• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA TELEPON SELULER NOKIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KONTRIBUSI HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA TELEPON SELULER NOKIA"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN CITRA

MEREK TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA TELEPON

SELULER NOKIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Ledy Santyastri

NIM: 081324052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

(3)

(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

Thanks to The Almighty God ALLAH SWT,

And this is dedicated for my heartmates,

Mama and Papa for all the never ending loves,

prays, and everything you always give to me.

And for everyone who stays in my heart....

(5)

Motto

Be the best version of you, do the best you can.

Be the best version of you, do the best you can.

Be the best version of you, do the best you can.

Be the best version of you, do the best you can.

Learn things and get smart (Geppetto-Pinocchio)

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 April 2013

Penulis

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Ledy Santyastri

Nomor Mahasiswa : 081324052

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

KONTRIBUSI HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA TELEPON SELULER NOKIA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasinkannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 26 April 2013

Yang menyatakan

(8)

ABSTRAK

KONTRIBUSI HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA TELEPON SELULER NOKIA

Ledy Santyastri Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi harga, kualitas produk, dan citra merek terhadap loyalitas pengguna Telepon Seluler Nokia.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatif yang dilaksanakan di Kabupaten Temanggung dan di Kabupaten Sleman pada bulan Maret 2013. Populasi dari penelitian ini adalah pelajar SMP dan SMA, mahasiswa, dan masyarakat yang keseluruhannya berjumlah 100 responden. Sampel diambil dengan teknik accidental sampling dan data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Sebelum melakukan pengujian hipotesis dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas. Data dianalisis menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Harga berkontribusi secara signifikan terhadap loyalitas konsumen sebesar 44,5% (sig = 0,000 < 0,05), (2) Kualitas Produk berkontribusi secara signifikan terhadap loyalitas konsumen sebesar 30,6% (sig = 0,000 < 0,05), (3) Citra Merek berkontribusi secara signifikan terhadap loyalitas konsumen sebesar 24,8% (sig = 0,000 < 0,05), (4) Variasi variabel loyalitas konsumen dijelaskan oleh harga, kualitas produk, dan citra merek sebesar 57,8%, dan 42,2% sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.

(9)

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF PRICE, PRODUCT QUALITY, AND BRAND IMAGE ON THE LOYALTY OF NOKIA MOBILE PHONE USERS

Ledy Santyastri Sanata Dharma University

2013

This study aims to determine how much the contribution of price, product quality, and brand image on the loyalty of Nokia Mobile Phone users.

This research is an explanative research that is implemented in Temanggung and Sleman Regency in March 2013. The population of this study are 100 respondents that consist of junior and senior high school students, college students, and public. The samples were taken by an accidental sampling technique, and the data were gathered by questionnaires and were tested their validities and reliabilities. Prerequisite was tested by normality test, linearity test, multicollinearity test, and heteroscedasticity test before testing hypothesis. The data were analyzed by using multiple regression analysis.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Kontribusi Harga, Kualitas Produk, dan Citra Merek Terhadap Loyalitas

Pengguna Telepon Seluler Nokia” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Pendidikan Ekonomi.

Skripsi ini tentunya tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari banyak

pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang kepada

semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan

skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing pertama

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dengan penuh

perhatian dan kesabaran.

4. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S., selaku dosen pembimbing kedua yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dengan penuh

(11)

5. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si., yang telah meluangkan waktu untuk

mengkoreksi abstrak penulis.

6. Segenap Dosen dan Staf Pengajar Fakultas yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada saya.

7. Sekretariat Prodi pendidikan Ekonomi (terutama Mbak Titin) yang telah

membantu dan memberikan informasi dan pelayanan yang baik kepada

penulis.

8. Masyarakat Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Sleman yang telah

membantu dengan menjadi responden dari penelitian ini.

9. Papa Eko dan Mama Susi, terima kasih atas doa, cinta, semangat, dukungan,

dan semua akomodasi yang telah diberikan demi selesainya skripsi ini.

10.Ibuk dan Kakung, terima kasih telah selalu mengingatkan dan memberi

semangat.

11.Mbak Lusi yang selalu siap siaga membantu, memberi arahan, dan menjadi

teman diskusi yang baik.

12.Triscison Bastiant, terima kasih telah menjadi editor, informan, dan pengarah

yang sabar.

13.Minobiutirangers (Acha, Bela, Iyank, Titiw), thank you for being my Love,

Life, and Laugh.

14.Ayu dan Anita, terima kasih telah menjadi sahabat yang baik dan selalu sabar

menghadapi penulis selama ini.

(12)

16.Terima Kasih untuk segenap keluarga besar Pendidikan Ekonomi 2008, untuk

saling membantu, memberikan informasi, dan semuanya yang kalian berikan

juga telah membantu mendewasakan penulis.

17.Semua pihak dan teman-teman yang tak tersebut yang telah membantu

memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

saran dan kritik dari pembaca, penulis harapkan demi kesempurnaan karya-karya

di masa mendatang. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 26 April 2013

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Definisi Operasional ... 12

(14)

E. Tujuan Penelitian ... 15

F. Manfaat Penelitian ... 16

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 17

A. Landasan Teori ... 17

1. Pengertian Loyalitas ... 17

2. Faktor-Faktor Yang Dapat Membangun Loyalitas Konsumen ... 22

3. Tujuh Tahap Menumbuhkan Pelanggan Yang Loyal ... 23

4. Mengukur Loyalitas Pelanggan ... 24

5. Harga ... 25

6. Kualitas ... 28

7. Pengertian Kualitas Produk ... 29

8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Produk ... 29

(15)

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumentasi ... 50

H. Teknik Analisis Data ... 57

1. Analisis Deskriptif ... 57

2. Analisis Uji Prasyarat ... 58

3. Uji Hipotesis ... 62

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 67

A. Riwayat Pendirian ... 67

B. Nokia di Indonesia ... 70

C. Visi dan Misi Nokia ... 71

D. Standar Penamaan Telepon Seluler Nokia ... 71

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 75

A. Hasil Penelitian ... 75

1. Analisis Deskriptif ... 75

2. Uji Prasyarat Analisis ... 83

3. Pengujian Hipotesis ... 87

B. Pembahasan ... 93

1. Harga Memiliki Kontribusi Positif Terhadap Loyalitas Konsumen ... 93

2. Kualitas Produk Berkontribusi Positif Terhadap Loyalitas Konsumen ... 95

3. Citra Merek Berkontribusi Positif Terhadap Loyalitas Konsumen ... 97

4. Harga, Kualitas Produk, dan Citra Merek Berkontribusi Positif Terhadap Loyalitas Konsumen ... 99

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 101

A. Kesimpulan ... 101

(16)

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Kisi-kisi Variabel Kualitas Produk ... 51

Tabel III.2 Kisi-kisi Variabel Citra Merek ... 51

Tabel III.3 Kisi-kisi Variabel Loyalitas Konsumen ... 51

Tabel III.4 Penilaian Butir Pertanyaan ... 52

Tabel III.5 Hasil Uji Coba Validitas Variabel Kualitas Produk ... 54

Tabel III.6 Hasil Uji Coba Validitas Variabel Citra Merek ... 54

Tabel III.7 Hasil Uji Coba Validitas Variabel Loyalitas Konsumen ... 55

Tabel III.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 56

Tabel V.I Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76

Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 76

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 77

Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku atau Pendapatan ... 77

Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tipe Telepon Seluler ... 78

Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Harga Telepon Seluler ... 78

