• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANK MATRIKS ADJACENCY DARI GRAF Ln X Pm Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RANK MATRIKS ADJACENCY DARI GRAF Ln X Pm Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

RANK MATRIKS

ADJACENCY

DARI GRAF

SKRIPSI

NOVITA ADELIA

PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

(2)

RANK MATRIKS

ADJACENCY

DARI GRAF

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Matematika di Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga

Oleh :

NOVITA ADELIA NIM. 080810550

Tanggal Lulus : 14 Agustus 2012

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Nenik Estuningsih,S.Si, M.Si NIP. 19720630 199702 2 001

Pembimbing II

(3)

LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI

Judul : Rank Matriks Adjacency dari Graf

Penyusun : Novita Adelia

NIM : 080810550

Pembimbing I : Nenik Estuningsih, S.Si, M.Si

Pembimbing II : Dra. Yayuk Wahyuni, M.Si

Tanggal Seminar : 14 Agustus 2012

(4)

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam

lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi

kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan harus menyebutkan

sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini merupakan hak milik

Universitas Airlangga.

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Rank Matriks Adjacency dari Graf ”. Dalam penyusunannya,

penyusun memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penyusun

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, Achwan Arif dan Siti Lailatul Badriyah, serta adik

tersayang Dendy Adityawan P. yang telah memberikan dukungan, kasih

sayang, harapan dan kepercayaan yang begitu besar.

2. Nenik Estuningsih, S.Si, M.Si dan Dra.Yayuk Wahyuni, M.Si selaku dosen

pembimbing I dan II yang telah memberikan banyak arahan, masukan,

perhatian, semangat, rasa sabar yang begitu besar dan pengetahuan yang tidak

ternilai harganya.

3. Liliek Susilowati, S.Si., M.Si selaku dosen penguji bersama Dr. Miswanto,

yang telah memberikan saran-saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Dra. Utami Dyah Purwati, M.Si. selaku dosen wali selama menjadi mahasiswa

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga yang telah banyak

memberikan arahan dan saran demi kesuksesan menjadi mahasiswa

(6)

5. Segenap dosen Departemen Matematika Universitas Airlangga yang telah

banyak memberikan bimbingan dan masukan mulai dari awal hingga akhir

masa perkuliahan.

6. Mas Edi, mas Udin, mas Aziz, mas Khoni, Pak Budi dan segenap karyawan

yang telah membantu memperlancar keperluan di kampus.

7. Mas Indra Kurniawan dan keluarga yang telah banyak memberikan semangat

dan motivasi. Terima kasih buat ketulusan dan kasih sayangnya.

8. Sahabatku Faizah, Safiq, Mbak Mei, Zuda, Citra, Arifah, Mas Aga, Mas Hari

yang banyak memberikan support .

9. Teman-teman Matematika 2008 atas kekompakan dan rasa kekeluargaan yang

begitu hangat.

10.Gesty, Mbak Astrid dan teman-teman kos Hayu Karang Menjangan, Ani,

Bayu, Vembri, Cahyono, dan teman-teman Nimsener, terima kasih atas

dukungan dan hiburannya.

11.Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih

atas segala bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penyusun menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

untuk itu mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini.

Akhir kata, penyusun berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Surabaya, Agustus 2012

(7)

Novita Adelia, 2012, Rank Matriks Adjacency dari Graf . Skripsi ini di bawah bimbingan Nenik Estuningsih, S.Si, M.Si dan Dra.YayukWahyuni, M.Si, Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

ABSTRAK

Graf dan matriks memiliki banyak peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah banyak penelitian telah dilakukan mengenai graf, salah satunya adalah tentang rank matriks adjacencynya. Selama beberapa tahun terakhir sejumlah

penelitian telah dilakukan mengenai rank matriks adjacency dari cross product dua

graf khusus. Matriks adjacency dari graf dengan titik, adalah suatu

matriks dengan jika titik terhubung dengan titik di dan jika titik dan tidak terhubung, dengan and adalah titik-titik di . Sedangkan rank adalah banyaknya baris atau kolom dari matriks tersebut yang bebas linier.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menentukan hubungan antara

rank matriks adjacency dengan rank matriks adjacency dari masing-masing

graf tangga dan graf path . Sebelum menentukan bentuk umum dari matriks adjacency graf terlebih dahulu ditentukan bentuk umum dari matriks adjacency graf tangga . Selanjutnya untuk menentukan rank matriks adjacency

dari graf tangga dan graf digunakan program M-file MATLAB. Hasil program tersebut kemudian dianalisis sesuai dengan konsep aljabar. Dari hasil analisis diperoleh rumusan umum rank matriks adjacency dari graf tangga adalah

untuk dan untuk dengan . Sementara dari hasil analisis rank matriks adjacency dari graf , tidak ditemukan keteraturan

pola rank berdasarkan dan .

(8)

Novita Adelia, 2012, The Rank of Adjacency Matrices from Graph. This final project is under advised by Nenik Estuningsih, S.Si, M.Si and Dra. Yayuk Wahyuni, M.Si, Department of Mathematics, Faculty of Science and Technology, Airlangga University, Surabaya.

ABSTRACT

Graphs and matrices have many important roles in everyday life. That's why a lot of research has been done on the graph, one of which is about the rank of its adjacency matrix. During recent years numerous studies have been done regarding the rank of the adjacency matrix from the cross product of two special graphs. The adjacency matrix of a graph with vertices, is a matrix in which if vertex is adjacent to in and , otherwise, where and are vertices of . While rank is the number of rows or columns of the matrix which are linearly independent.

The purpose of this final project is to determine the relationship between the rank of adjacency matrix from graph and the one from ladder graph and path respectively. Before determining the general form of adjacency matrix from graph, first we determine the general form of the adjacency matrix from ladder graph . Then, to determine the rank of the adjacency matrix from ladder graph and graph we use M-file MATLAB program. The results of the program is then analyzed according to the concepts of algebra. From the analysis we obtain the formula of the rank of adjacency matrix from ladder graph is for and for where . While, from the analysis of the rank of adjacency matrix from graph, it can’t be found the regularity of the pattern of rank according to and .

