• Tidak ada hasil yang ditemukan

Re-Desain Stasiun Pulo Brayan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Re-Desain Stasiun Pulo Brayan"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Benjamin, Andrew. 2010. Writing Art and Architecture. Australia

Benson, John F and Roe, Maggie. 2007. Landscape and Sustainability. Canada Dirjen Penataan Ruang Kementrian PU (2011). Metropolitan Mebidangro Medan, Binjai, Deli Serdang & Karo Visi 2027. Jakarta.

Feilden, Bernard M. 2008. Conservation oh Historic Buildings. Edisi ke-3 Goldsmith, Selwyn. 2000. Universal Design

Groat, Linda and Wang, David. 2013. Architecture Research Methods. Edisi ke-2 Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek, jilid 1. Edisi ke-33. Jakarta. Erlangga

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek, jilid 2. Edisi ke-33. Jakarta. Erlangga Stake Robert E. 2010. Qualitative Research. London

Internet

Fedriansz, Yogi. (2010). High Tech dalam Arsitektur, [Online]. Tersedia : http://yogi-fedriansz-toyota.blogspot.co.id/2010/09/high-tech-dalam

arsitektur.html. [17 Maret 2016]

Kemdikbud. (2012). Diakses dari http://kbbi.web.id/, pada tanggal 14 Maret 2016 Medan Bisnis. (2012). Pemko Minta Stasiun Besar KA Pindah ke Brayan, [Online]. Tersedia:

http://medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2012/03/27/74059/pemko_minta_sta siun_besar ka_pindah_ke_brayan/. [18 Maret 2016]

Putri, Febriany D.A. (2015). Proyek Jalur Layang Kereta Api Medan Ditarger Kelar

Setahun,[Online].Tersedia :

http://sumatra.bisnis.com/read/20151229/2/62364/proyek-jalur-layang-kereta-api-medan-ditarget-kelar-setahun. [17 Maret 2016]

Season, Cinema. (2010). High Tech Architeure, [Online]. Tersedia: http://archmagazine.blogspot.co.id/2009/11/high-tech-architecture.html. [18 Maret 2016]

(2)

Wikipedia. (2016). Stasiun Pulu Brayan, [Online]. Tersedia: https: //id. wikipedia. org/wiki/ Stasiun_Pulu_Brayan. [17 Maret 2016]

Jurnal Online

Erbil metro station by mohammed siyamand

Peraturan Pemerintah

RUTRK kota Medan

(3)

BAB III

METODE PENDEKATAN PERANCANGAN

Metode pendekatan perancangan menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan selama proses pra-perancangan, dimulai dari menetukan kawasan, melakukan diskusi dan asistensi, melakukan studi lapangan dan studi pustaka, hingga akhirnya dapat menetukan lokasi site perancangan dan menentukan fungsi bangunan yang dirancang. Berikut ini dijelaskan mengenai metode pendekatan perancangan secara lebih rinci.

3.1 Tahap 1 (Diskusi dan Briefing Dalam Menentukan Kawasan Proyek)

Tanggal Keterangan

Senin, 22 Februari 2016 Briefing dan diskusi bersama tim kerja dan dosen pembimbing mengenai program kerja dan penentuan lokasi proyek.

Selasa, 23 Februari 2016 Diskusi bersama tim kerja dan dosen pembimbing mengenai lokasi pasti proyek dan pengarahan untuk survey lokasi (survey lapangan).

Pada tahap ini kawasan proyek yang diajukan oleh tim kerja yaitu Sei Mangke, Kab. Simalungun dan Kuala Namu. Setelah tahapan diskusi dilakukan akhirnya diputuskan lokasi proyek yang diambil berada di kawasan Bengkel Pulo Brayan sebagai kawasan pengembangan Mebidangro.

3.2 Tahap 2 (Survey Lokasi)

Tanggal Keterangan

Rabu, 24 Februari 2016 Survey lokasi di Bengkel Pulo Brayan, mengumpulkan dan mencatat data-data lokasi.

Kamis, 25 Februari 2016 Membahas hasil data survey. Mengasistensikan dan mendiskusikannya bersama dengan tim kerja dan dosen pembimbing.

Jum’at. 26 Februari 2016

(4)

Pada tahap ini disimpulkan bahwa kawasan Bengkel Pulo Brayan akan dilakukan renewal development dengan menambahkan fungsi-fungsi bangunan yang dapat memfasilitasi kegiatan yang tidak hanya kegiatan masyarakat sekitar tetapi juga masyarakat diluar kawasan. Hal ini bertujuan untuk menjadikan kawasan ini sebagai daerah yang menjanjikan dan memberikan input bagi Kota Medan dan daerah perencanaan Mebidangro.

3.3 Tahap 3 (Survey Lapangan dan Mencari Data Kepustakaan Untuk Menguatkan Analisa Data Lokasi)

Tanggal Keterangan

Selasa, 01 Maret 2016  Survey tim kerja ke Kantor PT. KAI di Jl. Jawa untuk menyampaikan surat izin wawancara dengan pihak PT. KAI perihal perencanaan kawasan pada tanah milik PT. KAI.

 Survey tim kerja ke BWS (Badan Warisan Sumatera), namun belum ada hasil.

Kamis, 03 Maret 2016  Survey tim kerja dan dosen pembimbing ke kantor PT. KAI menanyakan surat balasan untuk izin wawancara, namun belum mendapatkan surat balasan.

 Survey tim kerja ke Perpustakaan Daerah untuk mencari data sejarah Kota Medan.

Jum’at, 04 Maret 2016 Survey kembali tim kerja ke Perpustakaan Daerah untuk mencari data sejara kawasan Bengkel Pulo Brayan.

 Survey kembali tim kerja ke BWS (Badan Warisan Sumatera) dan bertemu dengan beberapa narasumber. Survey ini mendapatkan hasil informasi mengenai data sejarah kota Medan, sejarah kawasan Bengkel Pulo Brayan dan sejarah mengenai kereta api di Kota Medan.

(5)

berkelanjutan). Untuk lebih menguatkan kegiatan perancangan proyek ini, tim kerja dan dosen pembimbing masih menunggu surat balasan dari PT. KAI untuk melakukan wawancara.

3.4 Tahap 4 (Mendesain Rancangan Kawasan dengan Fungsi-Fungsi Bangunan yang Diperlukan)

Tanggal Keterangan

Sabtu - Senin, 05 - 07 Maret 2016

Mengerjakan rancangan Masterplan Kawasan Bengkel Pulo Brayan bersama dengan tim kerja.

Selasa, 08 Maret 2016 Mendiskusikan hasil rancangan Masterplan Kawasan Bengkel Pulo Brayan bersama tim kerja dan dosen pembimbing.

Rabu - Jum’at, 09 - 11 Maret 2016

Mengerjakan maket kawasan existing.

Hal yang perlu diingat dalam merencanakan perancanan kawasan ini adalah diharapkan kawasan ini dapat menarik minat masyarakat diluar kota Medan bahkan wisatawan asing untuk berkunjung ke Kota Medan

(6)

Gambar 3.2 Gambar rancangan kawasan awal Sumber : Data Pribadi, 2016

3.5 Tahap 5 (Mengerjakan Revisi Perancangan Kawasan Bengkel Pulo Brayan)

Setelah tahap 3 dilakukan, diperoleh beberapa revisi-revisi yang harus dilakukan dalam perancangan Kawasan Bengkel Pulo Brayan. Berikut adalah proses revisi yang dilakukan.

(7)

3.6 Tahap 6 (Mendapatkan Hasil Rancangan Kawasan Yang Sudah Disetujui dengan Desain Fungsi Bangunan Yang Sudah Ditentukan)

Gambar 3.4 Gambar Hasil Akhir Perancangan kawasan Sumber : Data Pribadi, 2016

Setelah menetapkan hasil akhir Masterplan Kawasan Bengkel Pulo Brayan, maka diputuskan desain fungsi bangunan yang akan dirancang oleh masing-masing tim kejra adalah sebagai berikut :

 Apartemen, dengan tema Hi-Tech,

Concert hall, dengan tema arsitektur futuristik

Convention and Exhibition, dengan tema Arsitektu Hemat Energi,

Youth center, dengan tema green arsitektur,

 Museum sejarah Kota Medan dengan tema Arsitektur Neo-Vernakular,

 Pusat Industri, dengan tema arsitektur industrial

(8)

3.7 Tahap 7 (Hasil Akhir Rancangan Kawasan Bengkel Pulo BrayanYang Sudah Disetujui dengan Desain Fungsi Bangunan Yang Sudah Ditentukan)

(9)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 4.1.1 Analisa Lokasi

Lokasi kawasan berada di Koordinat: 3°37’54N 98°40’13”E, Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur dan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Secara astronomis, Propinsi Sumatera Utara terletak di koordinat antara 1°-4° Lintang Utara dan antara 98°-100° Bujur Timur.

