Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga i
KATA PENGANTAR
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan media yang
digunakan dalam mewujudkan paradigma kepemerintahan yang baik (
good
governance)
yang salah satu prinsipnya adalah transparansi dan akuntabilitas
kepada masyarakat. Dengan adanya Laporan Tahunan ini diharapkan dapat
memberikan informasi keuangan yang terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
serta dapat mengukur pencapaian kinerja sesuai tujuan dan sasaran Direktorat
Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam mendukung visi dan misi Kementerian
Kesehatan.
Laporan Tahunan ini juga dibuat sebagai bahan evaluasi kegiatan yang telah
dilaksanakan pada Tahun 2016 yang dapat digunakan untuk perencanaan Tahun
2017. Dengan adanya evaluasi pelaksanaan tersebut, diharapkan dapat menjadi
pembelajaran dalam meningkatkan keberhasilan program dan mengantisipasi
kekurangan-kekurangan yang terjadi di Tahun 2016 agar tidak terulang pada Tahun
2017.
Kami menyadari Laporan Tahunan ini masih jauh dari sempurna, banyak
keterbatasan dan kelemahan dalam menyusun laporan ini. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan Laporan Tahunan Direktorat
Kesehatan Kerja dan Olahraga. Semoga Laporan Tahunan ini dapat bermanfaat
bagi masyarakat maupun internal Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga.
Akhirnya puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya sehingga Laporan Tahunan ini dapat disusun. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Tahunan ini.
Jakarta, Januari 2017
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
ANALISA SITUASI AWAL TAHUN ...
1
A. Hambatan Tahun Lalu ...
2
B. Kelembagaan ...
3
C. Sumber Daya ...
8
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN KERJA ...
17
A. Dasar Hukum ...
17
B. Tujuan, Sasaran dan Indikator ...
18
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN ...
20
A. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran ...
20
B. Hambatan Dalam Pelaksanaan Strategi ...
22
C. Terobosan Yang di Lakukan ...
23
BAB IV
HASIL KERJA ...
24
A. Pencapaian Tujuan dan Sasaran ...
24
B. Pencapaian Kinerja ………..
43
C. Realisasi Anggaran ………..
50
BAB V
PENUTUP ...
57
Lampiran
Lampiran 1. Laporan Bulanan Kesehatan Pekerja
Lampiran 2. Laporan Bulanan Kesehatan Olahraga
Lampiran 3. Realisasi Dana Dekonsentrasi
Lampiran 4. Daftar Pegawai
Lampiran 5. Laporan Kondisi Barang Milik Negara
Lampiran 6. Daftar Target dan Capaian
Lampiran 7. Daftar Sasaran Puskesmas Yang Melaksanakan
Kesehatan Kerja
Lampiran 8. Daftar Sasaran Puskesmas Yang Melaksanakan
Kesehatan Olahraga
Lampiran 9. Daftar Sarana Kesehatan TKI per Desember 2016
Lampiran 10. Daftar Pos UKK yang terbentuk di wilayah PPI/TPI
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 1
BAB I
ANALISA SITUASI AWAL TAHUN
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan unit Eselon II yang berada
dibawah Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Direktorat Kesehatan Kerja dan
Olahraga memiliki tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria dan pemberian bimbingan teknis
dan supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan kerja
dan olahraga sesuai dengan perundang-undangan. Pelaksanaan kegiatan
pembinaan kesehatan kerja dan olahraga awal tahun ditunjukkan dengan
rangkuman pelaksanaan kegiatan keseluruhan Tahun 2016. Hasil pelaksanaan
kegiatan Tahun 2017 dapat dilihat dari pencapaian indikator Renstra Tahun 2016.
Pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari input sumber daya dan kelembagaan, proses
pelaksanaan kegiatan serta output menghasilkan capaian Indikator Renstra
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga antara lain :
1. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar
sebanyak 3.475 Puskesmas yang tersebar di 33 provinsi. Indikator tersebut tidak
dapat tercapai dikarenakan program kesehatan kerja masih berada di bawah
struktur organisasi program lain sehingga program kesehatan kerja dan
olahraga belum menjadi program yang prioritas sehingga berdampak terhadap
proses pelaporan yang berjenjang dari Puskesmas, Kabupaten/Kota dan
Provinsi. Dari 34 provinsi terdapat 1 provinsi yang belum melaporkan yaitu
provinsi Sulawesi Barat.
2. Jumlah Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI sebanyak 374 Pos UKK.
Indikator Pos UKK sangat berhasil karena dapat melebihi target yang ditetapkan
pada Tahun 2016 yaitu sebesar 355 Pos UKK. Indikator Pos UKK tercapai
melebihi target salah satunya karena adanya komitmen masyarakat dalam
mendukung tercapainya masyarakat pekerja yang sehat dan mandiri.
3. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar
sebanyak 100% (95 fasilitas pelayanan kesehatan).
4. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada
kelompok masyarakat di wilayah kerjanya sebanyak 2.434 Puskesmas dari
target sebanyak 2.926 Puskesmas. Indikator tersebut tidak dapat tercapai
dikarenakan program kesehatan kerja masih berada di bawah struktur
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 2
organisasi program lain sehingga program kesehatan kerja dan olahraga belum
menjadi program yang prioritas sehingga berdampak terhadap proses pelaporan
yang berjenjang dari Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Selain pencapaian indikator, keberhasilan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat dari
penyerapan anggaran Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga. Pada Tahun 2016,
pagu anggaran Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga sebesar Rp
22.111.701.000,- dengan penyerapan sebesar Rp 20.728.001.677,- (93,74%).
Pencapaian target indikator maupun keuangan Direktorat Kesehatan Kerja dan
Olahraga didorong oleh beberapa hal yang telah dilakukan seperti penguatan
kebijakan terkait Kesehatan Kerja dan Olahraga, penguatan SDM Kesehatan Kerja
melalui peningkatan Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja, pembinaan
melalui bimbingan teknis ke daerah dan penguatan Sistem Informasi Pencatatan
dan Pelaporan Kesehatan Kerja dan Olahraga.
Walaupun telah menunjukkan berbagai capaian hasil, namun dalam pelaksanaanya
kegiatan pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga di tahun 2016 tidak
terlepas dari adanya berbagai kendala atau hambatan yang dihadapi.
A. Hambatan Tahun Lalu
Dalam pelaksanaan kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga tidak luput dari
suatu hambatan dan masalah yang harus dihadapi. Berdasarkan analisa
kegiatan yang telah dilaksanakan, maka dapat diketahui beberapa hambatan dan
masalah antara lain :
1. Kurangnya komitmen dari pengambil keputsan di daerah terkait program
Kesehatan Kerja dan Olahraga.
2. Kurangnya pemahaman tenaga kesehatan tentang pentingnya aktivitas fisik
dan menjaga kebugaran jasmani bagi lanjut usia, anak sekolah, ibu hamil,
pekerja dan jemaah haji.
3. Kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan tentang Kesehatan Kerja dan
Olahraga.
4. Tingginya mobilitasi pegawai di daerah, sehingga banyak program Kesehatan
Kerja dan Olahraga yang tidak dapat jalan setelah petugas yang telah dilatih
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 3
di pindah tugas ke tempat lain dan petugas yang baru belum terpapar tentang
Program Kesehatan Kerja dan Olahraga.
5. Kurangnya regulasi dibidang Kesehatan Kerja dan Olahraga yang dapat
dijadikanpayung hokum dalam implementasi program di lapangan.
