• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2014

TENTANG

TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (4) Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan, perlu mengatur mengenai Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);

2. Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang - Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3087);

3. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

4. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

(2)

5. Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

7. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

8. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

11.Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179);

12.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

(3)

13.Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dinas – dinas Daerah Kota Jambi (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2008 Nomor 10) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dinas – dinas Daerah Kota Jambi (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2013 Nomor 2);

14.Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 05 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2011 Nomor 5); 15.Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pajak

Bumi dan Bangunan Perkotaan (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2013 Nomor 4 Seri B Nomor 1).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Jambi.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah.

3. Kepala Daerah adalah Walikota Jambi.

4. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kota Jambi.

5. Kepala Dinas Pendapatan adalah Kepala Dinas Pendapatan Kota Jambi.

6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Jambi.

7. Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan adalah Pajak atas bumi dan atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

(4)

8. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang yang selanjutnya disebut dengan SPPT adalah surat yang digunakan oleh Dinas Pendapatan untuk memberitahukannya besarnya PBB yang terhutang kepada wajib Pajak.

9. Surat Setoran Pajak Daerah, yang disingkat SSPD dan atau Surat Tanda Terima Setoran, yang disingkat STTS, adalah Bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan oleh wajib pajak atas pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh Walikota.

10. Bank adalah Bank atau tempat yang ditunjuk oleh Walikota untuk menerima penerimaan PBB dari Wajib Pajak.

11. Tempat Pembayaran PBB yang selanjutnya disebut TP - PBB adalah Bank atau tempat yang ditunjuk oleh Walikota untuk menerima pembayaran PBB.

12. Pajak yang terutang pajak adalah Pajak yang masih harus dibayar dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD), Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding serta Putusan Peninjuan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.

Pasal 2

Wajib Pajak dapat mengajukan Keberatan kepada Walikota melalui Kepala Dinas Pendapatan atas SPPT atau SKP PBB.

Pasal 3

(1) Wajib Pajak dapat Mengajukan Keberatan dalam hal Wajib Pajak berpendapat bahwa luas objek pajak bumi dan/atau bangunan atau nilai jual objek pajak bumi dan/atau bangunan tidak sebagaimana mestinya; dan/atau

(2) Kebaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan secara :

a. Perseorangan atau kolektif untuk SPPT; atau b. Perseorangan untuk SKP PBB.

Pasal 4

(1) Pengajuan Keberatan secara perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) harus memenuhi persyaratan : a. Satu surat Keberatan untuk 1 (satu) SPPT atau SKP PBB; b. Diajukan secara terulis dalam bahasa Indonesia;

c. Diajukan kepada Walikota dan disampaikan Kepada Dinas Pendapatan;

(5)

d. Dilampiri asli SPPT atau SKP PBB yang diajukan keberatan; e. Dikemukakan jumlah PBB yang terhutang menurut

perhitungan Wajib Pajak disertai dengan alasan yang mendukung pengajuan keberatannya;

f. Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT atau SKP PBB, kecuali apabila Wajib Pajak atau Kuasanya dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaanya; dan

g. Surat Keberatan ditandatangani oleh Wajib Pajak dalam hal surat keberatan ditandatangani oleh bukan wajib pajak; 1. Harus dilampiri dengan surat kuasa khusus, untuk wajib

pajak orang pribadi dengan PBB yang terhutang lebih banyak dari Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) atau wajib pajak badan; atau

2. Harus dilampiri dengan surat kuasa biasa, untuk wajib pajak orang pribadi dengan PBB yang terhutang paling banyak Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah);

(2) Pengajuan Keberatan secara kolektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a harus memenuhi persyaratan :

a. Satu pengajuan untuk beberapa SPPT Tahun pajak yang sama.

b. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.

c. PBB yang terhutang untuk setiap SPPT paling banyak Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).

d. Diajukan kepada Walikota dan disampaikan kepada Dinas Pedapatan.

e. Diajukan melalui Lurah Setempat.

f. Dilampiri asli SPPT yang diajukan Keberatan.

g. Mengemukakan Jumlah PBB yang terhutang menurut perhitungan wajib pajak disertai dengan alasan yang mendukung pengajuan keberatannya; dan

h. Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT, kecuali apabila wajib pajak melalui Kepala Kelurahan setempat dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasannya.