Gambar 4.1 Kecamatan Pulo Brayan Sumber : Analisis Pribadi, 2016

4.1.2 Analisis Kondisi Eksisting Site

a. Nama Proyek : Re-desain Stasiun Pulo Brayan b. Status Proyek : Nyata dalam bentuk usulan

INDONESIA SUMATERA

KEC. MEDAN TIMUR

MEDAN ALTERNATIF

SITE

(10)

c. Lokasi : Jalan Yos Sudarso, Koordinat 3°37’54N

298°40’13”E, Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur dan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

d. Batas-batas Site

Utara : Kecamatan Medan Deli Selatan : Jl. Cemara dan Fly Over

Timur : Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Barat : Jl. Yos Sudarso

e. Kondisi Existing

Gambar 4.2 kondisi eksistingKecamatan Pulo Brayan Sumber : Analisis Pribadi, 2016

f. Luas Lahan

Luas lahan yang menjadi studi kasus sebesar 15.000 m² atau ± 1,5 Ha.

g. Kontur

Kontur pada lahan perancangan relatif datar.

h. KLB/KDB

KDB = 60%

(11)

Ketinggian bangunan = 4 lantai

j. Pemilik Bangunan

Pemilik dan pengelola bangunan adalah pihak PT KAI

k. Bangunan Eksisting

Bangunan Eksisting yang terdapat pada site adalah Balai Yasa PT KAI, Stasiun transit lama, rumah pegawai PT KAI, permukiman penduduk, bangunan komersil, bangunan kolonial, tower air PT KAI, dan rumah satelit PT. KAI.

l. Keistimewaan Site

Kawasan Pulo Brayan Bengkel merupakan pusaka terpendam yang terdapat di kota medan dengan peninggalan bangunan serta cerita sejarah dari masa kolonial Belanda hingga jaman maju seperti sekarang. Bisa di rasakan dan dilihat bila kita berada di kawasan bahwa bangunan Kolonial, Tower Air, Rumah Satelit, Balai Yasa, akan menjadi lokasi bisnis dan RTH Ruang Terbuka Hijau yang berada di kawasan bisa membuat para penikmat sejarah merasakan pusaka Kolonial yang terpendam.

m. Pencapaian

Untuk pencapaian ke kawasan site bisa dilihat pada gambar 4.3 terlihat banyak akses jalan yang bisa dilalui untuk mencapai lokasi site yang berada pada Kecamatan Pulo Brayan. Potensi pada jalan –jalan tersebut terletak di pinggir jalan sehingga

pencapaian ke dalam site sangat mudah , dilalui oleh pejalan kaki, angkutas umum, kendaraan pribadi, dan jalan Yos Sudarso merupakan jalan pusat pada lokasi site.

Gambar 4.3 Analisa Pencapaian. Sumber : Analisis Pribadi, 2016

Keterangan

Jalan Yos Sudarso

Jalan Cemara

Jalan Pertempuran sit

(12)

4.1.3 Analisa Peraturan

Ketentuan RUTRK Medan terhadap lokasi perancangan yang berada di jalan Cemara, kelurahan Pulau Brayan Bengkel Baru, kecamatan Medan Timur adalah sebagai berikut :

Fungsi bangunan yang ditentukan mix-used building (gambar 4.3)

 Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sebesar 80% (gambar 4.4)

 Ketinggian Lantai Bangunan Maks.30 lantai (gambar 4.5)

Gambar 4.4 Analisa Peraturan Pola Ruang. Sumber : RUTRK Medan, 2016

Gambar 4.5 Analisa Peraturan Pola Ruang. Sumber : RUTRK Medan, 2016

(13)

Ketentuan RUTRK Medan terhadap lokasi perancangan yang berada di Yos Sudarso, kelurahan Pulau Brayan Bengkel Baru, kecamatan Medan Barat adalah sebagai berikut :

Ketentuan KDB untuk perumahan adalah KDB menengah sampai tinggi, tergantung besar luas kapling dan lokasinya terhadap jalan.

A. KDB untuk perumahan di tepi jalan fungsi Primer  Petak besar : maksimal 40%  Petak sedang : maksimal 50%  Petak kecil : maksimal 60%

B. KDB untuk perumahan di tepi jalan fungsi Sekunder dan jalan Lingkungan Petak besar : maksimal 50%

Petak sedang : maksimal 60% Petak kecil : 60% - 70%

C. KDB pada kawasan perdagangan menengah sampai tinggi, namun tidak lebih dari 60%.

D. KDB untuk kawasan perindustrian dan jasa perkantoran sebesar 40 - 50%. E. KDB sangat rendah untuk bangunan di kawasan peruntukan pertanian lahan

kering, peternakan dan taman serta,

F. KDB sebesar 0% untuk kawasan pertanian sawah dan kawasan hutan mangrove. G. ketentuan lain penentuan KDB seperti:

- Bangunan/apartemen/rumah susun/kondomonium jumlah lantai maksimal 10 lantai dengan ketentuan KDB maksimal 50 % dan KLB maksimal 5

- Untuk bangunan-bangunan yang sudah memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), maka disesuaikan dengan izin yang telah diterbitkan,

(14)

4.1.4 Analisa Bangunan Sekitar

Gambar 4.6 Analisa Pemandangan. Sumber : Analisis Pribadi, 2016

Bangunan Eksisting yang terdapat pada site adalah Balai Yasa PT KAI, Stasiun transit lama, rumah pegawai PT KAI, permukiman penduduk, bangunan komersil, bangunan kolonial, tower air PT KAI, dan rumah satelit PT. KAI.

4.1.5 Analisa Sarana

Sarana yang tersedia di sekitar kawasan perancangan adalah sebagai berikut

 Sarana Pendidikan

Terdapat Yayasan Wanita Kereta Api dan beberapa sekolah negeri yang tersebar di kawasan Pulo Brayan.

(15)

 Sarana Kesehatan

Terdapat Rumah sakit Umum Martha Friska di jalan Yos Sudarso.

Gambar 4.8 Sarana Kesehatan di Sekitar Kawasan Perancangan Sumber : Analisis Pribadi, 2016

 Sarana Ibadah

Terdapat beberapa masjid, gereja dan madrasah di kawasan Pulo Brayan.

Gambar 4.9 Sarana Ibadah di Sekitar Kawasan Perancangan Sumber : Analisis Pribadi, 2016

4.1.6 Analisa Kontur

(16)

Gambar 4.10 Analisa Peraturan Topografi. Sumber : Analisis Pribadi, 2016

4.1.7 Analisa View

View atau pemandangan pada lokasi site ini didominasi oleh perumahan warga dan juga pertokoan yang berorientasi menghadap di Jl. Cemara. Berikut adalah analisa mengenai view keluar dan view kedalam site.

a) View Kedalam Site

View kedalam site adalah stasiun Pulo Brayan, bangunan balai yasa, dan pemukiman penduduk yang kurang terawat serta ilegal keberadaanya.

View atau pemandangan pada lokasi site ini didominasi oleh perumahan warga dan juga pertokoan yang berorientasi menghadap di Jl. Cemara. Berikut adalah analisa mengenai view keluar dan view kedalam site.

View kedalam site adalah stasiun Pulo Brayan, bangunan balai yasa, dan pemukiman penduduk yang kurang terawat serta ilegal keberadaanya.

Gambar 4.11 Analisa View Kedalam.

(17)

View keluar site adalah permukiman penduduk, fly over Pulo Brayan, bangunan balai yasa PT KAI dan deretan bangunan komersil di Jl. Yos Sudarso dan Jl. Cemara.

b) View Kedalam Keluar

Gambar 4.12 Analisa View Keluar. Sumber : Analisis Pribadi, 2016

4.1.8 Analisa Orientasi Matahari

Pada gambar 4.18 terlihat bahwa fasad bagian barat dan timur digunakan shading untuk mengurangi energy kalor yang masuk kebangunan. Pada fasad bagian utara dan selatan bisa mendapat pencahayaan alami terlama dan dengan bentuk lokasi yang memanjang mendukung untuk memanfaatkannya sebagai tempat solar panel jika diperlukan karena berada dibagian utara dan selatan.

(18)

4.1.9 Lalu Lintas

Arus lalu lintas dari dan menuju kawsan perancangan terlihat padat lancar. Untuk yang melewati fly over kendaraan lancar, tetapi jika melewati jalan dibawah fly over (Jl. Yos Sudarso dan sekitarnya) maka arus lalu lintas terbilang macet. Hal ini dikarenakan jalan yang kecil dan adanya lintasan rel kereta api. Untuk itu pada perancangan kembali kawasan Bengkel Pulo Brayan, jalan ini akan diperlebar. Ini bertujuan untuk mengurangi penumpukkan kendaraan dan memberikan ruang hawa untuk banguna yang berda dibawah fly over. Titik lampu merah pada kawasan ini ada di persimpangan Jl. Krakatau-Jl. Cemara dan persimpangan Jl. Yos Sudarso-Jl. Cemara.

