• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN STRATEGI CARD SORT DI MI ISLAMIYAH TANJUNG KLEGO BOYOLALI TAHUN 2014 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN STRATEGI CARD SORT DI MI ISLAMIYAH TANJUNG KLEGO BOYOLALI TAHUN 2014 - Test Repository"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA

PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI

SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN STRATEGI

CARD SORT

DI MI ISLAMIYAH TANJUNG KLEGO

BOYOLALI TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

OLEH:

SITI FARIDA SINTA RIYANA

NIM 11510080

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA

PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI

SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN STRATEGI

CARD SORT

DI MI ISLAMIYAH TANJUNG KLEGO

BOYOLALI TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

OLEH:

SITI FARIDA SINTA RIYANA

NIM 11510080

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Keberhasilan adalah buah dari kerja keras disertai doa.

Belajarlah dari pengalaman, karena pengalaman adalah guru terbaik.

PERSEMBAHAN

Untuk kedua orang tua dan adik tercinta.

Para guru dan dosen yang telah memberikan ilmu.

Teman-teman PGMI kelas C tahun 2010.

Sahabat setia (Astuti, Endang, Nila).

(8)

KATA PENGANTAR

Peneliti memanjatkan puji syukur ke Khadirat Allah S.W.T karena atas limpahan rahmat beserta karunia-Nya, penelitian tindakan kelas ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Penelitian yang diberi judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI SIFAT-SIFAT

BANGUN DATAR DENGAN STRATEGI CARD SORT DI MI

ISLAMIYAHTANJUNG KLEGO BOYOLALI TAHUN 2014”, pada

hakekatnya merupakan “Self Reflektive Teaching” yang ditujukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan penerapan model pembelajaran yang selama ini dilaksanakan oleh guru pengampu mata pelajaran matematika, dengan sasaran akhir adalah meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus, dimana pada akhir siklus ketiga penerapan strategi pembelajaran card sort ini dapat membuahkan hasil, dimana ketuntasan belajar dan hasil belajar di MI Islamiyah Tanjung Klego meningkat dengan cukup memuaskan.

(9)
(10)

ABSTRAK

Riyana, Siti Farida Sinta. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Kelas V Materi Sifat-Sifat Bangun Datar Dengan Strategi Card Sort Di MI Islamiyah Tanjung Klego Boyolali Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Winarno,S.Si.,M.Pd

Kata Kunci: Hasil Belajar dan StrategiCard Sort

Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika kelas V pada materi sifat-sifat bangun datar dengan menggunakan strategicard sortdi MI Islamiyah Tanjung Klego, Boyolali tahun 2014. Subjek penelitian terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian dilakukan selama 5 bulan mulai bulan Mei- Agustus 2014.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,pengamatan dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes, skala sikap, observasi dan wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, II dan III diperoleh data seperti berikut: Standar KKM matematika adalah 65, sebelum menggunakan strategicard sort hanya ada 29% (6 siswa) yang lulus, sedangkan 71 % (15 siswa) belum memenuhi standar KKM. Setelah penggunaan strategi card sort dalam pelajaran matematika pada siklus I diperoleh data 43% (9 siswa) lulus dan 57% (12 siswa) belum lulus, jika dilihat terjadi peningkatan sebesar 14%. Setelah dilakukan refleksi siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus II yaitu 67% (14 siswa) lulus sedangkan 33% (7 siswa) belum lulus/ belum memenuhi standar KKM, terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 24% dibanding pada siklus I. Hasil dari siklus III menunjukkan 76% (16 siswa) telah dinyatakan lulus sedangkan 24% (5 siswa) belum memenuhi standar KKM. Perbandingan hasil siklus III dibanding siklus II yaitu terjadi peningkatan sebesar 9%, sedangkan jika dibandingkan dengan siklus I terjadi peningkatan sebesar 33%.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………... i

LEMBAR BERLOGO……… ii

HALAMAN JUDUL……….. iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……… iv

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN……….. v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………. vii

KATA PENGANTAR……… viii

ABSTRAK……….. x

DAFTAR ISI……….. xi

DAFTAR TABEL……….. xiii

DAFTAR GAMBAR………. vix

DAFTAR LAMPIRAN……….. xv

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH……….. 1

B. RUMUSAN MASALAH……… 4

C. TUJUAN PENELITIAN……… 5

(12)

E. MANFAAT PENELITIAN……… 5

F. DEFINISI OPERASIONAL………... 7

G. METODE PENELITIAN………... 8

H. SISTEMATIKA PENULISAN……….. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. HASIL BELAJAR……….. 15

B. MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH... 27

C. MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR……… 30

D. STRATEGI PEMBELAJARANCARD SORT……….. 34

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. DESKRIPSI SIKLUS I………... 39

B. DESKRIPSI SIKLUS II………. 45

C. DESKRIPSI SIKLUS III……… 50

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN………... 55

B. PEMBAHASAN………. 60

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN……….. 74

B. SARAN……….. 74

DAFTAR PUSTAKA………... 76

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Variabel Hasil Belajar... 18

Tabel 4.1 Daftar Nilai Test Formatif Siklus I... 55

Tabel 4.2 Daftar Nilai Test Formatif Suklus II... 57

Tabel 4.3 Daftar Nilai Test Formatif Siklus III... 58

Tabel 4.4 Frekuensi Nilai Evaluasi... 60

Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Sikap Siklus I... 61

Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Sikap Siklus II... 66

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bangun Persegi Panjang... 31

Gambar 2.2 Bangun Persegi... 31

Gambar 2.3 Bangun Jajar Genjang... 32

Gambar 2.4 Bangun Layang-Layang... 33

Gambar 2.5 Bangun Trapesium... 33

Gambar 2.6 Bangun Segitiga... 34

Gambar 2.7 Bangun Lingkaran... 34

Gambar 4.1 Presentase Nilai Siklus I... 56

Gambar 4.2 Presentase Nilai Siklus II... 58

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III Lampiran 4 Lembar Soal Pre Test

Lampiran 5 Lembar Soal Siklus I Lampiran 6 Lembar Soal Siklus II Lampiran 7 Lembar Soal Siklus III

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Sikap Siswa Lampiran 9 Data Nilai Siswa Sebelum Penelitian

Lampiran 10 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian Dokumentasi

(16)
(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Harus disadari seiring dengan perkembangan zaman yang modern, pendidikan menjadi salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu kaum. Pentingnya pendidikan untuk merubah pola fikir seseorang agar lebih cerdas dan mandiri dalam mempersiapkan masa depanya sangat dituntut pada era globalisasi sekarang ini. Seperti yang pernah disabdakan Rasulullah saw dalam hadist yang diriwayatkan oleh At-Thabrani.