(3) Tanggal Penerima surat keberatan yang dijadikan dasar untuk memproses surat keberatan adalah :

a. Tanggal terima surat keberatan dalam hal disampaikan secara langsung wajib pajak atau kuasanya kepada petugas tempat pelayanan terpadu (TPT) atau Petugas yang ditunjuk; atau b. Tanggal tanda pengiriman surat keberatan dalam hal

(6)

(4) Untuk memperkuat alasan pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan ayat (2) huruf g, pengajuan Keberatan disertai dengan :

a. Foto copy indentitas wajib pajak dan foto copy identitas kuasa wajib pajak dalam hal dikuasakan;

b. Foto copy bukti kepemilikan tanah;

c. Foto copy Izin Mendirikan Bangunan (IMB); dan/atau d. Foto copy bukti pendukung.

Pasal 5

(1) Pengajuan Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) atau ayat (2), dianggap bukan sebagai surat keberatan sehingga tidak dapat dipertimbangkan.

(2) Dalam hal pengajuan Keberatan tidak dapat dipertimbangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas Pendapatan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal penerimaan surat keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), harus memberitahukan secara tertulis disertai alasan yang mendasar kepada :

a. Wajib pajak atau kuasanya dalam hal pengajuan keberatan secara perseorangan; atau

b. Kepala Kelurahan setempat dalam hal pengajuan Keberatan secara kolektif.

(3) Dalam hal pengajuan Keberatan tidak dapat dipertimbangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib pajak masih dapat mengajukan keberatan kembali sepanjang memenuhi jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f dan ayat (2) huruf h.

Pasal 6

(1) Untuk Keperluan pengajuan keberatan wajib pajak dapat meminta keterangan secara tertulis mengenai dasar pengenaan dan/atau perhitungan PBB yang terutang kepada Dinas Pendapatan.

(2) Dinas Pendapatan harus memberi keterangan yang diminta oleh wajib pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat permintaan wajib pajak diterima.

(3) Jangka waktu pemberian keterangan oleh Dinas Pendapatan atas permintaan wajib pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menunda jangka waktu pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (1) huruf f dan ayat (2) huruf h.

(7)

Pasal 7

Pengajuan Keberatan tidak menunda kewajiban membayar PBB yang terutang dan Pelaksanaan Pengalihannya.

Pasal 8

Kepala Dinas Pendapatan atas nama Walikota berwenang memberikan keputusan atas pengajuan keberatan.

Pasal 9

(1) Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ditetapkan berdasarkan hasil penelitian di kantor dan apabila diperlukan dapat dilanjutkan dengan penelitian dilapangan.

(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan surat tugas dan hasilnya dituangkan dalam laporan hasil penelitian.

(3) Dalam hal dilakukan penelitian dilapangan, pejabat serendah-rendahnya setingkat eselon III terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis waktu pelaksanaan penelitian di lapangan kepada wajib pajak.

Pasal 10

(1) Kepala Dinas Pendapatan dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal penerimaan surat keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) harus memberi suatu keputusan atas pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.

(2) Keputusan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah PBB yang terhutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan keputusan belum diterbitkan, pengajuan keberatan dianggap dikabulkan dan diterbitkan keputusan sesuai dengan pengajuan wajib pajak dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak jangka waktu dimaksud berakhir. (4) Dalam hal Keputusan Kebaratan menyebabkan perubahan data

dalam SPPT PBB atau SKP PBB, Dinas Pendapatan menerbitkan SPPT atau SKP PBB baru berdasarkan Keputusan keberatan tanpa merubah saat jatuh tempo pembayaran.

(5) SPPT atau SKP PBB baru sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak bisa diajukan keberatan.

(8)

Pasal 11

Dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), wajib pajak dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis sepanjang surat Keputusan Belum diterbitkan.

Pasal 12

Keputusan atas Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi :

a. Keputusan Walikota tentang Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan pengajuan secara perorangan adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran I Peraturan Walikota ini.

b. Keputusan Walikota tentang Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan pengajuan secara kolektif adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

BAB II

KETENTUAN PENUTUP Pasal 13

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Jambi.

