• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELUAR DAN EVAKUASI YANG AMAN UNTUK ORANG DENGAN KETERBATASAN FISIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KELUAR DAN EVAKUASI YANG AMAN UNTUK ORANG DENGAN KETERBATASAN FISIK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KELUAR DAN EVAKUASI YANG AMAN

UNTUK ORANG DENGAN KETERBATASAN FISIK

Bebas hambatan dalam akses ke bangunan bagi penyandang cacat telah menarik perhatian yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Banyak usaha telah dilakukan untuk meningkatkan aksesibilitas

bangunan umum bagi para penyandang cacat. Namun, peningkatan aksesibilitas bangunan juga menyajikan kesempatan untuk menerapkan langkah-langkah evakuasi yang cepat dan aman untuk

semua orang dalam situasi darurat. KESULITAN UNTUK BERGERAK DALAM EVAKUASI DARURAT

Orang-orang dengan keterbatasan fisik dapat sangat terpengaruh selama evakuasi darurat. Mereka mungkin merasa sulit untuk pindah ke area lain ketika evakuasi terjadi. Hal ini mungkin disebabkan oleh masing-masing kemampuan fisik mereka, seperti kecepatan berjalan mereka saat menggunakan tongkat, atau karena usia mereka. Kesulitan juga datang dari situasi di sekitar mereka, mungkin pintu saat kebakaran yang biasanya terbuka akan menutup dalam keadaan darurat. Orang dengan keterbatasan fisik juga dapat menemukan keramaian dalam keadaan ricuh dapat membuat mereka semakin sulit untuk bergerak. Mereka mungkin membutuhkan pegangan tangan pada koridor, tangga atau pada daerah yang landai sebagai alat tumpuan dan juga sebagai pegangan untuk beristirahat sebelum mereka mencapai titik kumpul.

Menaik atau menurun tangga tetap menjadi bagian yang paling sulit dalam evakuasi bagi orang-orang dengan keterbatasan fisik. Pindah turun dari lantai atas atau dari bawah dalam situasi darurat dapat memakan waktu lebih lama bagi orang-orang dengan kemampuan fisik yang kurang dibandingkan orang lain.

Orang-orang dengan keterbatasan yang tak telihat dengan kasat mata, seperti kondisi jantung, asma atau kesulitan bernapas, bergantung pada lift untuk menaiki atau menuruni gedung. Dalam keadaan darurat mereka mungkin memiliki kesulitan dalam bergerak naik atau turun tangga ketika lift tidak dapat digunakan selama masa evakuasi. Kombinasi dari pengerahan tenaga fisik yang berlebih dalam evakuasi ditambah dengan rasa stres dan asap saat terjadinya kebakaran dapat menjadi masalah yang signifikan bagi orang-orang dengan keterbatasan fisik yang tak terlihat.

LIFTS/ELEVATORS

Penggunaan lift untuk evakuasi darurat tidak disarankan karena tenaga listrik yang tidak stabil dapat membuat lift terhenti dan mengakibatkan orang-orang terjebak dan juga lift dapat sewaktu-waktu terbuka dilantai yang penuh api, hal ini sangat berbahaya jika terjadi. Penggunaan lift evakuasi adalah pilihan terbaik untuk evakuasi secara vertikalbagi mereka yang memerlukan bantuan.

Dalam bangunan di mana lift evakuasi tidak tersedia dan bangunan tidak dilengkapi dengan peralatan dan fasilitas yang tepat untuk mengevakuasi orang-orang dengan keterbatasan fisik, maka manajemen gedung perlu memberikan pertimbangan untuk membatasi akses bagi beberapa orang ke daerah-daerah dimana keamanan terjamin. Daerah itu akan ditempati oleh mereka yang membutuhkan bantuan untuk bergerak atau dipindahkan ke daerah yang aman, di mana mereka terlindungi oleh api sehingga mereka dapat menunggu penyelamatan oleh pemadam kebakaran. Orang-orang sering gelisah jika ditinggalkan disebuah gedung ketika orang lain telah berevakuasi.

