepada orang tua. Namun
jika teijadi hal demikian maka hubungan anak antara orang tua dan anak
-harus tetap dijaga, khususnya anak kepada orang tua.
Sebagiamana firman Allah dalam surat Luqman ayat 15 :
^ // 0
\' >*\ ^ li. U >
Wik to ftp 4, yj
U
J fjl
J *iir j it
&' s * * * S S /
> '
Artinya : Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka
29
Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS Luqman: 15)
Dari ayat di atas dapat diambil pemgertian bahwa jika orang tua
memberikan perintah yang bertentangan dengan agama maka tidak perlu
dilaksanakan, namun kita masih berkewajiban berbuat baik kepada
keduanya, sopan santun dan etika pergaulan antara anak dan orang tua
harus dijaga dan dipelihara secara baik agar tidak menimbulkan
ketegangan anak dan orang tua.
3. Bentuk - bentuk Birrul Walidain
Berbakti kepada ibu bapak adalah merupakan cerminan akhlak
seorang anak kepada kedua orang tuanya. Berbakti kepada ibu dan bapak
mentaati perintahnya serta berbuat baik kepada keduanya merupakan
bagian dari bentuk-bentuk birrul walidain.
Adapun bentuk-bentuk birrul walidain seorang anak adalah
sebagai berikut:
a. Menunjukkan sikap hormat dan lemah lembut kepada keduanya
Seorang anak tidak boleh menunjukkan sikap kemarahan,
kebosanan dan bermuka masam dihadapan orang tua, sebab perbuatan
yang demikian itu akan menyinggung perasaan mereka.
Sedang Islam mengajarkan bahwa sebagai anak hendaklah
senantiasa menghormati kedua orang tuanya dan bersikap lemah
i f c l p U ) t U J J oL] U\ » / * £ u i CAj
X / / / / / / /
U> u i JSj Ui^i \y, ui ui J2 £ ui\k"jl Ui
j
U.1
'jd\
¥ s
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia29
b. Selalu patuh pada perintah orang tua
Kepatuahatan seorang anak terhadap perintah orang tua
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan selam perintah
tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam sesuai firman Allah
dalam surat A1 Ankabut ayat 8 :
' > '
UU
U ^
U lU i\U
U l i -
^ji\y
5UU\SI
•• • S s s s s •• s s • s
uiu:
ft
U,
‘ftt
-j\
Artinya : Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabar/can kepadamu apayang telah kamu kerja/can.30
29 Departemen Agama RI, A t Qur'an dan Terjemah, Depag RI, him 427
31
c. Berkomunikasi dengan bahasa yang sopan
Sebagai seorang anak hendaknya dapat bersikap sopan kepada
yang lebih tua, demikian juga dalam berkomunikasi hendaknya
menggunakan bahasa yang sopan dan tutur kata yang halus.
d. Mohon maaf bila bersalah
Salah dan khilaf tak terlepas dari kehidupan manusia sebagai
insane yang lemah, namun kadang manusia malu untuk mengakui
kesalahannya maupun kekhilafannya dihadapan orang lain, akan tetapi
lain halnya dengan anak yang sholeh, ia dengan sepenuh hati (jujur)
mau mengakui kesalahannya apalagi terhadap kedua ibu bapak, ia akan
segera meminta maaf atas kesalahannya itu, selain itu ia akan
merendahkan diri kepad ibu bapak.
Sebagai firman Allah surat A1 Isra' ayat 24 :
/
Artinya : Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".31
e. Membantu pekerjaan orang tua
Lahimya seorang anak dalam kehidupan rumah tangga
merupakan idaman yang didambakan setiap pasangan suami istri.
tumbuh dewasa dan dapat membantu kedua orang tuanya bahkan
mengharapkan agar kelak dapat melanjutkan estafet perjuangannya.