Ditetapkan di Jambi

Pada tanggal 17 FEBRUARI 2014 WALIKOTA JAMBI, dto

SYARIF FASHA Diundangkan di Jambi

Pada tanggal 17 FEBRUARI 2014 SEKRETARIS DAERAH KOTA JAMBI dto

DARU PRATOMO

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2014 NOMOR 14 SERI B NOMOR 6

(9)

LAMPIRAN I : PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL : 2014

TENTANG : TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN.

WALIKOTA JAMBI

KEPUTUSAN WALIKOTA JAMBI

NOMOR ... (1)

TENTANG

KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN ATAS SPPT / SKP PBB NOMOR ………(2) TANGGAL ………(3)

WALIKOTA JAMBI,

Menimbang : a. Surat Pengajuan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang diajukan secara perseorangan atas nama wajib pajak / kuasa dari wajib pajak ………... (4), Nomor ……… (5), tanggal ………..(6), atas SPPT / SKP PBB Nomor……….(7) Tanggal ……….(8) Tahun Pajak ………(9), yang diterima Dinas Pendapatan ……….(10), Berdasarkan tanda terima Nomor ………..(11) Tanggal ……….(12) Perlu diterbitkan Keputusan atas Pengajuan Keberatan PBB dimaksud.

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Keputusan Walikota Jambi tentang Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan atas SPPT / SKP PBB.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);

2. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4287);

3. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4355);

(10)

4. Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

6. Peraturan Walikota Jambi Nomor ….. Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan;

7. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 05 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2011 Nomor 5);

8. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2013 Nomor 4 Seri B Nomor 1).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN WALIKOTA TENTANG KEBERATAN PAJAK BUMI

DAN BANGUNAN ATAS SPPT/SKP PBB NOMOR ………(13)

TANGGAL ………(14).

KESATU : Menerima seluruhnya / menerima sebagian / menolak / menambah besarnya jumlah PBB yang terhutang atas pengajuan keberatan PBB : a. Wajib Pajak : Nama : ……….…………(15) NPWP : ……….…………(16) Alamat : ……….(17) b. SPPT/SKP PBB : Nomor : ……….(18) Tanggal : ……….(19)

Pajak yang terhutang : Rp. ...………...………….(20)

c. Objek Pajak : Alamat : ………..(21) Keluarahan : ………..(22) Kecamatan : ………..(23) Kota : ………..(24)

KEDUA : Sesuai dengan Diktum KESATU besarnya PBB yang terhutang menjadi sebesar Rp.…………. (25)

(11)

KETIGA : Perhitungan besarnya PBB yang terhutang sebagaimana dimaksud pada Diktum KEDUA adalah sebagai berikut :

Uraian Luas (M2) NJOP/m(Rp) Ketetapan Bumi Bangunan Bumi Bangunan

Semula …….(27) ………(28) …….(29) ……….(30) …………..(35) Menjadi …….(31) ………(32) …….(33) ……….(34) …………..(36)

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ... (37)

Pada tanggal 2014 (38) WALIKOTA JAMBI,

(12)

Petunjuk Pengisian Lampiran I :

Angka 1 : Disi nomor surat keputusan keberatan PBB.

Angka 2 : Diisi Nomor Objek Pajak (NOP) atau nomor SKP PBB. Angka 3 : Diisi tanggal Penerbitan SPPT atau SKP PBB.

Angka 4 : Diisi nama wajib pajak atau kuasa wajib pajak. Angka 5 : Diisi nomor surat pengajuan keberatan PBB. Angka 6 : Diisi tanggal surat pengajuan keberatan PBB.

Angka 7 : Diisi Nomor Objek Pajak (NOP) atau nomor SKP PBB. Angka 8 : Diisi tanggal penerbitan SPPT atau SKP PBB.

Angka 9 : Diisi tahun SPPT atau SKP PBB.

Angka 10 : Diisi Nama Dinas Pendapatan yang menerima pengajuan keberatan PBB.

