• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

57

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian dan pengembangan (research and development) ini adalah Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Lokasi tersebut dipilih karena memiliki satu-satunya Prodi Pendidikan Sejarah di Kalimantan Selatan. Sehingga dianggap penting bagi Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) menghasilkan tenaga kependidikan yang profesional memiliki kemampuan mempraktikkan konsep-konsep pembelajaran sejarah/IPS dan konsep-konsep ilmu sejarah. Tenaga pendidik yang tidak hanya menguasai materi sejarah nasional, tetapi juga menguasai materi sejarah lokal di Kalimantan Selatan guna memperkaya materi sejarah nasional itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti memilih Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) sebagai lokasi penelitian.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang direncanakan dimulai pada bulan September 2015 sampai dengan Desember 2015. Adapun rincian kegiatan yang dilaksanakan selama waktu penelitian sebagai berikut.

(2)

Tabel 3.1. Rencana Penelitian

No Kegiatan Penelitian Bulan

Sep Okt Nov Des

1 Studi Pendahuluan 2 Analisa Hasil Studi

Pendahuluan 3 Pengumpulan Bahan 4 Penyusunan Bahan dan

Design 5 Validasi Tim Ahli dan

Revisi 6 Uji Coba Kelompok 7 Uji Efektivitas 8 Penyusunan Laporan

B. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model Four-D (4D) yang dikemukakan oleh Thiagarajan, dkk. Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan dalam empat tahapan sesuai dengan desain penelitian yang digunakan. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan menghasilkan model pembelajaran sejarah lokal yang menggunakan sumber utama berupa arsip koran. Penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking) mahasiswa.

C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Berdasarkan model pengembangan 4D, prosedur penelitian yang digunakan terdiri dari empat tahapan yaitu define, design, development, dan dissemination. Namun, pada penelitian akan dilakukan modifikasi pada tahapan dissemination. Adapun prosedur penelitian dan pengembangan berdasarkan model 4D sebagai berikut.

(3)

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tahap pendefinisian bertujuan menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran. Tahap pendefinisian terdiri dari lima kegiatan, antara lain:

a. Analisis permasalahan (front-end analysis)

Analisis permasalahan adalah studi permasalahan mendasar yang dihadapi oleh pendidik. Analisis permasalahan bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik selama proses pembelajaran. Pada kegiatan ini, peneliti menetapkan masalah pokok yang dihadapi oleh pendidik dan menjadikannya dasar pengembangan model pembelajaran.

b. Analisis peserta didik (learner analysis)

Analisis peserta didik adalah studi tentang peserta didik. Analisis permasalahan dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik peserta didik sesuai dengan rancangan dan pengembangan model pembelajaran. Karakteristik peserta didik meliputi perkembangan kognitif, pengetahuan dasar dan pandangan umum terhadap materi pembelajaran sejarah lokal.

c. Analisis kompetensi (task analysis)

Analisis kompetensi dilakukan dengan mengidentifikasi keterampilan utama yang dilakukan mahasiswa selama proses pembelajaran. Selanjutnya, keterampilan utama tersbeut dianalisis dan dikelompokkan ke dalam sub keterampilan yang lebih spesifik.

d. Analisis konsep (concept analysis)

Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis konsep-konsep pokok yang akan diajarkan berdasarkan analisis dari awal ke akhir. Analisis konsep kemudian dijadikan dasar dalam penyusunan tujuan pembelajaran.

e. Perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives)

Perumusan tujuan pembelajaran adalah konversi dari hasil analisis tugas dan konsep menjadi indikator pencapaian hasil belajar. Indikator pencapaian hasil belajar kemudian dijadikan dasar dalam menyusun rancangan perangkat pembelajaran dan tes.

(4)

2. Tahap Perancangan (Design)

Tahap perancangan bertujuan untuk merancang draf perangkat pembelajaran berdasarkan hasil tahap pendefinisian. Tahap perancangan terdiri dari empat kegiatan, antara lain:

a. Penyusunan tes (constructing criterion-referenced tests)

Kegiatan ini dilakukan dengan menyusun tes sebelum (pretes) dan sesudah (postes) penggunaan model pembelajaran. Selain penyusunan tes, adapula penyusunan instrumen penelitian dan pembelajaran untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran.

b. Pemilihan model (model selection)

Kegiatan ini dilakukan dengan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Proses pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan analisis tugas, analisis materi, kerakteristik peserta didik dan sarana-prasarana yang tersedia.

c. Pemilihan format (format selection)

Pemilihan format berkaitan dengan pemilihan dan penyusunan draf model pembelajaran. Peneliti menganalisis dan memilih format model pembelajaran yang sesuai dengan hasil tahap pendefinisian.

d. Desain awal (initial design)

Kegiatan ini menghasilkan rancangan/draf awal model pembelajaran, perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian yang akan digunakan pada tahapan selanjutnya.

