• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSENTRASI UMPAN DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PEMURNIAN THORIUM DAN SERIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KONSENTRASI UMPAN DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PEMURNIAN THORIUM DAN SERIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

134 ISSN 0216 - 3128 Suyanti, dkk.

PENGARUH

KONSENTRASI

UMPAN

DAN

TINGKAT

EKSTRAKSI PADA PEMURNIAN THORIUM DAN SERIUM

DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT

Suyanti dan MV. Purwani

Pusat Tekn%gi Akse/erator dan Proses Bahan - BATAN

ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI UMPAN DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PEMURNIAN THORIUM DAN SERIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT. Te/ah dilakukan ekstraksi torium (Th) dan serium (Ce) dari konsentrat Th-LTJ hidroksida hasil o/ah pasir monasit. Tujuan penelitian untuk memisahkan Th dan Ce dari /ogam tanah jarang serta mempero/eh Th danCe oksa/at yang mempunyai kemurnian tinggi. Sebagai umpan ataufasa air (FA) konsentrat Th-LTJ hidroksidayang dilarutkan da/am 250 m/HNOJ5,6 M dan menggunakan ekstraktan/5 %tributilfosfat (TBP)-kerosen sebanyak 250 m/ sebagaifasa organik (FO). Ekstraksi dilakukan secara catu bertingkat dan striping dilakukan tiga kali menggunakan air dan /arutan asam oksa/at5%. Waktu ekstraksi /5 menit dan kecepatan pengadukan /75 rpm. Parameter yang diteliti ada/ah konsentrasi Th-LTJ Hidroksida da/am umpan danjum/ah tingkat ekstraksi. Kondisi proses terbaik ada/ah pada konsentrasi umpan 25 g/250 mi. dan tingkat ekstraksi pemisahan ini dapat dihentikan sete/ah tingkat ekstraksi Ill. Pada tingkat ekstraksi I (FS2) ada/ah merupakan pengambilan Ce, pada kondisi ini dipero/eh berat endapan = 6.59 gram, kadarCe = 75,51%, KdCe =2.77, efisiensi ekstraksi 73.46% dan faktor pisah Ce-Th tak terhingga. Pada tingkat ekstrasi II dan III ada/ah proses pengambilan Th. Pada ekstraksi II dipero/eh berat endapan =3./4 gram, kadar Th=87.86%, Kd Th=0.79, efisiensi ekstraksi=

35.90% dan faktor pisah Th-Ce 68.69. Pada tingkat ekstraksi III dipero/eh : berat endapan /.80 gram. kadar Th=87,86%, Kd Th=0,83. efisiensi ekstraksi=20,63% danfaktor pisah Th -Ce =86,69.

ABSTRACT

INFLUENCE OF FEED CONCENTRATION AND NUMBER OF STAGES PURIFICATION OF Th AND Ce FROM MONAZITE SAND TREA TMENT PRODUCT. The extraction of Th andCefrom Th-Rare Earth hidroxyde concentrate product of monasite sand treatment has been done. The purpose of this research was to separate of the Th andCefrom Rare Earth and to obtain pure of Th and Ce oxalate. As feed or aqeous phase was Th-Rare Earth hidroxyde concentrate which was diso/ved in 250 m/HNOJ 5.6 M and used 250 m/ of /5% TBP in kerosene as organic phase. The multi stage extraction was carried out batchwese/y and the stripping was performad using water and dilute oxalic acid. The parameters observed were concentration of feed and the stage number of extraction. The extraction was carried out for /5 minutes with the agitation speed of/75 rpm. The optimum condition was obtained at concentration offeed 25 g/250 m/ and the number of stage was3. The extractionfirst stage was recovered ofCe and at which the weight of precipitate was 6.69 grams. concentration of Ce = 75.5/%, Kd of Ce was 2.77: extraction efficiencyCe was 74.46 %, and separation factor Ce-Th =un/enated. At stage II and III extraction were recovery of Th. At stage II extraction the weight of precipitate obtained was 3./4 grams. with the composition Th=87.85%, Kd of Th was 0.79. extraction efficiency was 35.90%,separation factor Th-Ce was68.69. At stage III extraction the weight of precipitate obtained was /.80 grams, with the composition Th=87.86%, Kd ofTh =0.83. extraction efficiency=20.63 %.At stage III extraction the separationfactor Th-Ce was86. 69.

LA TAR BELAKANG

Pasir

mempunyaimonasit bentukmerupakanikatan mineralfosfat yangyang mengandung torium (Th) dan logam tanah jarang jarang seperti serium (Ce), lantanum (La), neodimium (Nd), samarium (Sm), itrium (V), disprosium COy) dan gadolinium (Gd). Oi

Indonesia, pasir monasit merupakan hasil samping pencucian bijih timah oleh PT Tambang Timah yang terdapat di Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Selain itu pasir monasit juga terdapat di Pulau Singkep, Rirang dan Tanah Merah (Kalimantan) (Purwani,

(1999il) .

