• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi pengadaan narkotika dan psikotropika di apotek-apotek Kabupaten Bantul periode Januari-Juni 2010 menggunakan analisis pareto ABC dan moving average total - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Evaluasi pengadaan narkotika dan psikotropika di apotek-apotek Kabupaten Bantul periode Januari-Juni 2010 menggunakan analisis pareto ABC dan moving average total - USD Repository"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGADAAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA DI APOTEK – APOTEK KABUPATEN BANTUL

PERIODE JANUARI – JUNI 2010 MENGGUNAKAN ANALISIS PARETO ABC DAN MOVING AVERAGE TOTAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh : Tri Harjono NIM : 088114139

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2)
(3)

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(4)

iv

P E R S E M BA H A N

When al l el se f ail s, t ur n t o God. HE never f ail s.

HE l oves you and wil l al ways hel p you. J ust ask and Pr ay.

Kar ya k ecil ini k uper sembahk an unt uk :

Papa, mama dan k el uar ga t er cint a

K el uar ga t ongk ol

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Tri Harjono Nomor Mahasiswa : 088114139

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EVALUASI PENGADAAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA DI APOTEK – APOTEK KABUPATEN BANTUL

PERIODE JANUARI – JUNI 2010 MENGGUNAKAN ANALISIS PARETO ABC DAN MOVING AVERAGE TOTAL

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 12 Januari 2012

Yang menyatakan

(Tri Harjono)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(6)

vi

PRAKATA

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan dan karuniaNya, skripsi yang berjudul “Evaluasi Pengadaan Narkotika Dan Psikotropika Di Apotek – Apotek Kabupaten Bantul Periode Januari – Juni 2010 Menggunakan Analisis Pareto ABC Dan Moving Average Total” dapat diselesaikan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dari berbagai pihak. Maka, dengan kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ipang Djunarko, M.Si., Apt, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing serta memberi saran dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul yang telah memberikan ijin dalam

pengambilan data di Gudang Farmasi Kabupaten Bantul.

3. Kepala Gudang dan staff Gudang Farmasi Kabupaten Bantul yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data dan membantu dalam memberikan informasi mengenai Narkotika dan Psikotropika.

4. Dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah mendukung penelitian. 5. Ibu Dra.Th.B.Titien Siwi Hartayu,M.Kes.,Apt dan Bapak Drs Djaman Ginting

Manik, Apt, selaku dosen penguji yang telah memberi dukungan serta bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

(7)

vii

7. Teman-teman seperjuangan Fani, Ika, Lius, Acik, Vivi atas kebersamaan dan kerjasamanya.

8. Teman-teman terbaikku, para kelompok tongkol yang selalu memberikan dukungan di saat saya lelah mengerjakan skripsi ini.

9. Teman-teman FKK B 2008 yang sudah menemani dalam proses perkuliahan selama ini.

10. Seluruh dosen dan laboran yang sudah membantu dan mendukung dalam proses perkuliahan maupun praktikum selama ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi

ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk

menyempurnakan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih dan Tuhan Yesus memberkati.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(8)
(9)

ix

INTISARI

Pengendalian persediaan berhubungan dengan aktivitas dalam pengaturan persediaan obat di apotek. Pengendalian ini, diharapkan dapat menjamin kelancaran pelayanan pasien secara efektif dan efisien. Forecasting

juga merupakan unsur penting dalam pengendalian persediaan dimana metode ini dapat menggambarkan atau memperkirakan penggunaan sediaan pada periode berikutnya.

Metode yang digunakan adalah metode Pareto ABC dan Moving Average Total yang merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan studi kasus yang bersifat retrospektif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data obat narkotika dan psikotropika periode Januari - Juni 2010 di Apotek Kabupaten Bantul. Kriteria inklusi subjek adalah apotek Kabupaten Bantul yang melaporkan pemakaian narkotika dan psikotropika pada periode Januari - Juni pada tahun 2010 secara lengkap. Kriteria eksklusi subjek adalah apotek Kabupaten Bantul yang tidak melaporkan pemakaian narkotika dan psikotropika pada periode Januari - Juni pada tahun 2010 secara lengkap.

Hasil analisis menunjukkan 12 item (25,53%) dari total sediaan masuk dalam kelompok ANIK. Valisanbe® 5 mg dan Analsik® tablet merupakan item yang

paling banyak masuk dalam kelompok ANIK. Penggunaan total item Valisanbe® 5

mg adalah sebesar 6221 tablet dengan rata-rata angka pertumbuhan -7,48% sehingga perkiraan penggunaan Valisanbe® 5 mg pada periode Juli - Desember adalah 3895,62 tablet. Penggunaan total item Analsik® tablet adalah sebesar 2589 tablet dengan rata-rata angka pertumbuhan -3,27% sehingga perkiraan penggunaan Valisanbe® 5 mg pada periode Juli - Desember adalah 2057,25 tablet.

Kata Kunci : Apotek, Pareto ABC, Moving Average Total, narkotika, psikotropika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(10)

x

ABSTRACT

Control availability associated with activities regulation of medicines in pharmacies. This control, is expected to ensure smooth patient service effectively and efficiently. Forecasting is also an important element in this method of inventory control which can describe or predict the use of preparations in the next period.

The method used is the method of Pareto ABC and Moving Average Total, which is non-experimental research with design case studies that are retrospective. Data collection is done by collecting all data of narcotic drugs and psychotropic period January to June 2010 in Bantul District Pharmacy. Inclusion criteria were subjects who reported the Bantul regency pharmacy of narcotics and psychotropic use in the period from January to June in 2010 in full. The exclusion criteria were the subject of Bantul pharmacies that did not report the use of narcotics and psychotropic substances in the period from January to June in 2010 in full.

The analysis revealed 12 items (25.53%) total from dari ANIK preparations

included in the group. Valisanbe® 5 mg and Analsik® tablet is the most widely items included in the group ANIK. The use of total items Valisanbe® 5 mg tablets

are for 6221 with an average growth rate of -7,48% so that the estimated use of Valinsanbe® 5 mg in the period from July to December is 3,895.62 tablets. The use of total items Analsik® tablets are for 2589 tablets with an average growth rate of -3.27% so that the estimated use of valisanbe® 5 mg in the period from July to December is 2057.25 tablets.

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v

PRAKATA... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... viii

INTISARI... ix

ABSTRACT... ... ... ... ... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I. PENGANTAR... 1

A. Latar Belakang... 1

1. Permasalahan... 3

2. Keaslian penelitian... 4

3. Manfaat penelitian... 5

B. Tujuan Penelitian... 6

1. Tujuan umum... 6

2. Tujuan khusus... 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 7

A. Apotek... 7

B. Tugas dan Fungsi Apotek... 7

C. Sediaan Farmasi... 8

D. Pengelolaan Sediaan Narkotika dan Psikotropika di Apotek... 12

E. Manajemen Persediaan... 14

F. Analisis Pareto ABC (Always Better Control)... 16

G. Metode Moving Average Total... 18

H. Landasan Teori... 20

I. Keterangan Empiris... 22

BAB III. METODE PENELITIAN... 23

A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 23

B. Definisi Operasional... 23

C. Subjek Penelitian... 24

D. Alat Penelitian... 25

E. Lokasi Penelitian... 25

F. Jalannya Penelitian... 25

G. Analisis Data... 26

1. Pareto ABC (Always Better Control)... 26

2. ABC Indeks Kritis... 28

3. Moving Average Total... 29

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(12)

xii

A. Pareto ABC……... 30

1. Nilai Pakai... 30

2. Nilai Investasi... 52

B. Nilai Indeks Kritis... 73

C. Moving Average Total... 76

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 80

A. Kesimpulan... 80

B. Saran... 81

DAFTAR PUSTAKA... 82

LAMPIRAN... 84

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo Obat Bebas ... 9

Gambar 2. Logo Obat Bebas Terbatas ... 9

Gambar 3. Logo Obat Keras ... 9

Gambar 4. Logo Narkotika ... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika Keseluruhan Berdasarkan Nilai Pakai Periode