(18)

Tabel V.9 Kategorisasi Variabel Citra Merek ... 81

Tabel V.10 Kategorisasi Variabel Loyalitas Konsumen ... 82

Tabel V.11 Hasil Uji Normalitas ... 84

Tabel V.12 Hasil Uji Linieritas ... 85

Tabel V.13 Hasil Uji Multikolinieritas ... 86

Tabel V.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 87

Tabel V.15 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ... 88

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN I (Kuesioner) ... 108

LAMPIRAN II (Data Induk) ... 114

LAMPIRAN III (Uji Validitas dan Reliabilitas) ... 127

LAMPIRAN IV (Analisis Uji Prasyarat) ... 130

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi,

berdampak sangat ketatnya persaingan dan cepatnya terjadi perubahan

lingkungan usaha. Produk-produk hasil manufaktur saat ini, begitu keluar dari

pabrik langsung berkompetisi dengan produk-produk dari seluruh penjuru

dunia. Dunia usaha pun harus menerima kenyataan bahwa pesatnya

perkembangan teknologi telah mengakibatkan cepat usangnya suatu barang

produksi, semakin singkatnya masa edar produk, serta semakin rendahnya

keuntungan.

Salah satu bisnis yang dianggap berprospek tinggi saat ini adalah bisnis

telekomunikasi, khususnya telepon seluler. Telepon seluler merupakan alat

komunikasi yang fleksibel dan sangat membantu bagi kehidupan manusia

sekarang ini, karena mudah di bawa kemana-mana dan praktis. Cakupan

pasarnya pun sangat luas. Dari masyarakat kelas atas sampai kelas bawah, dari

anak-anak, remaja hingga orang tua, bahkan dari level direktur sampai kuli dan

tukang ojek. Jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia menurut catatan

Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI) diperkirakan mencapai sekitar 180

juta penduduk, yang berarti 60 persen populasi di tanah air sudah memiliki

perangkat telekomunikasi, dan Indonesia masuk urutan ke-4 pengguna telepon

(21)

berbagai kegiatan di sosial media seperti: berkomunikasi ataupun melakukan

bisnis melalui facebook dan twitter misalnya yang paling umum dan banyak dimiliki orang.

Kini batasan-batasan wilayah tidak lagi menjadi berarti dengan telepon

selular. Selain kegiatan networking seperti di atas, dengan telepon selular manusia juga melakukan kegiatan entertain, seperti mendengarkan radio atau

pemutar musik, bermain permainan yang tersedia di telepon selular, menonton

televisi, mengabadikan momen-momen dengan mangambil gambar ataupun

merekamnya. Begitu banyak manfaat dan kemudahaan yang dapat diperoleh

dari hanya telepon selular saja.

Banyaknya produk telepon seluler yang dikeluarkan oleh perusahaan

telepon seluler menyebabkan persaingan dalam bisnis telepon seluler semakin

ketat. Bahkan kini hampir setiap bulannya perusahaan telepon seluler

mengeluarkan produk yang baru dengan teknologi yang semakin canggih.

Konsumen bisa memilih produk yang sesuai dengan keinginan mereka,

perusahaan telepon seluler juga terus melakukan inovasi agar konsumen tidak

meninggalkan produknya. Harga yang dipatok oleh setiap produsen juga tidak

jauh berbeda, atau berimbang. Dalam hal ini loyalitas pelanggan terhadap suatu

produk sangat penting bagi perusahaan untuk dapat bertahan dan meraih

keuntungan.

Kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting di sini

(22)

mengusahakan agar tiap konsumennya merasa puas. Produsen di sini dituntut

untuk selalu memahami perilaku dan selera konsumen yang cenderung

berubah-ubah, agar dapat memenuhi apa yang dibutuhkan konsumen. Karena

sekarang ini konsumen sangat kritis dan berhati-hati dalam membelanjakan

uang mereka.

Perusahaan diharuskan untuk terus berkreasi dan berinovasi sebaik

mungkin dalam menciptakan produk baru mereka, yang nantinya produk

tersebut bisa menjadi barang yang sesuai dengan harapan dan keinginan

konsumen. Dengan begitu konsumen akan merasa kebutuhannya dipenuhi

secara memuaskan. Karena, sekarang ini diyakini bahwa kunci utama

memenangkan persaingan adalah memberi nilai dan kepuasaan kepada

pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa yang baik, dan dengan harga

yang bersaing.

Konsumen mempertimbangkan banyak faktor dalam memilih merek

produk dan jasa. Banyaknya produk telepon seluler yang ditawarkan kepada

konsumen mengakibatkan kekuatan tawar mereka sebagai pembeli menjadi

besar. Ditengah persaingan yang semakin ketat, untuk dapat bertahan sebuah

perusahaan harus mampu memberikan nilai lebih kepada konsumen. Karena

pembeli memilih diantara beraneka ragam tawaran yang dianggap memberikan

nilai paling banyak (Kotler, 2005 : 13). Saat konsumen menghadapi berbagai

macam pilihan produk, merek, harga, dan penjual, ia akan memilih penawaran

(23)

Jika konsumen merasa puas, mereka akan memperlihatkan peluang

yang besar untuk melakukan pembelian ulang, karena pelanggan yang puas

cenderung untuk menjadi pelanggan yang loyal (Fandy, 1997). Konsumen

yang merasa puas kemudian akan menceritakan pengalamannya kepada orang

lain, dan mensarankan untuk membeli produk dari perusahaan yang telah

memuaskannya. Dengan demikian secara tidak langsung, menanamkan rasa

loyal kepada konsumen juga dapat digunakan sebagai sarana promosi.

Perusahaan harus dapat memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan

konsumen yang akan dibidiknya jika ingin mendapatkan loyalitas dari

konsumen. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

menjadi loyal terhadap suatu produk baik jasa maupun barang. Misalnya saja:

faktor perhatian (caring) dari perusahaan, perusahaan dapat melihat dan mengatasi segala kebutuhan, harapan, maupun permasalahan yang dihadapi

oleh pelanggan; faktor kepercayaan (trust), kepercayaan yang terjalin antara konsumen dengan produsennya; faktor perlindungan, yang diberikan

perusahaan seperti pelayanan, komplain, ataupun layanan purna jual sebagai

jaminan bahwa pelanggan tidak khawatir dalam melakukan transaksi dan

berhubungan lagi dengan perusahaan.

Loyalitas konsumen adalah sikap menyenangi terhadap suatu merek

yang dipresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu

sepanjang waktu (Sutisna, 2003:41). Apabila konsumen loyal terhadap merek

(24)

selamanya. Loyalitas konsumen dapat tercipta jika konsumen puas terhadap

produk telepon seluler dan atribut-atribut pendukung yang ditawarkan suatu

perusahaan telepon seluler, setelah membeli produk dan mengkonsumsi ulang

produk yang ditawarkan perusahaan. Tingkat loyalitas konsumen dapat dilihat

dari sering tidaknya pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Semakin

sering konsumen membeli produk yang ditawarkan perusahaan, semakin loyal

pula konsumen terhadap perusahaan yang menjual produk tersebut. Konsumen

yang loyal terhadap telepon seluler merek Nokia, akan terus menggunakan

merek tersebut saat memutuskan mengganti telepon selulernya. Merek Nokia

akan menjadi yang pertama kali ia lihat dan menjadi prioritasnya saat memilih

telepon seluler. Konsumen tersebut loyal terhadap telepon seluler merek Nokia

karena ia merasa puas akan merek ini secara keseluruhan atau whole packet, dan sukar untuk beralih ke merek lain. Maka dari itu, perusahaan hendaknya

menempatkan kepuasaan konsumen sebagai dasar dalam persaingan. Sehingga

tujuan agar perusahaan dan konsumen sama-sama diuntungkan, yaitu

konsumen merasa puas dengan layanan dan produk dari suatu perusahaan, dan

perusahaan mendapat pelanggan yang loyal dan tidak mudah tergiur berpindah

ke perusahaan lain dapat terwujudkan.