Berikut adalah uraian untuk intensitas kendaraan disekitar kawasan perancangan :

 Jalan Cemara : padat lancar, dengan dominasi kendaraan pribadi beroda empat, dan kendaraan berat.

 Jalan Krakatau : padat lancar, dengan dominasi kendaraan pribadi beroda empat, kendaraan berat dan angkutan umum..

Fly over : lancar, dengan dominasi kendaaran pribadi beroda empat, dan kendaraan berat.

 Jalan Yos Sudarso : sedikit macet, dengan dominasi angkutan umum, kendaraan pribadi roda dua dan empat.

 Jalan Bengkel dan Jalan Lampu : lancar, sedikit yang melintas jalan ini karena daerah permukiman penduduk. Dominasi kendaraan di jalan ini adalah kendaraan roda dua.

Gambar 4.14 Analisa Lalu Lintas. Sumber : Analisis Pribadi, 2016

Jl. Yos

Jl. Yos

Jl. Cemara

(19)

4.1.10 Sirkulasi

Gambar 4.15 Konsep skematik sirkulasi luar banguna. Sumber : Analisis Pribadi, 2016

Sirkulasi luar bangunan dibedakan berdasarkan pengguna dan moda yang digunakan. a) Sirkulasi pejalan kaki dari arah Jalan Yos Sudarso menggunakan pencapaian langsung

menuju bangunan. Ruang sirkulasi pejalan kaki dibedakan dengan sirkulasi kendaraan agar kenyamanan pejalan kaki terjaga. Respon desainnya adalah dengan menaikkan ruang sirkulasi + 25 cm, dapat berupa trotoar, ditambah dengan penggunaan canopy agar pengguna merasa nyaman berjalan di trotoar tersebut.

b) Sirkulasi pengguna berkendara masuk menuju taman parkir melewati pos jaga masuk, parkir, kemudian memutar menuju arah dating melalui pintu keluar.

c) Sirkulasi kendaraan bus dan angkot ketika masuk ke tapak, langsung

menuju ke area kedatangan untuk menurunkan penumpang dan bergerak ke arah keberangkatan untuk menjemput penumpang. Arus sirkulasi keluar tapak sama dengan kedatangannya, namun untuk beberapa angkot, sirkulasi keluar dapat melewati jalur di bawah flyover Jalan Cemara.

d) Sirkulasi kereta api dibagi menjadi sirkulasi ke arah Medan Kota-Bandara Kualanamu dan ke Pelabuhan Belawan (dapat dilihat pada konsep skematik sirkulasi di bawah). Sedangkan untuk jalur yang ditengah hanya digunakan untuk pergantian lokomotif stasiun (jalur simpan).

Sirkulasi kendaraan pribadi

(20)

Gambar 4.16 Konsep skematik sirkulasi luar bangunan. Sumber : Analisis Pribadi, 2016

4.1.11 Tata Guna Lahan

Dalam analisa ini dibahas mengenai fungsi lahan, dan solusi untuk memanfaatkan setiap bagian kawasan perancangan untuk memaksimalkan fungsi lahan, sehingga tidak terdapat lagi lahan-lahan yang terbengkalai ataupun bangunan yang tidak memiliki fungsi (bangunan kosong).

(21)

4.2 Analisa Fungsional

4.2.1 Program Kebutuhan dan Besaran Ruang a) Area Integrasi

Fungsi area integrasi yaitu mengintegrasikan kedua prasarana moda transportasi, yaitu stasiun kereta api, agar menjadi terpadu dan memudahkan komuter dalam berpindah moda.

Tabel 4.1 Deskripsi Kebutuhan Ruang

AREA INTEGRASI Zona Penerimaan

No Jenis Ruang Fungsi Uber Kebutuhan Fasilitas 1 Canopy Digunakan untuk area

Penerimaan (welcoming) dan area drop off.

Komuter Ruang yang luas dengan canopy.

2 Hall/lobby Letak tidak jauh dari canopy. Volume ruang besar, fungsinya

agar dapat menampung komuter di jam sibuk (peak hour), untuk arus sirkulasi dan lalu lalang komuter, serta memberikan keleluasaan bagi komuter yang berdampak pada psikologis komuter.

Komuter Public art, landmark, dan tempat sampah.

3 Front Office Berfungsi untuk memberikan informasi kepada pengguna, informasi orang hilang, dan car call. sampah, dan alat tulis kantor lainnya. 4 Ruang Loket Ruang bagi penumpang untuk

membeli tiket kereta api Commuter.

Ruang untuk menunggu moda bila moda belum tiba.

Komuter

Pintu masuk area stasiun menggunakan dengan menempelkan kartu ke arah sensor. dengan area integrasi, berada di basement. Sehingga merupakan penghubung basement area integrasi

(22)

dengan terminal.

9 ATM Box Digunakan untuk transaksi perbankan pengguna.

Mesin ATM dan tempat sampah.

10 Ruang ibu dan anak

Digunakan untuk ibu yang melakukan perawatan terhadap

anaknya, seperti menyusui dan mengganti popok.

Komuter ibu-ibu dan anak.

Meja, kursi, tempat tidur bayi, dan tempat sampah. kembali lagi ke area terminal dan stasiun terintegrasi.

12 Ruang medis Mengantisipasi bila terjadi kecelakaan ringan maupun berat di dalam bangunan.

Petugas medis.

Tempat tidur, meja, lemari, dan tempat sampah.

13 Retail Menjual barang-barang tertentu untuk melengkapi

14 Minimarket Menjual barang-barang kebutuhan pokok komuter.

Sumber : http://eprints.uns.ac.id/22398/5/I0211011_bab5.pdf, 2016

Tabel 4.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang

ZONA SERVIS

No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Uber Kebutuhan Fasilitas 1 R. Loker Berfungsi untuk menyimpan

barang bawaan petugas servis selama bekerja di bangunan, letaknya di area servis.

Petugas servis Lemari loker.

2 R. Janitor Berfungsi meletakkan alat-alat kebersihan, terletak di area

(23)

3 Ruang persinyalan

Ruang untuk mengatur sinyal perkeretaapian dan dengan stasiun-stasiun lainnya

Petugas Lemari, meja, kursi, peralatan menjadi announcer di dalam bangunan mengenai

keberadaan kereta.

Petugas Lemari, meja, kursi, peralatan 5 Pantry servis Berfungsi sebagai ruang

istirahat dan makan minum bagi petugas servis, terletak dekat dengan emplasemen stasiun.

Petugas servis Meja, kursi, wastafel,

Petugas servis Water closet, bak mandi, dan tempat

Tabel 4.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang

ZONA PERIBADATAN

No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Uber Kebutuhan Fasilitas 1 Musholla

Fungsi area stasiun yaitu mewadahi kegiatan pengguna jasa moda transportasi kereta api Pulo Brayan.

Tabel 4.4 Deskripsi Kebutuhan Ruang

AREA STASIUN

No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Uber Kebutuhan Fasilitas 1 Canopy Digunakan untuk area

penerimaan (welcoming) dan area drop off.

Komuter Ruang yang luas dengan canopy.

2 Hall/lobby Letak tidak jauh dari canopy. Volume ruang besar, fungsinya

agar dapat menampung

Komuter Public art, landmark,

(24)

komuter di jam sibuk (peak hour), untuk arus sirkulasi dan lalu lalang komuter, serta memberikan keleluasaan bagi komuter yang berdampak pada psikologis komuter.

3 Ruang Loket Ruang bagi penumpang untuk membeli tiket kereta api Commuter Line dan bus Damri

saja. Karena untuk kendaraan angkot, bus metromini, dan bus

kopaja, untuk saat ini,

pembayaran langsung ke sopir atau kondektur.

Pintu masuk area stasiun menggunakan dengan menempelkan kartu ke arah sensor.

Komuter dan petugas keamanan.

Electronic gate

5 Emplasemen Merupakan jalur kereta. Petugas moda. Sirkulasi dan ruang gerak kereta. 6 Peron kereta

api

Bagian emplasemen stasiun berfungsi sebagai ruang pengguna untuk naik dan turun

Metabolisme komuter. Komuter. Water closet, bak mandi, dan tempat bila komuter akan pergi meninggalkan lokasi dan kembali lagi ke area terminal dan stasiun terintegrasi.

10 Ruang medis Mengantisipasi bila terjadi kecelakaan ringan maupun berat

di dalam bangunan.

