Sub Structure (pondasi bangunan)
Upper Structure (badan dan atap bangunan) Kriteria pemilihan struktur:
Kriteria teknik
Sistem struktur harus dapat memenuhi persyaratan esensial yaitu : kekakuan, kekuatan dan kestabilan dan ketahanan terhadap kebakaran.
Kriteria fungsi
Sistem struktur harus dapat memenuhi fungsi ruang fasilitas utama dalam bangunan.
Kriteria estetika
Sistem struktur harus dapat mengekspresikan keindahan. Untuk itu Sub Structure (pondasi bangunan) memiliki jenis pondasi terbagi dalam 2 (dua) klarifikasi, yaitu :
Pondasi dangkal : untuk bangunan sederhana, berlantai sedikit, yang bebannya relatif ringan, berupa pondasi setempat maupun lajur.
Pondasi dalam : untuk bangunan kompleks, berlantai banyak, yang bebannya relatif besar berupa pondasi tiang, sumuran dan terapung.
Dalam memilih pondasi yang sesuai untuk Re-Desaian Stasiun Pulo Brayan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
Keadaan tanah pondasi
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 m di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak (spread foundation).
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 m di bawah permukaan tanah, maka pondasi tiang atau pondasi tiang apung (floating pile foundation) untuk memperbaiki kondisi tanah.
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 m di bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang (pile driven foundation) bila tidak terjadi penurunan.
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 m di bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor di tempat.
Batasan – batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan:
Kondisi beban
Sifat dinamis bangunan. Batasan- batasan di sekelilingnya
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan dimana di usahakan dengan cara apapun untuk memasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan.
Tabel 4.16 Jenis Pondasi
Jenis Pondasi dalam Tanah Keras Bahan Keterangan Pondasi tiang
pancang 10 m- 40 m
Beton bertulang /baja komposit
Lapisan permukaan tanah atas labil/lunak
Pondasi tiang strauss >15 m Beton bertulang cor
di tempat Tanah mudah di bor Pondasi tiang Franky 10 m-40 m Beton bertulang cor
di tempat
Lubang dibuat dengan alat penumbuk
Pondasi tiang bor 10 m- 40 m Beton bertulang cor di tempat
Besar lubang seluas penampang dasar.
Pondasi Sumuran < 4 m Batu pecah/ beton Sumur seluas pondasi setempat
Pondasi Terapung ± 15 m Beton bertulang Berfungsi sebagai dinding basement
Sumber: google, 2016 Upper Structure
Struktur pada bangunan Re-Desaian Stasiun Pulo Brayan, dibagi atas : Struktur badan
Pemilihan struktur badan berdasarkan pertimbangan :
Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan pada Re-Desaian Stasiun Pulo Brayan.
Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam pelaksanaannya. Berdasarkan kriteria di atas, maka pada bangunan Re-Desaian Stasiun Pulo Brayan menggunakan sistem struktur rigid frame dengan konstruksi baja wf.
Keuntungan struktur rigid frame :
Mudah pelaksanaannya
Tahan gempa
Ekonomis
Bukaan dan pembagian ruang yang lebih bebas karena dinding bukaan sebagai struktur hanya pengisi.
Tabel 4.17 Struktur Atas Menyalurkan Beban Dari Atas Bangunan Menuju Kebawah
Objek Kelemahan Kelebihan
Rangka batang Refleksi besar bila diterpa
angin
Fleksibilitas ruang tinggi, bentangan relatif besar (14 -22 meter), kuat dalam bentangan horizontal.
Dinding pemikul Fleksibilitas ruang kurang,
perlu keahlian khusus
Tidak menggunakan kolom, waktu pengerjaan cepat.
Balok Induk dan Pendukung
Ruang plafon relatif kecil
(1/20 -1/24 bentang) Bentang 9-18 meter, rangka penguat lantai Kabel baja
Bukan sebagai rangka utama, ruang gaya tarik
yang besar
Daya tarik yang tinggi, bentangan 100- 300 meter, fleksibilitas tinggi.
