• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Teknologi

Dalam dokumen Re-Desain Stasiun Pulo Brayan (Halaman 33-41)

 Sub Structure (pondasi bangunan)

 Upper Structure (badan dan atap bangunan) Kriteria pemilihan struktur:

 Kriteria teknik

Sistem struktur harus dapat memenuhi persyaratan esensial yaitu : kekakuan, kekuatan dan kestabilan dan ketahanan terhadap kebakaran.

 Kriteria fungsi

Sistem struktur harus dapat memenuhi fungsi ruang fasilitas utama dalam bangunan.

 Kriteria estetika

Sistem struktur harus dapat mengekspresikan keindahan. Untuk itu Sub Structure (pondasi bangunan) memiliki jenis pondasi terbagi dalam 2 (dua) klarifikasi, yaitu :

 Pondasi dangkal : untuk bangunan sederhana, berlantai sedikit, yang bebannya relatif ringan, berupa pondasi setempat maupun lajur.

 Pondasi dalam : untuk bangunan kompleks, berlantai banyak, yang bebannya relatif besar berupa pondasi tiang, sumuran dan terapung.

Dalam memilih pondasi yang sesuai untuk Re-Desaian Stasiun Pulo Brayan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

Keadaan tanah pondasi

 Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 m di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak (spread foundation).

 Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 m di bawah permukaan tanah, maka pondasi tiang atau pondasi tiang apung (floating pile foundation) untuk memperbaiki kondisi tanah.

 Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 m di bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang (pile driven foundation) bila tidak terjadi penurunan.

 Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 m di bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor di tempat.

Batasan – batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan:

 Kondisi beban

 Sifat dinamis bangunan. Batasan- batasan di sekelilingnya

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan dimana di usahakan dengan cara apapun untuk memasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan.

Tabel 4.16 Jenis Pondasi

Jenis Pondasi dalam Tanah Keras Bahan Keterangan Pondasi tiang

pancang 10 m- 40 m

Beton bertulang /baja komposit

Lapisan permukaan tanah atas labil/lunak

Pondasi tiang strauss >15 m Beton bertulang cor

di tempat Tanah mudah di bor Pondasi tiang Franky 10 m-40 m Beton bertulang cor

di tempat

Lubang dibuat dengan alat penumbuk

Pondasi tiang bor 10 m- 40 m Beton bertulang cor di tempat

Besar lubang seluas penampang dasar.

Pondasi Sumuran < 4 m Batu pecah/ beton Sumur seluas pondasi setempat

Pondasi Terapung ± 15 m Beton bertulang Berfungsi sebagai dinding basement

Sumber: google, 2016 Upper Structure

 Struktur pada bangunan Re-Desaian Stasiun Pulo Brayan, dibagi atas : Struktur badan

Pemilihan struktur badan berdasarkan pertimbangan :

 Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan pada Re-Desaian Stasiun Pulo Brayan.

 Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam pelaksanaannya. Berdasarkan kriteria di atas, maka pada bangunan Re-Desaian Stasiun Pulo Brayan menggunakan sistem struktur rigid frame dengan konstruksi baja wf.

Keuntungan struktur rigid frame :

 Mudah pelaksanaannya

 Tahan gempa

 Ekonomis

 Bukaan dan pembagian ruang yang lebih bebas karena dinding bukaan sebagai struktur hanya pengisi.

Tabel 4.17 Struktur Atas Menyalurkan Beban Dari Atas Bangunan Menuju Kebawah

Objek Kelemahan Kelebihan

Rangka batang Refleksi besar bila diterpa

angin

Fleksibilitas ruang tinggi, bentangan relatif besar (14 -22 meter), kuat dalam bentangan horizontal.

Dinding pemikul Fleksibilitas ruang kurang,

perlu keahlian khusus

Tidak menggunakan kolom, waktu pengerjaan cepat.

Balok Induk dan Pendukung

Ruang plafon relatif kecil

(1/20 -1/24 bentang) Bentang 9-18 meter, rangka penguat lantai Kabel baja

Bukan sebagai rangka utama, ruang gaya tarik

yang besar

Daya tarik yang tinggi, bentangan 100- 300 meter, fleksibilitas tinggi.

