CONSTRUCTION OF EVACUATION LINE-BY-PASS ALAI.
JURNAL
ANDRE AGASSI ADHA SAM NPM: 10070144
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG 2014
Construction of Evacuation Line-By-Pass Alai.
Andre Agassi 1Drs, Ardi Abbas, MT,2 Dian Kurnia Anggreta, M.Si,3 Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
The background of this research because of Padang is a disaster-prone cities, potential disaster occurred in Padang consists of earthquakes, tsunamis, floods, flooding, landslides, fires, coastal erosion and others. Anticipating that the government made evacuation route Padang (escape road). The evacuation route is divided into 6 sectors of the park area near the coast, heading away from the beach area. Line-By-Pass Alai entered into four sectors, is in accordance with the Local Government Regulation No. 4/2012 on spatial planning Padang 2012-2013. The phenomenon of the difficulty of compensation which has been ongoing since 2003, then this raises the interest of researchers to investigate because if the calculated mean restitution process has been going on for 11 years (2003-2014), the process is still not finished. The purpose of this study describe the constraint-alai building evacuation route Kuranji By Pass District of Padang. The theory used is the theory Dahrendrof conflict theory, this research approach is qualitative descriptive study to develop the type of problem under study, and subjects taken purposive sampling. totaling 13 informants study. The technique of collecting data through observation, interviews, document study. The data analysis techniques as in the descriptive type 1). Data collection, 2). Data reduction, 3). Presentation of data, 4). Conclusion. Location of the study was
conducted in the Alai-By-Pass Kuranji District of Padang.
Based on the results obtained the following conclusions: The development constraints caused by: (1) There is no definite price in damages buildings and crops affected by this development. (2) Residents sue their building price must be equal to other citizens banguanan. (3) Lack of socialization of the government to the citizens in the determination of the price of the building and the plant will be compensated as a result of this pembanguanan. Resulting in 2003 only a few plants and buildings that can be compensated by the government of Padang because there are many people who refuse the evacuation line construction Alai-By Pass.
Key word : Construction of Evacuation.4
1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2010 2Pembimbing I dan Dosen Universitas Andalas
3
PENDAHULUAN
Gempa yang terjadi 30 September 2009 dengan kekuatan 8,9 Skala
Richter memporak-porandakan
Sumatera Barat. Akibat gempa ini terjadi kerusakan materi dan non materi. Kerusakan materi berupa
kerusakan bangunan perumahan
gedung dan sekolah sedangkan non materi berupa korban jiwa yaitu sebanyak 1.117 orang tewas akibat peristiwa tersebut.
Mengantisipasi hal tersebut
pemerintah Kota Padang membuat jalur evakuasi (escape road). Jalur Alai-By Pass masuk ke dalam sektor empat, ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah No. 4/2012 tentang rencana tata ruang kota
Padang 2012-2013 (Perda No.
4/2012)
Pelebaran jalur evakuasi Alai-By Pass ini telah direncanakan pada tahun 2003, dengan musyawarah ketua pemuda yang sewaktu itu diketuai oleh Ari Susen dengan pihak
pemerintah Kota Padang yang
diketui oleh Beni Roza. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi
bencana yang ada pada waktu itu belum sesemarak wancana tentang
gempa dan tsunami. Maka dari itu
terjadilah musyawarah antara
masyarakat Alai-By Pass dengan
pihak Pemerintah dalam
pembangunan jalur evakuasi yang berada di daerah Alai-By Pass diduga dulu pihak masyarakat Alai-By Pass ini hanya meminta ganti kerugian bangunan yang terkena oleh pelebaran jalan saja. Tetapi ketika
proses pelebaran jalur tersebut
dilakukan pada tahun 2011 ada beberapa pihak masyarakat yang
meminta ganti kerugian dalam
bentuk lahan yang terkena oleh
pelebaran jalur tersebut (hasil
wawancara dengan Kabag
Pertanahan Kota Padang Zulkarnain). Fenomena sulitnya proses ganti kerugian yang telah berlangsung sejak tahun 2003 tersebut, maka hal ini memunculkan minat peneliti
untuk menelitinya karena jika
dihitung berarti proses ganti kerugian telah berlangsung selama 11 tahun (2003-2014), yang prosesnya masih belum selesai.
