BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan atau campuran (mixed method) yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsudin dan Damaianti (2009: 141) bahwa penelitian kualitatif dapat membantu memberikan informasi dasar tentang konteks dan subjek, dan membantu konstruksi skala.Metode campuran ini digunakan karena disesuaikan dengan jenis data penelitian.Metode kuantitatif digunakan untuk data berupa hasil kerja siswa yang dikonversi dalam bentuk skor atau nilai.Metode kualitatif digunakan untuk memberikan penjelasan secara kualitatif terhadap data yang bersifat kuantitatif.Selain itu, metode kualitatif juga digunakan untuk memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang diteliti (Mahmud, 2011: 154).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas VIII SMP Negeri 2 Kotamobagu.Jumlah keseluruhan siswa kelas VIII adalah 245 siswa.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Mahmud, 2011: 155).Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII binsus SMP Negeri 2 Kotamobagu.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.Menurut Sugiono (2009:124) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII binsus di sekolah SMP Negeri 2 Kotamobagu.Dengan jumlah siswa 34 orang, yang terdiri dari 28 orang perempuan dan 6 orang laki-laki.Kelas VIII binsus dipilih sebagai kelas sampel karena menurut pertimbangan peneliti kelas tersebut merupakan kelas khusus yang memiliki tingkat kemampuan siswa lebih tinggi dilihat dari segi kemampuan akademik.
3.3 Instrumen Penelitian 3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah ini sebagai berikut. a. Observasi
Observasi adalah respon dari pertanyaan yang mencakup informasi yang diperlukan oleh peneliti (Syamsudin dan Damaianti, 2009: 102).Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang faktor penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita dan upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita.
Menurut Syamsudin dan Damaianti (2009: 95) wawancara sebagai strategi penunjang bagi teknik lain seperti observasi.Tujuan dilakukannya wawancara untuk melengkapi data dari hasil observasi.Data tersebut berkaitan dengan faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita dan upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Peneliti melakukan wawancara terhadap siswa dan guru yang mengajarkan mata pelajaranbahasa Indonesia khususnya di kelas VIII binsus.
c. Teknik Dokumen
Pada teknik ini peneliti mengambil dokumen hasil belajar siswa tentang menulis teks berita dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Hasil belajar itu berupa lembar jawaban siswa yang berisikan jawaban tentang pertanyaan yang ada dalam LKS.Hasil tersebut dianalisis oleh peneliti sehingga mendapatkan hasil tentang kemampuan siswa menulis teks berita yang dilihat dari beberapa aspek penilaian yang diukur sesuai dengan indikator penilaian.Siswa harus memperhatikan topik berita, pokok-pokok berita, sehingga menjadi suatu rangkaian berita secara utuh.Dalam hal ini siswa menentukan topik berita sesuai dengan tema yang sudah diberikan oleh guru.Tema tersebut adalah “Kebersihan Lingkungan”.Pokok-pokok berita disesuaikan dengan judul atau topik berita yang telah ditentukan siswa, kemudian siswa merangkai topik dan pokok-pokok berita yang sudah ada menjadi satu rangkaian teks berita yang utuh.
Peneliti juga mengambil dokumen tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran pada kompetensi dasar menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas. Rencana pelaksanaan pembelajaran itu dianalisis
oleh peneliti sehingga mendapatkan data tentang faktor-faktor penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita yaitu faktor guru, faktor siswa, faktor metode, dan faktor media.
3.3.2 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dilakukan analisis data untuk mengukur kemampuan siswa menulis teks berita.Ada beberapa tahapan untuk menganalisis data berikut ini.
1. Membaca
Data yang sudah ada dibaca satu persatu, data berjumlah sebanyak jumlah siswa sebagai subjek penelitian.
2. Melakukan analisis dan pengklasifikasian data
Data dianalisis dengan cara memeriksa hasil pekerjaan siswa, kemudian data yang ada diklasifikasikan berdasarkan permasalahan yang ada. Klasifikasi pertama tentang kemampuan siswa menentukan topik berita berdasarkan tema, klasifikasi kedua kemampuan siswa menulis pokok-pokok berita, dan klasifikasi yang ketiga adalah kemampuan siswa menulis teks berita.Untuk melengkapi hasil analisis data tersebut digunakan data observasi dan hasil wawancara.
