PENINGKATAN KUALITAS MEMBACA AL-
QUR’AN
SECARA TARTIL DENGAN METODE QIRO’ATI
PADA SISWA KELAS X TKR 1 SMK MA’ARIF TEGALREJO
KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
MUHAMAD CHURMAIN
NIM : 11413023
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
ABSTRAK
MUHAMAD CHURMAIN, 2017, PENINGKATAN KUALITAS MEMBACA AL-QUR’AN SECARA TARTIL DENGAN METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS X TKR 1 SMK MA’ARIF TEGALREJO KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Dosen Pembimbing : Mufiq, S.Ag, M.Phil
Kata kunci : Tartil dan metode qiro‟ati
Penelitian ini merupakan upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran BTQ di Sekolah Menengah. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah metode qiro‟ati mampu meningkatkan kualitas membaca Al-Qur‟an secara tartil pada siswa kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017?
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu : tes, observasi dan catatan selama penelitian berlangsung, tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah metode qiro‟ati mampu meningkatkan kualitas membaca Al-Qur‟an secara tartil pada Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang Pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu siklus I dan siklus II. Pada siklus I yang dapat dikategorikan tidak tuntas belajar klasikal yaitu mendapat nilai kurang dari 70 ada 8 siswa (29,6%) sedangkan siswa yang tuntas belajar ada 19 siswa (70,4%). Nilai rata-rata kelas pada siklus I ini adalah 71,66. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan, yaitu yang dapat dikategorikan tidak tuntas belajar klasikal berkurang menjadi 3 siswa (11,1%) dan siswa yang tuntas belajar bertambah menjadi 24 siswa (88,9%). Nilai rata-rata kelas pada siklus II ini adalah 76,85. Dari dua tahapan tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkannya metode pembelajaran qiro‟ati dengan sebelumnya.
MOTTO
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Orang tua (Bpk Muh Bardan Alm dan Ibunda Muntafi‟ah), Bpk Marsidi dan kedua mertua (Bpk Suyanto dan Ibu Tri Waahyuti) dan Nenek Siti yang telah mengasuh, mendidik dan memberikan doa dengan setulus hati kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Istriku sayang (Ibu Barokah Eka Sulistiyaningsih, A.Md, Keb.) yang telah rela berkorbana demi suamimu ini. Kau ikhlaskan materi, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa juga semangat yang selalu kau berikan, sehingga aku bisa menyelesaikan studiku.
3. Ananda sayang (Hisyam Ulinnuha Alfarizqi), kaulah anugrah terindah dari yang Maha Kuasa yang diberikan kepada ayahmu ini, dimana kelak engkau akan melanjutkan estafet orang tua dan nenek moyangmu nak.
4. Saudara dan sepupu semua Keluarga Besar Bani Muhtar, Bani Abdullah dan Bani Tanu, ada Maula, Zuli, Dek Jamal, Maman, Nabil, Om Matoba, Tante Yuli, Laili, Zidan, Bu Lek Marwiyah, Ami R. Tholib, Dek Sofa, Naili, Nana, Mundir, Mbok Itun, Pak Muhsinin, Huda, Isnaini, Puji, Lek Ikun, Lek Atin, Naila, Yaya, Mbah Dur Bayan, Lek Titik, Evi, Indik.
5. Bapak Ibu ada Bpk Mufiq, S.Ag, M.Phil, Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag, Ibu Muyasarotun Sa‟idah Al Jamilah M.Pd, Ibu Siti Asdiqoh, M.Pd yang
6. Bpk. KH. Ihsanuddin Abdan selaku ketua Komite dan juga guru besar di SMK Ma‟arif Tegalrejo.
7. Teman-teman dan MI, MTs dan SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang : Bpk. Drs. H. Nuryahman, Mbah Nyai Hj. Mudawiyah Siradj, Bpk. KH. A. Abdul Hamid Siradj, Bu Bibah, Pak Hendry, Pak Ropy Sphule, Pak Ma‟ani,
Bu Nurul, Bu Rahma (Merangkap sebagai dosen baru di FTIK IAIN
Salatiga), Pak Heri Sastro, Pak Budin, Mbah Nawer, Bu Minah, Bu Hida, Pak
Aris, Pak Labik, Dek Uni, Dek Ndon, Dek Sempri, dan masih banyak banget yang tidak bisa saya sebutkan, terima kasih atas do‟a dari panjenengan semua.
8. Bpk. KH. Mukhibin Pengasuh PP. Miftahussholeh Candimulyo Magelang dan beliau juga sebagai Koordinator Qiro‟ati Kab. Magelang beserta keluarga
yang telah dengan sabar dan ikhlas membimbing memberikan pedoman cara membaca Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati.
9. Adik-adik di Panti Asuhan Yatim NU Koripan Dawung Tegalrejo Magelang, terima kasih atas do‟a dan dukungan dari kalian semua.
10.Teman-teman seperjuangan Angkatan 2013 (Bu Nyai Hasna, Dek Banser Ma‟ani, Bu Tatik, Dek Badrus, Pak Mualimin, Om Aziz, Kang Habib, Mas
11.Teman-teman KKN di Desa Tembelang, terutama yang ada di Posko 7 Dusun Kamongan Candimulyo Magelang ada Kang Rahmat, Kang Malik, Kang Huda, Mbakyu Fenti, Mbakyu Ema, Mbakyu Naila, Nyak Fera, dan tante Nana. Yang di posko 8 dan 9 ada Kang Abidin, Kang Aziz, Kang Beni, Kang Afid, Kang Eko, Mbak Avi, Dek Lailia, Mbak Alaina, Mbak Esa, Mbak Alfin dan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan, terima kasih atas waktunya buat kegiatan bareng, makan bareng, guyon bareng, Pokoknya saya bakal rindu kalian semua.
12.Bapak Suyitno (Kepala Desa Tembelang Candimulyo Magelang) beserta stafnya yang merima membimbing dan mendukung selama KKN, Tokoh Masyarakat Dusun Kamongan ada Pak Sukimin, Pak Subakir, Pak Durrohman, Mbah Rohmat, Pak Slamet, Pak Amin, Pak Darman, Pak Denan, remaja putra putri, dan adik-adik TPA Nurul Islam Kamongan. Terima kasih atas do‟a dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil 'alaamin, kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq, Hidayah serta „Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik dan lancar tanpa halangan ada suatu apapun. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Beliau junjungan Nabi besar kita alladzi Shohibus Syafa‟ah wal Fadhilah yaitu Nabiyuna Muhammadin SAW yang telah membawa Nur Illahi yang menyinari alam semesta ini dan semoga kita tergolong ummatnya yang mustahiqu minassyafa‟ah dari dini sampai besuk di yaumul qiyamah. Amin Yaa Robbal „Alamin.
Selanjutnya dalam penyelesaian skripsi ini penulis sangat mendapatkan bantuan, bimbingan, dorongan dan juga arahannya dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih, dan dengan iringan doa semoga amal baik yang telah diberikan, mendapat pahala disisi Allah SWT. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Bapak Mufiq, S.Ag, M.Phil selaku Dosen Pembimbing dan Wakil Dekan Bidang Akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dalam memberikan bimbingan, dorongan dan juga pengarahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan PAI di IAIN Salatiga. 5. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah membekali
ilmu pengetahuan dan keterampilan selama kuliah di IAIN Salatiga.
7. Bpk. Drs. H. Nuryahman, M.Pd. selaku Kepala SMK Ma‟arif Tegalrejo Kabupaten Magelang yang memberikan waktu kepada penulis, untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna menyelesaikan skripsi ini.
8. Dewan guru dan staf karyawan SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang yang telah memberikan semangat dan kerjasamanya.
9. Orang tua dan mertua yang telah mengasuh, mendidik dan memberikan doa dengan setulus hati kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10.Istriku sayang (Ibu Barokah Eka Sulistiyaningsih, A.Md. Keb.) dan Ananda sayang (Hisyam Ulinnuha Alfarizqi) yang telah membantu dan memberi memotivasi.
