• Tidak ada hasil yang ditemukan

Re-Desain Stasiun Pulo Brayan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Re-Desain Stasiun Pulo Brayan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul

Re-desain Stasiun Pulo Brayan terdiri dari enam kata dengan makna masing-masing:  Re : sekali lagi atau kembali.

Desain : kerangka bentuk atau rancangan.

Stasiun : tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa transportasi.

Pulo Brayan : kawasan yang terletak di Koordinat: 3°37’54N

98°40’13”E Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur dan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Dari pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa Re-desain Stasiun Pulo Brayan adalah proses pembaruan rancangan tempat menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api di kawasan yang terletak pada Koordinat: 3°37’54N

98°40’13”E, Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur dan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

2.2. Lokasi

Lokasi adalah letak atau tempat dimana fenomena geografi terjadi. Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relative. Lokasi absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis bujur (garis astronomis). Lokasi kawasan berada

(2)

Gambar 2.1 Kecamatan Pulo Brayan Sumber : google earth peta kota medan, 2016

2.2.1. Kriteria pemilihan lokasi

Lokasi penelitian dipilih berdasarkan kriteria-kriteria berikut :

a. Tinjauan terhadap Struktur Kota

Berada di kawasan pusaka kolonial yang merupakan daerah sejarah Pulo Brayan. Berada di Jalan Cemara dan Jalan Yos Sudarso Medan. Dalam pemilihan lokasi perancangan untuk Re-Desain Stasiun Pulo Brayan perlu memperhatikan Rencana

INDONESIA SUMATERA

KEC. MEDAN TIMUR MEDAN

ALTERNATIF SITE

(3)

Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK). Pemilihan lokasi haruslah sesuai dengan

kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan itu sendiri.

Tabel 2.1 Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro No Kawasan Pusat Kegiatan

1 Kawasan

Perkotaan

Inti Medan

a. Pusat pemerintahan provinsi;

b. Pusat pemerintahan kota dan/atau kecamatan; c. Pusat perdagangan dan jasa skala internasiona,

nasional dan regional;

d. Pusat pelayanan pendidikan tinggi

e. Pusat pelayanan olah raga skala internasional, nasional dan regional;

f. Pusat pelayanan kesehatan skala internasional, nasional dan regional;

g. Pusat kegiatan industri kreatif h. Pusat kegiatan industri manufaktur;

i. Pusat kegiatan industri hilir pengelolaan hasil sektor unggulan perkebunan, perikanan dan kehutanan;

j. Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;

k. Pusat pelayanan transportasi laut internasional dan nasional;

l. Pusat pelayanan transportasi udara internasional dan nasional;

m.Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara; n. Pusat kegiatan pariwisata; dan

o. Pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya.

(4)

b. Pencapaian

Dapat diakses melalui jalan fly over Pulo Brayan atau Jalan umum seperti Jl. Yos Sudarso dan Jl. Cemara dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum.

Pencapaian dari Medan kota ke pulo brayan bengkel menggunakan kereta api :  Dari Stasiun Medan jarak 4,65 km ± 16 menit

 Dari Stasiun Bandara Kualanamu 4 km ± 43 menit  Dari Stasiun Belawan 21,6 km ± 1 jam 12 menit

Pencapaian dari Medan kota ke pulo brayan bengkel menggunakan mobil :  Dari Jl. Perintis Kemerdekaan 4,7 km ± 37 menit

 Dari Jl. Tol Balmera 43 km ±52 menit

 Dari Jl. Batang Kuis dan Tol Balmera 40,4 km ± 1 jam  Dari Jl. Perjuangan 30,7 km ±1 jam 2 menit

Gambar 2.2 pencapaian menuju Kecamatan Pulo Brayan

Sumber : data pribadi, 2016 c. Area Pelayanan

Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan dengan konsep bisnis dan pariwisata.

d. Status Kepemilikan

Status kepemilikan lahan adalah lahan PT KAI.

SITE

BINJAI ± 50 menit KUALANAMU ± 50

menit

MEDAN KOTA ± 50

menit

DANAU TOBA ± 6

jam

(5)

e. Nilai Lahan

Nilai lahan relatif tinggi, karena berada di lahan PT KAI.

f. Peraturan

Tanah milik pemerintah yang merupakan pengembangan bisnis dan pariwisata, berfungsi sebagai perdagangan dan fungsi campuran berdasarkan RDTR Kota Medan.

