• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke: Fakultas Program Studi

ETIK UMB

AFIYATI SSi., MT.

12

FAKULTAS ILMU KOMPUTER TEKNIK INFORMATIKA

(2)

MATERI 12

TINDAKAN KORUPSI DAN

PENYEBABNYA

(3)

• Istilah korupsi berasal dari bahasa latin

“corrumpere”, “corruptio” , “corruptus”

• Kemudian diadopsi oleh beberapa bangsa di

dunia

• Beberapa bangsa di dunia memiliki istilah

tersendiri mengenai korupsi

(4)

Etimologi…(cont’d)

Bahasa Inggris Bahasa Perancis Bahasa Belanda

Corruption,

Corrupt Corruption Corruptie, Korruptie

Jahat, rusak,

curang Rusak

Istilah “korupsi” yang dipakai di Indonesia merupakan turunan dari bahasa Belanda

(5)

• Korup = busuk, palsu, suap (kamus besar bahasa Indonesia, 1991)

• Korup = suka menerima uang sogok, menyelewengkan

uang/barang milik perusahaan atau negara, menerima uang dengan menggunakan jabatan untuk

kepentingan pribadi (kamus hukum, 2002)

• Korup = kebejatan, ketidakjujuran, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian (the lexicon webster

dictionary, 1978)

(6)

o David M. Chalmers:

Tindakan-tindakan manipulasi dan keputusan mengenai keuangan yang membahayakan ekonomi (financial

manipulations and decision injurious to the economy are often libeled corrupt).

o J.J. Senturia:

Penyalahgunaan kekuasaan

pemerintahan untuk keuntungan

pribadi (the misuse of public power for

private profit).

(7)

o Syed Husein Alatas: Tindakan yang meliputi

penyuapan (bribery), pemerasan (extortion) dan nepotisme.

o Transparency International: Penyalahgunaan kekuasaan (a

misuse of power), kekuasaan

yang dipercayakan (a power that

is entrusted), dan keuntungan

pribadi (a private benefit) baik sebagai pribadi, anggota

keluarga, maupun kerabat dekat lainnya.

Terminologi … (cont’d)

Extortion

(8)

3 tingkatan KORUPSI

Material benefit

(Mendapatkan keuntungan material yang bukan haknya melalui kekuasaan)

Abuse of power

(Penyalahgunaan kekuasaan)

Betrayal of trust (Pengkhianatan kepercayaan)

(9)

Pengkhianatan terhadap kepercayaan

(betrayal of trust)

• Pengkhianatan merupakan bentuk korupsi paling

sederhana

• Semua orang yang berkhianat atau mengkhianati

kepercayaan atau amanat yang diterimanya adalah koruptor. • Amanat dapat berupa apapun,

baik materi maupun non materi (ex: pesan, aspirasi rakyat)

• Anggota DPR yang tidak menyampaikan aspirasi

rakyat/menggunakan aspirasi untuk kepentingan pribadi merupakan bentuk korupsi

(10)

Penyalahgunaan kekuasaan

(abuse of power)

• Abuse of power merupakan korupsi tingkat menengah

• Merupakan segala bentuk

penyimpangan yang dilakukan

melalui struktur kekuasaan, baik pada tingkat negara maupun

lembaga-lembaga struktural lainnya, termasuk lembaga pendidikan,

tanpa mendapatkan keuntungan materi.

(11)

Penyalahgunaan kekuasan untuk

mendapatkan keuntungan material

(material benefit)

• Penyimpangan kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan material baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

• Korupsi pada level ini merupakan tingkat paling membahayakan

karena melibatkan kekuasaan dan keuntungan material.

• Ini merupakan bentuk korupsi yang paling banyak terjadi di indonesia

(12)

Unsur-unsur yang dapat menentukan sesuatu dapat

dianggap sebagai korupsi

1. Secara melawan hukum

2. Memperkaya diri sendiri/orang lain

(13)

MERUGIKAN KEUANGAN/ PEREKONOMIAN NEGARA

1. Korupsi menghambat pembangunan &

kegiatan usaha di Indonesia

2. Setiap kegiatan perekonomian harus

melewati “pintu-pintu” korupsi

3. Perkembangan kegiatan usaha terhambat,

pengangguran makin banyak, harga barang

& jasa menjadi melambung

(14)

Salah satu hal mengapa di indonesia korupsi semakin sulit diberantas

• Karena korupsi sudah “mendarah daging”, sehingga

perilaku korupsi sudah menjadi hal yang biasa dan bukan lagi dianggap sebagai “penyakit”yang harus segera

disembuhkan.

• Dengan demikian, semakin sulitnya membedakan mana perilaku korupsi dan mana yang bukan korupsi

(15)

PRINSIP-PRINSIP

(16)

PRINSIP-PRINSIP ANTI-KORUPSI Kewajaran Transparansi Aturan Main Akuntabilitas Kontrol Aturan Main

(17)

• Akuntabilitas

mengacu

pada

kesesuaian

antara

aturan

dan

pelaksanaan kerja

• Semua lembaga mempertanggung

jawabkan kinerjanya sesuai aturan

main baik dalam bentuk konvensi (de

facto) maupun konstitusi (de jure), baik

pada level budaya (individu dengan

individu) maupun pada level lembaga.

(18)

1. Akuntabilitas harus dapat diukur dan

dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan semua

kegiatan.

2. Evaluasi atas kinerja administrasi, proses

pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah kegiatan.

(19)

 Transparansi : prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk

penyimpangan dapat diketahui oleh publik.  Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus

kontrol bagi seluruh proses dinamika struktural kelembagaan.

 Dalam bentuk yang paling sederhana, transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan (trust).

(20)

 Proses penganggaran yang bersifat bottom up, mulai dari perencanaan, implementasi, laporan pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi) terhadap kinerja anggaran.

 Proses penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan. Hal ini terkait pula dengan proses pembahasan tentang sumber-sumber pendanaan (anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran (anggaran belanja).

Perlunya keterlibatan masyarakat dalam proses

transparansi:

(21)

 Proses pembahasan tentang pembuatan rancangan peraturan yang berkaitan dengan strategi penggalangan (pemungutan) dana, mekanisme pengelolaan proyek mulai dari pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, pelaporan finansial dan pertanggungjawaban secara teknis.

 Proses pengawasan dalam pelaksanaan program dan proyek pembangunan yang berkaitan dengan kepentingan publik dan yang lebih khusus lagi adalah proyek-proyek yang diusulkan oleh masyarakat sendiri.

 Proses evaluasi terhadap penyelenggaraan proyek yang dilakukan secara terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban secara administratif, tapi juga secara teknis dan fisik dari setiap out put kerja-kerja pembangunan.

(22)

Kontrol masyarakat sangat diperlukan

Kontrol Masyarakat Proses Perencanaan Program Pembangunan, Anggaran Pendapatan dan Anggaran Belanja Negara

atau Daerah

Evaluasi dan Penilaian Kinerja Anggaran

Out Come Jangka Pendek & Jangka Panjang

Implementasi Alokasi Sektor,

Pelaksanaan,

serta Pengawasan Format

Laporan Pertanggungjawaban

Out Put

(23)

Fairness

Prinsip fairness ditujukan

untuk mencegah terjadinya

manipulasi (ketidakwajaran)

dalam penganggaran, baik

dalam bentuk mark up

maupun ketidakwajaran

lainnya.

(24)

1. Komprehensif dan disiplin : mempertimbangkan keseluruhan aspek,

berkesinambungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui batas (off budget).

2. Fleksibilitas : adanya kebijakan tertentu untuk efisiensi dan efektifitas.

3. Terprediksi : ketetapan dalam perencanaan atas dasar asas value for

money dan menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan. Anggaran yang terprediksi merupakan cerminan dari adanya prinsip fairness di dalam proses perencanaan pembangunan.

4. Kejujuran : adanya bias perkiraan penerimaan maupun pengeluaran yang

disengaja, yang berasal dari pertimbangan teknis maupun politis. Kejujuran - bagian pokok dari prinsip fairness.

5. Informatif : adanya sistem informasi pelaporan yang teratur dan informatif

sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran dan proses pengambilan keputusan. Sifat informatif - ciri khas dari kejujuran.

(25)

• Kebijakan anti korupsi mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.

• Kebijakan anti korupsi tidak selalu identik dengan undang-undang anti-korupsi, namun bisa berupa undang-undang-undang-undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara.

(26)

4 Aspek

Kebijakan Anti-Korupsi

Isi

Pembuat

Pelaksana Kultur

(27)

• Isi kebijakan:

Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi.

• Pembuat kebijakan:

Kualitas isi kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya.

• Pelaksana kebijakan:

Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor penegak kebijakan; yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.

• Kultur kebijakan:

Eksistensi sebuah kebijakan terkait dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-undang anti korupsi. Lebih jauh kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.

(28)

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan

yang dibuat betul-betul efektif dan mengeliminasi

semua bentuk korupsi.