11.Rekan-rekan yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari karena keterbatasan yang ada, skripsi ini masih jauh dari kekurangan. Untuk itu sumbang saran dan kritik untuk terciptanya tulisan yang lebih sempurna sangat penulis harapkan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya dan termasuk amal jariyah bagi penulis. Aamiin
Salatiga, 23 Maret 2017
Muhamad Churmain
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN ... 32
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 34
1. Perencanaan ... 35
2. Pelaksanaan ... 35
3. Pengamatan ... 36
4. Refleksi ... 37
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 38
1. Perencanaan ... 39
2. Tindakan ... 40
3. Pengamatan ... 40
4. Refleksi ... 41
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Deskripsi Per Siklus ... 42
1. Siklus I ... 42
2. Siklus II ... 49
B. Pembahasan ... 55
BAB V : PENUTUP ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran-saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo ... 32
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus I ... 42
Tabel 4.2 Hasil Tugas Membaca Siklus I ... 44
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus I ... 46
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus II ... 49
Tabel 4.5 Hasil Tugas Membaca Siklus II ... 51
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus II ... 52
Tabel 4.7 Rekap Hasil Membaca Al-Qur‟an Setelah Menggunakan Metode Qiro‟ati ... 55
Tabel 4.8 Rekap Hasil Pengamatan terhadap Perhatian Siswa ... 57
Tabel 4.9 Rekap Data Ketuntasan Belajar Siswa ... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP
Lampiran 2 : Lembar observasi
Lampiran 3 : Foto
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an adalah Firman Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril secara berangsur – angsur yang ditulis dalam mushaf Usmani sebagai pedoman dan petunjuk umat islam dan membacanya termasuk ibadah. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu rukun iman yang ke tiga. Beriman kepada Al-Qur‟an harus dibuktikan dengan mempelajarinya dan mengajarkannya kepada orang lain. Mempelajari Al-Qur‟an berarti belajar membunyikan huruf-hurufnya. Dalam hal mempelajari bacaan Al-Qur‟an maka penekanan utamanya adalah kefasihan pembacaan secara tartil, sebagaimana firman Allah SWT dalam potongan surat Al Muzammil ayat 4 :
Artinya : “Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan.”
Tentunya tingkatan ini adalah tingkatan yang paling awal dan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran Al-Qur‟an pada tingkatan selanjutnya. Pada tingkatan lanjutan atas mungkin masih ada salah satu atau beberapa peserta didik yang belum bisa mempelajari Ulumul Qur‟an dan tafsir Al-Qur‟an. Di antara tugas yang memerlukan keseriusan dan kepedulian yang
ekstra dari setiap pendidik adalah tugas mencari metode terbaik untuk
(kepada mereka) merupakan salah satu pokok dalam ajaran Islam. Tujuannya adalah agar mereka tumbuh sesuai dengan fitrahnya dan hati mereka pun bisa dikuasai cahaya hikmah, sebelum dikuasai hawa nafsu dengan berbagai nodanya yang terbentuk melalui kemaksiatan dan kesesatan.
Dalam perjalanannya teryata pembelajaran baca tulis Al-Qur‟an menghadapi problem yang tidak sedikit dan sederhana. Di antara problem yang dihadapi adalah input siswa beragam, jumlah jam pelajaran, guru, sarana, dan metode pembelajaran baca tulis Al-Qur‟an yang terbatas. Mengenai input siswa yang beragam tersebut, bahwasannya ada di antara siswa yang baru yang sudah lancar dalam membaca Al-Qur‟an, ada yang belum lancar, dan ada yang buta terhadap huruf Al-Qur‟an. Heterogenitas siswa ini menjadi problem ketika mereka berkumpul dalam satu kelas. Problem yang dihadapi guru dalam pengajaran bacaan Al-Qur‟an tak lain adalah dalam menentukan metode dan pendekatan yang tepat sehingga para peserta didik mampu meraih target yang dicanangkan pihak kurikulum.
Setelah pembelajaran yang dilakukan selama satu tahun didapatkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Diantara hal yang kurang memuaskan adalah masih banyak ditemui kesalahan siswa dalam membaca Al-Qur‟an, misalnya ada beberapa siswa yang masih terbata-bata, belum mampu mempraktekkan bacaan mad dengan benar yaitu terkadang bacaan mad tidak dibaca panjang dan yang seharusnya pendek malah dibaca panjang. Siswa juga masih banyak melakukan kesalahan dalam membaca hukum bacaan yang dibaca dengung dan yang tidak dibaca dengung.
Sebagai gambaran bahwa pada kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang di mana penulis mengajar pada Tahun Pelajaran 2016/2017 ini para peserta didik masih mengalami kesulitan dalam hal membaca Al-Qur‟an secara tartil dan lancar. Untuk itu penulis tertarik untuk menerapkan metode pembelajaran membaca Al-Qur‟an dengan cara yang baru yaitu penggunaan metode qiro‟ati yaitu metode yang dapat mempermudah dan mempercepat anak agar mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.
Dalam metode ini diawali dengan memperkenalkan huruf - huruf bersyakal tanpa dieja, namun langsung diberikan contoh membaca oleh guru dengan benar dan tartil (KH. Dahlan Salim Zarkasyi : 2006).
Untuk itu penulis berkeinginan meningkatkan kualiatas membaca Al-Qur‟an bagi peserta didik dengan memilih metode baru. Sehingga penulis
secara tartil dengan metode qiro‟ati pada siswa kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017.
B. Rumusan Masalah
Apakah metode qiro‟ati mampu meningkatkan kualitas membaca Al-Qur‟an secara tartil pada Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab.
Magelang Pelajaran 2016/2017?
C.Tujuan Penelitian
Mengetahui apakah metode qiro‟ati mampu meningkatkan kualitas membaca Al-Qur‟an secara tartil pada Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017.
D.Hipotesis
E.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian secara teoritis diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan masalah peningkatan kualitas membaca Al-Qur‟an secara tartil dengan metode qiro‟ati. Dan juga merupakan inovasi
pendidikan dalam arti suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan (Hasbullah, 1996 : 189).
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini memiliki manfaat praktis sebagai berikut :
a. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan metode qiro‟ati.
b. Sebagai salah satu strategi atau upaya meningkatkan kualitas membaca Al-Qur‟an bagi siswa.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran Al-Qur‟an yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
d. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis.
F. Definisi Operasional
Agar tidak menyimpang dari pokok masalah yang menjadi inti dari judul tersebut peneliti memberi definisi sebagai berikut :
1. Peningkatan Kualitas Membaca Al-Qur’an Secara Tartil
Kata "peningkatan" berasal dari kata "tingkat" yang berarti keadaan atau kualitas yang lebih tinggi. Sedangkan kata "peningkatan" berarti usaha atau proses meningkatkan. Sedangkan kualitas yang berarti hasil akhir dari sesuatu. Kata membaca berasal dari kata ”baca” yaitu melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. Sedangkan Al-Qur‟an adalah kitab suci agama islam. Adapun tartil berasal dari bahasa arab yang berarti perlahan-lahan. Sehingga yang penulis maksud di sini adalah usaha secara sungguh-sungguh untuk menjadikan peserta didik lebih berkualitas. Selain itu kemapuan tersebut dapat dipraktekkan secara langsung dengan membaca Al-Qur‟an secara perlahan dan jelas. Indikator ketercapaian membaca Al-Qur‟an secara tartil dengan metode qiro‟ati, diusahakan peserta didik mampu :
a. Membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar
b. Membaca Al-Qur‟an dengan baik, benar dan lancar sesuai dengan tajwidnya.