ِﻢْﻠِﻌﻟْﺎِﺑ ِﮫْﯿَﻠَﻌَﻓ ِةَﺮِﺧﻵاْ َداَرَأ ْﻦَﻣ َو ِﻢْﻠِﻌﻟْﺎِﺑ ِﮫْﯿَﻠَﻌَﻓ ﺎَﯿْﻧﱡﺪﻟا َداَرَأ ْﻦَﻣ

ْﻦ َﻣ َو

ِﻢْﻠِﻌﻟْﺎِﺑ ِﮫْﯿَﻠَﻌَﻓ ﺎَﻤُھ َداَرَأ

)

ﻲ ﻧ ا ﺮ ﺒ ﻄ ﻟ ا ه ا و ر

(

Art inya,’Barangsiapa yang m enginginkan kehidupan dunia, m ak

ia harus m em iliki ilm u, dan barang siapa yang m enginginkan

kehidupan akhirat m aka it upun harus dengan ilm u, dan barang siapa

yang m enginginkan keduanya m aka it upun harus dengan ilm u.” ( HR.

Thabrani) .

(18)

dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Sehingga jika dihubungkan dengan mata pelajaran banyak mata pelajaran yang kiranya sukar dipahami oleh siswa, seperti matematika dan IPA.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib untuk dipelajari di semua jenjang pendidikan. Seperti yang dikemukakakn oleh Morris Kline (dalam Simanjuntak 1993: 64) bahwa“jatuh bangunya suatu negara dewasa ini tergantung dari kemajuan di bidang matematiaka”.

Pemahaman konsep matematika penting dilakukan agar dewasa kelak siswa mampu mengaplikasikan pada kehidupa sehari-hari. Konsep matematika dapat terbentuk dengan baik jika program yang diberikan disekolah disesuaikan dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan nyata. Menurut Simanjuntak (1993: 64),“Pengetahuan mengenai matematika memberikan bahasa, proses dan teori yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan, yang pada akhirnya bahwa matematika merupakan satu kekuatan utama pembentukan konsepsi tentang alam suatu hakikat dan tujuan manusia dalam kehidupanya”.

(19)

Konsep-konsep matematika materi sifat-sifat bangun datar yang diberikan kepada siswa Madrasah Ibtidaiyah sangatlah mudah, tetapi sebenarnya materi sifat-sifat bangun datar di sekolah dasar memuat konsep-konsep yang mendasar dan penting serta tidak boleh dipandang sepele oleh para guru. Konsep dasar matematika materi sifat-sifat bangun datar harus diberikan secara benar sejak awal siswa mengenal suatu konsep, sebab kesan yang pertama kali ditangkap oleh siswa akan terus terekam dan akan menjadi pandangan dimasa mendatang.

Seperti data yang telah penulis dapatkan saat melakukan observasi awal di MI Islamiyah Tanjung. Di kelas V pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar diperoleh data nilai yang kurang memuaskan. Dari 21 siswa kelas V dengan standar KKM 65 hanya ada 29% (6 siswa) yang memenuhi standar KKM, sedangkan 71% (15 siswa) mendapatkan nilai dibawah standar KKM.

Penggunaan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran menurut Wena (2009: 2) adalah “cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarakan siswa”. Setiap strategi pembelajaran pada dasarnya secara implisit telah mengandung komponen motivasional, walaupun dengan cara yang berbeda-beda. Salah satu strategi yang dipilih penulis dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah strategicard sort.

(20)

dalam belajar. Kegiatan mencari pasangan yang merupakan dasar strategi card sort selain menumbuhkan antusias siswa juga dapat menjadikan anak lebih aktif dalam proses pembelajaran, guru diposisikan sebagai mediator agar pengetahuan dapat tersampaikan dengan baik.

Berbagai macam permasalahan yang dialami oleh siswa saat belajar mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datarseperti rendahya nilai ulangan, pembelajaran yang kurang menarik, hasil belajar yang rendah menjadikan penulis tertarik untuk meneliti tingkat hasil belajar dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif yaitu dengan menggunakan strategi card sort pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datarpada kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Tanjung.

Dari permasalahan tersebut penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN STRATEGICARD SORTDI MI ISLAMIYAH TANJUNG KLEGO BOYOLALI TAHUN 2014”.

B. RUMUSAN MASALAH

(21)

C. TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah diatas maka penulis merumuskan tujuan penelitian ini adalah:Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V dengan menggunakan strategicard sort pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar di MI Islamiah Tanjung, Klego, Boyolali.

D. HIPOTESIS TINDAKAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipadang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK.Penggunaan strategicard sortdalam mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Indikator keberhasilan: Siklus berhenti saat 75% dari jumlah seluruh siswa telah memenuhi standar KKM mata pelajaran matematika yaitu 65.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

(22)

adalah metode card sort dalam materi sifat-sifat bangun datar di MI Islamiyah Tanjung Klego.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan minat belajar siswa terutama pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar.

2) Membantu siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar.

3) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar.

b. Bagi Guru

1) Sebagai referensi dalam menggunakan strategi pembelajaran aktif pada mata pelajaran matematika. 2) Sebagai masukaan guru untuk mengembangankan

(23)

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan kontribusi bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan pada mata pelajaran matematika.

F. DEFINISI OPERASIONAL

1. Peningkatan yaitu proses, perbuatan, cara meningkatakan usaha dsb. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2005: 820).

2. Hasil yaitu sesuatu yang didapat dari jerih payah , perolehan, buah, akibat, kesudahan. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2005: 351).

3. Belajar adalah proses yang harus dilalui manakala seseorang ingin mencapai sesuatu yang diharapkan dapat berhasil dengan baik (Samino, 2012: 19).

4. Matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau “mathenein”.

Menurut Mulyani Sumantri (dalam Rosma Hartini Sam’s, 2010:12)

matematika adalah pengetahuan yang tidak kurang pentingnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tujuan pengajaran matematika ialah agar peserta didik dapat berkonsultasi dengan mempergunakan angka-angka dan bahasa matematika.

5. Strategi yaitu taktik, ( Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2005: 774). 6. Card Sort yakni strategi pembelajaran berupa potongan-potongan kertas

(24)

G. METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suharsimi dkk (dalam Mulyasa, 2011:10) menjelaskan “penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan”. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai upaya perbaikan suatu praktik pendidikan melalui pemberian tindakan berdasarkan refleksi dari pemberian tindakan. Bentuk pemberian tindakan pada penelitian ini yaitu dengan memberikan suatu tindakan pada subjek yang diteliti dengan menggunakan strategicard sort (variabel bebas) untuk diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar matematika (variabel terikat) karena adanya pemberian tindakan yang dilakukan.

2. Subjek Penelitian

(25)

kab.Boyolali. Penelitian ini dilakukan oleh penulis selama 5bulan, mulai dari bulan Mei- Agustus 2014.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Sesuai dengan model penelitian yang dilakukan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) maka penelitian yang dilakukan melalui tiga siklus. Setiap siklus meliputi empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan

Rencana pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas antara lain mencakup kegiatan sebagai berikut:

1) Mengembangkan Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP), dengan memperhatikan indikator-indikator hasil belajar. 2) Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media

pembelajaran yang menunjang pembentukan SKKD dalam rangka implementasi Penelitan Tindakan Kelas.

3) Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan kondisi pembelajaran.

4) Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

5) Mengembangkan pedoman atau instrumen yang digunakan dalam siklus Penelitian Tindakan Kelas.