Januari-Juni 2010... 31 Tabel II. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Ardan Berdasarkan Nilai Pakai Periode

Januari – Juni 2010... 33 Tabel III. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Assalam Berdasarkan Nilai Pakai Periode

Januari – Juni 2010... 34 Tabel IV. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Budi Sehat Berdasarkan Nilai Pakai

Periode Januari – Juni 2010... 35 Tabel V. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Candi Farma Berdasarkan Nilai Pakai

Periode Januari – Juni 2010... 36 Tabel VI. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Diro Berdasarkan Nilai Pakai Periode

Januari – Juni 2010... 37 Tabel VII. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Embun Berdasarkan Nilai Pakai Periode

Januari – Juni 2010... 38 Tabel VIII. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Fiki Berdasarkan Nilai Pakai Periode

Januari – Juni 2010... 39 Tabel IX. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Gunawan Berdasarkan Nilai Pakai Periode Januari – Juni 2010... 40 Tabel X. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Indah Farma Berdasarkan Nilai Pakai

Periode Januari – Juni 2010... 41 Tabel XI. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Moedakir Husada Berdasarkan Nilai Pakai Periode Januari – Juni 2010... 43 Tabel XII. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Mangiran Berdasarkan Nilai Pakai Periode Januari – Juni 2010... 44 Tabel XIII. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Mukti Husada Berdasarkan Nilai Pakai

Periode Januari – Juni 2010... 45 Tabel XIV. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Nova Berdasarkan Nilai Pakai Periode

Januari – Juni 2010... 46 Tabel XV. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

(15)

xv

Januari – Juni 2010... 47 Tabel XVI. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Rasyid Farma Berdasarkan Nilai Pakai

Periode Januari – Juni 2010... 48 Tabel XVII. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Vinnie Farma Berdasarkan Nilai Pakai

Periode Januari – Juni 2010... 49 Tabel XVIII. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Wonokromo Berdasarkan Nilai Pakai

Periode Januari – Juni 2010... 50 Tabel XIX. Distribusi pemakaian ANP keseluruhan di apotek... 51

Tabel XX. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika Total Berdasarkan Nilai Investasi Periode Januari-Juni 2010... 53 Tabel XXI. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Ardan Berdasarkan Nilai Investasi Periode Januari-Juni 2010... 55 Tabel XXII. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Assalam Berdasarkan Nilai Investasi

Periode Januari-Juni 2010... 55 Tabel XXIII. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Budi Sehat Berdasarkan Nilai Investasi

Periode Januari-Juni 2010... 56 Tabel XXIV. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Candi Berdasarkan Nilai Investasi Periode Januari-Juni 2010... 57 Tabel XXV. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Diro Berdasarkan Nilai Investasi Periode

Januari-Juni 2010... 58 Tabel XXVI. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Embun Farma Berdasarkan Nilai Investasi Periode Januari-Juni 2010... 59 Tabel XXVII. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Fiki Berdasarkan Nilai Investasi Periode

Januari-Juni 2010... 60 Tabel XXVIII. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Gunawan Berdasarkan Nilai Investasi

Periode Januari-Juni 2010... 61 Tabel XXIX. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Indah Farma Berdasarkan Nilai Investasi

Periode Januari-Juni 2010... 63 Tabel XXX. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Mangiran Berdasarkan Nilai Investasi

Periode Januari-Juni 2010... 64 Tabel XXXI. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Moedakir Husada Berdasarkan Nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(16)

xvi

Investasi Periode Januari-Juni 2010... 65 Tabel XXXII. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Mukti Berdasarkan Nilai Investasi Periode Januari-Juni 2010... 66 Tabel XXXIII. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Nova Berdasarkan Nilai Investasi Periode Januari-Juni 2010... 67 Tabel XXXIV. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Pelita Berdasarkan Nilai Investasi Periode Januari-Juni 2010... 68 Tabel XXXV. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Rasyid Farma Berdasarkan Nilai Investasi Periode Januari-Juni 2010... 69 Tabel XXXVI. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Vinnie Farma Berdasarkan Nilai Investasi Periode Januari-Juni 2010... 70 Tabel XXXVII. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika

Apotek Wonokromo Berdasarkan Nilai Investasi

Periode Januari-Juni 2010... 71 Tabel XXXVIII. Distribusi item ANI di Apotek... 72

Tabel XXXIX. Jumlah Item dan Persentase Sediaan Farmasi Apotek Kabupaten Bantul Periode Januari Juni

2010 berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 74 Tabel XL. Distribusi pemakaian item yang memenuhi ANIK

Keseluruhan di Kabupaten Bantul ... 75 Tabel XLI. Moving Average Total Valisanbe® 5 mg dan

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Obat Kriteria Inklusi... 85 Lampiran 2. Daftar Harga Obat... 86 Lampiran 3. Daftar Apotek yang Aktif hingga bulan desember 2010.. 88 Lampiran 4. Data Narkotika dan Psikotropika Total Berdasarkan

Nilai Pakai... 95 Lampiran 5. Data Narkotika dan Psikotropika Total Berdasarkan

Nilai Investasi... 97 Lampiran 6. Data Narkotika dan Psikotropika Total Berdasarkan

Nilai Indeks Kritis... 99 Lampiran 7. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Ardan

Berdasarkan Nilai Pakai... 100 Lampiran 8. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Ardan

Berdasarkan Nilai Investasi... 100 Lampiran 9. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Ardan

Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 100 Lampiran 10. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Assalam

Berdasarkan Nilai Pakai... 101 Lampiran 11. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Assalam

Berdasarkan Nilai Investasi... 101 Lampiran 12. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Assalam

Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 102 Lampiran 13. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Budi Sehat

Berdasarkan Nilai Pakai... 103 Lampiran 14. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Budi Sehat

Berdasarkan Nilai Investasi... 103 Lampiran 15. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Budi Sehat

Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 103 Lampiran 16. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Candi Farma

Berdasarkan Nilai Pakai... 104 Lampiran 17. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Candi Farma

Berdasarkan Nilai Investasi... 104 Lampiran 18. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Candi Farma

Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 105 Lampiran 19. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Diro

Berdasarkan Nilai Pakai... 105 Lampiran 20. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Diro

Berdasarkan Nilai Investasi... 106 Lampiran 21. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Diro

Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 107 Lampiran 22. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Embun Farma

Berdasarkan Nilai Pakai... 107 Lampiran 23. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Embun Farma

Berdasarkan Nilai Investasi... 108 Lampiran 24. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Embun Farma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(18)

xviii

Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 108 Lampiran 25. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Fiki

Berdasarkan Nilai Pakai... 109 Lampiran 26. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Fiki

Berdasarkan Nilai Investasi... 110 Lampiran 27. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Fiki

Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 110 Lampiran 28. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Gunawan

Berdasarkan Nilai Pakai... 111 Lampiran 29. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Gunawan

Berdasarkan Nilai Investasi... 111 Lampiran 30. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Gunawan

Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 112 Lampiran 31. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Indah Farma

Berdasarkan Nilai Pakai... 112 Lampiran 32. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Indah Farma

Berdasarkan Nilai Investasi... 113 Lampiran 33. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Indah Farma

Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 114 Lampiran 34. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Mangiran

Berdasarkan Nilai Pakai... 115 Lampiran 35. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Mangiran

Berdasarkan Nilai Investasi... 116 Lampiran 36. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Mangiran

Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 116 Lampiran 37. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Moedakir

Husada... 116 Lampiran 38. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Moedakir