Harga merupakan faktor ekstrinsik sebagai fungsi pengganti kualitas

ketika pelanggan tidak memiliki informasi yang cukup mengenai atribut

intrinsik yang dimiliki suatu telepon seluler, maka pelanggan akan

(25)

yang terjangkau. Jika harga suatu telepon seluler lebih rendah dari “floor price”, kualitas dianggap rendah. Jika harganya lebih tinggi dari “ceiling price”, maka konsumen akan berpikir harga telepon seluler tersebut terlalu tinggi dibandingkan kualitasnya. Di bawah harga terendah dan di atas harga

tertinggi, persepsi konsumen tentang kualitas konstan; sehingga perubahan

harga tak begitu mempengaruhi persepsi kualitas. Diantara harga terendah dan

tertinggi, kenaikan harga umumnya akan mendorong peningkatan persepsi

kualitas.

Kualitas produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di pasar

sasaran (target market) di mana kemampuannya memberikan manfaat dan

kepuasan, termasuk hal ini adalah benda, jasa, organisasi, tempat, orang dan

ide. Dalam hal ini perusahaan telepon seluler memusatkan perhatian mereka

pada usaha untuk menghasilkan telepon seluler yang unggul dan terus

menyempurnakan. Produk yang berkualitas tinggi merupakan salah satu kunci

sukses perusahaan. Memperbaiki kualitas produk ataupun jasa merupakan

tantangan yang penting bagi perusahaan bersaing di pasar global. Perbaikan

kualitas produk akan mengurangi biaya dan meningkatkan keunggulan

bersaing, bahkan lebih jauh lagi, kualitas produk yang tinggi menciptakan

keunggulan bersaing yang bertahan lama. Oleh karena itu kualitas digambarkan

oleh Feigenbaum (dalam Reeves dan Bednar, 1994) sebagai faktor penting

yang mendorong pertumbuhan ekonomis perusahaan-perusahaan di manapun

(26)

Dalam dunia industri, istilah merek menjadi salah satu kata yang

popular dalam kehidupan sehari-hari. Menurut American Marketing Association (Kotler, 2000) merek adalah nama, istilah, tanda, simbol rancangan, atau kombinasi yang dapat mengidentifikasi barang atau jasa dari

seseorang atau sekelompok penjual agar dapat membedakan produk tersebut

dari produk pesaing. Dari sekian banyak merek telepon seluler yang ada di

pasaran, masing-masing merek akan dipersepsikan secara berbeda oleh

konsumen dalam bentuk citra merek yang akan mengantarkan konsumen pada

kesimpulannya atas merek telepon seluler tersebut. Citra merek sendiri

merupakan keyakinan akan suatu gambaran yang memberi kesan kepada

konsumen terhadap produk telepon seluler nokia. Semakin kuat citra merek

suatu produk telepon seluler, semakin kuat daya tariknya di mata konsumen

untuk termotivasi memilih produk telepon seluler tersebut.

Nokia sebagai merek telepon seluler yang telah lama dan pernah

merajai pasar telepon seluler di Indonesia mampu menjadikan produknya

sebagai favorit dari konsumen pengguna telepon seluler, karena Nokia

memiliki kelebihan yang produk telepon seluler lain tidak miliki. Misal dalam

harga, kelengkapan produk, dan pelayanan. Ada beberapa merek-merek

telepon seluler pesaing Nokia yang ada di pasaran antara lain : Sony Ericsson,

Samsung, Siemens, Motorola, Phillips, LG, HT, dan masih banyak lagi

merek-merek lain yang terus bersaing namun dapat dikatakan belum dapat menyaingi

(27)

Namun kini, produsen telepon seluler global Nokia sedang dirundung

tren negatif. Nokia merugi dalam jumlah besar pada kuartal pertama tahun ini.

Pasar Nokia makin tergerus oleh kehadiran sejumlah kompetitor kuat seperti

Samsung dan Apple. Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan teknologi

yang pesat menghadirkan Smartphone yang dipelopori oleh BlackBerry, Iphone, kemudian muncul sistem operasi terbuka (Android) yang digunakan beberapa merek terkemuka seperti Samsung, LG, dan Sony misalnya yang

menawarkan fitur-fitur yang sangat menarik dengan banyak keuntungan yang

semakin mempermudah manusia dalam melakukan kehidupan sosial.

Nokia sejauh ini memang terus melakukan inovasi, yaitu dengan

meninggalkan sistem operasi Symbian dan memasang Windows di telepon seluler pintar mereka, Lumia. Lumia dirilis ke pasar pada Oktober 2011.

Telepon seluler ini diluncurkan dengan fokus pemasarannya yang membidik

kalangan anak muda khususnya pecinta sosial media, karena telepon seluler ini

dilengkapi dengan fitur sosial media yang terintegrasi dengan media

entertaimen dan desain fashionable dengan pilihan warna yang menarik. Nokia Lumia 610 yang baru, diperkenalkan pertengahan tahun 2012 ini. Telepon

seluler pintar ini berbasis operating system Windows Phone 7.5 Mango. Telepon seluler ini dibekali kamera 5 mega piksel ditambah koneksi data

dengan kecepatan 7,2 Mbps. Telepon seluler ini dibanderol harga Rp 2,25 juta.

Namun, oleh para analisis, kinerja penjualan Lumia dinilai tidak

(28)

ini tidak cukup membuahkan hasil dan tidak mampu memperbaiki

katerpurukan keuangan Perusahaan Nokia. Kerugian Nokia pada kuartal

pertama yang dicatat mencapai US$ 1,2 miliar atau Rp 11 triliun meningkat

pada kuartal kedua sebesar Rp 16,2 triliun. Akibat dari persaingan ketat dan

memburuknya kondisi keuangan perusahaan, Nokia mengumumkan

rencananya untuk menutup pabriknya di Salo, Finlandia. Penutupan pabrik ini

ternyata bukan satu-satunya langkah restrukturisasi terkait buruknya kondisi

keuangan. Nokia terpaksa harus memangkas Divisi Research and Development

yang ada di China, menginformasikan rencana mengurangi 3.700 pekerja di

Finlandia, dan juga menyatakan akan melakukan pemangkasan 10.000

pekerjanya secara global, mengingat kerugian perusahaan pada kuartal II lebih

besar dari harapan.

Berikut urutan 10 telepon seluler terlaris di Indonesia selama periode

2012-2013 adalah sebagai berikut:

• Samsung Galaxy Note 5.3 inci (Android)

Samsung seri ini biasa dikatakan sebagai smartphone terbesar

atau tablet terkecil yang pernah ada di pasaran, keunggulannya

antara lain performanya cepat, screen resolusinya tinggi, baterai bisa

diandalkan, kamera tajam, segera mendapat update Android ke Ice

(29)

• Apple iPhone 4s

Keunggulannya memiliki profesor yang lebih cepat dan

kamera yang lebih baik (8 MP) dibandingkan pendahulunya (iPhone

4), menjalankan iOS 5 dan dukungan voice assistant siri.