Orang tua telah bersusah payah merawat, membesarkan dan
mendidiknya dengan penuh kasih sayang. Oleh karena itu sebagai
seorang anak hendaklah dapat menyenangkan hatinya, berusaha
membantu meringankan pekerjaannya dan bila sekiranya mampu
hendaklah dapat membantu mencukupi kebutuhan yang
dihajadkannya.
f. Mendo'akan kedua orang tua
Salah satu berbakti kepada kedua orang tua adalah
mendoakannya agar mendapat limpahan dan rahmat Allah,
sebagaimana keduanya dulu telah mengasuh dengan penuh kasih
sayang. Dengan mengingat kasih sayang kedua orang tua, kesusahan
dalam merawat, mengasuh, mendidik dan mencukupi keperluannya,
hendaklah seorang anak menyadari kewajibannya, sehingga selalu
akan berbakti dan mendoakan dengan penuh kesadaran yang tulus dari
dalam hatinya.
4. Manfaat Birrul Walidain
Kewajiban untuk berbakti kepada ibu bapak, merupakan suatu hal
yang sangat ditekankan oleh agama Islam, bahkan dalam Al-Qur'an dan
hadis banyak disebutkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah
menduduki tempat kedua setelah berbakti kepada Allah Rosul-Nya. Hal ini
disebabkan ibu bapak adalah orang yang paling besar jasanya pada anak-
33
Sebagaimana disebutkan oleh Hasbi Ash Shiddiqi tentang manfaat
birrul walidain antara lain:
a. Memuliakan ibu bapak, dipandang amal yang sangat Allah sukai,
menyamai pahala jihad di jalan Allah
b. Memuliakan ibu bapak menyamai pahala haji dan umrah
c. Memuliakan ibu bapak menjadikan jaminan masuk surga
d. Memuliakan ibu bapak menambahkan umur dan rizki
e. Memuliakan ibu bapak menghilangkan kegundahan
f. Memuliakan ibu bapak menghasilkan keridhaan Illahi.32
A. Sejarah Bedirinya MTs Negeri (Fillial) Tulung Kabupaten Klaten
Madrasah Tsanawiyah Negeri (Fillial) Tulung Kabupaten Klaten
merupakan lembaga pendidikan tingkat SLTP yang berstatus negeri (Fillial)
Tulung. Sekolah ini didirikan untuk memenuhi tuntutan masyarakat, karena
SLTP yang ada masih belum mampu menampung lulusan SD dan MI di
sekitamya yang dari tahun ke tahun terns meningkat. MTs Negeri (Fillial)
Tulung turut serta membantu pemerintah dalam mengusahakan pendidikan
agama terutama mencerdaskan bangsa di Kecamatan Tulung dan sekitamya.
MTs Negeri (Fillial) Tulung dahulunya mempakan sekolah Pendidikan
Gum Agama (PGA) dan kemudian menjadi MTs Muhammadiyah dan setelah
itu pada tanggal 27 Juli 1982 dengan SK Kantor Depag Propinsi
No.Kep/5/224/1982 resmilah menjadi MTs Negeri (Fillial) Tulung yang
mempakan cabang dari MTs Negeri Klaten.
MTs Negeri (Fillial) Tulung sebelum menempati gedung milik Balai
Muhammadiyah. Bam pada tahun 1995 mendirikan bangunan di atas tanah +
3.000 m2, dengan waktu belajar pada pagi hari, MTs Negeri (Fillial) Tulung
ini dipimpin oleh Bapak Sutardi, BA sebagi Kepala Madrasah cabang dari
MTs Negeri Klaten.
Secara geografis MTs Negeri (Fillial) Tulung terletak di jalan
Kampung Selogringging Tulung, meskipun melalui jalan kampung + 150 m
35
dari jalan raya Boyolali-Klaten cukup mudah dijangkau kendaraan baik roda
empat maupun roda dua.