(2)

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

Ini adalah kesalahpahaman umum bahwa tanggung jawab manajemen berakhir saat telah memindahkan orang-orang dengan keterbatasan fisik di daerah aman dan menyerahkan sisa tanggung jawab kepada petugas pemadam kebakaran. Memang tidak diragukan lagi petugas pemadam kebakaran akan melakukan apapun yang diperlukan untuk menyelamatkan setiap nyawa, maka dari itu, akan lebih baik jika evakuasi orang-orang dengan keterbatasan fisik dilakukan sebelum petugas pemadam kebakaran tiba di tempat kejadian sehingga mereka dapat bebas berkonsentrasi pada aspek-aspek lain untuk mengatasi insiden tersebut. Ini adalah tanggung jawab pengelola gedung untuk melakukan segala upaya untuk menyelamatkan semua orang.

Memastikan evakuasi yang aman, mandiri dan bermartabat dalam keadaan darurat adalah masalah yang kompleks. Diperlukan pertimbangan dalam berbagai faktor, termasuk kegunaan dan desain bangunan, pelatihan staff dan penyediaan peralatan dan fasilitas. Hal ini memerlukan pertimbangan kebutuhan setiap orang yang menggunakan bangunan, orang-orang dari berbagai usia dan ukuran dan juga orang-orang yang mempunyai keterbatasan fisik. Bagi mereka yang bertanggung jawab dalam bagian manajemen gedung dan evakuasi dalam keadaan darurat, harus mengembangkan rencana untuk memastikan bahwa setiap orang dapat dengan aman dan cepat, keluar dari gedung bangunan sebelum kedatangan pemadam kebakaran di lokasi kejadian.

KURSI EVAKUASI / EVAC+CHAIR

Saat pengguna kursi roda harus dievakuasi naik atau turun tangga, mengevakuasi dengan menggunakan kursi mereka sendiri tergolong tidak aman karena dapat mengakibatkan resiko yang fatal terhadap orang yang membantu dan juga pengguna kursi roda. Kursi evakuasi yang tersedia, secara komersial dirancang untuk memungkinkan para orang-orang dengan keterbatasan fisik, terutama mereka yang kesulitan untuk bergerak, dapat bergerak kebawah, dan dalam beberapa kasus, naik keatas tangga dari ruang bawah tanah.

Kursi evakuasi digerakkan secara manual dan mengandalkan gaya gravitasi untuk memindahkan pengguna kebawah tangga. Kursi ini dapat digunakan saat situasi tidak aman untuk menggunakan lift dan juga saat keadaan lebih aman untuk menggunakan kursi evakuasi ketimbang jika meninggalkan orang-orang dengan keterbatasan fisik di tempat aman (refuge area). Kursi ini biasanya memerlukan satu atau dua orang untuk membantu kursi dan pengguna menuruni tangga. Kursi evakuasi dirancang untuk melipat ke dalam sehingga menjadi ukuran yang praktis,sehingga dapat dipasang di dinding atau didekat tangga.

Kursi Evakuasi secara internasional diterima sebagai evakuasi di area tangga bagi orang-orang yang mengalami kesulitan meninggalkan gedung ketika lift sedang mengalami kerusakan, di bawah pemeliharaan, mati lampu atau dalam evakuasi darurat karena ancaman kebakaran dan teroris.

Penggunaan sebuah kursi evakuasi akan membutuhkan perpindahan dari kursi roda pribadi mereka ke kursi evakuasi. Perpindahan ini dapat menjadi kesulitan bagi beberapa orang tertentu, tergantung pada kondisi fisik mereka, maka dari itu, sebagian dari mereka membutuhkan bantuan lebih agar dapat berganti ke kursi evakuasi. Sebuah papan transfer dapat membantu pengguna kursi roda untuk berpindah ke kursi evakuasi dengan aman. Pemasok kursi evakuasi akan memberikan pelatihan tentang cara beroperasi. Pelatihan ini perlu diberikan kepada sejumlah orang untuk memastikan tingkat tenaga kerja yang terlatih dalam setiap keadaan.

(3)

Beberapa perangkat evakuasi bertenaga baterai, dan dapat digunakan untuk membawa seseorang ke lantai atas, dari tingkat basement atau parkiran bawah tanah. Perangkat bertenaga juga dapat sangat berguna ketika berhadapan dengan orang yang lebih berat. Perangkat bertenaga baterai harus diisi baterainya secara teratur untuk memastikan perangkat tersebut siap tersedia untuk digunakan bila diperlukan. Perangkat evakuasi bertenaga baterai kadang-kadang dapat memperlambat orang lain yang meninggalkan gedung karena ukurannya yang lebih besar dari kursi evakuasi, tergantung pada lebar tangga.