• Samsung Galaxy W (Android)

Performa dan desainnya yang sederhana namun nyaman di

tangan dengan ukuran screen 3.7 inci, kamera 5 MP, memori internal

4 GB, serta koneksi 3G.

• Samsung Galaxy S II (Android)

Telepon seluler ini memiliki performa super cepat, layar

super Amoled Plus 4.3 inci, ringan, kamera berkualitas, TouchWiz

interface.

• Blackberry Bold 9900

Telepon seluler ini memiliki keunggulan bodinya yang tipis,

Qwerty keyboard terbaik di kelasnya, baterai bisa diandalkan,

kamera dan display sangat baik.

• Nokia Lumia 800 (Windows Phone)

Keunggulannya adalah desain bodi menarik, kamera super

cepat, Nokia drive untuk navigasi turn-by-turn gratis.

• Samsung Galaxy Ace (Android)

Telepon seluler ini merupakan android smartphone dengan

(30)

• Nokia Lumia 710 (Windows Phone)

Telepon seluler ini didesain sama dengan Lumia 800, tapi

dengan harga yang lebih murah.

• Nokia Asha 300

Telepon seluler ini memiliki capacitive touchscreen dan

numerickeyboard, dengan konektivitas 3.5G, kamera 5MP.

• Sony Erricson Xperia Ray (Android)

Telepon seluler ini sangant ringan (100 gram), FWVGA

resolusi screen dengan 297ppi, baterai bagus, camera shutter super cepat.

Kendati kini tak lagi menjadi produsen telepon seluler dengan

keuntungan besar, Nokia masih merajai pasar telepon seluler fitur di Indonesia

pada kuartal 2 tahun 2012. Nokia seri X, Asha dan Lumia mendapat reaksi

positif dari pasar. Meskipun banyak merek baru bermunculan terutama untuk

penjualan feature phone. Hal ini mungkin disebabkan penjualan telepon seluler bekas dari merek ini sangatlah tinggi. Sehingga konsumen lebih memilih

Nokia.

Hal ini yang mendorong saya sebagai penulis ingin menganalisis

bagaimana harga, kualitas, dan merek dapat memberikan kontribusi terhadap

(31)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada maka dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa besar kontribusi harga terhadap loyalitas pengguna telepon

seluler Nokia?

2. Seberapa besar kontribusi kualitas produk terhadap loyalitas pada

pengguna telepon seluler Nokia?

3. Seberapa besar kontribusi citra merek terhadap loyalitas pada pengguna

telepon seluler Nokia?

4. Seberapa besar kontribusi harga, kualitas produk, dan citra merek terhadap

loyalitas pada pengguna telepon seluler Nokia?

C. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam

(32)

1. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu :

a. Variabel Bebas X1 = Harga

X2 = Kualitas Produk

X3 = Citra Merek

b. Variabel Terikat

Y = Loyalitas Konsumen

2. Definisi Operasional Variabel

a. Harga

Harga adalah biaya yang dikeluarkan oleh seseorang untuk

membeli telepon seluler merek nokia sesuai yang diharapkannya.

Indikatornya adalah harga produk tersebut. Harga telepon seluler Nokia

di sini, disesuaikan dengan harga di pasar sesuai waktu dilaksanannya

penelitian.

b. Kualitas Produk

Kualitas produk adalah keadaan fisik, fungsi, sifat, dan

X1

X2

X3

(33)

memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan, sesuai

dengan nilai uang yang telah dikeluarkan. Indikatornya meliputi kinerja,

ciri atau keistimewaan, kehandalan produk, kesesuaian dengan

spesifikasi, daya tahan, estetika, dan mutu yang dipersepsikan.

Keseluruhan indikator diukur dengan skala Likert, jika skala yang dipilih

semakin tinggi, menandakan kualitas produk memiliki kontribusi

terhadap loyalitas konsumen

c. Citra Merek

Citra merek adalah penilaian atau persepsi konsumen mengenai

merek nokia secara rasional dan emosional, atau kepercayaan terhadap

merek nokia, dan bagaimana pandangan konsumen tentang merek nokia.

Indikatornya meliputi: popularitas, kepribadian, dan pemakai.

Keseluruhan indikator diukur dengan skala Likert, jika skala yang dipilih

oleh konsumen tinggi menunjukkan bahwa citra merek berkontribusi

terhadap loyalitas konsumen.

d. Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen adalah kesetiaan yang ditunjukkan konsumen

yang merasa senang dan bangga terhadap produk telepon seluler Nokia

sehingga konsumen menggunakan produk tersebut secara terus-menerus.

Indikatornya meliputi: lama menggunakan produk telepon seluler Nokia,

dan komitmen. Keseluruhan indikator diukur dengan skala Likert, jika

(34)

Dipilihnya keempat variabel tersebut diatas karena adanya banyak hasil

penelitian yang tidak konsisten, karena antara penelitian satu dengan yang lain

menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda sehingga, peneliti membuktikan

kembali faktor-faktor yang berkontribusi kepada loyalitas konsumen.

D. Batasan Masalah

1. Responden pada penelitian ini adalah konsumen pengguna telepon seluler

nokia secara acak, yakni anak sekolah SMP atau SMA, mahasiswa, dan

orang umum (usia dewasa).

2. Konsumen yang dapat dinyatakan sebagai konsumen loyal adalah yang

memiliki tiga kriteria, yaitu konsumen menggunakan telepon seluler nokia

berdasarkan keinginannya sendiri; konsumen hanya menggunakan telepon

seluler merek nokia; lama waktu menggunakan telepon seluler nokia adalah

lebih dari satu tahun.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui besarnya kontribusi harga terhadap loyalitas pada

pengguna telepon seluler Nokia.

2. Untuk mengtahui besarnya kontribusi kualitas terhadap loyalitas pada

pengguna telepon seluler Nokia.

3. Untuk mengetahui besarnya kontribusi citra merek terhadap loyalitas pada

pengguna telepon seluler Nokia.

(35)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Perusahaan

Sebagai tambahan informasi tentang alasan konsumen yang masih

loyal dengan merek nokia, dan juga keluhan konsumen serta harapan

mereka terhadap telepon seluler nokia di masa yang akan datang.

2. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan dibidang

pemasaran, khususnya loyalitas konsumen terhadap telepon seluler Nokia,

dan dapat mengalokasikan teori yang di dapat ke kehidupan nyata saat

penulis menjalankan bisnis pribadi.

3. Bagi Pihak Lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk

menambah pengetahuan dan sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan

(36)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

1. Pengertian Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen terjadi karena ada hubungan harmonis antara

pelanggan dengan perusahaan dan hubungan harmonis ini tercipta karena

adanya kepuasan konsumen. Menurut Assel (1992 : 187) loyalitas

konsumen ditandai dengan adanya pembelian kembali karena adanya

komitmen untuk yakin terhadap merek atau perusahaan karena kepuasan

akan menimbulkan loyalitas konsumen. Loyalitas terhadap suatu merek

menggambarkan perilaku dari proses pengambilan keputusan dan tindakan

pembelian yang dilakukan, di mana hal tersebut memiliki kaitan dengan

proses pembelajaran.

