• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Winda Siti Juliani ST ARTIKEL PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Winda Siti Juliani ST ARTIKEL PUBLIKASI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA

ANAK SEKOLAH DASAR DI SD 01

SELOKATON KARANGANYAR

ARTIKEL PUBLIKASI

Oleh : Winda Siti Juliani

ST151039

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA 2017

(2)

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Audiovisual tentang Karies Gigi terhadap Perilaku Pencegahan Karies Gigi pada Anak Sekolah Dasar

di SDN 01 Selokaton Karanganyar

Winda Siti Juliani 1), Wahyu Rima Agustin 2), Amalia Senja 3) 1

Mahasiswi Program Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2,3

Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta Abstrak

Karies gigi merupakan proses perusakan yang menyebabkan dekalsifikasi email gigi dan berlanjut menjadi kerusakan email serta dentin dan pembentukan lubang pada gigi. Salah satu penyebab timbulnya masalah gigi dan mulut adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan kesehatan gigi dan mulut. Dengan adanya pendidikan kesehatan melalui media audiovisual tentang pencegahan karies gigi diharapkan dapat meningkatkan perilaku anak dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui media audiovisual terhadap perilaku pencegahan karies.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain pre and post test without control. Sampel berjumlah 34 orang dengan menggunakan tekhnik consecutive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan self report. Hasil analisis univariat menunjukan perilaku pencegahan karies gigi sebelum pendidikan kesehatan dalam kategori kurang sebanyak 19 orang (55,9%) sedangkan dalam kategori baik sebanyak 2 orang (5,9%), perilaku pencegahan karies gigi setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan kategori cukup sebanyak 22 orang (64,75%) dan kategori baik meningkat sebanyak 6 orang (17,6%). Hasil analisis bivariat dengan uji wilcoxon menunjukan bahwa adanya pengaruh pendidikan kesehatan melalui media audiovisual tentang karies gigi terhadap perilaku pencegahan karies gigi dengan p value = 0,001 ( p value< 0,05). Pendidikan kesehatan melalui media audiovisual efektif untuk menyampaikan informasi kepada anak-anak karena menggunakan alat indra mata dan telinga yang menampilkan gerak dan suara sehingga informasi yang tersalur lebih banyak.

Kata Kunci : Pendidikan Kehatan, Audiovisual, Perilaku, Karies Gigi. Daftar pustaka : 37 (2004-2015)

(3)

Abstract

Dental caries is a destructive process that causes decalcification of teeth enamel which continues to be email damage, dentine damage, and the formation of holes in the teeth. One of the causes of oral and dental problems is behavioral factors or carelessness of oral hygiene and dental health. By applying health education through audiovisual media of dental caries prevention, it is expected to improve children behavior in maintaining dental and oral hygiene. This research aims to determine the effect of health education through audiovisual media of dental caries to dental caries prevention.

This research was quantitative with pre and post test design without control. The sample was 34 people who were taken by using consecutive sampling technique. The data were collected by using questionnaires and self-report. Results of univariate analysis showed caries prevention behavior before health education in the poor category as many as 19 people (55.9%), while in both categories as much as 2 (5.9%), dental caries prevention behavior after being given health education with quite as many as 22 categories people (64.75%) and both categories increased by 6 people (17.6%). The result of the bivariate analysis with the wilcoxon test showed that there was an effect of health education through audiovisual media of dental caries to dental caries prevention with p value of 0.001 (p value <0.05).

Health education through effective audiovisual media to present the information to the children because it uses sensory organs eyes and ears which displays motion and sound so that the information is channeled more

Keywords : Health Education, Audiovisual, Behavioral, Dental Caries. References : 37 (2004-2015)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Menurut WHO tahun 2012, bahwa 90% anak-anak sekolah diseluruh dunia pernah menderita karies gigi. Prevalensi karies gigi yang tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin. Karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi di Amerika Serikat (Sumini, 2014). Angka kejadian karies gigi di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 43,4% dan meningkat pada tahun 2013 menjadi 53,2%. Hasil tersebut menunjukkan prevalensi 53,2% mengalami karies gigi yang belum ditangani atau belum dilakukan penambalan, sehingga di Indonesia

terdapat 93.998.727 jiwa menderita karies aktif (Dinkes, 2013).