Petugas medis. Tempat tidur, meja, lemari, dan tempat sampah.

11 Retail Menjual barang-barang tertentu

12 Minimarket Menjual barang-barang kebutuhan pokok komuter.

Petugas mini market dan

(25)

gerak untuk

Fungsi area pengelola yaitu mewadahi aktivitas dan kegiatan stasiun dalam mengawasi jalannya kegiatan.

Tabel 4.5 Deskripsi Kebutuhan Ruang

AREA PENGELOLA

No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Uber Kebutuhan Fasilitas 1 R. Kepala

Stasiun

Ruang yang digunakan oleh Kepala Stasiun.

Ruang yang digunakan oleh bagian administrasi.

Ruang yang digunakan oleh bagian operasional.

Ruang yang digunakan oleh bagian operasional.

Ruang yang digunakan oleh bagian ticketing.

Ruang yang digunakan oleh bagian komunikasi.

Ruang yang digunakan oleh bagian keamanan.

Ruang yang digunakan oleh bagian komersil.

(26)

10 R. Kepala dan Staff Bidang Perpakiran

Ruang yang digunakan oleh bagian perpakiran.

11 R. Arsip Menyimpan arsip-arsip administasi pengelola.

Bagian administrasi

Lemari

12 R. Rapat Ruang yang digunakan oleh seluruh pengelola pada saat rapat, letaknya berdekatan

Ruang yang digunakan oleh pengelola pada saat menerima tamu, letaknya dekat dengan entrance area pengelola

Ruang makan dan minum serta

servis bagi pengelola, letaknya

dekat dengan ruang istirahat

Seluruh

Pengelola Sajadah, hall yang luas, ruang imam,

Pengelola Area cuci.

Sumber : http://eprints.uns.ac.id/22398/5/I0211011_bab5.pdf, 2016

d) Area Pengelola

Fungsi area utilitas yaitu sebagai area penunjang utilitas stasiun terintegrasi.

Tabel 4.6 Deskripsi Kebutuhan Ruang

AREA UTILITAS

No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Uber Kebutuhan Fasilitas 1 Ruang

genset

Menyimpan genset yang digunakan bila listrik PLN mati

Petugas Genset.

2 Ruang panel Mengatur kelistrikan bangunan.

Petugas Panel-panel kelistrikan bangunan. 3 Ruang alat Menyimpan peralatan utilitas. Petugas Lemari alat. 4 Ruang

tangki air bawah (Ground Tank)

Menyimpan air dari dalam tanah

dan dipompa menuju tangki atas.

Petugas Tangki air 2 buah.

5 Ruang tangki air

Menyimpan air di atap yang berasal dari tangki bawah lalu

(27)

Tank) didistribusikan ke tempat-tempat

yang membutuhkan. 6 Ruang

pompa

Menyimpan pompa air. Petugas Pompa air.

7 Ruang CCTV

Ruang yang digunakan untuk melihat rekaman CCTV yang sedang berlangsung dan/atau

Tabel 4.7 Deskripsi Kebutuhan Ruang

AREA PARK and RIDE

No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Uber Kebutuhan Fasilitas

seluruh pengguna, baik motor, maupun mobil, terletak diluar bangunan dan mudah diakses dari pintu masuk.

Seluruh pengguna

Pos jaga.

2 Pos masuk Pengamanan penjagaan kendaraan pada lahan parkir.

Petugas bidang perpakiran.

Meja, kursi, komputer, dan tempat sampah. 3 Pos keluar Pengamanan penjagaan

kendaraan pada lahan parkir.

Petugas bidang perpakiran.

(28)

f) komponen ruang

Gambar 4.18 komponen ruang

sumber : Download as Pdf Erbil metro station by mohammed siyamand, 2016

Tabel 4.8 Detail Komponen Zona

Zona 1 Area Luar Pusat Utama Manajemen Stasiun Keberangka

tan

Parkir Mobil Lobbi Manajer Informasi

Bus Stasiun Ruang Istirahat Asisten Direktur Tiket

Eskalator Informasi Ruang Kontrol Pimpinan

Lift Sekuriti Ruang Meeting Ruang

Tunggu

Jembatan Eskalator Ruang mesin Kedatangan

Servise Lift Arsip dan Dokumen Informasi

Area Dalam Komersial Foto Kopy dan Print Pemeriksaan Bagasi Eskalator Retail dan Shop Loket Tiket dan

Pemeriksaan Bagasi

Lift Restoran Pimpinan

Dapur Toilet

Store Servise

Eskafator HVAC Sistem

Lift WIFI dan Telepon

Servise Aspek Kebakaran

Kios Toilet

(29)

g) Luasan Ruang

Dari analisis kegiatan dan kebutuhan ruang diatas, didapat beberapa area

yang akan direncanakan pada bangunan, yaitu area integrasi, area stasiun, area pengelola, area servis, dan area park and ride.

Tabel 4.9 Konsep luasan ruang area integrasi.

AREA INTEGRASI Zona Penerimaan

No Jenis Ruang Jumlah Kapasitas Orang Luas Total (m²)

1 Canopy 1 84 0rang 126

Sumber : Analisa penulis, buku Arsitek Data, dan buku Time Saver, 2015

Tabel 4.10 Konsep luasan ruang area servis.

ZONA SERVIS

No Jenis Ruang Jumlah Kapasitas Orang

Sumber : Analisa penulis, buku Arsitek Data, dan buku Time Saver, 2015

Tabel 4.11 Konsep luasan ruang area peribadatan.

ZONA PERIBADATAN

No Jenis Ruang Jumlah Kapasitas Orang Luas Total (m²)

(30)

2 Tempat wudhu 1 4 pria, 4 wanita 14

LUAS TOTAL 72

Sumber : Analisa penulis, buku Arsitek Data, dan buku Time Saver, 2015

Tabel 4.12 Konsep luasan ruang area stasiun.

AREA STASIUN

No Jenis Ruang Jumlah Kapasitas Orang Luas Total (m²)

1 Canopy 1 63 110

10 Ruang penitipan barang

Sumber : Analisa penulis, buku Arsitek Data, dan buku Time Saver, 2015

Tabel 4.13 Konsep luasan ruang area stasiun.

AREA PENGELOLA

No Jenis Ruang Jumlah Kapasitas Orang

6 R. Kepala dan Staff Bidang Perlengkapan, Ticketing, Komunikasi, Keamanan, Komersil, Kebersihan, Perparkiran

2 1 133

(31)

Tabel 4.14 Konsep luasan ruang area utilitas.

AREA UTILITAS

No Jenis Ruang Jumlah Kapasitas Orang Luas Total (m²)

1 Ruang genset 1 1 20

Sumber : Analisa penulis, buku Arsitek Data, dan buku Time Saver, 2015

Tabel 4.15 Konsep luasan ruang area park and ride.

AREA PARK and RIDE

No Jenis Ruang Jumla h

Kapasitas Orang Luas Total (m²)

1 Taman parkir 1 216 mobil

Sumber : Analisa penulis, buku Arsitek Data, dan buku Time Saver, 2015

4.2.2 Suasana Ruang dan Bentuk

Gambar 4.19 Suasana Ruang dan Bentuk 1 Sumber : Analisis pribadi, 2016

(32)

Gambar 4.20 Suasana Ruang dan Bentuk 2 Sumber : Analisis pribadi, 2016

Pada gambar 4.19 pembagian blok massa berdasarkan fungsi yang dibutuhkan stasiun kereta api.

Gambar 4.21 Suasana Ruang dan Bentuk 3 Sumber : Analisis pribadi, 2016

Pada gambar 4.20 penambahan core selain sebagai sirkulasi vertikal manusia juga digunakan sebagai sirkulasi utilitas, dan penambahan sky brigde sebagai penghubung antar bangunan stasiun.

Gambar 4.22 Suasana Ruang dan Bentuk 4 Sumber : Analisis pribadi, 2016

(33)

Gambar 4.23 Persepektif Bentukan Massa Sumber : Analisis pribadi, 2016

Gambar 4.24 Suasana Bentukan Massa Sumber : Analisis pribadi, 2016

4.3 Analisa Teknologi 4.3.1 Struktur

 Sub Structure (pondasi bangunan)

 Upper Structure (badan dan atap bangunan) Kriteria pemilihan struktur:

 Kriteria teknik

Sistem struktur harus dapat memenuhi persyaratan esensial yaitu : kekakuan, kekuatan dan kestabilan dan ketahanan terhadap kebakaran.

 Kriteria fungsi

Sistem struktur harus dapat memenuhi fungsi ruang fasilitas utama dalam bangunan.

 Kriteria estetika

(34)

 Pondasi dangkal : untuk bangunan sederhana, berlantai sedikit, yang bebannya relatif ringan, berupa pondasi setempat maupun lajur.