Logam tanah jarang mumi secara umum mempunyai kekuatan mekanis yang baik, titik lebur

(2)

.\'11.1'111/1/.tll.I •. ISSN tl21(t - .\12/1 1.JJ

yang tinggi dan mcrnpunyai siral fisis yang mcnguntungkan dalam bidang industri. Contoh Sm. Gd, Dy dapat digunakan dalam bidang nuklir karena ke tiga unsur tersebut mempunyai tampang lintang netron yang besar, Y dapat digunakan dalam bidang industri elektronika, sedangkan Ce, La dan Nd digunakan dalam bidang industri metalurgi serta (Th) sebagai bahan bakar nuklir (Prakash, S., (1975) (2)

Mengingat manfaat yang dimiliki thorium dan logam tanah jarang lainnya, serta dengan pertimbangan adanya cadangan pasir monas it di Indonesia yang cukup besar, maka layak untuk dilakukan usaha pengambilan/pemisahan unsur-unsur terse but. Hal ini selain untuk memaksimalkan potensi dari pasir monasit, juga akan memberikan nilai ekonomis yang lebih tinggi.

Unsur-unsur yang terkandung dalam pasir monasit dapat dipisahkan dengan beberapa tahapan proses, yaitu peleburan, pemisahan dan pemurnian. Salah satu teknik pemisahan dan pemurnian yang sering dipakai adalah ekstraksi pelarut atau ekstraksi cair-cair. Teknik pemisahan ini sangat sederhana, cepat, mempunyai ruang lingkup yang luas, dapat dipakai untuk pemisahan logam-Iogam dari kadar rendah sampai kadar tinggi. Terjadinya pemisahan un sur yang satu dengan yang lainnya karcna berpindahnya salah satu atau beberapa unsur

dari filsa cair yang salu kc filsa cai •. yang lainnya yang tidak saling melarutkan. Terpisahnya unsur-unsur ini karena perbedaan reaktifitas setiap unsur-unsur dan perbedaan difusivitas masing - masing unsur terhadap fasa organik.

ISHIMORI dkk

(1963i3)

menyajikan data hubungan keasaman atau molaritas HN03 dengan besarnya koefisien distribusi (Kd) setiap unsur jika diekstraksi dengan TBP. Oari data ini dapat ditunjukkan perbedaan Kd Ce dan Kd Th, sehingga dapat diharapkan terjadi pemisahan antara kedua unsur tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk memisahkan Th dan Ce dari logam tanah jarang serta memperoleh Th dan Ce oksalat yang mempunyai kemurnian tinggi. Pad a penelitian ini dilakukan ekstraksi konsentrat Th-LTJ hidroksida yang berasal dari konsentrat Th-LTJ oksalat hasil ekstraksi bertingkat konsentrat LTJ hidroksida dan ekstraksi bertingkat konsentrat Ce(N03)4 pada tingkat ekstraksi III dan IV. Konsentrat Th-LTJ oksalat yang telah dilebur dengan NaOH, kemudian dilarutan dalam asam nitrat dan selanjutnya diekstraksi dengan TBP dalam kerosen secara catu bertingkat. Parameter yang diteliti adalah konsentrasi umpan dan tingkat ekstraksi.

Menurut HANSON,C.,(4) reaksi yang terjadi antara logam dengan TBP pada keasaman rendah mengikuti reaksi berikut :

H++ N03 ~

HN03(a)

(I)

HN03(a)

~

HN03(0)

(2)

HN03 (0) + TBP(o) ~ HN03·TBP(0)

(3)

Ce4+ + 4N03 + 4TBP ~ Ce(N03)4.4TBP(o)

(4)

Th4+ + 4N03 + 4TBP ~ Th(N03)4.4TBP(0)

(5)

(a) =fasa air,

(0)

= fa sa organik

Ekstraksi bertingkat dilakukan beberapa kali sampai ekstraksi dianggap tidak efisien lagi. Untuk memungut kembali Ce dan Th dari senyawa kompleks dilakukan reekstraksi atau striping memakai air dan asam oksalat encer. Masing-masing tingkat ekstraksi dilakukan striping tiga kali. Striping pertama dengan air, striping kedua dengan larutan asam oksalat 5 % dan striping ketiga dengan air lagi. Pemakaian air sebagai fasa penstriping bertujuan untuk mengambil unsur yang senyawa kompleksnya paling mudah untuk dipecahkan sehingga akan mudah dipisahkan dengan unsur yang lain. Karena air merupakan agen penstriping yang sangat lemah memecah senyawa

kompleks, sehingga akan terjadi kompetisi yang nyata antara unsur yang satu dengan unsur yang lain ketika bereaksi dengan fasa organik. Striping memakai asam oksalat bertujuan mengambil semua unsur yang tertinggal dalam FO, karena asam oksalat merupakan agen penstriping yang sangat kuat untuk memecah senyawa kompleks dan sekaligus dapat untuk mengendapkan semua logam-logam, striping ketiga dengan menggunakan air bertujuan untuk membersihkan sisa oksalat dan logam-Iogam yang masih terdapat dalam FO. Reaksi yang terjadi pad a striping dengan air sebagai berikut :

Prosiding PPI • PDIPTN 2006

(3)

136

-

ISSN 0216 - 3128 Suyanti, dkk.