Hasil dari Riset Kesehatan Daerah (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan sebesar 25,4% penduduk Jawa Tengah mempunyai masalah gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir (potential demand). Diantara yang bermasalah gigi dan mulut, terdapat 31,0% yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga medis (perawat gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis). Daerah kota Surakarta 31,5% mempunyai masalah gigi dan mulut dan 28,0 % menerima perawatan dari tenaga medis gigi. Penduduk yang berobat gigi ke dokter spesialis terbanyak berada di kota Surakarta sebesar 21,1%.

(4)

Anak usia sekolah dasar sangat rentan terhadap kesehatan gigi dan mulut karena pada usia 6 – 12 tahun terjadi peralihan atau pergantian gigi, yaitu dari gigi susu atau sulung ke gigi permanen atau tetap (Setyaningsih, 2007). Salah satu penyebab timbulnya masalah gigi dan mulut pada masyarakat adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan kesehatan gigi dan mulut Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut memegang peranan penting disekolah terutama untuk meningkatkan kesadaran para siswa dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya sehingga penyuluhan dapat dikatakan sebagai pendahulu program kesehatan gigi yang lainnya. Salah satu media yang dapat digunakan untuk penyuluhan adalah media audiovisual. Media audiovisual mengandalkan pendengaran dan pengelihatan dari sasaran. Penggunaan audiovisual melibatkan semua alat indra pembelajaran, sehingga semakin banyak alat indra yang terlibat untuk menerima dan mengolah informasi tersebut dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan (Widya, 2008).

Tujuan penelitian adalah Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang karies gigi dengan media audiovisual terhadap perilaku pencegahan karies gigi pada anak usia sekolah dasar.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif, penelitian dengan

quasi eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah pre dan post test without control. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 di SDN 01 Selokaton Karanganyar sejumlah 52 siswa/i. Sampel sebanyak 34 siswa.

Kriteria inklusi penelitian:

1. Siswa/i yang bersekolah di SDN 01 Selokaton Karanganyar

2. Siswa/i yang bersedia menjadi responden

3. Siswa/i kelas 4,5, dan 6.

Kriteria eksklusi

1. Siswa/i yang sedang tidak masuk sekolah

2. Siswa/i yang tidak bersedia menjadi responden atau pindah sekolah

Tehknik pengumpulan sample menggunakan consecutive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner. Analisis bivariat menggunakan

Wilcoxon test.

HASIL PENELITIAN Karakteristik anak

Tabel 1 Distribusi Karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin

Frekuensi Presentasi (%) Usia 10 tahun 9 26.5 11 tahun 14 41.2 12 tahun 11 32.4 Jenis kelamin Laki –laki 15 44,1 Perempuan 19 55,9

Berdasarkan tabel 1 diketahui usia responden paling banyak adalah 11 tahun (41,2%) dan paling sedikit pada umur 10 tahun (26,5%). Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar responden adalah perempuan sejumlah 19 (55,9%). Karakteristik Pekerjaan Orang Tua

Tabel 2 Distribusi Karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan orang tua

Pekerjaan

ayah Frekuensi (F) Presentase (%)

PNS 5 14,7 Swasta 20 58,8 Wiraswasta 9 26,5 Pekerjan ibu PNS 1 2,9 Swasta 8 23,5 wiraswasta 4 11,8 Ibu rumah tangga 21 61,8

(5)

Berdasarkan tabel 2 diketahui mayoritas ayah responden bekerja di sektor swasta sejumlah 20 (58,8%) sementara status pekerjaan ibu responden adalah sebagai ibu rumah tangga sejumlah 21 (61,8%).

Perilaku responden terhadap pencegahan karies gigi sebelum pendidikan kesehatan

Tabel 3. Perilaku responden tentang pencegahan karies gigi sebelum pendidikan kesehatan

Perilaku Pre test

Jumlah Presetase (%) Baik 2 5,9 Cukup 13 38,2 Kurang 19 55,9 Total 34 100,0

Berdasarkan tabel 3 diketahui mayoritas responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan mempunyai perilaku kategori kurang dalam pencegahan karies gigi sejumlah 19 (55.9%). Perilaku responden paling sedikit adalah kategori baik sejumlah 2 (5.9%).

