• Tidak ada hasil yang ditemukan

SLUM DAN GHETTO. Sudut Pandang. Rasionalitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SLUM DAN GHETTO. Sudut Pandang. Rasionalitas"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SLUM DAN GHETTO

Sudut Pandang

Dalam sudut pandang modern, kota-kota modern dibangun oleh aturan-aturan yang rasional dan diasumsikan mengalami perbedaan dalam hal identitas. Jakarta, demikian besarnya berjalan seolah-oleh tanpa identitas, dan semakin mereduksi perbedaan serta rasionalitas. Orang awam mungkin memandang ‘pragmatisme’ sebagai sebuah gejala ‘mementingkan diri sendiri’ di kalangan kaum urban di Jakarta, sehingga apa yang dipikirkan dan dikerjakan selalu dipandang sebagai sesuatu yang menguntungkan diri sendiri. Sementara kota Jakarta adalah milik bersama. Dalam kajian kontemporer tentang kota Jakarta sesungguhnya persoalan penataan ruang, baik publik maupun privat merupakan permasalahan utama dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat kota, terutama di sektor perumahan (Kusumawijaya (2004), Muttaqien (2004).

Rasionalitas

Penduduk Indonesia saat ini berjumlah sekitar 225 juta jiwa. Dari angka itu tercatat 57 juta keluarga, Dalam hal ini seharusnya Indonesia memiliki 57 juta rumah. Namun yang tercatat adalah 51 juta rumah. Berdasarkan data dari Kantor Kementrian Negara Perumahan Rakyat, di Tanah Air terdapat 15.000 kantong permukiman kumuh, menempati area 65.000 hektare dan dihuni sekitar 30 juta jiwa. Mereka terlihat jelas di perkotaan (Kompas, Sabtu 30 Agustus 2008).

Maraknya alih fungsi lahan pertanian dan kehancuran lingkungan hidup di kampung menjadi salah satu penyebab sebagian besar warga desa, yang mata pencariannya bergantung pada kelestarian sumber daya alam, berpindah ke Jakarta. Kasus pencemaran di Teluk Buyat dan tenggelamnya sebagian kawasan Porong akibat semburan lumpur Lapindo dapat dijadikan contoh dalam hal ini. Alam yang semula menjadi

(2)

sumber-sumber kehidupan mereka kini telah hancur dan tidak lagi mampu menghasilkan apa-apa selain kemiskinan.

Pengertian Slum

Daerah slum / slums adalah daerah yang sifatnya kumuh tidak beraturan yang terfapat di kota atau perkotaan. Daerah slum umumnya dihuni oleh orang-orang yang memiliki penghasilan sangat rendah, terbelakang, pendidikan rendah, jorok, dan lain sebagainya. Di jakarta dan sekitarnya banyak terdapat daerah slum baik di tengah maupun pinggiran kota. Berikut ini adalah ciri-ciri daerah slum :

1. Banyak dihuni oleh pengangguran 2. Tingkat kejahatan / kriminalitas tinggi 3. Demoralisasi tinggi

4. Emosi warga tidak stabil

5. Miskin dan berpenghasilan rendah 6. Daya beli rendah

7. Kotor, jorok, tidak sehat dan tidak beraturan

8. Warganya adalah migran urbanisasi yang migrasi dari desa ke kota 9. Fasilitas publik sangat tidak memadai

10. Warga slum yang bekerja kebanyakan adalah pekerja kasar dan serabutan 11. Bangunan rumah kebanyakan gubuk / gubug dan rumah semi permanen Penyebab atau Alasan Terjadinya Migrasi atau Perpindahan Penduduk Desa, Kota, Negara Dan Lain-Lain - Geografi

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindaha penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.

(3)

Alasan yang menyebabkan manusia / orang pelakukan aktifitas migrasi : 1. Alasan Politik / Politis

Kondisi perpolitikan suatu daerah yang panas atau bergejolak akan membuat penduduk menjadi tidak betah atau kerasan tinggal di wilayah tersebut.

2. Alasan Sosial Kemasyarakatan

Adat-istiadat yang menjadi pedoman kebiasaan suatu daerah dapat menyebabkan seseorang harus bermigrasi ke tempat lain baik dengan paksaan maupun tidak. Seseorang yang dikucilkan dari suatu pemukiman akan dengan terpaksa melakukan kegiatan migrasi.

3. Alasan Agama atau Kepercayaan

Adanya tekanan atau paksaan dari suatu ajaran agama untuk berpindah tempat dapat menyebabkan seseorang melakukan migrasi.