(26)

b. Tindakan

Mencakup prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, serta proses perbaikan yang akan dilakukan.

c. Observasi

Mencakup prosedur perekaman data tentang proses dan hasil imlementasi tindakan yang dilakukan.

d. Refleksi

(27)

SKEMA DESAIN PENELITIAN

4. Instrumen Penelitian

(28)

b. Skala Sikap: instrumen untuk mengukur kecenderungan sikap peserta didik terhadap penggunaan strategicard sort pada mata pelajaran matematika.

c. Observasi: instrumen untuk mengadakan pengamatan terhadap aktifitas dan kreatifitas peserta didik didalam kegiatan pembelajaran.

d. Wawancara: instrumen untuk mengumpukan data lisan dari sumber data atau subyek penelitian secara langsung.

5. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti langsung ke tempat penelitian di MI Islamiyah Tanjung, Klego Boyolali. Di tempat penelitian, peneliti mengumpulkan data menggunakan alat bantu instrumen berupa tes. Selain itu peneliti juga melakukan observasi dan wawancara kepada siswa dan guru di MI Islamiyah Tanjung, Klego, Boyolali. Skala sikap juga diperlukan peneliti untuk mengukur antusias siswa dalam belajar.

6. Analisis Data

(29)

pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah tencapai tujuanya. Peneliti juga menggunakan analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif yang digunakan penulis berupa presentase sebagai berikut:

= × 100%

Ket:

P= Persentase

X= Frekuensi Siswa Lulus/ Belum Lulus Xi= Jumlah Seluruh Siswa

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut: BAB 1 : Pendahuluan

Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Berisi tentang hasil belajar, mata pelajaran matematika utuk Madrasah Ibtidaiyah, materi sifat-sifat bangun datar, strategi pembelajaran

(30)

BAB III : Pelaksanaan Penelitian

Berisi tentang deskripsi siklus I, deskripsi siklus II, deskripsi siklus III.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasan. BAB V : Penutup

Berisi kesimpulan dan saran-saran dari penulis. Daftar Pustaka

(31)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

Pemahaman tentang hasil belajar dapat ditinjau dari dua kata yaitu

“hasil” dan “belajar”. Kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda, jika disatukan akan memunculkan pengertian baru. Oleh karena itu akan dibahas satu per satu di bawah ini.

1. Pengertian Hasil

Menurut Poerwodarminto (dalan Ngiryanto 2008:9) bahwa “hasil merupakan prestasi yang telah dicapai (dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Tirtonagoro (dalam Ngiryanto 2008:9) bahwa “hasil merupakan usaha yang dilakukan dengan

maksimal dan menghasilkan perubahan dan dinyatakan dalam bentuk yang menunjukkan kepada anak atas kemampuanya dalam mencapai prestasi

kerja dalam waktu tertentu”. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil adalah sesuatu yang diperoleh seseorang/ siswa setelah melakukan suatu kegiatan.

2. Pengertian Belajar.

(32)

hal-hal yang berguna. Beberapa pakar mengemukakakan pendapatnya tentang pengertian belajar.

Menurut Samino (2012: 199) belajar adalah proses yang harus dilalui manakala seseorang ingin mencapai sesuatu yang diharapkan dapat berhasil dengan baik. Sedangkan menurut Marsudi (dalam Samino: 2012:23) menyimpulkan pengertian belajar sebagai berikut:

a. Belajar itu membawa sesuatu perubahan baik dalam perubahan perilaku aktual maupun potensial.

b. Perubahan itu pada dasarnya adalah diperoleh pengalaman/ kecakapan baru (dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dll).

c. Perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

d. Perubahan cenderung menetap/ lama (tidak hilang begitu saja). e. Perubahan itu menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomorik.

Menurut Depdiknas (dalam Ngiryanto 2008: 11) “ belajar adalah

perubahan yang sedang dialami atau hasil yang telah diperoleh yang menyebabkan individu berubah dari keadaan semula ke keadaan yang baru yang sifatnya kuantitatif maupun kualitatif ke taraf yang lebih tinggi dari semula.

(33)

Kesimpulanya adalah belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sesorang dengan sengaja sebagai upaya untuk mencapai tujuan. Perubahan yang diperoleh dari hasil belajar bersifat positif dan tidak hilang begitu saja.

3. Pengertian Hasil Belajar.

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia diatur dalam undang-undang yang diatur oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang tersebut diatur tentang kurikulum, jenjang, jam belajar sampai pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional pasal 58 (1) disebutkan bahwa penelitian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil peserta didik secara berkesinambungan.

Hasil belajar yang sering disebut dengan istilah “scolastic achivement“ atau “academic achivement“ adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melaui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar ( Briggs, 1979).

(34)

Menurut Degeng (dalam Made Wena 2011:6) hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:

a. Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan terdapat empat indikator untuk mendeskripsikan, yaitu (1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari, (2) kecepatan unjuk kerja, (3) tingkat alih belajar, dan (4) tingkat retensi/ penyimpanan.

b. Efisiensi pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai siswa dan atau jumlah biaya yang digunakan dalam pembelajaran.

c. Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap/ terus belajar.

Tabel 2.1 Variabel Hasil belajar

Sedangkan Bloom (dalam Samino, 2012:49) membedakan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotik (ketrampilan motorik).

(35)

a. Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu:

1) Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan. Pengetahuan tersebut dapat berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.

2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal yang dipelajari.

3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Perilaku ini biasanya nampak dalam menggunakan prinsip.

4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misal tampak didalam kemampuan menyusun suatu program kerja.

6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Sebagi contoh menilai hasil karangan.

b. Ranah afektif terdiri dari lima jenis perilaku, yaitu:

(36)

2) Partisipasi, yang mencakup kerelaan. Kesedihan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.

4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.

5) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai, dan membentuknya menjadi pola nilaikehidupan pribadi.

c. Ranah psikomotorik terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan psikomotorik, yaitu:

1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan (mendeskripsikan) sesuatu secara khusus dan menyadari adanya perbedaan antar sesuatu tersebut.

2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup aktivitas jasmani dan rohani (mental)

3) Gerakan terbimbing, yaitu mencakup kemampuan melakukan gerakan contoh, atau sesuai peniruan.

(37)

5) Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien dan tepat.

6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.

7) Kreatifitas, yang mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri.

Menurut Gagne (1977), Gagne & Driscoll (1988) (dalam Ekawarna 2013: 70)hasil belajar bukan merupakan hasil tunggal, melaiankan proses yang luas dan dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku, dimana tingkah laku tersebut merupakan hasil dari efek kumulatif dari belajar.

Dari beberapa pengertian tentang hasil belajar yang dikemukakakan oleh para pakar, jika ditarik kesimpulan yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil/ akibat yang diperoleh seseorang setelah melakuakan kegiatan belajar yang mencakup aspek kognitif , afektif dan psikomotor.