Angka 11 : Diisi nomor tanda terima pengajuan keberatan PBB. Angka 12 : Diisi tanggal tanda terima pengejua keberatan PBB. Angka 13 : Diisi nomor penerbitan SPPT PBB atau SKP PBB. Angka 14 : Diisi tanggal penerbitan SPPT PBB atau SKP PBB. Angka 15 : Diisi nama wajib pajak.

Angka 16 : Diisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Angka 17 : Diisi alamat wajib pajak.

Angka 18 : Diisi Nomor Objek Pajak (NOP) atau nomor SKP PBB. Angka 19 : Diisi tanggal penerbitan SPPT atau SKP PBB.

Angka 20 : Diisi PBB yang terhutang sesuai dengan SPPT atau SKP PBB dengan angka.

Angka 21 : Diisi alamat wajib pajak.

Angka 22 : Diisi dengan nama Kelurahan letak objek pajak. Angka 23 : Diisi nama Kecamatan letak objek pajak .

Angka 24 : Diisi nama Kota Letak Objek Pajak.

Angka 25 : Diisi PBB yang terutang setelah keberatan angka.

Angka 26 : Diisi PBB yang terutang setelah kebaratan dengan huruf. Angka 27 : Diisi luas bumi sesuai SPPT atau SKP PBB.

Angka 28 : Diisi luas bangunan sesuai SPPT atau SKP PBB. Angka 29 : Diisi NJOP bumi per M2 sesuai SPPT atau SKP PBB. Angka 30 : Diisi NJOP bangunan per M2 sesuai SPPT atau SKP PBB. Angka 31 : Diisi luas bumi hasil keputusan keberatan PBB.

Angka 32 : Diisi luas bangunan hasil keputusan keberatan PBB. Angka 33 : Diisi NJOP bumi per M2 hasil keputusan keberatan PBB. Angka 34 : Diisi NJOP bangunan per M2 hasil keputusan keberatan PBB. Angka 35 : Diisi ketetapan PBB sesuai SPPT.

Angka 36 : Diisi ketetapan PBB hasil keputusan keberatan PBB.

Angka 37 : Diisi kota tempat terbitkannya surat keputusan keberatan PBB. Angka 38 : Diisi tanggal diterbitkannya surat keputusan keberatan PBB. Angka 39 : Diisi nama pejabat yang menerbitkan surat keputusan kebaratan.

(13)

LAMPIRAN II : PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL : 2014

TENTANG : TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN.

WALIKOTA JAMBI

KEPUTUSAN WALIKOTA JAMBI

NOMOR ... (1) TENTANG

KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SECARA KOLEKTIF ATAS SPPT/SKP PBB NOMOR…………(2) KELURAHAN ………(3)

WALIKOTA JAMBI,

Menimbang : a. Surat Pengajuan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang diajukan secara kolektif melalui Kepala Kelurahan ……….……..(4), Nomor……….(5), tanggal………..(6) atas SPPT Tahun Pajak ..……….(7), yang diterima Dinas Pendapatan ……….(8), Berdasarkan tanda terima Nomor ………..(9) Tanggal ……….(10) Perlu diterbitkan Keputusan atas Pengajuan Keberatan PBB dimaksud;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Keputusan Walikota Jambi tentang Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan secara Kolektif atas SPPT/SKP PBB.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);

2. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4287);

3. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4355);

4. Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

(14)

5. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

6. Peraturan Walikota Jambi Nomor …. Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan; 7. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 05 Tahun 2011 tentang Pajak

Daerah (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2011 Nomor 5);

8. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2013 Nomor 4 Seri B Nomor 1).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan KEPUTUSAN WALIKOTA TENTANG KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SECARA KOLEKTIF ATAS SPPT TAHUN PAJAK………… (11) KELURAHAN ………....…… (12). KESATU : Memberikan Keputusan atas pengajuan Keberatan PBB secara kolektif

sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Keputusan ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa segala sesuatunya akan diubah dan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di ... (13)

Pada tanggal 2014 (14) WALIKOTA JAMBI,

... (15)

Tembusan disampaikan kepada Yth :

1. Sdr. Kepala Kelurahan ... 2. Sdr. Dinas Pendapatan ... 3. Sdr. Camat...

(15)

LAMPIRAN II : PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR : TAHUN 2014