Husada Berdasarkan Nilai Investasi... 117 Lampiran 39. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Moedakir

Husada Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 117 Lampiran 40. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Mukti

Berdasarkan Nilai Pakai... 117 Lampiran 41. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Mukti

Berdasarkan Nilai Investasi... 118 Lampiran 42. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Mukti

Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 118 Lampiran 43. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Nova

Berdasarkan Nilai Pakai... 118 Lampiran 44. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Nova

Berdasarkan Nilai Investasi... 119 Lampiran 45. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Nova

Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 119 Lampiran 46. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Pelita Husada

(19)

xix

Berdasarkan Nilai Investasi... 120

Lampiran 48. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Pelita Husada Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 120

Lampiran 49. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Rasyid Farma Berdasarkan Nilai Pakai... 120

Lampiran 50. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Rasyid Farma Berdasarkan Nilai Investasi... 121

Lampiran 51. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Rasyid Farma Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 122

Lampiran 52. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Vinnie Farma Berdasarkan Nilai Pakai... 122

Lampiran 53. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Vinnie Farma Berdasarkan Nilai Investasi... 122

Lampiran 54. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Vinnie Farma Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 123

Lampiran 55. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Wonokromo Berdasarkan Nilai Pakai... 123

Lampiran 56. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Wonokromo Berdasarkan Nilai Investasi... 124

Lampiran 57. Data Narkotika dan Psikotropika Apotek Wonokromo Berdasarkan Nilai Indeks Kritis... 124

Lampiran 58. Jumlah dan persentase pemakaian sediaan tiap Apotek yang memenuhi ANP keseluruhan... 125

Lampiran 59. Jumlah dan persentase pemakaian sediaan tiap Apotek yang memenuhi ANI keseluruhan... 125

Lampiran 60. Data sediaan tiap Apotek yang memenuhi ANIK keseluruhan... 128

Lampiran 61. Perhitungan moving average total apotek Assalam... 129

Lampiran 62. Perhitungan moving average total apotek Budi Sehat... 130

Lampiran 63. Perhitungan moving average total apotek Candi Farma... 130

Lampiran 64. Perhitungan moving average total apotek Diro... 131

Lampiran 65. Perhitungan moving average total apotek Embun... 132

Lampiran 66. Perhitungan moving average total apotek Fiki... 133

Lampiran 67. Perhitungan moving average total apotek Gunawan... 133

Lampiran 68. Perhitungan moving average total apotek Indah Farma... 134

Lampiran 69. Perhitungan moving average total apotek Mangiran... 136

Lampiran 70. Perhitungan moving average total apotek Moedakir Husada... 136

Lampiran 71. Perhitungan moving average total apotek Mukti... 137

Lampiran 72. Perhitungan moving average total apotek Nova... 137

Lampiran 73. Perhitungan moving average total apotek Pelita Husada... 137

Lampiran 74. Perhitungan moving average total apotek Rasyid Farma... 138

Lampiran 75. Perhitungan moving average total apotek Vinnie Farma... 139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(20)

xx

Lampiran 76. Perhitungan moving average total apotek

Wonokromo... 140 Lampiran 77. Perhitungan moving average total analsik® tablet

prioritas... 140 Lampiran 78. Perhitungan moving average total Valisanbe® 5 mg

(21)

1

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Narkotika dan psikotropika merupakan golongan obat yang sering disalahgunakan. Dalam survei BNN (Badan Narkotika Nasional), prevalensi penyalahgunaan narkoba pada tahun 2009 adalah 1,99% dari penduduk berumur 10-59 tahun atau sekitar 3,6 juta orang, pada tahun 2010 prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,21% atau sekitar 4,02 juta orang dan pada tahun 2011 prevalensi penyalahgunaan meningkat lagi menjadi 2,8% atau sekitar 5 juta orang. Artinya, jumlah penyalahgunaan meningkat setiap tahunnya (BNN, 2011).

Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Narkotika dan psikotropika merupakan bagian dari sediaan yang disediakan dalam sarana pelayanan kesehatan ini (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004).

Salah satu bentuk pekerjaan kefarmasian menurut Peraturan Pemerintah No. 51 adalah pengelolaan sediaan farmasi. Pengelolaan dilakukan untuk menjamin ketersediaan sediaan farmasi secara efisien dan efektif. Efisien dalam hal ini berarti bahwa dengan dana seminimal mungkin, apotek dapat memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan, sedangkan efektif berarti menggunakan sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(22)

dengan yang tersedia. Salah satu cara yang ditawarkan dalam perencanaan sediaan adalah dengan menggunakan metode Pareto ABC (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2009).

Narkotika dan psikotropika merupakan obat atau bahan yang sangat berbahaya apabila dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat. Meskipun demikian, kedua golongan obat ini tetap harus terjamin ketersediaannya karena juga memiliki manfaat di bidang pengobatan. Apotek sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan harus mampu menjamin keterjangkauan dan ketersediaan obat - obat tersebut. Untuk itu diperlukan adanya perencanaan obat yang baik untuk mendapatkan perkiraan jumlah narkotika dan psikotropika yang mendekati kebutuhan, meningkatkan penggunaan obat secara rasional, dan meningkatkan efisiensi penggunaan obat – obat tersebut (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2009).

(23)

3

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Pareto ABC dan moving average total. Pareto ABC digunakan untuk mengetahui prioritas item yang digunakan di apotek di Kabupaten Bantul yaitu dengan melihat nilai pakai, nilai investasi dan nilai indeks kritis, sedangkan moving average total digunakan untuk memprediksi total penggunaan di periode berikutnya yaitu bulan Juli-Desember tahun 2010. Dalam pareto ABC, item obat dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan persentase kumulatif yaitu 80% untuk kelompok A, 15% untuk kelompok B dan 5% untuk kelompok C. Item prioritas merupakan item kelompok A yang menghabiskan biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan.

1. Permasalahan

a. Berapa nilai Pareto ABC obat – obat narkotika dan psikotropika dilihat dari rata - rata nilai pakai dan nilai investasi di apotek Kabupaten Bantul periode Januari - Juni 2010?

b. Berapa nilai indeks kritis obat - obat narkotika dan psikotropika di apotek Kabupaten Bantul periode Januari - Juni 2010?

c. Apa saja jenis narkotika dan psikotropika yang menjadi prioritas dalam pengelolaan sediaan farmasi di Apotek Kabupaten Bantul?

d. Berapa perkiraan jumlah pemakaian narkotika dan psikotropika 6 bulan mendatang pada sediaan yang termasuk prioritas?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(24)

2. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran yang telah dilakukan, penelitian tentang analisis pengelolaan obat – obat Narkotika dan Psikotropika di apotek Kabupaten Bantul periode Januari - Juni 2010 belum pernah dilakukan. Namun, penelitian yang serupa pernah dilakukan :

a. Stefani (2010) yang berjudul Analisis Sediaan Farmasi berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Palang Biru Gombong periode 2006 – 2008.

b. Rony (2009) yang berjudul Analisis perencanaan obat berdasarkan ABC Indeks Kritis di Apotek Sanata Dharma periode 2006 – 2008.

c. Dewi (2010) yang berjudul Analisis Pareto ABC sediaan farmasi Puskesmas di Kabupaten Bantul dengan pola penyakit itama nasofaringitis akut dan hipertensi primer periode 2009.

d. Pia (2010) yang berjudul Analisis Pareto ABC sediaan farmasi Puskesmas di Kabupaten Bantul dengan penyakit utama nasofaringitis dan myalgia periode 2009.

e. Awaludin (2010) yang berjudul Analisis Sediaan Farmasi berdasarkan Metode ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo periode 2006-2008.