4. Faktor-Faktor yang Menentukan Hasil Belajar.

(38)

mempengaruhi, yang biasa dibagi menjadi faktor intern (dari dalam) diri peserta didik dan faktor ekstern (dari luar) peserta didik.

a. Faktor Intern

Faktor intern pada dasarnya dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi fisiologisdan sisi psikologis. Pada sisi fisiologis terletak pada kondisi peserta didik. Faktor psikologis memiliki peranan penting yang dapat dipandang sebagai berfungsinya pikiran peserta didik dalam hubunganya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan pelajaran lebih mudah dan lebih efektif.

Thomas F. Staton (dalam Samino 2012: 57) menguraikan 6 macam faktor psikologis, yaitu (a) motivasi, (b) konsentrasi, (c) reaksi, (d) organisasi, (e) pemahaman, dan (f) ulangan.

1) Motivasi

Peserta didik akan berhasil belajarnya manakala dalam dirinya terdapat keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar itulah yang disebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal yaitu: (1) mengetahui apa yang akan dipelajari, dan (2) memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari. Belajar tanpa ada motivasi akan berdaampak pada kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil.

2) Konsentrasi

(39)

sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. Didalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangat

diperlukan, sehingga tidak “perhatian” sekadarnya. Dalam belajar

dapat terjadi perhatianya hanya sekadarnya sehingga tidak konsentrasi, materi pelajaran yang masuk dalam pikiran akan samar-samar didalam kesadaran.

3) Reaksi

Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot-ototnya harus dapat bekerja secara harmonis sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukanya.

4) Organisasi

Belajar juga dapat dikatan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran kedalam suatu kesatuan pengertian. Perbedaan belajar yang berhasil dengan kebingungan, kemungkinan besar hanya perbedaan antara cara penerimaan dan pengaturan fakta, ide dalam fikiran peserta didik yang belajar. Maka diperlukan rancangan indikator keberhasilan serta standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan demikian akan terjadi proses belajar yang logis, efektif dan terorganisir.

(40)

Pemahaman ataucomprehensiondapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Maka dari itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dari filosofinya, maksud dan implikasinya serta aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi.

6) Ulangan

Dalam proses pembelajaran banyak diketahui bahwa tidak semua peerta didik dapat mengingat semua pelajaran dengan baik. Karena pada umumnya setiap manusia termasuk peserta didik memiliki sifat lupa, tetapi semua menyadari bahwa tidak boleh berlebihan dalam lupa itu.

b. Faktor Ekstern

Keberhasilan belajar siswa disamping ditentukan oleh faktor internal juga ditentukan oleh faktor eksternal, yaitu sebagai faktor yang ada diluar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa adalah:

1) Lingkungan Sosial

(41)

2) Lingkungan Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

5. Hasil Belajar Matematika.

Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk menyajikan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar anak didik, matematika. Sudah dapat dibayangkan bagaimana situasi pembelajaran matematika di kelas. Suasana yang senyap, tegang, atau mungkin justru riuh karena anak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru.

Untuk mencapai standar KKM yang telah ditentukan pada mata pelajaran matematika, banyak guru harus berusaha membantu nilai murni siswa yang sebagian besar tidak memenuhi standar KKM.

(42)

Dari definisi di atas, dapat dirangkai sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes.

6. Konsep Belajar Tuntas

Banyak pendidik yang sering memperbincangkan anak didiknya berkaitan dengan ketuntasanya dalam belajar. Menurut Hartini, Suwarno dan Marsudi (dalam Samino 2012: 67) yang dimaksud dengan belajar tuntas (mastery learning) adalah: “ serangkaian kegiatan belajar yang mampu menguasai materi yang dipelajari secara menyeluruh dalam waktu yang tersedia”. Selanjutnya disebutkan oleh Yamin (dalam Samino 2012:

(43)

Dalam upaya memperoleh hasil yang dituju dalam belajar yaitu belajar tuntas terdapat beberapa prinsip. Menurut Hartini dkk (dalam Samino 2012:70) terdapat 3 prinsip belajar tuntas, yaitu:

a. Prinsip perbedaan waktu belajar

Untuk suatu bidang studi tertentu ditentukan oleh tingkat belajar siswa menurut waktu yang disediakan pada tingkat tertentu. b. Prinsip umpan balik dan segera

Umpan balik dalam kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang memberikan kepastian kepada siswa bahwa tujuan belajar telah atau belum tercapai.

c. Prinsip perbaikan

Usaha memperbaiki setiap kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa pada waktu mempelajari materi pelajaran tertentu. Dari uraian diatas terdapat persamaan dari pendapat beberapa ahli,bahwa konsep belajar tuntas mencakup penguasaan materi yang telah disampaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

B. Mata Pelajaran Matematika Untuk Madrasah Ibtidaiyah

(44)

Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Menurut Lisnawaty Simanjuntak (1993: 65) sentral pengajaran matematika adalah pemecahan masalah atau yang lebih mengutamakan proses dari pada produk, maka teori belajar mengajar yang akan lebih berperan dalam pemecahan masalah tersebut. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.

(45)

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).

Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.

Kesimpulanya adalah matematika merupakan ilmu yang sangat penting dalam berbagai berbagai bidang dan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pemecahan masalah, matematika lebih mengutamakan proses daripada hasil.

1. Tujuan Mata Pelajaran Matematika.

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

(46)

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

C. Materi Sifat-Sifat Bangun Datar

Bangun datar yang merupakan sebutan untuk bangun-bangun dua dimensi memiliki sifat masing-masing yang berbeda satu sama lain. Jumlah ruas garis serta model yang dimiliki oleh sebuah bangun merupakan salah satu sifat bangun datar tersebut. Jadi, sifat suatu bangun datar ditentukan oleh jumlah ruas garis, model garis, besar sudut, dan lain-lain.

Berikut ini penjelasan mengenai sifat-sifat bangun datar. 1. Persegi Panjang

a. Memiliki empat sisi serta empat titik sudut.

b. Memliki dua pasang sisi sejajar yang berhadapan dan sama panjang.

c. Memiliki empat buah sudut yang besarnya 90° ( siku-siku ). d. Memliki dua diagonal yang sama panjang.

(47)

Gambar 2.1 Bangun Persegi Panjang

2. Persegi

a. Memiliki empat sisi serta empat titik sudut.

b. Memiliki dua pasang sisi yang sejajar serta sama panjang. c. Keempat sisinya sama panjang.

d. Keempat sudutnya sama besar yaitu 90° ( sudut siku-siku ). e. Memiliki empat buah simetri lipat.

f. Memiliki simetri putar tingkat empat.

Gambar 2.2 Bangun Persegi

3. Jajar Genjang

(48)

c. Memiliki dua buah sudut tumpul dan dua buah sudut lancip. d. Sudut yang berhadapan sama besar.

e. Diagonal yang dimiliki tidak sama panjang. f. Tidak memiliki simetri lipat.

g. Memiliki simetri putar tingkat dua.

Gambar 2.3 Bangun Jajar Genjang

4. Layang-Layang

a. Memiliki empat sisi dan empat titik sudut. b. Memiliki dua pasang sisi yang sama panjang. c. Memiliki dua sudut yang sama besarnya. d. Diagonalnya berpotongan tegak lurus.