(9)

DAFTAR ISI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

4.1Rank Matriks Adjacency dari Graf Tangga ... 18

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

1 Gambar 1 4

2 Gambar 2 5

3 Gambar 3 6

4 Gambar 4 18

5 Gambar 5a 33

6 Gambar 5b 33

7 Gambar 5c 34

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran

1. Program untuk menentukan rank matriks adjacency dari graf tangga

dengan M-File MATLAB beserta outpunya pada command window.

2. Tabel Rank Matriks Adjacency dari Graf Tangga dengan

3. Program untuk menentukan rank matriks adjacency dari graf

dengan menggunakan bantuan M-File MATLAB beserta outputnya di

command window.

4. a. Tabel Rank Matriks Adjacency dari Graf dengan

dan

b. Tabel Rank Matriks Adjacency dari Graf dengan

dan

c. Tabel Rank Matriks Adjacency dari Graf dengan

dan

d. Tabel Rank Matriks Adjacency dari Graf dengan

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori graf merupakan bagian penting dari ilmu pengetahuan dan teknologi

saat ini. Hal ini disebabkan teori graf banyak diaplikasikan pada berbagai

macam bidang, di antaranya adalah kimia, fisika, biologi, teknik lingkungan,

arsitektur, jaringan transportasi, riset operasi, teknik industri, teknik sipil,

bahkan di bidang ekonomi. Karena alasan itu pula sejumlah penelitian telah

dilakukan untuk mengembangkan teori-teori yang sudah ada sebelumnya.

Salah satu penelitian yang banyak dilakukan adalah penelitian tentang

keterhubungan suatu graf. Hal ini berkaitan erat dengan salah satu aplikasi

graf dalam kehidupan sehari-hari yaitu untuk menentukan lintasan terpendek

(shortest path) dengan ketentuan bahwa suatu titik harus terhubung dengan

titik-titik yang lain.

Graf G didefinisikan sebagai himpunan berhingga V G yang tidak

kosong yang anggota-anggotanya disebut titik (vertice) dan himpunan E G

yang mungkin kosong, yang anggota-anggotanya terdiri dari himpunan bagian

dari V G dengan dua elemen dan disebut garis (edge). Sebuah graf dapat

disajikan dalam suatu matriks yang dinamakan matriks adjacency (matriks

keterhubungan) dengan baris dan kolomnya menyatakan titik – titik graf dan

elemen matriks menyatakan keterhubungan antar titik graf tersebut. Jika kedua

(13)

dan jika kedua titik dalam graf tersebut tidak terhubung maka elemennya

bernilai 0.

Rank matriks adalah banyaknya baris atau kolom dari matriks tersebut

yang bebas linier. Penelitian tentang rank matriks adjacency dari graf khusus

(graf sikel, lengkap, bintang dan path) serta join dua graf khusus telah

dilakukan oleh Estuningsih (2008). Selain operasi join, dalam graf juga

terdapat operasi hasil kali kartesian antara dua graf (cross product), yaitu graf

yang terbentuk dari keterhubungan antar setiap titik-titik pada dua graf.

Penelitian tentang rank matriks adjacency hasil cross product graf path

dengan graf sikel telah dilakukan oleh Handayani (2011). Penelitian tentang

rank matriks adjacency hasil cross product graf star dengan graf sikel telah

dilakukan oleh Latifah (2011). Sedangkan penelitian tentang rank matriks

adjacency hasil cross product graf sikel dengan graf sikel telah dilakukan oleh

Istiqomah (2012). Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk

melanjutkan penelitian menentukan rank dari matriks adjacency hasil cross product dua graf yang merupakan pengembangan dari graf-graf khusus yang

telah disebutkan di atas. Graf yang digunakan adalah graf tangga dan

graf path dengan ordo . Graf tangga sendiri adalah graf hasil cross product dari graf path berordo dengan graf , dengan kata lain

(Ngurah, dkk, 2010). Selanjutnya akan diteliti mengenai

hubungan antara rank matriks adjacency dari graf hasil cross product antara

graf tangga dan graf path dengan rank matriks adjacency dari

masing-masing graf tangga dan graf path dan kemudian dianalisis

(14)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan

masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah bagaimana hubungan rank

matriks adjacency graf tangga , dan graf path dengan rank matriks adjacency dari graf ?

1.3Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini

adalah menentukan hubungan rank matriks adjacency graf tangga , dan

graf path dengan rank matriks adjacency dari graph .

1.4Manfaat

Manfaat dari tulisan ini diharapkan dapat menambah keluarga graf yang

sudah diketahui rank matriks adjacencynya. Selain itu, informasi yang didapat

dari penulisan ini akan membantu penelitian lebih lanjut tentang matriks

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Graf

Definisi 2.1 Graf didefinisikan sebagai himpunan berhingga yang tidak

kosong yang anggota-anggotanya disebut titik (vertice) dan himpunan

yang mungkin kosong, yang anggota-anggotanya terdiri dari

himpunan bagian dari dengan dua elemen dan disebut garis (edge).

Elemen dari dinotasikan dengan dan elemen dari

dinotasikan dengan . Jika terdapat garis yang menghubungkan titik dan ,

maka dikatakan adjacent dengan , dalam hal ini titik dan dikatakan incident dengan .

(Chartrand dan Oellerman, 1993)

(16)

Definisi 2.2 Jumlah titik dalam sebuah graf dinamakan ordo (order) dari ,

dan jumlah garis dalam graf dinamakan ukuran (size) dari . Ordo dari

dapat ditulis dan ukuran dari dapat ditulis .

(Chartrand dan Oellerman, 1993)

Definisi 2.3 Perjalanan (walk) dari graf adalah rangkaian secara bergantian

elemen dan elemen yang berbentuk

yang diawali dan diakhiri dengan titik,

sehingga setiap garisnya incident dengan dua titik terdekat sebelum dan

sesudahnya. Penulisan dapat disingkat menjadi

.