Ce(N03)4.4TBP + H20

-+

Ce(N03)4 + 4TBP +H20 (6)

Th(N03)4.4TBP +H20 ~ Th(N03)4 + 4TBP+ H20 (7)

Hasil striping dengan air diendapkan dengan asam oksalat, reaksinya

Ce(N03)4 + 2 H2C204

-+

Ce(C204h ,+ 4HN03 (8)

Th(N03)4 + 2H2C204

-+

Th(C204)2 ,+ HN03 (9)

Reaksi yang terjadi pad a striping dengan asam oksalat adalah:

Ce(N03)4.4TBP +2H2C204

-+

Ce(C104)2 ,+ 4HN03 + 4TBP (10) Th(N03) 4.4TBP + 2H2C204

-+

Th(C204)2' +4HN03 + 4 TBP (11)

Untuk mengetahui keberhasilan suatu proses ekstraksi digunakan suatu besaran, yaitu faktor pisah (FP). Faktor pisah merupakan perbandingan

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh ~erhadap keeepatan perpindahan massa dari fasa air (FA) ke fasa organik (FO) adalah besamya konsentrasi solut dalam umpan. Hal ini dapat dijelaskan dengan hukum Fiek (Treybal, I 982i5)

Kdi

=-1Q.

(13)

Xia

dengan,

Xio

=

konsentrasi solut dalam fasa organik (glL)

Xi. =

konsentrasi solut dalam fasa air (glL)

Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa variabel konsentrasi berbanding lurus dengan keeepatan transfer massa, sehingga semakin besar konsentrasi akan semakin besar juga kecepatan perpindahan massa.

Konsentrasi umpan yang semakin tinggi akan meningkatkan harga koefisien distribusi, karena memberikan kemungkinan yang lebih banyak agar unsur yang akan dipisahkan dapat terekstraksi. Namun pada konsentrasi tertentu, umpan tidak dapat lagi larut dalam fasa air atau mengalami kejenuhan, sehingga unsur yang akan dipisahkan sulit terekstraksi.

Untuk mengetahui besamya unsur yang terdistribusi dari fasa air ke fasa organik, maka digunakan suatu besaran yang disebut koefisien distribusi (Kd). Harga Kd dapat ditentukan berdasarkan persamaan : ( 15) (14)

FP

=

Kd 1

Kd2

Keterangan : Kd

=

Koefisien distribusi

1,2 = notasi untuk unsur-unsur yang dipisahkan (Th dan Ce)

Alat

Gelas beker, corong pemisah, eorong gelas. timbangari merk Sartorius, pengaduk merk Ika Werke RET basic, pengaduk pemanas merk Ika Cere Mag, erlenmeyer, oven merk Sanken, spektrometer pendar sinar-x ortex 1070

Bahan

E= X2 xlOO%

U

Keterangan :

E = prosentase ekstraksi/efisiensi ekstraksi (%)

X2 = konsentrasi solut yang ada dalam fasa organik (glL)

U = konsentrasi umpan (glL)

Sedangkan efektivitas dalam suatu proses ekstraksi dapat dinyatakan dengan prosentasi solut yang terekstrak, yang dapat diperoleh melalui persamaan :

antara koefisien distribusi suatu unsur dengan unsur lainnya yang dipisahkan (Kopkhar,I990i6), yang dituliskan sebagai berikut :

TAT A KERJA

Konsentrat Th-L TJ oksalat hasil olah pasir monasit (komposisi Ce

=

37.50 % dan Th

=

30.74 %), kerosen buatan Fisher, HN03 65 % Merck.

H2C204 teknis, air suling, kertas saring, NaOH teknis.

(12)

N

= -

D dC

dZ

dengan,

N = keeepatan transfer massa (g

em,3s,l)

o

=

difusifitas (em2S·I)

C

=

konsentrasi (g em,3)

(4)

Suyanti, dkk. ISSN 0216 - 3128 137 Cara Kerja

1. Preparasi umpan

Konsentrat Th-L TJ oksalat hasil olah pasir monasit sebanyak 500 gram dilebur dengan menggunakan NaOH sebanyak 250 gram dan ditambah air 1.000 ml pada suhu 140°C selama 2 jam. Leburan kemudian dicuci dengan

menggunakan air sampai air cucian pada pH netral (pH=7). Selanjutnya endapan dikeringkan dalam oven sampai kering dan diperoleh Th-L TJ hidroksida.

2. Ekstraksi I dan striping

a. Konsentrat Th-L TJ hidroksida berat bervariasi 15 gram, 20 gram, 25 gram, 30 gram dan 35 gram dilarutkan dalam HN03

14,4 M sebanyak 100 mI, sambil diaduk dan dipanaskan dengan alat pengaduk pemanas. Volume di tepatkan menjadi 250 ml dengan air suling sebagai fasa air (FA). b. Fasa air ditambah 250 ml campuran 15%

TBP dalam kerosen sebagai fasa organik (FO).

c. Oilakukan ekstraksi selama 15 menit dengan kecepatan pengadukan 175 rpm. d. Fasa air atau FA dan fasa organik (FO)

dipisahkan, diperoleh FA I dan FO I. Masing-masing ditampung dalam beker gelas, yang berisi FA I ditutup untuk proses ekstraksi tingkat II, sedang FO I distriping. e. Fasa organik (FO) I distriping