Perilaku responden terhadap pencegahan karies gigi setelah pendidikan kesehatan

Tabel 4 Perilaku responden tentang

pencegahan karies gigi sesudah pendidikan kesehatan pada penelitian di SDN 01 Selokaton Karanganyar (n = 34)

Perilaku Post test

Jumlah %

Baik 6 17,6

Cukup 22 64,7

Kurang 6 17,6

Total 34 100,0

Berdasarkan tabel 4 diketahui mayoritas responden sesudah pendidikan kesehatan mempunyai perilaku kategori cukup dalam pencegahan karies gigi sejumlah 22 (64.7%). Perilaku responden

kategori baik sejumlah 6 (17,6%) dan kategori kurang sejumlah 6 (17.6%). Analisa Bivariat

Tabel 5 Perbedaan perilaku responden tentang pencegahan karies gigi sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan

Variabel Perlakuan Mean p-value Perilaku pencegahan karies gigi Pre test Post test 28,91 32,67 0,001

Hasil penelitian menunjukan rata-rata pretest tentang perilaku pencegahan karies gigi (28,91) sedangkan rata-rata post test perilaku pencegahan karies gigi (32,67). Berdasarkan hasil analisis uji wilcoxon

diketahui p= 0.001 (p<0,05), sehingga disimpulkan ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap perilaku pencegahan karies gigi pada siswa SDN 01 Selokaton Karanganyar.

PEMBAHASAN

Karakteristik Berdasarkan Usia Hasil penelitian usia responden diketahui rata-rata usia adalah 11,05±0,77 tahun. Penelitian Lubis (2015) menyatakan usia responden penelitian banyak pada usia 11 tahun pada penelitian pendidikan kesehatan metode ceramah di SD Gunungsari II dan SD Repaking I Wonosegoro, Boyolali. Menurut Depkes RI (2009), usia responden termasuk usia anak usia anak sekolah antara 7-12 tahun. Pelajaran pada siswa SD yang diberikan oleh guru di sekolah sering menggunakan metode ceramah, namun masih jarang menggunakan menggunakan media lain seperti audiovisual. Penggunaan media audiovisual dapat lebih merangsang perkembangan kognitif siswa, siswa dapat lebih menstimulasi indra penglihatan dan indra pendengaran.

Berdasarkan hasil kajian peneliti pada usia responden, diketahui bahwa responden dapat menerima pendidikan

(6)

kesehatan tentang pencegahan karies gigi dengan menggunakan media audiovisual. Pada usia anak-anak penggunaan media audiovisual untuk pendidikan kesehatan dapat meningkatkan daya tarik anak untuk melihat dan mendengar apa yang disampaikan karena dapat menampilkan gerak dan suara sehingga informasi yang tersalur dapat diterima.

Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin responden diketahui mayoritas adalah perempuan sebanyak 55,9%. Menurut Notoatmodjo (2010) jenis kelamin termasuk predisposing faktor

terjadinya perubahan perilaku seseorang, bahwa perbedaan jenis kelamin mungkin bisa mempengaruhi seseorang dalam melakukan tindakan.

Pada dasarnya anak laki-laki dan perempuan dalam banyak hal sama, beberapa perbedaan yang ditemukan mungkin dari hasil proses belajar atau lingkungan social dan yang lainnya karena pengaruh faktor biologis yang dapat berubah dengan proses belajar. Berdasarkan hasil penelitian karakteristik jenis kelamin responden diketahui bahwa responden laki-laki dan perempuan dapat dinyatakan tidak terdapat perbedaan kemampuan dalam menerima pendidikan kesehatan. Responden baik laki-laki maupun perempuan mempunyai nilai yang hampir sama baik pre test dan post test pendidikan kesehatan. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kiswaluyo (2010) di Puskesmas Kaliwates dan Puskesmas Wuluhan bahwa jenis kelamin pada siswa tidak mempunyai hubungan dengan terjadinya karies gigi pada siswa.