Plat Lantai Precast
Selisih ketinggian relatif kecil
Praktis dalam pengerjaan, bentangan 4-10 meter, ruang plafon lebih tinggi.
Tabel 4.18 Struktur Bawah Menyalurkan Beban Bangunan Dari Struktur Atas Ke Tanah
Objek Keterangan
Pondasi Tiang Pancang
a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya 5ertikal maupun horizontal b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 meter)
c. Pengerjaan cepat dan mudah d. Bahan dari beton, baja, dan kayu
e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar Pondasi
Sumura n
a. Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8 meter) c. Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan
d. Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah
Pondasi Bore Pile
a. Cukup aman untuk menahan gaya 5ertikal
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter) c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi
d. Digunakan pada tanah yang tidak keras
e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar f. Tidak memakan waktu yang lama
g. Memerlukan keahlian khusus h. Tidak ekonomis
Tabel 4.19 Bahan Struktur, Bahan-Bahan Rangka Dasar Dari Bangunan
Kriteria Beton Baja Komposit
Unsur Agregat kasar/halus, air
dan semen Besi, karbon, oksigen Beton dan Baja
Sifat Mudah dibentuk, praktis Kaku Relatif fleksibel
Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan dan tarik
Daya tahan
(api/cuaca) 100-450 oC/non korosi 250
o
C/ korosi 100-450 oC/non korosi Pengontrolan
kualitas Ketat Relatif merata Ketat
Keahlian Menengah Ahli khusus Ahli khusus
Pelaksanaan Bertahap, di lapangan Singkat, pabrikan Singkat, pabrikan
atau lapangan
Jenis Bertulang, praktekan 5 variasi rangka dan profil 5 variasi
Contoh Balok, kolom, lantai,
dinding core
Balok, kolom, kabel struktur
Balok, kolom, lantai, dinding core.
Tabel 4.20 Bahan Bangunan
Objek Keterangan
Kayu a. Digunakan untuk bangunan kecil dan rendah
b. Sebagai struktur rangka dan balok c. Jenis bahan pabrikan
d. Tidak tahan terhadap rayap e. Perawatan intensif
f. Gaya sesuai arah serat Aluminium
a. Sebagai struktur pendukung b. Jenis bahan pabrikan c. Perlu keahlian khusus d. Tahan cuaca tropis e. Penghantar panas f. Ringan
Gipsum a. Tingkat stabilitas tinggi b. Daya tahan tinggi c. Kedap suara d. Anti serangga
e. Ringan & Pemasangan praktis f. Aplikasi pada plafon dan partisi
Kaca a. Sebagai sturktur pelingkup
b. Perlu keahlian khusus
c. Permukaan yang rentan terhadap cuaca d. Tahan terhadap kelembaban
e. Ringan & Transparan f. Kuat pada fungsi tertentu
Kriteria pemilihan sistem struktur bangunan adalah : faktor ketinggian, faktor teknis/ teknologi, faktor fisik, faktor ekonomis.
4.3.2 Utilitas
Instalasi Listrik
Fungsi Instalasi listrik merupakan peralatan, komponen dan instalasi listrik yang berfungsi untuk mensuplai dan mendistribusi tenaga Iistrik dalam memenuhi kebutuhan operasional stasiun dan kereta api.
1. Jenis :
a) Jaringan penyediaan Iistrik umum. b) Sumber tenaga listrik sendiri.
2. Persyaratan Penempatan.
a) Ditempatkan di area luar dan/atau di dalam gedung stasiun yang memenuhi standar persyaratan umum instalasi listrik.
3. Persyaratan Komponen dan Peralatan a) Komponen Listrik terdiri atas:
Catu daya utama, Catu daya cadangan, Panel listrik, dan Peralatan listrik lainnya.
b) Standar komponen dan peralatan listrik sesuai standar persyaratan umum instalasi listrik.
4. Persyaratan Operasi
a) Peralatan dan komponen listrik yang dioperasikan harus aman dan tidak membahayakan operasi stasiun, kereta api dan pengguna jasa.
b) Suplai listrik harus mampu mencukupi kebutuhan operasi bangunan stasiun dan operasi kereta api.