 Pondasi dalam : untuk bangunan kompleks, berlantai banyak, yang bebannya relatif besar berupa pondasi tiang, sumuran dan terapung.

Dalam memilih pondasi yang sesuai untuk Re-Desaian Stasiun Pulo Brayan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

Keadaan tanah pondasi

 Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 m di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak (spread foundation).

 Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 m di bawah permukaan tanah, maka pondasi tiang atau pondasi tiang apung (floating pile foundation) untuk memperbaiki kondisi tanah.

 Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 m di bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang (pile driven foundation) bila tidak terjadi penurunan.

 Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 m di bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor di tempat.

Batasan – batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan:

 Kondisi beban

 Sifat dinamis bangunan. Batasan- batasan di sekelilingnya

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan dimana di usahakan dengan cara apapun untuk memasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan.

Tabel 4.16 Jenis Pondasi

Jenis Pondasi dalam Tanah Keras Bahan Keterangan Pondasi tiang

Pondasi tiang strauss >15 m Beton bertulang cor

di tempat Tanah mudah di bor Pondasi tiang Franky 10 m-40 m Beton bertulang cor

di tempat

Lubang dibuat dengan alat penumbuk

Pondasi tiang bor 10 m- 40 m Beton bertulang cor di tempat

(35)

Pondasi Sumuran < 4 m Batu pecah/ beton Sumur seluas pondasi setempat

Pondasi Terapung ± 15 m Beton bertulang Berfungsi sebagai dinding basement

Sumber: google, 2016 Upper Structure

 Struktur pada bangunan Re-Desaian Stasiun Pulo Brayan, dibagi atas : Struktur badan

Pemilihan struktur badan berdasarkan pertimbangan :

 Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan pada Re-Desaian Stasiun Pulo Brayan.

 Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam pelaksanaannya. Berdasarkan kriteria di atas, maka pada bangunan Re-Desaian Stasiun Pulo Brayan menggunakan sistem struktur rigid frame dengan konstruksi baja wf.

Keuntungan struktur rigid frame :

 Mudah pelaksanaannya

 Tahan gempa

 Ekonomis

 Bukaan dan pembagian ruang yang lebih bebas karena dinding bukaan sebagai struktur hanya pengisi.

Tabel 4.17 Struktur Atas Menyalurkan Beban Dari Atas Bangunan Menuju Kebawah

Objek Kelemahan Kelebihan

Rangka batang Refleksi besar bila diterpa

angin

Fleksibilitas ruang tinggi, bentangan relatif besar (14 -22 meter), kuat dalam bentangan horizontal.

Dinding pemikul Fleksibilitas ruang kurang,

perlu keahlian khusus

Tidak menggunakan kolom, waktu pengerjaan cepat.

Balok Induk dan Pendukung

Ruang plafon relatif kecil

(1/20 -1/24 bentang) Bentang 9-18 meter, rangka penguat lantai

Kabel baja

Bukan sebagai rangka utama, ruang gaya tarik

yang besar

Daya tarik yang tinggi, bentangan 100-300 meter, fleksibilitas tinggi.

Plat Lantai Precast

Selisih ketinggian relatif kecil

(36)

Tabel 4.18 Struktur Bawah Menyalurkan Beban Bangunan Dari Struktur Atas Ke Tanah

Objek Keterangan

Pondasi Tiang Pancang

a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya 5ertikal maupun horizontal b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 meter)

c. Pengerjaan cepat dan mudah d. Bahan dari beton, baja, dan kayu

e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar

Pondasi Sumura

n

a. Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak

b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8 meter) c. Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan

d. Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah

Pondasi Bore Pile

a. Cukup aman untuk menahan gaya 5ertikal

b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter) c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi

d. Digunakan pada tanah yang tidak keras

e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar f. Tidak memakan waktu yang lama

g. Memerlukan keahlian khusus h. Tidak ekonomis

Tabel 4.19 Bahan Struktur, Bahan-Bahan Rangka Dasar Dari Bangunan

Kriteria Beton Baja Komposit

Unsur Agregat kasar/halus, air

dan semen Besi, karbon, oksigen Beton dan Baja

Sifat Mudah dibentuk, praktis Kaku Relatif fleksibel

Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan dan tarik

Daya tahan

(api/cuaca) 100-450 oC/non korosi 250

o

Pelaksanaan Bertahap, di lapangan Singkat, pabrikan Singkat, pabrikan

atau lapangan

Jenis Bertulang, praktekan 5 variasi rangka dan profil 5 variasi

Contoh Balok, kolom, lantai,

dinding core

Balok, kolom, kabel struktur

(37)

Tabel 4.20 Bahan Bangunan

Objek Keterangan

Kayu a. Digunakan untuk bangunan kecil dan rendah

b. Sebagai struktur rangka dan balok c. Jenis bahan pabrikan

d. Tidak tahan terhadap rayap e. Perawatan intensif

f. Gaya sesuai arah serat Aluminium

a. Sebagai struktur pendukung b. Jenis bahan pabrikan c. Perlu keahlian khusus d. Tahan cuaca tropis e. Penghantar panas f. Ringan

Gipsum a. Tingkat stabilitas tinggi b. Daya tahan tinggi c. Kedap suara d. Anti serangga

e. Ringan & Pemasangan praktis f. Aplikasi pada plafon dan partisi

Kaca a. Sebagai sturktur pelingkup

b. Perlu keahlian khusus

c. Permukaan yang rentan terhadap cuaca d. Tahan terhadap kelembaban

e. Ringan & Transparan f. Kuat pada fungsi tertentu

Kriteria pemilihan sistem struktur bangunan adalah : faktor ketinggian, faktor

teknis/ teknologi, faktor fisik, faktor ekonomis.

4.3.2 Utilitas

Instalasi Listrik

Fungsi Instalasi listrik merupakan peralatan, komponen dan instalasi listrik yang berfungsi untuk mensuplai dan mendistribusi tenaga Iistrik dalam memenuhi kebutuhan operasional stasiun dan kereta api.

1. Jenis :

(38)

2. Persyaratan Penempatan.

a) Ditempatkan di area luar dan/atau di dalam gedung stasiun yang memenuhi standar persyaratan umum instalasi listrik.

3. Persyaratan Komponen dan Peralatan a) Komponen Listrik terdiri atas:

 Catu daya utama, Catu daya cadangan, Panel listrik, dan Peralatan listrik lainnya.

b) Standar komponen dan peralatan listrik sesuai standar persyaratan umum instalasi listrik.

4. Persyaratan Operasi

a) Peralatan dan komponen listrik yang dioperasikan harus aman dan tidak membahayakan operasi stasiun, kereta api dan pengguna jasa.

b) Suplai listrik harus mampu mencukupi kebutuhan operasi bangunan stasiun dan operasi kereta api.

Instalasi Air

Fungsi Instalasi air merupakan peralatan, komponen dan instalasi air yang berfungsi untuk mensuplai dan mendistribusi air dalam memenuhi kebutuhan operasional stasiun dan kereta api.

1. Jenis:

a) Instalasi air bersih.

 Jaringan penyediaan air umum; dan Olahan. b) Instalasi air kotor atau limbah.

2. Persyaratan Penempatan.

a) Ditempatkan di area yang strategis dan terjangkau dan memenuhi persyaratan instalasi air dengan memperhatikan letak tata ruang gedung yang tidak mengganggu pergerakan penumpang dan operasional kereta api.

3. Persyaratan Pemasangan a) Instalasi air bersih

 Sistem air bersih dipasang dengan mempertimbangkan sumber air bersih, kualitas air bersih, sistem distribusi dan penampungannya.

(39)

b) Instalasi air kotor

 Sistem pembuangan air limbah dan/atau air kotor dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahaya.

 Standar komponen dan peralatan instalasi air kotor sesuai ketentuan di bidang lingkungan hidup.

4. Persyaratan Operasi a) Instalasi air bersih

 Ketersediaan air bersih harus mampu memenuhi kebutuhan operasi stasiun dan kereta api.

 Sistem distribusi air bersih dalam bangunan Stasiun Kereta Api harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang disyaratkan.

b) Instalasi air kotor

 Pertimbangan jenis air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem pengaliran/pembuangan dan penggunaan peralatan yang dibutuhkan.

 Pertimbangan tingkat bahaya air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk sistem pengolahan dan pembuangannya.

 Air limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya tidak boleh digabung dengan air Iimbah domestik.

 Air limbah yang berisi bahan beracun dan berbahaya (83) harus diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 Air limbah domestik sebelum dibuang ke saluran terbuka harus diproses sesuai dengan pedoman dan standar teknis yang berlaku.

c) Komponen instalasi air

 Pipa air, Peralatan instalasi, Penampungan air, Fasilitas dan peralatan instalasi air lainnya.