2. Penggunaan Metode Qiro’ati
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : 1994). Adapun yang dimaksud dengan metode qira‟ati adalah suatu metode dalam belajar membaca Al -qur‟an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil
sesesuai denagan kaidah ilmu tajwidnya (Badawi, 1997 : 13). Dimana qiro‟ati adalah nama dari sebuah metode belajar membaca Al-Qur‟an yang
ditemukan oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi. Secara umum ciri dari metode qiro‟ati adalah Guru menjelaskan dengan memberi contoh materi
pokok bahasan, selanjutnya siswa membaca sendiri (CBSA) Siswa membaca tanpa mengeja. Sejak awal belajar, siswa ditekankan untuk membaca dengan tepat dan cepat.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Metode penelitian ini berupa langkah – langkah pelaksanaan peneliti mulai dari penentuan objek, akar masalah yang diteliti, teknik pengumpulan data dan pengolahan yang digunakan, perkiraan dana dan rentang waktu yang dibutuhkan sampai pada kronologi dan sistematika penulisan laporan yang menjadi pedoman utamanya (Muliawan, 2014 : 130).
dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan.
Siklus spiral dan tahap-tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakannya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat.
c. Pengamatan
Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan.
d. Refleksi
Refleksi atau dikenal dengan peristiwa renungan adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru maupun siswa (Arikunto, 2010 : 17-19).
PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran kelas. Di ruangan kelas, PTK dapat berfungsi sebagai :
a. Alat untuk mengatasi masalah – masalah yang didiagnosis dalam situasi pembelajaran di kelas.
b. Alat pelatihan dalam jabatan, membekali guru dengan keterampilan dan metode baru dan mendorong timbulnya kesadaran diri, khususnya melalui pengajaran sejawat.
c. Alat untuk memasukkan ke dalam sistem yang ada (secara alami) pendekatan tambahan atau inovatif.
d. Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya buruk antara guru dan peneliti.
e. Alat untuk menyediakan alternatif bagi pendekatan yang subjektif, impresionistik terhadap pemecahan masalah kelas.
Sehingga semua aspek yang menjadi ketentuan dalam penelitian tindakan kelas terpenuhi dalam penelitian yang akan penulis lakukan nantinya.
2. Subjek Penelitian
a. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2016 pada akhir semester gasal Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian dilakukan selama kurang lebih 2 minggu dengan 2 siklus dengan masing-masing siklus selama 2 minggu atau 2 kali pertemuan.
Siklus I hari Kamis, 10 November 2016. Siklus II hari Kamis, 24 November 2016.
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan di ruang yang biasa untuk melakukan proses belajar – mengajar Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017.
c. Subjek Penelitian
Subjek penelitian kali ini adalah seluruh Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017
3. Langkah-Langkah
a. Perencanaan
1) Menyusun tujuan instruksional.
2) Membuat skenario pembelajaran atau RPP. 3) Menyusun pre tes dan post tes.
4) Memilih materi pembelajaran.
5) Mendesain pedoman observasi sistematis bagi kerja guru selama pelaksanaan tindakan.
b. Pelaksanaan
1) Melaksanakan absensi siswa.
2) Melaksanakan pre test kepada siswa.
3) Analisis pre tes terhadap siswa untuk mengukur sejauh mana materi telah dikuasai sebelumnya.
4) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang operasional pembelajaran dan tentang metode yang akan digunakan.
5) Guru memberikan contoh membaca.
6) Guru mendengarkan siswa menirukan bacaan guru. 7) Guru mengadakan post tes.
c. Pengamatan
1) Kehadiran siswa.
5) Penampilan guru di depan kelas.
6) Guru dalam menyampaikan materi pelajaran. 7) Guru dalam pengelolaan kelas.
8) Pendangan dan suara guru. 9) Bimbingan guru kepada siswa. 10)Ketepatan waktu.
d. Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan, didiskusikan, dianalisis, dan dievaluasi oleh peneliti, kemudian guru dapat merefleksi diri tentang berhasil tidaknya tindakan yang telah dilakukan, faktor-faktor pendukung, penghambat, dari aspek internal dan eksternal guru dan siswa. Kemudian untuk siklus berikutnya diadakan perbaikan-perbaikan bilamana perlu secara kualitas dan kuantitas berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi.
4. Instrumen Penelitian
Adapun instrument/alat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Rencana pembelajaran ini merupakan suatu rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan guru dalam proses belajar mengajar.
c. Buku Penunjang Lembar observasi pembelajaran.
Lembar pembelajaran ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kualitas membaca Al-Qur‟an secara tartil bagi siswa setelah menggunakan metode qiro‟ati.
d. Instrumen Manusia 1) Peneliti
Dalam penelitian tidakan kelas sebenarnya peneliti juga masuk sebagai intrumen penelitian. Sebagai instrumen penelitian seorang peneliti haruslah memiliki karakter sebagai berikut :
a) Responsif. b) Adaptif.
c) Menekankan aspek holistik.
d) Pengembangan berbasis pengetahuan. e) Memproses dengan segera.
f) Mampu memberikan klarifikasi dan kesimpulan. g) Kesempatan eksplorasi (Wiriaatmadja, 2004 : 96-97). 2) Mitra/Kolaborator
wali kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang sebagai mitra/kolaborator .
5. Pengumpulan Data
a. Sumber Data 1) Dokumentasi.
2) Hasil tes membaca Al-Qur‟an siswa setelah menggunakan metode qiro‟ati.
3) Hasil pengamatan teman sejawat yang membantu sebagai mitra. b. Cara Pengambilan Data
1) Metode dokumentasi
2) Lembar kerja siswa pada siklus I dan II 3) Tes formatif I
4) Lembar pengamatan dari teman sejawat sebagai kolaborasi dalam penelitian
6. Analisis data
a. Merekapitulasi hasil tes
Dalam penelitian tindakan kelas, peningkatan prestasi belajar siswa sebagai hasil tindakan merupakan aspek paling diharapkan berkaitan erat dengan analisis tentang prestasi belajar siswa seperti: analisis daya serap, ketuntasan belajar, dan nilai rata-rata. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
- Ketuntasan belajar secara klasikal.
% ketuntasan belajar = Jumlah siswa yang tuntas.x 100%
Jumlah seluruh siswa
Peserta dikatakan tuntas belajar secara klasikal bila memperoleh persentase daya secara klasikal = 85 %.
- Rata-rata hasil belajar
Nilai rata – rata = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa
b. Menghitung jumlah skor
Jumlah skor yang tercapai dan persentase untuk masing-masing siswa dikatakan tuntas dalam belajar jika sudah mencapai nilai KKM 70, sedangkan secara klasikal mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 60%.
H. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab yang tersusun dengan sistematika sebagai berikut :
Bagian awal berisi sampul, lembar berlogo, judul, nota pembimbing, pengesahan kelulusan, surat pernyataan, abstrak, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Bab I berisi pendahuluan yang meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi landasan teori yang meliputi : Kualitas membaca Al-Qur‟an secara tartil, metode qiro‟ati dan penggunaan metode qiro‟ati dalam membaca Al-Qur‟an secara tartil. Bab III
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Membaca Al-Qur’an secara Tartil
1. Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Fenomena yang terjadi di masyarakat kita, terutama di rumah-rumah keluarga muslim semakin sepi dari bacaan ayat-ayat suci Al Qur'an. Hal ini disebabkan karena terdesak dengan munculnya berbagai produk sain dan teknologi serta derasnya arus budaya asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al Qur'an sehingga banyak anggota keluarga tidak sempat membaca Al Qur'an. Akhirnya kebiasaan membaca Al Qur'an ini sudah mulai langka. Yang ada adalah suara-suara radio, TV, Tape recorder, karaoke, dan lain-lain.
Keadaan seperti ini adalah keadaan yang sangat memprihatinkan. Belum lagi masalah akhlak, akidah dan pelaksanaan ibadahnya, yang semakin hari semakin jauh dari tuntunan Rasululloh. Maka sangat diperlukan kerjasama dari semua fihak untuk mengatasinya. Yaitu mengembalikan kebiasaan membaca Al Qur'an di rumah-rumah kaum muslimin dan membekali kaum muslimin dengan nilai-nilai Islam, sehingga bisa hidup secara Islami demi kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan lepada manusia apa
yang tidak diketahuinya”.