Instalasi Air
Fungsi Instalasi air merupakan peralatan, komponen dan instalasi air yang berfungsi untuk mensuplai dan mendistribusi air dalam memenuhi kebutuhan operasional stasiun dan kereta api.
1. Jenis:
a) Instalasi air bersih.
Jaringan penyediaan air umum; dan Olahan. b) Instalasi air kotor atau limbah.
2. Persyaratan Penempatan.
a) Ditempatkan di area yang strategis dan terjangkau dan memenuhi persyaratan instalasi air dengan memperhatikan letak tata ruang gedung yang tidak mengganggu pergerakan penumpang dan operasional kereta api.
3. Persyaratan Pemasangan a) Instalasi air bersih
Sistem air bersih dipasang dengan mempertimbangkan sumber air bersih, kualitas air bersih, sistem distribusi dan penampungannya.
Standar komponen dan peralatan air bersih sesuai ketentuan di bidang gedung dan bangunan.
b) Instalasi air kotor
Sistem pembuangan air limbah dan/atau air kotor dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahaya.
Standar komponen dan peralatan instalasi air kotor sesuai ketentuan di bidang lingkungan hidup.
4. Persyaratan Operasi a) Instalasi air bersih
Ketersediaan air bersih harus mampu memenuhi kebutuhan operasi stasiun dan kereta api.
Sistem distribusi air bersih dalam bangunan Stasiun Kereta Api harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang disyaratkan.
b) Instalasi air kotor
Pertimbangan jenis air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem pengaliran/pembuangan dan penggunaan peralatan yang dibutuhkan.
Pertimbangan tingkat bahaya air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk sistem pengolahan dan pembuangannya.
Air limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya tidak boleh digabung dengan air Iimbah domestik.
Air limbah yang berisi bahan beracun dan berbahaya (83) harus diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Air limbah domestik sebelum dibuang ke saluran terbuka harus diproses sesuai dengan pedoman dan standar teknis yang berlaku.
c) Komponen instalasi air
Pipa air, Peralatan instalasi, Penampungan air, Fasilitas dan peralatan instalasi air lainnya.
Pemadam Kebakaran
Fungsi Sebagai fasilitas pemadam kebakaran jika terjadi gejala atau kebakaran di gedung stasiun kereta api.
1. Jenis:
a) Hydran dengan selang dan/atau tabung. b) Sprinkle.
a) Oitempatkan di area yang strategis dan terjangkau jika terjadi kebakaran dengan memperhatikan letak tata ruang gedung yang tidak mengganggu pergerakan penumpang dan operasional kereta api.
3. PersyaratanTeknis.
a) Komponen instalasi kebakaran meliputi:
tabung pemadam kebakaran, selang tabung, dan fasilitas dan peralatan pemadam kebakaran lainnya.
b) Persyaratan pemasangan, penempatan dan operasi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku di bidang pemadam kebakaran.
4.4 Kesimpulan
Judul skripsi adalah “Re-Desain Stasiun Pulo brayan” bangunan yang telah di analisa ini akan melakukan beberapa desain, sebagi berikut:
Lokasi bangunan di Koordinat 3°37’54N 298°40’13”E, Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur dan Medan Barat, Kota Medan yang menghadap jalan utama yaitu, jln Yos sudarso.
Fasat bangunan memiliki pemandangan visual yang akan menjerat mata.
Fungsi utama bangunan adalah stasiun kereta api penumpang yang walkable.
Bangunan stasiun Pulo Brayan bertaraf kelas A.
Menggunakan konsep “Arsitektur Teknologi Tinggi”.
Bangun Stasiun dirancang walkable sehingga nyaman dan mudah diakses dengan berjalan kaki, masyarakat bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan jangka waktu dan biaya yang lebih efisien.
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Dasar
Tema yang diterapkan dalm perancangan ini adalah Arsitektur Teknologi Tinggi. Dimana penerapannya dapat dilihat dari material, struktur, dan fitur pada interior bangunan.
Gambar 5.1 Konsep Dasar Sumber : Pribadi, 2016
5.2 Konsep Perancangan Tapak