• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas konsumen pada kendaraan bermotor merek honda : studi kasus konsumen AHASS Honda Cahya Wijaya - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas konsumen pada kendaraan bermotor merek honda : studi kasus konsumen AHASS Honda Cahya Wijaya - USD Repository"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS

KONSUMEN PADA KENDARAAN BERMOTOR MEREK HONDA

Studi Kasus: Konsumen AHASS Honda Cahya Wijaya

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Leo Bayu Kristanto

052214093

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tapi juga

hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras dan

keberanian untuk percaya akan diri kita.

Skripsi ini kupersembahkan bagi :

Jesus Christus Sang Juru Selamat

alm.Bokap, Nyokap, dan semua keluarga

Tercinta

Teman-temanku semua yang terus

(5)

v

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,07 Mei 2010 Penulis

(6)

vi

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA KENDARAAN BERMOTOR MEREK HONDA

Studi Kasus Pada Bengkel AHASS Cahya Wijaya

LEO BAYU KRISTANTO UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas konsumen pada kendaraan bermotor merek honda. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 90 orang responden.

Penulis menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data, yaitu koesioner, wawancara, dan observasi, sedangkan untuk analisis data, penulis menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana (uji t).

(7)

vii

THE EFFECT OF THE BRAND TRUST TO THE CUSTOMER LOYALITY ON HONDA MOTORCYCLE

A study case to AHASS Cahya Wijaya

LEO BAYU KRISTANTO SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2010

The purpose of the research is to find out the effect of brand trust to the customer’s loyality on honda motorcycle. the research is a study case with 90 respondents as the sample.

The writer use some technigue in collecting data which are questionnaires, interview and observation. For the data analisis the writer use simple linier regresion analysis.

(8)

viii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa universitas Sanata Dharma:

Nama : Leo Bayu Kristanto Nomor Mahasiswa : 052214093

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA KENDARAAN BERMOTOR MEREK HONDA” beserta perangkat yang diperlukan(bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam pengkalan data, mendistribusikannya diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama masih mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2010 Yang menyatakan

(9)

ix

Puji dan syukur kepada Gusti Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala berkat, rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas konsumen pada kendaraan bermotor merek Honda “ yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. P. Wiryono P,S.J selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Y.P Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

3. Bapak V. Mardi Widyatmono, S.E M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma

4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G.M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah begitu baik bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingannya, masukan dan kritik yang sangat berharga, dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(10)

x membagikan ilmunya dan membantu penulis.

7. Seluruh responden konsumen AHASS Cahya Wijaya, yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna melengkapi data yang penulis butuhkan

.

8. Alm.Bokap, Nyokap, dan seluruh keluarga yang saya sayangi dan hormati terima kasih atas dukungan, semangat serta doa yang tidak ternilai harganya.

9. Semua temen-temenku, sahabatku, terima kasih atas bantuan, doa dan dukungannya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.. SUKSES SELALU!!!

10. Buat semua anak Manajemen, terima kasih banyak atas semua bantuannya.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini, karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 07 Mei 2010

(11)

xi

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

ABSTRAK.. ... vi

ABSTRACT... vii

LEMBAR PUBLIKASI... . viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Pembatasan Masalah ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI... 6

A. Pemasaran... ... 6

B. Manajemen Pemasaran ... 7

C. Konsep Pemasaran ... 9

D. Perilaku Konsumen ... 9

E. Analisa Perilaku Konsumen... 10

F. Loyalitas Pelanggan / Konsumen ... 11

G. Merek ... . 13

H. Kepercayaan Merek ... 16

(12)

xii

K. Kerangka Teoristik ... 19

L. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN... 20

A. Jenis Penelitian... 20

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

C. Subjek dan Objek Penelitian... 21

D. Data dan Sumber Data ... 21

E. Populasi dan Sampel ... 21

F. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 23

G. Teknik Pengumpulan Data... 25

H. Uji Instrumen Penelitian ... 25

I. Teknik Analisis Data ... 29

J. Asumsi Klasik ... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 36

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 36

B. Fasilitas Konsumen ... 37

C. Lokasi Perusahaan ... 38

D. Struktur Organisasi Perusahaan ... 38

E. Personalia ... 40

F. Produksi ... 42

G. Pemasaran ... 43

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 44

A. Identitas Responden ... 45

B. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas... 48

C. Asumsi Klasik ... 50

D. Analisis Data... 53

(13)

xiii

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran... 58

C. Keterbatasan penelitian ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(14)

xiv

Tabel Judul Halaman

V.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

V.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 45

V.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 46

V.4 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 47

V.5 Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan Perbulan ... 47

V.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 49

V.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 50

V.8 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 53

(15)

xv

Gambar Judul Halaman

II.1 Model Kerangka teoristik ...………... 18

V.1 Hasil Pengujian Normalitas Hitogram ... 51

V.2 Hasil Pengujian Normalitas Probability plot ... 52

V.3 Hasil Pengujian Heterosdestisitas ... 53

(16)

xvi

Nomor Judul

Lampiran

Lampiran 1 Data responden

Lampiran 2 Tabulasi Jawaban 30 Responden dan 90 Responden Lampiran 3 Print OutHasil Olah Data Koesioner

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini banyak usaha-usaha yang mengalami penurunan daya

beli konsumen. Tidak dapat dipungkiri bahwa, hal ini disebabkan karena semakin banyak muncul perusahaan dagang. Hal ini dapat menyebabkan semakin ketatnya

persaingan di dunia usaha dalam hal perdagangan. Namun keadaan ini bukan berarti melumpuhkan kegiatan usaha, akan tetapi justru setiap sektor usaha harus bersaing mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Setiap sektor usaha memiliki

peluang untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan usahanya karena semakin menjamurnya usaha perdagangan, setiap pengusaha perdagangan itu harus

mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

Suatu hal yang tidak mudah untuk dapat mempertahankan dan menarik konsumen dalam persaingan bebas seperti sekarang ini. Untuk itu pengusaha

sebaiknya pandai-pandai mempertahankan merk dan kualitas yang baik serta harga-harga yang membuat konsumen tertarik. Karena konsumen pastinya akan mengambil

keputusan untuk mengkonsumsi dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi keinginannya untuk tetap menggunakan produk tersebut.

Setiap pabrikan akan bersaing memberikan yang terbaik bagi konsumen baik

dari segi tempat, pelayanan, dan dari harga produk yang ditawarkan, sehingga menarik konsumen yang pada akhirnya akan membuat suatu keputusan untuk

membeli produk yang tersedia di tempat yang bersangkutan. Sehingga jika

(18)

kepercayaan akan suatu merk dapat tercapai, dan kemudian akan membentuk suatu

loyalitas konsumen.

Untuk mendapatkan konsumen yang loyalitas diperlukan strategi dan

pelayanan yang baik yang dapat membuat konsumen merasa terpuaskan dan tetap setia menggunakan produk tersebut serta harga yang wajar sehingga nantinya konsumen dapat mempercayai produk yang digunakan tersebut yang kemudian akan

membentuk suatu loyalitas dari para konsumen.

Karena permasalahan di atas penulis tertarik mengadakan penelitian terhadap

konsumen mengenai kepercayaan dan loyalitasnya. Kepercayaan merek dalam penelitian ini akan dinilai dari segi kualitas, pelayanan, dan harga yang akan berpengaruh pada loyalitas konsumen.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik konsumen produk sepeda motor Honda ?

