• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAJUAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL TAHUN ANGGARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAJUAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL TAHUN ANGGARAN"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

 

     

KEMENTERIAN

 

PERTANIAN

DIREKTORAT

 

JENDERAL

 

PETERNAKAN

 

DAN

 

KESEHATAN

 

HEWAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KEMENTERIAN

 

PERTANIAN

 

DIREKTORAT

 

JENDERAL

 

PETERNAKAN

 

DAN

 

KESEHATAN

 

HEWAN

 

Desember

 

2011

 

 

PEDOMAN PELAKSANAAN

 

PENGAJUAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL 

TAHUN ANGGARAN 2012

(2)

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan   i 

 

KATA PENGANTAR

Sejalan dengan semangat reformasi dan otonomi daerah, pemerintah dituntut untuk melaksanakan reformasi birokrasi terutama dalam manajemen pembangunan, dari pelaksana menjadi fasilitator, akselerator dan pengendali pelaksanaan program pembangunan. Oleh karena itu program pembangunan di sub sektor peternakan harus dirancang dengan memberikan peran yang lebih besar kepada daerah dan meningkatkan partisipasi swasta dan masyarakat.

Program pembangunan peternakan dan keswan yang dituangkan dalam berbagai kegiatan merupakan fasilitasi pemerintah dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat sekaligus dalam rangka pengembangan wilayah. Salah satu kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam rangka mendorong pemberdayaan masyarakat yaitu melalui Bantuan Sosial dalam rangka pengembangan usaha kelompok melalui pemberdayaan sosial. Kegiatan ini merupakan bentuk fasilitasi pemerintah dalam rangka mendorong pengembangan agribisnis peternakan dan memantapkan ketahanan pangan di bidang peternakan dan kesehatan hewan.

Agar fasilitasi tersebut memenuhi sasaran, maka diterbitkan Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2012 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pedoman Pelaksanaan ini merupakan acuan bagi pelaksanaan kegiatan Bantuan Sosial Sub Sektor Peternakan baik kegiatan yang ada di Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota. Diharapkan pedoman pelaksanaan ini dapat dijabarkan lebih rinci dalam pedoman teknis, sehingga dapat membantu keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang dananya bersumber dari bantuan sosial sub sektor peternakan.

Jakarta, Desember 2011

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

Ir. Syukur Iwantoro, MS, MBA NIP. 19590530 198403 1 001

(3)

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan   ii   

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR BAGAN ... v DAFTAR LAMPIRAN ... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 2

C. Sasaran ... 3

D. Ruang Lingkup ... 3

E. Pengertian ... 4

BAB II FASILITASI KEGIATAN BANTUAN SOSIAL A. Pemberdayaan Sosial ... 8

B. Penanggulangan Bencana ... 12

BAB III PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL A. Dasar Hukum Penyaluran Dana Bantuan Sosial ... 15

B. Penggunaan Akun Belanja Sosial Untuk Pemberdayaan Sosial ... 16

C. Penetapan Kelompok Penerima ... 16

BAB IV PENYALURAN DAN PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL A. Pengajuan dan Penyaluran Dana Pemberdayaan Sosial ... 22

B. Prosedur Penarikan dan Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial 24 C. Pengelolaan Usaha Kelompok ... 26

(4)

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan   iii 

  BAB V PEMBINAAN DAN PENGORGANISASIAN A. Pembinaan ... 27

B. Pengorganisasian Pengelolaan Dana Bansos ... 30

C. Perencanaan Operasional ... 31

D. Sosialisasi ... 31

BAB VI PENGAWASAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN A. Pengawasan dan Pengendalian ... 32

B. Indikator Keberhasilan ... 33

BAB VII MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ... 34

BAB VIII PENUTUP ... 36

(5)

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan   iv 

 

DAFTAR TABEL

Table 1. Fasilitasi Kegiatan Pemberdayaan Sosial Ditjen Peternakan

(6)

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan   v 

 

DAFTAR BAGAN

Bagan-1. Mekanisme Seleksi Kelompok Sasaran dan Penyusunan

RUK/RUB ... 21 Bagan 2. Alur Koordinasi ... 30

(7)

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan   vi 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-1. Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok ... 37 Lampiran-2. Kuitansi Dana Bantuan Sosial ... 38 Lampiran-3. Surat Perjanjian Kerjasama ... 39

(8)

                                                                                         

BAB

 

I

PENDAHULUAN

 

A.

Latar

 

Belakang

 

B.

Maksud

 

dan

 

Tujuan

 

C.

Sasaran

 

D.

Ruang

 

Lingkup

 

(9)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan peternakan dan Kesehatan Hewan, sebagai bagian integral pembangunan pertanian akan mempunyai peran penting dalam pencapaian empat target Sukses Kementan utamanya pencapaian swasembada kedelai, gula, dan daging sapi dan swasembada berkelanjutan untuk padi dan jagung. Pencapaian swasembada daging sapi sebagai kerangka pencapaian empat sukses Kementerian Pertanian diperlukan beberapa pembenahan untuk menjawab permasalahan mendasar dan isu strategis dalam pembangunan peternakan dan kesehatan hewan antara lain : (1). Belum optimalnya sistem perbibitan nasional; (2) Terbatasnya infrastruktur peternakan dan kesehatan hewan; (3) Terbatasnya akses terhadap permodalan dan masih tingginya suku bungga usaha ternak; (4) Masih lemahnya kelembagaan dan penyuluh; (5). Kurangnya penciptaan sistem pasar yang menguntungkan ; dan (6). Belum optimalnya pengembangan kapasitas pelaku agribisnis melalui pelatihan.

Untuk mengatasi berbagai persoalan pada tingkat usaha peternakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sudah sejak lama merintis pola pemberdayaan melalui berbagai kegiatan pembangunan di daerah. Salah satu perwujudan pemberdayaan dilaksanakan melalui fasilitasi Bantuan Sosial berupa bantuan dana yang langsung ditransfer ke rekening kelompok atau dalam bentuk barang, untuk pemberdayaan kelompok sasaran dan penanganan pasca bencana di sub sektor peternakan.

Dana bantuan sosial ini dialokasikan dalam rangka pemantapan kelembagaan kelompok menjadi lembaga usaha mandiri yang dapat meningkatkan kewirausahaan dan pengembangan usaha ekonomi produktif. Pola pemberdayaan seperti ini diharapkan dapat merangsang tumbuhnya kelompok usaha dan mempercepat terbentuknya jaringan kelembagaan peternakan yang akan menjadi embrio tumbuhnya lembaga

(10)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

2

usaha yang kokoh di kawasan pembangunan wilayah.

Berkaitan dengan hal tersebut, untuk memperlancar penyaluran bantuan sosial, meningkatkan efektivitas dan efesiensi pengelolaan dana bantuan sosial maka diterbitkan Pedoman pelaksanaan Pengelolaan Bantuan Sosial Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2012, sebagai acuan bagi seluruh stakeholder yang terkait dalam menyukseskan program pembangunan peternakan.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun Anggaran 2012 adalah :

1. Sebagai acuan dalam menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis kegiatan Bantuan Sosial baik di Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

2. Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan bantuan sosial di Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota.

3. Memperlancar penyaluran dan pengelolaan bantuan sosial sehingga tercapai efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas Bantuan Sosial Kementerian Pertanian.