Karakteristik Berdasarkan pekerjaan orang tua

Berdasarkan hasil penelitian status pekerjaan ayah responden diketahui 58,8% bekerja di sektor swasta sebesar

sementara status pekerjaan ibu responden adalah sebagai ibu rumah tangga sebesar 61,8%. Sulistyoningsih (2011) menyatakan faktor sosial ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga.

Menurut peneliti, ayah dan ibu yang bekerja akan mempunyai kemampuan dan peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik dibanding orang tua yang bekerja satu orang yaitu ayah. Kemampuan orang tua diwujudkan dalam kesempatan memeriksakan kesehatan gigi dan mulut responden di pusat sarana kesehatan seperti dokter gigi, puskesmas ataupun rumah sakit. Di sisi lain bagi ibu rumah tangga mempunyai waktu yang lebih banyak untuk dapat mengasuh kepada anak dalam hal mendidik tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah terjadinya karies gigi seperti mengajarkan berkumur ataupun gosok gigi pada anak setelah makan dapat dilakukan oleh ibu rumah tangga. Namun bagi ibu rumah tangga terdapat persoalan tersendiri untuk memeriksakan kesehatan gigi anak di pusat kesehatan setidaknya dibutuhkan biaya yang tidak murah. Gambaran status pekerjaan orang tua dengan perilaku pencegahan gigi pada anak sejalan dengan penelitian Aria (2011) yang menjelaskan status pekerjaan seorang ibu mempengaruhi kejadian karies gigi pada anak di TK Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali.

Perilaku Responden Sebelum Diberikan pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Karies Gigi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan diketahui sejumlah 19 orang (55,9%) dalam kategori kurang. Kurangnya perilaku responden tentang pencegahan karies gigi

(7)

dapat dipengaruhi oleh kurangnya informasi kesehatan yang diterima selama ini baik dari orang tua maupun dari sekolah. Kurangnya perilaku dalam pencegahan karies gigi pada responden sejalan dengan hasil penelitian Suyuti (2010) yang menjelaskan makanan manis dan lengket yang dikonsumsi pada anak siswa SD di Makasar akibat dari gaya hidup dan pola frekuensi membersihkan gigi yang rendah.

Menurut Notoadmojo (2012) faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang adalah faktor informasi. Kurangnya informasi kepada responden tentang pencegahan karies gigi dapat menjadikan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut seperti menggosok gigi setelah makan, menggosok gigi sebelum tidur, dan mengkonsumsi makanan yang berisiko meningkatkan karies gigi.

Peneliti berpendapat bahwa pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan merubah seseorang untuk berperilaku. Dalam hal ini peneliti telah melaksanakan atau memberikan pendidikan kesehatan dan memotivasi responden untuk mencegah terjadinya karies gigi. Pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan yang bertujuan untuk mengubah individu menuju hal-hal yang positif melalui proses belajar.

Perilaku Responden Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Karies Gigi.

Berdasarkan hasil penelitian perilaku responden setelah diberikan pendidikan kesehatan diketahui 73,3% dalam kategori cukup, sementara 26,7% responden mempunyai perilaku yang baik. Dapat dilihat pada kuesioner perilaku pencegahan karies gigi setelah diberikan pendidikan kesehatan jawaban responden yang menjawab sering dengan nilai skor 3 meningkat pada item cara menggosok gigi dengan benar. Data peningkatan jumlah responden

mencerminkan bahwa pendidikan kesehatan dengan media audiovisual adalah suatu cara yang efektif dalam memberikan informasi kepada siswa agar mudah diterima.

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan. Konsep pendidikan kesehatan adalah pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan (Effendi dan Makhfudi, 2009). Perilaku sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu (Astuti, 2012). Pemberian pendidikan kesehatan kepada responden dengan menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan perilaku responden yang semula dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang tahu menjadi lebih memahami dari pentingnya pencegahan karies gigi.