Panjang walkadalah banyaknya garis dalam walk tersebut.

(Chartrand dan Oellerman, 1993)

Definisi 2.4 Lintasan (Path ) adalah walk yang semua titiknya berbeda.

Graf path merupakan graf dengan ordo yang merupakan lintasan. Graf path dengan ordo n dinotasikan dengan .

(Chartrand dan Oellerman, 1993)

Gambar 2

Contoh 2 : Pada Gambar 2, merupakan titik-titik pada graf path

yang dinotasikan dengan .

Definisi 2.5 Hasil kali kartesian (cross product) dua graf dan dinotasikan

dengan didefinisikan sebagai graf yang memiliki himpunan titik

(17)

, dan dua titik dan adjacent pada

jika hanya jika

dan E(G2) , atau

dan E(G1)

(Chartrand dan Oellerman, 1993)

Contoh 3 : Pada Gambar 3,

merupakan titik-titik pada graf hasil cross pruduct graf path berordo 3

dengan graf path berordo 2 yang dinotasikan dengan .

Definisi 2.6 Graf tangga ( ) merupakan hasil cross product dari graf path

berordo n dengan graf path berordo dua, atau dapat ditulis .

(Ngurah, dkk, 2010)

2.2 Matriks

Bahasan mengenai matriks dapat menyangkut banyak hal, mulai dari

jenis-jenisnya hingga komponen-komponen yang ada di dalamnya. Salah satu jenis

matriks yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah matriks simetri

(18)

Definisi 2.7 Matriks simetri merupakan sebuah matriks persegi yang

hasil transposenya adalah dirinya sendiri . Dengan kata lain untuk

setiap baris ke-i dan kolom ke-j dengan dan berlaku

, dengan ) menyatakan elemen ke – dari matriks

.

(Jacob, 1990)

Selain jenis-jenis matriks, bahsan mengenai matriks juga menyangkut

komponen-komponen di dalamnya, seperti ruang baris, ruang kolom, dan rank.

Sebelum membahas tentang rank terlebih dahulu diberikan definisi mengenai

operasi baris elementer, ruang baris, dan ruang kolom, serta basis dan dimensi.

Definisi 2.8 Diberikan sebarang matriks berukuran , sebuah operasi

baris [kolom] elementer yang diterapkan pada matriks adalah salah

satu dari aturan berikut:

i. Menukar baris [kolom] ke-i dan baris [kolom] ke-j, dinyatakan dengan bij [kij].

ii. Menggandakan setiap elemen baris [kolom] ke i dengan skalar l 0,

dinyatakan dengan bi(l) [ki(l)].

iii. Menambahkan l kali elemen-elemen baris [kolom] ke-j (l skalar)

kepada baris [kolom] ke-i, dinyatakan dengan bij(l) [kij(l)].

(Friedberg, Insel dan Spence, 2003)

Definisi 2.9 Matriks Elementer adalah matriks yang didapat dari matriks

identitas berukuran dengan satu operasi baris elementer.

(19)

Teorema 2.10 Diberikan matriks berukuran dan matriks yang

diperoleh dari dengan satu operasi baris elementer, maka terdapat

sebuah matriks elementer berukuran yang memenuhi ,

dimana diperoleh dari sebuah matriks identitas berukuran

dengan operasi baris elementer yang sama yang diterapkan pada untuk

mendapatkan . Sedangkan jika matriks yang diperoleh dari dengan

satu operasi kolom elementer, maka terdapat sebuah matriks elementer

berukuran yang memenuhi , dimana diperoleh dari sebuah

matriks identitas berukuran dengan operasi kolom elementer yang

sama yang diterapkan pada untuk mendapatkan .

(Friedberg, Insel dan Spence, 2003)

Teorema 2.11 Setiap matriks elementer mempunyai invers, dan invers dari

matriks elementer adalah matriks elementer.

(Jacob,1990)

Definisi 2.12 Misalkan adalah sebuah matriks berukuran atas bilangan

real. Ruang bagian dari ruang vektor yang dibangun oleh baris-baris dalam

matriks disebut sebagai ruang baris dari , dan dinotasikan row( ).

Sedangkan ruang bagian dari ruang vektor yang dibangun oleh kolom-kolom

dalam matriks disebut sebagai ruang kolom dari , dan dinotasikan col( ).

Ruang bagian dari yang berisi semua penyelesaian dari disebut ruang

null dari , dan dinotasikan ker( ).

(Jacob, 1990)

(20)

sebagai jumlahan berhingga yang berbentuk

dengan merupakan skalar, .

(Jacob, 1990)

Definisi 2.14 Sebuah himpunan vektor-vektor dikatakan bebas

linier (linearly independent) jika

mengakibatkan skalar .

(Jacob, 1990)

Definisi 2.15 Himpunan semua kombinasi linier dari disebut ruang bagian

yang dibangun oleh dan dinotasikan atau span . Dalam hal ini

dikatakan sebagai pembangun atau generator dari span .

(Jacob, 1990)

Definisi 2.16 Himpunan vektor-vektor disebut basis dari ruang

vektor jika :

i. bebas linier.

ii. = span

Banyaknya vektor dalam suatu basis disebut dimensi.

(Jacob, 1990)

Teorema 2.17 Operasi baris elementer tidak mengubah ruang baris sebuah

matriks.

(Jacob, 1990)

Dalam teori matriks, dikenal suatu bentuk matriks yang dinamakan bentuk

eselon baris tereduksi. Bentuk ini didapatkan dengan cara melakukan sejumlah

(21)

ruang baris dari suatu matriks adalah sama dengan ruang baris dari bentuk eselon

baris terduksinya, sehingga dapat dicari basis dari ruang baris dan ruang kolom

suatu matriks dengan menggunakan bantuan dari bentuk eselon baris

tereduksinya. Sehingga hal tersebut dituliskan dalam teorema berikut

Teorema 2.18 Misalkan adalah matriks berukuran dan adalah bentuk

eselon baris tereduksi dari , maka

i. Basis dari row( ) adalah baris-baris tidak nol dari .

ii. Basis dari col( ) adalah kolom-kolom yang bersesuaian dengan

kolom-kolom yang memuat 1 utama pada .

