PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN FIQIH MENGGUNAKAN STRATEGITEAM QUIZ
DANTRUE OR FALSE DI KELAS IV MIN PAJU PONOROGO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
OLEH
UMI HANDAYANI
NIM: 210614130
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
ABSTRAK
Handayani, Umi. 2018.Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih Menggunakan Strategi Team Quiz dan True or False di Kelas IV MIN Paju Ponorogo Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, Pembimbing: Dr.Muhammad Thoyib, M.Pd.
Kata Kunci: StrategiTeam Quiz, StrategiTrue or False, Minat Belajar, Hasil Belajar, Fiqih. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional agar siswa merasa tidak jenuh dan bosan. Realitanya timbul masalah di kelas IV MIN Paju Ponorogo dalam proses pembelajaran diantaranya: kurangnya hasil belajar siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilihat ketika proses
pembelajaran berlangsung ada diantara beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dalam arti ramai sendiri sehingga banyak siswa yang kurang memahami pelajaran. Masalah lain yang ditemukan oleh peneliti yaitu penggunaan strategi yang kurang sesuai, guru lebih banyak menggunakan ceramah sehingga peserta didik merasa bosan, jenuh dan kurang berminat dengan proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Untuk itu peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan salah satunya dengan menerapkan strategi-strategi yang dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa/siswi. Strategi itu adalahteam quizdantrue or false. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan minat dan hasil belajar siswa/siswi setelah diterapkannya strategi pembelajaran
team quizdantrue or false.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang disajikan dalam II siklus, dalam setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Hasil penelitian penerapan strategiteam quizdantrue or falseini terbukti sangat signifikan. Pada siklus I, dari 27 peserta didik terdapat 2 siswa yang minat belajarnya sangat baik dengan persentase 7,4%, 17 siswa yang baik dengan persentase 62,9%, 8 siswa yang kurang baik dengan persentase 29,7%. Sedangkan pada siklus II, dari 27 peserta didik terdapat 3 siswa yang minat belajarnya sangat baik dengan persentase 11,1% dan 24 siswa yang baik dengan persentase 88,9%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategiteam quiz
dantrue or falsedapat meningkatkan minat belajar siswa/siswi kelas IV di MIN Paju Ponorogo.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Menurut UU dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan Nomor
20 Tahun 2003 dalam pasal 1 ayat 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara.1
Pendidikan menurutKamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan
dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah
proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan cara tingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan.2
1 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, Direktorat Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Jakarta:2006, 5.
Pendidikan merupakan bimbingan atau pimpinan secara sadar guru
terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
terbentuknya kepribadian utama. Tugas seorang guru ialah membimbing
peserta didiknya menuju kedewasaan dan kemandirian, serta mengamalkan
ajaran-ajaran Islam dengan baik dan benar untuk memperoleh keselamatan
dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
Dalam pola pendidikan modern, peserta didik dipandang sebagai titik
pusat terjadinya proses belajar. Peserta didik sebagai subjek yang
berkembang mulai pengalaman belajar. Guru lebih berperan sebagai
fasilitator dan motivator belajar peserta didik, membantu dan memberikan
kemudahan agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai
dengan kebutuhan.
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja
dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan
perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam
bertindak.3
Dalam proses belajar, minat sangat diperlukan, sebab seseorang yang
tidak mempunyai minat dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar. Minat belajar siswa erat hubungannya dengan kepribadian,
motivasi, ekspresi dan konsep diri atau identifikasi, faktor keturunan dan
pengaruheksternal atau lingkungan. Minat atau dorongan dalam diri siswa
terkait dengan apa dan bagaimana siswa dapat mengaktualisasi dirinya
melalui belajar. Dimana identifikasi diri memiliki kaitan dengan peluang atau
hambatan siswa dalam mengekspresikan potensi atau kreatifitas dirinya
sebagai perwujudan dari minat spesifik yang ia miliki. Adapun faktor
keturunan dan pengaruheksternal atau lingkungan lebih berkaitan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi dari minat siswa akibat dari pengaruh
situasi kelas, sistem dan dorongan keluarga.4
Menurut Bernard yang terdapat dalam buku Sardiman A.M, minat
timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat partisipasi,
pengalaman, kebiasaan waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa soal
minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena
itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar peserta didik
itu selalu butuh dan ingin terus belajar.5
Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai
“upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui
berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah
pencapaian tujuan yang telah direncanakan”. Pembelajaran dapat pula
dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain
4 Ibid., 58.
instruksional untuk membuat peserta didik belajar secara aktif yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar.6
Guru yang profesional tidak hanya sekedar melepaskan tanggung
jawab sebagai guru melainkan bekerja keras untuk mencapai tujuan daripada
program pengajaran. Namun untuk mencapai segala kesuksesan itu guru
perlu didukung oleh berbagai aspek yang bersangkutan dengan pertumbuhan
dan perkembangan pengajaran.7
Sudijono mengungkapkan hasil belajar merupakan sebuah tindakan
evaluasi yang dapat mengungkap aspek proses berpikir (cognitive domain)
juga dapat mengungkap aspek kejiwaan lainnya, yaitu aspek nilai atau sikap
(affective domain) dan aspek keterampilan (psychomotor domain) yang
melekat pada diri setiap individu peserta didik.8
Selain itu, peserta didik memiliki karakteristik tertentu baik fisiologis
maupun psikologis. Dari segi fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya,
panca indera dan sebagainya. Sedangkan dari segi psikologis adalah minat,
kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif. Semua itu dapat
mempengaruhi bagaimana proses hasil belajar mengajar.
Di setiap proses belajar mengajar peran strategi juga begitu besar dan
keharusan guru atau calon guru agar lebih mengenal berbagai macam strategi
6 Abdul Majid,Strategi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 4.
pembelajaran dan langkah-langkahnya untuk dimanfaatkan dalam kegiatan
belajar mengajar. Melalui strategi yang sederhana sampai strategi yang
membutuhkan pemikiran maupun dukungan fisik untuk melaksanakannya.
Namun tidak semua guru mempunyai minat untuk mengenal berbagai macam
strategi dan kemudian menggunakannya dalam proses belajar mengajar.
Di dalam strategi pembelajaran kooperatif terdapat beberapa jenis
strategi yang biasa digunakan diantaranya yaitu strategi pembelajaran aktif
team quiz dan true or false. Dalam strategi team quiz, setiap peserta didik
dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Tidak hanya aktif,
kerjasama antar peserta didik dapat di pupuk dalam strategi ini.
Sedangkan, strategitrue or false akan mengaktifkan peserta didik sejak
awal pembelajaran yang akan merangsang peserta didik untuk berfikir dan
memotivasi peserta didik untuk berperan aktif dalam aktifitas belajar
sehingga guru tidak terlalu mendominasi proses pembelajaran. Strategi ini
ditandai dengan guru membuat pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan
materi pelajaran, ada yang benar dan ada yang salah. Kemudian peserta didik
berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyatakan apakah pernyataan
tersebut benar atau salah. Dengan mendengarkan beragam pendapat, peserta
didik akan tertantang untuk berfikir.9
Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu
mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang Fiqih ibadah, terutama
menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan
rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta Fiqih
Muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram,
khitan, qurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
Secara substansial, mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan
menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah
SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya
ataupun lingkungannya.
Pada kenyataannya berdasarkan studi pendahuluan, proses dan gaya
belajar hampir seluruh siswa dalam mata pelajaran fiqih diarahkan pada
penguasaan materi pelajaran. Hal ini dapat diidentifikasi dari kenyataan
bahwa hampir seluruh siswa yang memiliki nilai berkategori baik
berdasarkan hasil tes, tetapi mereka tidak dapat menghubungkan dan
mengaplikasikan pada kehidupan nyata. Artinya, kemampuan siswa untuk
mengisi lembar soal hanya sebatas dapat menjawab soal dalam ujian,
sedangkan kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang jawaban soal
tanggal 6 Maret 2018 dengan Ibu Umi selaku guru mata pelajaran Fiqih
bahwa ada anak yang kurang dalam memperhatikan pelajaran dan anak
tersebut di kelas kurang mengikuti dalam proses pembelajaran, sehingga
hasil belajar siswa kurang memuaskan.10
Peneliti tertarik meneliti penerapan strategi pembelajaran aktif untuk
menyelesaikan permasalahan pembelajaran fiqih kelas IV MIN Paju Ponorogo.
Berdasarkan penjajakan awal pada pembelajaran fiqih kelas IV, peneliti
menemukan beberapa permasalahan diantaranya rendahnya kreatifitas sebagian
guru di MIN Paju, guru jarang menggunakan strategiactive learning saat
pembelajaran terutama pada mata pelajaran fiqih, dan strategi pembelajaran
yang digunakan kurang sesuai dengan materi yang dipelajari.11
Setiap pertemuan guru terlalu sering pula menggunakan ceramah dan
membuat siswa kurang memperhatikan pelajaran, guru lebih mendominasi
pelajaran atau lebih aktif di kelas sehingga membuat siswa bermain dan
mengobrol sendiri bersama temannya, serta siswa lebih cepat bosan di kelas
karena guru menggunakan strategi yang monoton dan kurang tepat.12
Untuk itu permasalahannya adalah bagaimana kita membuat proses
pembelajaran berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil belajar yang baik.
Dalam hal ini yang diperlukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
10 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Ibu Umi Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV Di Kantor MIN Paju Ponorogo Tanggal 6 Maret 2018.
strategi atau metode yang tepat dalam mengantarkan ilmu tersebut. Sedangkan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) itu sendiri adalah proses pengkajian masalah
pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk
memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang
terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan
tersebut.13
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mencoba untuk mengatasi
permasalahan tersebut dengan menerapkan strategiteam quiz dan true or false
pembelajaran dengan judul Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Fiqih Menggunakan StrategiTeam Quiz dan True or False di
Kelas IV MIN Paju Ponorogo Tahun Pelajaran 2017/2018.
B. IDENTIKASI DAN PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas dan dari permasalahan yang ada, maka
dapat diidentifikasi masalahnya adalah kurangnya minat belajar siswa pada
pembelajaran fiqih, rendahnya hasil belajar pada pembelajaran fiqih, kurang
efektifnya strategi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran fiqih.
Untuk menghindari terjadi penyimpangan terhadap pembahasan obyek
penelitian sebagaimana tujuan penelitian ini, maka perlu diadakan pembahasan
terhadap ruang lingkup penelitian.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah peningkatan
minat dan hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalatidain melalui
strategiteam quiz dan true or false kelas IV di MIN Paju Ponorogo Semester
Genap Tahun Pelajaran 2017/2018.
C. RUMUSAN MASALAH DAN CARA PEMECAHANNYA
Berangkat dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah:
1. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa kelas IV MIN Paju
Ponorogo dalam materi shalatidain melalui strategi team quiz dan true
or false?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MIN Paju Ponorogo
dalam materi shalatidain melalui strategi team quiz dan true or false?
Hipotesis yang berasal dari kata hipo berarti kurang atau lemah dan tesis
atau thesis yang berarti teori yang disajikan sebagai bukti. Dalam pembicaraan
ini hipo diartikan lemah dan tesis diartikan teori, proposisi atau pernyataan.
Jadi hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih
perlu dibuktikan kenyataannya. Jika suatu hipotesis telah terbukti
kebenarannya, ia akan berubah namanya disebut tesis, jadi merupakan teori.14
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian,
yang kebenarannya masih harus diuji secara empirik. Dalam langkah-langkah
penelitian, hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan
teoritik yang diperoleh dari kajian kepustakaan, supaya mudah diuji dan harus
dirumuskan secara operasional.15
Dalam rumusan masalah tersebut dapat ditarik suatu hipotesis atau cara
pemecahan penelitian tindakan kelas yaitu:
1. Penerapan strategiteam quiz dan true or false dapat meningkatkan minat
belajar siswa-siswi terhadap mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalat
idain di MIN Paju Ponorogo kelas IV Semester Genap Tahun Pelajaran
2017/2018.
2. Penerapan strategiteam quiz dan true or false dapat meningkatkan hasil
belajar siswa-siswi terhadap mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalat
idain di MIN Paju Ponorogo kelas IV Semester Genap Tahun Pelajaran
2017/2018.
D. TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan minat belajar siswa dengan strategiteam quiz dan
true or false pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalat idain di
kelas IV MIN Paju Ponorogo Semester Genap Tahun Pelajaran
2017/2018.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan strategiteam quiz dan
true or false pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalat idain di
kelas IV MIN Paju Ponorogo Semester Genap Tahun Pelajaran
2017/2018.
E. KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Manfaat hasil penelitian tindakan kelas
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai kontribusi khasanah ilmiah
dalam bidang pendidikan.
b. Hasil penelitian ini untuk kepentingan studi ilmiah dan sebagai bahan
informasi serta acuan bagi peneliti lain yang hendak melakukan
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan
masukan bagi:
a. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Paju Ponorogo, sebagai bahan
pertimbangan untuk meningkatkan strategi-strategi dalam proses
kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran fiqih.
b. Lembaga Pendidikan, sebagai sumbangan pikiran dan menambah
referensi perpustakaan berupa hasil penelitian yang aktif dan menantang
didepan kelas, meningkatkan prestasi akademik siswa yang mana akan
berpengaruh terhadap mutu pembelajaran dari lembaga yang
bersangkutan serta meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada
mata pelajaran fiqih dan dapat meningkatkan mutu pendidikan.
c. Guru, sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan
tentang strategi-strategi yang efektif dalam proses belajar mengajar,
meningkatkan ketepatan pemilihan strategi pembelajaran dan
pertimbangan dalam mengajar, membimbing serta mendorong siswa
lebih aktif dalam proses pembelajaran.
d. Peserta didik, sebagai strategi yang dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran, membantu siswa menguasai materi
pelajaran dengan baik, meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam
pembelajaran dan mengoptimalkan kemampuan siswa berpendapat
e. Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengalaman, catatan
kemampuan mengajar, teman belajar dan memperkaya pengetahuan
dalam bidang pendidikan.
f. Masyarakat, sebagai pengetahuan dalam bidang pendidikan dan bahan
pertimbangan untuk memilih lembaga yang berkualitas.
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari
lima bab yang berisi:
Bab I: berisi pendahuluan yang meliputi judul penelitian, latar belakang
masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah dan
cara pemecahannya, tujuan penelitian tindakan kelas, manfaat
penelitian tindakan kelas dan sistematika pembahasan dimasukkan bab
pertama untuk memudahkan dalam memaparkan data.
Bab II: berisi kajian pustaka yang berisi tentang telaah hasil penelitian
terdahulu, landasan teori, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis
tindakan. Bab ini dimasukkan untuk memudahkan peneliti dalam
Bab III: berisi metode penelitian, yang meliputi objek penelitian tindakan kelas,
setting subjek penelitian tindakan kelas, variabel yang diamati,
prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dan jadwal
pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Bab IV: berisi temuan hasil penelitian, yang berisi gambaran singkat setting
lokasi penelitian, penjelasan data siklus, proses analisis data
per-siklus dan pembahasan.
Bab V: berisi penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bab ini dimaksudkan
BAB II
TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, LANDASAN TEORI,
KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
1. Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu peneliti dari saudara Zaenudin yang
berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh
Melalui Penerapan Strategi Bingo” Berdasarkan indikator keberhasilan
tindakan yang ditentukan melalui 3 siklus penelitian, yaitu: hasil belajar
siswa mencapai batas klasik keberhasilan (≥ 85%) semua siswa yang telah
mencapai keberhasilan individu (skor ≥ 60) dan sebagian besar siswa (75%)
secara aktif terlibat dalam pembelajaran atau telah dikuranginya dominasi
guru pada proses pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa prestasi belajar
siswa mata pelajaran fiqh melalui penerapan strategi bingo dapat menjadi
solusi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqh.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya yaitu
penelitian terdahulu ini berfokus pada hasil belajar dan penerapan strategi
bingo sedangkan penelitian saya berfokus pada minat dan hasil belajar serta
2. Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu peneliti dari saudari Dwi Lestari
yang berjudul “Penerapan StrategiPoster Comment dan True or False
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPA Pokok
Bahasan Pesawat Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas di SDN
Kedungpanji 3 Lembeyan Magetan Semester Genap Tahun Pelajaran
2012/2013) Hasil penelitian penerapan strategiPoster Comment dan True
Or False terbukti sangat signifikan. Pada siklus I pemahaman konsep
siswa/siswi mencapai tujuh peserta didik dengan prosentase 53,84%, siklus
II sepuluh peserta didik dengan prosentase 76,92%, dan siklus III mencapai
tiga belas peserta didik dengn prosentase 100%. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah strategiPoster Comment dan True or False dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa/siswi kelas V di SDN Kedungpanji 3 Lembeyan
Magetan.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya yaitu
penelitian terdahulu ini berfokus pada strategiposter comment untuk
meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA pokok bahasan
pesawat sederhana sedangkan penelitian saya berfokus pada minat dan hasil
belajar serta strategiteam quiz dan true or false pada mata pelajaran fiqih
3. Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu peneliti dari saudara Budi Haryanto
yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Pada Materi Zakat
Melalui MetodeGroup Investigation Pada Siswa Kelas IV MI Yaspi
Kaponan Kec. Pakis Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011” Hasil
penelitian menunjukkan peningkatan prestasi belajar fiqh dalam materi
zakat dari siklus I sampai siklus III yaitu siklus I nilai rata-rata 64,5 (40%),
siklus II nilai rata-rata 72,2 (70%), siklus III nilai rata-rata 76,8 (80%).
Selain itu dalam observasi (pengamatan) yang dilakukan peneliti dan
dibantu oleh wali kelas IV, pada perhatian siswa mengalami peningkatan
dari siklus I, II, san siklus III yaitu: siklus I jumlah siswa yang
memperhatikan proses pembelajaran sebanyak 12 anak (60%). Pada siklus
II sebanyak 15 anak (75%), dan pada siklus III sebanyak 16 anak (80%).
Dan pada keaktifan siswa mengalami peningkatan dari siklus I, II, dan
siklus III yaitu: siklus I rata-rata keaktifan siswa mencapai 50% dari
keseluruhan siswa, pada siklus II mencapai 70%, dan pada siklus III
mencapai 80%.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya yaitu
penelitian terdahulu ini berfokus pada meningkatkan hasil belajar fiqih
pada materi zakat melalui metodegroup investigation sedangkan penelitian
saya berfokus pada minat dan hasil belajar serta strategiteam quiz dan true
B. Landasan Teori
1. Kajian tentang Minat Belajar
a. Pengertian Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
besar minat.16
Menurut Berhard “minat” timbul atau muncul tidak secara
tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan
pada waktu belajar atau bekerja, dengan kata lain, minat dapat menjadi
penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan.17
Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal
lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu
aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung
untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap subjek tersebut.18
16Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 191. 17Muhammad Fathurrohman, Sulistyorini,Belajar&Pembelajaran Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional (Yogyakarta: Teras, 2012), 173.
Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa
merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila
bahan pengajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa
tidak akan belajar belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya
tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang
berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana
menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus
belajar.19
Apabila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat
untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila
siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa
kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan
bermotivasi) untuk mempelajarinya.20
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
Dengan kata lain, minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada diri
seorang anak didik. Caranya adalah memberikan informasi pada anak
didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan
diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu atau menguraikan
kegunaannya di masa depan bagi anak didik.21
19Ibid., 174.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dinyatakan bahwa
pengertian minat belajar dalam penelitian ini adalah sumber motivasi
dari dalam diri siswa yang mendorong siswa untuk belajar lebih giat
sehingga menimbulkan rasa suka dan rasa ketertarikan dalam belajar
guna mencapai kepuasan yang ingin diraih.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar, antara
lain:22
1) Faktor dalam diri siswa(Internal)
Faktor dalam diri siswa(internal) merupakan faktor yang
mempengaruhi minat belajar peserta didik yang berasal dari peserta
didik sendiri. Faktor dari dalam diri siswa terdiri dari:
a) Aspek Fisiologis (jasmaniah)
Kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus) yang menandai
tingkat kebugaran tubuh siswa. Hal ini dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam pembelajaran.
b) Aspek Psikologis (kejiwaan)
Aspek psikologis merupakan aspek dari dalam diri siswa
yang terdiri dari intelegensi, bakat siswa, sikap siswa, minat siswa,
motivasi siswa.
2) Faktor dari luar siswa(Eksternal)
a) Lingkungan Sosial. Lingkungan sosial terdiri dari keluarga,
sekolah, masyarakat dan teman sekelas.
b) Lingkungan Nonsosial. Lingkungan nonsosial terdiri dari gedung
sekolah dan letaknya, faktor materi pelajaran, waktu belajar,
keadaan tempat tinggal, alat-alat belajar.
Menurut JT. Loekmono, faktor-faktor yang menyebabkan kurang
atau hilangnya minat belajar siswa adalah sebagai berikut:23
a) Kelainan jasmaniah pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, yang
sangat mempersukar anak di dalam mengikuti pelajaran atau
menjalankan tugas di kelas.
b) Pelajaran di kelas kurang merangsang anak.
c) Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia
mundur atau lari dari kenyataan.
d) Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di
luar kelas, seperti olahraga, bekerja yang membutuhkan
keterampilan mekanis, atau melakukan kegiatan yang dapat
menghasilkan uang.
e) Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat
ini sebenarnya hanya suatu sikap pura-pura.
f) Ada konfilk pribadi dengan guru atau dengan orang tua.
c. Indikator Minat Belajar
Menurut Safari, indikator minat ada empat, yaitu:24
1) Perasaan Senang. Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau
suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus
mempelajarai ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa
pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.
2) Ketertarikan Siswa. Hal ini berhubungan dengan daya gerak yang
mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda,
kegiatan atau bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri.
3) Perhatian Siswa. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa
terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang
lain daripada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu,
dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.
4) Keterlibatan Siswa. Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang
mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan
atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.
d. Pembangkitan Minat Pada Anak
Pembangkitan minat belajar pada anak, ada yang bersifat
sementara (jangka pendek), dan ada juga yang lebih bersifat menetap
(jangka panjang). Terdapat perbedaan usaha untuk membangkitkan
minat yang bersifat sementara dengan yang lebih bersifat menetap.
Penggunaan film, audio visual aid, dan lain-lain dapat membangkitkan
minat yang bersifat sementara. Untuk yang lebih berjangka lama, film,
audio visual aid, dan lain-lain dapat menimbulkan kepasifan. Film dan
audio visual aid merupakan alat yang berorientasi pada hiburan, seperti
halnya kebudayaan komunikasi massa dapat menimbulkan kepasifan
dan sikap monoton.
Sikap belajar monoton yang pasif (the spectators possitivy)
merupakan hal yang membahayakan dalam perkembangan anak. Untuk
membangkitkan minat yang lebih bersifat menetap (jangka panjang),
langkah pertama yang harus diusahakan adalah membangkitkan otonomi
yang aktif, yang merupakan lawan dari kepenontonan yang pasif.25
Beberapa hal yang dapat diusahakan untuk membangkitkan minat
belajar pada anak, yaitu:26
1) Pemilihan bahan pengajaran yang berarti bagi anak.
2) Menciptakan kegiatan belajar yang dapat membangkitkan dorongan
menemukan (discovery) sesuatu yang baru.
3) Menerjemahkan apa yang akan diajarkan dalam bentuk pikiran yang
sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
4) Sesuatu bahan pengajaran yang berarti bagi anak yang disajikan
dalam bentuk yang sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir anak.
5) Bahan pengajaran disampaikan dalam bentuk anak lebih aktif.
6) Anak banyak terlibat dalam proses belajar mengajar.
e. Macam-Macam Minat Belajar
Minat siswa dalam proses pembelajaran tentu sangat beragam.
Untuk itu dalam menyampaikan pembelajaran guru perlu memahami
macam-macam minat. Menurut Suhartini yang dikutip Wartini, minat
dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut:27
26Ibid., 146.
1) Minat Personal
Merupakan minat yang bersifat permanen dan relatif stabil
yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Minat
personal merupakan suatu bentuk rasa senang ataupun tidak senang,
tertarik tidak tertarik terhadap mata pelajaran tertentu. Minat ini
biasanya tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh yang besar dari
rangsangan eksternal.
2) Minat situasional
Merupakan minat yang bersifat tidak permanen dan relatif
berganti-ganti, tergantung rangsangan eksternal. Rangsangan tersebut
misalnya dapat berupa metode mengajar guru, penggunaan sumber
belajar dan media yang menarik, suasana kelas, serta dorongan
keluarga. Jika minat situasional dapat dipertahankan sehingga
berkelanjutan secara jangka panjang, minat situasional akan berubah
menjadi minat personal atau minat psikologis siswa. Semua ini
tergantung pada dorongan atau rangsangan yang ada.
3) Minat psikologikal
Merupakan minat yang erat kaitannya dengan adanya interaksi
antara minat personal dengan minat situasional yang terus-menerus
dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki pengetahuan yang cukup
mendalaminya dalam aktivitas yang terstruktur di kelas atau pribadi
(di luar kelas) serta mempunyai penilaian yang tinggi atas mata
pelajaran tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa siswa tersebut
memiliki minat psikologikal.
f. Karakteristik Minat Belajar
Menurut Slameto, siswa yang berminat dalam belajar mempunyai
karakteristik sebagai berikut:28
1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang dipelajari terus menerus.
2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang
diminati. Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktifitas-aktifitas yang
diminati.
4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang
lainnya.
5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktifitas dan kegiatan.
2. Teori Belajar
a. Pengetian Belajar
Teori belajar Menurut R. Gagne, belajar dapat didefinisikan
sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua
konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini
menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru
dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.29
Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan
tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai
suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui
instruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan
bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Selanjutnya, Gagne dalam
teorinya yang disebutThe domains of learning, menyimpulkan bahwa
segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima
kategori, yaitu:30
1) Keterampilan motoris (motoris skill); adalah keterampilan yang
diperlihatkan dari berbagai gerakan badan, misalnya menulis,
menendang bola, bertepuk tangan, berlari dan loncat.
2) Informasi verbal; informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan
otak atau intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami
sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar dan sebagainya yang
berupa simbol yang tampak (verbal).
3) Kemampuan intelektual; selain menggunakan simbol verbal, manusia
juga mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui
kemampuan intelektualnya, misalnya mampu membedakan warna,
bentuk dan ukuran.
4) Strategi kognitif; Gagne menyebutnya sebagai organisasi
keterampilan yang internal (internal organized skill), yang sangat
diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir. Kemampuan
kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan tidak dapat dipelajari
dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan terus-menerus
yang serius.
5) Sikap (attitude); sikap merupakan faktor penting dalam belajar;
karena tanpa kemampuan ini belajar tidak akan berhasil dengan baik.
Sikap seseorang dalam belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang
pendirian, kepribadian dan keyakinannya, tidak dipelajari atau
dipaksakan, tetapi perlu kesadaran diri yang penuh.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Keberhasilan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berfungsinya
secara integratif dari setiap faktor pendukungnya. Adapun faktor-faktor
yang memengaruhi keberhasilan belajar, antara lain:31
1) Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakup:
a) Tingkat kecerdasan (intelligent quotien).
b) Bakat (aptitude).
c) Sikap (attitude).
d) Minat (interest).
e) Motivasi (motivation).
f) Keyakinan (belief).
g) Kesadaran (consciousness).
h) Kedisiplinan (discipline).
i) Tanggung jawab (responsibility).
2) Pengajar yang profesional yang memiliki:
a) Kompetensi pedagogik.
b) Kompetensi sosial.
c) Kompetensi personal.
d) Kompetensi profesional.
e) Kualifikasi pendidikan yang memadai.
f) Kesejahteraan yang memadai.
3) Atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif yang
dimanifestasikan dengan adanya komunikasi timbal balik dan multi
arah (multiple communication) secara aktif, kreatif, efektif, inovatif
dan menyenangkan, yaitu:
a) Komunikasi antara guru dengan peserta didik.
b) Komunikasi antara peserta didik dengan peserta didik.
c) Komunikasi kontekstual dan integratif antara guru, peserta didik
dan lingkungannya.
4) Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran, sehingga
peserta didik merasa betah dan bergairah (enthuse) untuk belajar.
5) Kurikulum sebagai dasar atau arahan, khusus mengenai perubahan
perilaku (behavior change) peserta didik secara integral, baik yang
berkaitan dengan kognitif, afektif, maupun psikomotor.
6) Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu dan
teknologi serta lingkungan alam sekitar, yang mendukung
terlaksananya proses pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif,
inovatif dan menyenangkan. Lingkungan ini merupakan faktor
peluang (opportunity) untuk terjadinya belajar konstektual
c. Faktor-Faktor Makro yang Menyebabkan Anak Malas Belajar
Faktor-faktor makro yang menyebabkan anak malas belajar adalah
kebanyakan anak tidak mempunyai kebiasaan belajar yang teratur, tidak
mempunyai catatan pelajaran yang lengkap, tidak membuat PR, sering
membolos (dari sekolah maupun dari les), seringkali lebih
mengharapkan bocoran soal ulangan/ujian atau menyontek untuk
mendapat nilai yang bagus.32
3. Teori Strategi
a. Pengertian Strategi
Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang
dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.
DalamKamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang
diinginkan). Joni berpendapat bahwa yang dimaksud strategi adalah
suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang
konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.33
b. Unsur-Unsur Strategi Pembelajaran
Membuat suatu strategi tidak benar-benar sama dengan
mengembangkan bahan ajar. Tujuan menciptakan strategi sebelum
mengembangkan bahan ajar adalah untuk menjelaskan bagaimana
32Nanang Hanafiah, Cucu Suhana,Konsep Strategi Pembelajaran, 10.
kegiatan pembelajaran akan berhubungan dengan pencapaian tujuan. Hal
ini akan memberikan rencana yang jelas untuk pengembangan
selanjutnya. Dick dan Carey menjelaskan empat elemen strategi
pembelajaran yaitu:34
1) Rangkaian/keurutan dan pengelompokan konten.
2) Komponen belajar.
3) Pengelompokan peserta didik.
4) Pemilihan media dan sistem pengajaran.
c. Dasar Pemilihan Strategi Pembelajaran
Beberapa prinsip mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih
strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut
harus berdasarkan pada penetapan. Dalam pemilihan strategi
pembelajaran, guru harus mengacu pada kriteria sebagai berikut:35
1) Kesesuaian antara strategi pembelajaran dengan tujuan atau
kompetensi.
2) Kesesuaian strategi pembelajaran dengan jenis pengetahuan yang
akan disampaikan.
3) Kesesuaian strategi pembelajaran dengan sasaran (kemampuan awal,
karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status
sosial, karakteristik yang berkaitan dengan perbedaan-perbadaan
kepribadian).
4) Biaya.
5) Kemampuan strategi pembelajaran (kelompok atau individu).
6) Karakteristik strategi pembelajaran (kelemahan atau kelebihannya).
7) Waktu.
4. StrategiTeam Quiz
Teknik ini meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik
terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan
tidak menakutkan. Adapun langkah-langkah pembelajaran aktif tipeteam
quiz adalah sebagai berikut:36
a. Guru memilih topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian.
b. Guru membagi peserta didik menjadi 3 tim.
c. Guru menjelaskan bentuk sesinya dan memulai presentasi sekitar 10
menit atau kurang.
d. Guru meminta Tim A menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Kuis
ini tidak memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim B
dan C memanfaatkan waktu untuk meninjau catatan mereka.
e. Tim A menguji anggota Tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab, Tim C
diberi kesempatan untuk menjawabnya.
f. Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota Tim C,
dan mengulangi prosesnya.
g. Ketika kuis selesai, guru melanjutkan dengan bagian kedua pelajaran,
dan menunjuk Tim B sebagai pemimpin kuis.
h. Setelah Tim B menyelesaikan ujian tersebut, melanjutkan dengan bagian
ketiga dan menentukan Tim C sebagai pemimpin kuis.
Adapun variasi yang dapat dipraktekkan selain langkah-langkah
diatas sebagai berikut:37
a. Guru memberi kesempatan pada tim ini untuk menyiapkan pertanyaan
kuis dari yang mereka seleksi ketika mereka menjadi pemimpin kuis.
b. Guru melakukan satu pelajaran yang berkelanjutan. Guru membagi
peserta didik ke dalam dua tim. Di akhir pelajaran, guru membiarkan
kedua tim saling memberi kuis satu sama lain.
5. Kelebihan dan Kelemahan StrategiTeam Quiz38
a. Kelebihan StrategiTeam Quiz
1) Dapat menghilangkan kebosanan dalam lingkungan belajar.
2) Meningkatkan proses belajar.
3) Meraih makna belajar melalui pengalaman.
4) Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar.
37Ibid., 164.
b. Kelemahan StrategiTeam Quiz
1) Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat
keributan terjadi.
2) Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut,
yakni yang bisa menjawab soalquiz.
3) Waktu yang diberikan sangat terbatas jika quiz dilaksanakan oleh
seluruh tim dalam satu pertemuan.
6. StrategiTrue or False
Strategi ini merupakan aktifitas kolaboratif yang dapat mengajak
peserta didik untuk terlibat ke dalam materi pelajaran dengan segera.
Strategi ini menumbuhkan kerjasama tim, berbagi pengetahuan dan belajar
secara langsung. Adapun langkah-langkah pembelajaran aktif tipetrue or
false adalah sebagai berikut:39
a. Guru membuatlist pernyataan yang berhubungan dengan materi
pelajaran, sebagian benar dan sebagian lagi salah. Misalnya adalah
pernyataan; pedagogik adalah pendekatan untuk mengajar pada orang
dewasa, untuk pernyataan yang salah dan; metode pengajaran dipilih
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dibuat, untuk contoh yang
benar. Guru menulis masing-masing pernyataan pada selembar kertas
yang berbeda. Guru memastikan bahwa pernyataan yang dibuat sesuai
dengan jumlah peserta didik yang ada.
b. Guru memberi setiap peserta didik satu kertas kemudian mereka diminta
untuk mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana yang
salah. Guru menjelaskan bahwa peserta didik bebas menggunakan cara
apa saja untuk menentukan jawaban.
c. Jika proses ini selesai, guru membaca masing-masing pernyataan dan
meminta jawaban dari kelas apakah pernyataan tersebut benar atau salah.
d. Guru memberi masukan untuk setiap jawaban dan menyampaikan cara
kerja peserta didik adalah bekerja sama dalam tugas.
e. Guru menekankan bahwa kerjasama kelompok yang positif akan sangat
membantu kelas karena ini adalah metode belajar aktif.
7. Kelebihan dan Kelemahan StrategiTrue or False40
a. Kelebihan StrategiTrue or False
1) Siswa dapat belajar langsung tentang materi yang dipelajari.
2) Siswa dapat bekerjasama dengan siswa yang lain dalam hal
pengetahuan tentang materi yang dipelajari.
3) Siswa dapat mengungkapkan alasannya memilih jawaban benar dan
salah.
b. Kelemahan StrategiTrue or False
1) Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan
metode pembelajaran yang lain.
2) Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat
tercapai.
8. Teori Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan
instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang
berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional.41
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil
-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini
mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotrik.42
41Ahmad Susanto,Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, 5.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan
siswa (learns performance). Hasil belajar dapat juga dipakai sebagai
pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)
alternatif dalam kondisi yang berbeda.43
b. Ciri-ciri Tes Hasil Belajar
Instrumen evaluasi hasil belajar yang baik memiliki ciri-ciri dan
harus memenuhi beberapa kaidah antara lain:44
1) Validitas
Sebuah instrumen evaluasi hasil belajar dikatakan baik
manakala memiliki validitas yang tinggi. Yang dimaksud validitas
disini adalah kemampuan instrumen tersebut mengukur apa yang
seharusnya diukur. Ada tiga aspek yang hendak dievaluasi dalam
evaluasi hasil belajar yaitu aspek kognitif, psikomotor dan afektif.
Tinggi rendahnya validitas instrumen dapat dihitung dengan uji
validitas dan dinyatakan dengan koefisien validitas.
2008), 3.
43 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori&Aplikasi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), 37.
2) Reliabilitas
Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala
instrumen tersebut dapat menghasilkan hasil pengukuran yang tetap.
Ketetapan disini tidak diartikan selalu sama, tetapi mengikuti
perubahan. Jika keadaan seseorang si Upik berada lebih rendah
dibandingkan orang lain misalnya si Badu, maka jika dilakukan
pengukuran ulang hasilnya si Upik juga berada lebih rendah terhadap
si Badu. Tinggi rendahnya reliabilitas dapat dihitung dengan uji
reliabilitas dan dinyatakan dengan koefisien reliabilitas.
3) Objektifitas
Instrumen evaluasi hasil belajar hendaknya terhindar dari
pengaruh-pengaruh subjektivitas pribadi dari si evaluator dalam
menetapkan hasilnya. Dalam menekan pengaruh subjektivitas yang
tidak bisa dihindari hendaknya evaluasi dilakukan mengacu kepada
pedoman terutama menyangkut masalah kontinuitas dan
komprehensif.
Evaluasi harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus).
Dengan evaluasi yang berkali-kali dilakukan maka evaluator akan
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keadaanaudience
yang dinilai. Evaluasi yang diadakan secaraon the spot dan hanya
tentang keadaanaudience yang dievaluasi. Faktor kebetulan akan
sangat menganggu hasilnya.
4) Praktikabilitas
Sebuah instrumen evaluasi hasil belajar dikatakan memiliki
praktikabilitas yang tinggi apabila bersifat praktis mudah
pengadministrasiannya dan memiliki ciri: mudah dilaksanakan, tidak
menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada
audience mengerjakan yang dianggap mudah terlebih dahulu. Mudah
pemeriksaannya artinya dilengkapi pedoman skoring (kunci jawaban).
Dilengkapi petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh
orang lain.
5) Ekonomis
Pelaksanaan evaluasi hasil belajar menggunakan instrumen
tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal tenaga yang banyak
dan waktu yang lama.
6) Taraf Kesukaran
Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang
tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu
mudah tidak mampu merangsangaudience mempertinggi usaha
memecahkannya sebaliknya kalau terlalu sukar membuataudience
luar jangkauannya. Di dalam istilah evaluasi indeks kesukaran ini
diberi simbol “P” yang dinyatakan dengan “Proporsi”.
7) Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen
tersebut membedakan antaraaudience yang pandai (berkemampuan
tinggi) denganaudience yang tidak pandai (berkemampuan rendah).
Indeks daya pembeda ini disingkat dengan “D” dan dinyatakan
dengan indeks “Diskriminasi”.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dapat dibedakan atas dua jenis yaitu pertama, bersumber dari dalam diri
manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktorinternal. Kedua,
faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, disebut
sebagai faktoreksternal.45
1) Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor biologis dan faktor
psikologis. Kategori faktor biologis antara lain usia, kematangan dan
kesehatan, sedangkan kategori faktor psikologis adalah kelelahan,
suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar.
2) Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar
dapat diklasifikasikan menjadi dua juga, yakni faktor manusia
(human) dan faktor non manusia seperti alam benda, hewan dan
lingkungan fisik.
Secara ringkas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil
belajar tersebut dapat digambarkan dalam bagan seperti dibawah ini:46
Gambar 2.1
Faktor-Faktor Hasil Belajar
9. Mata Pelajaran Fiqih
a. Latar Belakang Mata Pelajaran Fiqih
Fiqih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang
secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai
aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat
maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Beberapa ulama fiqih
seperti Imam Abu Hanifah mendefinisikan fiqih sebagai pengetahuan
seorang muslim tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah.
Mata pelajaran fiqih yang merupakan bagian dari pelajaran agama
di madrasah mempunyai ciri khas dibandingkan dengan pelajaran yang
lainnya, karena pada pelajaran tersebut memikul tanggung jawab untuk
dapat memberi motivasi dan kompensasi sebagai manusia yang mampu
memahami, melaksanakan dan mengamalkan hukum Islam yang
berkaitan dengan ibadah mahdhoh dan muamalah serta dapat
mempraktekkannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.
Disamping mata pelajaran yang mempunyai ciri khusus juga
materi yang diajarkannya mencakup ruang lingkup yang sangat luas
yang tidak hanya dikembangkan di kelas. Penerapan hukum Islam yang
ada di dalam mata pelajaran fiqih harus sesuai dengan yang berlaku di
tepat digunakan dalam pembelajaran fiqih, agar dalam kehidupan
bermasyarakat siswa sudah dapat melaksanakannya dengan baik.47
Pembelajaran fiqih yang ada di madrasah ini tidak terlepas dari
kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Kurikulum
Peraturan Menteri Agama RI. Peraturan Menteri Agama RI sebagaimana
dimaksud adalah kurikulum operasional yang telah disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan sehingga kurikulum
ini sangat beragam. Pengembangan kurikulum PERMENAG yang
beragam ini tetap mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, lingkup materi minimal dan
tingkat kompetensi minimal untuk mencapai tingkat kelulusan minimal,
sesuai dengan tujuan dan fungsi pembelajaran fiqih.48
Menurut Abdul Wahhab Kallaf dalam buku Cik Hasan Basri fiqh
merupakan ilmu tentang hukum syara yang bersifat amaliah yang
diperoleh dari dalil-dalil yang rinci. Apabila fiqh diidentifikasi sebagai
ilmu, maka dinyatakan secara deskriptif. Ia merupakan wacana
intelektual tentang penataan kehidupan manusia dengan menggunakan
cara berpikir tertentu. Apabila diidentifikasi sebagai kumpulan hukum,
maka dinyatakan secara perspektif. Ia merupakan kumpulan hukum, atau
47 http://blogeulum.blogspot.com /2013/02/mata-pelajaran-fiqih.html, diakses 6 Maret 2018, pukul 19.72 WIB.
sebagai salah satu dimensi hukum Islam, yakni produk pemikiranfuqaha
yang dijadikan salah satu patokan dalam penataan kehidupan manusia.49
b. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih
Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
membekali siswa agar dapat:50
1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam
baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk
dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam
menjalankan ajaran islam baik dalam hubungan manusia dengan
Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia dan
makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.
Pemahaman dan pengetahuan tersebut diharapkan menjadi
pedoman hidup dalam bermasyarakat, serta dapat menumbuhkan
ketaatan beragama, tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dalam
kehidupan sehari-hari baik secara pribadi maupun sosial dengan
dilandasi hukum Islam.
49 Cik Hasan Basri,Model Penelitian Fiqh (Jakarta: Prenada Media, 2003), 8.
c. Ciri-Ciri Mata Pelajaran Fiqih
Adapun keistimewaan Fiqih dan ciri-ciri khasnya yang terpenting
adalah sebagai berikut:51
1) Dasar Fiqh adalah wahyu, baik dalam bentuk Al-Quran maupun
Sunnah Nabi.
2) Fiqh mencakup semua kebutuhan hidup manusia, baik hubungannya
dengan Tuhan, dirinya sendiri maupun masyarakat.
3) Fiqh bercirikan atas hal-hal yang disifati dengan kategori hukum
yang lima. Setiap perbuatan atau transaksi dalam muamalah selalu
diikuti oleh pertimbangan hukum, seperti halal dan haram.
4) Fiqh berkaitan dengan akhlak. Ia mengatur manusia untuk
memelihara kemuliaan, keteladanan dan moral yang baik dan benar,
seperti dalam perintah ibadah, disyariatkan untuk menyucikan diri
dan mejauhkannya dari hal-hal dan perbuatan yang munkar.
5) Hukuman bagi yang melanggar hukum fiqih adalah dunia dan akhirat.
Hukuman di dunia dalam bentukhudud (hukuman yang sudah
ditentukan Allah dalam Al-Quran) dantazir (hukuman yang belum
ditentukan), sedangkan hukuman di akhirat diberlakukan atas
perbuatan hati, seperti iri dan dengki, serta juga diberlakukan
terhadap perbuatan buruk yang tidak diberi hukuman atasnya di dunia,
seperti karena kecilnya akibat yang ditimbulkan atau karena tidak
diketahui orang lain secara lahir.
6) Nazah (kecenderungan) Fiqih adalah jamaiyah. Maksudnya Fiqh
memelihara kemslahatan individu dan masyarakat. Namun demikian,
bila terjadi pertentangan antara keduanya, maslahat umum lebih
diutamakan.
7) Fiqih dapat berlaku kekal dan dapat pula menerima perubahan. Fiqih
berlaku kekal seperti, saling merelakan dalam segala perjanjian atau
transaksi, mempertanggungjawabkan kerusakan, dan menjaga
hak-hak perseorangan. Adapun fiqih yang dapat menerima perubahan
adalah fiqih yang dibangun atas dasarqiyas dan kemaslahatan. Ia
dapat menerima perubahan sesuai dengan kebutuhan tempat dan
waktu.
8) Tujuan akhir Fiqh adalah mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat.
9) Pelaksanaannya didorong oleh akidah dan akhlak. Fiqih membebani
manusia dengan dua tanggungjawab. Pertama, yang berhubungan
dengan Tuhan. Kedua, yang berhubungan dengan masyarakat,
dimana ia menghasilkan hukum tentang kewajiban-kewajiban moral.
Tanggungjawab pertama sudah tentu harus dilandasi dengan iman
yang benar dan tanggungjawab kedua harus dilandasi dengan akhlak
d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih
Pembagian hukum-hukum Fiqih meliputi:52
1) Hukum yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah, seperti shalat,
puasa dan zakat, yang disebut denganal-ibadat.
2) Hukum yang berkaitan dengan masalah keluarga, seperti pernikahan,
perceraian dan keturunan, yang disebutal-ahw al asy-syakhshiyyah.
3) Hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan pergaulan
dengan sesamanya dalam masalah harta dan pemilikan, yang disebut
denganal-muamalat.
4) Hukum yang berkaitan dengan kekuasaan pemerintahan atas rakyat,
hak dan kewajiban yang muncul dari keduanya. Sebagianfuqaha
menyebut hukum ini denganal-ahkam as-sutlthaniyyah¸ yang
merupakan bagian darias-siyasah asy-syariyyah.
5) Hukum yang berkaitan dengan ancaman hukuman bagi orang-orang
yang melanggarnya, seperti hukuman dera, potong tangan, dantazir,
serta memelihara peraturan individu dalam masyarakat, yang disebut
al-uqubat.
6) Hukum yang berkaitan dengan ketentuan yang mengatur hubungan
antara negara-negara Islam dan negara-negara non-Islam.
7) Hukum yang berkaitan dengan akhlak, kebaikan moral, yang disebut
al-adab.
C. Kerangka Berfikir
Berangkat dari landasan teori diatas, maka dapat dijadikan kerangka
berfikir sebagai berikut:
1. Jika strategiteam quiz dan true or false dapat meningkatkan minat belajar
siswa, maka hasil belajar siswa kelas IV di MIN Paju Ponorogo semakin
baik.
2. Jika strategiteam quiz dan true or false dapat meningkatkan hasil uji
kompetensi siswa, maka hasil belajar siswa kelas IV di MIN Paju Ponorogo
semakin baik.
D. Pengajuan Hipotesis Tindakan
Bertitik tolak dari permasalahan dan juga tujuan penelitian yang ingin
dicapai, maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Strategiteam quiz dan true or false dapat meningkatkan minat siswa
terhadap hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalatidain bagi
siswa kelas IV MIN Paju Ponorogo Semester Genap Tahun Pelajaran
2017/2018.
2. Strategiteam quiz dan true or false dapat meningkatkan hasil uji
kompetensi terhadap hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan
shalatidain bagi siswa kelas IV MIN Paju Ponorogo Semester Genap
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Tindakan Kelas
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MIN Paju Ponorogo dimana objek
penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 27 siswa.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan maret dengan prosedur
sebagai berikut:
a. Persiapan/survey
Pada tahap ini peneliti berkunjung ke sekolah MIN Paju Ponorogo
untuk survey tempat, kelas, jumlah peserta didik, menemui guru mata
pelajaran Fiqih serta menyusun RPP.
b. Pelaksanaan penelitian
Setelah melakukan survey, peneliti melakukan tindakan kelas
(mengajar) untuk memecahkan permasalahan yang ada.
c. Mengumpulkan dan menilai tes
Setelah tindakan kelas (mengajar) tuntas, peneliti mengumpulkan
d. Menyusun laporan penelitia
Pada tahap ini, setelah mengumpulkan informasi hasil penelitian
peneliti menyusun laporan penelitian sebagai bukti telah berhasil
melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
e. Menganalisis hasil penelitian
Setelah laporan penelitian selesai, peneliti menganalisis laporan
tersebut agar dapat dipertanggungjawabkan.
B. Setting Subjek Penelitian Tindakan Kelas
1. Setting Penelitian
Setting lokasi PTK ini adalah di MIN Paju Ponorogo. Fokusnya pada
mata pelajaran fiqih pokok bahasanshalat idain Semester Genap Tahun
Pelajaran 2017/2018. Peneliti melakukan PTK di MIN Paju Ponorogo
karena peneliti menemukan permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran fiqih di sekolah tersebut khususnya di kelas IV.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian PTK ini adalah mahasiswi sedangkan subjek
C. Variabel yang diamati
a. Variabel proses: Meningkatkan minat belajar siswa.
b. Variabel hasil: Perolehan hasil belajar siswa.
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Per-Siklus
1. Perencanaan Tindakan Kelas
Alur PTK dalam satu siklus terdiri atas empat langkah yaitu
perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi dan refleksi
(reflecting). Logika 4 (empat) tahap tersebut sebagai berikut:53
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan PTK
Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk
suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi
suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus
tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila
masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga,
dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga
siklus-siklus berikutnya.54
Sebelum melakukan pembelajaran berbasis PTK, langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan yaitu melakukan observasi awal terlebih
dahulu untuk:55
a. Menemukan masalah.
b. Melakukan identifikasi masalah.
c. Menentukan “batasan masalah”.
d. Menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga
sebagai penyebab utama terjadinya masalah.
e. Merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan
“hipotesis-hipotesis tindakan” sebagai pemecahan.
f. Menentukan “pilihan hipotesis tindakan” pemecahan masalah.
g. Merumuskan judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK.
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas
Setelah judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK
dirumuskan, langkah berikutnya adalah:
54 Ibid., 68.
a. Menyusun perencanaan (planning)
Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan pendidik adalah:56
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pokok bahasanshalat idain.
2) Menyiapkan sumber/bahan/alat yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
3) Menyiapkan instrument penilaian yang akan digunakan untuk
mengukur pencapaian kompetensi.
4) Menyiapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pencapaian
kompetensi serta menyiapkan instrument tolak ukur keberhasilan
tindakan.
5) Menyiapkan lembar perekam proses pengumpulan data yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
b. Melaksanakan tindakan (acting)
Pada tahap ini merupakan realisasi dari teori dan teknik mengajar
serta tindakan (treatment) yang sudah direncanakan sebelumnya.57
c. Melaksanakan pengamatan (observing)
Pada tahap ini yang harus dilaksanakan adalah:58
1) Mengamati perilaku peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
56 Pedoman Penulisan Skripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK), 86.
2) Memantau kegiatan diskusi/kerjasama antar siswa dalam kelompok.
3) Mengamati pemahaman masing-masing siswa/siswi terhadap
penguasaan materi pembelajaran.
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah terjadi.59Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah:60
1) Mencatat hasil observasi.
2) Mengevaluasi hasil observasi.
3) Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan memperbaiki
siklus berikutnya.
3. Teknik Pengumpulan Data (Pengamatan)
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas tidak hanya satu, diantaranya yaitu wawancara, angket, observasi dan
studi dokumentasi.61Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling
utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Dalam pelajaran berbasis PTK, guru tidak hanya
mengajar saja, melainkan harus meneliti dalam pengumpulan data. Peneliti
menggunakan beberapa metode yang relevan dengan penelitian ini yaitu:
59Zainal Aqib,Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru (Bandung: Yrama Widya, 2006), 129. 60Basuki Asadie,Desain Pembelajaran Berbasis PTK, 6.
a. Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.62
Dalam penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi
terstruktur. Observasi terstruktur ini digunakan untuk mengetahui minat
peserta didik selama proses pembelajaran di dalam kelas dan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran fiqih serta kendala yang dihadapi saat
diterapkannya strategi dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan dan gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi,
peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto,
gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya
misalnya karya seni, yang berupa gambar, patung, film dan lain-lain.63
Teknik dokumentasi yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah penyimpanan dokumen berupa tugas-tugas siswa. hal ini
dimaksudkan agar data yang diperoleh terhindar dari rekayasa dan dapat
62Wina Sanjaya.,Penelitian Tindakan Kelas, 86.
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Teknik dokumentasi ini digunakan
untuk mengetahui minat peserta didik dan semua proses pembelajaran di
dalam kelas serta hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain
sehingga dapat dengan mudah dipahami dan penemuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.
Menurut Patton sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong
menyatakan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar.64Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, analisis data sebagai proses
yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan
hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha
untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu.65
Data yang dikemukakan melalui observasi sejak penelitian dimulai dan
dikembangkan selama proses refleksi sampai penelitian selesai. Data yang
telah terkumpul kemudian diedit, dipilih dan dikategorikan untuk menjawab
permasalahan penelitian.
Data yang terkumpul kemudian diukur menggunakan skalalikert.
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item
instrumen yang menggunakan skalalikert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju atau sangat baik,
baik, kurang baik, dan tidak baik.66
Prosedur Pelaksanaan PTK antar Siklus
Tabel 3.1 : Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan StrategiTeam Quiz dan True or False Pokok Bahasan : Shalat Idain
Sub Bahasan : Shalat Idul Fitri
SIKLUS I
PERENCANAAN TINDAKAN PENGAMATAN REFLEKSI
Menyusun RPP berbasis PTK dengan pokok bahasan shalat idul fitri Menyiapkan sumber/bahan/alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu: buku Fiqih kelas IV dalam bentuk strategiteam quiz dantrue or false, spidol dan papan tulis Menyiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi Menyiapkan kriteria ketuntasan minimal pencapaian kompetensi serta
Guru membagi materi dalam 2 bagian untuk dijadikan kuis
Guru memberi pengarahan siswa untuk membagi kelas menjadi 2 tim yaitu A dan B
Guru meminta Tim A dan B menyiapkan kuis tentang shalat idul fitri
Tim A menguji Tim B dengan 5 pertanyaan kuis setelah itu Tim B menguji Tim A