Berdasarkan hasil penelitian pada post test pendidikan kesehatan menurut peneliti terdapat peningkatan pengetahuan. Peningkatan nilai responden ini dapat diartikan bahwa responden mulai mengerti pentingnya pencegahan karies gigi untuk mendapatkan kesehatan gigi dan mulut. Bentuk dari perubahan perilaku diwujudkan responden dalam hal tindakan menggosok gigi yang lebih baik seperti menggosok gigi setelah makan, menggosok gigi sebelum tidur, selalu menggunakan pasta gigi berflouride, mengurangi jajan makanan yang manis baik pada jam istirahat di sekolah maupun pada saat responden berada di lingkungan rumah.

Penguatan data perubahan perilaku responden juga diperoleh dari hasil wawancara kepada orang tua responden terutama ibu, bahwa ibu berusaha untuk memotivasi, memberikan contoh dan mengingatkan responden untuk selalu menggosok gigi sebelum tidur malam, berusaha untuk tidak membelikan jajanan yang bersifat manis seperti permen, yang dapat meningkatkan resiko karies gigi pada responden. Namun tindakan yang

(8)

telah dilakukan oleh ibu, dari 34 responden masih terdapat 6 responden yang masih dalam kategori kurang baik di pre test maupun pada post test. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Audiovisual terhadap Perilaku Pencegahan Karies Gigi pada Siswa SDN 01 Selokaton Karanganyar

Pendidikan kesehatan tentang pencegahan karies gigi pada responden dengan menggunakan medio audiovisual dengan durasi pemutaran selama 30 menit dapat meningkatkan nilai perilaku dari pre test ke post test. Hasil analisis statistik data pre test dan post test menunjukkan nilai signfikansi p = 0,001. Hasil uji statistik dengan nilai p< 0,05 dapat disimpulkan ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap perilaku pencegahan karies gigi pada siswa SDN 01 Selokaton Karanganyar.

Mubarak dan Chayatin (2009) menyebutkan bahwa pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transformasi materi atau teori dari seseorang ke orang lain, akan tetapi perubahan tersebut terjadi ketika adanya kesadaran dari dalam diri individu, atau kelompok masyarakat sendiri. Peningkatan perilaku responden ini juga tidak terlepas dari media yang digunakan dalam proses pendidikan kesehatan yang diberikan. Media audiovisual merupakan media yang efektif untuk menyampaikan pesan kepada responden di mana terdapat gambar visual yang menjelaskan proses pelaksanaan pendidikan kesehatan seperti cara-cara menggosok gigi yang baik dan benar, pemilihan sikat gigi dan bagaimana tindakan untuk mencegah terjadinya karies gigi. Adanya gambar visual dan audio yang mudah didengar oleh responden dapat lebih dipahami oleh responden.

Kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan atau perilaku juga

dipengaruhi dari bagaimana seseorang itu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Pengetahuan dan perilaku dapat diperoleh dengan cara mendengarkan, melihat, dan mencoba melakukan keterampilan itu sendiri. Seseorang yang belum terpapar keterampilan tertentu akan melakukan keterampilan tersebut sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki atau cara mencoba-coba (trial and eror)

(Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian dalam pelaksanaannya menunjukkan responden cukup baik dalam menanggapi pemberian pendidikan kesehatan yang diterimanya. Adanya pertanyaan dari responden menunjukkan bahwa responden mempunyai keinginan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan karies gigi yang masih belum diketahuinya. Berdasarkan hasil analisis statitik pada data Tabel 4.8 antara perilaku pre test dan post test menunjukkan adanya perubahan perilaku yang lebih baik. Terdapat 3 responden yang berhasil menjadi perilaku baik dari yang sebelumnya dalam kategori cukup pada saat pre test. terdapat 1 responden yang menjadi kategori baik dimana pada saat pre test masih dalam kategori kurang, dan terdapat 12 responden meningkat dalam kategori cukup pada post test yang sebelumnya masih dalam kategori kurang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dengan media audiovisual dapat mempengaruhi perilaku responden dalam pencegahan karies gigi. Jadi pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan melalui media audiovisual tentang perilaku pencegahan karies gigi dapat meningkatkan perilaku pencegahan karies gigi. Oleh karena itu memberikan pendidikan kesehatan tentang perilaku pencegahan karies gigi efektif untuk membantu meningkatkan kesadaran anak dalam perilaku pencegahan karies gigi.