(29)

Oposisi

Partisipasi

KEBIJAKAN

Revolusi

(30)

 Partisipasi:

Melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut

serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya.

 Oposisi:

Mengontrol

dengan

menawarkan

alternatif

kebijakan baru yang dianggap lebih layak.

 Revolusi;

Mengontrol dengan mengganti kebijakan yang

dianggap tidak sesuai.

(31)

Perbedaan kontrol terhadap kebijakan

tergantung pada sistem yang terbangun.

Dalam sistem demokrasi yang sudah

mapan (established), kontrol kebijakan

tersebut dapat dilakukan melalui

partisipasi dan oposisi.

(32)

BEBERAPA PENYEBAB KORUPSI

1. Masyarakat Mempunyai Mental Suka Menerabas (Koentjaraningrat)

2. Masyarakat Tidak Menganggap Korupsi Sebagai ‘Aib’. Rendahnya Budaya Malu.

3. Nilai Ewuh Pakewuh Melekat Pada Masyarkat Indonesia 4. Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap Perilaku Korupsi

Masih Longgar

5. Nilai Kejujuran Kurang Mendapat Penghargaan Tinggi Dimasyarakat

6. Kurangnya Keteladanan Dari Pimpinan

7. Masyarakat Mengukur Status Sosial Dari ‘Kekayaan’ (Uang Dan Kekuasaan)

(33)

8. Belum Ada Kesadaran Bersama Bahwa Korupsi

Membuat Hancurnya Sebuah Negara, Penyebab

Kemiskinan, Menimbulkan Banyak

Pengangguran, Meningkatnya Hutang.

9. Aparat Penegak Hukum (Polisi, Jaksa,

Hakim)tdk Memberi Skala Prioritas Utama

Pada Pembrantasan Korupsi.

10. Diskriminasi Hukum Yang Dilakukan Kejaksaan.

11. Lemahnya Komitmen Mahkamah Agung

12.Komitmen Presiden Dan Wakil Presiden Dalam

Membrantas Korupsi Tidak Kuat Dan Kurang

Konsisten

(34)

ALTERNATIF SOLUSI

1. Membentuk Perilaku Anti-korupsi Melalui

Pendidikan

2. Penanaman Nilai-nilai Budaya Luhur Pada

Masyarakat (Kejujuran, Budaya Malu,

Disiplin, Kesederhanaan, Daya Juang)

3. Teladan Dari Keluarga Dan Pemuka

Masyarakat

4. Membangunkan Kesadaran Masyarakat

Bahwa Korupsi Sama Bahayanya Dengan

Teroris. Menjadikan Korupsi Menjadi Musuh

Bersama Masyarakat

5. Carrot And Stick Untuk Birokrasi Dan Aparat

Penegak Hukum

(35)

8. Transparansi Perencanaan Program

Penganggaran.

9. Penerapan Pembuktian Terbalik Secara Murni

Dan Memberi Perlindungan Hukum Pada Saksi

Pelapor.

10.Hukuman Yang Sangat Berat Pada Aparat

Penegak Hukum Yg Korupsi Pada Waktu

Menangani Kasus Korupsi.

11.Presiden Dan Wakil Presiden Mempunyai

Komitmen Yang Kuat Dan Konsisten Dalam

Pembrantasan Korupsi.

12.Mendukung Penegakan Hukum Yang Telah

Berhasil Dilakukan Oleh Kpk. (Merealisir Ruu

Anti-korupsi; Ruu Kpk; Uu Pengadilan Tindak

Pidana Korupsi)

(36)
(37)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Manajer Investasi dapat menghitung sendiri Nilai Pasar Wajar dari Efek tersebut dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab berdasarkan metode yang menggunakan asas konservatif

Apabila Pimpinan Perusahaan tidak bisa/berhalangan hadir dapat di wakilkan oleh Pengurus yang namanya tercantum dalam Akte Perusahaan dengan membawa surat Kuasa/ Tugas bermaterai

Mandor Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan (TS 056) 1

Mohammad Ibn Ishaaq stated of Wahb Ibn Munbah said that when Allah took Kalih Ibn Yofra (Jephtha) after Joshua, Ezekiel Ibn Buzi succeeded him as the prophet to the Israelites..

[r]

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Kelompok Kerja Konstruksi IV (empat) ULP Kabupaten Lampung Tengah menurut ketentuan – ketentuan yang berlaku,

Kontrak Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan (jika ada) Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima

Seluruh asli dokumen penawaran Saudara yang telah diunggah melalui LPSE