Sedangkan tujuan penyaluran bantuan sosial Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2012 adalah :

1. Memberdayakan kelompok sasaran melalui penguatan permodalan, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) pelaku usaha;

2. Meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak, serta pendapatan pelaku usaha peternakan.

3. Meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok .

4. Mendorong berkembangnya lembaga keuangan mikro agribisnis dan kelembagaan ekonomi perdesaan lainnya.

(11)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

3

C. Sasaran

Sasaran penyaluran Bantuan Sosial Tahun 2012 lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan antara lain adalah :

1. Menguatnya modal pelaku usaha dalam mengembangkan agribisnis peternakan.

2. Meningkatnya populasi, produksi, produktivitas dan pendapatan pelaku agribisnis.

3. Berkembangnya agribisnis dan agroindustri di kawasan pengembangan.

4. Meningkatnya kemandirian dan kerjasama kelompok.

5. Tumbuh dan berkembangnya lembaga keuangan mikro agribisnis dan kelembagaan ekonomi perdesaan lainnya.

D. Ruang Lingkup

Pedoman pelaksanaan ini mencakup: fasilitasi kegiatan bantuan sosial, pengelolaan dana pemberdayaan sosial melalui transfer uang, penyaluran dan pemanfaatan dana pemberdayaan sosial, pembinaan dan pengorganisasian, pengawasan dan monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam rangka percepatan pembangunan Peternakan dan kesehatan hewan tahun 2012, untuk kegiatan pemberdayaan melalui pemberdayaan sosial.

Pedoman pelaksanaan ini selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan pedoman yang bersifat teknis oleh masing-masing unit kerja lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

(12)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

4

E. Pengertian

Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan :

1. Bantuan Sosial adalah semua pengeluaran negara dalam bentuk transfer uang/barang yang diberikan kepada masyarakat melalui Kementerian Negara/Lembaga dan/atau pemerintah daerah guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya berbagai risiko sosial. Bantuan sosial di Kementerian Pertanian diarahkan untuk pemberdayaan kelompok sasaran, perlindungan kelompok sasaran, penanggulangan kemiskinan kelompok sasaran, dan penanggulangan kelompok sasaran pasca bencana alam.

2. Dana Bantuan Sosial adalah penyaluran atau transfer uang kepada pelaku pertanian yang mengalami potensi risiko sosial keterbatasan modal untuk dikembangkan sehingga mampu mengakses pada lembaga permodalan secara mandiri.

3. Belanja Bantuan Sosial adalah belanja yang digunakan untuk pengeluaran atau belanja pemerintah pusat yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam jenis-jenis belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi, belanja hibah, belanja sosial dan dana cadangan umum.

4. Pemberdayaan Sosial adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan kelompok sasaran meliputi penguatan modal usaha, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan kemampuan sumber daya manusia sehingga secara mandiri mampu mengembangkan diri dan dalam melakukan usahanya secara berkelanjutan. Pemberdayaan sosial di Kementerian Pertanian diarahkan untuk pemberdayaan kepada kelompok sasaran.

5. Perlindungan Sosial adalah dimaksudkan untuk mencegah dan menangani risiko dari kerentanan sosial agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. Perlindungan sosial di Kementerian Pertanian diarahkan untuk perlindungan kelompok sasaran mengatasi resiko rawan pangan. 6. Penanggulangan Kemiskinan adalah kebijakan, program dan

(13)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

5

kegiatan yang tidak dapat dilakukan terhadap pihak yang tidak mempunyai mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan. Penanggulangan kemiskinan di Kementerian Pertanian di arahkan untuk kelompok sasaran dalam rangka meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja. 7. Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang

meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi yang terdiri atas tiga tahap, yaitu prabencana, saat tanggap darurat dan pascabencana. Penanggulangan bencana di Kementerian Pertanian diarahkan untuk meringankan beban kelompok sasaran pasca bencana.

8. Pemberdayaan masyarakat peternakan adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat agribisnis sehingga secara mandiri mampu mengembangkan diri dan melakukan usahanya secara berkelanjutan.

9. Penguatan modal usaha kelompok adalah stimulasi dana bagi pelaku usaha peternakan yang mengalami keterbatasan modal sehingga selanjutnya mampu mengakses lembaga permodalan secara mandiri. Fasilitasi penguatan modal usaha kelompok ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat(), yang dikawal dengan kegiatan terkait yaitu penguatan kelembagaan peternak dan peningkatan SDM melalui pembinaan, penyuluhan, pelatihan, monitoring, evaluasi, dan lainnya.

10. Kelompok Usaha yang Bermasalah dengan Kredit adalah kelompok usaha yang sebagian atau seluruh anggotanya pernah menerima fasilitas kredit dan tidak berniat baik dan/ atau tidak mengembalikan seluruh atau sebagian kredit yang diterimanya sesuai ketentuan, kecuali sebagai akibat dari puso atau force majeure (bencana alam, serangan hama penyakit/OPT dan lainnya) yang dinyatakan dengan keterangan dari instansi yang berwenang.

(14)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

6

yang mengelola jasa keuangan untuk membiayai usaha skala mikro di perdesaan baik berbentuk formal maupun informal yang dibangun oleh masyarakat atau pemerintah. Kelembagaan ditumbuh-kembangkan berdasarkan semangat untuk memajukan usaha dan mensejahterakan masyarakat di perdesaan, baik untuk kegiatan produktif maupun konsumtif. Bentuk usaha lembaga ini mencakup pelayanan jasa pinjaman/kredit dan penghimpunan dana masyarakat yang terkait dengan persyaratan pinjaman atau bentuk pembiayaan lainnya.

12. Bendahara adalah orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atasnama negara, menerima, menyimpan, dan membayar/menyerahkan uang atau surat berharga atau barang - barang negara.

13. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk dengan Keputusan Menteri Pertanian/ Gubernur/Bupati/Walikota untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja Kementerian Pertanian.

14. Pembukuan adalah kegiatan pencatatan baik penerimaan maupun pengeluaran uang atau barang.

15. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah suatu dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada (PA) atau (KPA) pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja untuk selanjutnya diteruskan kepada pejabat P4 guna diterbitkan SPM berkenaan.

16. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan oleh PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan.

(15)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

7

17. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang dikeluarkan oleh kantor KPPN setelah melakukan pengujian terhadap SPM yang diterima dari Satuan Kerja (Satker).

18. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN, merupakan bagian anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja dan anggaran Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.

19. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN, merupakan bagian anggaran kementerian/lembaga yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi.

(16)

                                                                                         

BAB

 

II

 

FASILITASI

 

KEGIATAN

 

BANTUAN

 

SOSIAL

 

 

A.

Pemberdayaan

 

Sosial

 

B.

Penanggulangan

 

Bencana

 

(17)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

8

BAB II

FASILITASI KEGIATAN BANTUAN SOSIAL

Belanja Bantuan Sosial adalah transfer uang atau barang yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Transfer uang/barang/jasa tersebut memiliki ketentuan berikut ini :

1. Belanja bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk di dalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan.

2. Belanja bantuan sosial bersifat sementara atau berkelanjutan.

3. Belanja bantuan sosial ditujukan untuk mendanai kegiatan rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, penanggulangan kemiskinan dan penanggulangan bencana.