(49)

Gambar 2.4 Bangun Layang-Layang

5. Trapesium

a. Memiliki empat sisi dan empat titik sudut.

b. Memiliki sepasang sisi yang sejajar tetapi tidak sama panjang. c. Sudut-sudut diantara sisi sejajar besarnya 180°.

Gambar 2.5 Bangun Trapesium

6. Segitiga

(50)

Gambar 2.6 Bangun Segitiga

7. Lingkaran

a. Mempunyai satu sisi.

b. Memiliki simetri putar dan simetri lipat tak berhingga.

Gambar 2.7 Bangun Lingkaran

D. Strategi PembelajaranCard Sort

1. Strategi Belajar Mengajar Matematika

(51)

Teori belajar mengajar matematika yang dikuasai para tenaga pendidik akan dapat diterapkan pada peserta didikjika dapat memilih strategi mengajar yang tepat, mengetahui tujuan pendidikan dan pengajaran atau pendekatan yang diharapkan serta dapat melihat apakah anak/ peserta didik sudah mempunyai kesiapan atau kemampuan belajar.

2. Pengertian StrategiCard Sort

Pembelajaran aktif model Card Sort merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya.

Menurut Mel Siberman (2002: 157)Strategi card sort

merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang lebih letih.

Sedangkan menurut Zaini dkk ( 2002:50) strategi card sort

(52)

atau mereviuw informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh atau bosan.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulanbahwa strategi

card sort merupakan sebuah strategi yang sama-sama merupakan kegiatan kolaboratif yang digunakan untuk mengajarkan konsep dan mereview informasi. Kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa aktif dapat membuat siswa yang letih, jenuh ataupun bosan menjadi kembali antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

3. Langkah-langkah StrategiCard Sort

Menurut Zaini ( 2002: 50) langkah-langkah strategi card sort

adalah sebagai berikut:

a. Setiap siswa dibagi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori.

b. Mintalah siswa untuk bergerak dan berkeliling didalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama. (guru dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan siswa menemukanya sendiri).

c. Siswa dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas.

d. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan pon-poin penting terkait materi pembelajaran.

(53)

penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Pola belajar yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif, agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about and thinking aloud).

Strategi belajar ”memilah dan memilih kartu” card sort, banyak pakar pendidikan yang telah merumuskan langkah-langkah aplikasinya, diantaranya:

Adapun langkah-langkah aplikasi card sort menurut Melvin L Siberman (2009: 157) yaitu:

(54)

kartu yang dipegangnya memiliki kesamaan definisi atau kategori.

c. Agar situasinya agak seru dapat diberikan hukuman bagi siswa yang melakuan kesalahan. Jenis hukuman dibuat atas kesepakatan bersama.

d. Guru dapat membuat catatan penting di papan tulis pada saat prosesi terjadi.

4. Kelebihan dan Kelemahan StrategiCard Sort Kelebihan dan kelemahan strategicard sort. a. Kelebihan

1) Guru mudah menguasai kelas. 2) Mudah dilaksanakan.

3) Mudah mengorganisir kelas.

4) Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak. 5) Mudah menyiapkannya.

6) Guru mudah menerangkan dengan baik b. Kelemahan.

(55)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

Prosedur PTK ini didesain untuk 3 (tiga) silkus, dimana tiap-tiap siklus dilaksanakan dalam 3 (tiga) kali tatap muka. Rencana tindakan pada masing-masing siklus dalam PTK ini dibagi dalam 4 (empat) kegiatan yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan/ Pengumpulan Data, (4) Refleksi.

A. Deskripsi Siklus I 1. Tahap Perencanaan.

Dalam siklus I rencana pembelajaran yang dilakukan adalah melakukan pre test untuk siswa sebagai penjajakan kemampuan siswa (soal latihan terlampir) dengan materi sifat-sifat bangun datar. Setelah mengetahui hasilnya, penulis malakukan perbaikan pembelajaran.

Setelah dilakukan pre test untuk materi sifat-sifat bangun datar langkah selanjutnya yaitu menjelaskan kembali sub materi tentang sifat-sifat bangun datar persegi dan persegi panjang. Kemudian dilakukan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah pelaksanaan tindakan kelas. Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yang terdiri dari:

a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada tanggal 13 Mei 2014.

(56)

c. Menetapkan materi bahan ajar yaitu materi sifat-sifat persegi dan persegi panjang.

d. Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajarancard sort.

e. Mempersiapkan alat peraga berupa 1 set kartu untuk siklus I. f. Menyusun alat evaluasi berupa test untuk mengetahui respon dan

hasil unjuk kerja atau hasil belajar siswa MI Islamiyah Tanjung, Klego, Boyolali.

g. Menyiapkan pertanyaan untuk memperoleh tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran yang diaplikasikan dalam PTK. 2. Tahap Pelaksanaan

Melaksanakan tindakan sesuai skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa. a. Pra Pembelajaran

Guru menyiapkan alat pembelajaran yaitu buku matematika dan kartu materi untuk penggunaancard sort.

b. Kegiatan Awal (15 menit)

1) Kegiatan pembelajaran dibuka dengan salam dan doa. 2) Guru menanyakan kabar siswa.

3) Guru melakukan presensi.

4) Apersepsi : Guru bertanya kepada siswa benda-benda yang ada di rumah siswa yang berbentuk persegi dan persegi panjang.

(57)

c. Kegiatan Inti (75 menit) 1) Eksplorasi

a) Guru bertanya kepada siswa tentang jenis-jenis bangun datar.

b) Guru bertanya kepada siswa siapa yang bisa menggambar bangun datar persegi dan persegi panjang.

2) Elaborasi

a) Guru menunjukkan model bangun datar persegi dan persegi panjang.

b) Guru mendemonstrasikan cara menggambar bangun datar persegi.

c) Setelah siswa mengerti, siswa diminta menggambar bangun datar persegi.

d) Tanya jawab berkaitan dengan sifat-sifat bangun datar.

e) Guru menjelaskan sifat-sifat bangun datar persegi. f) Guru mendemonstrasikan cara menggambar bangun

datar persegi panjang.

g) Siswa diminta menggambar bangun persegi panjang.

(58)

i) Tanya jawab berkaitan dengan sifat-sifat bangun datar.

j) Guru membagikan potongan kertas karton yang berisi informasi kepada siswa.

k) Siswa diminta mencari teman dengan kategori yang sama.

l) Siswa dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas.

m) Siswa diminta menempel potongan kertas karton di depan kelas sesuai dengan kategorinya masing-masing.

n) Guru membagikan lembar soal kepada siswa. o) Siswa diminta mengerjakan soal.

3) Konfirmasi

a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman dan melakukan penguatan. d. Kegiatan Akhir (15 menit)

1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari pemebelajaran hari ini.

(59)

3) Guru menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan yang akan datang.

4) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam.

3. Tahap Pengamatan/ Pengumpulan Data

Selama proses belajar mengajar berlangsung, penulis melakukan pengamatan pada siswa. Variabel yang diamati meliputi kualitas tentang:

a. Perhatian siswa kelas V MI Islamiyah Tanjung, Klego dalam mengikuti sajian bahan ajar/ skenario dari awal hingga akhir.

b. Pemahaaman siswa kelas V MI Islamiyah Tanjung, Klego terhadap tujuan dan manfaat bahan ajar yang disajikan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran. c. Kesulitan belajar dan hambatan yang dialami siswa kelas

V MI Islamiyah Tanjung, Klego dalam mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi yang ditetapkan.