Pemadam Kebakaran

Fungsi Sebagai fasilitas pemadam kebakaran jika terjadi gejala atau kebakaran di gedung stasiun kereta api.

1. Jenis:

a) Hydran dengan selang dan/atau tabung. b) Sprinkle.

(40)

a) Oitempatkan di area yang strategis dan terjangkau jika terjadi kebakaran dengan memperhatikan letak tata ruang gedung yang tidak mengganggu pergerakan penumpang dan operasional kereta api.

3. PersyaratanTeknis.

a) Komponen instalasi kebakaran meliputi:

 tabung pemadam kebakaran, selang tabung, dan fasilitas dan peralatan pemadam kebakaran lainnya.

b) Persyaratan pemasangan, penempatan dan operasi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku di bidang pemadam kebakaran.

4.4 Kesimpulan

Judul skripsi adalah “Re-Desain Stasiun Pulo brayan” bangunan yang telah di analisa ini akan melakukan beberapa desain, sebagi berikut:

 Lokasi bangunan di Koordinat 3°37’54N 298°40’13”E, Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur dan Medan Barat, Kota Medan yang menghadap jalan utama yaitu, jln Yos sudarso.

 Fasat bangunan memiliki pemandangan visual yang akan menjerat mata.

Fungsi utama bangunan adalah stasiun kereta api penumpang yang walkable.

 Bangunan stasiun Pulo Brayan bertaraf kelas A.

 Menggunakan konsep “Arsitektur Teknologi Tinggi”.

(41)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Dasar

Tema yang diterapkan dalm perancangan ini adalah Arsitektur Teknologi Tinggi. Dimana penerapannya dapat dilihat dari material, struktur, dan fitur pada interior bangunan.

Gambar 5.1 Konsep Dasar Sumber : Pribadi, 2016

5.2 Konsep Perancangan Tapak 5.2.1 Gubahan Massa

Berikut adalah gambar bentukan massa pada tapak perancangan. Bentukan massa terdiri dari kumpulan persegi panjang dan bentuk lengkungan. Untuk bangunan stasiun sangat diperlukan bentuk massa persegi panjang, karena kereta api adalah transportasi berdimensi panjang. Sedangakan bentuk lengkungan sangat ideal untuk stasiun karena bisa dilihat dari bentuk kereta api itu sendiri yang memiliki atap lengkung.

(42)

5.2.2 Sirkulasi

Berikut adalah konsep sirkulasi pada tapak perancangan.

Gambar 5.3 Sirkulasi Sumber : Pribadi, 2016

Sirkulasi pada tapak perancangan menggunakan sistem sirkulasi satu arah dan dua arah. Untuk jalur kendaraan hanya ada satu jalan masuk dan jalan keluar dari staiun stasiun. Untuk drop off bus telah disediakan halte yang terbagi menjadi dua, yang berfungsi sebagai halte menurunkan dan halte menaikkan penumpang.

5.2.3 Parkir

Berikut adalah konsep perpakiran pada tapak perancangan.

(43)

Gambar 5.4 Parkiran terdapat pada lantai Ground. Sumber : Pribadi, 2016

5.2.4 Tata Hijau

Gambar 5.5 Ruang tata hijau Sumber : Pribadi, 2016

(44)

karena memancarkan hawa dingin dan sejuknya warna hijau yang membuat tapak kompleks dengan ruang hijau yang asri. Dengan tata ruang hijau yang sedemikian rupa maka stasiun tidak hanya berfungsi sebagai fasilitas umum, tetapi juga sebagai upaya penghijauan dan tempat pariwisata di Kota Medan.

5.3 Konsep Perancangan Zoning Bangunan

Gambar 5.6 Zoning bangunan Sumber : Pribadi, 2016

Lantai 1 parkiran

Lantai 2 retail space dan ticketing Lantai 3 kantor pengelola dan peron

5.3.1 Konsep Perancangan Utilitas Bangunan 5.3.2 Konsep Penyediaan Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM, bila mengalami kerusakan, maka sumur bor akan digunakan sebagai sumber air cadangan.

Diagram 5.1 Skema Air Bersih LANTAI 3

LANTAI 1 LANTAI 2

PDAM

Meteran Reservoir bawah

Pompa

Sumur bor

Pompa Fire hydrant Pompa

Reservoir atas

Chiller Fire house

(45)

5.3.3 Konsep Pembuangan Air Kotor

Diagram 5.2 Skema Air Buangan Sumber : Pribadi, 2016

Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air buangan harus terlebih dahulu melalui proses treatment.

5.3.4 Konsep Penanggulangan Kebakaran

Pencegahan kebakaran berarti segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali, salah satunya adalah melalui sistem deteksi awal untuk mengaktifkan alarm peringatan. Sedangkan penanggulangannya adalah untuk memadamkan penyalaan api yang tidak terkendali tersebut, yaitu sistem pemadaman yang diaktifkan alarm.

Sistem deteksi awal kebakaran, yaitu : 1. Alat deteksi asap (Smoke Detector)

Mempunyai kepekaan tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap di dalam ruang tempat alat itu dipasang.

2. Alat deteksi nyala api (Flame Detector)

Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut.

Sistem pemadam kebakaran terbagi atas tiga yaitu: 1. Pencegahan

a. Deteksi asap b. Deteksi panas 2. Penanggulangan

a. Fire hydrant : Melayani area seluas 500-800 m2

b. Fire extinguser : Melayani area seluas 200-250 m2 dengan jarak antara dua unit 20-25 m yang merupakan alat kebakaran portabel.

Dapur Toilet

Dapur Toilet

penampungan Water Pompa

Saluran pembuangan

kota Washtafel

(46)

c. Pilar hydrant : Diletakan di luar bangunan

d.Sprinkler : Melayani area seluas 10-25 m2/spinkler yang bekerja secara otomatis untuk memadamkan api sedini mungkin

Penyelamatan dengan menggunakan tangga kebakaran. Syarat tangga kebakaran adalah:

 Terbuat dari bahan tahan api, Terdapat penekanan asap.

 Di lantai dasar langsung ke luar ke alam bebas, Radius penempatan kira-kira 40 m

5.3.5 Konsep Sistem Elektrikal Sumber arus dari PLN

Generator set (Genset)

Untuk kebutuhan listrik pada saat terjadi pemadaman listrik PLN seperti yang terjadi akhir-akhir ini.Minimal genset ini dapat menyuplai listrik 50 % dari listrik yang dibutuhkan yaitu mencakup tenaga listrik utama, seperti penerangan umum, AC, pompa, dan lift.

UPS (Uninteruped Power Supply)

Merupakan baterai kering yang dapat menyuplai tenaga listrik sementara.UPS digunakan pada saat pemadaman listirk PLN dan kebakaran. UPS ini berguna untuk menyuplai listrik secara langsung pada bangunan khususnya pada fungsi yang sangat membutuhkan, seperti : penerangan darurat, dan fan-fan pada saat kebakaran.

(47)

5.3.6 Konsep Sistem Transportasi Vertikal’

Gambar 5.7 Transportasi vertikal Sumber : Pribadi, 2016

Transportasi vertikal pada bangunan stasiun menggunakan tangga dan eskalator. Tangga kebakaran ditunjukkan pada kotak warna merah yang terletak di kanan dan kiri bangunan stasiun. Untuk eskalator ditunjukkan pada kotak warna hitam yang terletak di tengah bangunan stasiun.

Gambar 5.8 Transportasi vertikal Sumber : Pribadi, 2016

(48)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

Bab ini merupakan hasil akhir dari perancanagn baru. Dimana temuannya adalah sebuah stasiun kereta api dengan inovasi yang tinggi. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan masayarakat kota Medan di masa yang akan datang. Berikut adalah hasil perancangan bangunan yang terdiri dari gambar-gambar perspektif bangunan, maket perancangan. Sedangkan gambar kerja akan disertakan pada lampiran.

6.1 Perspektif 3 Dimensi

Perspektif 3D terdiri dari susasa eksterior dan interior bangunan.

Gambar 6.1. Tampak Atas Site Perancangan Sumber : Pribadi, 2016

(49)

Gambar 6.3. Perspektif Suasana Bangunan dari Sisi Kanan Sumber : Pribadi, 2016

Gambar 6.4. Suasana Bangunan dari Depan Sumber : Pribadi, 2016

(50)

Gambar 6.6. Perspektif Atap Bangunan Sumber : Pribadi, 2016

Gambar 6.7. Perspektif Suasana Pedestrian Sumber : Pribadi, 2016

(51)

Gambar 6.9. Suasana Interior Peron Sumber : Pribadi, 2016

Gambar 6.10. Perspektif Suasana di Sekitar Rel Kereta Sumber : Pribadi, 2016

(52)

Gambar 6.12. Suasana Interior Restoran Sumber : Pribadi, 2016

Gambar 6.13. Suasana Interior Resepsionis Sumber : Pribadi, 2016

(53)

Gambar 6.15. Suasana Eksterior Taman Sumber : Pribadi, 2016

(54)

6.2 Maket Perancangan

Berikut adalah foto dari maket perancangan.