Terdapat dua indikator yang merupakan dimensi sikap dari loyalitas

konsumen:

a. Lama penggunaan

Lama waktu pengguna dikatakan loyal terhadap suatu pilihan

produk adalah lebih dari satu tahun. Hal ini di karenakan dalam satu

tahun saja, perusahaan telepon seluler (khususnya) dapat meluncurkan

(37)

b. komitmen

Konsumen memiliki suatu ikatan terhadap suatu produk dan

hanya menggunakan salah satu pilihan produk telepon seluler dari

banyaknya pilihan dalam satu kategori produk.

Kesetiaan pelanggan adalah aset yang bernilai strategik, maka

peneliti perilaku konsumen tertarik untuk mengembangkan dan

memformulasikan konsep beserta pengukurannya. Masalah pokok yang

timbul bagi para peneliti adalah bagaimana mendefinisikan istilah

kesetiaan, apakah istilah tersebut dikaitkan dengan prilaku konsumen

ataukah sikap konsumen. Pada awal perkembangannya kesetiaan

pelanggan lebih dikaitkan dengan perilaku. Ini dapat dilihat dari teori

belajar tradisional (Classical dan Instrumental Conditioning) yang cenderung melihat kesetiaan dari aspek perilaku. Konsumen dianggap

mempunyai kesetiaan terhadap suatu merek tertentu jika ia telah membeli

merek yang sama tersebut sebanyak tiga kali berturut-turut. Kendalanya

adalah kesulitan dalam membedakan antara yang benar-benar setia

dengan yang palsu meskipun perilakunya sama.

Hampir sama dengan konsep kesetiaan dari teori belajar

tradisional, Jacoby dan Keyner dalam Dharmesta (1999) mendefinisikan

(38)

more alternative brands out of set of such brands and is (6) a fuction of psychological (e.i. decission making evaluative) processes”.

Berdasarkan definisi tersebut, terdapat empat unsur karakteristik

pelanggan.

1) Kesetiaan pelanggan dipandang sebagai kejadian non random. Maksutnya adalah apabila pelanggan mengetahui manfaat dari

merek-merek tertentu dan manfaat ini sesuai dengan kebutuhannya, maka

dapat dipastikan ia akan setia terhadap merek tersebut.

2) Kesetiaan terhadap merek merupakan respon perilaku yang

ditunjukkan sepanjang waktu selama memungkinkan. Respon perilaku

ini menggambarkan adanya komitmen atau keterlibatan terhadap

merek tertentu sepanjang waktu. Dalam hal ini apabila konsumen

memandang merek tersebut memili arti penting bagi dirinya, biasanya

jenis produk yang berhubungan dengan konsep diri, maka kesetiaan

akan menjadi lebih kuat.

3) Kesetiaan terhadap merek dikarakteristikkan dengan adanya proses

pengambilan keputusan yang melibatkan alternatif-alternatif merek

yang tersedia. Konsumen memiliki looked set, yaitu merek-merek tertentu yang turut diperhitungkan berkaitan dengan keputusan

pembelian. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan konsumen

(39)

4) Kesetiaan terhadap merek melibatkan fungsi dari proses-proses

psikologis yang menunjukkan bahwa ketika pelanggan setia terhadap

merek-merek tertentu, pelanggan secara aktif akan memilih merek,

terlibat dengan merek dan mengembangkan sikap positif terhadap

merek.

Kini konsep kesetiaan pelanggan yang dalam perkembangan

awalnya lebih menitikberatkan pada aspek perilaku, dikembangkan lebih

luas lagi dengan melibatkan dimensi sikap dan perilaku. Konsep ini

dikembangkan oleh Basu (1994), kesetiaan dipandang sebagai hubungan

antara sikap relatif dengan perilaku pembelian ulang. Pandangan yang

mendasarkan antara sikap perilaku ini amat bermanfaat bagi pemasar.

Pertama, dari segi validitas akan lebih baik, terutama dapat digunakan untuk memprediksi apakah kesetiaan yang terlihat dari perilaku

pembelian ulang terjadi karena memang sikapnya yang positif (senang)

terhadap produk tersebut ataukah hanya karena situasi tertentu yang

memaksa (spurious loyalty). Kedua, memungkinkan pemasar melakukan identifikasi terhadap faktor yang dapat menguatkan atau melemahkan

konsisten kesetiaan.

Loyalitas akan berkembang mengikuti tiga tahap yaitu tahap

kognitif, afektif dan konatif. Konsumen akan loyal lebih dulu pada aspek

kognitifnya, kemudian aspek afektif dan akhirnya pada aspek konatif

(40)

1) Kognitif

Dalam hal ini unsur-unsur dari aspek kognitif yang berupa

pikiran dan segala proses yang terjadi di dalamnya yang mencakup

accesibility, confidence, centrality dan kejelasan mengenai sikap terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap kesetiaan

pelanggan. Pelanggan yang dapat mengingat dengan mudah nama

produk dan yakin bahwa produknya sesuai dengan sistem nilai yang

dianutnya akan cenderung lebih bersikap positif dan hal ini penting

sekali bagi terbentuknya kesetiaan pelanggan.

2) Afektif

Kondisi emosional (perasaan) pelanggan yang merupakan

komponen dari sikap akan membentuk kesetiaan pelanggan. Aspek

dari perasaan ini meliputi emosi suasana hati dan kepuasan yang

didapatkan setelah menggunakan produk, akan membentuk kesetiaan

pelanggan.

3) Konatif

Kondisi merupakan kecenderungan yang ada pada pelanggan

untuk melakukan tindakan tertentu. Ada tiga faktor yang

mempengaruhi kecenderungan pelanggan untuk berperilaku yang

menunjukkan kesetiaan terhadap suatu merk yaitu biaya peralihan,

(41)

Norma-norma sosial berisi batasan tentang apa yang boleh dan tidak boleh

dilakukan pelanggan yang berasal dari lingkungan sosialnya (teman,

keluarga, tetangga dan lain-lain) memiliki pengaruh yang kuat dalam

pembentukan kesetiaan pelanggan. Seorang pelanggan dapat dengan

tiba-tiba menghentikan pembelian ulang suatu merek tertentu atau

enggan menyampaikan aspek positif dari merek tertentu karena teman

dekatnya kurang menerima merek tersebut. Sedangkan faktor

situasional yang merupakan kondisi yang relatif sulit dikendalikan

oleh pemasar dalam kondisi tertentu memiliki pengaruh yang cukup

besar. Konsep kesetiaan pelanggan yang mengkaitkan antara sikap

dan perilaku ini hingga sekarang dianggap lebih komprehensif dan

lebih bermanfaat bagi pemasar. Karena itu pengukuran mengenai

kesetiaan pelanggan sebaiknya menggunakan aspek sikap dan perilaku

sebagai parameternya.

2. Faktor-faktor yang dapat membangun loyalitas konsumen:

a. Care Service

Pelayanan didasarkan pada kebutuhan pasar yang utama. Dari situ

hubungan pelanggan dibangun karena pelayanan inti yang memuaskan,

(42)

b. Customizing the Relationship

Perusahaan sangat fleksibel dalam memperoleh keuntungan, karena

masing-masing perusahaan mempunyai pelanggan yang berbeda dan

dengan masalah yang berbeda pula.

c. Service Augmentation

Pelayanan plus yang menjadi ciri khas dari perusahaan.

d. Relationship Pricing

Harga sangat mempengaruhi orang untuk membeli barang. Perusahaan

dapat memberi potongan-potongan bagi pelanggan sebagai wujud

perhatian.

e. Internal Marketing

Perusahaan mampu mengelola karyawannya agar mengerti dengan

sungguh-sungguh prinsip pemasaran dan melaksanakannya dalam tugas.