Ada berbagai macam model kursi evakuasi yang dirancang untuk mengatasi tantangan dalam evakuasi tangga. Semua kursi dirancang untuk memindahkan orang-orang dengan keterbatasan fisik menuruni tangga. Dalam beberapa model, kursi dapat digunakan untuk berpindah dari ruang bawah tanah, dan lainnya. Kursi evakuasi dapat bergerak di atas medan yang kasar selama masa evakuasi.

YANG PERLU DICARI DI SEBUAH KURSI EVAKUASI 1. Mudah Untuk Diurai

Persiapan pada kursi evakuasi untuk penggunaan operasional harus cepat dan sederhana. Seharusnya tidak ada mekanisme yang rumit yang akan menjebak jari operator saat mengoperasikan kursi evakuasi dan juga tidak membuat operator harus menyeimbangkan kursi evakuasi disaat sebelah tangannya melepaskan gesper atau tali ketika kursi ditempati.

2. Berat Yang Ringan

Berat adalah factor utama, terutama ketika peralatan evakuasi terletak di berbagai bagian dalam bangunan dan harus di angkat atau diambil dari tempatnya untuk dibawa kepada orang-orang yang membutuhkan. Berat dalam rasio kekuatan produk merupakan bahan pertimbangan yang penting, terutama dengan kenaikan keseluruhan dari BMI (Body Mass Index) diseluruh populasi.

3. Penggunaan Yang Mudah

Perangkat harus dirancang untuk memfasilitasi kemudahan untuk berpindah. PRM (Person of Reduced Mobility) mungkin memerlukan bantuan dan hal ini mengharuskan produk untuk stabil, terbuka pada kedua sisi dan memberikan keselamatan kepada penumpang setiap saat. Idealnya, ketika perpindahan dari kursi roda pribadi ke kursi evakuasi terjadi, baik kursi roda atau kursi evakuasi harus mempunyai tinggi yang sama dan harus mendapat dukungan dari operator untuk menstabilkan produk.

4. Ketangkasan Saat Mengendarai

Berputar dalam bentuk lingkaran seharusnya menjadi hal yang mudah dan tidak ada tenaga ekstra yang harus dikeluarkan saat mengitari dataran dan sudut yang sulit.

5. Kecepatan Yang Sesuai

Sebuah kursi evakuasi harus dapat mencocokkan dengan kemampuan operator. Evac+Chair® dengan mudah dapat mencapai satu lantai dalam 15 detik, atau empat lantai dalam satu menit tanpa menghalangi tangga bagi pengguna lain.

(4)

Pada umumnya, kursi evakuasi bergantung pada mekanisme pengendali sabuk berputar melewati dua tangga atau lebih tanpa mengganggu pengguna tangga yang lain. Konsep ini pertama kali ditemukan oleh Mr David Egen yang merancang dan mendaftarkan Egen Polymatic v-belt sebagai perangkat penahan gesekan. Menggunakan koefisien didalam pergesekan, semakin besar bobot dari penumpang, semakin besar pergesekan itu sendiri. Pergesekan ini meningkat dengan menambahkan beban pada pegangan sang operator.

Ketika mengevaluasi pembelian kursi evakuasi Anda, cobalah dahulu sebelum Anda membeli, dan waspadalah terhadap barang imitasi. Mereka mungkin terlihat sama jika dilihat dengan kasat mata, tetapi fungsi dapat bervariasi. Semua produk Evac+Chair® yang asli memiliki tanda CE dan nomor barcode yang unik pada label anti rusak berwarna silver yang ditempelkan didalam skid. Barcode tersebut terdiri dari tanggal pasokan, nomor dari Customer Document dan juga kode produk.

PERTIMBANGAN SAAT MENGGUNAKAN KURSI EVAKUASI

Jika kursi evakuasi akan digunakan, hal-hal berikut harus diperhatikan:

 Melihat dahulu pada hambatan sepanjang rute evakuasi ke titik kumpul yang mungkin akan menghalangi jalan kursi evakuasi. Seperti, melarikan diri dari ruang bawah tanah, genangan kecil, pinggiran jalan dan juga langkah atau permukaan tanah yang kasar.