2. Apakah kepercayaan merek berpengaruh terhadap loyalitas konsumen ?

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan dapat lebih terfokus, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada analisis variabel kepercayaan merek yang akan mempengaruhi loyalitas konsumen Honda . Adapun

(19)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagi tempat usaha (Astra Honda Motor)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai tanggapan konsumen agar dapat menentukan kebijaksanaan strategi-strategi yang dapat mengusahakan peningkatan kesetiaan konsumen untuk dapat tetap

menggunakan produk dari pabrikan honda. 2) Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapa menambah wawasan, menambah referensi bacaan ilmiah dan dapat digunakan sebagai pembanding bagi penelitian– penelitian selanjutnya.

3) Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan wawasan

(20)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui apakah kepercayaan merek berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

F. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Dalam bab ini berisi tentang landasan teori yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian itu dan hipotesis.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini mengemukakan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, definisi

operasional, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel penelitian, teknik pengujian instrumen

(21)

Bab IV : Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Perusahaan

Bab ini berisi tentang uraian gambaran umum lokasi penelitian dan perusahaan.

Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini mengemukakan tentang proses penganalisaan data dengan menggunakan alat analisis Regresi sederhana dan pembahasannya dari

hasil analisis tersebut.

Bab VI : Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penulisan.

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan pembeli atau pasar. Tujuan pemasaran adalah untuk mendapatkan laba, untuk berkembang dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Berhasil atau

tidaknya dalam mencapai tujuan prusahaan tergantung pada keahlian di bidang pemasaran, yang tentu saja tidak terlepas dari produksi, keuangan serta personalia.

Kegiatan dalam pemasaran secara umum terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu produk, harga, promosi dan saluran distribusi yang kesemuanya saling berhubungan. Mengingat betapa pentingnya pemasaran bagi perusahaan , maka para

ahli pemasaran berusaha mempelajari dan mengemukakan pendapatnya mengenai pemasaran.

Pemasaran menurut Stanton adalah “suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang diharapkan dapat

memuaskan kebutuhan pembeli yang ada ataupun pembeli potensial” (Swastha dan Irawan,1990:5). Jadi, pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang

saling berhubungan, ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.

Menurut Boyd, Walker dan Larrece (2000:4) pemasaran adalah suatu proses

dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak-pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.

(23)

Menurut Kotler dan Susanto (2000:11) pemasaran adalah suatu proses sosial

dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu

sama lain.

Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (dalam kotler, 2003: 10) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi dan

penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran individu dan organisasi. Penanganan proses pertukaran yang

berhasil menuntut banyak pekerjaan dan keterampilan. Dari definisi ini, sangatlah jelas bahwa pemasaran merupakan proses yang bertujuan memenuhi keinginan individu atau organisasi melalui proses penciptaan dan pertukaran produk atau jasa

dengan pihak lain yang berorientasi kepada konsumen.

B. Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler manajemen pemasaran adalah ”penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan

pertukaran dengan pasar yang dituju, dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi”.

Menurut kotler (2003: 16) manajemen pemasaran didefinisikan sebagai analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan

dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi.

Menurut Boyd (2000:18), manajemen pemasaran adalah proses mengenal,

(24)

mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa

dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan tujuan bersama.

Banyak orang beranggapan bahwa manajemen pemasaran adalah mencari

pelanggan yang cukup banyak untuk output perusahaan saat itu juga, namun pandangan ini terlalu sempit. Perusahaan memiliki suatu tingakt harapan permintaan atas produk-produknya. Pada suatu saat tertentu mungkin saja tidak ada permintaan,

permintaan memadai, permintaan tidak teratur atau terlalu banyak permintaan dan manajemen pemasaran harus mencari tahu untuk menghadapi permintaan yang

berbada-beda.

Tahap perencanaan merupakan tahap yang sangat menentukan terhadap kelangsngan dan sukses organisasi. Proses perencanaan merupakan satu proses yang

selalu memandang kedepan atau kemungkinan-kemungkinan yang akan datang termasuk disini adalah pengembangan program, kebijaksanaan, dan prosedur untuk

mencapai tujuan-tujuan pemasaran.

Untuk membuat suatu rencana, fungsi penganalisaan sangat penting agar rencana yang dibuat dapat lebih matang dan tepat. Dari segi lain penerapan

merupakan kegiatan untuk menjalankan rencana. Sedangkan fungsi terakhir dari menejemen adalah pengawasan, yaitu fungsi mengendalikan segala macam aktivitas

(25)

C. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah “falsafah bisnis yang menyatakan bahwa

pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan” (Swastha dan Irawan, 2005:10).

Tujuan dari konsep pemasaran adalah untuk memberikan kepuasan terhadap

keinginan dan kebutuan pembeli atau konsumen. Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah perusahaan dapat menunjang keberhasilan bisnis yang dilakukan. Konsep

pemasaran dibuat dengan menggunakan 3 faktor dasar yaitu:

1) Seluruh perencanaan dan kegiatan harus berorientasi pada konsumen.

2) Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari konsep

pemasaran, artinya laba diperoleh dengan melalui pemuasan konsumen.

3) Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan

diintegrasikan secara organisasi untuk memberikan kepuasan konsumen.

D. Perilaku Konsumen

Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002:6) mengatakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang

melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”. Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu

(26)

Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan social yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok, maupun

organisasi untuk meniai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang di awali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.

E. Analisa Perilaku Konsumen.

Keberhasilan suatu program pemasaran sangat tergantung pada perilaku konsumen. Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan. Hal ini sangat penting bagi manajer

pereusahaan untuk memahami “bagaimana dan mengapa” tingkah laku konsumen, sehingga perusahaan dapat mengembangkan produk, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan produknya secara lebih baik.

Untuk memahami perilaku konsumen dalam pembelian barang, memerlukan studi tersendiri yang disebut studi perilaku konsumen yang didefinisikan sebagai

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan

(27)

F. Loyalitas Pelanggan / Konsumen

Loyalitas pelanggan tercipta karena adanya hubungan yang harmonis antara pelanggan dengan perusahaan. Dan hubungan harmonis itu tercipta karena adanya

kepuasan dari pihak pelanggan yang nantinya akan menimbulkan loyalitas dari konsumen kepada tempat belanja tersebut.

Loyalitas pelanggan menurut Henry Assel (1992 : 187) adalah pembelian

kembali karena komitmen untuk yakin terhadap suatu merk atau perusahaan. Loyalitas terhadap suatu merk menggambarkan perilaku dari proses pengambilan

keputusan dan tindakan pembelian yang dilakukan, di mana hal tersebut memiliki kaitan dengan proses pembelajaran.

