• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Matematika - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP MUHAMMADIYAH AJBARANG - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Matematika - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP MUHAMMADIYAH AJBARANG - repository perpustakaan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pemahaman Matematika

Menurut Winkel (1996:244) pemahaman mencangkup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu kebentuk lain, seperti rumus matematika kedalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu seperti dalam grafik.

Menurut Soedjana (2001:22) dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang terdiri dari 3 ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan, jawaban/reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak.

(2)

pengetahuan. Kemampuan pemahaman ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut memahami/mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat bermanfaat isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal-hal lain.

Selanjutnya, menurut Silverius (1991:43) pemahaman merupakan kemampuan yang umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengerti apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.

Menurut Silverius (1991:43-44) kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga kategori yaitu :

1. Terjemahan (translation)

Pengertian menerjemahkan disini bukan hanya mengalihkan arti dari bahasa yang satu kebahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model yaitu model simbolik untuk mempermudah orang untuk mempelajari, serta mengalihkan konsep yang dirumuskan dengan kata-kata ke dalam gambar grafik.

Contoh :

(3)

Kata kerja operasional yang digunakan untuk merumuskan dan mengukur kemampuan menerjemahkan ini adalah : menerjemahkan, mengubah, dan mengilustrasikan.

2. Interpretasi (interpretation)

Interpretasi lebih luas dari menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenalkan dan memahami ide utama suatu komunikasi.

Contoh :

Coba bedakan antara gambar (i) dan (ii) !

Kata kerja operasionalnya adalah menginterpretasikan, membedakan, menjelaskan.

3. Ekplorasi (eksploration)

Pemahaman eksplorasi adalah pemahaman yang tingkatnya paling tinggi dan menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi. Contoh :

Hitunglah luas dari persegi yang panjang sisinya 4 cm !

(4)

Silverius (1991:37) mengatakan bahwa dari ketiga tingkat pemahaman tersebut semuanya mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bahan bacaan, mengubah bentuk tertentu kebentuk lain. Dalam merumuskan tujuan pengajaran khususnya tingkat pemahaman disini disebutkan daftar kata kerja dasar dan objek penderita untuk masing-masing jenis pemahaman.

Karakteristik soal-soal pemahaman sangat mudah dikenal, misal mengungkapkan tema, topik atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya berbeda. Mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa sendiri dengan simbol tertentu termasuk kedalam pemahaman terjemahan. Dapat menghubungkan antar unsur dari keseluruhan pesan suatu karangan termasuk kedalam pemahaman penafsiran. Item eksploration mengungkapkan kemampuan dibalik pesan yang tertulis dalam suatu keterangan atau tulisan.

Dalam penelitian ini jenis pemahaman yang akan dipakai adalah jenis pemahaman menurut Bloom yang terdiri dari translasi, interpretasi, dan eksplorasi.

(5)

atau hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.

Menurut Paling (dalam Abdurahman, 2003:252) matematika adalah suatu cara untuk menentukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia dengan suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Jadi, pemahaman matematika adalah tingkat kemampuan yang dihadapi dengan cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

(6)

sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakang. Jadi, dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun guru. Dengan bekerja secara kolaborasi untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan ketrampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah

Menurut Arends (dalam Trianto 2007:47) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk memutuskan materi belajar.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3) Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari suku, budaya, ras dan jenis kelamin yang beragam.

(7)

kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya, agama, strata sosial, kemampuan dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atau tugas-tugas bersama dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

Menurut Ibrahim,dkk (dalam Trianto 2007:48) terdapat enam langkah utama atau tahapan didalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini :

Tabel 2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah laku guru Fase 1

Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Fase 2

Menyampaikan informasi

Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif

Guru membimbing kelompok-kelompk belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

(8)

Fase 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Pembelajaran kooperatif tipe Make A Match merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan dan dapat digunakan untuk semua mata pelajaran serta semua tingkatan anak didik (Lie, 2010:55). Model pembelajaran ini dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik dan sebagai suasana alternatif dalam usaha menigkatkan prestasi belajar siswa.

(9)

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

1) Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara sederhana. 2) Guru membentuk kelompok secara heterogen.

3) Guru menyiapkan beberapa kartu soal dan kartu jawaban.

4) Guru memecah siswa menjadi 2 kelompok, misal kelompok A dan kelompok B.

5) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.

6) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang mereka pegang. 7) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya (soal/jawaban).

8) Setiap siswa yang berhasil mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

9) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

10)Mempresentasikan hasil pasangan. 11)Memberikan penghargaan.

12)Kesimpulan/penutupan.

(10)

Adapun langkah-langkah dalam pembelajarannya adalah sebagai berikut :

1. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya yang terkait dengan materi yang akan diajarkan dan menjelaskan tujuan pembelajaran. 2. Guru menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan.

3. Guru menjelaskan materi secara sederhana, membentuk kelompok secara heterogen, menyiapkan dan mengocok beberapa kartu soal dan kartu jawaban masing-masing terdiri dari 18 kartu soal dan 18 kartu jawaban, kemudian pada babak pertama maupun kedua, guru mempersilahkan 3 kelompok untuk mengambil masing-masing satu kartu soal dan 3 kelompok lain mengambil masing-masing satu kartu jawaban.

4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan dan mencari pasangan soal dan jawaban yang cocok, kemudian memberikan poin 100 pada pasangan tercepat dan benar yang menemukan kartu soal dan jawaban yang cocok sebelum batas waktu. Dan pasangan lain yang menemukan pasangan sesudahnya mendapat poin 50.