3. Tahap Pengembangan (Development)

Tahap pengembangan bertujuan memperbaiki draf awal yang telah dirancang pada tahap sebelumnya menjadi draf akhir. Tahap pengembangan terdiri dari dua kegiatan, antara lain:

a. Penilaian para ahli (expert appraisal)

Draf awal model pembelajaran yang telah disusun pada tahap perancangan, selanjutnya dinilai/divalidasi oleh para ahli (validator). Penilaian para ahli

(5)

(validasi) dibagi menjadi dua yaitu validasi model pembelajaran dan materi. Data-data yang dikaji dari tim ahli model pembelajaran meliputi tiga lembar validasi yaitu model pembelajaran, Satuan Acuan Perkuliahan (SAP) dan soal. Adapun data-data yang dikaji dari tim ahli materi meliputi dua lembar validasi yaitu materi dan Satuan Acuan Perkuliahan (SAP). Hasil penilaian para ahli tersebut, selanjutnya dijadikan dasar revisi draf awal sebelum diujicobakan. b. Uji pengembangan (development testing)

Uji pengembangan merupakan kegiatan pengujian terhadap model dan perangkat pembelajaran yang telah direvisi sesuai hasil penilaian para ahli. Model dan perangkat pembelajaran tersebut diujicobakan kepada peserta didik. Uji pengembangan dapat dibagi menjadi dua tahapan, yaitu:

1) Simulasi

Pada penelitian dan pengembangan ini, simulasi yang dilakukan adalah uji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil bertujuan untuk mengetahui respon dan komentar mahasiswa tentang sumber pembelajaran dan instrumen evaluasi. Respon dan komentar peserta didik tersebut dijadikan dasar revisi sumber pembelajaran dan instrumen evaluasi. Hasil revisi sumber pembelajaran dan instrument evaluasi kemudian digunakan pada uji coba terbatas.

2) Uji coba terbatas

Uji coba terbatas terdiri dari uji coba kelompok besar dan uji efektivitas atau impelemtasi. Uji coba kelompok besar bertujuan mengetahui berjalannya model pembelajaran secara keseluruhan, lembar kerja berpikir historis dan kesesuaian waktu pengaplikasian. Hasil uji coba kelompok besar berupa respon dan komentar peserta didik, hasil penilaian pretes dan postes serta hasil observasi. Hasil uji coba kelompok besar tersebut dijadikan dasar revisi model pembelajaran dan perangkatnya untuk digunakan pada uji efektivitas. Uji efektivitas bertujuan untuk mempraktekkan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran dan perangkatnya secara keseluruhan. Hasil uji efektivitas berupa respon dan komentar peserta didik, hasil penilaian pretes dan postes serta hasil observasi. Hasil uji efektivitas tersebut dijadikan dasar

(6)

revisi model pembelajaran lokal berbasis arsip koran dan perangkatnya untuk menghasilkan draf akhir.

4. Tahap Penyebaran (Dissemination)

Tahap penyebaran terdiri dari tiga kegiatan antara lain validating testing, final packaging dan diffusion. Validating testing adalah pelaksanaan validasi terhadap material pembelajaran yang telah selesai disusun. Validating testing terdiri dari tiga bagian, yaitu validasi internal (internal validation), validasi penyampaian (transfer validation) dan validasi hasil (payoff validation). Final packaging adalah persiapan mendapatkan perizinan dan persiapan waktu rilis model pembelajaran yang telah dibuat. Diffusion adalah proses penyebaran model pembelajaran yang telah dibuat agar diketahui dan digunakan secara umum. Namun, tahapan penyebaran dimodifikasi dengan melakukan publikasi hasil penelitian dan pengembangan model pembelajaran di jurnal atau prosiding. Hal tersebut dilakukan karena keterbatasan dan penghematan waktu penelitian.

Bagan 3.1 Langkah Pengembangan Model Four-D (4D) D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian dan pengembangan ini, peneliti menggunakan enam teknik pengumpulan data antara lain wawancara, studi dokumen, validasi ahli,

Define - Front-end analysis - Learner analysis - Task analysis - Concept analysis - Specifying instructional objectives Design - Constructing criterion- referenced tests - Media selection - Format selection - Initial design Development - Expert appraisal - Developmental testing Dissemination - Validating testing - Final packaging - Diffusion

(7)

observasi, respon peserta didik/mahasiswa dan hasil penilaian lembar kerja berpikir historis (historical thinking). Enam teknik pengumpulan data tersebut selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara dilaksanakan pada awal penelitian untuk mengetahui pembelajaran sejarah lokal di Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UNLAM. Selain itu, wawancara juga dijadikan landasan untuk menganalisis kebutuhan dari pihak mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah. Wawancara dengan narasumber mahasiswa dilakukan dengan teknik wawancara Focus Group Discussion (FGD). Syarat mahasiswa yang diwawancarai ialah sudah pernah mengambil mata kuliah Sejarah Lokal.