 Mendapatkan model kursi evakuasi yang tepat untuk bangunan tersebut (kesesuaian untuk tangga dan juga untuk mengatasi hambatan sepanjang rute evakuasi menuju ke titik kumpul);  Pastikan kursi evakuasi dapat digunakan sebagai alat transportasi diluar gedung ke titik kumpul.  Lokasi dan jumlah dari kurasi evakuasi yang diperlukan dapat berbeda-beda, tergantung dari

jumlah orang yang diperkirakan akan memerlukan bantuan dan faktor-faktor lain seperti kepadatan distribusi orang di setiap lantai dan seluruh gedung. Disarankan untuk menyediakan minimal satu Evac+Chair dalam setiap daerah perlindungan.

 Waktu yang dibutuhkan untuk berpindah dari kursi roda pribadi ke kursi evakuasi.  Penerimaan penggunaan kursi evakuasi dalam latihan kebakaran;

 Kebutuhan untuk pelatihan perpindahan dan pengoperasian dari kursi evakuasi;

Keengganan untuk menggunakan kursi evakuasi mungkin timbul dari kurangnya kepercayaan terhadap operator atau kursi evakuasi itu sendiri, bisa juga datang dari rasa kekhawatiran tentang memperparah suatu kondisi atau cedera. Kursi evakuasi tidak disesuaikan dengan kebutuh setiap individu, maka dari itu, akan timbul rasa ketidak nyamanan yang mungkin dialami selama masa evakuasi. Dalam kasus seperti itu, pengembangan PERSONAL EMERGENCY EVACUATION PLAN (PEEP) memberikan kesempatan untuk mendiskusikan dan mengevaluasi pilihan yang tersedia. Para pengelola gedung harus melalukan segala upaya untuk menanamkan rasa kepercayaan kepada orang-orang dengan keterbatasan fisik bahwa operator yang mengoperasikan kursi evakuasi telah sepenuhnya terlatih dengan kemampuan yang terjamin.

PELATIHAN STAF

Kehadiran staff yang terlatih untuk membantu evakuasi dari bangunan dapat menambahkan tingkat keselamatan dan juga mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi. Campur tangan petugas dapat memberikan dampak yang besar dalam situasi dimana pengunjung tidak familiar dengan lokasi bangunan, di mana orang memiliki keterbatasan untuk bergerak atau ketika orang yang terlibat dalam kegiatan sangat berkomitmen.

(5)

Campur tangan petugas yang efektif dapat mengurangi respon dan waktu pengenalan untuk para orang-orang dengan keterbatasan fisik sehingga dapat memungkinkan staff untuk membantu mereka dengan aman. Didalam beberapa situasi, campur tangan petugas adalah hal yang benar-benar penting, misalnya saat orang yang menggunakan kursi roda memerlukan bantuan untuk menuruni tangga untuk mendapatkan keselamatan.

Staff juga dapat dilatih dalam penggunaan kursi evakuasi, pertolongan pertama dan peralatan pemadam kebakaran. Namun, hanya personel yang mempunyai keinginan dan berkompeten yang didorong untuk menghadiri pelatihan khusus.

Sebuah aspek penting dari pelatihan staf adalah untuk memastikan bahwa ada orang-orang yang cukup terlatih untuk diberikan materi pembelajaran. Ini berarti bahwa jumlah staff harus mencukupi untuk menutupi masalah seperti absen karena liburan atau sakit, penggunaan gedung diluar jam kerja, dan juga jika ada tingkat hunian yang melebihi batas normal. Kadang-kadang, dimungkinkan adanya jumlah yang tinggi dari orang-orang yang mempunyai keterbatasan fisik dalam kurun waktu yang sama. Dalam keadaan seperti itu, jumlah dari staff terlatih yang tersedia sangatlah penting. Sebuah keharusan dalam pelatihan staff untuk memberikan istirahat secara berkala dan juga menerapkan sistem untuk memastikan staff turnover tidak menciptakan kekurangan pada jumlah staff.

Latihan Evakuasi

Kode keamanan kebakaran merekomendasikan bahwa rencana evakuasi darurat dan prosedur evakuasi diuji coba dua kali dalam setahun dan latihan evakuasi penuh dilakukan sekali setiap tahun. Pengujian prosedur dan latihan evakuasi sangat berguna untuk beberapa hal, untuk menunjukan bahwa rencana evakuasi darurat masih berlaku, memberikan penyesuaian dalam prosedur, memastikan staff mengetahui langkah-langkah yang harus diambil dan juga memberikan staff kesempatan untuk berlatih. Pengujian prosdeur dan latihan sangat penting dalam mencerminkan evakuasi yang sebenarnya. Latihan ini dapat dilengkapi dengan memberikan peran kepada orang-orang dengan keterbatasan fisik dalam latihan. Manfaat maksimal yang dapat dicapai dari pengujian dan latihan adalah mendapatkan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meninjau prosedur dan recana evakuasi.