(dire-ekstraksi) dengan menggunakan air suling

J;->',}~,JS; Ih('tO~'~1 I~.jl?(:, J"-, t:(.t(V ll~(~~ l}'!'ii1~~.i:-,., H;(;~ ~P-tc~Jd~

~

)h('~O,'\l''''''

sebanyak 250 ml, diaduk dengan kecepatan 175 rpm selama 5 men it, kemudian FO I dan fasa striping (FS 1air) dipisahkan dengan corong pisah. FS 1air, diendapkan dengan larutan asam oksalat jenuh kemudian disaring, dikeringkan dengan oven pada suhu 120°C, ditimbang dan dianalisis. f. Fasa organik (FO) I setelah distriping

dengan air, distriping kembali dengan 250 mllarutan asam oksalat 5% selama 5 menit. Fasa striping dipisahkan (diperoleh FS20ks dan FO I), FS20ks ditambah asam oksalat 5% sampai tidak terjadi endapan lagi. Endapan disaring, dikeringkan, ditimbang dan dianalisis.

g. Fasa organik (FO) I distriping lagi dengan air suling 500 ml. Fase striping dipisahkan dari FO I diperoleh FS3ain diendapkan jika ada endapan disaring, dikeringkan, ditimbang dan dianalisis dengan spektrometer pendar sinar-x. Bagan striping seperti pada Gambar 1.

3. Ekstraksi tingkat II sampai ekstraksi tingkat VII.

FA I dari ekstraksi I diekstraksi lagi dengan FO I (FO I yang telah distriping 3 kali dari ekstraksi I) dengan kecepatan pengadukan 175 rpm selama 15 men it, sehingga diperoleh FA II dan FO II. FA II kemudian diekstraksi lagi seperti pada ekstraksi tingkat I maupun tingkat II dan seterusnya sampai ekstraksi tingkat VII. Bagan ekstraksi seperti pad a Gambar I.

I,••~·.l:t·tlk~·"~f ;"2.J:Jt

t~t.i>~'''~·~.~'Aht~L\\

Gambar I. Bagan Ekstraksi

Prosiding PPI • PDIPTN 2006

(5)

138 ISSN 0216 - 3128

Gambar

2.

Bagan Pelaksanaan Re-ekstraksi (Striping)

Suyanti. dkk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar

3.

Hubungan tingkat ekstraksi dengan

berat endapan fasa striping (g) pada

berbagai konsentrasi umpan.

Pengaruh tingkat ekstraksi

Pada Gambar 1 dapat dilihat kecenderungan berat endapan oksalat yang terbentuk pada fasa striping yang mewakili perpindahan massa dari fasa air (FA) ke fasa organik (FO). Fasa organik diwakili oleh fasa striping ( FS ). karena unsur -unsur yang berada dalam FO semua diambil lagi oleh FS dan diendapkan sempuma dengan asam oksalat.

Pada berbagai variasi konsentrasi umpan, berat endapan yang terbentuk pada Ekstraksi I FS I dan FS2 paling besar dibanding ekstraksi selanjutnya. Fasa umpan pada tingkat ekstraksi I, konsentrasi Th dan LTJ paling besar dibanding pada tingkat ekstraksi selanjutnya maka perpindahan massanya juga paling besar sehingga endapan yang dihasilkan juga paling banyak.

. "1

Ii;

I

f

5 f

H:~

I~ II":'l ,,~ ,,~ II~ IY~ Y~

••••••• I~ __ 31 •••• Z!

--III

--m

YI~ YlI~

Seiring dengan bertambahnya tingkat ekstraksi maka konsentrasi logam dalam umpan juga semakin menurun, maka perpindahan massa juga semakin kecil dan endapan yang dihasilkan juga semakin sedikit. Pad a Gambar 3 dapat dilihat puncak-puncak besamya· berat endapan yang semakin lama semakin rendah hingga menjadi DOl. Semakin banyak tingkat ekstraksi, berat endapan yang terbentuk semakin berkurang dan ekstraksi berhenti pada Ekstraksi VII.

Pada ekstraksi tingkat )[ dan tingkat ekstraksi selanjutnya sampai dengan tingkat ekstraksi ke VII logam terutama Ce dalam umpan telah berkurang banyak, maka perpindahan massa dari fasa air ke fasa organik menjadi semakin kecil. Dengan demikian pada ekstraksi II dan seterusnya endapan yang terbentukjuga semakin sedikit.

Salah satu bahan pertimbangan untuk menentukan kondisi proses pad a tahap selanjutnya adalah kadar unsur dari hasil pemisahan dari proses tersebut. Gambar 4 tampak bahwa ekstraksi tingkat II, FS 2 pada berbagai konsentrasi umpan menghasilkan kadar Th yang sarna yaitu 87.86% kecuali pada konsentrasi umpan 15 gram kadar Th-nya lebih keci\. Pada ekstrasi tingkat Ill, untuk konsentrasi umpan 25 g, 30 g dan 35 g masih menghasilkan Th dengan kadar yang tinggi yaitu (87%) dan pada ekstraksi tingkat IV konsentrasi Th sudah mulai turun. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa ekstraksi tingkat II dan tingkat III adalah merupakan ekstraksi pengambilan atau pemisahan Th.