Adapun lembar pengamatan yang digunakan penulis adalah sebagi berikut:

1) Keaktifan siswa.

(60)

4. Tahap Refleksi

Hasil kegiatan observasi dan evaluasi selanjutnya dianalisis, hasil analisis menjadi dasar dalam penyusunan refleksi yaitu memikirkan upaya apa yang perlu dilakukan untuk mengetahui akar sebab yang ditemukan. Hasil refleksi ini akan menjadi dasar dalam merencanakan tindakan yang akan diterapkan untuk siklus selanjutnya. Berdasarkan pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti menemukan kekurangan sebagai berikut:

a. Proses pembelajaran yang kurang maksimal, karena guru masih banyak menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. b. Guru pamong ternyata belum benar-benar memahami penggunaan

strategicard sort.

c. Siswa tidak bisa aktif dalam pembelajaran dikarenakan dibatasi oleh guru.

Berdasarkan hal-hal diatas, maka yang perlu peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus ke II adalah:

1) Guru lebih terampil dalam mengelola kelas. 2) Pemanfaatan alat peraga dengan sebaik-baiknya.

3) Guru lebih ditekankan pada pemahaman strategicard sort.

(61)

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut:

a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada tanggal 23 Mei 2014.

b. Merumuskan perbaikan hasil refleksi siklus I.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

d. Menentukan materi pelajaran yang akan disampaikan yaitu materi sifat-sifat bangun datar segitiga dan jajargenjang.

e. Menyiapakan satu set kartu card sortdan alat peraga lain yang dibutuhkan.

f. Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan siswa dan tes formatif.

2. Pelaksanaan

(62)

a. Pra Pembelajaran

Menyiapakan alat pembelajaran berupa buku matematika, satu set kartucard sort, dan alat peraga.

b. Kegiatan Awal (15 menit)

1) Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam. 2) Salah satu siswa diminta untuk memimpin doa. 3) Guru menanyakan kabar siswa.

4) Guru melakukan presensi. 5) Apersepsi dan Motivasi

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. c. Kegiatan Inti (75 menit)

1) Eksplorasi

a) Guru bertanya kepada siswa benda-benda yang ada disekitar siswa yang berbentuk segitiga dan jajar genjang.

b) Guru menunjuk beberapa anak untuk menggambar bangun segitiga dan jajar genjang didepan kelas.

2) Elaborasi

a) Guru mendemonstrasikan cara menggambar berbagai jenis bangun segitiga.

b) Setelah siswa paham, siswa diminta menggambar berbagai bentuk segitiga di buku masing-masing.

(63)

d) Guru mendemonstrasikan cara menggambar bangun jajar genjang.

e) Setelah siswa paham, siswa diminta menggambar bangun jajar genjang di buku masing-masing, kemudian dikumpulkan.

f) Guru membagikan potongan kertas yang berisi informasi kepada siswa.

g) Siswa diminta mencari kelompok sesuai dengan kategorinya, kemudian mengelompok.

h) Siswa diminta mempresentasikan di depan kelas, sesuai dengan kategori masing-masing.

i) Saat siswa presentasi, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada kelompok yang presentasi.

j) Potongan kertas yang dimiliki siswa kemudian ditempel pada sebuaah papan sesuai dengan kategorinya.

k) Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa.

l) Siswa yang telah mendapat lembar evaluasi diminta mengerjakan.

3) Konfirmasi

a) Guru bertanya kepada siswa materi yang kurang paham. b) Guru melakukan pelurusan terhadap kesalah pahaman

(64)

d. Kegiatan Akhir (15 menit)

1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini.

2) Guru melakukan evaluasi dan penilaian.

3) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan datang.

4) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan doa dan salam.

3. Tahap Pengamatan/ Pengumpulan Data

Dalam tahap pengamatan siklus II ini, penulis melakukan pengamatan terhadap siswa dan guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan siswa dan guru.

Variabel yang diamati meliputi kualitas tentang:

a. Perhatian siswa kelas V MI Islamiyah Tanjung, Klego dalam mengikuti sajian bahan ajar/ skenario dari awal hingga akhir.

b. Pemahaaman siswa kelas V MI Islamiyah Tanjung, Klego terhadap tujuan dan manfaat bahan ajar yang disajikan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran.

c. Kesulitan belajar dan hambatan yang dialami siswa kelas V MI Islamiyah Tanjung, Klego dalam mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi yang ditetapkan.

Adapun lembar pengamatan yang digunakan penulis adalah sebagi berikut:

1) Keaktifan siswa.

(65)

3) Antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

4. Refleksi

Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan penerapan strategi card sort. Untuk mengetahui seberapa besar perubahan hasil belajar pada siklus II diperlukan adanya refleksi akan tindakan yang telah dilaksanakan. Pada siklus II ini sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar matematika terutama pada materi sifat-sifat bangun datar.

Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan pembelajaran siklus II, peneliti menemukan beberapa kekurangan diantaranya:

a. Walaupun sudah lebih baik, namun guru masih kurang memahami penerapan strategicard sort.

b. Siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran, namun ada beberapa yang sudah mulai aktif.

Berdasarkan hal diatas, maka yang perlu diperbaiki dan diperhatikan pada siklus III adalah:

a. Pemanfaatan media lebih optimal.

b. Biarkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

(66)

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III 1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan siklus III mencakup kegiatan antara lain:

a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada hari sabtu tanggal 9 Agustus 2014.

b. Merumuskan perbaikan hasil refleksi siklus II.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus III.

d. Menentukan materi yang akan disampaiakn yaitu materi sifat-sifat bangun datar, layang-layang, trapesium dan lingkaran.

e. Menyiapkan satu set kartu card sort dan alat peraga lain yang dibutuhkan.

f. Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan siswa dan tes formatif.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus III merupakan peningkatan tindakan perbaikan dari siklus II. Target presentase perubahan yang diharapkan adalah lebih dari 75% menuju kearah yang lebih baik. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pra Pembelajaran

Menyiapkan alat pembelajaran berupa buku matematika, satu set kartucard sort, dan alat peraga lain yang dibutuhkan.

b. Kegiatan Awal (15 menit)

(67)

2) Salah satu siswa diminta untuk memimpin doa. 3) Guru menanyakan kabar siswa.

4) Guru melakukan presensi. 5) Apersepsi dan Motivasi.

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Kegiatan Inti (75 menit)

1) Eksplorasi

a) Guru bertanya kepada siswa barang apa saja di sekitar yang berbentuk layang-layang, trapesium dan lingkaran.

b) Siswa diminta menggambar bangun datar layang-layang, trapesium dan lingkaran.