3. Tujuh tahap menumbuhkan pelanggan yang loyal menurut (Griffin,

2003:35), yaitu :

a. Masyarakat adalah orang yang mungkin membeli produk atau jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan.

b. Konsumen adalah orang yang membutuhkan produk atau jasa dan

memiliki kemampuan membeli produk atau jasa yang ditawarkan

(43)

c. Konsumen yang didiskualifikasi adalah konsumen yang telah cukup

dipelajari untuk mengetahui bahwa mereka tidak membutuhkan atau

tidak memiliki kemampuan membeli produk atau jasa.

d. Pelanggan pertama kali adalah orang yang telah membeli dari satu kali,

bisa merupakan pelanggan atau bisa menjadi pelanggan pesaing.

e. Pelanggan berulang adalah orang yang telah membeli dua kali atau lebih

produk atau jasa yang sama.

f. Klien adalah orang yang membeli apapun yang dijual dan dapat ia

gunakan, orang ini membeli secara teratur.

g. Penganjur (advocate) adalah seperti klien atau pendukung membeli apapun yang dijual dan dapat ia gunakan serta membelinya secara teratur.

Tetapi penganjur juga mendorong orang lain untuk membeli dari anda.

4. Mengukur loyalitas pelanggan

Menurut Storm dan Thiry (dalam Griffin, 2003:31) pelanggan yang

loyal :

a. Frekuensi melakukan pembelian atau kunjungan berulang secara teratur

dalam periode tertentu.

b. Membeli antar lini barang atau jasa.

c. Merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan barang atau

jasa.

(44)

Model pengukuran dan loyalitas pelanggan secara sederhana dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Model Pengukuran Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan.

5. Harga

Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditimbang beberapa

barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah

produk dan pelayanan yang menyertainya (Kotler dan Keller, 2007).

Variabel ini merupakan hal yang dapat dikendalikan dan menentukan

diterima atau tidaknya suatu produk oleh konsumen. Harga semata-mata

tergantung pada kebijakan perusahaan tetapi tentu saja dengan

mempertimbangkan berbagai hal.

Murah atau mahalnya harga suatu produk sangat relatif sifatnya.

Oleh karena itu, perlu dibandingkan terlebih dahulu dengan harga produk

serupa yang diproduksi atau dijual oleh perusahaan lain. Dengan kata lain,

perusahaan harus selalu memonitor harga yang ditetapkan oleh para

Expectations

Perceived Performanc

Customer Satisfaction

Loyalty

Switching Barriers

(45)

pesaing, agar harga yang ditentukan oleh perusahaan tersebut tidak terlalu

tinggi atau sebaliknya.

Bagi perusahaan, penetapan harga bukan merupakan pekerjaan yang

mudah. Seringkali perusahaan menetapkan harga terlalu berorientasi pada

biaya dan kurang meninjau perubahan pasar. Prosedur penetapan harga ini

untuk masing-masing perusahaan berbeda-beda. Pada perusahaan kecil,

harga ditetapkan oleh manajemen puncak, sedangkan pada perusahaan besar

penetapan harga bisa ditangani oleh manajer devisi atau manajer

pemasaran/penjualan.

Suatu harga ditetapkan pada umumnya bertujuan untuk:

a. Meningkatkan penjualan,

b. Mempertahankan dan memperbaiki market share,

c. Menstabilkan harga,

d. Mengembalikan investasi, dan

e. Mencapai laba maksimum.

Selain beberapa hal di atas, tujuan penetapan harga di antaranya

adalah:

a. Suatu sasaran memaksimalkan keuntungan

b. Suatu sasaran hasil target merupakan tujuan yang berorientasi pada

keuntungan yang umum di mana perusahaan menetapkan harga untuk

(46)

c. Suatu sasaran yang berorientasi pada penjualan yang menyatakan bahwa

perusahaan berusaha memperoleh beberapa tingkat penjualan akan

bagian pasar tanpa menghubungkan dengan keuntungan.

d. Mempertahankan atau meningkatkan bagian pasar, perusahaan

memusatkan bagian pasarnya.

Penetapan harga bagi perusahaan perdagangan yang membeli

barang jadi dan menjualnya dalam bentuk yang sama tidak serumit seperti

pada perusahaan industri yang memproses bahan mentah sampai produk

jadi. Pada perusahaan perdagangan, harga bisa ditetapkan dari harga beli

tiap kesatuan produk, ditambah biaya penyimpanan dan biaya distribusi

produk. Selanjutnya jumlah tersebut ditambah dengan suatu persentase

keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan.Sedangkan dalam perusahaan

industri, maka penetapan harga jual produk biasanya didasarkan pada

perhitungan pokok pembuatan produk mulai saat bahan mentah sampai

barang jadi, ditambah persentase keuntungan yang diinginkan perusahaan.

Indikator yang digunakan untuk mengukur Harga sebagai variabel

adalah: harga produk tersebut yang berarti nilai dari produk telepon seluler

Nokia yang digunakan sesuai harga pasar.

Bagi pelanggan harga merupakan hal yang penting karena mampu

membuat pelanggan dari pasar industri memperoleh keuntungan. Biong

(1993) mengutarakan bahwa produk yang mampu memberikan keuntungan,

(47)

memungkinkan pengguna memperoleh margin keuntungan yang lebih

tinggi.

Harga merupakan faktor ekstrinsik sebagai fungsi pengganti kualitas

ketika pelanggan tidak memiliki informasi yang cukup mengenai atribut

intrinsik sehingga pelanggan menggunakan harga untuk menduga kualitas

ketika hanya hargalah yang diketahui. Namun ketika kualitas produk secara

intrinsik diketahui maka dugaan ini kurang meyakinkan (Zeithami, 1988).

Chapman (1986); Mazumdar (1986); Monroe dan Krishnan (1985) dalam

Zeithami (1988) menyatakan bahwa harga adalah pengorbanan pelanggan

untuk mendapatkan produk atau jasa yang diinginkan. Zhang (2001)

menyatakan bahwa persaingan membuat dunia usaha berusaha untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan dengan harga yang rendah.

6. Kualitas

Kualitas telah menjadi harapan dan impian bagi semua orang baik

konsumen maupun produsen. Menurut Davis (dalam Yamit, 2005:8)

kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang beruhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan.

Pendekatan yang dikemukakan oleh Davis ini menegaskan bahwa

kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan

(48)

lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang

berkualitas tanpa melalui manusia dan proses berkualitas.

7. Pengertian Kualitas Produk

Perusahaan selalu berusaha memuaskan konsumen mereka dengan

menawarkan produk berkualitas. Produk yang berkualitas adalah produk

yang memiliki manfaat bagi pemakainya (konsumen). Seseorang yang

membutuhkan suatu produk akan membayangkan manfaat apa saja yang

bisa diperoleh dari yang akan dipergunakan. Manfaat suatu produk

merupakan konsekuensi yang diharapkan konsumen ketika membeli dan

menggunakan suatu produk.

Menurut Kotler (2007), kualitas produk merupakan ciri dan

karakteristik suatu barang atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya

untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Produk yang berkualitas tinggi sangat diperlukan agar keinginan

konsumen dapat dipenuhi. Keinginan konsumen yang terpenuhi sesuai

dengan harapannya akan membuat konsumen menerima suatu produk

bahkan bisa sampai membuat konsumen loyal terhadap produk tersebut.