6. SDM yang dilatih peningkatan kapasitas belum percaya diri untuk masuk
perusahaan/ sektor formal khususnya PMA mengingat perusahaan tersebut
sudah menerapkan K3 dengan kualifikasi tinggi sesuai dengan
buyer
.
7. SDM Puskesmas belum memahani kewenangannya sebagai penanggung
jawab kesehatan berdasarkan konsep kewilayahan termasuk bertanggung
jawab pada kesehatan pekerja di dalam perusahaan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas.
8. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tenaga pendidik tentang
pentingnya menjalankan kesehatan dan keselamatan serta aktivitas fisik
sebagai bekal anak didik dalam bekerja.
9. Sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan kerja belum terintegrasi dengan
SIP.
10. Minimnya alokasi anggaran bahkan tidak adanya dukungan terhadap
Kesehatan Kerja dan Olahraga di puskesmas, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bersumber dari APBD.
11. Olahraga belum merupakan gaya hidup di masyarakat.
12. Bimbingan teknis dan sistem pelaporan yang belum berjalan berjenjang,
terpadu dan tersistem.
13. Kurangnya buku-buku pedoman Kesehatan Kerja dan Olahraga yang dapat
dijadikan acuan dalam pelaksanaan Kesehatan Kerja dan Olahraga.
B. Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tanggal 29
September 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam melaksanakan tugas sehari-hari
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI.
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 4
evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan kerja dan olahraga sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dengan fungsi sebagai berikut :
1.
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan surveilans,
kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga;
2.
Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan
surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga;
3.
Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan
kesehatan olahraga;
4.
Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan
okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan
olahraga;
5.
Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang
kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan
kesehatan olahraga; dan
6.
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga terbagi ke dalam 4 (empat)
Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha. Berikut ini merupakan rincian
tugas dan fungsi dari masing-masing Subdirektorat maupun Subbagian :
1.
Subdirektorat Kesehatan Okupasi dan Surveilans mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan
teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
kesehatan okupasi dan surveilans. Dalam melaksanakan tugasnya
Subdirektorat Kesehatan Okupasi dan Surveilans menyelenggarakan fungsi :
a.
Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan
surveilans kesehatan pekerja;
b.
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan okupasi
dan surveilans kesehatan pekerja;
c.
Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang kesehatan okupasi dan surveilans kesehatan pekerja;
d.
Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan
okupasi dan surveilans kesehatan pekerja; dan
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 5
e.
Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan okupasi dan
surveilans kesehatan pekerja.
Subdirektorat Kesehatan Okupasi dan Surveilans terdiri atas :
a. Seksi Kesehatan Okupasi
Seksi Kesehatan Okupasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan okupasi.
b. Seksi Surveilans Kesehatan Pekerja
Seksi Surveilans Kesehatan Pekerja mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis
dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
surveilans kesehatan pekerja.
2.
Subdirektorat Kapasitas Kerja mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kapasitas kerja.
a.
Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kapasitas kerja pekerja
dan institusi;
b.
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang kapasitas kerja pekerja
dan institusi;
c.
Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang kapasitas kerja pekerja dan institusi;
d.
Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kapasitas kerja
pekerja dan institusi; dan
e.
Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kapasitas kerja pekerja
dan institusi.
Subdirektorat Kapasitas Kerja terdiri atas :
a. Seksi Kapasitas Kerja Pekerja
Seksi Kapasitas Kerja Pekerja mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 6
supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kapasitas
kerja pekerja.
b. Seksi Kapasitas Kerja Institusi
Seksi Kapasitas Kerja Institusi mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kapasitas
kerja Institusi.
3.
Subdirektorat Lingkungan Kerja mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang lingkungan kerja.
a.
Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengendalian
lingkungan kerja dan perlindungan ergonomi;
b.
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian
lingkungan kerja dan perlindungan ergonomi;
c.
Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang pengendalian lingkungan kerja dan perlindungan ergonomi;
d.
Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian
lingkungan kerja dan perlindungan ergonomi; dan
e.
Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengendalian lingkungan kerja dan
perlindungan ergonomi.
Subdirektorat Lingkungan Kerja terdiri atas:
a. Seksi Pengendalian Lingkungan Kerja
Seksi Pengendalian Lingkungan Kerja mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis
dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengendalian lingkungan kerja.
b. Seksi Perlindungan Ergonomi
Seksi Perlindungan Ergonomi mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 7
supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
perlindungan ergonomi.
4.
Subdirektorat Kesehatan Olahraga mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan
olahraga.
a.
Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kesehatan olahraga
masyarakat dan prestasi;
b.
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan olahraga
masyarakat dan prestasi;
c.
Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang kesehatan olahraga masyarakat dan prestasi;
d.
Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan
olahraga masyarakat dan prestasi; dan
e.
Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan olahraga
masyarakat dan prestasi.
Subdirektorat Kesehatan Olahraga terdiri atas :
a. Seksi Kesehatan Olahraga Masyarakat
Seksi Kesehatan Olahraga Masyarakat mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis
dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
kesehatan olahraga masyarakat.
b. Seksi Kesehatan Olahraga Prestasi
Seksi Kesehatan Olahraga Prestasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis
dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
kesehatan olahraga prestasi.
5.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan
rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik
negara, evaluasi dan pelaporan, urusan kepegawaian, tata laksana,
kearsipan, dan tata persuratan, serta kerumahtanggaan Direktorat.
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 8
C. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Pegawai di lingkungan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga pada akhir
Desember Tahun 2016 berjumlah 65 orang. Dari jumlah tersebut pegawai
dibagi ke dalam berbagai tingkatan umur, jenis kelamin, pendidikan, status
kepegawaian, golongan dan jabatan :
a. Jumlah pegawai berdasarkan tingkatan umur
Jumlah pegawai berdasarkan umur pada kelompok umur di bawah 30
sebanyak 24 orang (37%), kelompok umur 31-40 sebanyak 18 orang
(28%), kelompok umur 41-50 sebanyak 11 orang (17%)dan kelompok
umur diatas 50 sebanyak 12 orang (18%) sebagaimana tergambar pada
grafik di bawah ini :
Gambar 1.
Jumlah Pegawai Dit. Kesja dan OR Berdasarkan Kelompok Umur
b. Jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin
Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga terdiri dari 41 orang
dengan jenis kelamin perempuan dan 24 orang dengan jenis kelamin
laki-laki. Berikut ini diagram yang menggambarkan perbandingan
pegawai laki-laki dan perempuan :
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 9
Gambar 2. Jumlah Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
Berdasarkan Jenis Kelamin
c. Jumlah pegawai berdasarkan Pendidikan
Jumlah pegawai berdasarkan Pendidikan terbagi ke dalam 5 kategori
yaitu S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 20 orang, S1 sebanyak 38
orang, D3 sebanyak 5 orang dan SMA sebanyak 1 orang.
Gambar 3. Jumlah Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
Berdasarkan Pendidikan
d. Jumlah pegawai berdasarkan status kepegawaian
Jumlah pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dengan
status PNS berjumlah 52 orang sedangkan untuk yang berstatus Non
PNS berjumlah 13 orang. Sehingga total keseluruhan pegawai Direktorat
Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2016 berjumlah 65 orang.
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 10
Gambar 4. Jumlah Pegawai Direktrat Kesehatan Kerja dan Olahraga
Berdasarkan Status Kepegawaian
e. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan dan Golongan
Jumlah pegawai yang sudah berstatus Golongan IV berjumlah 7 orang
dan yang berstatus Golongan III berjumlah 58 orang.