5. Guru meminta pasangan yang mendapat poin 100 untuk mempresentasikan hasil pasangan dan meminta siswa lain untuk bertanya/menanggapi.

(11)

secara kelompok agar lebih memantapkan konsep yang telah diberikan, guru membimbing siswanya dan menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

4. Keunggulan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Keunggulan:

1) Melatih ketelitian siswa dalam proses pembelajaran. 2) Melatih kecermatan siswa

3) Melatih ketepatan dan kecepatan siswa Kelemahan :

1) Waktu yang cepat

2) Siswa menjadi kurang konsentrasi

(12)
(13)

lebih memantapkan konsep yang telah diberikan guru, membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

C. Pokok Bahasan Bangun Datar Segiempat dan Segitiga

Bangun datar merupakan salah satu pokok bahasan matematika di Sekolah Menengah Pertama yang diajarkan pada kelas VII. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan bangun datar, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pada mata pelajaran lain yang melibatkan bangun datar didalamnya.

Berikut ini adalah tabel 3 mengenai standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk pokok bahasan bangun datar.

Tabel 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pokok Bahasan Bangun Datar

Standar kompetensi Kompetensi dasar Memahami konsep segitiga dan

segiempat serta menentukan ukurannya

• Mengidentifikasikan sifat-sifat persegipanjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.

• Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Pada mata pelajaran matematika SMP kelas VII semester 2 pokok bahasan Bangun Datar, siswa dituntut untuk :

(14)

2. Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

(15)

D. Kerangka Pikir

Permasalahan yang dihadapi dalam kelas :

a. Siswa kurang mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran. b. Hanya sebagian siswa yang memperhatikan pelajaran selama

pembelajaran berlangsung.

c. Siswa yang belum paham tidak mau berusaha mencari solusi baik dibuku atau bertanya kepada guru atau teman.

d. Ketika diberikan soal yang berbeda dengan contohnya siswa merasa kesulitan.

e. Siswa masih mengalami kesulitan dalam :

1) menerjemahkan, maksudnya adalah mengalihkan arti dari bahasa yang satu kebahasa yang lain atau mengubah konsep yang abstak ke suatu model yang lebih mudah dipahami,

2) menginterpelasikan atau kemampuan untuk memahami ide utama dari suatu komunikasi,

3) mengeksplorasi yaitu kemampuan intelektual yang lebih tinggi, seperti memperhitungkan, memperkirakan, menduga, dan sebagainya.

f. Tingkat kemampuan pemahaman matematika siswa masih rendah dengan rata-rata indikator sebesar 1,49 dengan indikator 1

mempunyai kriteria sangat kurang, indikator 2 mempunyai kriteria cukup dan indikator 3 mempunyai kriteria kurang.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Make A Aatch : 1. Menyampaikan materi secara sederhana,

2. Membentuk kelompok secara heterogen, 3. Menyiapkan kartu soal dan jawaban,

4. Memecah kelompok menjadi kelompok soal dan jawaban, 5. Membagikan kartu sesuai kelompok,

6. Memikirkan kartu yang sudah didapat, 7. Mencari / mencocokkan kartu,

8. Pemberian poin, 9. Masuk kebabak kedua,

10. Mempresentasikan hasil pasangan, 11. Memberikan penghargaan,

12. Kesimpulan/penutupan.

(16)

Dari permasalahan yang dihadapi siswa didalam kelas dan hasil observasi yang dilakukan, ternyata didapati bahwa kemampuan pemahaman matematika siswa kelas VII C SMP Muhammadiyah Ajibarang masih rendah/kurang. Hal itu terbukti dari hasil pre-tes kemampuan pemahaman matematika rata-rata yang diperoleh adalah 1,49 dengan kriteria kurang.

(17)

pembelajaran kooperatif bahwa pemberian penghargaan itu penting agar siswa lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran. Dan pada tahap akhir adalah menarik kesimpulan. Tahap terakhir ini siswa akan mencatat dan melakukan refleksi bersama dengan guru untuk lebih memantapkan materi yang sudah dipelajari. Diharapkan dengan penerapan model pembelajaran koopertatif tipe Make A Match ini kemampuan pemahaman siswa mampu ditingkatkan.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah : melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dapat meningkatkan pemahaman matematika siswa kelas VII

Gambar

tabel 2 dibawah ini :

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Surat Persetujuan dan Penetapan Pemenang General Manager PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Cawang-Tomang-Cengkareng Nomor : CJ.PM.03.1958 tanggal 14

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh Pokja II Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2016 pada Kantor Layangan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin untuk kegiatan :.

Puji syukur Penulis persembahkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) yang berjudul “ IMPLEMENTASI

Status hukum anak berkaitan erat dengan status hukum perkawinan dari orang tuanya, dalam arti kata, jika perkawinan sah menurut hukum maka anak hasil perkawinan

Slično idućem alatu, Clone Stamp Tool, i HB alat radi kopiranje određenog dijela slike.. Vodi računa o bojama te osvjetljenju na

No Nama Penyedia Hasil Evaluasi Administrasi 1 KAP.. Kumalahadi,Kuncara,Sugen g Pamudji

Data warehouse bi- cara mengenai bagaimana data-data yang besar dan beragam disimpan dalam satu repository dan disusun sedemikian se- hingga memudahkan

Sel-sel MSC yang diperoleh dari sumsum tulang manusia, tikus, dan mencit dapat menghasilkan beberapa jenis sel saraf sehingga dapat digunakan untuk terapi pada beberapa