4. Alasan Ekonomi

Biasanya orang miskin atau golongan bawah yang mencoba mencari peruntungan dengan melakukan migrasi ke kota. Atau bisa juga kebalikan di mana orang yang kaya pergi ke daerah untuk membangun atau berekspansi bisnis.

5. Alasan lain

Contohnya seperti alasan pendidikan, alasan tuntutan pekerjaan, alasan keluarga, alasan cinta, dan lain sebagainya.

(4)

Permukiman kumuh ( Slum ) di tepi sungai Ciliwung

Warga yang bertempat tinggal di pinggiran sungai ciliwung terpaksa mencuci baju dan piring di sungai karena air ledeng tidak mengalir. Karena apabila membeli air bersih ongkosnya besar. Ketika sebagian warga Jakarta telah mengecap berbagai kemewahan kehidupan sebagai warga metropolitan, ternyata masih ada warga yang untuk mengakses air bersih pun mengalami banyak kesulitan.

Salah satunya adalah mereka yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung di Manggarai Utara II, Jakarta Selatan, yang masih mencuci peralatan dapur dan peralatan makan di sungai tersebut.

Untuk mencuci peralatan dapur dan peralatan makan (gelas, piring, sendok-garpu) di sungai tentu faktor higienitas harus dipertimbangkan.

Pasalnya, sungai Ciliwung yang menjadi "pantat" ribuan rumah tangga di Jakarta ini justru dijadikan tempat untuk buang air besar dan mandi. Jadi, bisa dibayangkan betapa berbahaya mencuci peralatan dapur dan peralatan makan di sungai yang sudah terkontaminasi ini.

Kenyataan ini bukan tidak disadari oleh warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung. Namun, bagi warga miskin perkotaan, tindakan tadi terpaksa dilakukan karena mahalnya harga air bersih.

Untuk buang air, warga memanfaatkan kakus atau jamban umum dari kayu yang "nangkring" di bantaran sungai.

Bahkan, untuk mandi pun masih ada saja warga yang ke sungai.

(5)

Kawasan kaum minoritas ( ghetto)

Etnis Tionghoa di Jakarta

Sikap penguasa negeri ini terhadap etnis berkulit kuning, ikut menentukan pasang-surutnya gelombang kehidupan mereka.

Semasa kedudukan VOC, mereka mendesain Jayakarta menjadi Batavia – Jakarta tempo dulu – sebagai kota heterogen. Jan Pieterzoon Coen mengajak Siauw Beng Kong salah seorang tokoh Cina di Banten, pada Oktober 1619 beberapa bulan setelah Coen menguasai Jayakarta (30 Mei 1619) membangun Batavia. Maka, Siauw Beng Kong diangkat sebagai Kapiten Der Chinese.

Bersama orang-orangnya, Siauw Beng Kong mendapat hak khusus untuk menempati perkampungan khusus etnis tionghoa di Glodok.

Komunitas Cina ditempatkan pada sebelah Selatan kasteel yang kini dikenal dengan kawasan Pecinan Glodok, Toko Tiga Seberang, Patekoan atau Jalan Perniagaan, Pasar Pagi Lama, Pancoran dan Petak Sembilan. Mereka bebas melakukan ritual keagamaan dan meneruskan tradisinya. Seperti perayaan Imlek, Cap Go Meh, Peh Cun, Barongsai dan Liong. Arsitektur rumah-rumahnya pun dibolehkan memuat gaya Mandarin.

Dibolehkannya komunitas Cina melakukan ritual keagamaan, maka dibuatlah klenteng (rumah ibadat penganut Budha). Satu di antaranya adalah klenteng Kim Tek Ie.

Menyusuri jalan-jalan sempit dan pengap di kawasan Pecinan Lama - Glodok, Jakarta Barat pada suatu siang bolong, sama juga seperti menyusuri lika-liku serta panas teriknya kehidupan. Etnis tionghoa Warga Jakarta tentu mengenal daerah bernama Glodok di Jakarta Barat. Di siang hari merupakan pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan, lengkap dengan hiruk-pikuk kendaraan maupun orang yang melakukan transaksi bisnis. Di malam hari menjadi pusat hiburan bagi warga Jakarta. Semua bentuk hiburan yang dapat pikirkan, mulai yang legal dan diperuntukkan bagi keluarga hingga hiburan ilegal yang dilakukan secara terselubung atau terang-terangan. Di antara denyut kehidupan kawasan bernama Glodok ini, terdapat jejak sejarah warga etnis Tionghoa yang menjadi

(6)

bagian tak terpisahkan dari sejarah kota Jakarta. Kini sejarah itu tinggal menyisakan beberapa bangunan lama yang menjadi saksi masa keemasannya.

di Indonesia.