(6)

SIIY/lIIti, tlkk. ISSN 0216-3128

/39

Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa kadar

Th yang terektraksi ke FO akan semakin berkurang dengan semakin banyaknya jumlah tingkat ekstraksi. Kadar Th dalam endapan pada ekstraksil masih rendah yaitu antara 34-57%. Pada konsentrasi umpan 25 gram sampai 35 gram, ekstraksi II dan ekstraksi III, dihasilkan Th dengan kadar yang tinggi yaitu 87,86%, sedangkan pada umpan dibawah 25 gram kadar Th dibawah 87%. Ekstraksi IV samapai VII kadar Th menurun mulai dari 80 % menjadi 5%.

nl~I~~

11':1' I~ 1It"$ 1It':!/ 111':1' ''''1':1' .••t"$ 'WII':I' 'WII

1':1'

Gambar

4.

Hubungan tingkat ekstraksi dengan

kadar

Tit (%)

pada

berbagai

konsentrasiumpan

Pada tingkat ekstraksi I FS2, konsentrasi Ce dalam fasa striping merupakan kadar Ce tertinggi. Setelah terekstraksi sangat besar pada ekstraksi tingkat I, selanjutnya pada ekstraksi tingkat II sampai dengan tingkat VII, Ce yang terekstraksi kecil dengan kadar yang jauh lebih kecil dibanding pada ekstraksi I. Dengan penjeIasan di atas dapat dikatakan bahwa ekstraksi tingkat I merupakan ekstraksi pengambilan Ceo

ekstraksi tingkat II sampai dengan tingkat VII Ce yang terekstraksi sudah kecil dengan kadar yang jauh lebih kecil dibanding pada ekstraksi I. Dengan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa ekstraksi tingkat I pada striping kedua merupakan ekstraksi pengambilan Ceo

Pengaruh konsentrasi umpan

Gambar 6 tampak bahwa dengan bertambahnya berat konsentrat Th-L TJ hidroksida dalam umpan maka konsentrasi Th dan LTJ dalam umpan juga semakin besar, konsensentrasi Th, Ce yang besar tersebut menyebabkan semakin kuatnya unsur mendifusi ke FO. Karena FO masih segar, kemampuan TBP mengekstrak masih besar jumlah TBP tetap menyebabkan TBP lebih banyak membentuk kompleks dengan Th atau LTJ maka hasil striping juga semakin besar.

VF'So1

::t5L.':"'VF'So'

-VJ'5-1

--Gambar

6.

Hubungan

konsentrasi

umpan

dengan berat endapan fasa striping

(g) pada berbagai tingkat ekstraksi

Gambar

5.

Hubungan tingkat ekstraksi dengan

kadar

Ce

(%)

pada

berbagai

konsentrasiumpan

Gambar 5 dapat dilihat bahwa kadar Ce yang yang dihasilkan akan semakin menurun . dengan semakin banyaknya jumlah tingkat ekstraksi. Pad a Gambar 5 tampak bahwa pada ekstraksi I terutama FS2 pada berbagai konsentrasi umpan, konsentrasi Ce dalam fasa striping merupakan kadar Ce tertinggi pada proses ekstraksi ini. Selain itu dari Gambar 3 tersebut juga menunjukkan bahwa Ce telah terekstraksi sangat besar pada ekstraksi tingkat I, sehingga pada

'IJJ

1t':Y I~ 1It"$ II~ 11t':Y ''I't':Y 'l't':f "'t':Y ..,It"$

Tlna~dBtr:h~d

--'~

.•.••• :m •.••..•ZI ••••••••• 511 __ 21

Pada Gambar 7 dan Gambar 8 ditunjukkan bahwa tingkat ekstraksi I TBP lebih banyak mengekstraksi Ce dibanding Th, karena pada umpan segar konsentrasi Ce lebih besar dibanding dengan konsentrasi Th, akibatnya Ce lebih mudah mendifusi ke FO sehingga Kd Ce lebih besar dibanding Kd Th. Setelah Ce terekstraksi sangat besar pada ekstraksi I, maka selanjutnya kesempatan Th untuk bereaksi dan berpindah ke fasa organik. Setelah Ce terekstraksi sangat besar pada ekstraksi I, maka selanjutnya kesempatan Th untuk bereaksi dan berpindah ke fasa organik. Pada dasamya TBP akan bereaksi lebih baik dengan Th dibanding dengan Ce, tetapi karena kadar Ce lebih besar dibanding Th maka Th sulit untuk berkompetisi dengan Ceo Ketika kadar Ce sudah kecil pada ekstraksi tingkat II kesempatan Th bereaksi dengan TBP dan mendifusi ke FO semakin lebih cepat. Keadaan ini berlanjut sampai ekstraksi tingkat VII, yang ditandai dengan Kd Th yang jauh lebih besar dibanding Kd Ceo Kd Th semakin besar dengan bertambahnya konsentrasi Th-L TJ dalam umpan. Pada umumnya Kd yang tinggi diperoleh

Prosiding PPI • PDIPTN 2006

(7)

140 ISSN 0216 - 3128 Suyanti, dkk.

1.:1 1.:1

~

..•

:

....