3. Memberikan skor
Pemberian skor yakni memberikan skor dalam bentuk angka sesuai dengan kemampuan siswa berdasarkan indikator penilaian.Pemberian skor disesuaikan dengan tingkat kesukaran dari tiga permasalahan penelitian.Permasalahan pertama yang berhubungan dengan kesesuaian tema dan topik berita diberikan skor maksimal 20.Permasalahan kedua yang berhubungan dengan menulis pokok-pokok berita sesuai dengan topik berita diberikan skor
maksimal 30.Permasalahan ketiga tentang kemampuan siswa menulis teks berita berdasarkan pokok-pokok berita diberikan skor maksimal 50.Adapun acuan pemberian skor masing-masing permasalahan didasarkan pada indikator-indikator seperti yang ada pada tabel di bawah ini.
Tabel 1
Aspek Penilaian, Pemberian Skor, dan Indikator
No Aspek Indikator Skor Kategori Presentase
1 Kemampuan siswa menetukan topik berdasarkan tema
Topik sangat sesuai
dengan tema 18-20
Baik
Sekali 90-100% Topik sesuai dengan
tema 15-17 Baik 80-89%
Topik cukup sesuai
dengan tema 11-14 Cukup 70-79% Topik kurang sesuai
dengan tema 8-10 Kurang 50-69% Topik tidak sesuai
dengan tema 1-8 Gagal 1-49%
2 Kemampuan siswa menulis pokok-pokok berita berdasarkan topik Pokok-pokok berita sangat sesuai dengan
topik berita
28-30 Baik
Sekali 90-100% Pokok-pokok berita
sesuai dengan dengan topik berita
25-27 Baik 80-89% Pokok-pokok berita
cukup sesuai dengan topik berita
22-24 Cukup 70-79% Pokok-pokok berita
kurang sesuai dengan topik berita
16-21 Kurang 50-69% Pokok-pokok berita
tidak sesuai dengan topik berita 1-15 Gagal 1-49% 3 Kemampuan siswa menulis teks berita berdasarkan topik dan pokok-pokok berita
Apabila siswa mencapai
6-7 indikator penilaian 46-50
Baik
Sekali 90-100% Apabila siswa mencapai
4-5 indikator penilaian 40-45 Baik 80-89% Apabila siswa mencapai
3 indikator penilaian 36-40 Cukup 70-79% Apabila siswa mencapai
2 indikator penilaian 26-35 Kurang 50-69% Apabila siswa mencapai
Perolehan skor pada aspek menulis teks berita berdasarkan topik dan pokok-pokok berita dilihat dari tujuh indikator penilaian. Indikator dimaksud adalah: (a) Isi berita sesuai dengan topik, (b)isi berita sesuai dengan pokok-pokok berita, (c) kesesuaian berita dengan fakta, (d) ketepatan struktur kalimat, (e) ketepatan ejaan, (f) kelogisan, dan (g) kesesuaian dengan tata cara penulisan berita yang baik.
Perolehan skor dari setiap permasalahan di atas selanjutnya dikonversi ke dalam skala penilaian.Menurut Nurgiantoro (2001:399) skala penilaian dapat menggunakan skala lima (0-5), skala sepuluh (1-10), skala sebelas (0-11), atau skala seratus (1-100). Skala mana yang harus digunakan oleh seorang guru adalah bergantung pada ketentuan yang berlaku di sekolah.Bertolak dari pendapat di atas, penelitian ini menggunakan skala seratus (1-100) yang disesuaikan dengan rentang penilaian yang ada di sekolah tempat penelitian dilakukan.Untuk kepentingan konversi skor ke dalam skala 1-100, digunakan rumus berikut ini (Suwandi, 2011:78).
Tingkat kemampuan = x 100%
4. Pengkategorian kemampuan siswa
Hasil belajar siswa menulis berita dikategorikan berdasarkan lima tingkat kemampuan, yaitu (1) baik sekali, (2) baik, (3) cukup, (4) kurang, dan (5) gagal. Adapun kategorisasi kemampuan tersebut mengikuti rentang nilai berikut ini.
Tabel 2
Kategori Kualifikasi Kemampuan Siswa No. Skor Klasifikasi
1. 90-100 Baiksekali 2. 80-89 Baik 3. 70-79 Cukup 4. 50-69 Kurang 5. 1-49 Gagal
Berdasarkan lima kriteria di atas,siswa yang dikatakan mampu adalah pada jenjang penilaian dari 70-100. Batas ketuntasan atau kemampuan siswa tersebut disesuaikan denganKriteria Ketuntasan Minimal (KKM)yang berlaku di sekolah tempat penelitian, yaitu 70.Hal ini mengindikasikan bahwa siswa yang mempunyai nilai dibawah 70 dikategorikan belum mampu.