Di kawasan Glodok dan sekitarnya inilah terdapat tempat dan bangunan tua yang mempunyai nilai dan keterikatan dengan jejak sejarah etnis Tionghoa di Jakarta. Tempat dan bangunan bersejarah yang masih tersisa di kawasan ini antara lain: De Groot Kanaal (Kali Besar), Jembatan Intan, Toko Obat Lay An Tong, Rumah Keluarga Souw, Jalan Perniagaan, Gang Kali Mati, gedung kantor Harian Indonesia, SMUN 19, Kelenteng Toa Se Bio (Hong San Bio), dan Gereja Santa Maria Fatima.

Gambar 1 Gambar 2

(7)

Gambar 5 Gambar 6 Ket:

1. Kali Besar

2. Toko Obat Lay An Tong 3. SMUN 19

4. Gereja Santa Maria Fatima 5. Jembatan intan

(8)

Perbandingan Slum dan Ghetto

Slum Ghetto

Tidak ada aktivitas perekonomian Terjadi aktivitas perekonomian Permukiman tidak teratur dan illegal,

sehingga rawan penggusuran

Permukimannya teratur dan legal

Bangunan non permanen dan semi permanen

Bangunan permanen

Unsur higienis dan kesehatan kurang diper hatikan

Unsur higienis dan kesehatan diperhatikan

Kawasannya kotor, tidak ada MCK, sulit mendapatkan air bersih

Kawasannya relative bersih, ada MCK, mudah mendapatkan air bersih

Penyelesaian masalah kawasan permukiman kumuh.

Banyak dari kawasan permukiman kumuh yang menempati tanah-tanah yang menjadi milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tak mengherankan bila pemerintah DKI Jakarta menganggap mereka sebagai pemukim liar, meskipun kehadiran dan tindakan mereka itu sebenarnya tak bisa dilepaskan dari kebijakan pembangunan yang dirancang pemerintah sendiri. Untuk menghentikan ritual penggusuran dalam setiap kebijakan pembangunan kota, dibutuhkan kebesaran hati para pengambil kebijakan di Kota Jakarta dan mungkin juga di tingkat pusat untuk mengurangi sedikit demi sedikit daya tarik kota ini. Gula-gula pembangunan harus disebar, tidak boleh lagi terpusat di Jakarta.

Untuk menghentikan laju urbanisasi dan meluasnya kemiskinan di Jakarta, tidak bisa tidak, kebijakan nasional yang selalu menempatkan Jakarta sebagai pusat pertumbuhan ekonomi harus diakhiri. Begitu pula mimpi yang ingin menjadikan kota ini seperti

(9)

Singapura. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berbeda 180 derajat dengan Singapura. Pembangunan di negeri ini tidak boleh hanya dipusatkan di Jakarta, melainkan harus didistribusikan secara adil dan merata di daerah-daerah.

Dengan mendistribusikan pembangunan ke luar Jakarta secara adil itulah, laju urbanisasi dan tindakan represif untuk menanggulanginya pun dapat diakhiri. Selain itu, daya dukung sosial dan ekologi Jakarta juga dapat direhabilitasi sehingga menjadi kota yang lebih manusiawi.

Referensi

Dokumen terkait

Ada dua sudut pandang mengenai kompensasi yaitu dari sisi perusahaan, kinerja yang baik tercipta jika didahului dengan pelaksanaan tugas atau target yang dibebankan kepada

Perlakaun p4 merupakan perlakuan yang menghasilkan jumlah umbi terbanyak, dan merupakan faktor yang mempengaruhi jumlah anakan dan jumlah umbi tanaman bawang merah

1 Kasus 1 Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan diskrasis darah terjadi thrombus mengakibatkan embolus otak terjadi penyumbatan pembuluh darah otak

wild type. Median konsentrasi maksimum rifampisin dalam plasma homozygot dan heterozygot keduanya < 8µg/ml. Perbedaankonsentrasi rifampisin dalam plasma pada pasien

Untuk penetapan komoditi ungulan di tingkat kota Batam, digunakan 11 kriteria yang lebih kompleks sehingga dapat menyaring komoditi yang benar-benar unggulan dari

Alat untuk menampung feces, cairan gas yang keluar dari lubang usus buatan hasil pembedahan melalui otot dan kulit perut. Hal ini dilakukan untuk mengganti fungsi normal

Pada tahun 2000-2004 tubuh yang menjadi objek tontonan laki-laki hanya berkutat pada pinggul dan pantat, maka yang muncul di tahun setelahnya lebih menyerupai

penelitian,karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.. pengumpulan data yang peneliti lakukan sebagai langkah untuk memperoleh data yang. relevan