METODE PENELTIAN
Pendekatan dalam penelitan ini
kualitatif karena metode kualitatif mempelajari data dilapangan secara alamiah dan mengutamakan teknik
observasi dan wawancara serta
dokumen.
Informan dalam penelitian ini yaitu :
1. Pemerintah Kota Padang (Kabag Pertanahan Kota Padang)
2. Masyarakat asli yang tanahya terkena dalam pembebasan lahan terutama pada 3 titik:
Pengumpulan data dilakukan melalui 3 metode yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu
teknik yang digunakan untuk
mengetahui atau menyeidiki tingkah laku non verbal (Yusuf, 2005:292). 2. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud
mendapatkan gambaran lengkap
tentang topik yang diteliti (Bungin, 2007: 157).
2. Dokumentasi
Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumen lebih
banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data
primer yang diperoleh melalui
observasi dan wawancara mendalam (Basrowi dan Suwandi, 2008: 158).
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu:
1. Reduksi data. 2. Penyajian data.
3. Penarikan kesimpulan.
Lokasi penelitian ini di
Kelurahan Ampang dan Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji Kota Padang.
HASIL PENELITIAN
A.Proses Negoisasi dan Pembayaran Ganti Rugi Pemerintah Kota Dengan Masyarakat Alai-By Pass
Pembangunan jalur Evakuasi Alai-By Pass Kecamatan Kuranji Kota Padang, beberapa rumah warga
harus dikorbankan untuk
pembangunan jalan ini. Dari data bagian pertanahan sekratariatan Kota
Padang jumlah bangunan yang
terkena akibat pembangunan jalan Jalur Evakuasi Alai-By Pass dengan rincian rumah sebanyak 290 rumah
dan ruko/warung sebanyak 42 bangunan.
Pelaksanaan Pembebasan
Tanah untuk pembangunan jalur Evakuasi Alai-By Pass, ini dilakukan dengan cara pelepasan hak atas tanah. Selain berdasarkan pelepasan
hak, perolehan tanah untuk
kepentingan umum juga dapat
ditempuh melalui dengan cara
lainnya Boedi Harsono (1982:2) mengemukakan 4 cara memperoleh tanah dalam rangka pelaksanaan
pembangunan demi kepentingan
umum, yaitu:
a. Acara permohonan hak baru atas tanah.
b. Acara jual-beli tanah.
c. Pembebasan hak atas tanah yang wajib diikuti dengan permohonan hak baru.
d. Pencabutan hak atas tanah yang wajib diikuti dengan permohonan hak baru.
A.1 Pengukuran Lahan
Tahap pertama yang
dilakukan berupa pengukuran lahan atau menghitung beberapa jumlah bangunan dan tanaman yang terkena
oleh pembangunan ini. Proses
pengukuran ini pihak PEMKO
langsung menghitung tanaman dan bangunan di rumah warga yang terkena oleh pelebaran jalan Alai-By Pass ini
A.2 Negoisasi Pemerintah dengan Warga
Tahap ke 2 proses rapat warga dengan pihak Pemerintah Kota Padang, proses rapat ini berlangsung dirumah warga yang bangunan dan
tanamannya terkena akibat
poembangunan jalan jalur Evakuasi Alai-By Pass ini.
A.3 Proses Pembayaran
Tahap ketiga yaitu proses
pembayaran yang dilakukan pihak pemerintah Kota Padang dengan
warga Alai-By Pass. Proses
pembayaran yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Kota Padang terhadap warga yang bangunan dan
tanamannya terkena oleh
pembangunan jalur Evakuasi Alai-By Pass ini ada dua versi yang mana
versi pemerintah Kota Padang
dengan versi mayarakat Alai- By Pass.