Gambar 5. Jumlah Pegawai Dit. Kesja & OR Berdasarkan Jabatan dan
Golongan
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 11
f. Kekuatan personil masing-masing Subdit di Lingkungan Direktorat
Kesehatan Kerja dan Olahraga
Bagian dengan jumlah personil terbanyak adalah Sub Bagian Tata
Usaha dengan jumlah personil sebanyak 24 orang karena pegawai
Non PNS dikelola oleh Sub Bagian Tata Usaha. Pegawai Non PNS di
Sub Bagian Tata Usaha bertugas antara lain sebagai pramubakti,
supir, pengelola data Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan
Kerja dan Sekretaris Direktur. Subdit Kesehatan Olahraga memiliki 3
pegawai Non PNS yang memiliki tugas mengelola tempat fitness
Kementerian Kesehatan RI. Subdit Kapasitas memiliki 1 pegawai Non
PNS dengan tugas mengelola tempat memerah ASI Kementerian
Kesehatan RI.
Gambar 6. Kekuatan Personil masing – masing Subdit dan Subbag
g. Jumlah Pejabat Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memiliki pejabat fungsional
pembimbing kesehatan kerja yang melaksanakan tugas-tugas terkait
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja. Pejabat fungsional
pembimbing kesehatan kerja ini tersebar di Kementerian dan Dinas
Kesehatan di 34 Provinsi. Berikut ini merupakan rincian pejabat
fungsional pembimbing kesehatan kerja berdasarkan instansi dan
jenjangnya :
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 12
Tabel 1. Rincian Pejabat Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja
No.
Instansi Pusat
Pertama
Muda
Madya
Jumlah
1
Kementerian Kesehatan
28
19
1
48
2
Kementerian Lain
0
1
0
1
Daerah
Pertama
Muda
Madya
Jumlah
1
Sumatera Utara
1
1
0
2
2
Sumatera Barat
7
5
0
12
3
Sumatera Selatan
1
0
1
2
4
Bengkulu
4
3
2
9
5
Lampung
3
3
1
7
6
Kep. Bangka Belitung
7
5
0
12
7
Jawa Barat
8
7
2
17
8
Banten
7
4
0
11
9
Jawa Tengah
0
1
0
1
10
Jawa Timur
9
6
0
15
11
Bali
2
2
1
5
12
Nusa Tenggara Timur
8
0
0
8
13
Nusa Tenggara Barat
2
3
0
5
14
Kalimantan Barat
13
11
0
24
15
Kalimantan Selatan
3
4
1
8
16
Kalimantan Timur
1
1
0
2
17
Sulawesi Selatan
39
12
2
53
18
Sulawesi Tenggara
1
2
0
3
19
Gorontalo
13
2
2
17
Total
157
92
13
262
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
mencakup barang bergerak, yaitu mobil dan motor. Sedangkan untuk barang tidak
bergerak yaitu mesin fotocopy, LCD, camera, handy cam, laptop, scanner, PC,
Server dan peralatan perkantoran lainnya, peralatan pemantauan kualitas kesehatan
lingkungan kerja, kapasitas kerja (Kit K3 Nelayan), kesehatan okupasi dan surveilans
(Sistem Pelaporan Kesehatan Kerja dan Olahraga) dan peralatan olahraga
(Peralatan Fitnes), sarana komunikasi dan transportasi serta perangkat pengolah
data elektronik.
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 13
Peralatan Kantor dan Pemantauan Kualitas Kesehatan Lingkungan Kerja,
Kapasitas Kerja Kesehatan Okupasi dan Surveilans dan Olahraga
Peralatan kantor Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dibagi ke dalam
pengawasan tiap-tiap subdit yaitu Subdit Kesehatan Okupasi dan Surveilans, Subdit
Kapasitas Kerja, Subdit Lingkungan Kerja dan Subdit Olahraga. Sampai dengan
akhir Desember 2016 jenis dan jumlahnya sesuai dengan jumlah pegawai (indeks
pegawai) dan dikelola sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
pengelolaan Barang Milik Negara (BMN). Sehubungan dengan adanya perpindahan
ruangan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga maka terdapat barang – barang
yang sudah tidak terpakai dan rusak berat sehingga pada Tahun 2016 telah
dilakukan penghapusan barang-barang seperti kursi, meja, lemari, LCD, PC,
notebook, printer dan scanner. Barang tersebut telah dikeluarkan dari aplikasi SIMAK
BMN melalui SK nomor HK.02.03/BI.3/0615/2016 tanggal 23 Juni 2016. Peralatan
pemantauan kesehatan lingkungan kerja dan Kapasitas Kerja terdiri dari alat
pengukur udara, cahaya, kebisingan, getaran dan pengukur udara paru (spirometer),
timbangan, dan anthropometer. Mulai Tahun 2013, Subdit Kapasitas Kerja
memfasilitasi pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan dengan Peralatan bagi
ibu menyusui seperti alat memompa ASI, sterilisator botol, tas ASI, refrigerator,
dispenser, kit konseling menyusui, sofa dan tempat sampah. Pada Tahun Peralatan
olahraga terdiri dari Peralatan Fitnes seperti
Treadmill (diagnostic dan exercise),
Ergocycle (diagnostic dan exercise),
Stopwatch, Skinfold Calliper, Handgrip
Dynamometer,
Vertical Jump, Pull-Push, Back Leg, Heart Rate Monitor,
dan
Metronom. Sedangkan Kesehatan Okupasi dan Surveilans memiliki aplikasi
surveilans (Sistem Pelaporan Kesehatan Kerja dan Olahraga).
Sarana Komunikasi dan Transportasi
Sarana komunikasi yang ada di Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga terdiri dari
pesawat telepon 2 (dua) buah, telepon internal 1 (satu) buah, HT 6 (enam) buah,
faksimile 2 buah dan e-mail (direktorat.kesjaor@gmail.com). Sarana transportasi
yang dimiliki oleh Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah 10 (sepuluh)
buah kendaraan roda empat yang terdiri dari Sedan 2 (dua) buah dan Station Wagon
8 (delapan) buah dan 4 (empat) buah kendaraan roda dua serta kendaraan unit
kesehatan masyarakat 1 (satu) buah. Kendaraan Direktorat Kesehatan Kerja dan
Olahraga digunakan sebagai alat transportasi kedinasan Direktorat dan juga
digunakan perorangan sebagai alat transportasi struktural.
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 14
Perangkat Pengolahan Data Elektronik
Perangkat keras (hardware) terdiri dari komputer PC 53 (lima puluh tiga) buah,
printer 53 (lima puluh tiga) buah, scanner 9 (sembilan) buah, Laptop 11 (sebelas)
buah, Notebook 72 (tujuh puluh dua) buah, 1 (satu) buah
electronic document file,
mesin ketik 2 (dua) buah dan mesin foto copy 1 (satu) buah.
Adapun rincian Laporan Barang Milik Negara selengkapnya mengenai jenis, jumlah,
keadaan/kondisi dan perkembangan (tambah/kurang) sarana dan prasarana pada
Tahun 2016.
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 15
3. Alokasi Anggaran
Alokasi belanja kegiatan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga sesuai dengan
DIPA untuk pusat pada tahun 2016 setelah adanya efisiensi adalah sebesar Rp.
22.111.701.000,- (Dua puluh dua milyar).