(25)

5

Persamaan dari penelitian ini adalah penggunaan metode Pareto ABC dalam pengolahan data, sedangkan perbedaannya terletak pada jenis sediaan farmasi yang diteliti, serta tidak adanya analisis VEN dalam bagian analisis ABC indeks kritis yang peneliti lakukan. Namun pada penelitian ini, digunakan analisis perkiraan penggunaan obat dengan menggunakan metode Moving Average Total.

3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pengelolaan obat – obat narkotika dan psikotropika agar pengadaan sediaan dapat efisien dan pemakaiannya lebih efektif di apotek Kabupaten Bantul serta memberikan ilustrasi perkiraan obat yang akan direncanakan di periode berikutnya.

b. Manfaat praktis

1) Dapat memberikan gambaran mengenai profil pengelolaan narkotika dan psikotropika di apotek-apotek Kabupaten Bantul.

2) Dapat memberikan informasi dan merekomendasikan obat – obat narkotika dan psikotropika yang efektif dan efisien melalui prioritas item pemesanan, terutama bagi apoteker berdasarkan evaluasi periode sebelumnya.

3) Dapat memberikan ilustrasi perkiraan jumlah obat yang akan dipesan di periode berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(26)

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Mengidentifikasi perencanaan obat – obat narkotika dan psikotropika untuk mencapai pengelolaan sediaan farmasi yang efektif dan efisien.

2. Tujuan khusus

a. Menghitung nilai Pareto ABC golongan narkotika dan psikotropika dilihat dari nilai pakai dan nilai investasi di apotek Kabupaten Bantul periode Januari – Juni 2010.

b. Menghitung nilai indeks kritis obat – obat narkotika dan psikotropika di apotek Kabupaten Bantul periode Januari - Juni 2010.

c. Mengidentifikasi obat – obat narkotika dan psikotropika yang menjadi prioritas dalam pengelolaan sediaan farmasi di apotek Kabupaten Bantul. d. Menghitung perkiraan jumlah pemakaian narkotika dan psikotropika 6 bulan

(27)

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Apotek

Apotek berdasarkan Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004). Definisi ini juga tidak berbeda jauh dengan definisi apotek dalam Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009, yaitu sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2009).

Istilah pekerjaan kefarmasian sendiri disebutkan di dalam PP No. 51 tahun 2009 adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2009).

B. Tugas dan Fungsi Apotek

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tugas dan fungsi apotek yaitu :

a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker;

b. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(28)

c. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi, antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetika;

d. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2009).

C. Sediaan Farmasi

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Dalam Undang-Undang ini juga disebutkan bahwa obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia (Undang-Undang Republik Indonesia, 2009b).

Berdasarkan keamanan, obat digolongkan menjadi : a. Obat bebas

(29)

9

Gambar 1. Logo Obat Bebas

b. Obat bebas terbatas

Obat golongan ini juga relatif aman selama pemakaiannya mengikuti aturan pakai yang ada. Penandaan obat golongan ini adalah adanya lingkaran berwarna biru dan 6 peringatan khusus. Obat ini juga dapat diperoleh tanpa resep dokter di apotek. Contohnya obat flu kombinasi (Priyanto, Batubara, L., 2008).

Gambar 2. Logo Obat Bebas Terbatas c. Obat keras

Golongan obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter di apotek. Dalam kemasannya, ditandai dengan lingkaran merah dengan huruf K ditengahnya. Contoh obat ini adalah amoxicilin.

Gambar 3. Logo Obat Keras

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(30)

d. Psikotropika

Golongan obat ini termasuk dalam obat keras namun mempengaruhi aktivitas psikis (Priyanto, Batubara, L., 2008). Psikotropika menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.5 tahun 1997 pasal 1 yang mengatur tentang psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Dalam pasal 2, psikotropika digolongkan menjadi : 1. Psikotropika golongan I, yaitu psikotropika yang hanya dapat digunakan

untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. 2. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan

dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantugan. 3. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan

dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.

(31)

11

e. Narkotika

Narkotika merupakan kelompok obat yang paling berbahaya karena dapat menimbulkan adiksi dan toleransi. Obat ini hanya bisa diperoleh dengan resep dokter. Dalam kemasannya, narkotika ditandai dengan lingkaran berwarna merah dengan dasar putih yang didalamnya terdapat gambar palang medali berwarna merah (Priyanto, Batubara, L., 2008). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.35 tahun 2009, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang (Undang-Undang Republik Indonesia, 2009a).

Narkotika digolongkan ke dalam 3 golongan, yaitu golongan I, II, dan III. Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Narkotika golongan I dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan (Undang-Undang Republik Indonesia, 2009a).

Gambar 4. Logo Narkotika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(32)

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, disebutkan bahwa sediaan farmasi tidak hanya obat, tetapi meliputi juga obat tradisional dan kosmetika. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Undang-Undang Republik Indonesia, 2009b), sedangkan kosmetika sendiri adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Priyanto, Batubara, L., 2008).

D. Pengelolaan Sediaan Narkotika dan Psikotropika di Apotek

Dalam Kepmenkes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004 disebutkan bahwa pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan meliputi perencanaan, pengadaan, penyimpanan, dan pelayanan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004).

(33)

13

meliputi perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pelayanan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004).

1. Pengelolaan Narkotika

Menurut pasal 43 ayat (2) UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, bahwa apotek hanya dapat menyerahkan narkotika kepada rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, apotek lainnya, balai pengobatan, dokter, dan pasien. Pada ayat (3) menyebutkan bahwa apotek hanya dapat menyerahkan narkotika kepada pasien berdasarkan resep dokter (Undang-Undang Republik Indonesia, 2009a).

Berdasarkan pasal 9 ayat (3) UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, rencana kebutuhan tahunan narkotika disusun berdasarkan data pencatatan dan pelaporan rencana dan realisasi produksi tahunan yang diaudit secara komprehensif dan menjadi pedoman pengadaan, pengendalian, dan pengawasan narkotika secara nasional (Undang-Undang Republik Indonesia, 2009a).

2. Pengelolaan Psikotropika

Berdasarkan pasal 12 ayat (2) UU No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, penyaluran psikotropika oleh apotek dalam rangka peredaran hanya dapat dilakukan oleh :

a. pabrik besar kepada apotek,

b. pedagang besar farmasi kepada apotek (Undang-Undang Republik Indonesia, 1997).

Menurut pasal 14 ayat (2) UU No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan kepada apotek lainnya, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, dan pengguna/pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(34)

Berdasarkan ayat (4), penyerahan psikotropika oleh apotek dilaksanakan berdasarkan resep dokter. Penyerahan psikotropika oleh dokter hanya dapat diperoleh dari apotek dan dilaksanakan dalam hal :

a. menjalankan praktik terapi dan diberikan melalui suntikan, b. menolong orang sakit dalam keadaan darurat,

c. menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek (Undang-Undang Republik Indonesia, 1997).

E. Manajemen Persediaan

Manajemen adalah pengambilan keputusan, yang dapat diartikan bagaimana pimpinan harus mengambil keputusan untuk menentukan misalnya pengembangan produk baru, memperluas usaha dengan membuat pabrik baru, membuat strategi pemasaran bahkan dalam menerima ataupun mengeluarkan karyawan, melakukan hubungan dengan mitra bisnisnya, juga dengan pelanggan potensial dan berbagai pekerjaan yang lain (Seto, T., Nit, Y., Triana, L., 2004).

Persediaan merupakan salah satu bagian dari tugas manajemen dalam keputusan operasi, sebelum membuat keputusan tentang persediaan. Persediaan merupakan salah satu aset terpenting dalam banyak perusahaan karena nilai persediaan mencapai 40% dari seluruh investasi modal (Zulfikarijah, 2005).