4. Belanja bantuan sosial bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, kelangsungan hidup, dan memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian sehingga terlepas dari risiko sosial.

5. Belanja bantuan sosial diberikan dalam bentuk : bantuan langsung; penyediaan aksesibilitas; dan/atau penguatan kelembagaan.

A. Pemberdayaan Sosial 1. Konsepsi

Pemberdayaan sosial diartikan sebagai upaya meningkatkan kemampuan kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya secara mandiri dan berkelanjutan. Kelompok yang dimaksud adalah kelompok usaha di bidang peternakan yang dikelola oleh atau kelompok dan pelaku agribisnis lain.

Kemandirian kelompok dapat terwujud apabila kelompok mampu mengembangkan usaha di bidang peternakan secara mandiri yang

(18)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

9

mencakup aspek kelembagaan, manajemen dan usaha annya. Dengan demikian, fokus pemberdayaan kelompok diarahkan dalam rangka pengembangan kelembagaan, manajemen dan usaha-usaha bidang peternakan.

Proses pemberdayaan kelompok dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran kelompok dalam mengembangkan usahanya secara partisipatif. Kegiatan pemberdayaan dapat pula diartikan sebagai upaya mengurangi ketergantungan pelaku usaha peternakan terhadap berbagai fasilitas dan kemudahan yang harus disediakan pemerintah, serta meningkatkan kemandirian kelompok. Mengingat proses pemberdayaan memerlukan waktu yang cukup panjang, maka kegiatan pemberdayaan perlu dirancang secara sistematis dengan tahapan kegiatan yang jelas dan dilakukan terus-menerus dalam kurun waktu yang cukup berdasarkan kemampuan dan potensi usaha agribisnis masyarakat.

2. Ruang Lingkup Pemberdayaan Sosial

Pemberdayaan sosial untuk peternakan merupakan salah satu bentuk fasilitasi dalam kerangka dasar pemberdayaan masyarakat/kelompok. Prinsip dasar pemberdayaan kelompok adalah:

a. Dana bantuan sosial merupakan dana stimulan dalam mendukung usaha kelompok, sedangkan motor penggerak utama pengembangan usaha kelompok adalah kemampuan kelompok itu sendiri.

b. Dana bantuan sosial wajib dipupuk dan dikembangkan untuk mendukung kegiatan usaha ekonomi produktiv kelompok .

c. Besarnya penyaluran dana penguatan modal disesuaikan dengan tahapan kebutuhan pengembangan usaha kelompok, yang dituangkan dalam proposal/rencana usaha kelompok (RUK)/RUB. d. Dana bantuan sosial peternakan dipergunakan untuk kegiatan usaha

agribisnis maupun usaha ketahanan pangan dibidang peternakan yang diarahkan untuk menumbuhkan dan memperbesar skala usaha, efisiensi dan jaringan usaha, memanfaatkan sumberdaya

(19)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

10

lokal secara optimal, dan pemenuhan tambahan pangan dan gizi keluarga.

e. Pengembangan kelembagaan diarahkan pada kelembagaan berbadan hukum, koperasi sehingga dapat mengelola modal dana Bantuan Sosial dengan manajemen profesional dan mandiri.

f. Pengembangan manajemen usaha kelompok diarahkan pada peningkatan kemampuan pengurus kelompok dalam mengelola usaha dan menumbuhkan partisipasi aktif para anggotanya sehingga tercapai kemandirian kelompok.

g. Dalam rangka pengembangan kelembagaan, manajemen dan usaha kelompok difasilitasi dengan kegiatan pembinaan, pelatihan, sekolah lapang, pendampingan serta kemitraan dengan swasta. h. Untuk optimalisasi kinerja kelompok dan pengendalian dilakukan

kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan.

3. Fasilitasi Kegiatan Pemberdayaan Sosial

Komponen kegiatan dana bantuan sosial lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2012 yang difasilitasi pada DIPA Pusat/ Provinsi/ Kabupaten/ Kota yang diarahkan untuk pemberdayaan sosial, meliputi :

Tabel 1. Fasilitasi Kegiatan Pemberdayaan Sosial Ditjen Peternakanan dan Keswan Tahun 2012

No Program Kegiatan Output Kegiatan

1. Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang ASUH 1). Peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal (Prioritas Nasional dan Bidang)

1. Sarjana Membangun Desa (SMD)

2. LM3

3. Pengembangan Kawasan Sapi

Potong

4. Pengembangan Budidaya Sapi

Potong

5. Pengembangan Kawasan Sapi

Perah

6. Pengembangan Budidaya Sapi

Perah

(20)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

11

8. Pengembangan Budidaya Kerbau

9. Penguatan Kelembagaan

Pelayanan IB

10. Optimalisasi INKA

11. Pengembangan Ternak

Kambing/Domba

12. Pengembangan Budidaya Kambing

Perah

13. Pemeliharaan Budidaya Unggas

Lokal

14. Pemeliharaan Budidaya Non

Unggas (Aneka Ternak) 2). Peningkatan

kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal (Prioritas Bidang)

15. Pembibitan Sapi Potong

16. Pembibitan Sapi Perah

17. Pembibitan Kerbau

18. Pembibitan Kambing/Domba

19. Pembibitan Babi

20. Pembibitan Ayam Lokal

21. Pembibitan Itik Lokal

22. Pengendalian Sapi/Kerbau Betina

Produktif

23. Dukungan Perbibitan dalam

Kawasan Sapi Potong

24. Dukungan Perbibitan dalam

Kawasan Sapi Perah

25. Dukungan Perbibitan dalam

Kawasan Kerbau 3). Peningkatan produksi Pakan Ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal (Prioritas Nasional dan Bidang)

26. Pengembangan Unit Usaha Bahan

Pakan

27. Pengembagan Integrasi Tanaman

Ruminansia

28. Pengembangan Integrasi Ternak

Unggas

29. Optimalisasi Sumber Benih/Bibit HPT

30. Penguatan Sumber Benih/Bibit

HPT

31. Pengembangan HPT di Lahan

Kehutanan

32. Pengembangan UPP Ruminansia

33. Pengembangan UPP Unggas

34. Pengembangan Lumbung Pakan

Ruminansia

35. Pengembangan Lumbung Pakan

Unggas

(21)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

12

37. Dukungan Pakan dalam

Pengembangan Kawasan Sapi Potong

38. Dukungan Pakan dalam

Pengembangan Kawasan Sapi Perah

39. Dukungan Pakan dalam

Pengembangan Kawasan Kerbau 4). Pengendalian dan Penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis (Prioritas Nasional dan Bidang)

40. Dukungan Kesehatan Hewan

dalam Pengembangan Kawasan Sapi Potong

41. Dukungan Kesehatan Hewan

dalam Pengembangan Kawasan Sapi Perah

42. Dukungan Kesehatan Hewan

dalam Pengembangan Kawasan Kerbau 5). Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal peternakan dan Keswan

43. Belanja Bantuan Sosial Kebijakan Pimpinan

B. Penanggulangan Bencana 1. Konsepsi

Sesuai dengan UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan PP No.21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, yang dimaksud Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Sedangkan menurut International Strategy for Disaster Reduction

(UNISDR), Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau

(22)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

13

lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri.