Kata “Tartil” menurut bahasa berarti jelas, racak dan teratur, sedangkan menurut istilah ialah membaca Al Qur`an dengan pelan – pelan, baik dan benar sesuai tajwid (Munawir, 1997 : 471). Adapun tujuan mempelajari tajwid adalah menjaga dari kesalahan dalam membaca Al-Qur‟anul Karim baik kesalahan ringan (lahnul khafi’) yaitu kesalahan yang
tidak merubah makna Al-Qur‟an, seperti kesalahan dalam pengucapan ghunnah ikhfa‟ dll, maupun kesalahan fatal (lahnul jaliy) yaitu kesalahan
yang dapat merubah makna Al-Qur‟an seperti kesalahan dalam menyebutkan makhraj huruf, kesalahan harakat dll (Lautan Lestari, 2008 : XI).
Perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk membaca Al Qur`an dengan 'Tartil'. Bahkan Allah SWT tidak hanya sekedar menyuruh untuk tartil di dalam membaca Al Qur`an tetapi dengan mempertegas firman-Nya dengan kata "tartiila" yang berarti dengan sungguh – sungguh tartil sebagaimana tersurat di dalam potongan surat Al Muzammil ayat : 4.
Menurut qoul sahabat Ali Karomallahu wajhah dalam Matan
Jazariyah memberikan definisi tartil sebagai bacaan yang sesuai dengan
kaidah tajwid dan waqofnya. Tartil di dalam membaca Al Qur`an terbagi menjadi tiga macam yaitu :
a. Tahqiq, ialah membaca Al Qur`an dengan pelan-pelan, tenang,
perlahan-lahan dan memikirkan arti-artinya serta semua hukum tajwid terpelihara dengan baik, atau hak ( makhroj dan sifat ) semua huruf terbaca dengan terang dan jelas, bacaan semacam ini adalah bacaan madzhab dari Imam-imam yang membaca mad far`I dan isyba` (3 alif), seperti Imam Khamzah dan Waresy.
b. Hader, ialah Al Qur`an dengan cepat tapi semua hukum tajwid
terpelihara dengan baik, seperti Qoshor, ikhtilas, badal, idghom kabir dll, dapat terpelihara dengan benar dan tepat, maksudnya sesuai dengan riwayat yang mutawatir (kondang), bacaan semacam ini, ialah madzhab dari Imam Ibnu Katsir, Abu Amer dan semua Imam / Rowi yang membaca mad munfashil dengan (1 alif).
c. Tadwir, ialah membaca Al Qur`an dengan cara antara tahqiq dan hader,
2. Metode Qiro’ati
a. Sejarah Metode Qiro’ati
Berawal dari ketidakpuasan dan prihatin melihat proses belajar mengajar Al-Qur‟an di madrasah, mushala, masjid dan lembaga masyarakat muslim yang pada umumnya belum dapat membaca AI Qur‟an dengan baik dan benar, Almarhun KH. Dachlan Salim Zarkasyi, tergugah untuk melakukan pengamatan dan mengkaji secara seksama lembaga-lembaga di atas dimana ternyata metode yang dipergunakan oleh para guru dan pembimbing Al-Qur‟an dinilai lamban, ditambah sebagian guru ngaji (ustadz) yang masih asal-asalan mengajarkan Al-Qur‟an sehingga yang diperoleh kurang sesuai dengan kaidah ilmu
tajwid.
Hal itulah yang mendorong Almarhum K.H. Dachlan Salim Zarkasyi pada tahun 1963 memulai menyusun metode baca tulis Al-Qur‟an yang sangat praktis. Berkat Inayah Allah beliau telah menyusun
oleh K.H. Muhammad sejak tahun 1965 dengan jumlah muridnya 1300 siswa yang datang dari berbagai kepulauan yang ada di Indonesia. Maka dapat disimpulkan TK Al-Qur‟an Sedayu adalah TK Al-Qur‟an pertama di Indonesia bahkan di dunia.
Sebulan setelah silaturahmi ke Pesantren Sedayu Gresik tepatnya pada tanggal 1 Juli 1986, KH. Dachlan Salim Zarkasyi mencoba membuka TK Al-Qur‟an yang sekaligus mempraktekan dan mengujikan metode yang disusunnya sendiri dengan target rancana 4 tahun seluruh muridnya akan khatam Al-Qur‟an. Berkat Inayah Allah SWT, diluar dugaan dalam perjalanan 7 bulan ada beberapa siswa yang telah mampu membaca beberapa ayat Al-Qur‟an, serta dalam jangka waktu 2 tahun telah menghatamkan Al-Qur‟an dan mampu membaca dengan baik dan benar (bertajwid).
TK Al-Qur‟an yang dipimpinnya makin dikenal ke berbagai pelosok karena keberhasilan mendidik siswa-siswinya. Dari keberhasilan inilah banyak yang melakukan studi banding dan meminta petunjuk cara mengajarkan metode yang diciptakannya. KH. Dachlan Salim Zarkasyi secara terus-menerus melakukan evaluasi dan meminta penilaian dah para Kyai Al-Qur‟an atas motode yang diciptakannya. Atas usul dari Ustadz A. Djoned dan Ustadz Syukri Taufiq, metode ini diberi istilah dengan nama "QIRO‟ATI" dibaca "QIRO‟ATI" yang artinya
Memperhatikan perjalanan sejarah penyusunan metode Qiro‟ati,
tampaknya KH. Dachlan Salim Zarkasyi sangat didukung oleh para Kyai umul Qur‟an, walaupun menurut penuturannya beliau ini bukanlah santri namun kehidupannya selalu dekat dengan para Kyai sehingga tampak tawadu' dan berwibawa. Atas restu para Kyai metode Qiro‟ati selanjutnya menyebar luas dan digunakan sebagai materi dasar dalam pengajaran baca tulis Al-Qur‟an di masjid, madrasah, TKA, TPA, TPQ, Pesantren dan Sekolah Umum. Sehingga dengan demikian penyusunan metode Qira‟ati ini bukan berupa satu paket sekali jadi dari hasil otak-atik akal
melainkan dari hasil pengamatan, penelitian dan percobaan. Sehingga metode Qira‟ati ini mempunyai gerak yang dinamis sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan (KH. Dachlan Salim Zarkasyi, 1990). Qiro‟ati diminati oteh mayoritas para pendidik Al-Qur‟an dikarenakan
memiliki beberapa perbedaan dengan metode lain diantaranya : 1) Berkesinambungan antara halaman ke halaman berikutnya. 2) Berkesinambungan antara jilid satu dan seterusnya.
3) Disesuaikan dengan usia para pelajar Al-Qur‟an.
4) Kata dan kalimatnya tidak keluar kaidah ayat-ayat Al-Qur‟an tidak kedaerahan.
Dari tahun ke tahun perkembangan Qiro‟ati makin meluas ke seluruh pelosok negeri bahkan di beberapa negara asing tercatat sampai tahun 2000 telah masuk ke negara Australia, Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura. Dari perkembangan tersebut Almarhum K.H. Dachian Salim Zarkasyi tidak terlalu gembira bahkan merasa khawatir karyanya ini disalah gunakan yang berbau bisnis belaka, untuk itu pada tahun 1990 beliau mengundang seluruh kepala TKA/TPA dan Lembaga yang mempergunakan Qiro‟ati pada suatu acara Silatnas
Nasional untuk mentashhih ulang para kepala TKA/TPA dan pengelola Qiro‟ati sekaligus menunjuk Koordinator tingkat Propinsi dan Kota
Besar yang ada di Indonesia, Dari hasil Silatnas Qiro‟ati tersebut ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi, yang merupakan amanat untuk seluruh pengguna Qiro‟ati, diantaranya :
1) Saya tidak ingin menyebar luaskan Qiro‟ati tetapi ingin menyebarkan ilmu
2) Qiro‟ati yang saya ijazahkan.