Perbandingan alokasi anggaran pada Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
tahun 2015 dengan tahun 2016 disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 2. Alokasi DIPA Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2015 dan 2016
Tahun Anggaran
Alokasi
(Rp)
2015
42.696.000.000,-
2016
22.111.701.000,-
Perubahan alokasi anggaran yang terjadi pada Tahun 2016 dikarenakan
efisiensi dapat dilihat pada Diagram Pergeseran Anggaran sebagai berikut :
PAGU DIPA SEMULA Rp 39.369.223.000
PAGU DIPA REVISI 1 Rp 39.369.223.000
EFISIENSI 1 (APBN-P) Rp 10.128.041.000
PAGU DIPA REVISI 2 Rp 39.369.223.000
PAGU DIPA REVISI 3 Rp 29.241.182.000
REFOCUSING Rp 7129481000
PAGU DIPA REVISI 4 Rp 22.111.701.000
EFISIENSI 2 Rp 7340000000
PAGU DIPA REVISI 5 Rp 22.111.701.000
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 16
Tabel 3. Histori Perubahan Anggaran Tahun 2016
No
Judul
Tanggal
Penjelasan
1
PAGU DIPA
SEMULA
17 Desember
2015
DIPA Awal Direktorat Kesehatan Kerja dan
Olahraga tanggal 7 Desember 2015
2
PAGU DIPA
REVISI 1
22 Februari 2016
DIPA Revisi 1 merupakan revisi pada
nomenklatur satker dan pejabat
perbendaharaannya setelah reorganisasi di
lingkungan Kemenkes
3
EFISIENSI 1
(APBN-P)
2-
Efisiensi dalam rangka APBN-P dengan
cara melakukan selfblocking
4
PAGU DIPA
REVISI 2
326 Mei 2016
DIPA Revisi 2 merupakan revisi pada
halaman IV DIPA yakni penambahan
alokasi output cadangan sebagai proses
APBN-P
5
PAGU DIPA
REVISI 3
422 Juli 2016
DIPA Revisi 3 merupakan revisi pada
halaman IV DIPA yakni penghapusan
alokasi output cadangan
6
REFOCUSING
5-
Alokasi sebagai hasil identifikasi kegiatan
anggaran dalam rangka refocusing
kegiatan Kemenkes
7
PAGU DIPA
REVISI 4
629 Agustus 2016
DIPA Revisi 4 dilaksanakan dalam rangka
refocusing yaitu dengan cara pergeseran
alokasi antar kegiatan dan antar program di
Kemenkes
8
EFISIENSI 2
(
SELBLOCKING
)
7-
Efisiensi/selfblocking 2 dilaksanakan dalam
rangka tindak lanjut terhadap Inpres No. 8
Tahun 2016 tentang Langkah2
Penghematan Belanja Negara
9
PAGU DIPA
REVISI 5
630 September
2016
DIPA Revisi 5 merupakan penambahan
catatan halaman IV DIPA terkait alokasi
efisiensi/selfblocking 2 (7,340 M)
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 17
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN KERJA
A.
DASAR HUKUM
Seperti yang tertera pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada
Bab XII Kesehatan Kerja Pasal 164-166 menyebutkan bahwa upaya kesehatan kerja
ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja
dilaksanakan untuk melindungi pekerja di sektor formal dan informal. Hal ini berlaku bagi
setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja dan juga bagi kesehatan
pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta kepolisian
Republik Indonesia. Selain itu pemerintah harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap masyarakat dan terhadap setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan
dengan sumber daya kesehatan di bidang kesehatan dan upaya kesehatan.
Bab VI bagian Sembilan pasal 80 dan 81 menyatakan bahwa upaya kesehatan olahraga
ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat, peningkatan
derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat, sebagai upaya dasar dalam
meningkatkan prestasi belajar, prestasi kerja dan prestasi olahraga melalui aktivitas fisik,
latihan fisik, dan olahraga. Upaya kesehatan olahraga lebih mengutamakan pendekatan
preventif dan promotif tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif yang
penyelenggaraannya oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Seperti yang tertera pada Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 menyatakan bahwa
tantangan pada bidang kesehatan dan gizi masyarakat adalah meningkatkan upaya promotif
dan preventif, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu anak, perbaikan gizi (spesifik dan
sensitif), mengendalikan penyakit menular maupun tidak menular, meningkatkan
pengawasan obat dan makanan, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
Disamping itu pembangunan kesehatan juga dihadapkan pada upaya untuk menurunkan
disparitas akses dan mutu pelayanan kesehatan, pemenuhan sarana prasarana dan tenaga
kesehatan. Secara khusus tantangan utama dalam lima tahun ke depan adalah dalam
meningkatkan kepersertaan Jaminan Kesehatan Nasional, penyiapan provider (supply side)
dan pengelolaan jaminaan kesehatan untuk mendukung pencapaian sasaran nasional.
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 18
Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga dapat meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan dibidang kesehatan kerja dan olahraga yang berdampak pada pekerja sehat,
bugar dan produktif, sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Hal ini dapat
berdampak terhadap pengurangan kemiskinan dan meningkatkan umur harapan hidup serta
berdaya ungkit terhadap penurunan IMR dan MMR. Begitu pula terhadap pekerja
perempuan dengan adanya upaya kesehatan kerja dan olahraga akan menciptakan pekerja
wanita yang sehat, bugar dan produktif sehingga akan berdampak terhadap peningkatan
kualitas kesehatan pekerja perempuan, bagi pekerja perempuan yang hamil dan mempunyai
anak dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anaknya yang berdampak terhadap
menurunnya angka kematian ibu , bayi dan balita.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tanggal 29 September
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Direktorat Kesehatan Kerja
dan Olahraga, maka pada tahun 2016 Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga
menjadi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga yang bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. Tugas pokok Direktorat
Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan
teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan kerja
dan olahraga sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015
tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, maka
pelaksanaan kegiatan kesehatan kerja dan Olahraga selain diarahkan untuk mendukung
pencapaian Indikator Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak, juga akan lebih
difokuskan pada pencapaian Indikator Kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga.
B.
TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR
1. Tujuan
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dalam bentuk pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan agar masyarakat hidup
sehat, bugar dan produktif melalui peningkatan upaya kesehatan kerja dan olahraga
seperti peningkatan Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan Kerja dasar,
penguatan Pos UKK melalui pembentukan Pos UKK di wilayah PPI / TPI, pemantauan
fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI agar memenuhi standard an peningkatan
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 19
Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok
masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sasaran
a. Tercapainya persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar
pada tahun 2016 sebanyak 50% dari seluruh Puskesmas di Indonesia yaitu sebesar
4.877 Puskesmas (50%).
b. Tercapainya jumlah Pos UKK yang terbentuk didaerah PPI / TPI sebanyak 355 Pos
UKK.
c. Tercapainya presentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi
standar sebanyak 95 sarana kesehatan (100%).
d. Tercapainya persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan keehatan
olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya sebanyak 30% dari seluruh
Puskesmas di Indonesia yaitu sebesar 2.926 Puskesmas (30%).
3. Indikator
a. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar.
b. Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI.
c. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar.
d. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada
kelompok masyarakat di wilayah kerjanya.
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 20
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN
A. PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN
Dalam mencapai tujuan dan sasaran, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
melaksanakan beberapa hal yang mencakup antara lain :
1. Penguatan kebijakan mengenai Kesehatan Kerja dan Kesehatan Olahraga.
2. Penguatan fasilitas pelayanan Kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk
Pos UKK, Klinik Perusahaan) serta rujukan kesehatan kerja dan olahraga (BKKM dan
BKOM).
3. Peningkatan pemberdayaan masyarakat.
4. Peningkatan Kemitraan Lintas Program/Lintas Sektor/Perusahaan dan praktisi.
5. Penguatan kesehatan kerja dan olahraga di daerah.
6. Penerapan kesehatan olahraga untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mendukung
upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular.