Adapun batas-batas lokasi MTs Negeri (Fillial) Tulung adalah:
1. Di sebelah Barat dibatasi oleh sawah penduduk
2. Di sebelah Timur dibatasi oleh perkampungan penduduk
3. Di sebelah Utara dibatasi oleh sungai dan sawah penduduk
4. Di sebelah Selatan dibatasi oleh jalan kampung dan perumahan penduduk
B. Struktur Organisasi MTs Negeri (Fillial) Tulung
Struktur Organisasi Madrasah yang ada di MTs Negeri (Fillial) Tulung
adalah sebagai berikut:
TABELI
b. BP3
: Joko Hartanto, S.Pd
: Hanto, S.Pd
: Achmadi
: H. Kawit
37
C. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan
1. Keadaan guru
Tenaga edukatif yang ada di MTs Negeri (Fillial) Tulung
berjumlah 23 orang yang berasal dari berbagai lembaga pendidikan baik
keguruan maupun non keguruan.
TABEL II
KEADAAN GURU MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG TAHUN 2005 / 2006
NO NAMA MAPEL YANG DIAJARKAN
1 Sutardi, BA Fiqh, Sejarah
2 Achmadi Geografi, Kesenian
3 Muh. Lazim Bahasa Daerah, Inggris
4 Mustangin Bahasa Arab
5 Kawit. H Matematika, IPS Ekonomi
6 Siti Khuriyah Qur’an Hadist, PKK
7 Subroto, S.Pd IPA Fisika
8 Anwar Slamet, BA PPKn, Aqidah Akhlak
9 Tupah, BA Matematika, IPS Ekonomi
10 Suryani, S.Pd Matematika
11 Wahyu, S.Pd Bahasa Inggris
12 Hanto, S.Pd Biologi
13 Indah Widastuti, S.Pd Bahasa Indonesia
14 Sunamo, S.Ag SKI, Fiqh
15 Nurdin Ahmad, S.Pd Biologi
16 Arif Saifudin, S.Ag Bahasa Arab, Aqidah
17 Agus Suratno, SE Geografi
18 Miftakhul Jannah, S.Sos Fisika
NO NAMA MAPEL YANG DIAJARKAN
20 Jum Trikuswoyo, S.Pd Bahasa Indonesia
21 Suhanik, S.Pdi Inggris
22 Eko Jatmikaning B, S.Pd Penjas
23 Tri Hastutik N, S.Pd Bahasa Arab
Sebagian tenaga pendidik di MTs Negeri (Fillial) Tulung mata
pelajaran yang diampu disesuikan dengan jenjang pendidikan dan jurusan
yang diambil, sebagian kecil masih memenuhi jenjang pendidikan sesuai
dengan tamatannya.
2. Keadaan siswa
Murid-murid di MTs Negeri (Fillial) Tulung Kabupaten Klaten
pada tahun ajaran 2005 / 2006 menerima siswa sebanyak 192 siswa, yang
terbagi dalam tiga. Adapun perincianya dapat dilihat pada tabel III.
TABEL III
JUMLAH SISWA MENURUT KELAS DAN JENIS KELAMIN TAHUN AJARAN 2005 / 2006
No Kelas Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 I A 18 22 40
2 IB 20 16 36
3 II A 11 14 25
4 II B 13 12 25
5 III A 14 18 32
6 III B 14 20 34
39
Jumlah siswa MTs Negeri (Fillial) Tulung tahun Ajaran 2005 /
2006 sebanyak 192 siswa yang terdiri dari 90 laki-laki dan 102 perempuan
terbagi menjadi tiga kelas dan 6 ruang, kelas I dan II ruang A dan B, kelas
II dua ruang A dan B, sedangkan kelas III dua ruang A dan B.
3. Keadaan karyawan
Lembaga pendidikan ini mempunyai beberapa pegawai yang
bertugas sebagai partner pelaksana tata usaha pendukung bagi lancamya
proses pendidikan. Ada lima orang pegawai tata usaha untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel IV.