(Jacob, 1990)

Definisi 2.19 Misalkan adalah matriks berukuran , rank dari matriks

adalah dimensi dari ruang baris atau ruang kolom , dinotasikan dengan

rk( ).

(Jacob, 1990)

Berdasarkan teorema 2.18, dari definisi di atas didapatkan

Akibat 2.20 Rank matriks adalah jumlah baris dalam matriks tersebut yang

saling bebas linier.

(22)

Teorema 2.21 Misalkan merupakan matriks berukuran . Jika dan

merupakan matriks yang mempunyai invers yang masing-masing

berukuran dan maka berlaku:

a. rank rank

b. rank rank

c. rank rank

(Friedberg, Insel dan Spence, 2003)

Dalam aplikasinya di kehidupan sehari-hari, sering dijumpai matriks dengan

ukuran dan yang besar. Hal tersebut tentu menyulitkan dalam melakukan

analisis terhadap matriks tersebut. Maka dari itu matriks yang berukuran besar

tersebut dapat dijadikan matriks dengan ukuran yang lebih kecil, dengan cara

mempartisinya menjadi beberapa blok baris dan blok kolom. Secara detail

penggambaran matriks partisi dijelaskan dalam definisi berikut

Definisi 2.22 Matriks partisi (blok) merupakan matriks yang terdiri dari

submatriks-submatriks dan terpartisi menjadi blok baris dan blok

kolom, berbentuk

Submatriks-submatriks yang terletak pada satu blok kolom, memiliki

jumlah kolom yang sama. Submatriks-submatriks yang terletak pada satu

blok baris, memiliki jumlah baris yang sama.

(Abadir dan Magnus, 2005)

Jika dalam matriks dikenal operasi baris elementer, maka dalam matriks

(23)

dinamakan operasi blok baris elementer. Bedanya, dalam operasi blok baris

elementer tidak dilakukan operasi pertukaran blok baris, perkalian blok baris

dengan skalar, atapun penjumlahan suatu blok baris dengan blok baris yang lain

seperti dalam operasi baris elementer. Dalam operasi blok baris elementer setiap

operasinya diwakili oleh perkalian matriks tersebut dengan suatu matriks blok

elementer tertentu yang didefinisikan sebagai berikut

Definisi 2.23 Operasi blok baris elementer pada matrikspartisi yang berbentuk

=

1. Mengalikan dari kiri dengan matriks blok elementer .

2. Mengalikan dari kiri dengan matriks blok elementer

3. Mengalikan dari kiri dengan matriks blok elementer .

(Abadir dan Magnus, 2005)

Teorema 2.24 Misalkan Z1merupakan matriks partisi yang berbentuk

(24)

Akibat 2.25 Misalkan Z2merupakan matriks partisi yang berbentuk

matriks yang disebut matriks keterhubungan atau yang sering disebut dengan

matriks adjacency. Penjelasan mengenai matriks keterhubungan dituliskan dalam

definisi berikut

Definisi 2.26 Matriks Keterhubungan (Adjacency Matrix) sebuah graf adalah

suatu matriks dengan baris dan kolomnya menyatakan titik – titik graf dan

elemen matriks menyatakan keterhubungan antar titik graf tersebut. Jika

kedua titik dalam graf tersebut terhubung maka elemen matriks tersebut

bernilai 1 dan elemennya bernilai 0 jika kedua titik dalam graf tersebut

tidak terhubung. Matriks adjacency merupakan matriks simetri.

(Foulds, 1992)

Contoh 4 : Graf pada Gambar 1 dapat disajikan dalam matriks adjacency ,

yaitu

(25)

Teorema 2.27 Misalkan matriks merupakan matriks adjacency dari graf path

berordo . Untuk sebarang dengan , bentuk umum

adalah:

, ,

dengan

(Estuningsih dan Wahyuni, 2008)

Contoh :

Teorema 2.28 Rank matriks adjacency graf path bernilai untuk genap dan

bernilai untuk gasal.

(Estuningsih dan Wahyuni, 2008)

Definisi 2.29 Algoritma adalah suatu himpunan langkah-langkah atau instruksi

yang telah dirumuskan dengan baik (well defined) untuk memperoleh

suatu keluaran khusus (spesific output) dari suatu masukan khusus

(spesific input) dalam langkah yang jumlahnya berhingga.

(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan

dalam penelitian ini adalah:

1. Mengkaji hasil penelitian sebelumnya tentang hubungan antara graf path

dengan matriks adjacencynya serta rumusan umum untuk rank matriksnya.

2. Menggambarkan graf tangga sebagai hasil cross product dari graf

dengan graf .

3. Menentukan pola penomoran titik-titik pada graf tangga yang terbentuk

pada langkah 2 dan menyajikannya dalam matriks adjacency .

4. Mengulangi langkah 2 dan 3 untuk graf .

5. Menentukan bentuk umum dari matriks adjacency graf tangga.

6. Menguji hasil yang diperoleh pada langkah 5 untuk graf tangga dengan .

7. Membuat algoritma dan program dari bentuk umum matriks adjacency graf

tangga dengan bantuan M-file MATLAB untuk menentukan bentuk matriks

adjacency dari graf dan menghitung ranknya dengan bantuan paket

program dari software MATLAB.

8. Mengulangi langkah 7 dengan memasukkan nilai .

9. Menggunakan hasil pada langkah 7 untuk menentukan rumusan umum rank

matriks adjacency dari graf tangga.

10.Menguji hasil yang diperoleh pada langkah 8 untuk graf tangga dengan

(27)

11.Menggambarkan graf sebagai hasil cross product dari graf dengan

graf .

12.Menentukan pola penomoran titik-titik pada graf yang terbentuk pada

langkah 11 dan menyajikannya dalam matriks adjacency .