TANGGAL : 2014

TENTANG : KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SECARA KOLEKTIF ATAS SPPT TAHUN PAJAK ………… KELURAHAN ………..…….. DAFTAR KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SECARA KOLEKTIF Kelurahan : ...(16) Kecamatan : ...(17) Kota : ...(18) Tahun Pajak : ...(19) No Nama Wajib Pajak NOP Semula Menjadi Keputusan Keberatan

Luas (M2) NJOP (Rp.M2) PBB yang

terutang (Rp) Luas (M2) NJOP (Rp.M2) PBB yang teruatang (Rp)

Bumi Bangunan Bumi Bangunan Bumi Bangunan Bumi Bangunan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

KEPALA DINAS PENDAPATAN KOTA JAMBI

(16)

Petunjuk Pengisian Lampiran II

Angka 1 : Disi nomor surat keputusan keberatan PBB secara kolektif. Angka 2 : Diisi Nomor Objek Pajak (NOP) SPPT yang diajukan keberatan. Angka 3 : Diisi nama Kelurahan.

Angka 4 : Diisi nama Kelurahan.

Angka 5 : Diisi nomor surat pengajuan keberatan PBB secara kolektif. Angka 6 : Diisi tanggal surat pengajuan keberatan PBB secara kolektif . Angka 7 : Diisi Tahun pajak SPPT yang diajukan keberatan.

Angka 8 : Diisi nama Dinas Pendapatan yang menerima pengajuan keberatan PBB.

Angka 9 : Diisi nomor tanda terima pengajuan keberatan PBB secara kolektif. Angka 10 : Diisi tanggal tanda terima pengajuan keberatan PBB secara kolektif. Angka 11 : Diisi tahun pajak SPPT yang diajukan keberatan.

Angka 12 : Diisi nama Kelurahan.

Angka 13 : Diisi kota tempat diterbitkanya surat keputusan keberatan PBB secara kolektif.

Angka 14 : Diisi tanggal diterbitkannya surat keputusan keberatan PBB secara kolektif.

Angka 15 : Diisi pejabat yang menerbitkan surat keputusan keberatan PBB secara kolektif.

Angka 16 : Diisi nilai nama Kelurahan. Angka 17 : Diisi nama Kecamatan. Angka 18 : Diisi nama Kota.

Angka 19 : Diisi tahun pajak SPPT yang diajukan keberatan. Petunjuk pengisian Lampiran Keputusan Walikota Jambi

Kolom 1 : Diisi nomor urut 1,2 dan seterusnya. Kolom 2 : Diisi nama wajib pajak.

Kolom 3 : Diisi Nomor Objek Pajak (NOP). Kolom 4 : Diisi luas bumi sesuai SPPT. Kolom 5 : Diisi luas bangunan sesuai SPPT. Kolom 6 : Diisi NJOP Bumi per M2 sesuai SPPT. Kolom 7 : Diisi NJOP Bangunan per M2 sesuai SPPT. Kolom 8 : Diisi PBB yang terutang sesuai dengan SPPT. Kolom 9 : Diisi luas bumi hasil keputusan keberatan PBB. Kolom 10 : Diisi luas bangunan hasil keputusan keberatan PBB. Kolom 11 : Diisi NJOP bumi per M2 hasi keputusan keberatan PBB. Kolom 12 : Diisi NJOP bangunan per M2 hasi keputusan keberatan PBB. Kolom 13 : Diisi PBB terutang hasil keputusan keberatan PBB.

Kolom 14 : Diisi keputusan atas pengajuan kebaratan PBB (menerima seluruhnya menerima sebagaimana/menolak /menambahnya besarnya jumlah PBB yang terutang).

(17)

LAMPIRAN III : PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL : 2014

TENTANG : TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN.

DINAS PENDAPATAN KOTA JAMBI

KEPUTUSAN KEPALA ... (1)

NOMOR ... (2) TENTANG

PELAKSANAAN PENELITIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN YANG DIAJUKAN SECARA PERSEORANGAN DALAM HAL LETAK OBJEK

BERADA TIDAK DALAM SATU KOTA

KEPALA ………. (3)

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam Pasal 9 ayat (5) Peraturan Walikota Jambi Nomor ……. Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan,perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan ………..(4) tentang Pelaksanaan Penelitian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan dalam hal letak objek pajak berada tidak dalam satu Kota Jambi dengan tempat kedudukan Dinas Pendapatan.