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk

Secara umum faktor yang memengaruhi kualitas produk tersebut

dapat dikelompokkan menjadi dua hal, yaitu:

(49)

b. Faktor yang berkaitan dengan human resources, yaitu operator, mandor dan personal lain dari perusahaan.

Faktor terpenting bagi perusahaan adalah pada manusia (sumber

daya manusia), karena dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi

perusahaan dapat menciptakan suatu produk yang berkualitas tinggi pula.

Dipandang dari sisi konsumen Juran (dalam Prawirosentono, 2007:5)

berpendapat bahwa kualitas (mutu produk) berkaitan dengan enaknya

barang tersebut digunakan. Artinya, bila suatu barang secara layak dan baik

digunakan berarti barang tersebut bermutu baik.

Dipandang dari sisi produsen, ternyata pengertian kualitas lebih

rumit, karena menyangkut berbagai segi, sebagai berikut:

a. Merancang produk,

b. Memproduksi secara baik sesuai dengan rencana,

c. Mengirim produk ke konsumen dalam konsisi baik,

d. Pelayanan yang baik kepada konsumen.

Jadi, ditinjau dari produsen definisi kualitas sebagai berikut, kualitas

suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk

bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan

memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan. Dimensi kualitas

(50)

Tjiptono dan Diana, 2003:24) berpendapat bahwa kualitas mempunyai dua

aspek utama, yaitu:

a. Ciri-ciri produk yang memenuhi permintaan pelanggan

Kualitas yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan

meningkatkan kepuasan pelanggan, membuat produk laku terjual, dapat

bersaing dengan pesaing, meningkatkan pangsa pasar dan volume

penjualan serta dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.

b. Bebas dari kekurangan

Kualitas yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat mengurangi

tingkat kesalahan, mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan,

mengurangi pembayaran biaya garansi, mengurangi ketidakpuasan

pelanggan, mengurangi inspeksi dan pengujian, mengurangi waktu

pengiriman produk ke pasar, menigkatkan hasil dan kapasitas serta

memperbaiki kinerja penyampaian produk dan jasa.

Berdasarkan dari dua aspek kualitas di atas dapat disimpulkan

bahwa penggunaan produk yang berkualitas tidak hanya menguntungkan

konsumen tetapi juga bermanfaat bagi perusahaan. Tersedianya

fasilitas-fasilitas yang memadai dengan kondisi yang baik dan kinerja karyawan

dalam memberikan pelayanan pada konsumen akan menciptakan

(51)

Berdasarkan pada perspektif kualitas, maka Indikator yang dapat

digunakan untuk mengevaluasi kualitas produk menurut Tjiptono (2007)

meliputi:

1) Kinerja (performance) karakteristik operasi dari produk inti (core product) yang dibeli.

2) Ciri-ciri atau keisitimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.

3) Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.

4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi

standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

5) Daya tahan (durability) yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan mencakup umur teknis maupun umur

ekonomis penggunaan produk.

6) Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

7) Mutu yang dipersepsikan (perceives quality) yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

9. Merek

Merek adalah salah satu atribut yang penting dari sebuah produk

(52)

alasan dimana memberikan merek pada suatu produk berarti memberikan

nilai tambah produk tersebut.

Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu

merupakan identitas untuk membedakan dari produk-produk yang

dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk tertentu

akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan akan memudahkan pada saat

pembelian ulang produk.

Tujuan perusahaan adalah menciptakan pembelian ulang konsumen

terhadap produk yang dihasilkannya dan pemberian merek memberikan

kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang baik dengan konsumen.

Dengan demikian hubungan itu diharapkan dapat menghasilkan pangsa

pasar (market share) yang lebih besar dan meningkatkan kemampuan menghasilkan keuntungan.

Merek merupakan atribut produk yang dianggap penting terutama

dalam menumbuhkan persepsi yang positif dan konsumen akan percaya

setelah menilai atribut yang dimiliki suatu merek. Persepsi positif dan

kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tersebut akan menciptakan

citra merek, yang merupakan salah faktor yang mempengaruhi minat untuk

membeli.

(53)

of competitors”. Sedangkan menurut Tjiptono (2001:104) merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, warna, gerak, atau kombinasi

atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan indentitas

dan diferensiasi terhadap produk asing.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa semua definisi

mempunyai pengertian yang sama mengenai merek. Pada dasarnya merek

terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang dapat diucapkan yaitu nama merek,

dan bagian yang dapat dikenali tapi tidak dapat diucapkan yaitu tanda

merek. Selain itu ada merek dagang dan hak cipta yang merupakan bagian

dari merek yang dilindungi hukum. Merek dapat dikatakan sebagai janji

penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan, manfaat tertentu

kepada konsumen. Merek yang baik akan menunjang suatu jaminan

kualitas. Tetapi lebih dari itu, merek merupakan simbol yang kompleks.

Ada 3 indikator yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Popularity, merek yang memiliki reputasi tertentu di benak masyarakat (konsumen), bisa positif dan juga negatif.

b. Personality, merek yang memproyeksikan suatu kepribadian tertentu bagi penggunanya. Diharapkan dengan merek , kepribadian si pengguna

akan tercermin bersamaan dengan merek yang digunakannya.

c. User, merek menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut, itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang

(54)

10. Karakteristik dan Manfaat Merek

Setiap perusahaan tentu menginginkan merek produknya unggul

dalam bersaing dengan merek produk pesaing yang beredar di pasaran,

sehingga kemudian produknya akan mendapat tempat di dalam benak

konsumen. Untuk itu sebuah merek harus memenuhi beberapa

karakteristik seperti yang disebutkan oleh Kotler (2000:470) :

a. Merek harus menyatakan sesuatu tentang manfaat produk.

b. Merek harus menyatakan kualitas produk seperti tindakan atau warna.

c. Merek harus mudah diucapkan, dikenal dan diingat.

d. Merek harus berbeda dan khas.

e. Merek tidak berarti buruk di negara dan bahasa lain.

Sebuah merek yang baik harus memiliki karakteristik yang

disebutkan di atas, meskipun pada kenyataannya tidak semua karakteristik

itu dapat dipenuhi dalam sebuah merek, tetapi bagaimanapun perusahaan

harus berusaha untuk memenuhi karakteristik tersebut

11. Tujuan Merek

Penggunaan merek mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

a. Sebagai indentitas perusahaan yang membedakannya dengan produk

pesaing sehingga konsumen mudah untuk mengenali dan melakukan

pembelian ulang.

(55)

c. Untuk membina citra yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan,

kualitas, serta citra prestis tertentu terhadap konsumen.

d. Untuk mengendalikan dan mendominasi pasar, artinya dengan

membangun merek yang terkenal, image yang baik dan dilindungi oleh hak eksklusif berdasarkan hak cipta/paten, maka perusahaan dapat

meraih dan mempertahankan loyalitas konsumen.

12. Citra Merek (Brand Image)

Citra merek merupakan hasil penilaian persepsi konsumen

terhadap suatu merek baik itu positif atau negatif. Citra merek yang baik

akan mempunyai dampak yang menguntungkan bagi perusahaan,

sedangkan citra merek yang buruk akan merugikan perusahaan. Hal ini

berdasarkan pada pertimbangan atau menyeleksi dengan membandingkan

perbedaan yang terdapat pada beberapa merek, sehingga merek yang

penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih. Maka konsumen

akan memiliki penilaian yang lebih baik pada merek tersebut.