Gambar

7.

pengaruh

konsentras;

umpan

terhadap

Kd Th

pada berbaga;

t;ngkat ekstraks;

Bertambah besamya berat konsentrat Th-LTJ hidroksicla clalam umpan maka konsentrasi Th dan Ce dalam umpan juga semakin besar, konsensentrasi Ce yang besar tersebut menyebabkan semakin kuatnya Ce mendifusi ke FO. Karena FO masih segar, kemampuan TBP mengekstrak masih besar jumlah TBP tetap menyebabkan TBP lebih ban yak membentuk kompleks dengan Ce dibanding dengan Th atau dengan unsur yang lain, sehingga Kd Ce pada ekstraksi I ini jauh lebih besar dibanding Kd Th, seperti tampak pada Gambar 7 clan Gambar 8.

Pada Gambar 9 tampak bahwa pada berbagai konsentrasi umpan, efisiensi ekstraksi Th yang besar diperoleh pada ekstraksi tingkat II dan III. Berat Th-L TJ hidroksida dalam umpan sebanyak 30 gram memberikan efisiensi ekstraksi terbesar yaitu 37,0 I %. Setelah ekstraksi tingkat III, efisiensi ekstraksi Th semakin turun sampai ekstraksi VII paling ked!. Semakin besar konsentrat Th-L TJ hidroksida di dalam urnpan semakin besar pula efisiensi ekstraksi Ce, karena kadar Ce yang tinggi dalam umpan sernakin mudah mendifusi ke FO, pada ekstraksi II dan tingkat ekstraksi selanjutnya efisiensi ekstraksi Ce sangat ked I dibanding pada ekstraksi I, hal ini dapat dilihat pada Gambar 10.

:III :III :II.

•.•"""••••.

Nr ••••

IIIN••••••••

11.J:""" N

I

•• :II

pad a tingkat ekstraksi II dan tingkat ekstraksi III. Kd yang tertinggi diperoleh pada berat konsentrat Th-L TJ hidroksid dalam umpan 30 gram, yaitu 0.89. 41) --I

.c

I-

--"

'; ZO -r-III .:.::

~

_w

... U; 20

_v

Go) __ VI

';

C Go) 10

--+--

VII

';

:fj

0

1~: ~

htll"l •••••NI' ••••

)to

IIIN••••••••

.:" ,:~. t1J::" ""

N

I

Gambar 8. Pengaruh

konsentras;

umpan

terhadap Kd Ce pada berbaga; t;ngkat

ekstraks;

15 20 25 so 35

lItan a!nn <:Iump.n g12&0 ml

Pada tingkat ekstraksi II sampai dengan tingkat VII pad a ekstraksi ini yang sangat berpengaruh adalah faktor kimia, dimana TBP dapat mengekstrak Th dengan baik. Dengan demikian Th akan mudah masuk ke FO dibanding dengan Ce dan menyebabkan Kd Th lebih besar dibanding Kd Ceo Kemampuan dan kecenderungan Th dan Ce membentuk kompleks tergantung pada konfigurasi elektronnya. Dalam konfigurasi elektron Ce, orbital yang ditempati elektron belum penuh adalah 4f. Orbital4fterletak lebih dalam dari pada 7s dan 6d pada konfigurasi elektron Th. Akibatnya 4f terhalang oleh orbital-orbitalyang terletak di bagian luar dan penempatan pasangan elektron ke dalam orbital 4f menjadi lebih sulit sehingga dalam pembentukan kompleks dengan TBP menjadi lemah.

Gambar

9.

Pengaruh

konsentras;

umpan

terhadap efls;ens; ekstrks; Th pada

berbagai tingkat ekstraksL

Dari proses ekstraksi dari tingkat I sarnpai dengan ekstraksi tingkat VII akhimya dapat ditentukan efisiensi total dari pengarnbilan Ce dan Th dari konsentrat Th-L TJ hidroksida. Dari Tabel V.32 dan Garnbar 5.43 terlihat bahwa pada konsentrasi urnpan 30 g/250 rnl diperoleh efisiensi ekstraksi Ce clan Th yang besar.

Dari proses ekstraksi dari tingkat I sarnpai dengan ekstraksi tingkat VII akhimya dapat ditentukan efisiensi total dari pengarnbilan Ce dan Th dari konsentrat Th-L TJ hidroksida. Dari Garnbar II terlihat bahwa Th lebih rnudah terekstraksi clibanding Ce, hal ini terlihat dari

(8)

Suyanti, dkk. ISSN 0216 - 3128

14/

16 20 26 10 16

Konsentrasi umpan 91250 ml

Gambar / O. Pengaruh

konsentrasi

umpan

terhadap eflSiensi ekstrksi Ce pada

berbagaiungkatekstraksL

efisiensi ekstraksi total Th lebih besar dibanding efisiensi ekstraksi total Ceo Pada konsentrasi umpan 30 g/250 ml diperoleh efisiensi ekstraksi Th sedangkan Ce efisiensi total terbesar pada konsentrasi 35 g/250 ml. .