Secara umum bencana terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu: a. Bencana Alam

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

b. Bencana Non Alam

Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

c. Bencana Sosial

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.

2. Ruang Lingkup Penanggulangan Bencana

Ruang lingkup penanggulangan bencana yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian adalah penanggulangan pasca bencana yang mencakup kegiatan penyaluran bantuan sosial berupa barang, antara lain benih, bibit, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian pra panen, pasca panen, prasarana pertanian dan lainnya.

Dalam rangka penyaluran bantuan barang tersebut, terlebih dahulu dilakukan identifikasi lokasi dan kebutuhan bantuan, verifikasi kelompok sasaran, penetapan kelompok, penyaluran bantuan, dan selanjutnya dilakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

(23)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

14

3. Komponen Kegiatan

Kegiatan penanggulangan bencana yang dilaksanakan lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang dananya ditampung pada DIPA TA. 2012 pada pos belanja b antuan sosial yang difasilitasi melalui TP kab/kota antara lain: pengembangan budidaya sapi potong dan pengembangan budidaya babi.

(24)

                                                                                             

BAB

 

III

 

PENGELOLAAN

 

KEGIATAN

 

BANTUAN

 

SOSIAL

 

 

A.

Dasar

 

Hukum

 

Penyaluran

   

Dana

 

Bantuan

 

Sosial

  

B.

Penggunaan

 

Akun

     

Belanja

 

Sosial

 

Untuk

 

Pemberdayaan

 

Sosial

  

(25)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

15

BAB III

PENGELOLAAN DANA PEMBERDAYAAN SOSIAL MELALUI

TRANSFER UANG

A. Dasar Hukum Penyaluran Dana Bantuan Sosial

Dalam pelaksanaan penyaluran dana bantuan sosial Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian tahun 2012 ini mengacu pada aturan Perundang-Undangan yang berlaku antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial; 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKA-K/L;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan pengelolaan Bantuan Sosial;

7. Peraturan Presiden Nomor 13 tahun 2009 tentang Koordinasi Penanganan Kemiskinan;

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101 tahun 2011 tentang Klasifikasi Anggaran;

9. Buletin Teknis Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial.

(26)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

16

B. Penggunaan Akun Belanja Sosial Untuk Pemberdayaan Sosial

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.91/PMK.06/2007 Tgl.30 Agustus 2007 Tentang Bagan Akun Standar (BAS) dan Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-08/PB/2009 Tanggal 27 Pebruari 2009 Tentang Penambahan dan Perubahan BAS, Penggunaan Akun Belanja Bantuan Sosial digunakan dalam beberapa jenis antara lain untuk Belanja Pemberdayaan Sosial (Kode Akun 573111).

Belanja pemberdayaan sosial digunakan untuk belanja bantuan sosial yang diarahkan untuk menjadikan warga negara yang mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Pemberdayaan sosial diberikan melalui antara lain:

1. Peningkatan kemauan dan kemampuan, yang dilakukan dalam bentuk: diagnosis dan pemberian motivasi, pelatihan keterampilan, pendampingan, pemberian stimulan modal, peralatan usaha, dan tempat usaha, peningkatan akses pemasaran hasil usaha, supervisi dan advokasi sosial, penguatan keserasian sosial, penataan lingkungan, dan/atau bimbingan lanjut;

2. Penggalian potensi dan sumber daya yang dilakukan dalam bentuk: diagnosis dan pemberian motivasi, penguatan kelembagaan masyarakat, kemitraan dan penggalangan dana, dan/atau pemberian stimulan;

3. Penggalian nilai-nilai dasar;

4. Pemberian akses; dan/atau

5. Pemberian bantuan usaha.

C. Penetapan Kelompok Penerima 1. Perencanaan dan sosialisasi

Perencanaan dana bantuan sosial di tingkat Kabupaten/Kota mencakup pembentukan Tim Teknis Kabupaten/Kota, penyusunan Juknis Kabupaten/Kota, rencana seleksi CP/CL, penyaluran dana Bantuan Sosial, pembinaan dan pelaporannya.

(27)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

17

Juknis disusun oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota mengacu kepada Pedoman Umum Pengelolaan Bantuan Sosial Kementerian Pertanian Tahun 2012, Pedoman Teknis dari Direktorat Jenderal/Badan lingkup Kementerian Pertanian dan Petunjuk Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Provinsi. Juknis disusun untuk mengatur hal-hal yang belum jelas dan belum diatur dalam pedoman ini, demikian juga juknis agar disusun secara fleksibel dengan memperhatikan aspirasi dan kondisi masing-masing wilayah.

Sosialisasi dilakukan dalam rangka penyamaan persepsi, membangun komitmen, transparansi, dan akuntabilitas pelaksanaan program pembangunan pertanian. Kegiatan sosialisasi ini juga sekaligus untuk menampung aspirasi masyarakat melalui konsultasi publik (public consultation), sehingga pemanfaatan dana b antuan sosial dapat lebih terarah dan bermanfaat bagi masyarakat pertanian.

Pelaksanaan sosialisasi dilakukan secara berjenjang mulai di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota sampai tingkat desa/kelompok. Sosialisasi di tingkat desa/kelompok bertujuan untuk membangun komitmen, transparansi pelaksanaan kegiatan, meningkatkan minat dan motivasi masyarakat dalam pembangunan pertanian, serta menjelaskan hak, kewajiban, sanksi, dan penghargaan bagi kelompok sasaran yang akan mengelola dana bantuan s osial.

2. Kelompok Sasaran

Kelompok sasaran yaitu kelompok yang telah ada dan menjalankan usaha agribisnis dan/atau ketahanan pangan dengan prioritas pada kelompok yang memiliki kendala modal karena terbatasnya akses terhadap sumber permodalan, antara lain kelompok , gabungan kelompok , lembaga LM-3, Sarjana Membangun Desa (SMD) dan kelompok masyarakat lainnya di perdesaan.

atau warga masyarakat sasaran sebagai penerima dana bantuan sosial (untuk DIPA Tugas Pembantuan Provinsi dan Kabupaten/Kota) yaitu anggota kelompok sasaran yang ditetapkan dengan Keputusan

(28)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

18

Bupati/Walikota setempat atau Kepala Dinas peternakan atau yang melaksanakan fungsi Peternakan atau pejabat yang ditunjuk atas usul tim teknis kabupaten/kota, dengan tembusan antara lain disampaikan kepada KPPN setempat.

Proses seleksi kelompok dilakukan secara terbuka, ditetapkan secara musyawarah atas dasar kepentingan pengembangan peternakan di daerah dan usulan dari masyarakat, serta hasil identifikasi oleh penyuluh pertanian/tenaga harian pendamping/petugas teknis lainnya yang telah ditunjuk.

Untuk kegiatan yang dananya ditampung pada DIPA Pusat, maka penetapan kelompok sasaran dilaksanakan oleh Menteri atau pejabat Eselon-1 (Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan), sedangkan proses seleksi kelompok sasaran diatur oleh Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Demikian juga untuk kegiatan yang ditampung pada DIPA Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi/Kabupaten/Kota, maka penetapan kelompok sasaran oleh Kepala Dinas peternakan atau yang melaksanakan fungsi Peternakan provinsi/kabupaten/kota dan proses seleksinya mengikuti pedoman/petunjuk yang terkait dengan kegiatan dimaksud.