(35)

15

Semua organisasi mempunyai beberapa jenis sistem perencanaan dan pengendalian persediaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat perlu untuk mempelajari bagaimana mengelola persediaan di suatu perusahaan (Dwiningsih, 2009).

Tujuh hal dasar yang harus diperhatikan untuk merancang sistem

inventory management adalah:

1. tujuan sistem supply dan tipe sistem distribusi

2. pelaporan dan rekaman yang menyediakan dana untuk inventory management

3. pemilihan barang yang akan distok

4. keseimbangan antara tingkat servis dan tingkat stok 5. kebijakan frekuensi pemesanan

6. formula yang digunakan untuk menghitung kuantitas re-order

7. kontrol ongkos yang terkait dengan inventory management (Quick, J.D., Hume, M.L., Rankin, J.R., O’Connor, R.M.L., Rankin, J.R., O’Connor, R.W., 1997).

a. Tipe persediaan

Ada 3 jenis persediaan, yaitu :

1. Persediaan bahan baku adalah persediaan barang yang akan dipergunakan dalam proses transformasi, misalnya benang pada perusahaan kain, tepung pada perusahaan roti dan lain-lain.

2. Persediaan barang setengah jadi atau persediaan barang dalam proses merupakan persediaan yang telah mengalami proses produksi akan tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(36)

masih diperlukan proses lagi untuk mencapai produk jadi, misalnya roti siap dipanggang pada perusahaan roti.

3. Persediaan barang jadi merupakan persediaan barang yang telah melalui proses akhir dan siap dijual ke konsumen, misalnya roti yang telah dikemas (Zulfikarijah, 2005).

b. Tujuan persediaan

Persediaan dapat membantu fungsi-fungsi penting yang akan menambah fleksibilitas operasi perusahaan. Terdapat 7 tujuan penting dari persediaan, yaitu:

1. Fungsi ganda. Fungsi utama persediaan adalah memisahkan proses produksi dan distribusi.

2. Mengantisipasi adanya inflasi

3. Memperoleh diskon terhadap jumlah persediaan yang dibeli 4. Menjaga adanya ketidakpastian

5. Menjaga produksi dan pembelian yang ekonomis 6. Mengantisipasi perubahan permintaan dan penawaran 7. Memenuhi kebutuhan terus-menerus (Zulfikarijah, 2005).

F. Analisis Pareto ABC (Always Better Control)

(37)

17

persediaan kelompok C berisi 50% dari total item dengan biaya total persediaan sebesar 5%. Tingkat kesalahan dalam catatan pengadaan tertulis yang dapat diterima menurut APICS (The American Production and Inventory Control) adalah ± 0,2% untuk item A, ± 1% untuk item B, dan ± 5% untuk item C. (Zulfikarijah, 2005).

Analisis ABC adalah metode yang sangat berguna untuk melakukan pemilihan, penyediaan, manajemen distribusi, dan promosi penggunaan obat yang rasional. Terkait dengan pemilihan obat, evaluasi obat kelompok A menjelaskan tentang item obat yang paling banyak digunakan. Selain itu analisis ABC juga membantu untuk mengidentifikasi biaya yang dihabiskan untuk setiap item obat yang tidak terdapat dalam daftar golongan esensial atau jarang digunakan. Terkait dengan pendapatan dari penyediaan obat, analisis ABC dapat digunakan untuk: 1. menentukan frekuensi permintaan item obat

Memesan item obat kelompok A lebih sering dan dalam jumlah yang lebih kecil akan mengurangi biaya inventoris

2. mencari sumber item kelompok A dengan harga yang lebih murah

Dilakukan dengan mencari item kelompok A dalam bentuk sediaan yang paling murah atau supplier yang paling murah

3. memonitor status permintaan item

Hal ini untuk mencegah terjadinya kekurangan item yang mendadak dan keharusan untuk melakukan pembayaran darurat yang biasanya mahal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(38)

4. memonitor prioritas penyediaan

Pola penyediaan disesuaikan dengan prioritas sistem kesehatan yang menunjukkan jumlah obat jenis apa saja yang sering digunakan

5. membandingkan biaya aktual dan terencana

Membandingkan biaya aktual dan terencana dengan sistem penyediaan obat di sektor publik negara yang bersangkutan (Quick, et al., 1997 ).

Terkait dengan manajemen distribusi dan inventoris, analisis ABC bisa digunakan untuk :

1. memonitor waktu paruh dengan menitik beratkan pada kelas A untuk meminimalisasi jumlah obat yang dibuang.

2. menjadwal pengiriman

3. menghitung jumlah stok secara berkala, terutama untuk penghitungan item

kelompok A

4. memonitor penyimpanan (Quick, et al, 1997).

Terkait dengan segi manfaat, analisis ABC digunakan untuk mengevaluasi item dengan tingkat penggunaan terbanyak bersama-sama pejabat kesehatan, dokter, dan tenaga medis lain untuk memberikan gambaran mengenai obat yang jarang dan sering digunakan (Quick, et al., 1997).

G. Metode Moving Average Total

(39)

19

(Seto, Nita, dan Triana, 2004). Kegiatan forecasting merupakan bagian dari manajemen logistik yang digunakan untuk memungkinkan bagian logistik melakukan antisipasi terhadap permintaan pemakai sediaan pada waktu mendatang. Antisipasi ini dibutuhkan untuk: (a) memungkinkan bagian logistik melakukan pengadaan sesuai dengan perkembangan permintaan, (b) memungkinkan manajemen material mendekatkan barang di tempat pelayanan, (c) merencanakan cadangan yang ekonomis (Lembaga Pengembangan dan Manajemen Kesehatan PERDHAKI, 1997).

Forecasting menurut jangka waktu ke depannya dibagi menjadi tiga kategori:

a. Prediksi jangka pendek, yaitu prediksi untuk waktu 1-3 bulan yang biasanya digunakan untuk perencanaan pembelian, penjadwalan pekerjaan dan tingkat produksi,

b. Prediksi jangka menengah, yaitu prediksi untuk waktu 3 bulan sampai 3 tahun yang dipakai untuk perencanaan penjualan, penganggaran kas, perencanaan anggaran dan produksi,

c. Prediksi jangka panjang, yaitu prediksi untuk waktu lebih dari 3 tahun yang biasanya dipakai untuk perencanaan produk baru (Seto dkk., 2004).

Forecasting ini dibuat dengan menggunakan data sebelumnya sebagai acuan dasar. Salah satu metode forecasting yang bersifat kuantitif adalah Moving Average Total yang digunakan untuk memperkirakan item sediaan yang mengalami fluktuasi secara siklis yang tidak berkaitan dengan musim. Metode ini termasuk model time series yang bersifat smoothing yang digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(40)

mengurangi ketidakteraturan dari data yang lalu. Periode forecasting yang optimal adalah dalam jangka waktu yang pendek dan dipusatkan pada item sediaan utama sesuai dengan klasifikasi tertentu. Langkah-langkah perhitungan dengan metode

Moving Average Total, yaitu :

1. Melakukan penjumlahan kumulatif tiga bulan secara bergerak setiap item

sediaan

2. Menghitung persentase kenaikan atau penurunan jumlah kumulatif tersebut dengan cara menghitung selisih jumlah kumulatif ke-1 dan ke-2 dibagi dengan jumlah kumulatif ke-1 lalu dikalikan 100%

3. Melakukan perhitungan pertumbuhan rata-rata (average growth) dari penjumlahan kumulatif tiga bulan bergerak

4. Menghitung angka tiga bulan bergerak yang akan datang dengan cara menjumlahkan average growth dan 100%, kemudian dikalikan dengan data pemakaian bulan terakhir (Lembaga Pengembangan dan Manajemen Kesehatan PERDHAKI, 1997).