Plat Lantai Precast

Selisih ketinggian relatif kecil

Praktis dalam pengerjaan, bentangan 4-10 meter, ruang plafon lebih tinggi.

Tabel 4.18 Struktur Bawah Menyalurkan Beban Bangunan Dari Struktur Atas Ke Tanah

Objek Keterangan

Pondasi Tiang Pancang

a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya 5ertikal maupun horizontal b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 meter)

c. Pengerjaan cepat dan mudah d. Bahan dari beton, baja, dan kayu

e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar Pondasi

Sumura n

a. Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak

b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8 meter) c. Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan

d. Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah

Pondasi Bore Pile

a. Cukup aman untuk menahan gaya 5ertikal

b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter) c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi

d. Digunakan pada tanah yang tidak keras

e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar f. Tidak memakan waktu yang lama

g. Memerlukan keahlian khusus h. Tidak ekonomis

Tabel 4.19 Bahan Struktur, Bahan-Bahan Rangka Dasar Dari Bangunan

Kriteria Beton Baja Komposit

Unsur Agregat kasar/halus, air

dan semen Besi, karbon, oksigen Beton dan Baja

Sifat Mudah dibentuk, praktis Kaku Relatif fleksibel

Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan dan tarik

Daya tahan

(api/cuaca) 100-450 oC/non korosi 250

o

C/ korosi 100-450 oC/non korosi Pengontrolan

kualitas Ketat Relatif merata Ketat

Keahlian Menengah Ahli khusus Ahli khusus

Pelaksanaan Bertahap, di lapangan Singkat, pabrikan Singkat, pabrikan

atau lapangan

Jenis Bertulang, praktekan 5 variasi rangka dan profil 5 variasi

Contoh Balok, kolom, lantai,

dinding core

Balok, kolom, kabel struktur

Balok, kolom, lantai, dinding core.

Tabel 4.20 Bahan Bangunan

Objek Keterangan

Kayu a. Digunakan untuk bangunan kecil dan rendah

b. Sebagai struktur rangka dan balok c. Jenis bahan pabrikan

d. Tidak tahan terhadap rayap e. Perawatan intensif

f. Gaya sesuai arah serat Aluminium

a. Sebagai struktur pendukung b. Jenis bahan pabrikan c. Perlu keahlian khusus d. Tahan cuaca tropis e. Penghantar panas f. Ringan

Gipsum a. Tingkat stabilitas tinggi b. Daya tahan tinggi c. Kedap suara d. Anti serangga

e. Ringan & Pemasangan praktis f. Aplikasi pada plafon dan partisi

Kaca a. Sebagai sturktur pelingkup

b. Perlu keahlian khusus

c. Permukaan yang rentan terhadap cuaca d. Tahan terhadap kelembaban

e. Ringan & Transparan f. Kuat pada fungsi tertentu

Kriteria pemilihan sistem struktur bangunan adalah : faktor ketinggian, faktor teknis/ teknologi, faktor fisik, faktor ekonomis.

4.3.2 Utilitas

Instalasi Listrik

Fungsi Instalasi listrik merupakan peralatan, komponen dan instalasi listrik yang berfungsi untuk mensuplai dan mendistribusi tenaga Iistrik dalam memenuhi kebutuhan operasional stasiun dan kereta api.

1. Jenis :

a) Jaringan penyediaan Iistrik umum. b) Sumber tenaga listrik sendiri.

2. Persyaratan Penempatan.

a) Ditempatkan di area luar dan/atau di dalam gedung stasiun yang memenuhi standar persyaratan umum instalasi listrik.

3. Persyaratan Komponen dan Peralatan a) Komponen Listrik terdiri atas:

 Catu daya utama, Catu daya cadangan, Panel listrik, dan Peralatan listrik lainnya.

b) Standar komponen dan peralatan listrik sesuai standar persyaratan umum instalasi listrik.

4. Persyaratan Operasi

a) Peralatan dan komponen listrik yang dioperasikan harus aman dan tidak membahayakan operasi stasiun, kereta api dan pengguna jasa.

b) Suplai listrik harus mampu mencukupi kebutuhan operasi bangunan stasiun dan operasi kereta api.