Gambar 6.16. Foto Maket Perancangan Kawasan Sumber : Pribadi, 2016

(55)

Gambar 6.18. Foto Maket Bangunan 2 Sumber : Pribadi, 2016

Gambar 6.19. Foto Maket Bangunan 3 Sumber : Pribadi, 2016

(56)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul

Re-desain Stasiun Pulo Brayan terdiri dari enam kata dengan makna masing-masing:

Re : sekali lagi atau kembali.

Desain : kerangka bentuk atau rancangan.

Stasiun : tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang

yang menggunakan jasa transportasi.

Pulo Brayan : kawasan yang terletak di Koordinat: 3°37’54N

98°40’13”E Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur dan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Dari pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa Re-desain Stasiun Pulo Brayan adalah proses pembaruan rancangan tempat menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api di kawasan yang terletak pada Koordinat: 3°37’54N

98°40’13”E, Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur dan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

2.2. Lokasi

Lokasi adalah letak atau tempat dimana fenomena geografi terjadi. Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relative. Lokasi absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis bujur (garis astronomis). Lokasi kawasan berada

(57)

Gambar 2.1 Kecamatan Pulo Brayan Sumber : google earth peta kota medan, 2016

2.2.1. Kriteria pemilihan lokasi

Lokasi penelitian dipilih berdasarkan kriteria-kriteria berikut :

a. Tinjauan terhadap Struktur Kota

Berada di kawasan pusaka kolonial yang merupakan daerah sejarah Pulo Brayan. Berada di Jalan Cemara dan Jalan Yos Sudarso Medan. Dalam pemilihan lokasi perancangan untuk Re-Desain Stasiun Pulo Brayan perlu memperhatikan Rencana

INDONESIA SUMATERA

KEC. MEDAN TIMUR MEDAN

ALTERNATIF SITE

(58)

Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK). Pemilihan lokasi haruslah sesuai dengan

kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan itu sendiri.

Tabel 2.1 Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro

No Kawasan Pusat Kegiatan

1 Kawasan

Perkotaan

Inti Medan

a. Pusat pemerintahan provinsi;

b. Pusat pemerintahan kota dan/atau kecamatan; c. Pusat perdagangan dan jasa skala internasiona,

nasional dan regional;

d. Pusat pelayanan pendidikan tinggi

e. Pusat pelayanan olah raga skala internasional, nasional dan regional;

f. Pusat pelayanan kesehatan skala internasional, nasional dan regional;

g. Pusat kegiatan industri kreatif h. Pusat kegiatan industri manufaktur;

i. Pusat kegiatan industri hilir pengelolaan hasil sektor unggulan perkebunan, perikanan dan kehutanan;

j. Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;

k. Pusat pelayanan transportasi laut internasional dan nasional;

l. Pusat pelayanan transportasi udara internasional dan nasional;

m. Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara; n. Pusat kegiatan pariwisata; dan

o. Pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya.

(59)

b. Pencapaian

Dapat diakses melalui jalan fly over Pulo Brayan atau Jalan umum seperti Jl. Yos Sudarso dan Jl. Cemara dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum.

Pencapaian dari Medan kota ke pulo brayan bengkel menggunakan kereta api :

 Dari Stasiun Medan jarak 4,65 km ± 16 menit

 Dari Stasiun Bandara Kualanamu 4 km ± 43 menit

 Dari Stasiun Belawan 21,6 km ± 1 jam 12 menit

Pencapaian dari Medan kota ke pulo brayan bengkel menggunakan mobil :

 Dari Jl. Perintis Kemerdekaan 4,7 km ± 37 menit

 Dari Jl. Tol Balmera 43 km ±52 menit

 Dari Jl. Batang Kuis dan Tol Balmera 40,4 km ± 1 jam

 Dari Jl. Perjuangan 30,7 km ±1 jam 2 menit

Gambar 2.2 pencapaian menuju Kecamatan Pulo Brayan

Sumber : data pribadi, 2016

c. Area Pelayanan

Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan dengan konsep bisnis dan pariwisata.

d. Status Kepemilikan

Status kepemilikan lahan adalah lahan PT KAI.

SITE

BINJAI ± 50 menit KUALANAMU ± 50

menit

MEDAN KOTA ± 50 menit DANAU TOBA ± 6

jam

(60)

e. Nilai Lahan

Nilai lahan relatif tinggi, karena berada di lahan PT KAI.

f. Peraturan

Tanah milik pemerintah yang merupakan pengembangan bisnis dan pariwisata, berfungsi sebagai perdagangan dan fungsi campuran berdasarkan RDTR Kota Medan.

2.2.2. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Tapak Perancangan

Berikut ini adalah deskripsi dari kondisi eksisting tapak :

Lokasi 1

a. Nama proyek : Re-desain Stasiun Pulo Brayan

b. Lokasi : Jalan Yos Sudarso, Koordinat 3°37’54N

298°40’13”E, Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur dan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

c. Batas-batas Site

Utara : Kecamatan Medan Deli Selatan : Jl. Cemara dan Fly Over

Timur : Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Barat : Jl. Yos Sudarso

d. Kondisi Existing

(61)

e. Luas Lahan

Luas lahan yang menjadi studi kasus sebesar 15.000 m² atau ± 1,5 Ha.

f. Kontur

Kontur pada lahan perancangan relatif datar.

g. KLB/KDB

KDB = 60%

h. Luas dan Ketinggian Bangunan

Luas bangunan = 36.000 m² Ketinggian bangunan = 4 lantai

i. Pemilik Bangunan

Pemilik dan pengelola bangunan adalah pihak PT KAI

j. Bangunan Eksisting

Bangunan Eksisting yang terdapat pada site adalah Balai Yasa PT KAI, Stasiun transit lama, rumah pegawai PT KAI, permukiman penduduk, bangunan komersil, bangunan kolonial, tower air PT KAI, dan rumah satelit PT. KAI.

k. Keistimewaan Site

(62)

Gambar 2.4 Jaringan jalan Kecamatan Medan Timur Sumber : RUTRK kota Medan, 2016

Lokasi 2

a. Nama proyek : Re-desain Stasiun Pulo Brayan

b. Lokasi : Jalan Cemara , Kelurahan Pulo Brayan Barat

2,Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

c. Batas-batas Site

(63)

d. Kondisi Existing

Gambar 2.5 kondisi eksisting Kecamatan Pulo Brayan Sumber : data pribadi dan google earth, 2016

e. Luas Lahan

Luas lahan yang menjadi studi kasus sebesar 15.000 m² atau ± 1,5 Ha.

f. Kontur

Kontur pada lahan perancangan relatif datar.

g. KLB/KDB

KDB = 60%

h. Luas dan Ketinggian Bangunan

Luas bangunan = 36.000 m² dan ketinggian bangunan = 4 lantai

i. Pemilik Bangunan

Pemilik dan pengelola bangunan adalah pihak PT KAI

j. Bangunan Eksisting

Bangunan Eksisting yang terdapat pada site adalah tower kereta api, permukiman penduduk, bangunan komersil.

k. Keistimewaan Site

(64)

Tabel 2.2 Analisa Penetapan Lokasi

Sumber : data pribadi, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi yang tepat untuk perancangan Re-Desain Stasiun Pulo Brayan adalah lokasi I yang terletak di Jalan

5 Lahan kosong (mudah pembebasan lahan)

11 Kesesuaian dengan RUTRK Medan

(65)

2.3. Tinjauan Umum Proyek 2.3.1. Perkembangan Kota

Perkembangan Kota Medan memilki magnet yang kuat untuk dikembangkan menjadi kawasan Metropolitan Mebidang-ro karena integrasi satu kawasan dengan kawasan lainnya sangatlah erat, selain itu Kota Medan memiliki lokasi yang sangat strategis dari hubungan transportasinya dengan kereta api yang menghubungkan Bandara Kualanamu-Kota Medan-Pelabuhan Belawan.

Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro sebagai Pusat Kegiatan Nasoinal (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan Mebidangro yang berada di Wilayah Sumatera Bagian Utara memiliki kedudukan strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT).

Poin penting ini menjadi landasan utama bagi pengembangan Metropolitan Mebidangro untuk menjadi pusat pelayanan kegiatan ekonomi regional tersebut. Selain itu, kawasan Metropolitan Mebidangro diharapkan mampu memberikan pelayanan yang prima untuk penduduk Metropolitan Mebidangro.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo, menyatakan bahwa penataan ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro bertujuan untuk mewujudkan :

1. Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing secara internasional dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional di bagian utara Pulau Sumatera.

2. Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan DAS (daerah aliran sungai).

3. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan

4. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan Perkotaan Mebidangro.

Khusus pada kawasan Medan Timur dikhususkan untuk menjadi pusat beberapa kegiatan, diantaranya :

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis,

 Pusat pelayanan transportasi (TOD),

(66)

Pada bagian Utara Kecamatan Medan Timur terdapat satu potensi yang menjadi salah satu pengembangan Metropolitan Mebidangro, yaitu Stasiun KA Pulo Brayan kota Medan dan lingkungan sekitar Stasiun KA yang memiliki nilai heritage, dengan elemen-elemen ruang yang dikembangkan adalah :

 Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara Jasa perhotelan, perkantoran.

 Pusat pelayanan transportasi (Stasiun KA Pulo Brayan).

 Ruang Terbuka Hijau Taman Kota.

2.3.2 Kebijakan Pembangunan

Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan. Tujuan penataan ruang Kota Medan pada masa yang akan datang tidak akan terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas. Untuk mendukung pengembangan peran dan fungsi Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional, serta tanggap dengan dinamika perkembangan dan permasalahan Kota Medan saat ini, maka kebijakan dan strategi pengembangan Kota Medan yang akan dituju, adalah:

“Terciptanya wilayah Kota Medan yang aman, nyaman, produktif dan

berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik sebagai daerah tujuan

investasi”

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut, maka melalui RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028 :

1. Terwujudnya pemanfaatan ruang Kota Medan yang sesuai dengan fungsi Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Kota Metropolitan serta tanggap terhadap dinamika perkembangan kota yang pesat;

2. Merangsang dan mendorong pengembangan sektor-sektor kegiatan ekonomi di kawasan utara dan pusat kota yang diperkirakan mempunyai skala pelayanan lokal, regional dan Internasional, sehingga diharapkan terbina hubungan saling ketergantungan yang saling menguntungkan antar kawasan utara Medan dengan kawasan pusat Kota maupun daerah belakangnya;

(67)

kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan implementasinya;

4. Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota yang memadai;

5. Melindungi kawasan sosial-budaya (bersejarah) yang merefleksikan elemen-elemen dari unit historis, sejarah pembangunan kota, arsitektur, aerkeologi, teknologi dan budaya melalui pelestarian kawasan sosial-budaya dan bangunan bersejarah;

Gambar 2.6 Gambar Rencana Pola Ruang Kecamatan Medan Timur Sumber : RUTRK kota Medan, 2016

2.3.3 Deskripsi Proyek

Re-Desain Stasiun Pulo Brayan adalah bangunan transportasi darat yang memberikan fasilitas yang diperlukan bagi masyarakat serta wisatawan yang ingin

berkunjung ke kawasan “Green Deli Oasis” Pulo Brayan, Medan. Stasiun memberikan beberapa keuntungan terhadap wisatawan maupun masyarakat sekitar karena menggunakan kereta api efisiensi waktu serta biaya adalah mimpi yang terwujud di jaman globalisasi seperti saat ini.

Stasiun KA Pulo Brayan yang sudah memiliki perencanaan proyek MRT (Mass Rapid Transit) untuk kedepannya lebih menjamin kemudahan masyarakan untuk “walkable” lebih baik menggunkan fasilitas umum dari pada kendaraan pribadi. Bisa dilihat dari keefisienan waktu serta biaya, mulai dari parkir, membayar pajak, membeli bahan bakar, dan menservis kendaran pribadi yang digunakan.

Peruntukkan lahan pada kawasan

perancangan adalah bangunan fungsi campuran,

transportasi, perumahatan, komersil dan ruang

(68)

Selain para wisatawan bisa dilihat dari seringnya intensitas petinggi negara luar yang berkunjung ke Indonesia ataupun kegiatan konferensi yang beberapa kali diadakan di Indonesia, hal ini menandakan Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi berkembangnya sarana transportasi yang memudahkan wisatawan.

Kegiatan Stasiun dapat memberikan manfaat langsung pada ekonomi masyarakat seperti akomodasi, hingga transportasi lokal sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kawasan perancangan seperti lapangan kerja, pertumubuhan ekonomi yang baik, dan Kota Medan lebih menjerat mata dunia.

2.3.4 Prinsip Perencenaan dan Perancangan Proyek

Berikut ini merupakan prinsip perencanaan sebuah bangunan dengan fungsi Stasiun Kereta Api untuk penumpang:

 Menciptakan bangunan stasiun penumpang dengan fungsi mengefisienkan waktu dan biaya.

 Perancangan stasiun memiliki standar yang harus dipenuhi, yaitu sebagai pedoman teknis bagi penyelenggara prasarana perkeretaapian dalam membangun stasiun kereta api untuk menjamin keselamatan, keamanan dan kelancaran perjalanan kereta api, naik turun penumpang dan bongkar muat barang.

 Menghidupkan kawasan Pulo Brayan, Medan dengan merancang stasiun yang memiliki konsep menggemukan Kota medan sebagi pusat yang terkoodinir dengan kawsan Pulo Brayan, Pelabuhan Belawan, dan Bandara Kualanamu.

 Merencanakan akses menuju lokasi perancangan yang aman, tenang, serta nyaman bagi kendaraan umum dan pejalan kaki.

2.3.5 Klasifikasi Stasiun Kereta Api

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM. 33 TAHUN 2011 Pasal 14

(1) Stasiun penumpang dikelompokkan dalam: a. kelas besar; b. kelas sedang; dan c. kelas kecil.

(69)

(3) Kelas stasiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan perkalian bobot setiap kriteria dan nilai komponen. Sobot yang diberikan untuk ma.

Pasal 15

Bobot yang diberikan untuk masing-masing kriteria sebagaimana dimakusud da/am Pasal 14 ditentukan 100 angka kredit dengan pembagian sebagai beikut :

a. fasilitas operasi maksimum 25 angka kredit; b. jumlah jalur maksimum 20 angka kredit; c. fasilitas penunjang maksimum 15 angka kredit; d. frekuensi lalu lintas maksimum 15 angka kredit; e. jumlah penumpang maksimum 20 angka kredit; dan f. jumlah barang maksimum 5 angka kredit.

Pasal 16

(1) Komponen fasilitas operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf a terdiri atas : a. Peralatan Persinyalan; b. Peralatan Telekomunikasi; dan c. Instalasi Listrik.

(2) Komponen jalur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf b terdiri atas : a. Lebih dari 10 jalur; b. 6 sampai dengan 10 jalur; dan c. Kurang dari 6 jalur.

(3) Komponen fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf c terdiri atas : a. Penunjang; dan b. Penunjang khusus.

(4) Komponen frekuensi lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf d merupakan frekuensi pergerakan kereta api per hari yang terdiri atas : a. Kereta api berhenti; dan b. Kereta api langsung.

(5) Komponen jumlah penumpang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf e merupakan jumlah pergerakan penumpang kereta api per hari yang terdiri atas : a. Lebih dari 50.000; b. 10.000 sampai dengan 50.000; dan c. Kurang dari 10.000.

Gambar

Tabel 4.13 Konsep luasan ruang area stasiun.
Gambar 4.19 Suasana Ruang dan Bentuk 1
Gambar 4.20 Suasana Ruang dan Bentuk 2
Gambar 4.23 Persepektif Bentukan Massa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilaksanakan di Lingkungan VI Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru Kecamatan M edan Timur Kota M edan, adapun yang menjadi masalah dalam penelitian

Dari penjabaran yang telah dijelaskan di atas maka perencanaan dan perancangan sebuah bangunan kolonial yang dipergunakan sebagai Stasiun Kereta Api yang mengutamakan pelayanan

disebutkan dalam pasal 35 bahwa stasiun kereta api berfungsi sebagai tempat.. kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani naik turun

Adapun renewal pada kawasan Pulo Brayan yaitu dengan membangun beberapa fungsi bangunan sebagai generator aktifitas masyarakat seperti Stasiun Kereta Api, Hotel,

Kajian Perubahan Elemen Fasade Arsitektur Kolonial (Studi Kasus : Stasiun Kereta Api

Stasiun kereta api Medan merupakan salahsatu bangunan yang memiliki peranan penting pada masa kolonial Belanda.. Bangunan ini sudah beberapa kali mengalami perubahan bentuk

Adapun renewal pada kawasan Pulo Brayan yaitu dengan membangun beberapa fungsi bangunan sebagai generator aktifitas masyarakat seperti Stasiun Kereta Api, Hotel,

Adapun renewal pada kawasan Pulo Brayan yaitu dengan membangun beberapa fungsi bangunan sebagai generator aktifitas masyarakat seperti Stasiun Kereta Api,