Kegiatan dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran tersebut terbagi ke dalam
berbagai kegiatan utama, diantaranya yaitu:
-
Penguatan peraturan terkait Kesehatan Kerja :
1. Permenkes Nomor 56 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit
Akibat Kerja.
2. Permenkes Nomor 57 Tahun 2016 tentang RAN Pengendalian Dampak Kesehatan
Akibat Pajanan Merkuri.
3. Permenkes Nomor 48 tahun 2016 tentang Standar K3 Perkantoran.
-
Penyusunan NSPK Kesehatan Kerja dan Olahraga :
1. Kurikulum dan Modul TOT Diagnosis PAK
2. Kurikulum dan Modul TOT Kesehatan Kerja Dasar
3. Kurikulum Peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan dalam bidang Kesehatan
Nelayan dan Penyelam
4. Kurikulum dan Modul K3 RS
5. Kurikulum dan Modul TOT Kesehatan Olahraga
6. Kurikulum dan Modul Kesehatan Olahraga
7. Pedoman Pemeriksaan Kesehatan pada Pekerja dan Draft Permenkes
8. Pedoman Pengendalian Pajanan Pestisida di Lingkungan Kerja, terkait PP 50
tentang SMK3
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 21
10. Pedoman Ergonomi Perkantoran
11. Pedoman Manajemen Risiko Kesehatan di Tempat Kerja
12. Pedoman Teknis K3RS
13. Kurikulum dan Modul TOT Kesehatan Olahraga
14. Kurikulum dan Modul Kesehatan Olahraga
15. Pedoman Pemeriksaan Kesehatan pada Pekerja dan Draft Permenkes
16. Pedoman Pengendalian Pajanan Pestisida di Lingkungan Kerja, terkait PP 50
tentang SMK3
17. Pedoman Tata Laksana Intoksikasi Merkuri, terkait Konvensi Minamata
18. Pedoman Ergonomi Perkantoran
19. Pedoman Manajemen Risiko Kesehatan di Tempat Kerja
20. Pedoman Teknis K3RS
21. Pedoman Kesehatan Olahraga
-
Penyusunan standar kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan Kerja serta penguatan
dan pembinaan Jabatan Fungsional Kesehatan Kerja.
-
Pembaruan kurikulum dan modul TOT Kesehatan Kerja, TOT Diagnosis Penyakit.
-
Sosialisasi Kesehatan Pengemudi.
-
Penyusunan Permenkes dan Kepmenkes di bidang Kesehatan Kerja dan Olahraga.
-
Pengembangan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GPPSP) ditempat kerja.
-
Workshop Kesehatan Olahraga bagi Tenanga Kesehatan Puskesmas.
-
Penyebaran Media KIE Kesehatan Kerja dan Olahraga.
-
Dukungan terhadap pekerja nelayan melalui pemberian peralatan K3 Nelayan.
-
Bimbingan teknis serta fasilitasi dan evaluasi dana dekonsentrasi dalam mendukung
percepatan pelaksanaan kegiatan di daerah.
-
Pembudayaan aktivitas fisik menuju sehat dan bugar.
-
Pembinaan ruang ASI di Kementerian Kesehatan.
-
Pelayanan kesehatan reproduksi di tempat kerja.
-
Pertemuan koordinasi teknis kesehatan kerja dan olahraga.
-
Pembinaan Kantin Kementerian Kesehatan.
-
Bimtek sarana kesehatan pemeriksa kesehatan CTKI.
-
Penghargaan terhadap perusahaan yang melaksanakan GP2SP.
-
Pengukuran kebugaran jasmani aparatur sipil.
-
Pemeliharaan Sistem Informasi Kesehatan Kerja dan Olahraga.
-
Surveilans / Pemantauan keafiatan (Wellness) di tempat kerja dan surveilans
pemeriksaan kesehatan pengemudi.
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 22
-
Pencetakan media dan pencetakan buku (Buku Permenkes Pos UKK, Lembar Balik Pos
UKK, Buku Panduan Kesehatan Kerja dan Olahraga, Buku Saku Pos UKK, Permenkes
Pos UKK, Permenkes RI Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Perkantoran, Permenkes RI Tahun Nomor 56 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit Akibat Kerja, Pedoman tatalaksana Intoksikasi
Merkuri, Pedoman Kesehatan Lingkungan Kerja, Pedoman Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Puskesmas, Pedoman Manajemen Risiko, Pedoman Penggunaan
Pestisida yang aman bagi pengguna dan petugas kesehatan, Pedoman Ergonomi
Perkantoran dan Permenkes RI Nomor 57 Tahun 2016 tentang Rencana Aksi Nasional
Pengendalian Dampak Kesehatan Akibat Pajanan Merkuri).
B. HAMBATAN DALAM PENCAPAIAN
Masalah dan hambatan dalam pencapaian tujuan kesehatan kerja dan olahraga berasal dari
faktor internal dan eksternal (faktor dalam dan luar) maupun faktor langsung dan tidak
langsung. Masalah dan hambatan tersebut terutamanya adalah :
1. Kurangnya komitmen para pengambil keputusan terkait Kesehatan Kerja dan Olahraga
di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
2. Terbatasnya tenaga Kesehatan Kerja dan Olahraga yang memahami upaya yang harus
dilakukan dalam implementasi program kesehatan kerja dan olahraga baik di pusat
maupun di daerah.
3. Program Kesehatan Kerja dan Olahraga belum dianggap sebagai program yang penting
dalam imlpementasi program Kementerian Kesehatan di lapangan, yang dapat
mendukung pencapaian target program.
4.
Turn over sumber daya manusia yang terlatih cukup tinggi di daerah.
5. Regulasi terkait Kesehatan Kerja dan Olahraga masih sangat kurang.
6. Olahraga belum merupakan gaya hidup di masyarakat.
7. Sistem pencatatan dan pelaporan Kesehatan Kerja dan Olahraga baru dibangun dan
belum terintegrasi dengan SIP sehingga data tentang penyakit akibat kerja dan
kecelakaan kerja belum bisa diperoleh dari semua Puskesmas sedangkan untuk
kesehatan olahraga sudah terintegrasi dengan SIP tetapi masih belum mendapat
perhatian dari Dinas Kesehatan Provinsi / Kabupaten / Kota.
8. Terbatasnya pengolahan data di lingkup Kesehatan Kerja dan Olahraga.
9. Pengelola program Kesehatan Kerja dan Olahraga belum semuanya tersosialisasi
dengan baik sehingga mulai dari pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan Kesehatan
Kerja dan Olahraga masih berbeda-beda atau bahkan belum dilaksanakan oleh daerah.
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 23
10. Kurang pekanya Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota terhadap berbagai dampak
kesehatan lingkunga kerja yang berdampak kepada pekerja dan masyarakat sekitar,
misalnya: kurangnya pengawasan Penambang Emas Skala Kecil yang menggunakan
merkuri, pestisida pada petani, dll.
11. Koordinasi yang belum terbentuk dengan baik dengan LS terkait terutama dalam hal
TKI, implementasi GP2SP dan Kesehatan Pengemudi (yang merupakan bagian dari
Road Safety).
12. Pengadaan APD dan Kit Kebugaran memerlukan dasar hokum, sehingga pengadaan
dilaksanakan awal Maret 2017.
C. TEROBOSAN YANG DILAKUKAN
Bersamaan dengan berbagai masalah dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
kesehatan kerja dan olahraga seperti tersebut di atas, beberapa upaya terobosan telah
dilakukan sehingga pencapaian indikator kesehatan kerja dan olahraga dapat tercapai.