13.Mengulangi langkah 11 dan 12 untuk graf

.

14.Menentukan bentuk umum dari matriks adjacency graf .

15.Mengulangi langkah 13 dan 14 dengan mengubah nilai (ordo graf path)

dengan .

16.Menentukan bentuk umum dari matriks adjacency graf .

17.Menguji hasil yang diperoleh pada langkah 15 untuk graf dengan

.

18.Membuat algoritma dan program dari bentuk umum matriks adjacency graf

dengan bantuan M-file MATLAB untuk menentukan bentuk matriks

adjacency dari graf dan menghitung ranknya dengan bantuan paket

program dari software MATLAB.

19.Mengulangi langkah 17 dengan memasukkan nilai .

20.Menggunakan hasil pada langkah 19 untuk menentukan rumusan umum rank

matriks adjacency dari graf .

21.Mengulangi langkah 18 dan 19 dengan memasukkan nilai .

22.Menggunakan hasil pada langkah 21 untuk menentukan rumusan umum rank

matriks adjacency dari graf .

23.Menguji hasil yang diperoleh pada langkah 22 untuk graf dengan

(28)

24.Menganalisis dan menyimpulkan hubungan antara rank matriks adjacency

graf dengan rank matriks adjacency graf tangga dan graf path sesuai

(29)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan hubungan antara rank matriks

adjacency dari graf dengan rank matriks adjacency dari graf tangga dan

graf path. Sejauh ini peneliti hanya menemukan literatur mengenai rumusan

umum rank matriks adjacency dari graf path. Jadi, sebelum menentukan

hubungan antara rank matriks adjacency dari graf dengan rank matriks adjacency dari graf tangga dan graf path, terlebih dahulu akan dicari bentuk

umum matriks adjacency dari graf tangga dan graf serta rumusan umum

ranknya.

4.1 Rank Matriks Adjacency Graf Tangga

Berdasarkan Definisi 2.6, graf tangga ( ) merupakan hasil cross product

dari graf path berordo n dengan graf path berordo dua, atau dapat ditulis

. Dalam tulisan ini disebut panjang graf tangga atau dapat dikatakan

terdiri dari anak tangga.

Contoh :

Panjang graf tangga adalah 3, sehingga dapat dikatakan graf terdiri dari 3

anak tangga.

(30)

Misalkan adalah matriks adjacency dari graf tangga , maka ada banyak

bentuk tergantung pada cara penamaan titik-titiknya. Sebagai contoh untuk

penamaan graf dan dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya

adalah :

a)

berdasarkan aturan ini diperoleh

Dengan rank dan rank

(31)

berdasarkan aturan ini diperoleh

Dengan rank dan rank

c)

berdasarkan aturan ini diperoleh

dengan rank dan rank

(32)

berdasarkan aturan ini diperoleh

Dengan rank dan rank

Perbedaan bentuk matriks-matriks adjacency tersebut merupakan akibat dari

perbedaan penomoran titik-titik pada graf tangga, dan perbedaan aturan penamaan

pada graf tangga tersebut sebenarnya hanyalah pertukaran posisi antar titiknya.

Dalam matriks adjacencynya, pertukaran posisi antar titik tersebut diwakili oleh

pertukaran baris dan kolom. Jadi, setiap matriks adjacency dari suatu graf tangga

dapat diperoleh dari matriks adjacency lain dari graf tangga yang sama dengan

melakukan berhingga banyak pertukaran baris dan kolom. Pertukaran baris dan

kolom ini dipresentasikan oleh perkalian matriks-matriks permutasi atau matriks

elementer jenis pertukaran baris dan kolom.

Misalkan dan masing-masing adalah matriks adjacency dari graf

dengan aturan penomoran titik yang berbeda. Berdasarkan penjelasan di atas,

dapat diperoleh dari yang dikenai berhingga banyak operasi pertukaran baris

dan kolom. berdasarkan Teorema 2.10, hubungan antara dan ini dapat ditulis

sebagai berikut :

dengan adalah perkalian berhingga matriks permutasi baris dan adalah

(33)

permutasi tersebut nonsingular, maka dan juga nonsingular. Sehingga

berdasarkan Teorema 2.21:

rank rank , sehingga

rank rank

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan urutan

penomoran titik-titik pada graf tangga hanya mempengaruhi bentuk matriks

adjacencynya saja, tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai ranknya.

Walaupun setiap aturan akan menghasilkan nilai rank yang sama, tetap

harus dipilih satu aturan yang paling efektif untuk penamaan titik-titik pada graf

tangga. Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam menentukan rumusan

umum matriks adjacency dari graf tangga tersebut. Dari beberapa aturan di atas

dipilih aturan penamaan b yang secara umum membentuk pola sebagai berikut :

Penamaan dimulai dari pojok kiri atas dilanjutkan ke kanan sampai titik

ke-

kembali lagi ke titik pojok bawah dan berlanjut ke kanan lagi sehingga

titik terletak tepat di atas titik .

Berdasarkan aturan penamaan tersebut, penyajian matriks dapat ditulis

(34)

.

.

.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rumusan umum matriks adjacency graf tangga

adalah

dengan adalah matriks adjacency dari graf path dan adalah matriks

indentitas.

Matriks adjacency dari graf tangga dapat juga dinyatakan dengan bentuk

, , yang didefinisikan sebagai berikut :

(35)

Adapun program untuk menentukan rank matriks adjacency dari graf

tangga disajikan pada Lampiran 1. Dari running program tersebut dengan

memasukkan banyaknya yang berbeda-beda diperoleh beberapa rank matriks

adjacency sesuai dengan . Selanjutnya hasil ranktersebut dinyatakan dalam tabel

rank dengan yang disajikan pada Lampiran 2. Dari tabel tersebut

dapat diperoleh rumusan rank matriks adjacency dari graf tangga berdasarkan

banyaknya . Dari hasil perumusan rank tersebut terlihat bahwa terdapat matriks

adjacency yang mempunyai rankpenuh dan juga terdapat matriks adjacency yang

mempunyai rank tidak penuh. Pada matriks adjacency yang mempunyai rank

penuh, semua baris-barisnya bebas linear. Sedangkan pada matriks adjacency

yang mempunyai rank yang tidak penuh terdapat baris yang bergantung linear

dimana baris tersebut merupakan kombinasi linear dari baris-baris yang lain.