3. Kriteria Umum Calon Kelompok Sasaran

Kriteria calon penerima bantuan sosial disusun sebagai dasar untuk melakukan seleksi calon penerima dana bantuan sosial agar sesuai dengan kriteria dan persyaratan yang ditentukan. Kriteria calon penerima bantuan sosial mencakup kriteria umum calon , kriteria calon lokasi dan kriteria teknis.

Kriteria umum calon penerima dana bantuan sosial antara lain:

a. yang tergabung dalam suatu kelompok usaha harus memiliki nama kelompok, nama ketua kelompok dan alamat yang jelas; b. Kelompok calon penerima dana bantuan yang menghadapi

keterbatasan permodalan untuk permodalan untuk pengembangan usaha taninya, namun memiliki potensi untuk dikembangkan;

(29)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

19

c. Kelompok ternak atau peternak yang mengalami risiko rawan pangan dan terkena musibah bencana.

Kriteria calon lokasi bantuan sosial Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2012 antara lain:

a. Calon lokasi tersebut layak dan/atau berpotensi ditumbuh/kembangkan usaha an;

b. Jenis usaha ternak (hulu, on farm, hilir) yang akan dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan ;

c. Jenis dan volume bantuan sosial yang akan disalurkan disesuaikan dengan kondisi agro-ekosistem dan kebutuhan kelompok ternak.

4. Tata Cara Seleksi Calon Kelompok

Seleksi calon kelompok sasaran didasarkan kepada prioritas pengembangan peternakan wilayah dan usulan/proposal dari kelompok pelaku. Proses seleksi calon kelompok sasaran dilakukan secara bertahap dan seyogyanya telah dipersiapkan sebelumnya oleh pemerintah daerah (t-1). Salah satu kunci keberhasilan pemberdayaan masyarakat peternakan, termasuk pengembangan modal terletak pada ketepatan dan kebenaran dalam menentukan kelompok sasaran. Sebelum dilakukan seleksi calon kelompok, terlebih dahulu dilakukan inventarisasi/pendataan (long lish) terhadap para (masyarakat perdesaan) yang telah ada di daerah tersebut yang meliputi : nama dan alamat kelompok /gabungan kelompok /LM3/ kelompok masyarakat lainnya beserta jumlah anggotanya, lokasi dan populasi ternak yang dikuasai/diusahakan, jenis ternak serta produksi yang dihasilkan, lama berusaha dan hal-hal lain yang masih terkait dengan kegiatan Bantuan Sosial.

Seleksi calon kelompok sasaran setidaknya dilakukan dalam dua tahap. Seleksi Tahap-I, dimana aspek penilaian pada tahap ini adalah mengenai kelengkapan persyaratan administrasi kelompok sesuai kriteria yang ditentukan di dalam pedoman dan petunjuk. Seleksi Tahap-II, Tim Teknis Kabupaten/Kota melakukan penilaian terhadap

(30)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

20

usulan/proposal/ rencana usaha kelompok pelaku usaha.

Proposal/rencana usaha setidaknya memuat : diskripsi usaha kelompok saat ini, sumberdaya dan sarana yang telah dimiliki, potensi yang dapat dikembangkan, rencana usaha yang akan dilakukan, kelayakan rencana usaha dan prospek pasarnya, serta besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha kelompok. Seleksi calon kelompok sasaran mempertimbangkan perspektif gender.

Berdasarkan long list dan setelah dilakukan seleksi tahap I dan II maka dihasilkan medium list. Medium list calon penerima bansos dilakukan verifikasi serta validasi, oleh Dinas dan Tim Teknis. Setelah dilakukan verifikasi dan validasi Tim Teknis menyelenggarakan musyawarah kabupaten/kota dan memaparkan hasil seleksinya yang dihadiri oleh stakeholder meliputi: instansi terkait, perguruan tinggi, organisasi , tokoh masyarakat, LSM dan pelaku usaha lainnya. Penyelenggaraan musyawarah tersebut dilakukan melalui forum Koordinasi Perencanaan Pembangunan Pertanian/ Peternakan di Kabupaten/Kota, dengan mengundang pejabat yang menangani pertanian/an dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Hasil musyawarah dituangkan dalam Berita Acara yang memuat daftar kelompok sasaran calon penerima dana bantuan sosial.

Tata cara seleksi calon kelompok sasaran untuk kegiatan fasilitasi LM3 peternakan, SMD dan Pengendalian Sapi/Kerbau Betina produktif, diatur lebih lanjut dalam pedoman tersendiri.

5. Prosedur Penetapan Kelompok Sasaran

Berdasarkan berita acara hasil musyarawah kabupaten/kota, Tim Teknis mengusulkan calon kelompok sasaran untuk ditetapkan sebagai calon penerima Bantuan Sosial (short list), dengan Keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas/Kantor peternakan atau yang membidangi fungsi Peternakan kabupaten/kota. Hasil seleksi dan penetapan kelompok diumumkan/ disosialisasikan kepada masyarakat luas oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota.

(31)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

21

Usaha Kelompok (RUK) atau Rencana Usaha Bersama (RUB) secara ringkas dapat dilihat pada Bagan-1.

Bagan-1. Mekanisme Seleksi Kelompok Sasaran dan Penyusunan RUK/RUB

Mekanisme penetapan kelompok sasaran untuk kegiatan LM3 peternakan SMD, dan pengendalian/penyelamatan sapi/kerbau betina produktif diatur lebih lanjut dalam pedoman tersendiri.

Pembentukan Tim Teknis Kab./Kota Menyusun Juknis dan Kriteria Seleksi CP/CL Seleksi Tahap-I: Adminstrasi

Forum Musyawarah & Berita Acara CP/CL Penetapan Kelompok

Bank terdekat Membuka rekening di Bank

Pencairan dana dari rekening Didampingi oleh

PPL/Pendamping Diverifikasi Tim Teknis

Menyusun RUK/RUB KPPN KPA SPM-LS SP2D Kelompok Sasaran Seleksi Tahap-II: Penilaian Proposal/Usulan Kelompok

(32)

                                                                                           

BAB

 

IV

 

PENYALURAN

 

DAN

 

PEMANFAATAN

 

DANA

 

BANTUAN

 

SOSIAL

 

A.

Pengajuan

 

dan

 

Penyaluran

 

Dana

 

Pemberdayaan

 

Sosial

 

B.

Prosedur

 

Penarikan

 

dan

 

Pemanfaatan

 

Dana

 

Bantuan

 

Sosial

  

(33)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

22

BAB IV

PENYALURAN DAN PEMANFAATAN

DANA BANTUAN SOSIAL

A. Pengajuan dan Penyaluran Dana Pemberdayaan Sosial

Pos belanja kegiatan yang menggunakan pola penyaluran d a n a antuan Sosial Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2012 tersedia dalam D I P A p a d a Pos Belanja Bantuan Sosial untuk (Kelompok Akun Nomor 573111) pada Satker DIPA Pusat, Dekonsetrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi, dan Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2012.

Proses pengajuan dan penyaluran dana bantuan sosial Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2012 pada DIPA Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Rencana Usaha Kelompok (RUK)/Rencana Usaha Bersama (RUB) disusun oleh kelompok sasaran dan disahkan/ditandatangani ketua kelompok serta dua anggota kelompok.