Upaya terobosan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Percepatan penyusunan peraturan dan kurikulum modul pelatihan.
2. Sosialisasi Peregangan di tempat Kerja.
3. Pengembangan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP) di tempat kerja.
4. Pembinaan Jabatan Fungsional Kesehatan Kerja.
5. Pembudayaan aktivitas fisik menuju sehat dan bugar.
6. Pembinaan ruang ASI di Kementerian Kesehatan.
7. Peningkatan kesehatan kelompok rentan (Nelayan).
8. Pemberian penghargaan Mitra Bakti Husada bagi perusahaan yang melaksanakan
pelayanan kesehatan reproduksi.
9. Penyelenggaraan lomba K3 Perkantoran sebagai langkah penerapan Permenkes 48
tahun 2015.
10. Penyelenggaraan Kajian intoksikasi merkuri pada daerah Pertambangan Emas Skala
Kecil.
11. Melakukan
review program kesehatan kerja berdasarkan
Country Review Global Plan
Workers health di Indonesia.
12. Melakukan pembinaan teknis dengan cara mengumpulkan pemangku kepentingan di
daerah dalam rangka penyebarluasan informasi Direktorat Kesehatan Kerja di
Indonesia.
13. Melakukan penyusunan pedoman-pedoman atau Peraturan Menteri Kesehatan
kesehatan kerja yang strategis terkait isu dan besarnya masalah yang dihadapi.
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 24
BAB IV
HASIL KERJA
A.
PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN
Selama tahun anggaran 2016, terdapat pencapaian dari hasil beberapa kegiatan pokok
yang mendukung program menghadapi isu-isu penting tentang gizi kurang dan gizi buruk,
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi. Kegiatan
tersebut difokuskan sasaran pekerja, khususnya pekerja perempuan dan upaya peningkatan
kesehatan dan kebugaran pada masyarakat. Selain itu juga menitikberatkan pada
peningkatan dan pengembangan kapasitas tenaga kesehatan kerja serta kebugaran
jasmani pekerja.
Pencapaian tujuan dan sasaran hasil kegiatan Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan
Olahraga Tahun 2016 berdasarkan indikator Renstra Kesehatan Kerja dan Olahraga
2015-2019 dan kegiatan pokok sesuai Tupoksi secara rinci diuraikan di bawah ini :
1. Kegiatan Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja
Komponen kegiatan pembinaan upaya kesehatan kerja dilihat dari Tupoksi Direktorat
Kesehatan Kerja berada di 4 sub direktorat, yaitu Subdit Kesehatan Okupasi dan Surveilans,
Subdit Kapasitas Kerja, Subdit Lingkungan Kerja dan Subdit Kesehatan Olahraga.
Kegiatan pada Subdit Kesehatan Okupasi dan Surveilans terdiri dari 15 kegiatan, yaitu:
1. Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Kesehatan Kerja;
2. Penyusunan Rencana Aksi Nasional Kesehatan Kerja;
3. Penyusunan Kurikulum dan Modul ToT Penyakit Akibat Kerja;
4. Sosialisasi Kesehatan Kerja bagi Pengemudi;
5. Penyusunan Pedoman Pemeriksaan Kesehatan pada Pekerja;
6. Penyusunan NSPK tentang Tenaga Kerja Indonesi (TKI);
7. Penyusunan Profil Kesehatan Kerja dan Olahraga;
8. Penyusunan Pedoman Pneumokoniosis;
9. Pertemuan Koordinasi Komite TKI;
10. Sosialisasi Kebijakan Kesehatan Okupasi dan dan Surveilans;
11. Workshop Penguatan Kesehatan di Sarkes Pemeriksaan CTKI;
12. Fasilitasi Pembinaan Pasca Pelatihan PAK;
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 25
13. Bimbingan Teknis Sarana Kesehatan Pemeriksaan Kesehatan;
14. Surveilans/Pemantauan Keafiatan (Wellness) di Tempat Kerja;
15. Surveilans Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi.
Hasil kegiatan di atas secara rinci dapat digambarkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4. Hasil Pencapaian Tujuan dan Sasaran Kegiatan Kesehatan Okupasi dan
Surveilans
N o
Kegiatan Sub
Kegiatan
Input Output Outcome Benefits Impact
1 Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Kesehatan Kerja - Fasilitasi penyusun an kebijakan kesehatan kerja - Narasumber: Lintas program terkait, Struktural Dit. Kesja dan OR, Dinkes Provinsi
- Biaya: 19.825.000
- Material : LCD Proyektor dan screen
- Metode yang
digunakan paparan, diskusi, tanya jawab dan rencana tindak lanjut - Permenkes No.56 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraa n pelayanan penyakit akibat kerha - Adanya acuan penyelenggaraan Pelayanan PAK baik bagi pekerja formal dan informal
- Diagnosis dan pencegan PAK pada pekerja - Terdapatnya data PAK di Indonesia - Pekerja sehat dan produktif 2 Penyusunan Rencana Aksi Nasional Kesehatan Kerja - Rapat persiapan - Pertem uan penyusun an, pembaha san dan internalisa si RAN Kesjaor 2016-2019 - Konsult an - Narasumber:
konsultan dan pakar,
- Biaya : 113.939.000
- Material : LCD Proyektor dan screen
- Metode : paparan,
diskusi, tanya jawab, jasa konsultan dan rencana tindak lanjut
- Draft RAN Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Adanya Acuan penyelenggaraan Kesehatan Kerja - Acuan Pelaksanaa n program Kesehatan Kerja - Pekerja sehat, bugar dan produktif 3 Penyusunan Kurikulum dan Modul ToT Penyakit Akibat Kerja; - Rapat persiap an, pertem uan pemba hasan, - Jasa konsult - Narasumber :
Struktural Dit. Kesjaor
- Biaya: 141.460.000
- Material : LCD Proyektor dan screen
- Metode : paparan,
diskusi, tanya jawab dan rencana tindak
- Kurikulum pelatihan ToT PAK - Modul pelatihan ToT PAK - Meningkatnya kompetensi dokter di faskes primer dan sekunder untuk mendiagnosis PAK - Pencegaha n PAK pada pekerja - Tersedianya data PAK di Indonesia - Pekerja sehat dan produktif
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 26 an lanjut, kunjungan lapangan ke perusahaan 4 Sosialisasi Kesehatan Kerja bagi Pengemudi - Rapat persiap an - Pertem uan sosialis asi - Narasumber:
Struktural Dit. Kesjaor
- Biaya : 179.241.000