2) Elaborasi

a) Guru menunjukkan model bangun datar layang-layang.

b) Guru mendemonstrasikan cara menggambar bangun datar layang-layang dengan benar.

c) Guru menjelaskan sifat-sifat bangun datar layang-layang. d) Guru menunjukkan model bangun datar trapesium

e) Setelah mengerti siswa diminta menggambar bangun datar trapesium

(68)

j) Siswa diminta mencari pasangan dari kartu yang didapat.

k) Siswa diminta mempresentasikan materi sesuai dengan kelompok kartunya.

l) Siswa diminta menempel kartu yang didapat sesuai dengan kategorinya masing-masing.

m) Guru membagikan lembar soal kepada siswa. n) Siswa diminta mengerjakan soal.

3) Konfirmasi

a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

b) Guru memberikan pelurusan atas kesalah pahaman yang terjadi dan memberikan penguatan.

d. Kegiatan Akhir (15 menit)

1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari pemebelajaran hari ini. 2) Guru melakukan evaluasi.

3) Guru menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan yang akan datang.

4) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan doa mengucapkan salam. 3. Tahap Pengamatan/ Pengumpulan Data

(69)

a. Perhatian siswa kelas V MI Islamiyah Tanjung, Klego dalam mengikuti sajian bahan ajar/ skenario dari awal hingga akhir.

b. Pemahaaman siswa kelas V MI Islamiyah Tanjung, Klego terhadap tujuan dan manfaat bahan ajar yang disajikan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran. c. Kesulitan belajar dan hambatan yang dialami siswa kelas V

MI Islamiyah Tanjung, Klego dalam mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi yang ditetapkan.

Adapun lembar pengamatan yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

1. Keaktian siswa. 2. Tanggung jawab. 3. Antusias siswa.

4. Refleksi

Berdasarkan analisis dan hasil pengamatan pada siklus III banyak terjadi peningkatan dan perubahan dalam proses pembelajaran, yaitu:

1. Siswa sangat antusias dan senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

(70)

3. Siswa menganggap strategi card sort merupakan suatu strategi pembelajaran permainan.

4. Walaupun suasana kelas kurang kondusif, namun guru dapat mengontrol antusias siswa, sehingga siswa aktif terkendali.

5. Guru pamong menilai strategi card sort merupakan strategi yang tepat digunakan pada siswa, selain menyenangkan strategi card sortjuga lebih terjangkau dan mudah untuk didapatkan.

(71)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Hasil Penelitian 1. Siklus I

Pada penelitian kali ini penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan strategi pembelajaran card sort. Walaupun strategi card sort bukanlah merupakan strategi baru di dunia pendidikan Indonesia, namun untuk MI Islamiyah Tanjung Klego strategi card sort

merupakan strategi yang baru. Acuan penilaian pada penelitian ini peneliti menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM). Berdasarkan data nilai matematika kelas V yang diperoleh dari MI Islamiyah Tanjung, menunjukkan bahwa KKM untuk mata pelajaran Matematika adalah 65, jadi nilai ketuntasanya berkisar antara 65-100 sedangkan nilai yang belum tuntas berkisar anatara 0-64. Hasil tindakan kelas yang merupakan hasil evaluasi ada dua macam yaitu observasi dan tes formatif (pre test dan post test). Data dibawah ini adalah hasil nilai test formatif.

No Nama Siswa Nilai Pre Test Nilai Post Test Siklus I

1. A 40 75

2. B 70 85

3. C 30 52

4. D 26 57

(72)

7. G Tabel 4.1 Daftar

Gambar 4.1 Presenta

71%

Nilai pre test

53 40

tar Nilai Test Formatif Siklus I

ntase Nilai Siklus I

valuasi pada siklus II sudah mengalami peni un belum memenuhi tujuan dari dilaksanakan p

(73)

Tabel 4.2 Daftar Nilai Test Formatif Siklus II

No Nama Siswa Nilai Post Test Siklus II

(74)

Gambar 4.2 Presentase Nila

3. Siklus III

Hasil e target dari pene dalam post test. D

No N

Nilai Siklus II

sil evaluasi yang diperoleh pada siklus III sudah nelitian yaitu lebih dari 75% dari jumlah selur st. Dibawah ini data hasil pre test dan post test pa

Nama Siswa Nilai Post Test A seluruh siswa lulus st pada siklus III.

(75)

15. Tabel 4.3 Daftar Nila

Gambar 4.3 Presen

Nilai Test Formatif Siklus III

entase Nilai Siklus III

i siklus III menunjukkan bahwa 76% dari siswa g belum lulus ada 24% yaitu sekitar 5 sisw pada siklus III adalah 1560. Artinya bila dibandi

us II, dan siklus III semua mengalami peni ini hasil peningkatan yang paling signifikan y

pai kelulusan 76 %.

Lulus

(76)

B. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 3 siklus, dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai siswa yang cukup baik. Selain itu antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga sangat tinggi. Sehingga jika dipadukan maka dengan menggunakan strategi card sort dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar dan antusias siswa kelas V dalam belajar di MI Islamiyah Tanjung, Klego. Hal ini dapat dilihat dari tabel frekuensi nilai evaluasi dari siklus ke siklus sebagai berikut:

No Kategori Rentang Nilai

Siklus I Siklus II Siklus III Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1 Lulus 65-100 9 43% 14 67% 16 76%

2

Belum

Lulus 0-64 12 57% 7 33% 5 24%

Jumlah 21 100% 21 100% 21 100%

Tabel 4.4 Frekuensi Nilai Evaluasi

Hasil dari penelitian tindakan kelas ini memperoleh hasil seperti tabel diatas. Berikut ini penjabaran hasil penelitian dari siklus ke siklus:

1. Siklus I

(77)

dari post test adalah 43% siswa lulus (9 siswa) dan yang belum lulus 57% (12 siswa).

Hasil pengamatan yang dilakukan penulis pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Kehadiran siswa

Pada siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2014. 100% anak kelas V hadir di kelas yaitu sebanyak 21 siswa.

b. Aspek sikap

Pada siklus ini penulis menggunakan penilaian sikap terhadap siswa. Penilaian sikap mencakup keaktifan, tanggung jawab dan antusias. Berikut ini hasil penilaian sikap terhadap siswa kelas V di MI Islamiyah Tanjung, Klego dengan menggunakan strategi card sort

dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar sub materi sifat persegi dan persegi panjang.