Loyalitas konsumen secara umum dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan

seseorang yaitu konsumen atas suatu produk, baik barang maupun jasa tertentu, dengan kata lain loyalitas adalah perilaku pembelian kembali produk yang sama,

dengan berdasarkan keyakinan dan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Loyalitas merupakan suatu bukti bahwa konsumen yang selalu jadi pelanggan, yang memiliki kekuatan dan sifat positif atas perusahaan tersebut. Loyalitas di sini

merupakan pembelian ulang yang dilakukan oleh konsumen pada perusahaan yang sama. Loyalitas adalah tentang presentase dari orang yang pernah membeli dalam

(28)

a. Care service

Jasa utama didasarkan pada kebutuhan pasar yang utama. Dari sini hubungan pelanggan dibangun karena dengan pelayanan ini yang memuaskan maka

pelanggan akan benar-benar percaya dan puas akan jasa yang diberikan oleh kita. b. Customizing the relationship

c. Service argumentation

Jasa tambahan yang berarti membangun pelayanan plus, dan lebih baik lagi jika pelayanan plus ini tidak ditiru oleh pesaing.

d. Relationship pricing

Harga sangat mempengaruhi orang untuk membeli barang. Untuk membangun loyalitas pelanggan dapat ditempuh dengan cara memberikan potongan-potongan

harga bagi pelanggan, sehingga mereka merasa perusahaan memberi perhatian. e. Internal marketing

Tekanan pada karyawan bagaimana perusahaan mampu mengelola karyawannya agar mengerti prinsip-prinsip pemasaran dan melaksanakannya dalam tugas. Oliver (1999) merangkum 6 kemungkinan relasi antara kepuasan dan loyalitas

konsumen sebagaimana banyak dijumpai dalam literatur pemasaran yakni:

1) Kepuasan dan loyalitas pada dasarnya adalah satu konstruk yang sama

2) Kepuasan merupakan konsep inti bagi loyalitas. 3) Kepuasan hanyalah komponen dari loyalitas.

4) Adanya superoirdinate concept, yaitu ultimate loyalty yang mencakup

(29)

5) Ada overlapping antara loyalitas dan kepuasan, namun persentase

overlapping tersebut lebih kecil dibandingan konten masing-masing konstruk.

6) Kepuasan merupakan titik awal tahapan transisi yang berkulminasi pada

tingkat loyalitas terpisah.

G. Merek (Brand)

a. Pengertian merek

Suatu produk dapat dibedakan dari produk lainnya dari segi merek

(brand). Merek tersebut dapat dipakai sebagai alat untuk menciptakan pandangan tertentu dari para pembeli, baik melalui periklanan maupun

promosi yang lain.

Istilah merek atau brand mempunyai pengertian yang luas dan dapat

didefinisikan sebagai berikut : Brand adalah suatu nama, istilah, simbol atau desain ( rancangan) atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual

dan untuk membedakannya dari barang yang dihasilkan oleh pesaing. (swastha, 1997 : 199)

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari

produk pesaing (Kotler,2003: 460).

Menurut Busch (dalam Santa, 1999 : 48), merek adalah nama, istilah,

(30)

produk yang ditawarkan seorang pemasar yang berbeda dengan produk yng

ditawarkan pemasar lainnya.

Menurut penuturan Aaker (dalam Susanto dan Wijanarko, 2004; 6),

merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual tertentu, serta membedakannya

dari barang atau jasa yang dihasilkan para pesaing.

Pada awalnya merek hanyalah sebuah nama untuk membedakan. Pada

perkembangan selanjutnya, merek bisa menjadi nama yang dianggap mewakili sebuah objek (Susanto dan Wijanarko, 2004: 9). Misalnya Honda dianggap mewakili sepeda motor, Rexona sebagai wakil darideodorant, Dop untuk bola

lampu dan Pepsodent untuk pasta gigi.

Merek juga dapat dianggap sebagai simbol dan kemudian berkembang

menjadi citra. Rokok Dji Sam Soe mencerminkan kejantanan, Volvo mencerminkan keamanan. Perkembangan merek selanjutnyadipengaruhi oleh perubahan internal maupun eksternal. Jadi makna merek dalam konteks masa

kini bukanlah sekedar nama merek tetapi sudah berkembang lebih jauh. Merek adalah apa yang ada didalam pikiran konsumen (Susanto dan Wijanarko,

2004: 9).

Menurut Rangkuti (2004: 5), merek merupakan hal yang sangat penting, baik bagi konsumen maupun produsen. Dari sisi konsumen, merek

mempermudah pembelian. Bila tidak ada merek, konsumen harus mengevaluasi semua produk yang tidak memiliki merek setiap kali mereka

(31)

Merek dapat dengan mudah diketahui ketika diperlihatkan atau ditempatkan

dalam suatu display. Selain itu, merek dapat dipakai untuk mengurangi perbandingan harga, karena merek adalah suatu faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam membandingkan produk-produk sejenis yang berbeda. b. Kebaikan penggunaan merek

Penggunaan merek pada barang dapat memberikan keuntungan atau

manfaat bagi kedua belah pihak, baik bagi pembeli maupun penjual. Dalam hal ini kita akan memisahkan keuntungan yang dinikmati oleh pembeli dan

penjual.

(a) Keuntungan penggunaan merek bagi pembeli

 Mempermudah pembeli dalam mengenal barang yang diinginkan.

 Pembeli dapat mengandalkan keseragaman kualitas barang-barang

yang bermerek.

 Melindungi konsumen, karena dari merek barang dapat diketahui

perusahaan yang membuatnya.

(b) Keuntungan penggunaan merek bagi penjual

 Membantu program periklanan dan peragaan perusahaan

 Membantu meningkatkan pengawasan terhadap barang yang dijual.

 Membantu dalam stabilitas harga.

(32)

H. Kepercayaan merek

Secara linguistic brand trust terdiri dari dua komponen kata yaitu brand dan

trust. Menurut keller, brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, symbol atau

desain atau keseluruhan yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seorang atau beberapa produsen dan juga untuk membedakan produk atau jasa tersebut dari pesaing. Kepercayaan atau trust didefinisikan oleh costabile (dalam

ferrinadewi, 2005 : 100) sebagai persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman atau lebih pada urutan-urutan transaksi /

interaksi yang dicirikan oleh terpenuhnya harapan akan kinerja produk dan kepuasan. Menurut Delgado (dalam ferrinadewi, 2005 : 101), kepercayaan merek merefleksikan dua komponen yakni brand reability dan brand intentions. Brand

reability atau kehandalan merek yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan atau dengan kata lain

persepsi bahwa merek tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Brand reabilitymerupakan hal yang esensial bagi terciptanya kepercayaan terhadap merek karena kemampuan merek memenuhi nilai yang dijanjikannya akan

membuat konsumen menaruh rasa yakin akan kepuasan yang sama dimasa yang akan dating. Sedangkan brand intention didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa

(33)

I. Karakteristik konsumen

Menurut Kotler Armstrong (1997 : 160) ada 4 karakteristik yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian yaitu faktor budaya (budaya,

sub budaya, kelas sosial), faktor sosial (kelompok, keluarga, peran dan status), faktor pribadi (umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup) dan faktor psikologis (motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap.

J. Penelitian Sebelumnya

1. Ferrinadewi (2005). Pengaruh tipe keterlibatan konsumen terhadap kepercayaan merek dan dampaknya pada keputusan pembelian.

Penelitian ini meneliti tentang hubungan antara tipe keterlibatan konsumen dan

tingkat keterlibatan konsumen terhadap kepercayaan merek. Obyek penelitian yang dipilih adalah kosmetik karena produk ini memungkinkan semua tipe dan tingkat

keterlibatan konsumen nampak dalam proses pra dan pasca konsumsi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah (a) diduga tipe keterlibatan konsumen mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap merek secara signifikan, (b) diduga tingkat

keterlibatan konsumen mempengaruhi kepercayaan merek konsumen terhadap merek secara signifikan. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang bertempat tinggal

di Surabaya berusia 20-50 tahun dan menggunakan kosmetika sehari-harinya. Sampel penelitian ini adalah wanita dan menggunakan kosmetik setiap hari. Prosedur pengambilan sampel dilakukan dipusat perbelanjaan besar di Surabaya yaitu

Tunjungan Plaza, Galaxy Mall dan Pakuwon Supermall. Pengambilan sampel menggunakan metodePurposive Judgemental Sampling. Alat analisis yang digunakan

(34)

tertentu banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai pribadinya. Konsumen menjadi semakin

percaya pada kinerja merek ketika merek tersebut semakin sesuai dengan konsep dirinya.