2. Kelompok membuka rekening tabungan pada Kantor Cabang/Unit BRI/Bank Pos atau Bank lain terdekat dan memberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Provinsi/Kabupaten/Kota.

3. Ketua kelompok mengusulkan RUK/RUB kepada PPK Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota setelah diverifikasi oleh Penyuluh Pertanian/petugas lapang lainnya dan disetujui oleh Ketua Tim Teknis.

4. PPK meneliti rencana usaha kelompok dari masing-masing kelompok yang akan dibiayai, selanjutnya mengajukan ke Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota, kemudian KPA mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) dengan lampiran sebagai berikut :

(34)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

23

1) Keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas/Badan lingkup Peternakan atau yang melaksanakan fungsi peternakan atau pejabat yang ditunjuk tentang Penetapan Kelompok Sasaran. 2) Rekapitulasi RUK/RUB seperti pada lampiran-1 dengan

mencantumkan: a. nama kelompok ; b. nama ketua kelompok ; c. nama anggota kelompok ; d. nomor rekening a.n. kelompok;

e. nama cabang/Unit BRI/Bank Pos atau bank lain terdekat; f. jumlah dana dan susunan keanggotaan kelompok.

3) Kuitansi harus ditandatangani oleh ketua kelompok dan diketahui/disetujui oleh PPK Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan seperti pada lampiran-2.

4) Surat perjanjian kerjasama antara pejabat pembuat komitmen dengan kelompok sasaran tentang pemanfaatan dana penguatan modal kelompok seperti pada lampiran -3.

5. Atas dasar SPP-LS, Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PPPP) menguji dan menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS), selanjutnya KPA menyampaikan SPM-LS ke KPPN setempat.

6. KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sesuai ketentuan yang akan diterbitkan oleh Kementerian Keuangan.

Untuk kegiatan bantuan sosial yang dananya ditampung pada pos belanja Bantuan Sosial pada DIPA Pusat dan DIPA Tugas Pembantuan Provinsi, maka pengajuan dan penyaluran dana bantuan sosial mengikuti pola tersebut diatas, namun penyebutan nama KPA, PPK dan lainnya disesuaikan dengan keberadaan Satker.

(35)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

24

B. Prosedur Pencairan dan Pemanfatan Dana Bantuan Sosial

Dana yang dikelola oleh kelompok disalurkan melalui mekanisme LS digunakan untuk memperkuat modal, maupun untuk usaha produktif bidang peternakan, pendampingan, pengembangan sumberdaya manusia dan kegiatan produksi serta operasionalisasi usaha kelompok. Sedangkan anggaran yang kegiatannya dilaksanakan oleh propinsi/kabupaten/kota dimanfaatkan untuk penyusunan Petunjuk Teknis, perencanaan, seleksi calon kelompok sasaran, sosialisasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan, serta berbagai jenis pelatihan bagi kelompok dan administrasi kegiatan serta lainnya.

Tata cara pencairan dana Bantuan Sosial Kementerian Pertanian Tahun 2012,antara lain:

1. Gapoktan/Poktan terpilih berhak menerima dana bantuan sosial melalui transfer ke rekening kelompok dari Bank Persepsi;

2. Gapoktan/Poktan terpilih berhak menggunakan dana bantuan sosial tersebut sesuai dengan RUK/RUB yang disetujui oleh PPK (di Pusat, Dinas/Badan/Kantor lingkup pertanian Provinsi, maupun Kabupaten/Kota);

3. Gapoktan/Poktan terpilih berhak menarik uang yang ada di rekening bank secara bertahap sesuai dengan tahapan pengadaan yang akan dilakukan kelompok dan jadwal kegiatan.

4. Besarnya uang pada setiap penarikan dari rekening bank disesuaikan dengan besarnya kebutuhan belanja yang bersangkutan;

5. Proses pengadaan dilakukan dengan didahului survey pasar, survey harga, dan mempelajari jenis/kualitas barang yang akan dibeli;

6. Proses pengadaan barang oleh Gapoktan/Poktan terpilih berhak dilakukan secara transparan dan memperhatikan prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas dari barang yang akan dibeli dan disaksikan oleh tokoh masyarakat atau aparat desa setempat;

7. Hasil dari pembelian dimanfaatkan oleh Gapoktan/Poktan terpilih berhak dan dicatat/ dibukukan menjadi aset kelompok.

(36)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

25

Arahan penggunaan dana bantuan sosial bidang peternakan berikut ini merupakan pilihan-pilihan yang dapat disesuaikan dengan prioritas masing-masing kelompok sasaran antara lain:

1. Untuk membiayai sarana dan fasilitas kelompok seperti membangun/rehabilitasi kandang kelompok, peralatan kandang, embung, dan sarana lainnya sesuai kebutuhan kelompok.

2. Untuk pengadaan/rehabilitasi atau optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pra-produksi, produksi, dan pengolahan hasil.

3. Untuk pengadaan sarana produksi (bibit,obat-obatan) bervariasi menurut kebutuhan dan jenis komoditasnya. Besarnya dana untuk pengadaan sarana produksi komoditi peternakan tidak dibatasi, tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan kelompok.

4. Untuk kegiatan pengembangan kelembagaan antara lain memperluas pemasaran, pengembangan usaha penunjang agribisnis, jaringan kerja dengan mitra usaha, pengembangan simpan pinjam pola LKM.

5.

Dalam rangka peningkatan dan pengembangan kemampuan melalui pelatihan pengurus/anggota kelompok. Untuk memperoleh hasil yang optimal pelaksanaan pelatihan.

6.

Pembinanaan kelompok dapat difasilitasi oleh Dinas Teknis/ instansi kelembagaan penyuluhan dengan memanfaatkan penyuluh pertanian, penyuluh swakarsa, Organisasi peternak, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), swasta, LSM dan lainnya. Dana bantuan sosial peternakan yang disalurkan ke rekening kelompok dimanfaatkan untuk usaha produktif, terus dipupuk dan dikembangkan serta dikelola dengan mengarah pada manajemen Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Penerapan pola LKM ini merupakan tahapan lebih lanjut proses pembelajaran bagi pelaku usaha dari pola BLM/BPLM/PMUK menuju ke tahap lebih lanjut untuk dapat mengakses modal ke lembaga permodalan. Dengan demikian kegiatan pemberdayaan ini turut mendorong tumbuh berkembangnya LKM-LKM yang ditumbuhkan di perdesaan.

(37)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

26

C. Pengelolaan Usaha Kelompok

Dana bantuan sosial ini diberikan dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan usaha peternakan dan atau upaya-upaya pemecahan masalah peternakan. Dana tersebut tidak digulirkan dan tidak dikembalikan ke Kas Negara, Kas Daerah, rekening dinas maupun rekening individu aparat namun dikelola oleh kelompok dalam format yang dibangun sendiri oleh kelompok sasaran.

Dana yang disalurkan kepada kelompok merupakan bantuan sosial yang perlu dikembangkan untuk usaha produktif kelompok sehingga usaha kelompok yang bersangkutan mandiri. Dengan demikian anggota kelompok yang menerima dana bantuan sosial harus memupuk/mengembangkan usaha sesuai dengan kondisi masing-masing kelompok.