Tabel I menunjukkan hubungan konsentrasi umpan (g/250 ml) dengan faktor pisah Th terhadap Ceo Pada berbagai konsentrasi umpan, ekstraksi tingkat I faktor pisah Th - Ce mempunyai harga lebih kecil dari I, ini berarti bahwa Kd Ce lebih besar dari pada Kd Th atau di dalam endapan hasil sriping konsentrasi Ce lebih besar dari pada konsentrasi Th. Faktor pisah dengan harga kurang dari I atau lebih besar dari I menunjukkan adanya pemisahan antar unsur yang dimaksud. Pada ekstraksi tingkat II dan III diperoleh harga pisah Th terhadap Ce lebih besar dari I, berarti bahwa Th terekstraksi lebih banyak dibanding Ceo Semakin besar harga faktor pisah maka pemisahan semakin baik.

Selain Kd yang besar, faktor pisah yang baik, efisiensi ekstraksi yang besar, produk atau hasil proses yang banyak, tak kalah penting adalah kadar dari unsur yang dipisahkan memiliki kadar yang tinggi adalah salah satu faktor untuk dapat menentukan kondisi proses yang optimum. Dari seluruh hasil di atas pada konsentrasi umpan 15

(0 100 .--"---"

0

-.t; 90

~

.:II: (0 ... Uj ..•.• 80

I-~-

Th I .:II:?E. Q) 70

-t-

Ce .t;

c

Q) 60 35 7ii 25 30 I;;: 15 20 w

Konsentrasi umpan (gI250ml)

g/250 ml dan 20 g/250 ml dihasilkan Ce dengan kadar yang lebih rendah, berat endapan lebih kecil dibanding konsentrasi umpan yang lain. Pada konsentrasi umpan berat 25 g/250 ml dihasilkan kadar Ce yang paling besar yaitu 75% diperoleh dari ekstraksi tingkat I dari fasa striping 2 (FS2). Dari hasil analisa ternyata pada FS2 ini Th tidak terdeteksi oleh spektrometer sinar-X. Selain itu Th yang dihasilkan juga memiliki kadar yang tertinggi yaitu 87.86% yang dihasilkan pada tingkat ekstraksi II dan III. Pad a berat umpan 25 gram ini juga memiliki faktor pisah Th-Ce yang cukup tinggi, yaitu 89 dengan efisiensi ekstraksi Ce total sampai ekstraksi tingkat VII 86,07% dan efisiensi ekstraksi Th total 75.42%. Konsentrasi umpan 30 g/250 ml diperoleh efisiensi Th dan Ce yang lebih besar, faktor pisah Th-Ce sedikit lebih tinggi dibanding pada umpan 25 gram, tetapi kadar Ce yang dihasilkan lebih rendah karena masih tercampur dengan Th yang relatif besar yaitu 10,32%. Konsentrasi umpan 35 g/250 ml diperoleh efisiensi Th dan Ce yang lebih besar, berat endapan lebih besar, tetapi faktor pisah yang jauh lebih kecil dibanding konsentrasi umpan 25 g/250 ml dan 30 g/250 ml, Ce yang dihasilkan juga masih mengandung Th yang lebih besar dibanding konsentrasi umpan 30 g/250 ml.

Gambar /

J.

Pengaruh

konsentrasi

umpan

terhadap eflSiensi ekstrksi total Th

danCeo

-x-IV

I

-ir-III

-+-VII

P-I

---II

~V

---VI

'1i) 80

i

70 ••• 60 ~ "#- 50 ,- ~ 40 ~ U 30 .9: 20 (I) :E

1~

Tabel1. Hubungan konsentrasi umpan (g/250ml) dengan faktor pisah Th terhadap Ce pad a berbagai

Tingkat

Faktor Pisah Th Terhadao Ce Konseotrasi Umnanll! 250mB Ekstraksi 20 25301535

I

II 125.670.330.1369.710.0868.700.033.420.0812.96 IIIIV 103.6889.6786.6932.3291.23 64.0249.0955.5213.8150.31 V 22.0726.605.738.7046.00 VI 10.1210.5015.345.5725.51 VII 2.244.654.632.541.10

Prosiding PPI - PDIPTN 200&

(9)

142 ISSN 0216 - 3128 Suyanti, dkk.

KESIMPULAN

Kondisi proses pemisahan Th dan Ce dari konsentrat Th-L TJ oksalat terbaik adalah pada konsentrasi umpan 25 g/250 ml, dan tingkat ekstraksi pemisahan ini dapat dihentikan setelah tingkat ekstraksi 3. Pada tingkat ekstraksi I (FS2) adalah merupakan pengambilan Ce pada kondisi ini diperoleh berat endapan

=

6,59 gram, kadar Ce

=

75,51%, Kd Ce

=

2,77, efisiensi ekstraksi 73,46% dan faktor pisah terhadap Th tak terhingga. Pada tingkat ekstrasi II dan III adalah proses pengamilan Th. Pada ekstraksi II dan III diperoleh : berat endapan masing -masing tingkat

=

3,14 gram dan 1,80 gram, kadar Th = 87,86%, Kd Th masing-masing

=

0,79 dan 0,83, efisiensi ekstraksi masing-masing

=

35,90% dan 20,63% dan faktor pisah Th terhadap Ce pada tingkat ekstraksi II 68,69 dan pada tingkat ekstraksi III 86,69.