Hasil penelitian ini menunjukan tipe keterlibatan memiliki pengaruh yang lebih besar daripada tingkat keterlibatan. Pengaruh tipe keterlibatan terhadap kepercayaan merek sebesar 77,5% sedangkan pengaruh tingkat keterlibatan sebesar 38%. Keterlibatan

normatif merupakan dimensi yang paling dominan dalam membentuk konstruk tipe keterlibatan.

2. Maria Trisna Raharjanti (2002 : 75), dalam penelitiannya yang berjudul; Analisis Kepuasan Terhadap Pelayanan dan Loyalitas konsumen, mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen, maka semakin tinggi tingkat loyalitas

konsumen. Berdasarkan hasil pengujian Analisis Korelasi Product Moment dari Pearson dan Analisis korelasi berdasarkan rangking dari Spearman menunjukan hasil

perhitungan statistik > daripada harga pada taraf signifikansi 5% yaitu 4,615 >

0,227 untuk pearson. Dan 9,047 > 1,666 untuk spearman, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan konsumen terhadap ketiga atribut

pelayanan dengan loyalitas konsumen.

(35)

K. Kerangka Teoristik

Dari keterangan diatas, untuk mempermudah dalam memahami konsep mengenai variabel – variabel yang diteliti, maka penulis menggunakan kerangka teoristik

sebagai berikut :

Sumber : Afandy (2003), Ferrinadewi (2005), maria (2002)

L. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara mengenai masalah yang akan

diteliti dan merupakan pertanyaan yang diuji kebenarannya. Hipotesis dapat juga diartikan sebagai jawaban sementara dari penelitian sampai dibuktikan melalui data

yang terkumpul. Berdasarkan kerangka teori diatas, hipotesis penelitian ini adalah adanya pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas konsumen kendaraan bermotor merek Honda.

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam penelitian ex-post facto, yaitu penelitian yang datanya dikumpulkan setelah semua peristiwa yang diperhatikan

terjadi, tanpa ada manipulasi terhadap data yang dimaksud. Berdasarkan tingkat kedalaman analisisnya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-eksploratif (

Suharsimi, 2002 ). (dilakukan dengan studi kasus).

Penelitian deskriptif ini yang bertujuan untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini akan diungkapkan

mengenai pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas konsumen kendaraan bermotor merek Honda. Hasil dari penelitian yang akan dilakukan akan

mengungkapkan pengaruh kepercayaan merk terhadap loyalitas konsumen.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan pada konsumen sepeda motor Honda yang sedang

menserviskan kendaraannya di AHASS Honda Cahya Wijaya Jl. Wonosari km 12 Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Maret sampai April 2010

(37)

C. Subjek dan Objek penelitian

1. Subjek penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah konsumen yang memakai

kendaraan bermotor merek Honda 2. Objek penelitian

Objek penelitian disini meliputi variable – variable yang diteliti yaitu :

kepercayaan merek dan loyalitas konsumen.

D. Data dan Sumber Data

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari konsumen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan koesioner sebagai alat pengumpul data.

2. Data Sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro.2003 : 127).

Dalam hal ini peneliti menggunakan sumber-sumber melalui jurnal, buku-buku teks, data-data di internet dan majalah.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau mengukur, kuantitatif atau kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya (Sudjana,

(38)

desember 2009. Dalam hal ini kira-kira perbulan ada 450 konsumen sepeda motor

Honda yang menserviskan kendaraannya di AHASS tersebut. 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subjek penelitian sebagai wakil dari para anggota populasi (supardi. 2005 : 102). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling aksidental (accidental sampling), yaitu

teknik penentuan sampling berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Teknik sampling aksidental dalam penelitian ini dengan cara membagikan koesioner kepada sebagian konsumen sepeda motor Honda yang menserviskan kendaraannya di

AHASS honda tersebut sebanyak 90 orang. Dalam hal ini kira-kira perbulan ada 450 konsumen yang menserviskan kendaraannya di AHASS tersebut. Dari jumlah

populasi sebanyak 450 konsumen hanya diambil 20% keseluruhan populasi yaitu 90 konsumen sebagai sampel penelitian. Sesuai pendapat arikunto bila subjeknya lebih dari 100 orang dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih

sebagai sampel , tergantung setidak – tidaknya dari :

 Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.

 Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena

menyangkut banyak sedikitnya data.

(39)

F. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah loyalitas konsumen, yaitu

pembelian kembali karena yakin bahwa Honda tersebut dapat memberikan kepuasan dalam hal pelayanan dan harga. Indikator loyalitas diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Frekuensi pembelian produk. b) Kerentanan untuk berpindah merek.

c) Komitmen terhadap produk Pengukuran :

Data variabel loyalitas dapat diketahui dengan melakukan pengukuran

menggunakan skala Likert, yaitu ada lima skala yang terdiri dari : (1) Sangat Tidak Setuju

(2) Tidak Setuju (3) Ragu-ragu (4) Setuju

(5) Sangat Setuju

Kemudian membuat sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang

(40)

2. Variabel bebas (Independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (sugiyono,1999:3) yang

menjadi variabel bebasnya adalah kepercayaan merek (X1).

Kepercayaan merek merupakan suatu persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas yang dimiliki kendaraan bermotor merek Honda. Persepsi

kualitas keseluruhan yang dimaksud adalah persepsi konsumen berdasarkan kehandalan, ketahanan, Kenyamanan, kualitas mesin Honda.

Indikator variabel kepercayaan merek diklasifikasikan sebagai berikut : a. Persepsi pada kehandalan mesin

b. Persepsi pada ketahanan mesin

c. Persepsi pada kenyamanan berkendara

d. Persepsi pada ketersediaan layanan pasca pembelian produk

e. Persepsi pada hemat bahan bakar dan ramah lingkungan Pengukuran :

Data variabel kepercayaan merek dapat diketahui dengan melakukan

pengukuran menggunakan skala Likert, yaitu ada lima skala yang terdiri dari : (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Ragu-ragu, (4) Setuju, (5) Sngat

(41)

G. Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner dalam penelitian ini akan diberikan kepada para konsumen sepeda motor Honda yang sedang menserviskan motornya di AHASS Honda. Kuesioner

merupakan alat pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang diisi oleh responden. Kuesioner ini diperlukan untuk mencari data yang berhubungan dengan kepercayaan merk dan loyalitas konsumen pada sepeda motor Honda.

H. Uji Instrumen Penelitian

Dalam setiap penelitian, masalah penggunaan alat ukur perlu mendapat perhatian agar hasil yang diperoleh benar dan mencerminkan keadaan yang sesungguhnya dari masalah yang diteliti. Alat pengukuran yang ilmiah haruslah

memenuhi kriteria valid dan reliabel. Sebelum menganalisis mengenai perilaku konsumen, perlu terlebih dahulu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas dari

kuesioner sebagai alat pengukur perilaku konsumen untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan yang disebarkan tersebut sudah layak atau belum.