H. Landasan Teori

(41)

21

Pengelolaan obat dapat dilakukan dengan metode Pareto ABC. Pada metode ini, sediaan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok A, B dan C. Persediaan kelompok A berisi 20% dari total persediaan dengan biaya total persediaan 70-80%, persediaan kelompok B berisi 30% dari total persediaan dengan biaya total persediaan 15-20%, dan persediaan kelompok C berisi 50% dari total item dengan biaya total persediaan sebesar 5%. Dalam hukum Pareto ABC terdapat 3 variabel yaitu nilai pakai, nilai investasi dan nilai indeks kritis. Sediaan yang masuk dalam kelompok A merupakan sediaan yang perlu diawasi ketersediaannya dan merupakan kelompok prioritas, sedangkan kelompok C merupakan sediaan yang sebenarnya tidak terlalu penting tersedia di apotek. Untuk kelompok C, pengadaan obat dapat menggunakan metode just in time

dimana obat hanya dibeli saat ada permintaan. Selanjutnya, kelompok ANIK

sebagai kelompok prioritas dievaluasi lebih lanjut lagi dengan metode moving average total untuk memperkirakan jumlah penggunaan obat di periode Juli-Desember.

Metode moving average total digunakan untuk sediaan yang mengalami fluktuasi dan tidak tergantung pada musim. Perkiraan (forecasting) dilakukan dengan cara menghitung angka pertumbuhan pemakaian obat. Caranya adalah dengan melakukan penjumlahan kumulatif tiga bulan dalam 1 periode, menghitung persentase selisih jumlah kumulatif pertama dan kedua, lalu menghitung pertumbuhan rata-rata (average growth) dan menghitung angka tiga bulan bergerak yang akan datang sehingga didapatkan hasil forecasting.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(42)

Hasil evaluasi ini diharapkan dapat memberikan profil pengelolaan narkotika dan psikotropika yang efisien dan efektif di Kabupaten Bantul. Apotek– apotek yang memiliki profil item prioritas sama dapat mengadakan pengadaan obat bersama sehingga dapat menekan biaya untuk pengelolaan obat.

I. Keterangan Empiris

(43)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan studi kasus yang bersifat retrospektif. Disebut penelitian non eksperimental karena pada penelitian ini dilakukan observasi terhadap variabel subjek menurut keadaan apa adanya, tanpa ada manipulasi atau intervensi peneliti (Praktinya, 1993).

B. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel yang bisa diukur adalah :

1. Apotek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah semua apotek di Kabupaten Bantul.

2. Nilai pakai (NP) adalah nilai yang diberikan kepada suatu sediaan berdasar jumlah pengeluaran sediaan tersebut pada periode Januari – Juni 2010. 3. Nilai investasi (NI) adalah nilai yang diberikan pada suatu sediaan yang

diperoleh dari jumlah pengeluaran suatu sediaan dikalikan harga sediaan tersebut pada periode Januari - Juni 2010.

4. Nilai indeks kritis (NIK) diperoleh dari penggabungan skor Pareto nilai pakai dan Pareto nilai investasi narkotika dan psikotropika di setiap apotek di Kabupaten Bantul tahun 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(44)

5. Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) merupakan software untuk melaporkan pemakaian narkotika dan psikotropika via e-mail kepada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

6. Forecasting adalah prediksi terhadap pemakaian narkotika dan psikotropika apotek Kabupaten Bantul periode Juli – Desember 2010.

7. HNA dan PPn adalah harga jual pabrik obat dan/atau Pedagang Besar Farmasi (PBF) kepada Apotek Sanata Dharma, Apotek Panacea dan Kimia Farma.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah apotek Kabupaten Bantul yang melaporkan pemakaian Narkotika dan Psikotropika periode Januari - Juni 2010 yang dikirimkan oleh apotek secara tertulis dan melalui e-mail ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Kriteria inklusi subjek adalah apotek Kabupaten Bantul yang melaporkan pemakaian narkotika dan psikotropika pada periode Januari - Juni 2010 secara lengkap.

(45)

25

D. Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Laporan pemakaian Narkotika dan Psikotropika di apotek Kabupaten Bantul pada periode Januari - Juni tahun 2010.

2. Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika.

3. Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

E. Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Gudang Farmasi Kabupaten Bantul yang terletak di Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Bantul.

F. Jalannya Penelitian

Masing-masing apotek memberikan laporan pemakaian Narkotika dan Psikotropika kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Dari laporan tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mendata narkotika dan psikotropika sesuai daftar dari Kepmenkes.

Dari data pemakaian narkotika dan psikotropika tersebut kemudian dilakukan pengkategorian obat berdasarkan hukum Pareto dengan ABC indeks kritis yang menggabungkan analisis Pareto ABC nilai pakai dan Pareto ABC nilai investasi. Metode ABC indeks kritis digunakan karena metode ini merupakan metode yang cukup sederhana untuk menggambarkan pengelolaan sediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(46)

farmasi yang efektif dan efisien. Berdasarkan analisis indeks kritis yang telah diperoleh, kemudian dilakukan analisis sediaan narkotika dan psikotropika yang menjadi prioritas pengadaan secara keseluruhan di Kabupaten Bantul dan prioritas pengadaan di masing-masing apotek, lalu dibandingkan untuk melihat penyebaran penggunaan obat. Selanjutnya, forecasting dilakukan pada sediaan yang masuk dalam prioritas pengadaan.

G. Analisis Data 1. Pareto ABC

a. Nilai pakai

Seluruh sediaan dihitung jumlah pemakaiannya dalam satu periode. Kemudian sediaan diurutkan dari jumlah pemakaian paling banyak hingga jumlah pemakaian paling sedikit. Dari urutan data tersebut kemudian dibuat klasifikasi sediaan sesuai jumlah pemakaiannya menjadi kelompok ANP, BNP, dan CNP

berdasarkan persentase kumulatif 80%, 15%, dan 5%. Sediaan yang sudah diklasifikasikan kemudian diberi skor 3 untuk sediaan yang masuk dalam kelompok ANP, 2 untuk kelompok BNP, dan 1 untuk kelompok CNP. Berikut rumus

perhitungannya:

% =

Σ Χ 100%

Keterangan:

%NP : % pemakaian sediaan psikotropika dan narkotika p : jumlah pemakaian sediaan dalam satu periode

(47)

27

b. Nilai investasi

Seluruh sediaan dihitung jumlah pemakaian dan harga satuannya. Kemudian dihitung nilai investasi dengan cara mengalikan jumlah pemakaian setiap sediaan dengan harga satuan masing-masing sediaan. Sediaan kemudian diurutkan dari yang nilai investasinya paling tinggi ke yang paling rendah dan diklasifikasikan menjadi kelompok ANI, BNI, dan CNI berdasarkan persentase

kumulatif 80%, 15%, dan 5%. Sediaan yang sudah diklasifikasikan kemudian diberi skor 3 untuk sediaan yang masuk dalam kelompok ANP, 2 untuk kelompok

BNP, dan 1 untuk kelompok CNP. Berikut rumus perhitungannya:

= × ℎ

Keterangan:

NI : nilai investasi sediaan Narkotika dan Psikotropika p : jumlah pemakaian

h : harga satuan

% =

∑ × 100%

Keterangan:

%NI : persen nilai investasi psikotropika dan narkotika NI : nilai investasi masing-masing sediaan

∑NI : jumlah nilai investasi seluruh sediaan

2. Nilai Indeks kritis

Analisis ABC indeks kritis dilakukan dengan menjumlah skor nilai pakai dan nilai investasi masing-masing sediaan dengan rumus berikut:

= +

Keterangan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(48)

NIK : nilai indeks kritis sediaan Narkotika dan Psikotropika Snp : skor nilai pakai

Sni : skor nilai investasi

Dari hasil perhitungan tersebut kemudian sediaan diurutkan dari nilai indeks kritis paling besar ke yang paling kecil dan diklasifikasikan menjadi kelompok ANIK, BNIK, dan CNIK berdasarkan hasil penjumlahan antara skor nilai

pakai dan nilai investasi. Untuk nilai pakai dan nilai investasi dengan skor A dikonversikan menjadi 3, skor B menjadi 2, dan skor C menjadi 1, jadi range skor yang didapat adalah 2-6. Sediaan akan dikategorikan menjdai 3 kelompok, sehingga perlu dilakukan penghitungan range untuk masing-masing kelompok dengan cara sebagai berikut:

= − ℎ

Jadi range skor yang diperoleh adalah:

= 6−2

3 =

4

3 = 1,33

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka sediaan dengan skor 2 - 3,33 masuk dalam kelompok CNIK, sediaan dengan skor >3,33 – 4,66 masuk dalam kelompok

BNIK, dan sediaan dengan skor >4,66 – 6 masuk dalam kelompok ANIK.