3) Qiro‟ati tidak untuk diperjualbelikan secara bebas.
b. Ciri Khas Qiro’ati
Metode qiro‟ati dalam pengembangannya dan penyebarannya tidak seperti metode lain, sebab metode ini melalui buku atau modul qiro‟ati tidak boleh dijual bebas oleh sembarang orang, akan tetapi harus
melalui koordinator yang bersedia berpegang teguh pada misi dan amanah tersebut.
Misi qiro‟ati adalah membudayakan membaca Al-Qur‟an yang
benar dan membrantas bacaan Al-Qur‟an yang salah kaprah. Sedangkan amanah qiro‟ati adalah jangan mewariskan kepada anak-anak bacaan Al-Qur‟an yang salah, jangan asal jual buku, berikan kepada guru yang lulus
taskhih saja, guru yang belum lulus taskhih hendaknya dibina sampai lulus dan guru yang sudah lulus hendaknya diberikan petunjuk mengajar/ ditatar (Bunyamin Dachlan, 2004 : 29).
Qiro‟ati adalah suatu metode dalam mengajarkan membaca Al-Qur‟an yang berorientasi kepada hasil bacaan murid secara mujawwad
murattal dengan mempertahankan mutu pengajaran dan mutu pengajar melalui mekanisme sertifikasi/syahadah hanya seorang pengajar yang telah mendapatkan sertifikasi/syahadah yang diijinkan untuk mengajarkan Qiro‟ati dan juga lembaga pendidikan (Pondok
Pesantren/Madin/TPQ dan sebagainya) yang memiliki sertifikasi/ syahadah yang diijinkan untuk mengembangkan Qiro‟ati (Yayasan
c. Teknik Pembelajaran Qiro’ati
Yang dimaksud teknik pembelajaran di sini adalah cara mengajarkan Al-Qur‟an dengan menggunakan metode qiro‟ati. Adapun cara-cara yang dipakai dalam membaca Al-Qur‟an dengan metode qiro‟ati dalam pelaksanaan menggunakan beberapa langkah yaitu :
1) Sejak awal langsung membaca huruf-huruf hijaiyah yang berharakat tanpa mengeja.
2) Langsung praktek secara mudah dan praktis bacaan yang bertajwid, siswa tidak harus belajar ilmu tajwid untuk dapat membaca dengan baik dan benar.
3) Materi pelajaran diberikan secara bertahap dari yang mudah menuju yang sulit, dari yang umum menuju yang khusus sesuai dengan kaidah.
4) Materi pelajaran diberikan sesuai dengan sistem modul, tidak diperbolehkan belajar modul di atasnya kalau belum menguasai modul yang di bawahnya.
5) Pelajaran yang diberikan selalu diulang-ulang dengan memperbanyak latihan (drill) menjadikan siswa selalu ingat dan menguasai pelajaran yang diberikan dengan pola sederhana.
8) Pemakai metode qiro‟ati harus melalu taskhih bacaan Al-Qur‟an oleh ahli AlQur‟an (Yayasan Pendidikan Al-Qur‟an Raudlotul
Mujawwidin, 2007).
Adapun hal-hal penting yang menjadi komponen penting dari metode qiro‟ati ini adalah :
1) Ditinjau dari materi
a) Materi qiro‟ati disusun berdasarkan tingkat usia mental dan kematangan peserta didik. Oleh karena itu buku qiro‟ati disusun
dalam berbagai tingkatan yaitu untuk usia TK, SD/MI, SMP, SMA, Mahasiswa dan dewasa.
b) Materi qiro‟ati disusun berdasarkan tingkat kesulitan dari yang rendah menuju kepada yang tinggi. Sedangkan ruang lingkup materi pengajaran meliputi :
- Jilid 1 untuk makhorijul khuruf, sifatul huruf dan harokat. - Jilid 2 untuk ketrampilan mad dan harokat lengkap.
- Jilid 3 untuk ketrampilan Mad Tobi‟i, Tanda Sukun, Lam Qomariyah.
- Jilid 4, 5 untuk ketrampilan Qolqolah, Idzhar Halqi, Idghom, Iqlab, Waqof.
2) Ditinjau dari metode
a) Proses pengajarannya menekankan pada mengulang-ulang bacaan sampai benar (drill).
b) Sistem yang dipakai adalah sistem modul yang artinya siswa tidak boleh melanjutkan ke pokok bahasan yang baru sebelum paham betul pokok bahasan yang lama.
3) Ditinjau dari pengajarnya
a) Guru qiro‟ati sebelum mengajar metode ini diharuskan tashih dahulu kepada guru ahli yang disebut koordinator metode qiro‟ati. Biasanya seorang koordinator membawahi satu wilayah
kabupaten.
b) Guru dianjurkan mengikuti penataran atau pembinaan memahami metode qiro‟ati ini meskipun telah lulus tashih.
d. Contoh Materi Pembelajaran Qiro’ati
1) Jilid 1 untuk makhorijul khuruf, sifatul khuruf dan harokat, contoh :
2) Jilid 2 untuk ketrampilan mad dan kharokat lengkap, contoh :
3) Jilid 3 untuk ketrampilan ikhfa‟, contoh :
B. Penggunaan Metode Qiro’ati dalam Membaca Al-Qur’an secara Tartil
Hasil belajar merupakan suatu bidang yang sangat menarik untuk dikaji namun cukup rumit sehingga menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar mengajar atau setelah mengalami interaksi dengan lingkungannya guna memperoleh ilmu pengetahuan dan akan menimbulkan perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan tahan lama.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dikemukakan bahwa peningkatan penguasaan materi pelajaran pada anak, adalah sangat penting. Namun usaha ke arah itu haruslah lewat jalan atau suatu model pembelajaran agar dapat merangsang kemampuan anak dan dapat membuat kombinasi baru, sebagai kemampuan untuk respons anak agar belajar, serta merangsang agar anak memiliki ketrampilan.
Pengetahuan (knowledge) pada prinsipnya mudah untuk ditransfer (can be
transfered). Proses pembelajaran konvensional secara tutorial adalah proses
satu lingkungan yang diatur oleh guru. Dengan istilah mediator, media atau model pembelajaran yang mempunyai fungsi dan peran untuk mengatur hubungan yang efektif antara dua belah pihak dalam proses belajar mengajar yaitu siswa dan isi pelajaran.
Dengan kata lain guru sebagai mediator untuk memberikan isi pelajaran kepada siswa, sama halnya dengan metode qiro‟ati yaitu matode yang digunakan
untuk materi yang membutuhkan waktu banyak yang tidak mungkin dijelaskan semua dalam kelas dan untuk mengefektifkan waktu, maka siswa diberi contoh membaca teks yang telah ditentukan oleh guru dan siswa harus menirukan dengan benar.
Oleh karena itu, guru tidak hanya dituntut untuk membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan, baik dalam menyampaikan materi maupun metode dan alat bantunya, tetapi juga dituntut untuk memiliki sejumlah pengetahuan tentang dasar pengetahuan, cara mengajar, metode kreatif dan variatif dalam penyampaian pelajaran serta pengetahuan dan pengalaman yang luas.
Pembelajaran yang baik mempunyai sasaran-sasaran yang seharusnya berfokus pada hal – hal sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas berpikir (qualiteis of mind), mampu melakukan judmen (judgment) dan kearifan (wisdom).
2. Meningkatkan attitude of mind, yaitu menekankan pada keingintahuan
merupakan suatu kegiatan “seni” untuk mendorong siswa menemukan
sesuatu (discovery process).
3. Meningkatkan kualitas personal (quality of person) yaitu karakter (character), sensitivitas (sensitivity)¸ integritas (integrity), tanggung jawab (responsibility).