2. Studi Dokumen

Studi dokumen yang dilakukan dengan menganalisis borang akreditasi Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UNLAM, perangkat pembelajaran dan hasil akademik mahasiswa mata kuliah Sejarah Lokal. Studi dokumen borang akreditasi bertujuan untuk mengetahui visi, misi, tujuan dan kurikulum Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UNLAM. Studi dokumen perangkat pembelajaran bertujuan mengetahui gambaran umum pembelajaran sejarah lokal selama ini dan memeriksa kelengkapan perangkat pembelajaran tersebut. Adapun perangkat pembelajaran sejarah lokal yang dianalisis antara lain Struktur Kurikulum, Kontrak Perkuliahan, Silabus dan Satuan Acuan Perkuliahan (SAP). Studi dokumen hasil akademik mahasiswa bertujuan untuk mengetahui nilai dan capaian mahasiswa pada mata kuliah Sejarah Lokal.

3. Validasi Ahli

Validasi ahli yang dilaksanakan pada penelitian dan pengembangan ini berupa validasi model dan materi pembelajaran. Hasil validasi model dan materi pembelajaran selanjutnya dianalisis dan dijadikan sebagai dasar untuk melakukan revisi draf awal model pembelajaran.

4. Observasi

Observasi pada proses pembelajaran sejarah lokal di kelas tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut disebabkan mata kuliah Sejarah Lokal merupakan mata

(8)

kuliah semester genap dan penelitian dilaksanakan pada semester ganjil. Namun, observasi dilaksanakan pada uji coba kelompok besar dan uji efektivitas model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran. Observasi bertujuan mengamati secara langsung proses pembelajaran pada saat uji coba kelompok besar dan impelementasi. Hasil observasi kemudian digunakan untuk merevisi draf model pembelajaran.

5. Respon Peserta Didik/Mahasiswa

Peserta didik/mahasiswa diminta memberikan respon setelah pelakssanaan uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar dan uji efektivitas model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran. Hasil respon peserta didik/mahasiswa selanjutnya dijadikan dasar untuk revisi draf model menjadi draf model pembelajaran akhir.

6. Tes Penguasaan Konsep dan Berpikir Historis

Tes ini dilaksanakan sebelum penggunaan model pembelajaran (pretes) dan sesudah penggunaan model pembelajaran (postes). Pretes bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep dan berpikir historis awal mahasiswa. Postes bertujuan mengetahui adanya efektivitas penggunaan model pembelajaran berupa peningkatan dalam penguasaan konsep dan berpikir historis.

E. Instrumen Penelitian

Berdasarkan tenik pengumpulan data diatas, maka terdapat enam instrumen penelitian yang digunakan antara lain pedoman wawancara, lembar daftar kelengkapan dokumen, lembar validasi, lembar observasi, lembar respon peserta didik/mahasiswa dan lembar tes penguasaan konsep dan berpikir historis (historical thinking). Adapun keenam instrument penelitian tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun berdasarkan tiga rumusan wawancara antara lain; 1) bagaimana model pembelajaran sejarah yang dilaksanakan di Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UNLAM?; 2) bagaimana pelaksanaan pembelajaran sejarah lokal menggunakan arsip koran?; dan 3) bagaimana pemahaman mahasiswa tentang berpikir historis (historical thinking)?. Pedoman wawancara

(9)

digunakan untuk mengetahui pembelajaran sejarah lokal, selain itu juga untuk menganalisis kebutuhan mahasiswa dan dosen di Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

2. Lembar Daftar Kelengkapan Dokumen

Lembar daftar kelengkapan dokumen pada studi dokumen digunakan untuk mengetahui memeriksa kelengkapan dan kesesuaian perangkat pembelajaran dengan kurikulum yang diterapkan. Adapun perangkat pembelajaran yang dimaksud adalah Struktur Kurikulum, Kontrak Perkuliahan, Silabus dan Satuan Acuan Perkuliahan (SAP).

3. Lembar Validasi

Lembar validasi digunakan untuk mengetahui penilaian dan pendapat ahli model dan materi pembelajaran terhadap draf awal model pembelajaran yang telah disusun. Penilaian dan masukan dari para validator selanjutnya dijadikan sebagai dasar untuk memperbaiki draf awal model pembelajaran.