Untuk mengetahui baris manakah yang bergantung linear pada suatu matriks,

perlu dilakukan pengecekan pada setiap baris dalam matriks tersebut. Selanjutnya

perumusan tersebut disajikan sebagai teorema berikut.

Teorema 4.1 Misalkan merupakan matriks adjacency dari graf tangga dengan

, maka

(i) untuk , dan

(ii) untuk .

Bukti.

(i) Pembuktian dilakukan dengan induksi matematika atas .

Diketahui matriks adjacency berukuran . Jika rank ,

(36)

lain. Dengan menggunakan induksi matematika akan ditunjukkan bahwa rumus

benar dengan sebagai variabelnya.

Pangkal.

Untuk , maka . Bentuk adalah

Dari matriks tersebut terlihat bahwa baris pertama sama dengan baris keempat dan

baris kedua sama dengan baris ketiga. Baris pertama dan baris kedua saling bebas

linier, sehingga rank( .

Langkah.

Misalkan rumusan benar untuk , maka . Dalam hal ini matriks

berukuran dan rank

. Bentuk umum dari adalah

Dari matriks tersebut diperoleh dua baris yang merupakan kombinasi linear dari

baris-baris yang lain yaitu baris yang pertama dan baris ke- , dalam

(37)

dari baris-baris yang lain pada matriks adjacency graf tangga tersebut dinyatakan

sebagai berikut

o Untuk , maka

o Untuk , maka

Selanjutnya akan dibuktikan rumus benar untuk , yaitu rank

. Graf dapat diperoleh dari graf

dengan menambahkan 3 anak tangga, yang berarti penambahan 6 titik pada

graf tangga tersebut. Berdasarkan aturan penamaan graf tangga, titik-titik yang

ditambahkan tersebut akan dinamai dan ,

dengan adjacent dengan , adjacent dengan , dan adjacent dengan .

Berdasarkan aturan di atas, maka matriks dibentuk dari

(38)

dengan dan adalah baris yang ditambahkan, serta dan adalah kolom

yang ditambahkan. Dengan demikian ukuran dari matriks adalah

.

Bentuk matriks di atas dapat juga dinyatakan sebagai

Berdasarkan bentuk tersebut dapat dipastikan bahwa baris-baris pada bukan

(39)

Baris-baris pada tersebut juga bukan merupakan kombinasi linier dari

baris-baris di bawahnya, yaitu baris di bawahnya, maupun baris-baris pada .

Begitu pula dengan baris –baris pada yang bukan merupakan kombinasi linier

dari baris di atas dan baris di bawah .

Selain itu, penambahan 6 baris serta 6 kolom tersebut tidak mengubah pola

umum dari matriks , sehingga posisi baris-baris yang tidak bebas linier juga

tidak berubah. Baris-baris tersebut adalah baris pertama yang dinotasikan dengan

dan baris ke- , dalam hal ini adalah baris ke- yang

dinotasikan dengan . Rumusan baris yang merupakan kombinasi linear

dari baris-baris yang lain tersebut dinyatakan sebagai berikut

o Untuk , maka

o Untuk , maka

sehingga untuk terdapat dua baris yang bergantung linier dengan

baris-baris yang lain. Dengan demikian banyaknya baris-baris-baris-baris yang bebas linier adalah

(40)

(ii) Untuk akan dicari nilai rank dari masing-masing

untuk dan . Diketahui bentuk umum dari adalah

Untuk menghitung rank dilakukan perkalian dengan matriks blok elementer

sebagai berikut:

1. Mengalikan dengan matriks blok elementer , yaitu

Berdasarkan Teorema 2.21, karena adalah matriks nonsingular, maka,

rank = rank

2. Mengalikan matriks hasil operasi pada langkah 1 dengan matriks blok

elementer , yaitu

Berdasarkan Teorema 2.21, karena adalah matriks nonsingular, maka

rank = rank .

Dari langkah 1 dan 2 di atas diperoleh rank = rank .

Berdasarkan Akibat 2.25, rank rank rank ,

sehingga rank rank rank . Diketahui rank ,

sehingga untuk menghitung rank terlebih dahulu akan dicari rank dari

(41)

Bentuk umum dari matriks adalah

Matriks dapat juga dinotasikan dengan ,

dengan

Untuk menghitung rank dari dilakukan serangkaian operasi baris

elementer untuk membawa ke dalam bentuk matriks segitiga atas.

Rangkaian operasi baris elementer ini dibedakan menjadi dua, yaitu untuk

dan +1.

Untuk , algoritmanya adalah sebagai berikut:

1. a. menukar baris pertama dengan baris ke-3

b. menukar baris ke- dengan baris ke-(

sehingga bentuk menjadi

2. a. baris ke- dikurangi dengan baris ke- , dengan

(42)

c. menukar baris ke- dengan baris ke- , dengan

3. mengulangi langkah 2 untuk

sehingga bentuk menjadi

4. a. baris dikurangi dengan baris

ke-b. baris ke- dikurangi dengan baris

ke-sehingga bentuk menjadi

Untuk , algoritmanya adalah sebagai berikut:

1. a. menukar baris pertama dengan baris ke-3

(43)

sehingga bentuk menjadi

2. a. baris ke- dikurangi dengan baris ke- , untuk

b. baris ke- dikurangi dengan baris ke- , untuk

c. menukar baris ke- dengan baris ke- , untuk

3. a. mengulangi langkah 3.a untuk

b. mengulangi langkah 3.b untuk

c. mengulangi langkah 3.c untuk

sehingga bentuk menjadi

4. a. baris dikurangi dengan baris

(44)

ke-sehingga bentuk menjadi

Berdasarkan hal tersebut, diperoleh rank rank . Karena

operasi baris elementer tidak mengubah nilai rank, maka rank ,

rank rank , sehingga rank rank rank

.