4. Meningkatkan kemampuan untuk menerapkan konsep – konsep dan pengetahuan – pengetahuan di situasi spesifik. (Jogiyanto, 2006 : 20)
Jika meninjau tujuan program atau sasaran pembelajaran diatas, hasil belajar siswa biasanya disebut sebagai prioritas. Hal ini dapat dipahami jika kita melihat pertumbuhan (rasional) metode-metode pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini tidak berarti bahwa penguasaan materi pelajaran harus dilihat terpisah dari mata pelajaran (materi) yang lainnya, hasil belajar hendaknya meresap dalam seluruh kurikulum dan iklim kelas melalui faktor-faktor seperti : sikap menerima keunikan individu, pertanyaan yang berakhir terbuka, penjajakan (eksplorasi) dan kemungkinan membuat pilihan. Perhatian perlu diberikan bagaimana prestasi belajar dapat dikaitkan dengan semua kegiatan di dalam kelas dan setiap saat siswa perlu belajar bagaimana menggunakan sumber-sumber yang ada dengan optimal menemukan jawaban inovatif atas suatu masalah. Termasuk di dalamnya masalah yang dihadapi dalam penyampaian materi membaca Al-Qur‟an.
Mengingat membaca Al-Qur‟an adalah suatu ketrampilan yang akan dipakai secara rutin, maka metode qiro‟ati yang menekankan kepada pengulangan
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini penulis lakukan pada bulan November 2016. Penelitian ini dilakukan pada akhir semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Penelitian dilakukan selama kurang lebih 2 minggu dengan 2 siklus dengan masing-masing siklus selama 1 minggu atau 1 kali pertemuan.
Siklus I hari Kamis, 10 November 2016. Siklus II hari Kamis, 24 November 2016.
Penilitian ini penulis lakukan di ruang yang biasa untuk melakukan proses belajar-mengajar Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian kali ini adalah seluruh Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017
yang berjumlah 27 anak.
Adapun secara rinci daftar Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang Tahun 2016/2017 sebagai berikut :
Tabel 3.1
Data Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang Tahun
Pelajaran 2016/2017
No Nama Jenis Kelamin
1 Adi Saputro L
2 Ahmad Fahmi Arif L
4 Andi Dwi Prastiyo L
5 Arif Rohman L
6 Bagas Setiyawan L
7 Bayu Prastiyo L
8 Choirul Anam L
9 Dwi Agung Prastiyo L
10 Eko Saputro L
11 Fathani L
12 Fuat Tri Saiful Muna L
13 Idza Irawan L
14 Jarwanto L
15 Muhammad Aufa Khadziki L
16 Muhammad Baedhowi L
17 Muhammad Faisal L
18 Muhammad Ikmal Miladi L
19 Muhammad Khadiq Mahmudi L
20 Muhammad Mujiburrohman L
21 Muhammad Musyafak L
22 Muhammad Syahrul Bima L
23 Priyo Nugroho L
24 Sepnu Rustiyantoro L
26 Udik Agil Utomo L
27 Wanto L
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus pertama adalah sebagai berikut. Hari, tanggal : Kamis, 10 November 2016
Waktu : Jam ke I dan II (07:00 WIB-08:35 WIB) Tempat : Ruang kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo
Kab. Magelang
Adapun materi yang diajarkan adalah sebagai berikut : Mata Pelajaran : BTQ
Kelas/ Semester : X/1
Standar Kompetensi : 1 Memahami bacaan Al-Qur‟an Kompetensi Dasar : 1.2. membaca bacaan ikhfa‟ Indikator :
- Siswa mampu membaca bacaan ikhfa‟ dengan benar - Siswa mampu mempraktekkan bacaan ikhfa‟. Tujuan Pembelajaran :
1. Menjelaskan pengertian bacaan ikhfa‟. 2. Melafalkan bacaan ikhfa‟.
Materi Pembelajaran :
Metode Pembelajaran :
1. Ceramah 2. Model Qiro‟ati
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu bacaan ikhfa‟
b. Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Merancang pembelajaran dengan mempersiapkan materi bacaan ikhfa‟.
d. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan.
e. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui perubahan dan perkembangan.
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
1) Guru memimpin doa 2) Guru mengabsensi siswa 3) Guru mengadakan pree test. b. Kegiatan Inti
2) Siswa menirukan bacaan ikhfa‟. 3) Guru memperhatikan siswa
4) Siswa mengulang bacaan ikhfa‟ dengan panduan dari guru sebanyak 3 kali.
5) Guru memberikan bimbingan selama siswa mengucapkan contoh bacaan ikhfa‟.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberikan tugas membaca secara klasikal dan siswa melaksanakan.
2) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca satu persatu dan siswa melaksanakan tugas membaca satu persatu. 3) Guru menutup pertemuan dengan berdoa.
3. Pengamatan
Adapun hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut : a. Siswa
Pada pengamatan terhadap siswa ini, aspek yang diamati meliputi :
1) Kehadiran siswa
2) Perhatian siswa terhadap guru 3) Ketekunan siswa dalam membaca. b. Guru
1) Kehadiran Guru.
2) Penampilan guru di depan kelas. 3) Penyampaian materi pelajaran. 4) Pengelolaan kelas.
5) Pendangan dan suara guru. 6) Bimbingan guru kepada siswa. 7) Ketepatan waktu.
3. Refleksi
Pada pelaksanaan siklus I ini dari 27 siswa ternyata banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti metode pembelajaran qiro‟ati ini
memberi penguatan atau penghargaan agar siswa merasa senang. Dengan melihat hasil belajar dari 27 siswa, masih terdapat 8 siswa (29,6%) yang dapat dikategorikan tidak tuntas belajar klasikal yaitu mendapat nilai kurang dari 70, sedangkan siswa yang tuntas belajar ada 19 siswa (70,4%). Nilai rata-rata kelas pada siklus I ini adalah 71,66.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus kedua adalah sebagai berikut. Hari, tanggal : Hari Kamis, 24 November 2016
Waktu : Jam ke I dan II (07.00 WIB – 08.35 Wib) Tempat : Ruang kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo
Kab. Magelang
Adapun materi yang diajarkan adalah sebagai berikut : Mata Pelajaran : BTQ
Kelas/ Semester : X/1
Standar Kompetensi : 1 Memahami bacaan Al-Qur‟an Kompetensi Dasar : 1.2. Membaca bacaan idhar
Indikator :
Tujuan Pembelajaran :
1. Menjelaskan pengertian bacaan idhar. 2. Menglafalkan bacaan idhar
Materi Pembelajaran :
1. Bacaan Al-Qur‟an 2. Bacaan bacaan idhar Metode Pembelajaran
1. Ceramah 2. Model Qiro‟ati
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu bacaan idhar.
b. Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Merancang pembelajaran dengan mempersiapkan materi bacaan idhar dengan menggunakan buku qiro‟ati dengan jumlah yang
memadai.
d. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan.
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
1) Guru memimpin doa. 2) Guru mengabsensi siswa. 3) Guru mengadakan pre test.
4) Guru memberi penjelasaan tentang jalannya pembelajaran. b. Kegiatan Inti
1) Guru memberikan contoh bacaan idhar.
2) Siswa memperhatikan dengan menyimak pada buku qiro‟ati. 3) Siswa menirukan bacaan guru.
4) Siswa mengulang contoh bacaan idhar secara berulang-ulang. 5) Guru memberikan bimbingan selama siswa berlatih membaca. c. Kegiatan Akhir
2) Guru memberikan tugas membaca secara klasikal.
3) Guru memberikan tugas membaca contoh bacaan idhar secara individu siswa melaksanakan satu per satu.
4) Guru meneutup pertemuan dengan berdoa. 3. Pengamatan
Adapun hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut : a. Siswa
Pada pengamatan terhadap siswa ini, aspek yang diamati meliputi : 1) Kehadiran siswa.
3) Ketekunan siswa dalam membaca. b. Guru
Pada pengamatan terhadap guru ini, aspek yang diamati adalah sebagai berikut :
1) Kehadiran Guru.
11)Penampilan guru di depan kelas. 12)Penyampaian materi pelajaran. 13)Pengelolaan kelas.
14)Pendangan dan suara guru. 15)Bimbingan guru kepada siswa. 16)Ketepatan waktu.
4. Refleksi
Pada Siklus II ini siswa yang kurang memperhatikan sudah berkurang dibandingkan dengan Siklus I. Hal ini karena setiap anak telah memegang buku qiro‟ati. Sehingga anak sudah mulai memperhatikan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus I
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap perhatian Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang selama pelaksanaan penelitian
tindakan kelas pada siklus I, maka diperoleh data sebagaimana tersaji pada tabel 4.1 .
Tabel 4.1
Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus I
No Nama Siswa Baik Cukup Kurang
1 Adi Saputro
2 Ahmad Fahmi Arif
3 Ana Fauyanti
4 Andi Dwi Prastiyo
5 Arif Rohman
6 Bagas Setiyawan
7 Bayu Prastiyo
8 Choirul Anam
9 Dwi Agung Prastiyo
11 Fathani
12 Fuat Tri Saiful Muna
13 Idza Irawan
14 Jarwanto
15 Muhammad Aufa Khadziki
16 Muhammad Baedhowi
17 Muhammad Faisal
18 Muhammad Ikmal Miladi
19 Muhammad Khadiq Mahmudi
20 Muhammad Mujiburrohman
21 Muhammad Musyafak
22 Muhammad Syahrul Bima
23 Priyo Nugroho
24 Sepnu Rustiyantoro
25 Sulistiyo
26 Udik Agil Utomo
27 Wanto
Keterangan :
Adapun dari hasil test membaca pada siklus I ini didapatkan hasil sebagaimana tersaji pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Hasil Tugas Membaca Siklus I
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan
1 Adi Saputro 70 T
2 Ahmad Fahmi Arif 85 T
3 Ana Fauyanti 70 T
4 Andi Dwi Prastiyo 65 TT
5 Arif Rohman 55 TT
6 Bagas Setiyawan 65 TT
7 Bayu Prastiyo 65 TT
8 Choirul Anam 70 T
9 Dwi Agung Prastiyo 70 T
10 Eko Saputro 70 T
11 Fathani 75 T
12 Fuat Tri Saiful Muna 80 T
13 Idza Irawan 75 T
14 Jarwanto 50 TT
15 Muhammad Aufa Khadziki 85 T
16 Muhammad Baedhowi 80 T
18 Muhammad Ikmal Miladi 55 TT
19 Muhammad Khadiq Mahmudi 80 T
20 Muhammad Mujiburrohman 85 T
21 Muhammad Musyafak 80 T
22 Muhammad Syahrul Bima 85 T
23 Priyo Nugroho 70 T
24 Sepnu Rustiyantoro 65 TT
25 Sulistiyo 85 T
26 Udik Agil Utomo 75 T
27 Wanto 70 T
Rata – rata 71,66
Keterangan
Tuntas (T) : 19 siswa (70,4 %) Tidak Tuntas (TT) : 8 siswa (29,6 %)
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus I
Item yang diamati Siklus I
Berdasarkan atas hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini dari 27 siswa ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan atau tidak memperhatikan. Hal ini disebabkan selain metode pembelajaran yang baru dikenal, juga karena persiapan yang kurang matang dari guru khususnya dalam mempersiapkan materi dan buku qiro‟ati. Hal yang
menonjol adalah kurangnya buku ajar yang mencukupi untuk 27 siswa. Pada Siklus I siswa masih menganggap pelajaran membaca ini kurang penting, maka bimbingan guru dan motivasi sangat diperlukan agar siswa mengerti betul maksud dan tujuan kegiatan pembelajaran ini. Dalam mengikuti proses belajar mengajar pada siswa harus diberi motivasi agar semangat dalam proses belajar mengajar dapat tumbuh dengan baik, disamping itu juga diberi latihan-latihan soal yang berhubungan. dengan materi yang disampaikan. Apabila siswa dapat menyelesaikan dengan benar guru memberi penguatan atau penghargaan agar siswa merasa senang. Dengan melihat hasil belajar dari 27 siswa terdapat 8 siswa (29,6%) yang dapat dikategorikan tidak tuntas belajar klasikal yaitu mendapat nilai kurang dari 70, sedang siswa yang tuntas belajar ada 19 siswa (70,4%) dengan nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu 71,66.
a. Adanya beberapa siswa yang masih bingung terhadap model pembelajaran, karena kurang sosialisasi dari guru, oleh karena itu agar kegiatan belajar mengajar berjalan efektif guru selain menjelaskan materi pelajaran guru juga harus menjelaskan bahwa bacaan tersebut mempunyai keterkaitan yang kuat dengan materi. b. Adanya beberapa siswa yang kurang dapat mengikuti proses
pembelajaran karena kurang dapat mengikuti contoh yang diberikan oleh guru mengingat jumlah anak dalam satu kelas sebanyak 27 anak namun buku qiro‟ati yang disiapkan sangat sedikit.
c. Masih adanya beberapa siswa yang belum dapat membaca dengan benar meskipun sudah membaca namun terdapat kesalahan. Hal ini dikarenakan apabila siswa mengalami kesulitan membaca cenderung untuk mengucapkan secara asal-asalan yang penting membaca. Oleh karena itu guru dalam menjelaskan materi pelajaran jangan hanya memperhatikan yang pandai saja sehingga siswa yang kurang pandai tertinggal, di samping itu juga dalam memberikan contoh jangan terlalu cepat agar bisa diterima oleh siswa yang kurang pandai.
2. Siklus II
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap perhatian Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II, maka deperoleh data sebagaimana tersaji pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa pada Siklus II
No Nama Siswa Baik Cukup Kurang
1 Adi Saputro
2 Ahmad Fahmi Arif
3 Ana Fauyanti
4 Andi Dwi Prastiyo
5 Arif Rohman
6 Bagas Setiyawan
7 Bayu Prastiyo
8 Choirul Anam
9 Dwi Agung Prastiyo
10 Eko Saputro
11 Fathani
12 Fuat Tri Saiful Muna
14 Jarwanto 15 Muhammad Aufa Khadziki
16 Muhammad Baedhowi
17 Muhammad Faisal
18 Muhammad Ikmal Miladi
19 Muhammad Khadiq Mahmudi
20 Muhammad Mujiburrohman
21 Muhammad Musyafak
22 Muhammad Syahrul Bima
23 Priyo Nugroho
24 Sepnu Rustiyantoro
25 Sulistiyo
26 Udik Agil Utomo
27 Wanto
Keterangan
Siswa yang memperhatikan : 24 anak (88,9 %) Siswa Kurang memperhatikan : 3 anak (11,1 %) Siswa Tidak memperhatikan : -anak (0%)
Tabel 4.5
Hasil Tes Membaca Siklus II
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan
1 Adi Saputro 75 T
2 Ahmad Fahmi Arif 90 T
3 Ana Fauyanti 75 T
4 Andi Dwi Prastiyo 70 T
5 Arif Rohman 60 TT
6 Bagas Setiyawan 70 T
7 Bayu Prastiyo 70 T
8 Choirul Anam 75 T
9 Dwi Agung Prastiyo 75 T
10 Eko Saputro 75 T
11 Fathani 80 T
12 Fuat Tri Saiful Muna 85 T
13 Idza Irawan 80 T
14 Jarwanto 55 TT
15 Muhammad Aufa Khadziki 90 T
16 Muhammad Baedhowi 85 T
17 Muhammad Faisal 70 T
18 Muhammad Ikmal Miladi 60 TT
20 Muhammad Mujiburrohman 85 T
21 Muhammad Musyafak 85 T
22 Muhammad Syahrul Bima 90 T
23 Priyo Nugroho 75 T
24 Sepnu Rustiyantoro 70 T
25 Sulistiyo 90 T
26 Udik Agil Utomo 80 T
27 Wanto 75 T
Rata – rata 76,85
Keterangan
Tuntas (T) : 24 Siswa (88,9 %) Tidak Tuntas (TT) : 3 siswa (11,1 %)
Adapun hasil pengamatan mitra terhadap guru selama siklus II diperoleh data sebagaimana tersaji pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus II
Item yang diamati Siklus II
Pendahuluan
a. Ketepatan kehadiran b. Penampilan
c. Apersepsi
Penyerapan
Dari hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti dari siswa yang tidak tuntas belajar klasikal dari 27 siswa terdapat 3 siswa (11,1%). Sedangkan siswa yang tuntas belajar klasikal ada 24 siswa (88,9%) dengan nilai rata-rata pada Siklus II 76,85. berarti ada peningkatan kemapuan siswa dalam hasil belajar siswa.