Prinsip penelitian adalah melakukan pengukuran, oleh karena itu harus ada

alat ukur yang digunakan. Alat ukur tersebut sering disebut sebagai instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang akan diukur dalam penelitian ini adalah

(42)

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan intrumen. Suatu intrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut

mengukur apa yang harus diukur. Dengan demikian pengujian validitas menggambarkan tingkat kemampuan suatu instrumen untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan

instrumen tersebut. Uji validitas ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

a. Membagi daftar pertanyaan menjadi sejumlah butir pertanyaan. b. Tentukan skor butir dan skor total (jumlah skor seluruh butir).

c. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang nilai Y.

d. Tentukan index validitas setiap butir dengan mengkorelasikan skor setiap butir (X) dengan skor total (Y). Teknik korelasi yang digunakan adalah

product momen, dengan rumus sebagai berikut :

}

rxy : Koefisien korelasi product moment

n : Jumlah responden

∑X : Jumlah skor butir

∑Y : Jumlah skor total

∑XY : Jumlah perkalian skor butir dan skor total

∑X² : Jumlah kuadrat skor butir

(43)

e. Rumusan hipotesis

Ho : skor butir berkorelasi positif dengan satu faktor H1 :Skor butir tidak berkorelasi positif dengan satu faktor

f. Tentukan nilai r tabel

Nilai r tabel ditentukan berdasarkan tabel nilai-nilai r product

momentdari pearson.

g. Pengelolaan dengan menggunakan SPSS (Statistical Prodduct and Service Solutions).

h. Pengambilan keputusan

- Jika r positf, serta nilai rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 5%

(α=0,05), maka butir pertanyaan dan variabel tersebut valid.

- Jika r negatif, serta nilai rhitung < rtabel pada taraf signifikansi 5%

(α=0,05), maka butir pertanyaan dan variabel tersebut tidak valid.

Untuk mengetahui validitas instrumen terlebih dahulu item instrumen diuji cobakan pada 30 responden dengan 12 item pertanyaan. Dalam pengujian validitas, dicari koefisien validitas yang diperoleh

(44)



Setelah dilakukan uji validitas, kemudian butir-butir yang valid diuji reliabilitasnya untuk mengebtahui sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.

Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5%.

Keterangan:

11

r = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan

b

2

= Jumlah varians butir

1 2

= Varians total

Penarikan kesimpulan: jika nilai koefisien r11 > r tabel pada taraf

signifikasi 5% maka kuisioner yang akan digunakan sebagai alat ukur dalam

penelitian telah memenuhi syarat reliabilitas. Jika r11 < r tabel pada taraf

signifikasi 5% maka kuisioner tersebut tidak memenuhi syarat reliabilitas.

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar dalam pengerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(45)

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif adalah teknik statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiono, 2005 : 21). a. Pengujian Hipotesis Penelitian

1) Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis I yang menyatakan bahwa ada pengaruh kepercayaan merk (X1) terhadap loyalitas konsumen (Y) dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut :

a) Analisis regresi sederhana seperti yang dikemukakan oleh Sugiono

(2005 : 244), dengan rumus sebagai berikut : Y= a + bX1

Keterangan :

Y = Variabel terikat (loyalitas konsumen) X1 = Variabel bebas (kepercayaan merk)

a = Konstanta b = Koefisien regresi

b) Uji t

Untuk menguji apakah pengaruh tersebut benar-benar

(46)

harapan ditolak dinamakan hipotesa nol (H0). Dengan menolak H0

berarti akan menerima hipotesa alternatif (H1). Prosedur pengujiannya adalah :

(1) Perentual lever signifikanα= 5% (tingkat kesalahan) (2) Degrees of freedom = n-2, di mana n adalah jumlah sampel. (3) Kriteria pengujian

Ho diterima apabila : t hitung < tα, n-2 Ho ditolak apabila : t hitung > tα, n-2

Daerah Ho ditolak

Daerah Ho diterima

(4) Uji t

2

r 1

2 n r t

  

Dimana :

(47)

J. Asumsi Klasik

1. Kenormalan

Asumsi linear normal klasik mengasumsikan bahwa tiap ui didistribusiakn secara

normal dengan

Rata-rata : E

 

ui 0

Varians :

 

2 2

i

u E

   

: 0

covui,uj E uiuj  i≠ j

Asumsi ini secara ringkas bisa dinyatakan sebagai

i

u ~ N

0,2

Di mana ~ berarti “didistribusikan sebagai”dan di mana N berarti “distribusi normal,”unsur dalam tanda kurung menyatakan dua parameter distribusi normal, yaitu, rata-rata dan varians.

Dengan asumsi kenormalan, penaksiran OLS ˆ0 , ˆ1 , dan ˆ2mempunyai

sifat-sifat statistik berikut : a). penaksiran tidak bias.

b). penaksiran tadi mempunyai varians minimum. Digabungkan dengan 1, ini berarti penaksiran tadi tak bias dengan varians yang minimum, atau

penaksiran yang efisien.

(48)

d). ˆ0 didistribusikan secara normal dengan

e). ˆ1 didistribusikan secara normal dengan

1

ˆ

 ~ N

1,21

f).

N 2

ˆ2/2 didistribusikan secara distribusi x2 (chi-kuadrat) dengan

derajat kebebasan (df)N-2

g).

ˆ0,ˆ1

didistribusikan secara bebas dari ˆ2

h). 0 dan 1 mempunyai varians minimum dalam seluruh kelas penaksiran tak

bias, baik linier maupun bukan

Butir penting untuk dicatat adalah bahwa asumsi kenormalan memungkinkan kita

untuk memperoleh distribusi probabilitas dari ˆ0 (normal), ˆ1(normal), dan

2

ˆ

 (chi-kuadrat)

2. Multicollinierity.

Multicollinierity digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier di

antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi dengan sempurna, maka disebut multikolinieritas sempurna.

Bila tidak terjadi multicollinierity maka konsekuensi yang akan diperoleh adalah:

a) Koefisien regresi dari variabel bebas (X) tidak bisa diestimasi.

(49)

c) Jika koefisien determinasi tinggi, tetapi tidak ada atau hanya sedikit sekali

koefisien regresi yang signufikan, maka variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap y.

Ada beberapa yang bisa dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya kolinieritas ganda antar variabel bebas, yaitu:

a) Dengan melihat besarnya koefisien determinasi.

b) Dengan melihat koefisien korelasi sederhana antar variabel c) Dengan melihat koefisien korelasi parsial.

d) Dengan melakukan regresi atau membuat regresi terhadap variabel bebas. Untuk mengatasi adanya kolinieritas ganda yang dilakukan adalah:

a) Menggabungkan data time series dengan data cross section yang disebut

denganpooling data.

b) Membuang atau menghilangkan salah stu atau lebih variabel bebas.

c) Transformasi variabel.

d) Mencari informasi sebelumnya mengenai variabel yang berkolinieritas ganda. e) Dengan menambah data baru.

3. Otokorelasi.

Otokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi di antara

anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (seperti pada data runtun waktu atau time series data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (seperti pada data silang waktu ataucross-sectional data). Dalam

model regresi klasik mensyaratkan tidak ada otokorelasi antara eidan ej. Jika

(50)

varian kesalahan penggangu menjadi underestimate yang pada akhirnya

penggunaan uji t dan F tidak lagi bisa digunakan.

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mendeteksi adanya

otokorelasi adalah:

a) Dengan metode grafik.

b) Uji Durbin Watson, dengan rumus:

Untuk mengatasi adanya otokorelasi dilakukan dengan jalan melakukan

regres atas etsebagai variabel terikat dan c sebagai variabel bebas dengan tidak

memasukanintercepsehingga diperoleh persamaan regresi etretut.