4.2 Rank Matriks Adjacency dari Graf

Hasil yang didapat dari analisis mengenai matriks adjacency graf tangga di

atas selanjutnya digunakan untuk menentukan bentuk umum matriks adjacency

dari graf hasil cross product graf tangga ( ) dengan graf path berordo ( )

yang dapat dinotasikan dengan , serta rumusan umum ranknya.

(45)

Misalkan matriks adjacency dari graph dinotasikan dengan

dengan merupakan panjang graf tangga dan merupakan ordo dari graf

path. Seperti graf tangga, graf pada Gambar 5a, 5b, dan 5c juga dapat disajikan

dalam banyak matriks adjacency tergantung pada penentuan titik awal serta

urutan penempatan titik-titik pada baris dan kolom. Walaupun terdapat banyak

matriks adjacency dari graf tersebut, semua nilai ranknya tetap sama.

Pada bahasan sebelumnya telah diketahui bahwa matriks adjacency dari

graf tangga memuat matriks adjacency dari graf path dan matriks identitas. Hal

tersebut dikarenakan graf tangga sendiri merupakan graf hasil cross product dari

sebuah graf path dengan path berordo 2. Karena graf adalah graf hasil cross product dari graf tangga dan graf path, maka cara penamaannya juga analog

dengan cara penamaan graf tangga. Dalam penelitian ini urutan titik-titik dari graf

yang berjumlah ditentukan sebagai berikut:

1. sebagai titik awal adalah salah satu titik pada graf tangga berordo

yang letaknya paling atas sebelah kiri.

2. Urutan dengan sesuai dengan aturan penamaan titik pada

graf tangga.

(46)

4. Untuk urutan titik sampai titik mengikuti pola titik sampai

titik .

Selanjutnya titik dengan disajikan dalam baris ke-i dan kolom

ke-j pada matriks yang berukuran .

(47)

(48)

Berturut-turut matriks dan dapat dipartisi menjadi:

Berdasarkan contoh-contoh di atas dapat ditentukan pola umum matriks adjacency

dari graf adalah sebagai berikut :

(i)

(ii)

(iii)

Dari (i),(ii),dan (iii) dapat ditentukan bahwa matriks adjacency dari graf

merupakan matriks partisi dengan blok baris dan blok kolom yang

(49)

dengan merupakan matriks adjacency graf tangga yang berukuran ,

merupakan matriks identitas berukuran , dan merupakan matriks

nol berukuran .

Matriks adjacency dari graf dapat juga dinyatakan dalam bentuk

, , untuk berlaku

dengan ; ; ; ; ;

; .

Adapun program untuk menentukan rank matriks adjacency dari graf

disajikan pada Lampiran 3. Dari running program tersebut dengan

memasukkan dan yang berbeda-beda diperoleh beberapa rank matriks

adjacency sesuai dengan dan . Selanjutnya hasil rank tersebut dinyatakan

dalam tabel rank dengan dan yang disajikan pada

Lampiran 4. Berbeda dengan tabel rank matriks adjacency graf tangga, dari tabel

rank matriks adjacency graf tidak ditemukan keteraturan pola rank

berdasarkan banyaknya dan . Dari tabel tersebut hanya terlihat bahwa

(50)

Karena graf merupakan hasil cross product dari graf tangga dan

graf path, maka analisis mengenai rank matriks adjacency dari graf dapat

ditinjau dari dua sisi, yaitu dari rank matriks adjacency graf tangga dan rank

matriks adjacency graf path. Keteraturan pola rank matriks adjacency dari graf

tangga dibagi menjadi dua, yaitu untuk dan . Pada tabel

rank , tidak ditemukan keteraturan pola untuk . Sebagai contoh

ketika , rank adalah untuk . Diketahui pula rank

Selain ditinjau dari keteraturan pola rank matriks adjacency graf tangga,

analisis mengenai rank juga ditinjau dari pola rank matriks adjacency

graf path. Keteraturan pola rank matriks adjacency dari graf path dibagi menjadi

dua, yaitu untuk dan . Pada tabel rank , tidak

ditemukan keteraturan pola untuk . Sebagai contoh ketika , rank

(51)

rank adalah untuk dan untuk .

umum tidak ditemukan pola yang teratur. Meski demikian, keteraturan pola rank

matriks dapat terlihat untuk suatu nilai dan tertentu. Sebagai contoh

(52)

menjadi matriks segitiga atas. Operasi blok baris elementer yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Mengalikan dengan matriks blok elementer ,

yaitu

Berdasarkan Teorema 2.21, karena adalah matriks nonsingular, maka

rank rank

2. Mengalikan matriks hasil operasi pada langkah 1 dengan matriks blok

elementer , yaitu

Berdasarkan Teorema 2.21, karena adalah matriks nonsingular, maka

rank rank

Dari langkah 1 dan 2 di atas diperoleh

rank rank (i)

Berdasarkan Akibat 2.25,

rank rank rank (ii)

Karena nilai rank sudah diketahui yaitu , maka selanjutnya adalah mencari

nilai rank dari matriks . Untuk mempermudah perhitungan, maka

(53)

Selanjutnya bentuk dapat difaktorkan sebagai berikut

Berdasarkan teorema 2.28, untuk dengan , rank bernilai . Hal

ini berarti memiliki rank penuh, yang mengakibatkan juga

memiliki rank penuh, sehingga adalah matriks yang invertibel atau

nonsingular. Karena nonsingular, maka

rank rank rank (iii)

Selanjutnya akan dicari nilai dari rank matriks . Berdasarkan

Teorema 2.24,

rank rank rank

= rank rank (iv)

Karena nilai rank sudah diketahui yaitu , maka selanjutnya yang dicari

adalah nilai rank .