Instalasi Air

Fungsi Instalasi air merupakan peralatan, komponen dan instalasi air yang berfungsi untuk mensuplai dan mendistribusi air dalam memenuhi kebutuhan operasional stasiun dan kereta api.

1. Jenis:

a) Instalasi air bersih.

 Jaringan penyediaan air umum; dan Olahan. b) Instalasi air kotor atau limbah.

2. Persyaratan Penempatan.

a) Ditempatkan di area yang strategis dan terjangkau dan memenuhi persyaratan instalasi air dengan memperhatikan letak tata ruang gedung yang tidak mengganggu pergerakan penumpang dan operasional kereta api.

3. Persyaratan Pemasangan a) Instalasi air bersih

 Sistem air bersih dipasang dengan mempertimbangkan sumber air bersih, kualitas air bersih, sistem distribusi dan penampungannya.

 Standar komponen dan peralatan air bersih sesuai ketentuan di bidang gedung dan bangunan.

b) Instalasi air kotor

 Sistem pembuangan air limbah dan/atau air kotor dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahaya.

 Standar komponen dan peralatan instalasi air kotor sesuai ketentuan di bidang lingkungan hidup.

4. Persyaratan Operasi a) Instalasi air bersih

 Ketersediaan air bersih harus mampu memenuhi kebutuhan operasi stasiun dan kereta api.

 Sistem distribusi air bersih dalam bangunan Stasiun Kereta Api harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang disyaratkan.

b) Instalasi air kotor

 Pertimbangan jenis air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem pengaliran/pembuangan dan penggunaan peralatan yang dibutuhkan.

 Pertimbangan tingkat bahaya air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk sistem pengolahan dan pembuangannya.

 Air limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya tidak boleh digabung dengan air Iimbah domestik.

 Air limbah yang berisi bahan beracun dan berbahaya (83) harus diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 Air limbah domestik sebelum dibuang ke saluran terbuka harus diproses sesuai dengan pedoman dan standar teknis yang berlaku.

c) Komponen instalasi air

 Pipa air, Peralatan instalasi, Penampungan air, Fasilitas dan peralatan instalasi air lainnya.

Pemadam Kebakaran

Fungsi Sebagai fasilitas pemadam kebakaran jika terjadi gejala atau kebakaran di gedung stasiun kereta api.

1. Jenis:

a) Hydran dengan selang dan/atau tabung. b) Sprinkle.

a) Oitempatkan di area yang strategis dan terjangkau jika terjadi kebakaran dengan memperhatikan letak tata ruang gedung yang tidak mengganggu pergerakan penumpang dan operasional kereta api.

3. PersyaratanTeknis.

a) Komponen instalasi kebakaran meliputi:

 tabung pemadam kebakaran, selang tabung, dan fasilitas dan peralatan pemadam kebakaran lainnya.

b) Persyaratan pemasangan, penempatan dan operasi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku di bidang pemadam kebakaran.

4.4 Kesimpulan

Judul skripsi adalah “Re-Desain Stasiun Pulo brayan” bangunan yang telah di analisa ini akan melakukan beberapa desain, sebagi berikut:

 Lokasi bangunan di Koordinat 3°37’54N 298°40’13”E, Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur dan Medan Barat, Kota Medan yang menghadap jalan utama yaitu, jln Yos sudarso.

 Fasat bangunan memiliki pemandangan visual yang akan menjerat mata.

Fungsi utama bangunan adalah stasiun kereta api penumpang yang walkable.

 Bangunan stasiun Pulo Brayan bertaraf kelas A.

 Menggunakan konsep “Arsitektur Teknologi Tinggi”.

Bangun Stasiun dirancang walkable sehingga nyaman dan mudah diakses dengan berjalan kaki, masyarakat bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan jangka waktu dan biaya yang lebih efisien.

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Dasar

Tema yang diterapkan dalm perancangan ini adalah Arsitektur Teknologi Tinggi. Dimana penerapannya dapat dilihat dari material, struktur, dan fitur pada interior bangunan.

Gambar 5.1 Konsep Dasar Sumber : Pribadi, 2016

5.2 Konsep Perancangan Tapak

Dalam dokumen Re-Desain Stasiun Pulo Brayan (Halaman 33-41)

Dokumen terkait