- Material : LCD Proyektor dan screen
- Metode : ceramah tanyajawab, diskusi - Pemeriksaan kesehatan ………pengemu di - Pengemudi laik kerja - Pengemudi sehat Pengemudi laik kerja - Turunnya angka kecelakaan lalu lintas terutama saat libur panjang (mudik lebaran, libur natal dan tahun baru) 5 Penyusunan Pedoman Pemeriksaan Kesehatan pada Pekerja; - Review pedom an - Jasa konsult an - Narasumber : struktural Dit Kesehatan Kerja dan olahraga
- Biaya : 203.668.000
- Material : LCD Proyektor dan screen
- Metode yang
digunakan paparan, diskusi, tanya jawab dan rencana tindak lanjut, kunjungan ke BKKM - Draft permenkes Pemeriksaan Kesehatan pada Pekerja
- Adanya acuan bagi
tempat kerja dalam memberikan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja - Tidak adanya diskriminasi di tempat kerja karena status atau masalah kesehatan - Pekerja sehat, bugar dan produktif 6 Penyusunan NSPK tentang Tenaga Kerja Indonesi (TKI); Pertemuan penyusunan dan pembahasa n - Narasumber : struktural Dit Kesehatan Kerja dan olahraga - Biaya : 93.317.000 - Material : LCD Proyektor dan screen - Metode yang digunakan paparan, diskusi, tanya jawab dan rencana tindak lanjut finalsisasi NSPK TKI - Draft Permenkes Pelayanan Kesehatan TKI
- Adanya acuan dan
dasar hukum bagi petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi TKI - - Tidak adanya pemulangan TKI karena masalah kesehatan - TKI sehat sejak sebelum berangkat, di negara penempatan dan saat pulang ke Indonesia. 7 Penyusunan Profil Kesehatan Kerja dan Olahraga -Rapat persiapan - Pertemuan penyusunan - - - - - 8 Penyusunan Pedoman Pneumokoniosis ; Konsultan - Narasumber : struktural Dit Kesehatan Kerja dan olahraga - Biaya : 49.390.000 - Pedoman surveilans pneumokoniosis - Adanya acuan dalam melaksanakan pneumokonioses - Terlatihnya dokter dalam diagnosis Pnemokoni - Adanya data pneumokonio sis di Indonesia - Pekerja
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 27 - Material : LCD Proyektor dan screen - Metode yang digunakan paparan, diskusi, tanya jawab dan rencana tindak lanjut pembahasan dengan organisasi profesi osis khususnya di pertambanga n menjadi sehat, bugar dan produktif. 9 Pertemuan Koordinasi Komite TKI; Pertemuan koordinasi - Narasumber : struktural Dit Kesehatan Kerja dan olahraga - Biaya : 155.541.000 - Material : LCD Proyektor dan screen - Metode yang digunakan paparan, diskusi, tanya jawab dan rencana tindak lanjut pertemuan rutin untuk membahas permasalahan TKI - Adanya solusi terhadap permasalahan kesehatan TKI - Laporan komite pelayanan TKI - Evaluasi program pelayanan kesehatan TKI - Selesainya masalah kesehatan dan pelayanan kesehatan TKI secara komprehensif - ditutupnya Sarkes pemeriksa kesehatan CTKI yang bermasalah - adanya koordinasi program untuk meningkatk an kesehatan TKI - Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan TKI - 10 Sosialisasi Kebijakan Kesehatan Okupasi dan dan Surveilans; - Biaya : 3.910.000 - Tersosialisasiny a Permenkes mengenai PAK dan K3 - - - Peserta Sehat, Bugar dan produktif 11 Workshop Penguatan Kesehatan di Sarkes Pemeriksaan CTKI; Pertemuan Koordinasi - Narasumber : struktural Dit Kesehatan Kerja dan olahraga, lintas sector dan lintas program - Biaya : 572.719.000 - Material : LCD Proyektor dan screen - Metode yang digunakan paparan, diskusi, tanya jawab dan rencana tindak lanjut pertemuan - Komitmen sarana kesehatan pemeriksaan CTKI untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan Permenkes No.29 Tahun 2013 tentang penyelenggaraa n pelayanan pemeriksaan kesehatan CTKI - Pelayanan kesehatan di sarkes pemeriksa kesehatan TKI memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Permenkes No.29 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan pelayanan pemeriksaan kesehatan CTKI - Sark es pemeriksa CTKI yang sesuai standart - Peningkatan kualitas pemeriksaan kesehatan CTKI
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 28 rutin untuk membahas permasalahan TKI 12 Fasilitasi Pembinaan Pasca Pelatihan PAK; - - - - - 13 Bimbingan Teknis Sarana Kesehatan Pemeriksaan Kesehatan; Bimbingan teknis perjalanan dina - Perjalana Dinas - Biaya : 200.816.000 - Metode yang digunakan Walk through Survey serta diskusi dan tanya jawab - - Komitmen sarana kesehatan pemeriksaan CTKI untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan Permenkes No.29 Tahun 2013 tentang penyelenggar aan pelayanan pemeriksaan kesehatan CTKI - Pelayanan kesehatan di sarkes pemeriksa kesehatan TKI memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Permenkes No.29 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan pelayanan pemeriksaan kesehatan CTKI - Sarkes pemeriksa CTKI yang sesuai standart - TKI sehat sejak sebelum berangkat, di negara penempatan dan saat pulang ke Indonesia. 14 Surveilans/Pem antauan Keafiatan (Wellness) di Tempat Kerja - - - - - 15 Surveilans Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi; Pemeriksaa n kelaikan pengemudi di 2 terminal dan 2 PO Bus - Perjalanan dinas - Biaya : 115.192.000 - Pertemuan dalam ruangan - Konsumsi - Terpantaunya status kesehatan pengemudi - Pengemudi laik kerja - Pengemudi sehat dan selamat - Diketahuiny a kelaikan pengemudi - Turunnya angka kecelakaan lalu lintas terutama saat libur panjang (mudik lebaran, libur natal dan tahun baru)
Kegiatan pada Subdit Kapasitas Kerja terdiri dari 6 kegiatan, yaitu :
1. Penyusunan standar kompetensi jabatan fungsional pembimbing kesehatan kerja.
2. Review kurikulum dan modul ToT kesehatan kerja.
3. Finalisasi modul pelatihan bagi petugas kesehatan dalam bidang kesehatan nelayan dan
penyelam.