Untuk memudahkan perhitungan, bentuk diubah menjadi

(54)

, sehingga rank rank

. Karena nonsingular, maka

rank rank rank (v)

Bentuk memiliki struktur yang hampir sama dengan bentuk

yang telah dibahas saat pembuktian Teorema 4.2 (ii) di halaman 30.

Maka dari itu untuk mencari rank dari digunakan cara yang sama

seperti ketika mencari rank . Bentuk umum dari adalah

sebagai berikut

Matriks dapat juga dinotasikan dengan ,

dengan

dengan .

Untuk menghitung rank dari dilakukan serangkaian operasi

baris elementer untuk membawa ke dalam bentuk matriks segitiga

atas, dengan algoritma sebagai berikut

1. Baris ke- ditambahkan dengan kali baris

ke-dengan

(55)

Dari langkah tersebut diperoleh bentuk matriks segitiga atas sebagai berikut

Misalkan matriks akhir tersebut dinamakan , maka dapat dinyatakan sebagai

, dengan

dengan .

Berdasarkan hasil tersebut diperoleh rank . Karena oparasi baris

elementer tidak mengubah nilai rank, maka rank rank .

Selanjutnya dengan mensubstitusikan persamaan (vi) ke persamaan (v)

diperoleh rank . Kemudian hasil tersebut disubstitusikan ke

persamaan (iv), sehingga

rank rank rank .

Hasil tersebut kemudian di substitusikan ke persamaan (iii) sehingga diperoleh

rank . Selanjutnya dengan mensubstitusikan hasil ini ke

persamaan (ii) diperoleh

rank rank rank .

(56)

menghasilkan rank rank , sehingga terbukti bahwa

(57)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Rank matriks adjacency dari graf tangga dan graf diperoleh

dari running program dengan bantuan M-File MATLAB. Dari hasil tersebut

dilakukan analisis secara aljabar mengenai rumusan umum rank matriks

adjacency graf tangga serta graf sehingga diperoleh :

1. Rank matriks adjacency dari graf tangga adalah untuk

, dan untuk dengan .

2. Berdasarkan tabel rank matriks , untuk semua nilai dan secara

umum tidak ditemukan pola yang teratur. Meski demikian, keteraturan

pola rank matriks dapat terlihat untuk suatu nilai dan tertentu.

Salah satunya adalah untuk genap dan maka rank matriks

adalah .

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini disarankan pengadaan penelitian selanjutnya untuk

menentukan rumusan umum rank matriks adjacency dari graf untuk

(58)

DAFTAR PUSTAKA

1. Abadir, K, M. and Magnus, Jan R., 2005, Matrix Algebra, Cambridge

University Press, New York.

2. Chartrand, G., Oellerman, O, R., 1993, Applied and Algorithmic Graph Theory, McGraw-Hill Inc, Canada.

3. Estuningsih, N. dan Wahyuni, Y., 2008, Rank Matriks Adjacency Join Dua Graph,Laporan Penelitian DIPA, Universitas Airlangga, Surabaya.

4. Foulds, L,R., 1992, Graph Theory Applications, Springer Verlag Inc. New

York.

5. Friedberg, S. H, Insel, A. J, and Spence, E. L., 2003, Linear Algebra Fourth Edition, Pearson Education Inc, New York.

6. Handayani, Ayuk Fitri, 2011, Rank Matriks Adjacency dari Graf Prisma

(59)

Lampiran 1.

Program untuk menentukan rank matriks adjacency dari graf tangga dengan

M-File MATLAB beserta outputnya pada command window.

(60)
(61)

Lampiran 2.

Tabel Rank Matriks Adjacency dari graf tangga dengan

(62)

Lampiran 3.

program untuk menentukan rank matriks adjacency dari graf

dengan menggunakan bantuan M-File MATLAB,

Versi 1 :

clc;

disp('====== RANK MATRIKS ADJACENCY DARI GRAF Ln x Pm ======');

n=input('masukkan panjang graf tangga : ');

(63)

end;

end;

end;

disp(T)

disp('ranknya adalah ')

disp(rank(T))

tampilan di command window:

versi 2 :

clc;

n=input('Masukan panjang tangga = ');

m=input('Masukan ordo graf path = ');

for j=1:m

if(j==1)

for i=1:m-1

if i==1

(64)
(65)

end;

disp(finish);

R=rank(finish);

disp('ranknya adalah ');

disp(R);

(66)
(67)
(68)
(69)

Gambar

Gambar 1                                                             4
Gambar 1. Graf
Contoh 2 : Pada Gambar 2, Gambar 2  merupakan titik-titik pada graf
Gambar 3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Matriks transpose yaitu matriks yang diperoleh dari memindahkan elemen-elemen baris menjadi elemen pada kolom atau sebaliknya..

Secara umum dapat didefinisikan bahwa matriks adalah kumpulan bilangan-bilangan yang disusun secara khusus dalam bentuk baris dan kolom sehingga membentuk persegi panjang

Pada skripsi ini akan dikaji rank minimum dari matriks simetri dengan unsur-unsur pada pada field ܼଶ dari graf path ܲ௡ , graf komplit ‫ܭ‬௡ , graf star ܵ௡ , dan graf

Submatriks artinya bagian kecil dari matriks, sedangkan matriks persegi adalah matriks yang mempunyai jumlah baris sama dengan jumlah kolom atau sebut saja berordo nxn?.

Ukuran atau ordo suatu matriks adalah ukuran yang menunjukkan banyak baris dan banyak kolom dari suatu matriks, dinotasikan dengan Ai×j...

Tambahkan titik- titik terpencil pada graf untuk mendapatkan himpunan partisi yang berukuran sama dan tambahkan setiap baris dan kolom dengan nol untuk matriks derajat

Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai banyak baris dan kolom sama. Diagonal samping matriks adalah semua entry matriks yang terletak pada garis diagonal dari sudut kiri

Dalam matriks graf Nauru dapat disimpulkan bahwa setiap kolom dan baris yang ada pada graf Nauru memiliki tiga yang bernilai 1 dan selebihnya bernilai 0 sehingga apabila