Kotler (Simamora, 2004:63) mendefinisikan citra merek sebagai

seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang

terhadap suatu merek. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap

suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut.

Citra merek mempersentasikan keseluruhan persepsi terhadap

(56)

merek itu. Menurut Kotler (1997;259) mendefiniskan citra adalah

“persepsi masyarakat terhadap perusahaan dan produknya”.

Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap berupa keyakinan

terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra merek positif lebih

memungkinkan untuk melakukan pembelian, oleh karena itu kegunaan

dari iklan adalah untuk membangun citra positif terhadap merek tersebut.

Ada beberapa pengertian citra merek dari beberapa ahli. Menurut

Kotler (2000:180) “The set of beliefs about a particular brand is known as the brand image”. Sedangkan menurut J.Paul Peter dan Jerry C. Olson yang dialihbahasakan oleh Sihombing (2000:44) “Citra merek terdiri dari

pengetahuan dan kepercayaan terhadap ciri merek, konsekuensi

penggunaan merek, dan situasi pemanfaatan yang tepat, di samping

evaluasi, perasaan dan emosi sehubungan dengan suatu merek”.

Menurut Kanuk (2000:193), Brand image adalah sekumpulan asosiasi mengenai suatu merek yang tersimpan dalam benak atau ingatan

konsumen. Mereka juga menyebutkan faktor-faktor pembentuk citra merek

adalah sebagai berikut:

a. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualiatas produk barang yang

ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

b. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau

kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang

(57)

c. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk

barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

d. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani

konsumennya.

e. Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi

yang mungkin dialami oleh konsumen.

f. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau

banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk

mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka

panjang.

g. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan,

kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari

produk tertentu.

Garry Hamel dan C.K. Prahalad (1994:258) berpendapat bahwa

brand merupakan banner yang dapat digunakan untuk memayungi semua produk yang menggunakannya. Ada empat hal pokok yang harus

diperhatikan dalam sebuah merek, yaitu:

a. Recognition, yaitu tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen. Jika sebuah merek tidak dikenal maka produk dengan merek tersebut

(58)

mempunyai 4 tingkatan yaitu Top mind, Brand recall, Brand recognition dan Unrecognition brand.

b. Reputation, yaitu suatu tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena lebih terbukti memiliki track-record yang baik.

Reputation ini berparalel dengan perceived quality.

c. Affinity, yaitu suatu emotional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya. Sebuah produk dengan merek yang

disukai oleh konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah produk

yang dipersepsikan memiliki kualitas yang tinggi akan memiliki

reputasi yang baik. Affinity ini berparalel dengan positive association

yang membuat konsumen menyukai suatu produk.

d. Domain, yaitu menyangkut seberapa lebar scope dari suatu produk yang ingin menggunakan merek yang bersangkutan.

Dari konsep di atas dapat dirumuskan citra merek merupakan

penilaian atau persepsi konsumen mengenai suatu merek secara rasional

dan emosional, atau kepercayaan terhadap merek, dan bagaimana

pandangan konsumen tentang suatu merek tersebut. Citra merek sangat

penting bagi perusahaan untuk strategi pemasarannya karena:

a. Citra merek dapat dibuat sebagai tujuan dalam strategi pemasaran.

b. Citra merek dapat dipakai sebagai dasar untuk bersaing dengan merek

(59)

c. Citra merek dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan volume

penjualan.

d. Citra merek dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas dari

strategi pemasaran yang digunakan.

Agar citra merek dapat terbentuk sesuai identitas merek yang

diharapkan oleh perusahaan, maka perusahaan harus mampu untuk

memahami dan mengeksploitasi unsur-unsur yang membentuk suatu

merek menjadi merek yang memiliki citra baik. Citra merek ini diharapkan

dapat menghasilkan suatu kualitas yang penting menurut persepsi

konsumen. Inilah yang disebut perceived quality.

B.Penelitian yang Relevan

1. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ari Wijayanti (2008)

Peneliti mencoba menganalisis strategi meningkatkan loyalitas

melalui kepuasan pelanggan. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan

kartu prabayar Mentari-Indosat di wilayah Kota Semarang, dan jumlah

sampel sebanyak 135 responden dengan menggunakan cara accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan meliputi uji validitas, uji reabilitas, uji kesesuaian,

uji statistik, uji jarak mahalanobis, analisis Structural Equation Modelling (SEM), analisis normalitas, dan analisis statistik. Hasil penelitian diperoleh bahwa kualitas pelayanan, kualitas produk, harga berpengaruh positif dan

(60)

positif terhadap switching cost. Kepuasan pelanggan dan switching cost

berpengaruh dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

2. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ovy Ayuning Nareswati (2012)

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh citra merek, kualitas

produk, harga terhadap loyalitas empat merek telepon seluler di Indonesia.

Empat merek tersebut yaitu Nokia, Samsung, Sony Erricson, dan

Blackberry. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner, dengan skala

likert 5 dan jumlah pertayaan sebanyak 45 butir. Responden dari penelitian

ini adalah 346 mahasiswa S1 Universitas Diponegoro yang memiliki kriteria

tertentu, yaitu memiliki keinginan sendiri dalam memilih merek telepon

seluler yang dibeli, hanya menggunakan salah satu merek telepon seluler,

dan minimal lama penggunaan merek telepon seluler yang digunakan satu

tahun. Pengambilan sampel menggunakan cara proportional sampling. Analisis yang digunakan meliputi uji validitas, uji reabilitas, uji normalitas

dan lineritas data, uji hipotesis, uji statistik dan koefisien determinasi. Hasil

penelitian diperoleh faktor-faktor yang memiliki hubungan positif dan

signifikan terhadap loyalitas merek Nokia yaitu citra merek, kualitas

produk, dan harga; faktor-faktor yang memiliki hubungan positif dan

signifikan terhadap loyalitas merek Samsung yaitu harga dan kualitas

produk; faktor-faktor yang memiliki hubungan positif dan signifikan

Gambar

Tabel V.9
Gambar 2.1 Model Pengukuran Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan.
Tabel III.1 Kisi-kisi Variabel Kualitas Produk
Tabel III.4 Penilaian setiap butir pertanyaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Investasi pada produk unit link mengandung risiko, termasuk namun tidak terbatas pada risiko politik, risiko perubahan peraturan pemerintah atau perundang-undangan lainnya,

[r]

Maka dari itu perlu dilakukan penelitian terutama mengenai karakter fisik yang penting pada bubuk cincau berupa rendemen, particle size distribution, warna, aktivitas air

Komunikasi dan relasi yang efektif sangat diperlukan dalam model pendidikan yang berpusat pada siswa, sebab hanya dalam suasana relasi dan komunikasi yang efektif, peserta didik

Pertemuan 4 Analisa Laporan Keuangan Bringham &amp; Houston B.3 Pertemuan 5 Lingkungan keuangan : Pasar, lembaga keuangan, dan suku bunga Bringham &amp; Houston B.4 Pertemuan 6

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, leverage , jenis industri, umur perusahaan terhadap pengungkapan modal intelektual dan dampaknya

kherja dan prestasi tinggi, khususnya dalam bidang pengembangan potensi peserta drdtk/mtsyarakag pengembangafl satuan pendidikan dan pengembangan profesionalisme yang

(1) Pelaporan keuangan untuk realisasi penggunaan anggaran dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan dilakukan langsung oleh pemimpin Satker dekonsentrasi sebagai penanggung jawab