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Keputusan Walikota Jambi tentang Pelaksanaan Penelitian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan yang diajukan Secara Perseorangan Dalam Hal Letak Objek Berada Tidak Dalam Satu Kota.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);

2. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

3. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 05 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2011 Nomor 5);

(18)

4. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2013 Nomor 4 Seri B Nomor 1);

5. Peraturan Walikota Jambi Nomor …. Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN KOTA JAMBI TENTANG PELAKSANAAN PENELITIAN KEBERATAN PAJAK

BUMI DAN BANGUNAN YANG DIAJUKAN SECARA

PERSEORANGAN DALAM HAL LETAK OBJEK PAJAK BERADA TIDAK DALAM SATU KOTA.

KESATU : Pelaksanaan penelitian PBB dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan yang wilayah kerjanya meliputi letak objek pajak dalam hal PBB yang terutang Paling Banyak :

1. Rp……….(5) (………(6) Untuk Kota………...(7) 2. Rp……….(5) (………(6) Untuk Kota………...(7) 3. Rp……….(5) (………(6) Untuk Kota………...(7) KEDUA : Pelaksanaan penelitian PBB dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Daerah

yang wilayah kerjanya meliputi letak objek pajak dalam hal PBB yang terutang Lebih banyak dari :

1. Rp……….(5) (………(6) Untuk Kota………...(7) 2. Rp……….(5) (………(6) Untuk Kota………...(7) 3. Rp……….(5) (………(6) Untuk Kota………...(7)

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa segala sesuatunya akan diubah dan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di ... (8)

Pada tanggal 2014 (9) KEPALA DINAS,

...(10) Tembusan disampaikan kepada Yth :

1. Sdr. Kepala Kelurahan ... 2. Sdr. Dinas Pendapatan ... 3. Sdr. Camat ...

(19)

Petunjuk Pengisian Lampiran III

Angka 1 : Diisi nama Dinas Pendapatan.

Angka 2 : Diisi Nomor Keputusan Kepala Dinas Pendapatan yang diterbitkan. Angka 3 : Diisi nama Dinas Pendapatan.

Angka 4 : Diisi nama Dinas Pendapatan. Angka 5 : Diisi ketetapan dengan angka. Angka 6 : Diisi ketetapan PBB dengan angka. Angka 7 : Diisi dengan nama Kota.

Angka 8 : Diisi Kota tempat surat keputusan diterbitkan. Angka 9 : Diisi tanggal tempat surat keputusan diterbitkan.

Angka 10 : Diisi nama Kepala Dinas Pendapatan yang menerbitkan surat keputusan.

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata persentase tertinggi untuk faktor mengenal operasi dasar perlatan komputer wilayah Bali Utara adalah 34% pada kategori sering, wilayah Bali Barat adalah 31,5% pada

Berbicara mengenai koperasi sangat berkaitan dengan wirausahawan, mengingat teori wirausaha sering kali belum mampu memberikan jawaban-jawaban yang

Yang dimaksud dengan Reklame selebaran adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta dengan

Data mentah hubungan antara bilangan gelombang ( ν , cm–1) vs transmitas (%T) dengan piranti lunak IRsolution  diolah terlebih dahulu dengan manipulasi Kubelka-Munk (KM),

Penjualan susu hasil ternak dalam bentuk susu segar dan tidak diolah ketika sisa, juga sebenarnya dilakukan oleh peternak yang berada di Desa Tahunan, Kecamatan

Dalam setiap pelaksanaan politik luar negeri suatu negara, dapat dipastikan akan mendapat respon dari pihak lain di luar batas teritorial negara tersebut. Hal

Surat Keberatan adalah surat yang diajukan oleh Wajib Pajak atau kuasanya kepada Kepala Badan.. Pajak dan Retribusi Daerah atau pejabat yang berwenang mengenai

Dari hasil analisis deskriptif tersebut, diperoleh hasil 14 atau 41% home industri sambel pecel di kota Madiun mempunyai hasil produksi yang tinggi karena berada di