DAFT AR PUSTAKA

1. PURWANI, M.V., "Pemisahan dan Pemurnian Serium (Ce), Lantanum (La) dan Neodimium (Nd) dari Pasir Monasit", PPPTM-BATAN, Yogyakarta (1999) I - 4.

2. PRAKASH, S., "Advanced chemistry of Rare Earth", S. chand and Co., PVT, New Delhi, (1975).

3. ISHIMORI, T., dan NAKAMOTO, E., "Data of Organic Solven Extraction", JAERI, 1047, (1963) 5-27.

4. HANSON, C., Reaction Advances in Liquid-Liquid Exstraction, Pergamon Press, Oxford, New York, First edistion, (1971).

5. TREYBAL, ROBERT E, "Mass - Transfer Operations", McGraw-Hill International Book Company, Auckland (1982).

6. KOPKHAR,S.M., "Konsep Dasar Kimia Analitik", UI, Jakarta (1990).

TANYAJAWAB

J.

Djati Pramana

o Melihat tampilan grafik 4 kadar Th (%)

bertluktuatif, terutama pada tingkat ekstraksi II FS2. Apakah kondisi terse but adalah suatu anomali ?

o Kalau bukan anomali apakah sudah dilakukan percobaan ulang (mungkin ada kesalahan analisis, pengaturan kondisi operasi, dst) ?

Suyanti

o Pada tingkat e~traksi / dan /I pada umumnya Ce dan Th terekstrak bersama-sama, maka selanjutnya fungsi stripping disini sangat berperan untuk memisahkan antara Th dan Ce tersebut. Pada stripping 1 (FS1) dengan menggunakan air, Th sudah terambil hampir seluruhnya, jika masih tersisa maka pada stripping ke /I (FS2) kada Th-nya sudah sangat kecil. sehingga pada gambar hubungan tingkat ekstraksi Vs kadar Th (%) pada FS2 garis graftk hampir berhimpit dengan garis O. Stripping ke /I (FS2),

dihasilkan Ce dengan kadar tinggi terutama pada tingkat ekstraksi I, karena Ce telah terekstrak sangat besar pada tingkat ekstraksi I, maka pada tingkat ekstraksi /I dan tingkat ekstraksi selanjutnya FS2, kadar Ce sudah kecil (lihat gambar hubungan tingkat ekstraksi Vs kadar Ce (0/0), sedangkat untuk Th mulai tingkat ekstraksi /I sampai dengan tingkat ekstraksi IV hasil strippingnya diperoleh Th dengan kadar yang masih tinggi yang terpisah dengan Ceo

o Jadi kondisi tersebut bukan merupakan anomali.

Sri Wahyuningsih

o Pada konsentrasi umpan 15 mg/250 ml diperoleh faktor pisah yang paling tinggi, tetapi pada kesimpulan kenapa dipilih 25 mg/250 ml yang paling optimum, apa pertimbangannya ?

Suyanti

o Untuk menentukan kondisi optimum proses

ekstraksi selain faktor pisah (FP) yang besar juga dilihat produk yang dihasilkan (hasil pemisahan/endapan) yang besar, kadar yang tinggi dan eftsiensi yang besar, sehingga eftsiensi proses tercapai. Pada konsentrasi umpan

/5

gr/250 ml memang FP-nya paling besar, tetapi berat endapan kadar Th maupun Ce dan eftsiensi ekstraksi yang dihasilkan pada berbagai tingkat ekstraksi paling rendah dibanding pada konsentrasi umpan yang lain. Pada konsentrasi umpan 25gr/250 ml adalah kondisi yang relatif paling baik seperti kriteria di atas.

Gambar

Gambar I. Bagan Ekstraksi
Gambar 2. Bagan Pelaksanaan Re-ekstraksi (Striping)
Gambar 4. Hubungan tingkat ekstraksi dengan
Gambar 7. pengaruh konsentras; umpan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada umur bibit 15 hari (B3) tanaman sangat baik pertumbuhannya dibandingkan dengan perlakuan lainnya, dikarenakan tanaman sudah memiliki akar yang kuat dan

Dari hasil keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (debt ratio, debt to equity ratio, earning per share, return on investment, dan price to book

KATAPENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas hidayat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul "Pengaruh

Jika dilihat dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas komitmen organisasi X1 dan peranan pimpinan X2 memiliki pengaruh yang sangat positif dan

Dimensi karakteristik dari 120 subjek penelitian dilihat menurut jenis kelamin, usia menikah ibu, lingkar lengan atas saat hamil, berat badan lahir, usia

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan penelitian dengan judul “Analisis Sistem Perhitungan Rancang Bangun Property Perumahan Berbasis Web” adalah sistem ini dapat

mudah didapatkan oleh masyarakat umum, sehingga untuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah hanya beberapa yang memiliki fasilitas dan sarana prasarana olahraga permainan baseball

Berdasarkan hasil penelitian ini, sebaiknya atlet Pelatda Softball Putri DIY menambah latihan melompat dengan dua kaki, lompat jongkok atau gerakan lain yang dapat