(9)

Kesimpulan

1. Karakteristik responden pada penelitian ini mayoritas berusia 11 tahun (41,2%), jenis kelamin paling banyak perempuan sejumlah 19 orang (55,9%), status pekerjaan ayah paling besar disektor swasta sejumlah 20 (58,8%), dan pekerjaan ibu paling lebih banyak sebagai ibu rumah tangga sejumlah 21 (61,8%). 2. Responden sebelum diberikan

pendidikan kesehatan mempunyai perilaku dalam pencegahan karies gigi kategori kurang.

3. Responden sesudah diberikan pendidikan kesehatan mempunyai perilaku dalam pencegahan karies gigi kategori cukup.

4. Ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap perilaku pencegahan karies gigi pada siswa SDN 01 Selokaton Karanganyar dengan nilai p value

0,001<0,05. Saran

1. Masyarakat

Diharapkan masyarakat untuk disiplin menjaga kesehatan gigi dan mulut. Diharapkan para orang tua lebih memberikan pengarahan kepada anak-anak untuk selalu menggosok gigi secara teratur dan rajin memeriksakan anak kedokter gigi agar dapat mencegah terjadinya karies gigi.

2. Tenaga Kesehatan

Perawat, tim medis atau tenaga kesehatan yang lain dapat menggunakan media audiovisual dalam memberikan penyuluhan agar lebih menarik dan mudah dipahami sesuai dengan sasaran penyuluhan. 3. Instititusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dimasukan kedalam materi tentang media pendidikan kesehatan disekolah. Oleh karena itu diharapkan adanya partisipasi nyata untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada anak di

sekolah untuk meningkatkan kesadaran anak tentang pentingnya menjaga kesehatan.

4. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan penelitian lebih lanjut, dengan mencari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku anak tentang mencegah karies gigi.

DAFTAR PUSTAKA

Aria. (2012). Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan Jajanan Anak Terhadap Kejadian Karies Gigi Di TK Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali Naskah publikasi. FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta

Astuti, H. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan I. Yohyakarta : Rohima Press

Dinkes. (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2013. (Diakses 07 Juni 2016)

Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depertemen Republik Indonesia

Kiswaluyo. (2010). Hubungan Karies Gigi Dengan Umur Dan Jenis Kelamin Siswa Sekolah Dasar D Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwates Dan Puskesmas Wuluhan Kabupaten Jember Mubarak, W.I, Chayatin, N. (2009). Ilmu

Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo. (2007). Ilmu Kesehatan dan

Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

(10)

Setyaningsih, Dewi. (2007). Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta : CV.Sinar Cemerlang Abadi Sumini, Amikasari B, Nurhayati D.

(2014). Hubungan konsumsi makanan manis dengan kejadian karies gigi pada anak prasekolah di TK B RA Muslimat PSM Tegalrejo Desa Semen Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Magetan : Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014 (Diakses 16 Mei 2016)

Sulistyoningsih, Hariyani. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Widya, Y. (2008). Pedoman Perawatan Kesehatan Anak. Bandung : Yrama Widya

Gambar

Tabel 5 Perbedaan perilaku responden tentang  pencegahan  karies  gigi  sebelum  dan  sesudah  pendidikan kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

negatif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa.

Menulis merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, namun masih banyak siswa yang tidak dapat menulis dengan menggunakan Bahasa

[r]

Subjek Wasops adalah aparat pengawas intern Polri yang melakukan tugas pengawasan dan pemeriksaan pada Satker penyelenggara operasi kepolisian di lingkungan Polri meliputi

animasi pengenalan rambu – rambu lalu lintas untuk anak taman kanak -. kanak beserta uraian dan penjelasannya secara

Sedangkan pada penelitian mengenai pengaruh personality traits yang terdiri dari extroversion, neuroticism, openness, agreeableness, dan conscientiousness terhadap

In case of any of the above provisions regarding Materials are violated by the RECIPIENT and this violation is not instantly acknowledged and addressed by the RECIPIENT to

model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk mengembangkan materi kon- troversi dalam mata pelajaran IPS di SMP, dan (3) perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang