• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih menggunakan strategi team quiz dan true or false di kelas IV MIN Paju Ponorogo tahun pelajaran 2017/2018 - Electronic theses of IAIN Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih menggunakan strategi team quiz dan true or false di kelas IV MIN Paju Ponorogo tahun pelajaran 2017/2018 - Electronic theses of IAIN Ponorogo"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN FIQIH MENGGUNAKAN STRATEGITEAM QUIZ

DANTRUE OR FALSE DI KELAS IV MIN PAJU PONOROGO

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

OLEH

UMI HANDAYANI

NIM: 210614130

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

(2)

ABSTRAK

Handayani, Umi. 2018.Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih Menggunakan Strategi Team Quiz dan True or False di Kelas IV MIN Paju Ponorogo Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, Pembimbing: Dr.Muhammad Thoyib, M.Pd.

Kata Kunci: StrategiTeam Quiz, StrategiTrue or False, Minat Belajar, Hasil Belajar, Fiqih. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional agar siswa merasa tidak jenuh dan bosan. Realitanya timbul masalah di kelas IV MIN Paju Ponorogo dalam proses pembelajaran diantaranya: kurangnya hasil belajar siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilihat ketika proses

pembelajaran berlangsung ada diantara beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dalam arti ramai sendiri sehingga banyak siswa yang kurang memahami pelajaran. Masalah lain yang ditemukan oleh peneliti yaitu penggunaan strategi yang kurang sesuai, guru lebih banyak menggunakan ceramah sehingga peserta didik merasa bosan, jenuh dan kurang berminat dengan proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Untuk itu peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan salah satunya dengan menerapkan strategi-strategi yang dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa/siswi. Strategi itu adalahteam quizdantrue or false. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan minat dan hasil belajar siswa/siswi setelah diterapkannya strategi pembelajaran

team quizdantrue or false.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang disajikan dalam II siklus, dalam setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Hasil penelitian penerapan strategiteam quizdantrue or falseini terbukti sangat signifikan. Pada siklus I, dari 27 peserta didik terdapat 2 siswa yang minat belajarnya sangat baik dengan persentase 7,4%, 17 siswa yang baik dengan persentase 62,9%, 8 siswa yang kurang baik dengan persentase 29,7%. Sedangkan pada siklus II, dari 27 peserta didik terdapat 3 siswa yang minat belajarnya sangat baik dengan persentase 11,1% dan 24 siswa yang baik dengan persentase 88,9%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategiteam quiz

dantrue or falsedapat meningkatkan minat belajar siswa/siswi kelas IV di MIN Paju Ponorogo.

(3)
(4)
(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Menurut UU dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan Nomor

20 Tahun 2003 dalam pasal 1 ayat 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan Negara.1

Pendidikan menurutKamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan

dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah

proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh

pengetahuan, pemahaman dan cara tingkah laku yang sesuai dengan

kebutuhan.2

1 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, Direktorat Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Jakarta:2006, 5.

(6)

Pendidikan merupakan bimbingan atau pimpinan secara sadar guru

terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju

terbentuknya kepribadian utama. Tugas seorang guru ialah membimbing

peserta didiknya menuju kedewasaan dan kemandirian, serta mengamalkan

ajaran-ajaran Islam dengan baik dan benar untuk memperoleh keselamatan

dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.

Dalam pola pendidikan modern, peserta didik dipandang sebagai titik

pusat terjadinya proses belajar. Peserta didik sebagai subjek yang

berkembang mulai pengalaman belajar. Guru lebih berperan sebagai

fasilitator dan motivator belajar peserta didik, membantu dan memberikan

kemudahan agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai

dengan kebutuhan.

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja

dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau

pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan

perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam

bertindak.3

Dalam proses belajar, minat sangat diperlukan, sebab seseorang yang

tidak mempunyai minat dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan

aktivitas belajar. Minat belajar siswa erat hubungannya dengan kepribadian,

(7)

motivasi, ekspresi dan konsep diri atau identifikasi, faktor keturunan dan

pengaruheksternal atau lingkungan. Minat atau dorongan dalam diri siswa

terkait dengan apa dan bagaimana siswa dapat mengaktualisasi dirinya

melalui belajar. Dimana identifikasi diri memiliki kaitan dengan peluang atau

hambatan siswa dalam mengekspresikan potensi atau kreatifitas dirinya

sebagai perwujudan dari minat spesifik yang ia miliki. Adapun faktor

keturunan dan pengaruheksternal atau lingkungan lebih berkaitan dengan

perubahan-perubahan yang terjadi dari minat siswa akibat dari pengaruh

situasi kelas, sistem dan dorongan keluarga.4

Menurut Bernard yang terdapat dalam buku Sardiman A.M, minat

timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat partisipasi,

pengalaman, kebiasaan waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa soal

minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena

itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar peserta didik

itu selalu butuh dan ingin terus belajar.5

Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai

“upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui

berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah

pencapaian tujuan yang telah direncanakan”. Pembelajaran dapat pula

dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain

4 Ibid., 58.

(8)

instruksional untuk membuat peserta didik belajar secara aktif yang

menekankan pada penyediaan sumber belajar.6

Guru yang profesional tidak hanya sekedar melepaskan tanggung

jawab sebagai guru melainkan bekerja keras untuk mencapai tujuan daripada

program pengajaran. Namun untuk mencapai segala kesuksesan itu guru

perlu didukung oleh berbagai aspek yang bersangkutan dengan pertumbuhan

dan perkembangan pengajaran.7

Sudijono mengungkapkan hasil belajar merupakan sebuah tindakan

evaluasi yang dapat mengungkap aspek proses berpikir (cognitive domain)

juga dapat mengungkap aspek kejiwaan lainnya, yaitu aspek nilai atau sikap

(affective domain) dan aspek keterampilan (psychomotor domain) yang

melekat pada diri setiap individu peserta didik.8

Selain itu, peserta didik memiliki karakteristik tertentu baik fisiologis

maupun psikologis. Dari segi fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya,

panca indera dan sebagainya. Sedangkan dari segi psikologis adalah minat,

kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif. Semua itu dapat

mempengaruhi bagaimana proses hasil belajar mengajar.

Di setiap proses belajar mengajar peran strategi juga begitu besar dan

keharusan guru atau calon guru agar lebih mengenal berbagai macam strategi

6 Abdul Majid,Strategi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 4.

(9)

pembelajaran dan langkah-langkahnya untuk dimanfaatkan dalam kegiatan

belajar mengajar. Melalui strategi yang sederhana sampai strategi yang

membutuhkan pemikiran maupun dukungan fisik untuk melaksanakannya.

Namun tidak semua guru mempunyai minat untuk mengenal berbagai macam

strategi dan kemudian menggunakannya dalam proses belajar mengajar.

Di dalam strategi pembelajaran kooperatif terdapat beberapa jenis

strategi yang biasa digunakan diantaranya yaitu strategi pembelajaran aktif

team quiz dan true or false. Dalam strategi team quiz, setiap peserta didik

dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Tidak hanya aktif,

kerjasama antar peserta didik dapat di pupuk dalam strategi ini.

Sedangkan, strategitrue or false akan mengaktifkan peserta didik sejak

awal pembelajaran yang akan merangsang peserta didik untuk berfikir dan

memotivasi peserta didik untuk berperan aktif dalam aktifitas belajar

sehingga guru tidak terlalu mendominasi proses pembelajaran. Strategi ini

ditandai dengan guru membuat pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan

materi pelajaran, ada yang benar dan ada yang salah. Kemudian peserta didik

berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyatakan apakah pernyataan

tersebut benar atau salah. Dengan mendengarkan beragam pendapat, peserta

didik akan tertantang untuk berfikir.9

(10)

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu

mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang Fiqih ibadah, terutama

menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan

rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta Fiqih

Muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram,

khitan, qurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.

Secara substansial, mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan

menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan

keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah

SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya

ataupun lingkungannya.

Pada kenyataannya berdasarkan studi pendahuluan, proses dan gaya

belajar hampir seluruh siswa dalam mata pelajaran fiqih diarahkan pada

penguasaan materi pelajaran. Hal ini dapat diidentifikasi dari kenyataan

bahwa hampir seluruh siswa yang memiliki nilai berkategori baik

berdasarkan hasil tes, tetapi mereka tidak dapat menghubungkan dan

mengaplikasikan pada kehidupan nyata. Artinya, kemampuan siswa untuk

mengisi lembar soal hanya sebatas dapat menjawab soal dalam ujian,

sedangkan kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang jawaban soal

(11)

tanggal 6 Maret 2018 dengan Ibu Umi selaku guru mata pelajaran Fiqih

bahwa ada anak yang kurang dalam memperhatikan pelajaran dan anak

tersebut di kelas kurang mengikuti dalam proses pembelajaran, sehingga

hasil belajar siswa kurang memuaskan.10

Peneliti tertarik meneliti penerapan strategi pembelajaran aktif untuk

menyelesaikan permasalahan pembelajaran fiqih kelas IV MIN Paju Ponorogo.

Berdasarkan penjajakan awal pada pembelajaran fiqih kelas IV, peneliti

menemukan beberapa permasalahan diantaranya rendahnya kreatifitas sebagian

guru di MIN Paju, guru jarang menggunakan strategiactive learning saat

pembelajaran terutama pada mata pelajaran fiqih, dan strategi pembelajaran

yang digunakan kurang sesuai dengan materi yang dipelajari.11

Setiap pertemuan guru terlalu sering pula menggunakan ceramah dan

membuat siswa kurang memperhatikan pelajaran, guru lebih mendominasi

pelajaran atau lebih aktif di kelas sehingga membuat siswa bermain dan

mengobrol sendiri bersama temannya, serta siswa lebih cepat bosan di kelas

karena guru menggunakan strategi yang monoton dan kurang tepat.12

Untuk itu permasalahannya adalah bagaimana kita membuat proses

pembelajaran berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil belajar yang baik.

Dalam hal ini yang diperlukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

10 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Ibu Umi Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV Di Kantor MIN Paju Ponorogo Tanggal 6 Maret 2018.

(12)

strategi atau metode yang tepat dalam mengantarkan ilmu tersebut. Sedangkan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) itu sendiri adalah proses pengkajian masalah

pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk

memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang

terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan

tersebut.13

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mencoba untuk mengatasi

permasalahan tersebut dengan menerapkan strategiteam quiz dan true or false

pembelajaran dengan judul Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Fiqih Menggunakan StrategiTeam Quiz dan True or False di

Kelas IV MIN Paju Ponorogo Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. IDENTIKASI DAN PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dan dari permasalahan yang ada, maka

dapat diidentifikasi masalahnya adalah kurangnya minat belajar siswa pada

pembelajaran fiqih, rendahnya hasil belajar pada pembelajaran fiqih, kurang

efektifnya strategi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran fiqih.

Untuk menghindari terjadi penyimpangan terhadap pembahasan obyek

penelitian sebagaimana tujuan penelitian ini, maka perlu diadakan pembahasan

terhadap ruang lingkup penelitian.

(13)

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah peningkatan

minat dan hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalatidain melalui

strategiteam quiz dan true or false kelas IV di MIN Paju Ponorogo Semester

Genap Tahun Pelajaran 2017/2018.

C. RUMUSAN MASALAH DAN CARA PEMECAHANNYA

Berangkat dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka

rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah:

1. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa kelas IV MIN Paju

Ponorogo dalam materi shalatidain melalui strategi team quiz dan true

or false?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MIN Paju Ponorogo

dalam materi shalatidain melalui strategi team quiz dan true or false?

Hipotesis yang berasal dari kata hipo berarti kurang atau lemah dan tesis

atau thesis yang berarti teori yang disajikan sebagai bukti. Dalam pembicaraan

ini hipo diartikan lemah dan tesis diartikan teori, proposisi atau pernyataan.

Jadi hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih

perlu dibuktikan kenyataannya. Jika suatu hipotesis telah terbukti

kebenarannya, ia akan berubah namanya disebut tesis, jadi merupakan teori.14

(14)

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian,

yang kebenarannya masih harus diuji secara empirik. Dalam langkah-langkah

penelitian, hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan

teoritik yang diperoleh dari kajian kepustakaan, supaya mudah diuji dan harus

dirumuskan secara operasional.15

Dalam rumusan masalah tersebut dapat ditarik suatu hipotesis atau cara

pemecahan penelitian tindakan kelas yaitu:

1. Penerapan strategiteam quiz dan true or false dapat meningkatkan minat

belajar siswa-siswi terhadap mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalat

idain di MIN Paju Ponorogo kelas IV Semester Genap Tahun Pelajaran

2017/2018.

2. Penerapan strategiteam quiz dan true or false dapat meningkatkan hasil

belajar siswa-siswi terhadap mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalat

idain di MIN Paju Ponorogo kelas IV Semester Genap Tahun Pelajaran

2017/2018.

(15)

D. TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan minat belajar siswa dengan strategiteam quiz dan

true or false pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalat idain di

kelas IV MIN Paju Ponorogo Semester Genap Tahun Pelajaran

2017/2018.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan strategiteam quiz dan

true or false pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalat idain di

kelas IV MIN Paju Ponorogo Semester Genap Tahun Pelajaran

2017/2018.

E. KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Manfaat hasil penelitian tindakan kelas

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai kontribusi khasanah ilmiah

dalam bidang pendidikan.

b. Hasil penelitian ini untuk kepentingan studi ilmiah dan sebagai bahan

informasi serta acuan bagi peneliti lain yang hendak melakukan

(16)

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan

masukan bagi:

a. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Paju Ponorogo, sebagai bahan

pertimbangan untuk meningkatkan strategi-strategi dalam proses

kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran fiqih.

b. Lembaga Pendidikan, sebagai sumbangan pikiran dan menambah

referensi perpustakaan berupa hasil penelitian yang aktif dan menantang

didepan kelas, meningkatkan prestasi akademik siswa yang mana akan

berpengaruh terhadap mutu pembelajaran dari lembaga yang

bersangkutan serta meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada

mata pelajaran fiqih dan dapat meningkatkan mutu pendidikan.

c. Guru, sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan

tentang strategi-strategi yang efektif dalam proses belajar mengajar,

meningkatkan ketepatan pemilihan strategi pembelajaran dan

pertimbangan dalam mengajar, membimbing serta mendorong siswa

lebih aktif dalam proses pembelajaran.

d. Peserta didik, sebagai strategi yang dapat meningkatkan keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran, membantu siswa menguasai materi

pelajaran dengan baik, meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam

pembelajaran dan mengoptimalkan kemampuan siswa berpendapat

(17)

e. Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengalaman, catatan

kemampuan mengajar, teman belajar dan memperkaya pengetahuan

dalam bidang pendidikan.

f. Masyarakat, sebagai pengetahuan dalam bidang pendidikan dan bahan

pertimbangan untuk memilih lembaga yang berkualitas.

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari

lima bab yang berisi:

Bab I: berisi pendahuluan yang meliputi judul penelitian, latar belakang

masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah dan

cara pemecahannya, tujuan penelitian tindakan kelas, manfaat

penelitian tindakan kelas dan sistematika pembahasan dimasukkan bab

pertama untuk memudahkan dalam memaparkan data.

Bab II: berisi kajian pustaka yang berisi tentang telaah hasil penelitian

terdahulu, landasan teori, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis

tindakan. Bab ini dimasukkan untuk memudahkan peneliti dalam

(18)

Bab III: berisi metode penelitian, yang meliputi objek penelitian tindakan kelas,

setting subjek penelitian tindakan kelas, variabel yang diamati,

prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dan jadwal

pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

Bab IV: berisi temuan hasil penelitian, yang berisi gambaran singkat setting

lokasi penelitian, penjelasan data siklus, proses analisis data

per-siklus dan pembahasan.

Bab V: berisi penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bab ini dimaksudkan

(19)

BAB II

TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, LANDASAN TEORI,

KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

1. Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu peneliti dari saudara Zaenudin yang

berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

Melalui Penerapan Strategi Bingo” Berdasarkan indikator keberhasilan

tindakan yang ditentukan melalui 3 siklus penelitian, yaitu: hasil belajar

siswa mencapai batas klasik keberhasilan (≥ 85%) semua siswa yang telah

mencapai keberhasilan individu (skor ≥ 60) dan sebagian besar siswa (75%)

secara aktif terlibat dalam pembelajaran atau telah dikuranginya dominasi

guru pada proses pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa prestasi belajar

siswa mata pelajaran fiqh melalui penerapan strategi bingo dapat menjadi

solusi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqh.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya yaitu

penelitian terdahulu ini berfokus pada hasil belajar dan penerapan strategi

bingo sedangkan penelitian saya berfokus pada minat dan hasil belajar serta

(20)

2. Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu peneliti dari saudari Dwi Lestari

yang berjudul “Penerapan StrategiPoster Comment dan True or False

Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPA Pokok

Bahasan Pesawat Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas di SDN

Kedungpanji 3 Lembeyan Magetan Semester Genap Tahun Pelajaran

2012/2013) Hasil penelitian penerapan strategiPoster Comment dan True

Or False terbukti sangat signifikan. Pada siklus I pemahaman konsep

siswa/siswi mencapai tujuh peserta didik dengan prosentase 53,84%, siklus

II sepuluh peserta didik dengan prosentase 76,92%, dan siklus III mencapai

tiga belas peserta didik dengn prosentase 100%. Kesimpulan dari penelitian

ini adalah strategiPoster Comment dan True or False dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa/siswi kelas V di SDN Kedungpanji 3 Lembeyan

Magetan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya yaitu

penelitian terdahulu ini berfokus pada strategiposter comment untuk

meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA pokok bahasan

pesawat sederhana sedangkan penelitian saya berfokus pada minat dan hasil

belajar serta strategiteam quiz dan true or false pada mata pelajaran fiqih

(21)

3. Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu peneliti dari saudara Budi Haryanto

yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Pada Materi Zakat

Melalui MetodeGroup Investigation Pada Siswa Kelas IV MI Yaspi

Kaponan Kec. Pakis Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011” Hasil

penelitian menunjukkan peningkatan prestasi belajar fiqh dalam materi

zakat dari siklus I sampai siklus III yaitu siklus I nilai rata-rata 64,5 (40%),

siklus II nilai rata-rata 72,2 (70%), siklus III nilai rata-rata 76,8 (80%).

Selain itu dalam observasi (pengamatan) yang dilakukan peneliti dan

dibantu oleh wali kelas IV, pada perhatian siswa mengalami peningkatan

dari siklus I, II, san siklus III yaitu: siklus I jumlah siswa yang

memperhatikan proses pembelajaran sebanyak 12 anak (60%). Pada siklus

II sebanyak 15 anak (75%), dan pada siklus III sebanyak 16 anak (80%).

Dan pada keaktifan siswa mengalami peningkatan dari siklus I, II, dan

siklus III yaitu: siklus I rata-rata keaktifan siswa mencapai 50% dari

keseluruhan siswa, pada siklus II mencapai 70%, dan pada siklus III

mencapai 80%.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya yaitu

penelitian terdahulu ini berfokus pada meningkatkan hasil belajar fiqih

pada materi zakat melalui metodegroup investigation sedangkan penelitian

saya berfokus pada minat dan hasil belajar serta strategiteam quiz dan true

(22)

B. Landasan Teori

1. Kajian tentang Minat Belajar

a. Pengertian Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya

adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan

sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin

besar minat.16

Menurut Berhard “minat” timbul atau muncul tidak secara

tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan

pada waktu belajar atau bekerja, dengan kata lain, minat dapat menjadi

penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan.17

Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang

menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal

lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu

aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung

untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap subjek tersebut.18

16Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 191. 17Muhammad Fathurrohman, Sulistyorini,Belajar&Pembelajaran Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional (Yogyakarta: Teras, 2012), 173.

(23)

Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa

merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila

bahan pengajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa

tidak akan belajar belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya

tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang

berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana

menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus

belajar.19

Apabila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat

untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila

siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa

kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan

bermotivasi) untuk mempelajarinya.20

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.

Dengan kata lain, minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada diri

seorang anak didik. Caranya adalah memberikan informasi pada anak

didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan

diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu atau menguraikan

kegunaannya di masa depan bagi anak didik.21

19Ibid., 174.

(24)

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dinyatakan bahwa

pengertian minat belajar dalam penelitian ini adalah sumber motivasi

dari dalam diri siswa yang mendorong siswa untuk belajar lebih giat

sehingga menimbulkan rasa suka dan rasa ketertarikan dalam belajar

guna mencapai kepuasan yang ingin diraih.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar, antara

lain:22

1) Faktor dalam diri siswa(Internal)

Faktor dalam diri siswa(internal) merupakan faktor yang

mempengaruhi minat belajar peserta didik yang berasal dari peserta

didik sendiri. Faktor dari dalam diri siswa terdiri dari:

a) Aspek Fisiologis (jasmaniah)

Kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus) yang menandai

tingkat kebugaran tubuh siswa. Hal ini dapat mempengaruhi

semangat dan intensitas siswa dalam pembelajaran.

b) Aspek Psikologis (kejiwaan)

Aspek psikologis merupakan aspek dari dalam diri siswa

yang terdiri dari intelegensi, bakat siswa, sikap siswa, minat siswa,

motivasi siswa.

(25)

2) Faktor dari luar siswa(Eksternal)

a) Lingkungan Sosial. Lingkungan sosial terdiri dari keluarga,

sekolah, masyarakat dan teman sekelas.

b) Lingkungan Nonsosial. Lingkungan nonsosial terdiri dari gedung

sekolah dan letaknya, faktor materi pelajaran, waktu belajar,

keadaan tempat tinggal, alat-alat belajar.

Menurut JT. Loekmono, faktor-faktor yang menyebabkan kurang

atau hilangnya minat belajar siswa adalah sebagai berikut:23

a) Kelainan jasmaniah pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, yang

sangat mempersukar anak di dalam mengikuti pelajaran atau

menjalankan tugas di kelas.

b) Pelajaran di kelas kurang merangsang anak.

c) Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia

mundur atau lari dari kenyataan.

d) Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di

luar kelas, seperti olahraga, bekerja yang membutuhkan

keterampilan mekanis, atau melakukan kegiatan yang dapat

menghasilkan uang.

e) Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat

ini sebenarnya hanya suatu sikap pura-pura.

(26)

f) Ada konfilk pribadi dengan guru atau dengan orang tua.

c. Indikator Minat Belajar

Menurut Safari, indikator minat ada empat, yaitu:24

1) Perasaan Senang. Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau

suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus

mempelajarai ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa

pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.

2) Ketertarikan Siswa. Hal ini berhubungan dengan daya gerak yang

mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda,

kegiatan atau bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh

kegiatan itu sendiri.

3) Perhatian Siswa. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa

terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang

lain daripada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu,

dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

4) Keterlibatan Siswa. Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang

mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan

atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.

(27)

d. Pembangkitan Minat Pada Anak

Pembangkitan minat belajar pada anak, ada yang bersifat

sementara (jangka pendek), dan ada juga yang lebih bersifat menetap

(jangka panjang). Terdapat perbedaan usaha untuk membangkitkan

minat yang bersifat sementara dengan yang lebih bersifat menetap.

Penggunaan film, audio visual aid, dan lain-lain dapat membangkitkan

minat yang bersifat sementara. Untuk yang lebih berjangka lama, film,

audio visual aid, dan lain-lain dapat menimbulkan kepasifan. Film dan

audio visual aid merupakan alat yang berorientasi pada hiburan, seperti

halnya kebudayaan komunikasi massa dapat menimbulkan kepasifan

dan sikap monoton.

Sikap belajar monoton yang pasif (the spectators possitivy)

merupakan hal yang membahayakan dalam perkembangan anak. Untuk

membangkitkan minat yang lebih bersifat menetap (jangka panjang),

langkah pertama yang harus diusahakan adalah membangkitkan otonomi

yang aktif, yang merupakan lawan dari kepenontonan yang pasif.25

(28)

Beberapa hal yang dapat diusahakan untuk membangkitkan minat

belajar pada anak, yaitu:26

1) Pemilihan bahan pengajaran yang berarti bagi anak.

2) Menciptakan kegiatan belajar yang dapat membangkitkan dorongan

menemukan (discovery) sesuatu yang baru.

3) Menerjemahkan apa yang akan diajarkan dalam bentuk pikiran yang

sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

4) Sesuatu bahan pengajaran yang berarti bagi anak yang disajikan

dalam bentuk yang sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir anak.

5) Bahan pengajaran disampaikan dalam bentuk anak lebih aktif.

6) Anak banyak terlibat dalam proses belajar mengajar.

e. Macam-Macam Minat Belajar

Minat siswa dalam proses pembelajaran tentu sangat beragam.

Untuk itu dalam menyampaikan pembelajaran guru perlu memahami

macam-macam minat. Menurut Suhartini yang dikutip Wartini, minat

dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut:27

26Ibid., 146.

(29)

1) Minat Personal

Merupakan minat yang bersifat permanen dan relatif stabil

yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Minat

personal merupakan suatu bentuk rasa senang ataupun tidak senang,

tertarik tidak tertarik terhadap mata pelajaran tertentu. Minat ini

biasanya tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh yang besar dari

rangsangan eksternal.

2) Minat situasional

Merupakan minat yang bersifat tidak permanen dan relatif

berganti-ganti, tergantung rangsangan eksternal. Rangsangan tersebut

misalnya dapat berupa metode mengajar guru, penggunaan sumber

belajar dan media yang menarik, suasana kelas, serta dorongan

keluarga. Jika minat situasional dapat dipertahankan sehingga

berkelanjutan secara jangka panjang, minat situasional akan berubah

menjadi minat personal atau minat psikologis siswa. Semua ini

tergantung pada dorongan atau rangsangan yang ada.

3) Minat psikologikal

Merupakan minat yang erat kaitannya dengan adanya interaksi

antara minat personal dengan minat situasional yang terus-menerus

dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki pengetahuan yang cukup

(30)

mendalaminya dalam aktivitas yang terstruktur di kelas atau pribadi

(di luar kelas) serta mempunyai penilaian yang tinggi atas mata

pelajaran tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa siswa tersebut

memiliki minat psikologikal.

f. Karakteristik Minat Belajar

Menurut Slameto, siswa yang berminat dalam belajar mempunyai

karakteristik sebagai berikut:28

1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang sesuatu yang dipelajari terus menerus.

2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang

diminati. Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktifitas-aktifitas yang

diminati.

4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang

lainnya.

5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktifitas dan kegiatan.

(31)

2. Teori Belajar

a. Pengetian Belajar

Teori belajar Menurut R. Gagne, belajar dapat didefinisikan

sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya

sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua

konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini

menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru

dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran

berlangsung.29

Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan

tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai

suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui

instruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan

bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Selanjutnya, Gagne dalam

teorinya yang disebutThe domains of learning, menyimpulkan bahwa

segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima

kategori, yaitu:30

(32)

1) Keterampilan motoris (motoris skill); adalah keterampilan yang

diperlihatkan dari berbagai gerakan badan, misalnya menulis,

menendang bola, bertepuk tangan, berlari dan loncat.

2) Informasi verbal; informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan

otak atau intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami

sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar dan sebagainya yang

berupa simbol yang tampak (verbal).

3) Kemampuan intelektual; selain menggunakan simbol verbal, manusia

juga mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui

kemampuan intelektualnya, misalnya mampu membedakan warna,

bentuk dan ukuran.

4) Strategi kognitif; Gagne menyebutnya sebagai organisasi

keterampilan yang internal (internal organized skill), yang sangat

diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir. Kemampuan

kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan tidak dapat dipelajari

dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan terus-menerus

yang serius.

5) Sikap (attitude); sikap merupakan faktor penting dalam belajar;

karena tanpa kemampuan ini belajar tidak akan berhasil dengan baik.

Sikap seseorang dalam belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang

(33)

pendirian, kepribadian dan keyakinannya, tidak dipelajari atau

dipaksakan, tetapi perlu kesadaran diri yang penuh.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Keberhasilan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berfungsinya

secara integratif dari setiap faktor pendukungnya. Adapun faktor-faktor

yang memengaruhi keberhasilan belajar, antara lain:31

1) Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakup:

a) Tingkat kecerdasan (intelligent quotien).

b) Bakat (aptitude).

c) Sikap (attitude).

d) Minat (interest).

e) Motivasi (motivation).

f) Keyakinan (belief).

g) Kesadaran (consciousness).

h) Kedisiplinan (discipline).

i) Tanggung jawab (responsibility).

2) Pengajar yang profesional yang memiliki:

a) Kompetensi pedagogik.

b) Kompetensi sosial.

c) Kompetensi personal.

(34)

d) Kompetensi profesional.

e) Kualifikasi pendidikan yang memadai.

f) Kesejahteraan yang memadai.

3) Atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif yang

dimanifestasikan dengan adanya komunikasi timbal balik dan multi

arah (multiple communication) secara aktif, kreatif, efektif, inovatif

dan menyenangkan, yaitu:

a) Komunikasi antara guru dengan peserta didik.

b) Komunikasi antara peserta didik dengan peserta didik.

c) Komunikasi kontekstual dan integratif antara guru, peserta didik

dan lingkungannya.

4) Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran, sehingga

peserta didik merasa betah dan bergairah (enthuse) untuk belajar.

5) Kurikulum sebagai dasar atau arahan, khusus mengenai perubahan

perilaku (behavior change) peserta didik secara integral, baik yang

berkaitan dengan kognitif, afektif, maupun psikomotor.

6) Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu dan

teknologi serta lingkungan alam sekitar, yang mendukung

terlaksananya proses pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif,

inovatif dan menyenangkan. Lingkungan ini merupakan faktor

peluang (opportunity) untuk terjadinya belajar konstektual

(35)

c. Faktor-Faktor Makro yang Menyebabkan Anak Malas Belajar

Faktor-faktor makro yang menyebabkan anak malas belajar adalah

kebanyakan anak tidak mempunyai kebiasaan belajar yang teratur, tidak

mempunyai catatan pelajaran yang lengkap, tidak membuat PR, sering

membolos (dari sekolah maupun dari les), seringkali lebih

mengharapkan bocoran soal ulangan/ujian atau menyontek untuk

mendapat nilai yang bagus.32

3. Teori Strategi

a. Pengertian Strategi

Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang

dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.

DalamKamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang

diinginkan). Joni berpendapat bahwa yang dimaksud strategi adalah

suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang

konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.33

b. Unsur-Unsur Strategi Pembelajaran

Membuat suatu strategi tidak benar-benar sama dengan

mengembangkan bahan ajar. Tujuan menciptakan strategi sebelum

mengembangkan bahan ajar adalah untuk menjelaskan bagaimana

32Nanang Hanafiah, Cucu Suhana,Konsep Strategi Pembelajaran, 10.

(36)

kegiatan pembelajaran akan berhubungan dengan pencapaian tujuan. Hal

ini akan memberikan rencana yang jelas untuk pengembangan

selanjutnya. Dick dan Carey menjelaskan empat elemen strategi

pembelajaran yaitu:34

1) Rangkaian/keurutan dan pengelompokan konten.

2) Komponen belajar.

3) Pengelompokan peserta didik.

4) Pemilihan media dan sistem pengajaran.

c. Dasar Pemilihan Strategi Pembelajaran

Beberapa prinsip mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih

strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut

harus berdasarkan pada penetapan. Dalam pemilihan strategi

pembelajaran, guru harus mengacu pada kriteria sebagai berikut:35

1) Kesesuaian antara strategi pembelajaran dengan tujuan atau

kompetensi.

2) Kesesuaian strategi pembelajaran dengan jenis pengetahuan yang

akan disampaikan.

3) Kesesuaian strategi pembelajaran dengan sasaran (kemampuan awal,

karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status

(37)

sosial, karakteristik yang berkaitan dengan perbedaan-perbadaan

kepribadian).

4) Biaya.

5) Kemampuan strategi pembelajaran (kelompok atau individu).

6) Karakteristik strategi pembelajaran (kelemahan atau kelebihannya).

7) Waktu.

4. StrategiTeam Quiz

Teknik ini meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik

terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan

tidak menakutkan. Adapun langkah-langkah pembelajaran aktif tipeteam

quiz adalah sebagai berikut:36

a. Guru memilih topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian.

b. Guru membagi peserta didik menjadi 3 tim.

c. Guru menjelaskan bentuk sesinya dan memulai presentasi sekitar 10

menit atau kurang.

d. Guru meminta Tim A menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Kuis

ini tidak memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim B

dan C memanfaatkan waktu untuk meninjau catatan mereka.

e. Tim A menguji anggota Tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab, Tim C

diberi kesempatan untuk menjawabnya.

(38)

f. Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota Tim C,

dan mengulangi prosesnya.

g. Ketika kuis selesai, guru melanjutkan dengan bagian kedua pelajaran,

dan menunjuk Tim B sebagai pemimpin kuis.

h. Setelah Tim B menyelesaikan ujian tersebut, melanjutkan dengan bagian

ketiga dan menentukan Tim C sebagai pemimpin kuis.

Adapun variasi yang dapat dipraktekkan selain langkah-langkah

diatas sebagai berikut:37

a. Guru memberi kesempatan pada tim ini untuk menyiapkan pertanyaan

kuis dari yang mereka seleksi ketika mereka menjadi pemimpin kuis.

b. Guru melakukan satu pelajaran yang berkelanjutan. Guru membagi

peserta didik ke dalam dua tim. Di akhir pelajaran, guru membiarkan

kedua tim saling memberi kuis satu sama lain.

5. Kelebihan dan Kelemahan StrategiTeam Quiz38

a. Kelebihan StrategiTeam Quiz

1) Dapat menghilangkan kebosanan dalam lingkungan belajar.

2) Meningkatkan proses belajar.

3) Meraih makna belajar melalui pengalaman.

4) Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar.

37Ibid., 164.

(39)

b. Kelemahan StrategiTeam Quiz

1) Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat

keributan terjadi.

2) Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut,

yakni yang bisa menjawab soalquiz.

3) Waktu yang diberikan sangat terbatas jika quiz dilaksanakan oleh

seluruh tim dalam satu pertemuan.

6. StrategiTrue or False

Strategi ini merupakan aktifitas kolaboratif yang dapat mengajak

peserta didik untuk terlibat ke dalam materi pelajaran dengan segera.

Strategi ini menumbuhkan kerjasama tim, berbagi pengetahuan dan belajar

secara langsung. Adapun langkah-langkah pembelajaran aktif tipetrue or

false adalah sebagai berikut:39

a. Guru membuatlist pernyataan yang berhubungan dengan materi

pelajaran, sebagian benar dan sebagian lagi salah. Misalnya adalah

pernyataan; pedagogik adalah pendekatan untuk mengajar pada orang

dewasa, untuk pernyataan yang salah dan; metode pengajaran dipilih

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dibuat, untuk contoh yang

benar. Guru menulis masing-masing pernyataan pada selembar kertas

(40)

yang berbeda. Guru memastikan bahwa pernyataan yang dibuat sesuai

dengan jumlah peserta didik yang ada.

b. Guru memberi setiap peserta didik satu kertas kemudian mereka diminta

untuk mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana yang

salah. Guru menjelaskan bahwa peserta didik bebas menggunakan cara

apa saja untuk menentukan jawaban.

c. Jika proses ini selesai, guru membaca masing-masing pernyataan dan

meminta jawaban dari kelas apakah pernyataan tersebut benar atau salah.

d. Guru memberi masukan untuk setiap jawaban dan menyampaikan cara

kerja peserta didik adalah bekerja sama dalam tugas.

e. Guru menekankan bahwa kerjasama kelompok yang positif akan sangat

membantu kelas karena ini adalah metode belajar aktif.

7. Kelebihan dan Kelemahan StrategiTrue or False40

a. Kelebihan StrategiTrue or False

1) Siswa dapat belajar langsung tentang materi yang dipelajari.

2) Siswa dapat bekerjasama dengan siswa yang lain dalam hal

pengetahuan tentang materi yang dipelajari.

3) Siswa dapat mengungkapkan alasannya memilih jawaban benar dan

salah.

(41)

b. Kelemahan StrategiTrue or False

1) Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan

metode pembelajaran yang lain.

2) Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat

tercapai.

8. Teori Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang

berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang

relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan

instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang

berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran atau tujuan instruksional.41

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil

-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini

mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotrik.42

41Ahmad Susanto,Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, 5.

(42)

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan

siswa (learns performance). Hasil belajar dapat juga dipakai sebagai

pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda.43

b. Ciri-ciri Tes Hasil Belajar

Instrumen evaluasi hasil belajar yang baik memiliki ciri-ciri dan

harus memenuhi beberapa kaidah antara lain:44

1) Validitas

Sebuah instrumen evaluasi hasil belajar dikatakan baik

manakala memiliki validitas yang tinggi. Yang dimaksud validitas

disini adalah kemampuan instrumen tersebut mengukur apa yang

seharusnya diukur. Ada tiga aspek yang hendak dievaluasi dalam

evaluasi hasil belajar yaitu aspek kognitif, psikomotor dan afektif.

Tinggi rendahnya validitas instrumen dapat dihitung dengan uji

validitas dan dinyatakan dengan koefisien validitas.

2008), 3.

43 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori&Aplikasi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), 37.

(43)

2) Reliabilitas

Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala

instrumen tersebut dapat menghasilkan hasil pengukuran yang tetap.

Ketetapan disini tidak diartikan selalu sama, tetapi mengikuti

perubahan. Jika keadaan seseorang si Upik berada lebih rendah

dibandingkan orang lain misalnya si Badu, maka jika dilakukan

pengukuran ulang hasilnya si Upik juga berada lebih rendah terhadap

si Badu. Tinggi rendahnya reliabilitas dapat dihitung dengan uji

reliabilitas dan dinyatakan dengan koefisien reliabilitas.

3) Objektifitas

Instrumen evaluasi hasil belajar hendaknya terhindar dari

pengaruh-pengaruh subjektivitas pribadi dari si evaluator dalam

menetapkan hasilnya. Dalam menekan pengaruh subjektivitas yang

tidak bisa dihindari hendaknya evaluasi dilakukan mengacu kepada

pedoman terutama menyangkut masalah kontinuitas dan

komprehensif.

Evaluasi harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus).

Dengan evaluasi yang berkali-kali dilakukan maka evaluator akan

memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keadaanaudience

yang dinilai. Evaluasi yang diadakan secaraon the spot dan hanya

(44)

tentang keadaanaudience yang dievaluasi. Faktor kebetulan akan

sangat menganggu hasilnya.

4) Praktikabilitas

Sebuah instrumen evaluasi hasil belajar dikatakan memiliki

praktikabilitas yang tinggi apabila bersifat praktis mudah

pengadministrasiannya dan memiliki ciri: mudah dilaksanakan, tidak

menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada

audience mengerjakan yang dianggap mudah terlebih dahulu. Mudah

pemeriksaannya artinya dilengkapi pedoman skoring (kunci jawaban).

Dilengkapi petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh

orang lain.

5) Ekonomis

Pelaksanaan evaluasi hasil belajar menggunakan instrumen

tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal tenaga yang banyak

dan waktu yang lama.

6) Taraf Kesukaran

Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang

tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu

mudah tidak mampu merangsangaudience mempertinggi usaha

memecahkannya sebaliknya kalau terlalu sukar membuataudience

(45)

luar jangkauannya. Di dalam istilah evaluasi indeks kesukaran ini

diberi simbol “P” yang dinyatakan dengan “Proporsi”.

7) Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen

tersebut membedakan antaraaudience yang pandai (berkemampuan

tinggi) denganaudience yang tidak pandai (berkemampuan rendah).

Indeks daya pembeda ini disingkat dengan “D” dan dinyatakan

dengan indeks “Diskriminasi”.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dapat dibedakan atas dua jenis yaitu pertama, bersumber dari dalam diri

manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktorinternal. Kedua,

faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, disebut

sebagai faktoreksternal.45

1) Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat

diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor biologis dan faktor

psikologis. Kategori faktor biologis antara lain usia, kematangan dan

kesehatan, sedangkan kategori faktor psikologis adalah kelelahan,

suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar.

(46)

2) Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar

dapat diklasifikasikan menjadi dua juga, yakni faktor manusia

(human) dan faktor non manusia seperti alam benda, hewan dan

lingkungan fisik.

Secara ringkas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil

belajar tersebut dapat digambarkan dalam bagan seperti dibawah ini:46

Gambar 2.1

Faktor-Faktor Hasil Belajar

(47)

9. Mata Pelajaran Fiqih

a. Latar Belakang Mata Pelajaran Fiqih

Fiqih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang

secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai

aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat

maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Beberapa ulama fiqih

seperti Imam Abu Hanifah mendefinisikan fiqih sebagai pengetahuan

seorang muslim tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah.

Mata pelajaran fiqih yang merupakan bagian dari pelajaran agama

di madrasah mempunyai ciri khas dibandingkan dengan pelajaran yang

lainnya, karena pada pelajaran tersebut memikul tanggung jawab untuk

dapat memberi motivasi dan kompensasi sebagai manusia yang mampu

memahami, melaksanakan dan mengamalkan hukum Islam yang

berkaitan dengan ibadah mahdhoh dan muamalah serta dapat

mempraktekkannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Disamping mata pelajaran yang mempunyai ciri khusus juga

materi yang diajarkannya mencakup ruang lingkup yang sangat luas

yang tidak hanya dikembangkan di kelas. Penerapan hukum Islam yang

ada di dalam mata pelajaran fiqih harus sesuai dengan yang berlaku di

(48)

tepat digunakan dalam pembelajaran fiqih, agar dalam kehidupan

bermasyarakat siswa sudah dapat melaksanakannya dengan baik.47

Pembelajaran fiqih yang ada di madrasah ini tidak terlepas dari

kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Kurikulum

Peraturan Menteri Agama RI. Peraturan Menteri Agama RI sebagaimana

dimaksud adalah kurikulum operasional yang telah disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan sehingga kurikulum

ini sangat beragam. Pengembangan kurikulum PERMENAG yang

beragam ini tetap mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan

Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, lingkup materi minimal dan

tingkat kompetensi minimal untuk mencapai tingkat kelulusan minimal,

sesuai dengan tujuan dan fungsi pembelajaran fiqih.48

Menurut Abdul Wahhab Kallaf dalam buku Cik Hasan Basri fiqh

merupakan ilmu tentang hukum syara yang bersifat amaliah yang

diperoleh dari dalil-dalil yang rinci. Apabila fiqh diidentifikasi sebagai

ilmu, maka dinyatakan secara deskriptif. Ia merupakan wacana

intelektual tentang penataan kehidupan manusia dengan menggunakan

cara berpikir tertentu. Apabila diidentifikasi sebagai kumpulan hukum,

maka dinyatakan secara perspektif. Ia merupakan kumpulan hukum, atau

47 http://blogeulum.blogspot.com /2013/02/mata-pelajaran-fiqih.html, diakses 6 Maret 2018, pukul 19.72 WIB.

(49)

sebagai salah satu dimensi hukum Islam, yakni produk pemikiranfuqaha

yang dijadikan salah satu patokan dalam penataan kehidupan manusia.49

b. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk

membekali siswa agar dapat:50

1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam

baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk

dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam

menjalankan ajaran islam baik dalam hubungan manusia dengan

Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia dan

makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.

Pemahaman dan pengetahuan tersebut diharapkan menjadi

pedoman hidup dalam bermasyarakat, serta dapat menumbuhkan

ketaatan beragama, tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dalam

kehidupan sehari-hari baik secara pribadi maupun sosial dengan

dilandasi hukum Islam.

49 Cik Hasan Basri,Model Penelitian Fiqh (Jakarta: Prenada Media, 2003), 8.

(50)

c. Ciri-Ciri Mata Pelajaran Fiqih

Adapun keistimewaan Fiqih dan ciri-ciri khasnya yang terpenting

adalah sebagai berikut:51

1) Dasar Fiqh adalah wahyu, baik dalam bentuk Al-Quran maupun

Sunnah Nabi.

2) Fiqh mencakup semua kebutuhan hidup manusia, baik hubungannya

dengan Tuhan, dirinya sendiri maupun masyarakat.

3) Fiqh bercirikan atas hal-hal yang disifati dengan kategori hukum

yang lima. Setiap perbuatan atau transaksi dalam muamalah selalu

diikuti oleh pertimbangan hukum, seperti halal dan haram.

4) Fiqh berkaitan dengan akhlak. Ia mengatur manusia untuk

memelihara kemuliaan, keteladanan dan moral yang baik dan benar,

seperti dalam perintah ibadah, disyariatkan untuk menyucikan diri

dan mejauhkannya dari hal-hal dan perbuatan yang munkar.

5) Hukuman bagi yang melanggar hukum fiqih adalah dunia dan akhirat.

Hukuman di dunia dalam bentukhudud (hukuman yang sudah

ditentukan Allah dalam Al-Quran) dantazir (hukuman yang belum

ditentukan), sedangkan hukuman di akhirat diberlakukan atas

perbuatan hati, seperti iri dan dengki, serta juga diberlakukan

terhadap perbuatan buruk yang tidak diberi hukuman atasnya di dunia,

(51)

seperti karena kecilnya akibat yang ditimbulkan atau karena tidak

diketahui orang lain secara lahir.

6) Nazah (kecenderungan) Fiqih adalah jamaiyah. Maksudnya Fiqh

memelihara kemslahatan individu dan masyarakat. Namun demikian,

bila terjadi pertentangan antara keduanya, maslahat umum lebih

diutamakan.

7) Fiqih dapat berlaku kekal dan dapat pula menerima perubahan. Fiqih

berlaku kekal seperti, saling merelakan dalam segala perjanjian atau

transaksi, mempertanggungjawabkan kerusakan, dan menjaga

hak-hak perseorangan. Adapun fiqih yang dapat menerima perubahan

adalah fiqih yang dibangun atas dasarqiyas dan kemaslahatan. Ia

dapat menerima perubahan sesuai dengan kebutuhan tempat dan

waktu.

8) Tujuan akhir Fiqh adalah mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan di

dunia dan di akhirat.

9) Pelaksanaannya didorong oleh akidah dan akhlak. Fiqih membebani

manusia dengan dua tanggungjawab. Pertama, yang berhubungan

dengan Tuhan. Kedua, yang berhubungan dengan masyarakat,

dimana ia menghasilkan hukum tentang kewajiban-kewajiban moral.

Tanggungjawab pertama sudah tentu harus dilandasi dengan iman

yang benar dan tanggungjawab kedua harus dilandasi dengan akhlak

(52)

d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih

Pembagian hukum-hukum Fiqih meliputi:52

1) Hukum yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah, seperti shalat,

puasa dan zakat, yang disebut denganal-ibadat.

2) Hukum yang berkaitan dengan masalah keluarga, seperti pernikahan,

perceraian dan keturunan, yang disebutal-ahw al asy-syakhshiyyah.

3) Hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan pergaulan

dengan sesamanya dalam masalah harta dan pemilikan, yang disebut

denganal-muamalat.

4) Hukum yang berkaitan dengan kekuasaan pemerintahan atas rakyat,

hak dan kewajiban yang muncul dari keduanya. Sebagianfuqaha

menyebut hukum ini denganal-ahkam as-sutlthaniyyah¸ yang

merupakan bagian darias-siyasah asy-syariyyah.

5) Hukum yang berkaitan dengan ancaman hukuman bagi orang-orang

yang melanggarnya, seperti hukuman dera, potong tangan, dantazir,

serta memelihara peraturan individu dalam masyarakat, yang disebut

al-uqubat.

6) Hukum yang berkaitan dengan ketentuan yang mengatur hubungan

antara negara-negara Islam dan negara-negara non-Islam.

7) Hukum yang berkaitan dengan akhlak, kebaikan moral, yang disebut

al-adab.

(53)

C. Kerangka Berfikir

Berangkat dari landasan teori diatas, maka dapat dijadikan kerangka

berfikir sebagai berikut:

1. Jika strategiteam quiz dan true or false dapat meningkatkan minat belajar

siswa, maka hasil belajar siswa kelas IV di MIN Paju Ponorogo semakin

baik.

2. Jika strategiteam quiz dan true or false dapat meningkatkan hasil uji

kompetensi siswa, maka hasil belajar siswa kelas IV di MIN Paju Ponorogo

semakin baik.

D. Pengajuan Hipotesis Tindakan

Bertitik tolak dari permasalahan dan juga tujuan penelitian yang ingin

dicapai, maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Strategiteam quiz dan true or false dapat meningkatkan minat siswa

terhadap hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalatidain bagi

siswa kelas IV MIN Paju Ponorogo Semester Genap Tahun Pelajaran

2017/2018.

2. Strategiteam quiz dan true or false dapat meningkatkan hasil uji

kompetensi terhadap hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan

shalatidain bagi siswa kelas IV MIN Paju Ponorogo Semester Genap

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Tindakan Kelas

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MIN Paju Ponorogo dimana objek

penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 27 siswa.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan maret dengan prosedur

sebagai berikut:

a. Persiapan/survey

Pada tahap ini peneliti berkunjung ke sekolah MIN Paju Ponorogo

untuk survey tempat, kelas, jumlah peserta didik, menemui guru mata

pelajaran Fiqih serta menyusun RPP.

b. Pelaksanaan penelitian

Setelah melakukan survey, peneliti melakukan tindakan kelas

(mengajar) untuk memecahkan permasalahan yang ada.

c. Mengumpulkan dan menilai tes

Setelah tindakan kelas (mengajar) tuntas, peneliti mengumpulkan

(55)

d. Menyusun laporan penelitia

Pada tahap ini, setelah mengumpulkan informasi hasil penelitian

peneliti menyusun laporan penelitian sebagai bukti telah berhasil

melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas).

e. Menganalisis hasil penelitian

Setelah laporan penelitian selesai, peneliti menganalisis laporan

tersebut agar dapat dipertanggungjawabkan.

B. Setting Subjek Penelitian Tindakan Kelas

1. Setting Penelitian

Setting lokasi PTK ini adalah di MIN Paju Ponorogo. Fokusnya pada

mata pelajaran fiqih pokok bahasanshalat idain Semester Genap Tahun

Pelajaran 2017/2018. Peneliti melakukan PTK di MIN Paju Ponorogo

karena peneliti menemukan permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran fiqih di sekolah tersebut khususnya di kelas IV.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian PTK ini adalah mahasiswi sedangkan subjek

(56)

C. Variabel yang diamati

a. Variabel proses: Meningkatkan minat belajar siswa.

b. Variabel hasil: Perolehan hasil belajar siswa.

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Per-Siklus

1. Perencanaan Tindakan Kelas

Alur PTK dalam satu siklus terdiri atas empat langkah yaitu

perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi dan refleksi

(reflecting). Logika 4 (empat) tahap tersebut sebagai berikut:53

Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan PTK

Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk

suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi

suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus

(57)

tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila

masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga,

dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga

siklus-siklus berikutnya.54

Sebelum melakukan pembelajaran berbasis PTK, langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan yaitu melakukan observasi awal terlebih

dahulu untuk:55

a. Menemukan masalah.

b. Melakukan identifikasi masalah.

c. Menentukan “batasan masalah”.

d. Menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga

sebagai penyebab utama terjadinya masalah.

e. Merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan

“hipotesis-hipotesis tindakan” sebagai pemecahan.

f. Menentukan “pilihan hipotesis tindakan” pemecahan masalah.

g. Merumuskan judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK.

2. Pelaksanaan Tindakan Kelas

Setelah judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK

dirumuskan, langkah berikutnya adalah:

54 Ibid., 68.

(58)

a. Menyusun perencanaan (planning)

Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan pendidik adalah:56

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pokok bahasanshalat idain.

2) Menyiapkan sumber/bahan/alat yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran.

3) Menyiapkan instrument penilaian yang akan digunakan untuk

mengukur pencapaian kompetensi.

4) Menyiapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pencapaian

kompetensi serta menyiapkan instrument tolak ukur keberhasilan

tindakan.

5) Menyiapkan lembar perekam proses pengumpulan data yang akan

digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

b. Melaksanakan tindakan (acting)

Pada tahap ini merupakan realisasi dari teori dan teknik mengajar

serta tindakan (treatment) yang sudah direncanakan sebelumnya.57

c. Melaksanakan pengamatan (observing)

Pada tahap ini yang harus dilaksanakan adalah:58

1) Mengamati perilaku peserta didik dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

56 Pedoman Penulisan Skripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK), 86.

(59)

2) Memantau kegiatan diskusi/kerjasama antar siswa dalam kelompok.

3) Mengamati pemahaman masing-masing siswa/siswi terhadap

penguasaan materi pembelajaran.

d. Refleksi (reflecting)

Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah terjadi.59Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah:60

1) Mencatat hasil observasi.

2) Mengevaluasi hasil observasi.

3) Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan memperbaiki

siklus berikutnya.

3. Teknik Pengumpulan Data (Pengamatan)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas tidak hanya satu, diantaranya yaitu wawancara, angket, observasi dan

studi dokumentasi.61Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling

utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Dalam pelajaran berbasis PTK, guru tidak hanya

mengajar saja, melainkan harus meneliti dalam pengumpulan data. Peneliti

menggunakan beberapa metode yang relevan dengan penelitian ini yaitu:

59Zainal Aqib,Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru (Bandung: Yrama Widya, 2006), 129. 60Basuki Asadie,Desain Pembelajaran Berbasis PTK, 6.

(60)

a. Teknik Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara

mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya

dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.62

Dalam penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi

terstruktur. Observasi terstruktur ini digunakan untuk mengetahui minat

peserta didik selama proses pembelajaran di dalam kelas dan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran fiqih serta kendala yang dihadapi saat

diterapkannya strategi dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan dan gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi,

peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto,

gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni, yang berupa gambar, patung, film dan lain-lain.63

Teknik dokumentasi yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah penyimpanan dokumen berupa tugas-tugas siswa. hal ini

dimaksudkan agar data yang diperoleh terhindar dari rekayasa dan dapat

62Wina Sanjaya.,Penelitian Tindakan Kelas, 86.

(61)

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Teknik dokumentasi ini digunakan

untuk mengetahui minat peserta didik dan semua proses pembelajaran di

dalam kelas serta hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain

sehingga dapat dengan mudah dipahami dan penemuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain.

Menurut Patton sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong

menyatakan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian

dasar.64Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, analisis data sebagai proses

yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan

hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha

untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu.65

Data yang dikemukakan melalui observasi sejak penelitian dimulai dan

dikembangkan selama proses refleksi sampai penelitian selesai. Data yang

telah terkumpul kemudian diedit, dipilih dan dikategorikan untuk menjawab

permasalahan penelitian.

(62)

Data yang terkumpul kemudian diukur menggunakan skalalikert.

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item

instrumen yang menggunakan skalalikert mempunyai gradasi dari sangat

positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: sangat

setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju atau sangat baik,

baik, kurang baik, dan tidak baik.66

(63)

Prosedur Pelaksanaan PTK antar Siklus

Tabel 3.1 : Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan StrategiTeam Quiz dan True or False Pokok Bahasan : Shalat Idain

Sub Bahasan : Shalat Idul Fitri

SIKLUS I

PERENCANAAN TINDAKAN PENGAMATAN REFLEKSI

Menyusun RPP berbasis PTK dengan pokok bahasan shalat idul fitri Menyiapkan sumber/bahan/alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu: buku Fiqih kelas IV dalam bentuk strategiteam quiz dantrue or false, spidol dan papan tulis Menyiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi Menyiapkan kriteria ketuntasan minimal pencapaian kompetensi serta

Guru membagi materi dalam 2 bagian untuk dijadikan kuis

Guru memberi pengarahan siswa untuk membagi kelas menjadi 2 tim yaitu A dan B

Guru meminta Tim A dan B menyiapkan kuis tentang shalat idul fitri

Tim A menguji Tim B dengan 5 pertanyaan kuis setelah itu Tim B menguji Tim A

(64)

Gambar

Gambar 2.1Faktor-Faktor Hasil Belajar
Gambar 3.1Alur Pelaksanaan PTK
gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya
Tabel 3.1: Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis total asam tertitrasi pada Tabel 5 menunjukkan bahwa semakin lama waktu fermentasi total asam yang dihasilkan semakin meningkat, walaupun demikian hasil

Tahap perancangan sistem pemantauan suhu pada greenhouse terdiri dari tiga bagian utama antara lain perancangan prototype modul sensor node router (transmitter)

Gambar 4.9 Laju aliran massa air ( ṁ air) pada berbagai variasi penelitian Variasi fan bekerja selama 5 menit dan fan berhenti selama 5 menit yang dilakukan selama 1 jam

maka ada kemungkinan barang tidak akan laku karena pembeli belum mengenal barang tersebut. Apabila pada tahap perkenalan sudah ditetapkan harga tinggi maka dapat terjadi

(2) Penyaluran Dana Desa tahap II untuk BLT Desa bulan kedelapan sampai dengan bulan kedua belas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b angka

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode flow system purifikasi bioetanol hasil fermentasi ubi kayu menggunakan dual adsorben (KS-CuSO 4 ), mengetahui

Bimbingan Rohani Islam oleh Ukm- Rumah Da‟i dalam Pembinaan Keagamaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Bandar lampung, dengan menggunakan model Majlis.. Ta‟lim

Untuk menggambarkan variabel lingkungan kerja fisik (X1) yaitu tanggapan mengenai penerangan/cahaya, sirkulasi udara, dekorasi dan keamanan ditempat kerja, lingkungan kerja non