Setelah melaksanakan tindakan pengamatan dalam pembelajaran di dalam kelas selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan pada Siklus II didapatkan :
a. Tidak ada lagi siswa yang merasa bingung dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ini.
b. Suasana kelas dalam pembelajaran sudah mulai efektif, sebagian besar siswa sudah memperhatikan dengan baik karena mereka sudah mendengar contoh yang diberikan guru dengan baik.
c. Sebagian besar siswa sudah benar dalam menghafalkan materi, walaupun sebagian kecil masih salah dikarenakan keterlambatan berfikir sehingga keterangan guru kurang dipahami. Oleh karena itu guru lebih memperhatikan siswa yang lambat sehingga hasil belajaar meningkat secara merata.
ketuntasan juga meningkat menjadi 24 siswa (88,9%) meningkat dari siklus I yang hanya 19 siswa (70,4%). Hal ini terbukti dari daya serap yang dicapai berturut-turut sehingga peneliti dapat mengatakan Siklus II telah berhasil dengan baik.
B. Pembahasan
Hasil tugas membaca Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab.
Magelang selama penggunaan metode qiro‟ati adalah sebagaimana tersaji
dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7
Rekap Hasil Membaca Al-Qur’anSiswa Kelas X TKR 1 SMK Ma’arif
Tegalrejo Kab. Magelang Setelah Penggunaan Metode Qiro’ati
No Nama Siswa Bacaan ke I Bacaan ke II
1 Adi Saputro 70 75
2 Ahmad Fahmi Arif 85 90
3 Ana Fauyanti 70 75
4 Andi Dwi Prastiyo 65 70
5 Arif Rohman 55 60
6 Bagas Setiyawan 65 70
7 Bayu Prastiyo 65 70
8 Choirul Anam 70 75
9 Dwi Agung Prastiyo 70 75
11 Fathani 75 80
12 Fuat Tri Saiful Muna 80 85
13 Idza Irawan 75 80
14 Jarwanto 50 55
15 Muhammad Aufa Khadziki 85 90
16 Muhammad Baedhowi 80 85
17 Muhammad Faisal 55 70
18 Muhammad Ikmal Miladi 55 60
19 Muhammad Khadiq Mahmudi 80 85
20 Muhammad Mujiburrohman 85 85
21 Muhammad Musyafak 80 85
22 Muhammad Syahrul Bima 85 90
23 Priyo Nugroho 70 75
24 Sepnu Rustiyantoro 65 70
25 Sulistiyo 85 90
26 Udik Agil Utomo 75 80
27 Wanto 70 75
Rata – rata 71,66 76,85
Sedangkan dari data yang tersaji dalam penjalasan tiap siklus di atas maka data tersebut dapat penulis rangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.8
Rekap Hasil Pengamatan terhadap Perhatian Siswa
Perhatian Siswa Siklus I Siklus II
Tidak memperhatikan 3 (11,1%) 0 (0%) Kurang memperhatikan 5 (18,5%) 3 (11,1%)
Memperhatikan 19 (70,4%) 24 (88,9%)
Adapun data tentang ketuntasan belajar adalah sebagaimana tersaji dalam tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9
Rekap Data Ketuntasan Belajar Siswa
Hasil Belajar Siklus I Siklus II
Kurang dari 70 ( Tidak Tuntas)
8 (29,6%) 3 (11,1%)
Lebih dari 70 (Tuntas)
19 (70,4%) 24 (88,9%)
Tabel 4.10
Rekap Hasil Pengamatan Mitra terhadap Guru
Item yang diamati Siklus I Siklus II
Pendahuluan 3,50 3,66
Penerapan 3,16 3,70
Penutup 3,30 3,60
Rata – rata 3,32 3,65
Hasil penelitian tersebut maka diperoleh suatu hasil bahwa Metode qiro‟ati mampu meningkatkan kualitas membaca Al-Qur‟an secara tartil pada Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang Tahun Pelajaran
2016/2017.
Sehingga hipotesis yang dirumuskan sebelumnya yaitu :
"Penerapan metode qiro‟ati mampu meningkatkan kualitas membaca Al-Qur‟an secara tartil pada siswa kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode qiro‟ati mampu meningkatkan kualitas membaca Al-Qur‟an secara tartil pada Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan baik dan benar serta lancar sesuai dengan tajwid.
.Hal ini dapat dilihat pada :
a. Rekap hasil membaca pada siklus I dan II dari rata – rata kelas 71,66 menjadi 76,85.
b. Rekap hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus I dan II meningkat dari 19 siswa menjadi 24 siswa.
c. Rekap data ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan II meningkat dari 19 siswa ( 70,4% ) menjadi 24 siswa ( 88,9% ).
d. Rekap hasil pengamatan mitra terhadap guru pada siklus I dan III meningkat dari rata – rata 3,32 menjadi 3,65.
B. Saran-Saran
2. Kepada para guru sebaiknya menambah jam pembelajaran metode qiro‟ati di luar KBM dibuat sistem ekstrakurikuler.
3. Kepada para guru sebaiknya lebih variatif dalam menggunakan metode pembelajaran termasuk dengan mencoba teknik baru seperti metode qiro‟ati
4. Kepada para guru sebaiknya tidak takut-takut dalam mencoba metode baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar anak serta meningkatkan hasil pembelajaran.
5. Kepada para guru sebelum melaksanakan metode pembalajaran jenis ini sebaiknya melakukan persiapan sebaik-baiknya dengan mempertimbangkan materi yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Wacana Prima
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta : Reinika Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta : Aditya Media.
Asrori, Muhammad. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima
Badawi, A. Baduhun. 1997. Panduan Pengajaran Al Qur’an Metode Qiro’ati
Korcab Kendal, Kendal : LPP TKQ/TPQ
Bell, Judith. tt. Doing Your Project. Jakarta: Indeks.
Black, James A. 2001. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Jakarta: Refika.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Faisal, Sanipah. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Jazari, Abi Khoiri Syamsudin bin Muhammad. 1987. Matan Jazariyah.
Jogiyanto. 2006. Pendekatan Metode Kasus. Yogyakarta : CV. Andi Offset
Kumpulan Modul LPTK FTIK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2013.
Komari. 23 April 2009. Metode Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an. Disampaikan
Muliawan, Jasa Ungguh. 2014. Metodelogi Penelitian Pendidikan Dengan Studi
Kasus. Yogyakarta : Gava Media.
Oktober 2008. LP3Q DPP Wahdah Islamiyah. Nasrulloh Pengembangan diri menuju eksistensi. (Online). (http://muslimdaily.net diakses 17 Februari 2017)
Poerwodarminto W,J,S. 1983. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Rosyad, Aminuddin. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UHAMKA Press.
Surakhmad, Winarno. 1980. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito
Sayyid, Salafudin Abu. 2013. Balita pun Hafal Al-Qur’an. : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana
Suparta, Aly. Harry Noer. 1998. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Amissco.