(78)

13 M 3 4 4

Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Sikap Siklus I

Jika didiskripsikan sikap yang ditunjukkan siswa sangat baik, respon mereka terhadap pelajaran juga meningkat, hanya ada beberapa anak yang terlihat kurang aktif dalam pembelajaran. Namun sebagian besar anak terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

c. Pemahaman siswa terhadap materi

(79)

Adapun hasil pengamatan untuk guru adalah sebagai berikut:

a. Membuka pelajaran

Guru membuka pelajaran dengan baik. Yaitu memimpin doa, presensi siswa, motivasi dan apersepsi juga dilakukan dengan baik.

b. Penguasaan materi

Guru telah menguasai materi pelajaran sifat bangun persegi dan persegi panjang dengan baik. Alat peraga yang telah disiapkan peneliti juga digunakan guru dengan tepat dan baik.

c. Menyajikan materi

Dalam menyajikan materi sifat persegi dan persegi panjang, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. d. Pengelolaan kelas

(80)

e. Ketepatan penggunaan metode

Guru pamong masih awam terhadap startegi card sort, sehingga 1 hari sebelumnya peneliti telah memberikan RPP untuk dipelajari oleh guru. Dalam pelaksanaanya penggunaaan startegi

card sort masih ada beberapa kekurangan yaitu dalam memandu siswa dalam menemukan kelompoknya dan memandu siswa dalam menempel kartu. Namun secara keseluruhan guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP.

f. Pelaksanaan evaluasi

Pelaksaan evaluasi berjalan dengan baik dan lancar. Siswa menuruti perintah yang diberikan oleh guru. Guru juga membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal evaluasi.

g. Menutup pelajaran

Guru menutup pelajaran dengan membuat kesimpulan bersama-sama dengan siswa, dan menutup pelajaran dengan salam.

Pada tahap ini penerapan startegi card sort mampu meningkatakan hasil belajar walaupun peningkatanya belum terlalu tinggi, hal ini dikarenakan masih ada beberapa kendala yang muncul pada penelitian kali ini, adapun kendala yang ditemukan penulis antara lain:

1) Guru sebaiknya dapat mengelola waktu dengan lebih efisien.

2) Guru lebih memahami langkah-langkah dalam pelaksanaan strategi

(81)

3) Guru dapat mengembangkan proses pembelajaran untuk menarik siswa.

4) Siswa yang sudah faham sebaiknya dapat menjadi tutor sebaya bagi temanya.

5) Untuk penulis, skenario pembelajaran lebih dikembangkan agar lebih menarik.

2. Siklus II

Pada siklus II tindakan penelitian memepertimbangkan kekurangan dan kendala yang muncul pada siklus I. Untuk proses pembelajaran masih sama dengan siklus I yaitu menggunakan strategi card sort. Dari data yang diperoleh pada siklus II mengalami peningkatan hasil ketuntasan belajar siswa. Hasil post test yang diperoleh pada siklus II ini diperoleh hasil yaitu 67% (14 siswa) lulus sedangkan 33% (7 siswa) belum lulus.

(82)

Hasil observasi pada siklus II adalah sebagai berikut: a. Kehadiran siswa

Pada siklus II yang dilaksanakan pada hari jum’at 23 Mei 2014.

100% anak kelas V hadir di kelas yaitu sebanyak 21 siswa. b. Aspek sikap

Pada siklus ini penulis menggunakan penilaian sikap terhadap siswa yang sama seperti yang penulis gunakan pada siklus I. Penilaian sikap mencakup keaktifan, tanggung jawab dan antusias. Berikut ini hasil penilaian sikap terhadap siswa kelas V di MI Islamiyah Tanjung, Klego dengan menggunakan strategi card sort dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar sub materi sifat bangun segitiga dan jajar genjang.

(83)

16 P 3 3 4

17 Q 3 3 4

18 R 4 4 4

19 S 4 4 4

20 T 3 3 3

21 U 2 2 3

Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Sikap siklus II

Jika didiskripsikan terjadi peningkatan keaktifan dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pemahaman siswa terhadap materi pun mengalami peningkatan. Dalam diskusi dan presentasi anak langsung tanggap dengan memberi komentar terhadap kelompok lain. Pada siklus II anak sudah faham apa yang harus dilakukan dalam belajar, ini merupakan akibat dari pembelajaran siklus I.

Adapun hasil pengamatan untuk guru adalah sebagai berikut:

a. Membuka pelajaran

Guru membuka pelajaran dengan baik. Yaitu memimpin doa, presensi siswa, motivasi dan apersepsi juga dilakukan dengan baik.

b. Penguasaan materi

(84)

c. Menyajikan materi

Dalam menyajikan materi sifat persegi dan persegi panjang, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. d. Pengelolaan kelas

Dalam pengelolaan kelas guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 dan 3 siswa (disesuaikan dengan jumlah sifat bangun datar), seperti yang terjadi pada siklus I, pembelajaran yang awalnya tenang menjadi ramai, namun pada siklus II siswa ramai bukan karena bingung, melainkan mereka antusias untuk mencari kelompoknya.

e. Ketepatan penggunaan metode

Pada pelaksanaan siklus II guru pamong sudah mengerti tindakan apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran menggunakan strategi card sort. RPP, media dan alat pembelajaran diberikan kepada guru pamong 1 hari sebelum penelitian dilaksanakan. Pemberian RPP lebih awal adalah agar guru pamong dapat mengatur proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Secara keseluruhan guru pamong telah bekerja dengan baik.

f. Pelaksanaan evaluasi

(85)

Pengawasan dilakukan oleg guru pamong dan dibantu oleh peneliti agar tidak terjadi kecurangan dalam mengerjakan soal. g. Menutup pelajaran

Guru menutup pelajaran dengan membuat kesimpulan bersama-sama dengan siswa, dan menutup pelajaran dengan salam.

Pada tahap ini penerapan startegi card sortmampu meningkatakan hasil belajar yang lebih signifikan dibanding pada siklus I, kegiatan pembelajaran juga berjalan dengan baik dan menyenangkan, selain itu guru pamong telah memahami betul langkah-langkah penerapan strategi

card sort. Walaupun demikian penulis masih menemukan beberapa kendala pada pelaksaan siklus II yaitu:

1) Pengelolaan waktu harus lebih tepat dan efisien.

2) Sebaiknya guru menarik siswa untuk menemukan jawaban sendiri, tidak selalu harus dibimbing.

3) Guru lebih memperhatikan siswa yang belum mengerti untuk diberi penjelasan kembali.

3. Siklus III

Gambar

Tabel 2.1 Variabel Hasil belajar
Gambar 2.1 Bangun Persegi Panjang
Gambar 2.3 Bangun Jajar Genjang
Gambar 2.5 Bangun Trapesium
+7

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji syukur ke haribaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-NYA berupa rahmat, hidayah serta perlindungan-NYA kepada penulis hingga penulis

Dikarenakan kemampuan berkonsentrasi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, terutama bagi siswa jurusan Akuntansi yang sangat membutuhkan ketelitian, daya penalaran dan

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya, sehingga skripsi yang berjudul “Perancangan Program Aplikasi Optimasi Pelatihan Sumber Daya

Namum perhatikan, bahwa hal ini dapat menjadi ide yang baik, apabila fungsi dengan nama sama terdapat pada beberapa class yang berbeda, dengan syarat mereka menggunakan arguments

Siswa yang tergolong cepat, pada umumnya dapat menyelesaikan proses belajar dalam waktu yang lebih cepat dari yang diperkirakan.. Mereka dapat mudah menerima

Peraturan pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Hasil ini diperkuat oleh Sitanggang (2011) dalam analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi karet di PTPN III Kebun Sarang Ginting, Kabupaten Serdang

Beberapa komponen yang masuk dalam indikator pendidikan di Jawa Timur yaitu Angka Partisipasi Murni, Angka Partisipasi Kasar, Angka Transisi, Angka Putus Sekolah,