3. Moving Average Total

Analisis ini dilakukan dengan menghitung pemakaian masing-masing sediaan yang masuk dalam kriteria ANIK di masing-masing apotek. Sediaan itu

(49)

29

didapatkan 4 hasil penjumlahan kumulatif. Setelah itu dilakukan perhitungan pertumbuhan rata-rata (average growth) dengan menghitung kenaikan atau penurunan pemakaian yang didapatkan dari penjumlahan kumulatif dibandingkan dengan jumlah pemakaian tiga bulan sebelumnya. Setelah didapatkan angka

average growth, maka dilakukan perhitungan angka tiga bulan bergerak selanjutnya dengan menjumlahkan angka average growth dengan 100% kemudian dikalikan dengan jumlah pemakaian sediaan pada bulan terakhir. Perhitungan forecast bulan yang akan datang dihitung dari angka tiga bulan bergerak selanjutnya dikurangi dengan jumlah pemakaian 2 bulan terakhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(50)

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Nilai Pareto ABC 1. Nilai Pakai

Nilai pakai (NP) adalah nilai yang diberikan kepada sediaan berdasarkan jumlah pengeluaran sediaan tersebut pada periode tertentu. Nilai pakai dalam penelitian ini dapat ditentukan dari jumlah item sediaan yang keluar dari masing-masing apotek yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan data dilakukan dengan mendata jumlah sediaan yang keluar dari apotek per satu bulan dan kemudian digabungkan dalam 6 bulan lalu dipersenkan, diurutkan dari persentase pemakaian tertinggi hingga terendah dan selanjutnya dikelompokkan berdasarkan persentase tersebut. Sediaan dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Kelompok A merupakan sediaan dengan pemakaian terbanyak yang menghabiskan 80% dari total pemakaian dan diberi nilai 3. Kelompok B adalah sediaan dengan pemakaian sedang yang memiliki kekuatan gabungan 15% dari total seluruh pemakaian dan diberi nilai 2. Kelompok C adalah sediaan dengan pemakaian rendah yang memiliki nilai kekuatan gabungan sebesar 5% dari total seluruh pemakaian dan diberi nilai 1.

(51)

31

Tabel I. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika Keseluruhan Berdasarkan Nilai Pakai Periode Januari-Juni 2010

Kelompok Item Sediaan

Persentase jumlah item per kelompok

(%)

Jumlah pemakaian

per kelompok

Persentase jumlah pemakaian

per kelompok

(%)

ANP (8 item)

Valisanbe® 2 mg Tab

17,00 39316 76,82 Luminal 30 mg

Valisanbe® 5 mg Tab Zyparon® Zolastin® 1 mg Tab Codein 10 mg tablet

Diazepam 2 mg Analsik® Tab

BNP (11 item)

Codein 20 mg tablet

23,40 9307 18,19

Braxidin® Tab Alprazolam 1 mg

Proneuron® Alprazolam 0.5 mg

Clobazam 10 mg Alganax® 0.5 mg

Librax® Phenobarbital 30 mg Merlopam® 2 mg Tab

Riklona® 2 mg

CNP (28 item)

Renaquil® 1 mg Tab

59,60 2555 4,99

Ativan® 1 mg Mentalium® 5 mg Zolmia® 10 mg Tab

Cetalgin® Ditalin® Tab Bellaphen® Tab

Danalgin® Alganax® 0.25 mg

Alganax® 1 mg Diazepam 5 mg Phenobarbital 50 mg

Ativan® 2 mg Frisium® 10 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(52)

Tabel I. Lanjutan

Kelompok Item Sediaan

Persentase jumlah item per kelompok

(%)

Jumlah pemakaian

per kelompok

Persentase jumlah pemakaian

per kelompok

(%)

CNP (28 item)

MST Continous 10 mg Atarax® 0.5 mg Tab

Apisate® Tab Esilgan® 2 mg Xanax® 0.5 mg Tab Dormicum 15 mg/ampul Inj

Codipront® capsule Stesolid® rectal 10 mg tube

Xanax® 0.25 mg Tab Spasmium® 5 mg Tab Stesolid® rectal 5 mg tube

Stesolid® inj. 10 mL Codipront® syr Spasmium® 5 mg Tab

Total 47 item 100,00 51178 100,00

Dari tabel I, dapat dilihat bahwa item yang termasuk ANP total adalah

Valisanbe® 2 mg diikuti dengan Luminal 30 mg, Valisanbe® 5 mg, Zyparon®, Zolastin® 1 mg, codein 10 mg, diazepam 2 mg dan analsik® tablet. Item

keseluruhan di apotek Kabupaten Bantul adalah sebanyak 47 item dengan rincian kelompok ANP sebesar 76,82% yang didapat dari pemakaian 8 item (17%) dengan

jumlah pemakaian 6 bulan sebesar 39.316 tablet, BNP sebesar 18,19% didapat dari

pemakaian 11 item (23,40%) dengan jumlah pemakaian 6 bulan sebesar 9307 tablet, dan kelompok CNP sebesar 4,99% yang didapat dari pemakaian 28 item

(53)

33

Kelompok ANP menyerap biaya pemakaian sebesar 76,82% dari total

pemakaian seluruhnya. Sediaan yang masuk dalam kelompok A merupakan sediaan yang sering digunakan dan menyerap jumlah pemakaian sebesar 80%. Oleh sebab itu, pada kelompok ini perlu dilakukan pengawasan yang ketat agar tidak terjadi kekosongan sediaan. Sedangkan sediaan yang masuk dalam kelompok C merupakan sediaan dengan pemakian rendah. Pengendalian sediaan perlu dilakukan agar jumlah sediaan tidak terlalu berlebih untuk menghindari kerugian akibat sediaan yang kadaluwarsa dan tingginya jumlah penyimpanan.