4. Heteroskedostisitas.

Asumsi lain yang penting dari model regresi linier klasik adalah kesalahan pengganggu mempunyai varian sama untuk semua pengamatan. Jika asumsi ini

tidak terpenuhi maka sekalipun sampel diperbesar standar error tidak lagi minimum. Sehingga estimasi OLS tidak lagi efisien dan kita akan membuat kesimpulan yang tidak tepat.

Cara mendeteksi kondisi heteroskedastisitas bisa dilakukan dengan membuat grafik dari residu yang dikuratkan sebagai sumbu tegak dan variabel

bebas sebagai sumbu mendatar. Cara yang kedua dengan uji park dalam bentuk:

(51)

Cara yang ketiga adalah dengan uji korelasi rank Spearman, dengan rumus

sebagai berikut:

  

  

 

1 6

1 2

2

n n

d

rs i

(52)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Cahya Wijaya honda motor adalah salah satu bengkel AHASS (Astra Honda

Authorized Service Station) yang berdiri di Yogyakarta dengan nomor 7538. Cahya Wijaya Honda Motor merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa,

khususnya pelayanan reparasi atau servis motor jenis honda dan juga melayani penjualan suku cadang sepeda motor jenis honda. Badan usaha ini bisa dikatakan sebagai usaha keluarga, karena pemilik, pemimpin ataupun bagian administrasinya

masih ada hubungan keluarga. Proposal berdirinya bengkel ini disetujui oleh PT AHM (Astra Honda Motor) pada november 2001 dengan lokasi yang telah ditentukan

oleh AHM (Astra Honda Motor).

Pemilik Cahya Wijaya Honda Motor sampai saat ini adalah bapak Yohanes

Tata Wasista dengan pimpinan bengkel ibu Merry Tata Wasista dan pemegang bagian administrasinya ibu Ismiyati. Selama perusahaan bengkel yang beroperasi sejak februari 2002 ini berdiri belum pernah terjadi pergantian pimpinan. Cahya Wijaya

Honda Motor ini masuk dalam kategori bengkel AHASS bintang 3, dimana PT AHM mempunyai level – level yang membedakan antara AHASS satu dengan yang lainnya

denganrangebintang 1 sampai bintang 5. Bintang 3 merupakan bengkel dengan level menengah dan peralatan yang standar, sedangkan bintang 5 merupakan bengkel dengan level paling tinggi dan tentunya peralatan yang komplit.

(53)

Dari sisi penargetan banyaknya motor perhari, pimpinan bengkel mengatakan

bahwa Cahya Wijaya Honda Motor mempunyai target per mekanik 5 motor per harinya tapi perkembangannya selama ini target belum terlaksana karena memang

kapasitas motor yang ada di lokasi bengkel terbatas.

Perusahaan juga memiliki visi memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan khususnya dan semua masyarakat pada umumnya,serta misi menjadi Mitra

terpercaya bagi masyarakat untuk kepemilikkan Sepeda Motor Honda

B. Fasilitas Konsumen

Fasilitas yang diberikan oleh Cahya Wijaya Honda Motor kepada konsumen

antara lain :

1. Tempat Parkir

2. Toilet

3. Ruang Tunggu (Televisi 20”, kursi, kipas angin, majalah, air minum gratis rak helm).

4. Jobs Return yaitu pengembalian kembali kerja oleh bengkel karena keluhan konsumen, misalnya :

a. servis ringan garansi satu minggu b. servis berat garansi satu bulan

5. Alat-alat bengkel yang resmi berasal dari bengkel AHASS

(54)

C. Lokasi Perusahaan

Cahya Wijaya Honda Motor didirikan di kota Yogyakarta, tepatnya di jalan Wonosari km 12, Payak Cilik, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta, dengan nomor telepon (0274) 4353124. Lokasi berdirinya bengkel ini ditentukan oleh Astra,

dengan pertimbangan kedua belah pihak, yaitu antara Astra dan pemilik bengkel. Tujuan penetapan lokasi oleh Astra yaitu agar antara bengkel AHASS yang satu

dengan lainnya tidak saling berdekatan dan berebut konsumen.

D. Stuktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan suatu hubungan kerja dalam suatu fungsi yang menyeluruh dalam suatu organisasi yang terbentuk dari gabungan lintas wewenang,

hak, dan tanggung jawab. Struktur organisasi perusahaan disusun dengan tujuan memberikan kejelasan dalam menentukan pembagian tugas dan hubungan kerja

(55)

1. Pemilik : merupakan penyedia modal. Pemilik berhak meminta laporan mengenai

perkembangan perusahaan dan kebijaksanaa-kebijaksanaan yang diterapkan oleh perusahaan.

2. Kepala Bengkel : bertugas mengontrol dan mengawasi serta bertanggung jawab

atas kegiatan-kegiatan yang ada di bengkel secara langsung dan berusaha menyelesaikan masalah yang ada.

3. Service Advisor : bertugas melayani pelanggan ketika pertama kali datang, untuk

menanyakan apa yang perlu diperbaiki dan mengecek motor waktu pertama kali datang ke bengkel.

4. Kepala Mekanik : bertugas membagi job pada mekanik, mengawasi cara kerja mekanik, dan memberi instruksi mengenai tugas yang ada di lembar kerja, serta

PEMILIK

KEPALA

SERVICE

KEPALAMEKANIK

MEKANIK

CLAIM PROSES

FINAL

FRONT DESK KASIR

(56)

memantau dan bertanggung jawab atas sarana dan prasarana yang berada di

bengkel.

5. Mekanik QS, LR, HR : bertugas melakukan atau melayani servis motor sesuai

yang ada pada lembar kerja atau sesuai keinginan konsumen.

6. Claim Process C2 : bertugas mengecek kerusakan kendaraan setelah ditangan konsumen yang masih dalam masa garansi. Apabila kerusakan akibat mekanik

servis maka bengkel akan segera memperbaiki atau lebih dikenal dengan jobs returns. Akan tetapi apabila kerusakan terjadi karena kesalahan pemakai maka

bengkel harus bisa menjelaskan pada konsumen.

7. Final Inspection : bertugas memeriksa kendaraan-kendaraan yang telah selesai diservis untuk memastikan standar servis yang telah ditepati oleh mekanik.

8. Front Desk: bertugas memanggil pemilik motor yang sudah selesai diservis dan menerima pembayaran dari konsumen.

9. Kasir : bertugas mencatat uang masuk dan keluar serta membuat laporan keuangan harian dan bulanan.

E. Personalia

Untuk menjadi suatu perusahaan yang dapat menarik dan mempertahankan konsumennya maka diperlukan sumber daya manusia yang mampu memberikan

kinerja yang baik bagi perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan juga harus memberikan motivasi bagi para karyawan dengan memperhatikan kesejahteraan

karyawannya. Dengan demikian perusahaan mempunyai personalia yang kuat dalam menunjang mekanisme kerja perusahaan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan

(57)

1. Tenaga Kerja

Saat ini karyawan yang bekerja di AHASS secara langsung berjumlah 8 orang. 5 orang sebagai mekanik, 1 orang sebagai pimpinan bengkel, 2 orang sebagai front desk yang merangkap sebagai kasir. Untuk menarik karyawan

baru yang biasanya berasal dari STM, pihak bengkel memberi semacam

training selama 3 bulan. Hal ini dilakukan demmi menjaga kualitas sumber

daya manusia yang ada di AHASS.