Secara umum pengelolaan usaha kelompok sasaran dilakukan melalui : 1. Seluruh transaksi kelompok dibukukan secara sederhana;

2. Bukti/kuitansi pembelian disimpan;

3. Bukti serah terima hasil pembelian kepada anggota kelompok dibukukan;

4. Ketua Gapoktan/Poktan terpilih berhak membuat laporan rutin penggunaan bantuan sosial kepada PPK

5. Seluruh aset kelompok dirawat dan dikelola dengan baik;

6. Dana bantuan sosial digunakan untuk usaha produktif sehingga diperoleh keuntungan yang memadai;.

(38)

                                                                                           

BAB

 

V

 

PEMBINAAN

 

DAN

 

PENGORGANISASIAN

 

A.

Pembinaan

 

B.

Pengorganisasian

 

Pengelolaan

 

Dana

 

Bansos

 

C.

Perencanaan

 

Operasional

 

D.

Sosialisasi

 

(39)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

27

BAB V

PEMBINAAN DAN PENGORGANISASIAN

A. Pembinaan

Pembinaan kelompok dilakukan secara terorganisir dan berkelanjutan sehingga kelompok mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD.

1. Struktur Organisasi

Agar pelaksanaan kegiatan bantuan sosial ini memenuhi kaidah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan kepemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean government), maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip:

a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan.

b. Membebaskan diri dari praktek Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN).

c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi.

d. Memenuhi asas akuntabilitas.

Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan ini berada pada dinas/kantor peternakan atau yang melaksanakan fungsi peternakan lingkup kabupaten/kota. Tanggung jawab koordinasi pembinaan program berada pada Dinas PeternakanPropinsi atas nama Gubernur. Tanggung jawab atas program dan kegiatan adalah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan kementerian Pertanian. Kegiatan koordinasi pembinaan lintas kabupaten/kota difasilitasi oleh Propinsi, sedangkan kegiatan koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional difasilitasi oleh kabupaten/kota. Untuk kelancaran pelaksanaan program pembangunan peternakan melalui dana Bantuan Sosial, di tingkat Propinsi dibentuk Tim Pembina Propinsi dan pada tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Tim Teknis Kabupaten/Kota. 2. Penanggung Jawab Program

(40)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

28

Agar pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sosial memenuhi kaidah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean government), maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip:

a. mentaati ketentuan peraturan dan perundangan;

b. membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN);

c. menjunjung tinggi keterbukaan informasi, tranparansi dan demokratisasi;

d. memenuhi asas akuntabilitas

Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sosial berada pada dinas/kantor yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan kabupaten/kota. Tanggung jawab koordinasi pembinaan program berada pada Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi atas nama Gubernur. Tanggung jawab atas program dan kegiatan yaitu Direktorat Jenderal Peternakan dan Keswan. Direktorat Jenderal Peternakan dan Keswan I ini memfasilitasi program dan kegiatan kepada provinsi dan kabupaten/kota. Kegiatan koordinasi pembinaan lintas kabupaten/ kota difasilitasi oleh Provinsi, sedangkan kegiatan koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional difasilitasi oleh kabupaten/kota. Untuk kelancaran pelaksanaan program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan pada tingkat Kabupaten/ Kota dibentuk Tim Teknis Kabupaten/Kota

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian memfasilitasi koordinasi persiapan, pemantauan dan evaluasi kegiatan-kegiatan, dengan melaksanakan tugas antara lain: a. Menyusun pedoman pelaksanaan bantuan sosial, sebagai acuan

dan pedoman pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat. b. Menyusun pedoman teknis untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan

(41)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

29

c. Menggalang kemitraan dengan propinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan advokasi, pemantauan/pengendalian dan evaluasi.

d. Menyusun laporan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat sebagai ujung tombak dari pelaksanaan program dan anggaran. 3. Tim Pembina Provinsi

Tim Pembina Provinsi terdiri dari unsur dinasan atau yang membidangi peternakan, instansi terkait, UPT lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Keswan, perguruan tinggi, asosiasi profesi, serta organisasi peternak dan masyarakat, LSM, dan lain-lain sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran.

Tugas Tim Pembina Provinsi adalah :

a. menyusun petunjuk pelaksanaan yang mengacu pada pedoman umum yang disusun oleh pusat;

b. melakukan koordinasi lintas sektoral antar-instansi di tingkat provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan

c. melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan pengendalian, serta membantu mengatasi permasalahan di lapangan;

d. menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian serta menyampaikan laporan ke tingkat Pusat;

e. memfasilitasi pembentukan dan berfungsinya Unit Pengaduan Masyarakat Tingkat Provinsi.

4. Tim Teknis Kabupaten/Kota

Tim Teknis Kabupaten/Kota beranggotakan dinas teknis lingkup peternakan, instansi terkait, lembaga penyuluhan pertanian kabupaten/kota, perguruan tinggi, organisasi /peternak ahli/asosiasi pernak, LSM dan lainnya sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran.

(42)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

30

TugasTim Teknis Kabupaten/Kota adalah:

a.

menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) dengan mengacu Pedum yang disusun oleh pusat/juklak yang disusun oleh propinsi disesuaikan dengan kondisi sosial budaya setempat dan usaha yang dikembangkan

;

b. melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok sasaran; c. melakukan bimbingan teknis, pemantauan dan pengendalian; d. membuat laporan hasil pemantauan dan pengendalian

B. Pengorganisasian Pengelolaan Dana Bansos

Untuk kelancaran pelaksanaan pengelolaan dana bantuan sosial TA. 2012 alur koordinasi dan pembinaan dari pusat ke daerah seperti pada bagan berikut.

Bagan 2. Alur Koordinasi

C. Perencanaan Operasional

Penanggungjawab Program

Tim Pembina Provinsi

Tim Teknis Kabupaten

Kelompok

Keterangan :

1 : Garis Koordinasi 3 : Garis Pelaporan 2 : Garis Pembinaan dan pemantaun 4 : Garis Pemeriksaan

4 1 1 1 3 3 3 2 2 2

(43)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

31

Kegiatan operasional dituangkan ke dalam petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang disusun oleh Tim Pembinaan Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota mengacu kepada pedoman pengelolaan, pedoman pelaksanaan dan pedoman teknis yang disusun oleh Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan maupun oleh Direktorat Teknis lingkup Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Petunjuk yang disusun di tingkat lapangan/lokasi ditujukan untuk mengatur hal-hal yang belum jelas dan belum diatur dalam pedoman pengelolaan dan pedoman pelaksanaan atau pedoman teknis. Untuk itu petunjuk yang disusun di tingkat lapangan/lokasi agar disusun secara fleksibel dengan memperhatikan aspirasi dan kondisi masing-masing wilayah. Namun demikian petunjuk tersebut juga harus bersifat operasional sesuai tujuan dan sasaran propram/kegiatan.

D. Sosialisasi

Sosialisasi dilakukan dalam rangka penyamaan persepsi, membangun komitmen, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan. Kegiatan sosialisasi ini juga sekaligus untuk menampung aspirasi masyarakat melalui konsultasi publik (public consultation), sehingga pemanfaatan dana Bantuan Sosial dapat lebih terarah dan bermanfaat bagi para dan masyarakat pada umumnya.