Latihan evakuasi dapat dilakukan dengan pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan, dan lebih baik jika keduanya dilakukan. Latihan evakuasi yang diumumkan berguna untuk pelatihan, tetapi latihan tanpa permberitahuan terlebih dahulu akan menambah efektivitas dari prosedur yang diuji. Harus diingat bahwan latihan tidak selalu dengan akurat mencerminkan situasi yang dapat timbul dalam keadaan darurat yang nyata, seperti adanya asap, api dan juga orang-orang yang terluka. Tunjangan perlu dibuat dalam rencana darurat untuk keadaan ini. Sangatlah penting bahwa catatan latihan disimpan secara akurat untuk mematuhi undang-undang kesehatan dan keselamatan untuk memastikan prosedur yang diperlukan telah diberlakukan.

KESIMPULAN

Sebagian besar dari Workplace Safety and Health (Risk Management) mengharuskan para pengelola gedung untuk miliki tanggung jawab untuk melakukan pertimbangan resiko dalam keselamatan dan kesehatan setiap orang, termasuk orang-orang yang mempunyai keterbatasan fisik. Pengelola gedung diwajibkan oleh hukum untuk melengkapi langkah-langkah pencegahan bencana khusus dan juga bantuan evakuasi bagi orang-orang dengan keterbatasan fisik. Kebanyakan bangunan dengan akses pengguna kursi roda wajib memiliki fitur keselamatan kebakaran yang tepat dan strategi perencanaan evakuasi untuk membantu para pekerja dengan kemampuan fisik yang kurang dalam keadaan darurat.

(6)

Persyaratan keselamatan kebakaran untuk evakuasi orang-orang dengan keterbatasan fisik akan memerlukan pemilik gedung untuk memindahkan mereka ke tempat aman Holding Point/Refuge Area, setelah itu, menggunakan lift evakuasi untuk memindahkan mereka ke tempat yang aman. Didalam bangunan dimana lift evakuasi tidak tersedia dan bangunan tidak dilengkapi dengan kursi evakuasi, pengelola gedung harus memindahkan orang-orang yang memerlukan bantuan ke area yang lebih aman, jauh dari jangkauan api, dan disana mereka harus menunggu kedatangan pemadam kebakaran. Orang-orang sering merasa gelisah ketika tertinggal didalam gedung dimana Orang-orang lain telah meninggalkan gedung.

Artikel disumbangkan oleh PT Elje Perdana ( : www.elje4firesafety.com ) Untuk informasi lebih lanjut tentang kursi evakuasi,

silahkan kunjungi kami: www.evacchair.co.id (dalam bahasa Indonesia), www.evac-chair.co.id (dalam bahasa inggris)

Referensi

Dokumen terkait

animasibergerak.net Animasi dp bbm ulang tahun pernikahan / perkawinan - jeparaku.com Source: jeparaku.com Dp bbm bergerak keren 3 animasi perokok - kochie frog

Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan untuk bergerak secara fisik untuk mencegah munculnya kelainan pada kerumitan gerakan, atau efek yang sering terjadi

MATI BUKAN SUATU KEBURUKAN Nampak secara jelas bahwa kematian bukanlah hal yang buruk seperti dugaan mayoritas orang,keburukan hadir saat takut pada mati,orang yang

Analisis profil protein daging dilakukan dengan pemisahan protein menjadi molekul yang lebih sederhana dengan menggunakan teknik elektroforesis SDS-PAGE, selanjutnya dilakukan

Dengan mengkaitkan konsep perlindungan hukum dengan permasalahan yang terjadi pada hak-hak asasi Penyandang Disabilitas, berarti bahwa bestuur harus memberikan suatu

Bahwa benar telah melakukan wawancara dengan narasumber guna memenuhi keabsahan hasil penelitian yang berjudul “Penulisan Notasi Terompet Pencak dalam Lagu

Tabel 3 menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada perubahan skor tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu serta tingkat kecukupan energi,

Dengan teknik wawancara ini, penulis dapat menggali data selengkap-lengkapnya terhadap bagaimanakah pelaksanaan Undang-undang nomer 23 tahun 2011 tentang pengelolaan