Tabel II. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika Apotek Ardan Berdasarkan Nilai Pakai Periode Januari – Juni 2010

Apotek Ardan

Kelompok Item dan Jumlah Sediaan

Persentase jumlah item

per kelompok

(%)

Jumlah pemakaian

per kelompok

Persentase jumlah pemakaian

per kelompok

(%) CNP (1 item) Danalgin

®

Tablet 100 100 100

Total 1 item

Apotek Ardan hanya menggunakan 1 item yaitu Danalgin tablet sehingga apotek ini tidak memiliki ANP. Hukum pareto 80-20 tidak cocok jika diterapkan

pada apotek ini karena jumlah sediaan yang terlalu sedikit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(54)

Tabel III. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika Apotek Assalam Berdasarkan Nilai Pakai Periode Januari – Juni 2010

Apotek Assalam

Kelompok Item dan Jumlah Sediaan

Persentase jumlah item per kelompok

(%)

Jumlah pemakaian

per kelompok

Persentase jumlah pemakaian

per kelompok

(%)

ANP (4 item)

Valisanbe® 2 mg Tab 20 18923,25 73,23 Zyparon®

Zolastin® 1 mg Tab Luminal 30 mg

BNP (3 item)

Valisanbe® 5 mg Tab 15 5728 22,17

Analsik® Tab Codein 20 mg Tablet

CNP (13 item)

Riklona® 2 mg 65 1189,5 4,6

Clobazam 10 mg Zolmia® 10 mg Tab

Proneuron® Ativan® 1 mg Frisium® 10 mg Stesolid® rectal 10 mg Tube

Esilgan® 2 mg Doveri 150 mg Tablet

Librax® Librium® 10 mg MST Continous 10 mg

Stesolid® Inj. 10 ml

Total 20 item 100 25840,75 100

Dari tabel III, dapat dilihat bahwa item yang termasuk ANP adalah

Valisanbe® 2 mg, Luminal 30 mg, Zyparon®, dan Zolastin® 1 mg. Item

keseluruhan di apotek Assalam adalah sebanyak 20 item dengan rincian kelompok ANP sebesar 73,23% yang didapat dari pemakaian 4 item (20%) dengan jumlah

(55)

35

pemakaian 3 item (15%) dengan jumlah pemakaian 6 bulan sebesar 5728 tablet, dan kelompok CNP sebesar 4,6% yang didapat dari pemakaian 13 item (65%)

dengan jumlah pemakaian 6 bulan sebesar 1189,5 tablet.

Kelompok BNP menyerap jumlah pemakaian sebesar 22,17% dari total

pemakaian seluruhnya. Menurut hukum Pareto seharusnya kelompok BNP

menyerap jumlah sebesar 15%. Karena itu, perlu dilakukan pengelolaan pada kelompok BNP agar pemakaian obat dapat lebih efisien.

Tabel IV. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika Apotek Budi Sehat Berdasarkan Nilai Pakai Periode Januari – Juni 2010

Apotek Budi Sehat

Kelompok Item dan Jumlah Sediaan

Persentase jumlah item per kelompok

(%)

Jumlah pemakaian

per kelompok

Persentase jumlah pemakaian

per kelompok

(%) ANP (1 item) Valisanbe® 2 mg Tab 33,33 25,5 71,83

BNP (1 item) Dormicum 15 mg/ampul Inj 33,33 10 28,17

CNP (1 item) Valisanbe

®

5 mg Tab 33,33 0 0

Total 3 item 100 35,5 100

Dari tabel IV, dapat dilihat bahwa item yang termasuk ANP adalah

Valisanbe® 2 mg. Item keseluruhan di apotek Budi Sehat adalah sebanyak 3 item

dengan rincian kelompok ANP sebesar 71,83% yang didapat dari pemakaian 1 item

(33,33%) dengan jumlah pemakaian 6 bulan sebesar 25,5 tablet, BNP sebesar

28,17% didapat dari pemakaian 1 item (33,33%) dengan jumlah pemakaian 6 bulan sebesar 10 tablet, sedangkan kelompok CNP tidak memberikan kontribusi

dalam jumlah pemakaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(56)

Kelompok BNP menyerap jumlah pemakaian sebesar 28,17% dari total

pemakaian seluruhnya. Menurut hukum Pareto seharusnya kelompok BNP

menyerap jumlah sebesar 15%. Karena itu, perlu dilakukan pengelolaan pada kelompok BNP agar pemakaian obat dapat lebih efisien.

Tabel V. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika Apotek Candi Farma Berdasarkan Nilai Pakai Periode Januari – Juni 2010

Apotek Candi Farma

Kelompok Item dan Jumlah Sediaan

Persentase jumlah item

per kelompok

(%)

Jumlah pemakaian

per kelompok

Persentase jumlah pemakaian

per kelompok

(%)

ANP (5 item)

Codein 10 mg Tablet

38,46 2564 85,44

Braxidin® Tab Librax® Merlopam® 2 mg Tab

Alganax® 0.5 mg BNP (2 item)

Proneuron®

15,38 249 8,3

Valisanbe® 5 mg Tab

CNP (6 item)

Analsik® Tab

46,15 188 6,26

Renaquil® 1 mg Tab Ativan® 1 mg Clobazam 10 mg Spasmium® 5 mg Tab

Luminal 30 mg

Total 13 item 100 3001 100

Dari tabel V, dapat dilihat bahwa item yang termasuk ANP adalah

Valisanbe® 2 mg, Codein 10 mg, Braxidin, Librax, Merlopam 2 mg, dan Alganax 0.5 mg. Item keseluruhan di apotek Candi Farma adalah sebanyak 13 item dengan rincian kelompok ANP sebesar 85,24% yang didapat dari pemakaian 5 item

(38,46%) dengan jumlah pemakaian 6 bulan sebesar 2564 tablet, BNP sebesar

(57)

37

sebesar 249 tablet, dan kelompok CNP sebesar 6,26% yang didapat dari pemakaian

6 item (46,15%) dengan jumlah pemakaian 6 bulan sebesar 188 tablet.

Kelompok BNP menyerap jumlah pemakaian sebesar 8,3% dari total

pemakaian seluruhnya. Menurut hukum Pareto seharusnya kelompok BNP

menyerap jumlah sebesar 15% dan kelompok CNP menyerap jumlah sebesar 5%.

Karena itu, perlu dilakukan pengelolaan pada kelompok BNP agar pemakaian obat

dapat lebih efisien.

Tabel VI. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika Apotek Diro Berdasarkan Nilai Pakai Periode Januari – Juni 2010

Apotek Diro

Kelompok Item dan Jumlah Sediaan

Persentase jumlah item

per kelompok

(%)

Jumlah pemakaian

per kelompok

Persentase jumlah pemakaian

per kelompok

(%)

ANP (4 item)

Ativan® 1 mg

28,57 509 78,31

Ditalin® Tab Analsik® Tab Phenobarbital 50 mg

BNP (4 item)

Proneuron®

Gambar

Gambar 1.  Logo Obat Bebas ........................................................................
Gambar 1. Logo Obat Bebas
gambar palang medali berwarna merah (Priyanto, Batubara, L., 2008).
Tabel I. Pengelompokan Narkotika dan Psikotropika Keseluruhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan gasifier tipe downdraft adalah dapat digunakan pada proses gasifikasi yang terintegrasi dengan adanya penambahan pengeluaran sisa hasil pembakaran (abu) yang

PR : dalam pelaksanaan UN CBT resmi yang dilakukan itu ya penyiapan komputer, sistem, ruang ujian dan pembagian tugas panitia seperti pengawas dan teknisi. AN :

bahwa sesuai perkembangan teknologi video over internet protocol , konvergensi jaringan telekomunikasi, efisiensi infrastruktur dan penyelenggaraan IPTV, perlu

Bila dibandingkan dengan persentase kebuntingan dengan metode Ovsynch (64,71%) penggunaan GnRH ke-2 untuk induksi ovulasi juga tidak berbeda nyata (P >

Dengan posisi kain penutup masih menutupi jenazah, tangkupkan kain baju ke atas badan penutup jenazah, dari kanan ke kiri.. Sisipkan di bawah tubuh jenazah

Tindakan yang diberikan untuk meningkatkan kehadiran siswa di Kelas Pintar Rumah Hebat Indonesia menggunakan teknik token ekonomi.. Siswa diberikan stempel pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel ROA, CR, ROE, DER, dan EPS terhadap harga saham secara simultan maupun secara parsial, serta

Berdasarkan gambar 1 di atas, diketahui bahwa hasil analisis cluster konsumen Kediri Town Square terdiri dari 4 kelompok (segmen), dari 4 kelompok konsumen yang terbentuk