Dari versi pemerintah Kota Padang dapat kita lihat juga ada beragam jenis pembayaran yang telah dilakukan kepada masyarakat
Alai-By Pass, yang berupa adanya
pembayaran melalui pembuatan
rekening dan adanya pembayaran berupa mereka mengambil langsung ke balai Kota Padang. Sehingga dengan versi yang berbeda tersebut mengakibatkan proses ganti kerugian ini terkendala.
Dari penjelasan diatas dapat dilihat mengapa proses pelepasan tanah terhadap warga Alai-By Pass ini terkendala sampai saat sekarang ini karena proses pembayaran yang beragam anatara masyarakat dengan pihak Pemerintah Kota Padang..
Di karenakan tidak adanya harga yang pasti dan tetap yang diketahui oleh masyarakat terhadap bangunan dan tanaman dalam proses
ganti kerugian bangunan dan
tanaman yang terkena oleh
pembangunan jalur Evakuasi
Alai-By Pass sehingga terkendala
prosesnya sampai pada saat ini. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa lama kendala pembangunan ini diakibatkan oleh: 1. Tidak ada harga yang pasti dalam ganti rugi bangunan dan tanaman yang terkena akibat pembangunan ini
1. Warga menuntut harga bangunan
mereka harus sama dengan
banguanan warga lainnya.
2. Kurangnya sosialisasi pemerintah kepada warga dalam penentuan harga bangunan dan tanaman.
Sehingga mengakibatkan pada tahun 2003 hanya sedikit tanaman dan bangunan yang bisa diganti kerugian oleh Pemerintah Kota
Padang karena masih banyak
masyarakat yang menolak terhadap pembangunan jalur Evakuasi Alai-By Pass ini.
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa kendala yang terjadi dalam masyarakat Alai-By Pass itu diakibatkan oleh 2 faktor yang mana faktonya sebagai berikut: a. Faktor eksternal dari masyarakat
1) Tidak adanya prosedur yang
jelas dalam proses
pembayaran ganti kerugian 2) Sifat masyarakat yang relatif
tidak disiplin hingga
mengakibatkan musyawarah kurang lancar.
b. Faktor internal dari masyarakat 1) Ketidakmampuan pemerintah
2) Penentuan ganti rugi yang terkesan sepihak adanya SK Wali Kota Padang tentang penetapan harga ganti rugi bangunan dan tanaman. KESIMPULAN
Dari permasalahan di atas dapat kita lihat bahwa kendala yang terjadi dalam masyarakat Alai-By Pass itu diakibatkan oleh 2 faktor yang mana faktonya sebagai berikut: 1. Faktor eksternal dari masyarakat
a.) Tidak adanya prosedur yang jelas dalam proses pembayaran ganti kerugian terhadap bangunan dan
tanaman yang terkena akibat
pembangunan jalur evakuasi Alai-By Pass.
b.) Sifat masyarakat yang relatif tidak disiplin tingkat pendidikan
yang rendah tempe-remental
sehingga mengakibatkan
musyawarah yang dilaksanakan tidak dapat berjalan lancar.
2. faktor internal dari masyarakat a.) Ketidakmampuan pemerintah dalam mendekati masyarakat.
b.) penentuan harga sepihak
SARAN
1. Kepada pihak pemerintah Kota
Padang dianjurkan kepada
masyarakat agar memberikan
bantuan atau ganti kerugian yang
seadil-adil mungkin kepada
masyarakat yang perumahannya. 2. Semoga penelitian ini bermanfaat
dan dapat dijadikan sebagai bahan
masukan bagi peneliti lain
khususnya pihak-pihak yang
terkait yang ingin meneliti
masalah ini.
DAFTAR PUSTAKA Buku
Pembangunan Alay By Pass. Padang Ekspres, 28 Agustus. 2012. Hlm. 4. Peraturan Daerah. (2009). Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Padang tahun 2010-2030. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.