TABELIV
KEADAAN PEGAWAI TATA USAHA ADMINISTRASI MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG TAHUN AJARAN 2005 / 2006
No NAMA JABATAN
1 Ali Rosyid Pjs. KTU
2 Chojinatul Asro Staf Urusan
3 Muhsinatin, S.Pdi Tata Usaha
4 Titik Haij unitun Tata Usaha
5 Bakdi Tata Usaha
D. Sarana dan Prasarana
Agar pelaksana proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan
tertib maka sarana prasarana yang harus mendukung terpenuhi, berikut ini
TABEL V
KEADAAN GEDUNG DAN SARANA SEKOLAH
No RUANG JUMLAH
1 Ruang Kelas 6
2 Ruang Pimpinan Sekolah 1
3 Ruang Tamu 1
4 Sumur 1
5 Kamar Mandi dan WC 3
6 Gudang / ruang alat-alat 1
7 Ruang BP 1
8 Ruang Guru 1
9 Ruang Tata Usaha 1
E. Data Responden
Adapun jumlah sampel yang diteliti sebanyak 50 siswa kelas II,
sedang bentuk angketnya adalah pilihan ganda dengan 20 pertanyaan. Dari
hasil penilaian angket tersebut, dicoba untuk menjajaki sampai sejauh mana
Tingkat Permahaman Tauhid dengan Sikap Birrul Walidain.
Angket yang penulis sebarkan menggunakan tiga jenjang altematif
jawaban A, B, C dan penilaiannya sebagai berikut:
1. Apabila siswa memilih jawaban A maka nilainya 3
2. Apabila siswa memilih jawaban B maka nilainya 2
3. Apabila siswa memilih jawaban C maka nilainya 1
Adapun data nilai dan nama responden yang penulis berikan
41
TABEL VI
DAFTAR NAMA RESPONDEN
No Nama Responden Skor Item Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
27 Paijono 3 3 1 2 2 1 3 1 3 1 20
28 Tika Agista 3 3 2 3 3 3 3 1 1 2 24
29 Setiawan 1 3 2 3 2 1 3 2 3 1 21
30 Agus Setiawan 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 27
31 Umi Wijayanti 2 2 1 2 3 1 3 1 3 1 19
32 Yamtini 3 2 2 3 3 1 3 2 3 3 25
33 Sri Amnur W 3 3 2 3 2 1 3 1 3 3 24
34 Kartoyo 2 1 2 3 3 1 2 1 3 1 19
35 M. Fajar Ismail 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 27
36 Isma Rahmawati 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 25
37 Hern Adi Wibowo 3 3 1 3 1 1 2 2 3 1 20
38 Sumarni 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 27
39 Vita Yuniyanti 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 28
40 Ays 3 2 2 2 1 1 3 2 3 3 22
41 Joko Priyono 3 2 2 3 2 1 2 1 3 1 20
42 Firdaus 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 22
43 Komar 3 3 3 3 1 1 3 1 3 1 22
44 Rafi Gaura 3 2 2 3 1 1 3 1 2 1 19
45 Tri Wr Sholitun 2 3 3 3 1 1 2 1 1 3 20
46 Budi Susilo 3 3 3 3 3 1 3 1 3 1 24
47 Rahmat Ariyanto 3 3 2 3 3 2 2 1 3 2 24
48 A. Rifai 3 3 3 2 3 1 2 1 3 1 22
49 Triyono 3 2 2 3 2 1 3 1 3 1 21
43
TABEL VII
DAFTAR NAMA RESPONDEN
HASIL ANGKET TENTANG BIRRUL WALIDAIN
No Nama Responden Skor Item Jumlah
BAB IV
ANALISA DATA
Seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul,
maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan
proposinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu
sebagaimana tercatat di bawah ini:
1. Bagaimana variasi Pemahaman Tauhid siswa MTs Negeri Tulung Klaten.
2. Bagaimana variasi sikap Birrul Walidain siswa MTs Negeri Tulung Klaten
3. Apakah ada hubungan antara Pemahaman Tauhid dengan Sikap Birrul
Walidain.
Berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian di atas maka penulis
menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus prosentase
sebagai berikut:
/> = — xl00%
N
Keterangan :
P : Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
Sedangkan untuk mengetahui dari tujuan yang ketiga, penulis
menggunakan rumus product moment, yaitu :
NZxy -
(Zx)(Z>>)VI
jiVZx2 - (E x) 2 } { v z>/2 -W }
Keterangan:rxy : Koefisiensi korelasi product moment antara variabel x dan
variabel y
Hxy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
Xx : Jumlah skor x
Zy : Jumlah skor y
N : Jumlah obyek yang diteliti
A. Analisis Pertama
Untuk mengetahui tentang Pemahaman Tauhid.
Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar
rating scale pada variabel terhadap Pemahaman Tauhid dengan Sikap
Birrul Walidain.
2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket
3. Memprosentasikan j awaban
47
TABEL VIII
DAFTAR HASIL ANGKET TENTANG TINGKAT PEMAHAMAN TAUHID
No Nama Skor Item Skor
TABELIX
DAFTAR NILAI TENTANG DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINGKAT PEMAHAMAN TAUHID
No
Responden Alternatif Jawaban Total Nominasi
No
Responden Alternatif Jawaban Total Nominasi
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian
dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
i _ x, ~ x r +\ ki
Keterangan:
i = Interval
xt = Nilai tertinggi
xr = Nilai terendah
ki = Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Maka berdasarkan tabel di atas tersebut dapat diketahui pada variabel
tingkat Pemahaman Tauhid, nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 19. Dalam
hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
. 3 0 -1 9 + 1 3
51
Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi,
sedang, rendah sebagai berikut:
a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 27 - 30
b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 23— 26
c. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 19 — 22
kemudian dicari prosentasi frekuensi tentang tingkat Pemahaman
Tauhid. Hal ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
P = — xl00%
1. Untuk kategori tinggi tentang Pemahaman Tauhid antara skor 27 - 30
ada 8 responden.
P = — x l0 0%
N
= — xl00%
50
= 16%
2. Untuk kategori sedang tentang Pemahaman Tauhid antara skor 26 - 23
ada 19 responden
P = — x l 0 0 %
N
19
= — xl00%
50
= 38%
3. Untuk kategori rendah tentang Pemahaman Tauhid antara skor 1 9 - 2 2
ada 23 responden
P = — x l0 0 %
N
23
= — xl00%
50
= 46%
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
53
TABEL X
DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN TINGKAT PEMAHAMAN TAUHID
No Pemahaman Tauhid Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 2 7 -3 0 8 16%
2 Sedang 2 3 -2 6 19 38%
3 Rendah 1 9 -2 2 23 46%
Jumlah 50 100
B. Analisis Kedua
Untuk mengetahui tentang sikap Birrul Walidain
Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar
rating scale tentang sikap Birrul Walidain
2. Membuat tabel distribusi frekuensi tentang sikap Birrul Walidain
3. Memprosentasekan j awaban
4. Menginterprestasikan hasil prosentase j awaban responden
TABEL XI
DAFTAR NILAI RATING SCALE TENTANG SIKAP BIRRUL WALIDAIN
No Nama Responden Skor Item Total
55
No Nama Responden Skor Item Total
TENTANG SIKAP BIRRUL WALIDA1N
No Alternatif Jawaban Total Nominasi
57
No Alternatif Jawaban Total Nominasi
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian
dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
. jc, - x r +1
ki
Keterangan :
i = Interval
xt = nilai tertinggi
xr = nilai terendah
ki = Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Maka berdasarkan tabel di atas tersebut dapat diketahui pada variabel
tentang sikap Birrul Walidain, nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 19. Dalam
hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
. 30-1 9 + 1
i = ---3
Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi,
sedang, rendah sebagai berikut:
a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 2 7 -3 0
b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 23- 26
c. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 1 9 -2 2
kemudian dicari prosentasi frekuensi sikap Birrul Walidain. Hal ini
P = — x 100%
b. Untuk kategori sedang tentang tentang sikap Birrul Walidain antara skor
23 - 26 ada 23 responden
Untuk kategori rendah tentang tentang sikap Birrul Walidain antara
skor 19 — 22 ada 18 responden
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi 59