2. Operasional Perusahaan

Bengkel buka setiap hari dengan jam kerja 6 jam perhari, dengan ketentuan : Senin-Minggu : 08.00-16.00

Istirahat : 12.00-13.00

Konsumen akan dilayani setiap harinya selama jam kerja yang berlaku. 3. Sistem Penggajian

Karyawan diberi gaji dengan sistem bulanan, maksudnya karyawan akan mendapat gaji ketika akhir bulan tiba. Dengan besar gaji standar UMP (Upah Minimum Propinsi) di Yogyakarta dan berdasar pengalaman (lama

kerja) di bengkel. Berbagai tunjangan juga diberikan oleh pihak bengkel, seperti tunjangan hari raya, tunjangan makan, dan juga bengkel akan

(58)

4. Mekanisme proses pengerjaan motor oleh mekanik

F. Produksi

Bengkel Cahya Wijaya Honda Motor adalah dealer resmi Honda yang bergerak dalam bidang jasa reparasi atau servis sepeda motor dengan merk Honda. Selain itu juga melayani penjualan bahan dan suku cadang merek Honda. Semua

AHASS bergerak dalam bidang pelayanan jasa khususnya reparasi motor termasuk AHASS Cahya Wijaya Honda Motor, secara tegas membatasi merek Honda saja yang

dilayani mengingat kebijakan dari Astra mengatakan demikian. Hal demikian disebut denganMonobrand, yang isinya :

1. Bengkel hanya melayani servis motor dengan merek Honda

2. Pemilik bengkel tidak boleh punya bengkel umum dan tokospare partmerek lain 3. Bengkel hanya menjual suku cadang Honda

4. Bengkel hanya menjual oliFederal Oil.

Securit Tempatparkir ServiceAdvisor Mekanik PitServis FinalInspection

Diberi

Kercis

SMH  Ditandatangani oleh servis advisor / SA  SMH dicek sesuai

keluhan pemilik  Digantungi no. urut

pendaftaran  Kunci dilepas dan

diserahkan ke front  PKB lembar ke-3

diserahkan ke SA  SMH yang telah

diselessai di

SMH dicek dan dikeluarkan oleh satpam

SMH diambil oleh konsumen

(59)

G. Pemasaran

Pemasaran dan promosi merupakan dua hal yang sangat erat kaitannya. Berhasil tidaknya pemasaran sebuah produk itu tergantung pada keberhasilan

promosi. Adapun pemasaran produk jasa yang dijalankan oleh bengkel Cahya Wijaya Honda Motor, dengan melakukan promosi sederhana yaitu :

1. Memasang papan nama secara besar di depan lokasi bengkel berdiri

2. memberikan layanan servis gratis ketika awal beroperasinya bengkel

3. Memberikan atau menyebarkan pamflet-pamflet discount servis kepada para konsumen

4. Memberikan layanan istimewa dengan cara sehabis servis motor dicuci dengan gratis

(60)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan deskripsi tentang identitas responden dan analisis kuantitatif data penelitian. Dalam penelitian identitas responden meliputi jenis kelamin, umur,

pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan per bulan. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling yaitu teknik penentuan sampling berdasarkan kebetulan. Yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data dan pengambilan sampel hanya yang kebetulan menserviskan kendaraan bermotornya di AHASS Cahya Wijaya.

Analisis kuantitatif terdiri atas uji instrumen (uji validitas dan uji reliabilitas instrumen), analisis regresi sederhana, dan uji t serta uji asumsi klasik.

Penelitian ini menguji variabel bebas yang meliputi kepercayaan merek (X) dan

variabel terikatnya yaitu loyalitas konsumen (Y). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (software) SPSS (Statistical Product and Service Solution)

17.0 for windows dan microsoft office excel ‘2007.

Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien korelasi

product moment (pearson) antara skor item total terhadap nilai r tabel. Sementara teknik

cronbach’s Alphadigunakan untuk menguji reliabilitas

(61)

A. Identitas Responden

1. Jenis Kelamin

Responden terdiri dari laki – laki dan perempuan, ditunjukan dalam tabel dibawah ini :

Tabel V.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki – laki 61 68 %

Perempuan 29 32 %

Total 90 100 %

Sumber : Data Primer di olah, 2010

Tabel V.1 menunjukan jumlah responden laki-laki banyak, responden laki-laki sebesar 61 orang atau sekitar 68 %, dan responden perempuan sebesar 29 orang atau

sekitar 32 %.

2. Umur Responden

Dalam penelitian ini usia responden terbagi dalam tabel dibawah ini

Tabel V.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden

Usia Jumlah Persentase

(62)

Berdasarkan tabel V.2 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak adalah

kelompok umur 30 – 35 tahun, yaitu 23 (26%) responden, yang disusul oleh kelompok umur 20 – 25 dan 25 – 30 tahun yaitu 21 (23%) responden, lalu disusul oleh kelompok umur > 36 tahun, yaitu 16 (18%) dan umur 17 – 20 tahun, yaitu 9

(10%) responden.

3. Pendidikan Terakhir

Responden yang digunakan sebagai sampel berasal dari konsumen AHASS yang menserviskan motor honda. Hasil analisis data berdasarkan pendidikan terakhir

yang ditempuh responden dapat ditunjukan pada tabel berikut :

Tabel V.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan terakhir Jumlah Persentase

Tidak lulus SD 0 0 %

Lulus SD 1 1 %

Lulus SLTP 3 3 %

Lulus SMU 38 42 %

Lulus Diploma 15 17 %

S1 31 35 %

S2 2 2 %

Total 90 100 %

Sumber : Data Primer diolah, 2010

Tabel V.3 menunjukan jumlah responden yang berasal dari lulusan SMU sebanyak 38 (42 %) responden, lulus S1 sebanyak 31 (35 %) responden, lulus diploma sebanyak 15 (17 %) responden, lulus S2 sebanyak 2 (2 %) responden, dan lulus SD

(63)

4. Pekerjaan

Dalam penelitian ini pekerjaan responden terbagi dalam tabel dibawah ini :

Tabel V.4

Karakteristik Responden Berdasarkan jenis pekerjaan Pekerjaan Jumlah Persentase

Pegawai Negeri 7 8 %

Pegawai Swasta 29 32 %

Wiraswasta 29 32 %

Pelajar 22 25 %

Lain-lain 3 3 %

Total 90 100 %

Sumber : Data Primer diolah, 2010

Tabel V.4 menunjukan jumlah responden yang berasal dari pegawai negeri

sebanyak 7 (8 %) responden, pegawai swasta sebanyak 29 (32 %) responden, wiraswasta sebanyak 29 (32 %) responden, pelajar sebanyak 22 (25 %) responden,

dan lain-lain sebanyak 3 (3 %) responden.

5. Pendapatan perbulan responden

Berdasarkan pendapatan perbulan, responden dapat dikelompokkan menjadi

lima kelompok, seperti yang tercantum pada tabel V.5 berikut ini

Tabel V.5

Karakteristik responden berdasarkan pendapatan perbulan Pendapatan perbulan Jumlah Persentase

< Rp 250.000 1 1 %

(64)

Berdasarkan Tabel V.5 di atas dapat dilihat bahwa responden didominasi oleh

kelompok pendapatan rata-rata perbulan sebesar Rp.501.000 – Rp 1000.000, yaitu 38 (42%) responden, yang disusul oleh kelompok pendapatan rata-rata perbulan

sebesar Rp 1000.000 – Rp 1500.000 yaitu 24 (27%) responden, berikutnya kelompok pendapatan Rp 251.000 – Rp 500.000 yaitu 14 (16%) responden, dan disusul kelompok pendapatan > Rp 1500.000 yaitu 13 (14%) dan kelompok

pendapatan < Rp 250.000 yaitu 1 (1%) responden.

B. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan teknik Product

Moment (Pearson)antara masing-masing item yang mengukur suatu skala dengan skor total skala tersebut. Suatu instrument dikatakan valid apabila nilai ritem-total>

nilai r tabel. Nilai r tabel untuk jumlah 30 responden, dengan taraf signifikansi 5%

adalah 0,361. Nilai r tabel ini selanjutnya digunakan untuk kriteria validitas

item-item kuesioner. Jadi untuk dapat dinyatakan valid, koefisien korelasi item-item total

(65)

Tabel V.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Variabel ritem-total rtable Status

Kehandalan mesin (KM)

Pertanyaan 1 0,409 0,361 Valid

Ketahanan mesin (Ket M)

Pertanyaan 1 0,710 0,361 Valid

Kenyamanan berkendara (KB)

Pasca pembelian produk (PP) Pertanyaan 1

Dari tabel di atas (data primer yang diolah) dapat disimpulkan bahwa semua item-item instrumen penelitian dinyatakan valid karena semua item yang memiliki nilai r item-total yang lebih besar dari r tabel. Dengan demikian kuesioner dinyatakan

valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik

(66)

instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai Alpha lebih besar dari r kritis product

moment (Priyatno,2008:26). Setelah diuji validitasnya maka item-item yang tidak valid dihilangkan dan item yang valid dimasukkan ke dalam uji Reliabilitas. Jadi yang akan dihitung ada 28 item, karena semua item valid dan bisa digunakan.

Hasil analisis reliabilitas instrumen, yang didasarkan pada kriteria Cronbach’s Alphadisajikan dalam Tabel berikut ini

.

Tabel V.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Cronbach Alpha Item Keterangan

Kepercayaan Merek 0,801 9 Reliabel Loyalitas konsumen 0,745 3 Reliabel Sumber: Data Primer yang diolah.

Dari hasil analisis di atas didapat nilai Alpha semuanya lebih besar dari rtabel=

0,361. Ini menunjukkan bahwa tiap instrumen memiliki nilai reliabilitas yang memenuhi syarat dan dinyatakan reliabel. Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2008 :

26), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

C. Uji Asumsi Klasik

Menurut Sunyoto (2007 : 89 – 105), persamaan regresi yang baik adalah persamaan yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut : tidak terjadi

(67)

Berdasarkan pendapat Sunyoto di atas maka model dalam penelitian ini akan

dilihat sejauh mana persamaan regresi tersebut memenuhi atau tidak memenuhi asumsi-asumsi.

1. Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas

Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0 diperoleh grafik histogram yang menunjukkan garis kurva normal, berarti data yang diteliti berdistribusi normal. Demikian juga dengan melihat normal probability plot

menunjukkan data berdistribusi normal karena garis (titik-titik) mengikuti garis diagonal. Jadi data variabel bebas dari variabel terikat berdistribusi normal.

Gambar V.1

(68)

Gambar V.2

Hasil Uji Normalitas Probability plot

2. Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil pengolahan data (gambar Scatterplot) menggunakan SPSS 17.0 didapatkan titik-titik menyebar di bawah dan di atas, dan tidak mempunyai pola yang teratur, jadi kesimpulannya pada model regresi tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian

(69)

Gambar V.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

D. Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier sederhana

Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17 diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel V.9

Hasil Analisis Regresi Sederhana Coefficients(a)

(70)

a. Dependent Variable: total Y

Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, diperoleh persamaan:

Y = - 2.444 + 0.334 X

Secara matematika, konstanta sebesar – 2.444 mengindikasikan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel X dalam arti variabel X tersebut dianggap nol,

maka Y bernilai sebesar - 2.444.

2. Pengujian Signifikansi pengaruh parsial dengan uji t

Tabel V.10

B Std. Error Beta 1 (constant) a. Dependent Variable: total Y

Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien X menunjukan nilai koefisien sebesar 0,334 bertanda positif. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig.

0,000 < 0,05 maka X secara individual berpengaruh signifikan terhadap nilai Y. Dari hasil analisis regresi diatas dapat diketahui nilai t hitung seperti pada

(71)

1. Menentukan hipotesis

Ho ; = 0

Ho : tidak ada pengaruh secara signifikan antara kepercayaan merek terhadap loyalitas konsumen.

Ha ; 0

Ha : ada pengaruh secara signifikan antara kepercayaan merek terhadap

loyalitas konsumen.

2. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% (signifikansi 5% atau 0,05

adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

3. Menentukan t hitung

Berdasarkan tabel diperoleh T Hitung sebesar 5,637.

4. Menentukan t tabel

Tabel distribusi T dicari pada a = 5% : 2 = 2,5%(uji 2 sisi) dengan derajat

kebebasan (df) n-k-1 atau 30-2-1 = 27 ( n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,052 (lihat dari lampiran).

5. Kriteria pengujian

Ho diterima jika –t tabel≤t hitung≤t tabel

Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel.

(72)

Nilai t hitung > t tabel (5,637 > 2,052) maka Ho ditolak.

7. Gambar

Daerah Ho ditolak Ho ditolak

Daerah Ho diterima

-2,052 2,052 5,637

8. Kesimpulan

Oleh karena nilai t hitung > t tabel (5,637 > 2,052) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara kepercayaan merek

terhadap loyalitas konsumen. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa kepercayaan merek berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada

pengguna motor honda.

E. Pembahasan

Hasil dari analisis regresi linier sederhana dapat dituliskan sebagai berikut :

Y = - 2,444 + 0,344 X. Dari persamaan ini diketahui koefisien X (kepercayaan merek)

positif maka terjadi pengaruh positif antara kepercayaan merek dengan loyalitas konsumen, semakin tinggi kepercayaan merek maka akan semakin meningkatkan loyalitas konsumen. Hal ini sejalan dengan dugaan awal dari penelitian yang menduga

bahwa kepercayaan merek berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

Adapun pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas konsumen dapat dilihat melalui beberapa indikator penting yaitu dari persepsi pada kehandalan mesin,

Gambar

Tabel V.2
Tabel V.3Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel V.5
Tabel V.6Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sibero (2014:11), “ World Wide Web atau yang dikenal dengan web adalah suatu sistem yang berkaitan dengan dokumen digunakan sebagai media untuk menampilkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian interaksi obat potensial pada pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit

Simpanan anggota pada KSP di Kecamatan Tembilahan akan disalurkan kembali kepada anggotanya dalam bentuk kredit, dengan tujuan membantu permodalan anggota baik modal untuk

Padahal mereka sudah tahu mengenai peraturan serta konsekuensi apabila melanggar.Mereka juga enggan untuk mencari informasi mengenai safety riding apabila informasi yang ada

Kelimpahan plankton (ind/l) pada Stasiun I dalam selang waktu pengamatan yang

Dengan faktor loading terbesar adalah indikator Pengamanan Peralatan Kerja (X2.1) sebesar 0,921346 dari dimensi Keadaan Tempat Lingkungan Kerja (X1) dari variabel

Perilaku merokok adalah perilaku yang telah umum di jumpai.Perilaku merokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta kelompok umur yang berbeda, hai ini

dikarenakan kondisi pada Basement dan Ground dikondisikan pada suhu dan kelembaban udara yang sama, sehingga tidak terjadi perpindahan panas. Tetapi pada lantai