Pelaksanaan sosialisasi dilakukan secara berjenjang mulai di tingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota sampai tingkat desa/kelompok. Sosialisasi di tingkat desa/kelompok bertujuan untuk membangun komitmen, transparansi pelaksanaan kegiatan, meningkatkan minat dan motivasi masyarakat dalam pembangunan di bidang peternakan serta menjelaskan hak, kewajiban, sanksi dan penghargaan bagi kelompok sasaran yang akan mengelola dana bantuan sosial.

(44)

                                                                                         

BAB

 

VI

 

PENGAWASAN

 

DAN

 

INDIKATOR

 

KEBERHASILAN

 

 

A.

Pengawasan

 

dan

 

Pengendalian

 

(45)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

32

BAB VI

PENGAWASAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN

A. Pengawasan dan Pengendalian

Untuk meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan pemberdayaan kelompok melalui dana bantuan sosial perlu dilakukan pengendalian dan pengawasan. Pengendalian melalui jalur struktural dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota, Tim Pembina Propinsi dan Pusat. Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa Pengguna Anggaran. Proses pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh masing-masing instansi.

Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas fungsional (Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas Daerah maupun lembaga/instansi pengawas lainnya) dan pengawasan oleh masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi kepada pihak yang terkait (Penyuluh pertanian/an, pengurus kelompok, anggota kelompok, tokoh masyarakat, organisasi peternak/, LSM, aparat instansi di daerah, perangkat pemerintahan mulai dari desa sampai kecamatan, anggota lembaga legislatif dan lembaga lainnya).

Ada 6 (enam) tahapan kritis yang perlu diperhatikan dalam rangka pemberdayaan masyarakat melalui dana bantuan sosial yaitu:

1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pengarah/Pembina di Pusat/Propinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota.

2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon kelompok sasaran dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota.

3. Tahap penyaluran dana penguatan modal ke rekening kelompok.

4. Tahap pencairan dana penguatan modal yang dilakukan oleh kelompok.

5. Tahap kebenaran serta ketepatan pemanfaatan dana bantuan sosial yang dilakukan oleh kelompok.

6. Tahap pemupukan dan pengembangan modal yang dilakukan oleh kelompok.

(46)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

33

Pada tingkat lokal/desa/kelompok, pengawasan masyarakat terhadap ketepatan sasaran program dilakukan oleh perangkat desa, anggota kelompok, penyuluh lapangan, maupun LSM. Laporan pengaduan penyimpangan terhadap pengelolaan dana dapat disampaikan kepada Tim Teknis Kabupaten/Kota. Pengaduan dari masyarakat agar segera ditanggapi secara langsung oleh pihak terkait.

B. Indikator Keberhasilan

Indikator keluaran (output) penyaluran dana bantuan sosial untuk pemberdayaan masyarakat peternak adalah :

1. Tersalurnya dana bantuan sosial kepada kelompok/lembaga sasaran. 2. Tersedianya modal usaha, sarana dan prasarana dalam

mengembangkan agribisnis dan ketahanan pangan. 3. Terselenggaranya kegiatan pemberdayaan peternakan.

4. Tersalurkannya bantuan sosial dalam rangka meringankan beban pasca bencana.

Indikator keberhasilan (outcome) penyaluran dana bantuan sosial untuk pemberdayaan masyarakat peternak adalah:

1. Menguatnya permodalan usaha, meningkatnya kapasitas kelembagaan dan kemampuan sumber daya manusia .

2. Meningkatnya populasi, produksi dan produktivitas usaha kelompok penerima bantuan sosial.

3. Meningkatnya pemupukan modal usaha kelompok. 4. Meningkatnya lapangan kerja dan pendapatan kelompok .

5. Meningkatnya kemampuan kelompok dalam berproduksi pasca bencana.

(47)

                                                                                         

BAB

 

VII

 

MONITORING,

 

EVALUASI

 

DAN

 

PELAPORAN

 

 

(48)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

34

BAB VII

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan dana bantuan sosial pada dasarnya ada pada kelompok sasaran/penerima. Namun demikian agar pemanfaatan dana oleh kelompok berjalan secara tertib, efektif, efisien dan tepat penggunaannya sesuai dengan prioritas kebutuhan kelompok dalam pengembangan usahanya, maka kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan sedini mungkin untuk mengetahui berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan yang dapat dicapai kelompok. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan pengembangan usaha kelompok. Dengan demikian kegiatan monitoring dan evaluasi harus dilakukan pada saat sebelum dimulai kegiatan (ex-ante), saat dilakukan kegiatan (on-going) maupun setelah dilakukan kegiatan (ex-post).

Kelompok peternak /gabungan kelompok membuat laporan fisik kegiatan termasuk permasalahan/ kendala yang dihadapi dan menyampaikannya kepada Tim Teknis Kabupaten/Kota sebagai bahan pelaporan dan evaluasi. Selanjutnya laporan tersebut disampaikan kepada instansi/lembaga terkait lainnya secara berjenjang sesuai dengan ketentuan yang ada. Tim Teknis Kabupaten/Kota dan Tim Pembina Propinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi serta membuat laporan pengendalian dalam semesteran dan tahunan secara berjenjang dilaporkan ke Pusat (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan) mencakup :

1. Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja.

2. Permasalahan dan kendala yang dihadapi di lapangan dan upaya penyelesaiannya yang telah dilakukan di tingkat kabupaten/ kota dan propinsi.

3. Pelaporan menggunakan format yang disepakati oleh daerah dan dituangkan dalam Juklak yang disusun oleh Tim Pembina Propinsi serta Juknis yang disusun oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota.

(49)

________________________________________________________________________

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakandan Kesehatan Hewan

35

4. Laporan mencakup perkembangan kelompok penerima dana bantuan sosial dalam pengelolaan usahanya berikut realisasi fisik dan keuangannya.

5. Laporan disampaikan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat kelompok sampai ke Pusat mengenai pencapaian sasaran fungsional dengan format laporan mengacu pada pedoman/petunjuk teknis.

(50)

                                                                                         

BAB

 

VIII

 

PENUTUP

 

 

Gambar

Tabel 1. Fasilitasi Kegiatan Pemberdayaan Sosial Ditjen Peternakanan dan  Keswan  Tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Triwulan 2 tahun 2003 memiliki hasil yang tak jauh berbeda dengan hasil triwulan 1 tahun 2003, dimana baik saham loser dan saham winner tidak mengalami pembalikan return

hogy sok tekintetben más lehet az egyházi műfajok mutatói vizsgálatának tétje is, akár ha csak arra gondolunk, amit Bárczi Ildikó a kora újkori prédikációk

1) Telah dibuat perangkat pengujian mutu fisik beras secara real time dengan menggunakan teknologi pengolahan citra dan JST. Perangkat ini terdiri dari

Desain arsitektur pada gambar 3.3 menjelaskan aliran data atau proses yang berhubungan antar aktor dari aplikasi pencatatan penjualan suku cadang dan jasa service yang dibuat

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah VoIP MPLS dapat diimplementasikan dengan baik dan QoS yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar dari ITU yaitu jitter yang

Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan dua kelompok populasi yaitu pengunjung menggunakan media sosial (55 responden) dan pengunjung menggunakan media

Pt.conocophillips adalah suatu perusahaan minyak dan gas bumi kontrak bagi hasil (production sharing contract) dengan pertamina, merupakan salah satu perusahaan minyak dan gas