4. Lembar Observasi

Lembar observasi disusun berdasarkan empat aspek penilaian antara lain sitak, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (perangkat dan alat bantu belajar). Lembar observasi akan dinilai oleh observer pada saat uji coba kelompok besar dan uji efektivitas model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran. 5. Lembar Respon Peserta Didik/Mahasiswa

Penggunaan lembar respon peserta didik/mahasiswa bertujuan untuk mengetahui respon dan komentar peserta didik/mahasiswa terhadap model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran. Lembar respon peserta didik/mahasiswa yang digunakan pada uji coba kelompok kecil disusun berdasarkan dua aspek penilaian antara lain sumber pembelajaran (arsip koran Borneo Simboen) dan lembar kerja berpikir historis. Sedangkan lembar respon peserta didik/mahasiswa yang digunakan uji coba kelompok besar dan impelementasi disusun berdasarkan delapan aspek penilaian. Adapun delapan aspek tersebut antara lain sintak, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dampak instruksional dan dampak pengiring, pelaksanaan pembelajaran, sumber pembelajaran (arsip koran Borneo Simboen) serta lembar kerja berpikir historis.

(10)

6. Lembar Tes Penguasaan Konsep dan Berpikir Historis

Lembar tes penguasaan konsep dan berpikir historis terdiri dari dua bagian, yaitu; 1) tes penguasaan konsep berupa esai; dan 2) tes penguasaan konsep dan berpikir historis berupa lembar kerja. Lembar kerja berpikir hsitoris merupakan tugas individu dan kelompok untuk menstimulus cara berpikir historis mahasiswa

F. Teknik Analisis Data 1. Data Kualitatif

Data kualitatif didapatkan dari teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan studi dokumen. Teknik validasi data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksanaan keabsahan data yang berasal dari berbagai sumber dan metode. 2. Hasil Tes Penguasaan Konsep dan Berpikir Historis (Historical Thinking)

Hasil tes penggunaan konsep dan berpikir historis (historical thinking) terbagi menjadi dua, yaitu hasil pretes dan postes.

a. Hasil pretes

Perhitungan hasil pretes menjadi nilai akhir menggunakan rumus sebagai berikut:

b. Hasil postes uji coba kelompok besar

Perhitungan hasil postes uji coba kelompok besar menjadi nilai akhir menggunakan rumus sebagai berikut:

c. Hasil postes uji efektivitas

Perhitungan hasil postes uji efektivitas menjadi nilai akhir menggunakan rumus sebagai berikut:

(11)

3. Hasil Uji Efektivitas Model Pembelajaran

Hasil uji efektivitaspada penelitian dan pengembangan ini menggunakan pretes dan postes desain satu kelas (one group design). Hasil uji efektivitas tersbeut dianalisis menggunakan uji statistik dengan metode paired sample t test (uji berpasangan) dengan hipotesis sebagai berikut:

Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil tes berpikir kritis mahasiswa H1 = Terdapat perbedaan hasil tes berpikir kritis mahasiswa

Pengambilan keputusan dalam perhitungan statistik di atas dilakukan dengan cara berikut:

a. Perbandingan thitung dan ttabel dengan kriteria berikut: 1) Apabila thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel, maka H0 ditolak 2) Apabila thitung < ttabel atau -thitung > -ttabel , maka H0 diterima. b. Perbandingan nilai probabilitas (sig.) dengan kriteria berikut:

1) Apabila nilai sig. > 0,05, maka H0 diterima 2) Apabila nilai sig. < 0,05, maka H0 ditolak

Gambar

Tabel 3.1. Rencana Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Lebih jauh lagi, Baitul Hilal Teluk Kemang juga sangat berkontribusi bagi pengembangan ilmu falak dan pelaksanaan ru’yat al-hilāl di Malaysia, antara lain dengan terus

Pada penelitian mengenai Hambatan Adopsi Teknologi Inseminasi Buatan oleh Peternak Sapi Bali di Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru diperoleh 2 (dua) faktor yang

Menurut penelitian Arifani (2006) bahwa salah satu obat tradisional yang terbukti dapat meningkatkan jumlah eritrosit yaitu buah merah ( P. Buah merah mengandung banyak asam oleat,

Secara umum kurikulum yang diajarkan di PONPES tidak mampu mengembangkan ilmu agamanya (berdakwah) di masyarakat dikarenakan mereka kesulitan ekonomi. Melihat banyaknya kenyataan

ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH PERENCANAAN ANALISIS PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT KONSEP DASAR PERANCANGAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN. TAHAP

b) Implementansi kebijakan pengurangan risiko bencana. Dimana potensi kerentanan akan lebih banyak berbicara tentang aspek teknis yang berhubungan dengan dimensi

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sondakh (2015) pada PT Bank Perkreditan Rakyat Cipta Cemerlang Indoneisa mengenai koreksi fiskal atas laporan keuangan