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 29
5. Pertemuan tim Pembina/tim penilai angka kredit jabatan fungsional PKK.
6. Pembinaan ruang ASI di Kementerian Kesehatan.
7. Pembinaan Kantin di Kementerian Kesehatan.
8. Penghargaan MBH bagi perusahaan yang melaksanakan GP2SP.
Hasil kegiatan di atas dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 5. Hasil Pencapaian Tujuan dan Sasaran Kegiatan Subdit Kapasitas Kerja
No. Kegiatan Sub
Kegiatan
Input Output Outcome Benefit Impact
1 NSPK Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olah Raga Penyusunan standar kompetensi jabatan fungsional pembimbing kesehatan kerja - Biaya Rp. 9,557,841 - Material : LCD, Laptop
- Metoda: diskusi dan tanya jawab - Narasumber : PAKKI, struktural kesjaor, BPSDMK - 3 kali rapat - 1 laporan kegiatan - Tersedianya standar uji kompetensi jabfung kesja - Tersedianya soal uji
kompetensi jabfung kesja - Untuk mengukur kualitas dan sebagai bahan kenaikan jenjang jabfung PKK - Jabfung PKK yang memiliki kompetensi yang terstandar 2 NSPK Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olah Raga Review kurikulum dan modul ToT kesehatan kerja - Biaya Rp. 206,992,700 - Material : LCD, Laptop
- Metoda: diskusi dan tanya jawab - Narasumber: Perdoki, PAKKI, FKM UI, Dit. Kesjaor - 3 kali rapat - 1 laporan kegiatan - 1 Kurikulum ToT kesja - 1 Modul ToT Kesja - Tersedianya kurikulum ToT pelatihan kesja - Tersedianya Modul
ToT pelatihan kesja
- Sebagai acuan dalam pelaksanaan ToT kesehatan kerja - Petugas kesehatan yang bisa melatih kesehatan kerja - Petugas kesehatan yang terlatih kesehatan kerja dasar 3 NSPK Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olah Raga Finalisasi modul pelatihan bagi petugas kesehatan dalam bidang kesehatan nelayan dan penyelam - Biaya Rp. 184,014,655 - Material : LCD, Laptop
- Metoda: diskusi dan tanya jawab - Narasumber Perdokla, Perdoki, Struktural Kesjaor - 4 kali rapat - 1 laporan kegiatan - Tersedianya kurikulum pelatihan tenaga kesehatan dalam bidang nelayan dan penyelam - Tersedianya modul pelatihan tenaga kesehatan dalam bidang nelayan dan penyelam - Sebagai acuan dalam pelaksanaan pelatihan kesehatan nelayan dan penyelam - Petugas kesehatan yang terlatih bidang kesehatan nelayan dan penyelam 4 NSPK Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olah Raga Penguatan implementasi GP2SP di tempat kerja - Biaya Rp. 35,146,000 - Material: LCD, Laptop
- Metoda: diskusi dan tanya jawab - 4 kali rapat - 1 laporan kegiatan - 1 draft kesepakatan bersama GP2SP - Tersedianya peraturan terkait GP2SP - Terkoordinasinya kegiatan GP2SP dengan lintas sektor
- Sebagai acuan dalam pelaksanaan GP2SP - Kegiatan GP2SP yang - Pekerja perempuan yang sehat dan produktif
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 30
dan lintas program terintegrasi
dengan lintas sektor dan lintas program 5 NSPK Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olah Raga Pertemuan tim Pembina/tim penilai angka kredit jabatan fungsional PKK - Biaya Rp. 89,321,000 - Material: LCD, Laptop
- Metoda: diskusi dan tanya jawab - 2 kali rapat - 1 laporan kegiatan - 13 laporan penilaian angka kredit - Terkoordinasnya tim penilai jabfung PKK - Ternilainya angka kredit jabfung PKK - Sebagai bahan perencanaan dan evaluasi tim penilai jabfung PKK - Sebagai dasar untuk menilai kinerja jabfung PKK - Kebijakan terkait dengan jabfung PKK yang terukur - Jabfung PKK yang memiliki kompetensi dan kinerja sesuai dengan standar 6 Bimbingan Teknis dan Evaluasi Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga Pembinaan ruang ASI di Kementerian Kesehatan - Biaya Rp. 93,022,700 - Material: LCD, Laptop
- Metoda: diskusi dan tanya jawab - Narasumber:
Perinasia, Dit kesjaor dan Dit. Gizi Masyarakat
- 2 kali seminar ASI
- 1 kali lomba ibu dengan ASI - 1 laporan
kegiatan
- Terbinanya ibu hamil dan menyusui di lingkungan kementerian kesehatan - Meningkatnya pengetahuan pegawai perempuan kemenkes dalam pengelolaan ASI ditempat kerja - Meningkatkan cakupan ASI eksklusif bagi pegawai perempuan kemkes - Meningkatkan kesehatan anak pegawai perempuan kemenkes - Menurunkan angka absen akibat masalah kesehatan anak 7 Bimbingan Teknis dan Evaluasi Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga Pembinaan Kantin di Kementerian Kesehatan - Biaya Rp. 20,063,278 - Material: LCD, Laptop
- Metoda: diskusi dan tanya jawab - Narasumber: Struktural kesjaor, Biro Umum - 2 Rapat di kantor - 1 kali sosialisasi - 2 kali pembinaan - 1 paket APD penjamah makanan - Terbinanya penjamah makanan di kantin kementerian kesehatan - Meningkatkan pengetahuan penjamah makanan dalam hygiene dan sanitasi - Makanan kantin yang higienis - Terhindarnya pegawai kemenkes dari penyakit akibat makanan dari kantin 8 Bimbingan Teknis dan Evaluasi Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga Penghargaan MBH bagi perusahaan yang melaksanaka n GP2SP - Biaya Rp. 48,081,500 - Material: LCD, Laptop Metoda: diskusi dan tanya jawab
- 2 kali rapat - 1 laporan kegiatan - Adanya penghargaan bagi perusahaan yang peduli terhadap kesehatan reproduksi pekerjanya. - Meningkatnya
akses dan kualitas pelayanan kesehatan usia kerja di tempat kerja - Meningkatnya pelayanan kesehatan reproduksi di tempat kerja - Meningkatnya kesehatan pekerja terutama pekerja perempuan - Pekerja yang sehat - Menurunnya angka kematian Ibu dan anak
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 31
Kegiatan pada Subdit Bina Lingkungan Kerja terdiri dari 10 kegiatan, yaitu:
1. Melakukan Penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan RI bidang Lingkungan Kerja
2. Melakukan penyusunan berbagai pedoman terkait lingkungan kerja yaitu: Pedoman
Ergonomi Perkantoran; Pedoman Penggunaan Pestisida yang aman bagi pengguna
dan petugas kesehatan; Pedoman Tatalaksana Intoksikasi Merkuri; Pedoman
Kesehatan Lingkungan Kerja; Pedoman K3 Puskesmas; Pedoman Manajemen Risiko
K3 di fasilitas pelayanan kesehatan
3. Melakukan berbagai kajian terkait penguatan standarisasi basis data dalam
pengembangan program lingkungan kerja, kajian yang dilakukan pada tahun 2016.
4. Merancang pembentukan pusat keracunan nasional di bidang kesehatan
5. Penyelenggaraan seminar dalam rangka penyampaian hasil kajian dan sosialisasi
teradap adanya pedoman ataupun permenkes
6. Pembinaan Teknis dan Narasumber
7. Penyelenggaraan Kegiatan Jasa Konsultan dan pengadaan
8. Pencetakan Buku
9. Orientasi kesehatan kerja dan olahraga dilaksanakan di beberapa propinsi termasuk
didalamnya ada Dinas Kesehatan Propinsi dan puskesmas.
10. Melakukan pelatihan kesehatan kerja dan olahraga pada Provinsi Binaan Subdit
Lingkungan Kerja.
Namun secara garis besar perencanaan keuangan, kami akan membagi ke dalam 3 bagian
yaitu sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Pencapaian Tujuan dan Sasaran Kegiatan Lingkungan Kerja
No. Kegiatan Sub Kegiatan Input Output Outcome Benefit Impact
1 Penyusunan
Regulasi Penyusunan Rancangan PMK K3 Perkantoran - Kontributor: LP/ LS, pakar, akademisi, Anggota Profesi, , Dinkes, RS dan RSCM. - Metode: Paparan,
Diskusi, Tanya Jawab - Media: LCD, Proyektor, screen - Biaya: PMK 48 Tahun 2016 tentang K3 Perkantoran - Terlaksananya Regulasi regulasi terkait K3 di Perkantoran, RS, Lingkungan Kerja dan terkait RAN Pengendalian Dampak Kesehatan akibat Merkuri - Pekerja bisa mendapatkan pelayanan kesehatan kerja di tempat kerja - Turunnya angka kecelakaan dan kesakitan akibat kerja Meningkatkan jumlah pekerja, sehat, bugar dan produktif Penyusunan Rancangan PMK RAN Merkuri PMK 57 Tahun 2016 tentang RAN Pengendalian Dampak Kesehatan Akibat Pajanan Merkuri Penyusunan Rancangan PMK K3RS PMK 66 Tahun 2016 tentang K3RS Penyusunan Rancangan PMK Standar dan Keslingja PMK 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Keslingja 2 Pedoman Penyusunan Pedoman Ergonomi Perkantoran Pedoman Ergonomi
Perkantoran Terinformasikannya pedoman-pedoman terkait ergonomic perkantoran, pestisida, tatalaksana - Pekerja bisa mendapatkan pelayanan kesehatan kerja di tempat kerja Meningkatkan jumlah pekerja, sehat, bugar dan produktif