2.2.2. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Tapak Perancangan

Berikut ini adalah deskripsi dari kondisi eksisting tapak :

Lokasi 1

a. Nama proyek : Re-desain Stasiun Pulo Brayan

b. Lokasi : Jalan Yos Sudarso, Koordinat 3°37’54N

298°40’13”E, Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur dan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

c. Batas-batas Site

Utara : Kecamatan Medan Deli Selatan : Jl. Cemara dan Fly Over

Timur : Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Barat : Jl. Yos Sudarso

d. Kondisi Existing

(6)

e. Luas Lahan

Luas lahan yang menjadi studi kasus sebesar 15.000 m² atau ± 1,5 Ha.

f. Kontur

Kontur pada lahan perancangan relatif datar.

g. KLB/KDB

KDB = 60%

h. Luas dan Ketinggian Bangunan

Luas bangunan = 36.000 m² Ketinggian bangunan = 4 lantai

i. Pemilik Bangunan

Pemilik dan pengelola bangunan adalah pihak PT KAI

j. Bangunan Eksisting

Bangunan Eksisting yang terdapat pada site adalah Balai Yasa PT KAI, Stasiun transit lama, rumah pegawai PT KAI, permukiman penduduk, bangunan komersil, bangunan kolonial, tower air PT KAI, dan rumah satelit PT. KAI.

k. Keistimewaan Site

(7)

Gambar 2.4 Jaringan jalan Kecamatan Medan Timur Sumber : RUTRK kota Medan, 2016

Lokasi 2

a. Nama proyek :Re-desain Stasiun Pulo Brayan

b. Lokasi : Jalan Cemara , Kelurahan Pulo Brayan Barat

2,Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

c. Batas-batas Site

(8)

d. Kondisi Existing

Gambar 2.5 kondisi eksisting Kecamatan Pulo Brayan Sumber : data pribadi dan google earth, 2016

e. Luas Lahan

Luas lahan yang menjadi studi kasus sebesar 15.000 m² atau ± 1,5 Ha.

f. Kontur

Kontur pada lahan perancangan relatif datar.

g. KLB/KDB

KDB = 60%

h. Luas dan Ketinggian Bangunan

Luas bangunan = 36.000 m² dan ketinggian bangunan = 4 lantai

i. Pemilik Bangunan

Pemilik dan pengelola bangunan adalah pihak PT KAI

j. Bangunan Eksisting

Bangunan Eksisting yang terdapat pada site adalah tower kereta api, permukiman penduduk, bangunan komersil.

k. Keistimewaan Site

(9)

Tabel 2.2 Analisa Penetapan Lokasi

Sumber : data pribadi, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi yang tepat untuk perancangan Re-Desain Stasiun Pulo Brayan adalah lokasi I yang terletak di Jalan

5 Lahan kosong (mudah pembebasan lahan)

(10)

2.3. Tinjauan Umum Proyek 2.3.1. Perkembangan Kota

Perkembangan Kota Medan memilki magnet yang kuat untuk dikembangkan menjadi kawasan Metropolitan Mebidang-ro karena integrasi satu kawasan dengan kawasan lainnya sangatlah erat, selain itu Kota Medan memiliki lokasi yang sangat strategis dari hubungan transportasinya dengan kereta api yang menghubungkan Bandara Kualanamu-Kota Medan-Pelabuhan Belawan.

Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro sebagai Pusat Kegiatan Nasoinal (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan Mebidangro yang berada di Wilayah Sumatera Bagian Utara memiliki kedudukan strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT).

Poin penting ini menjadi landasan utama bagi pengembangan Metropolitan Mebidangro untuk menjadi pusat pelayanan kegiatan ekonomi regional tersebut. Selain itu, kawasan Metropolitan Mebidangro diharapkan mampu memberikan pelayanan yang prima untuk penduduk Metropolitan Mebidangro.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo, menyatakan bahwa penataan ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro bertujuan untuk mewujudkan :

1. Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing secara internasional dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional di bagian utara Pulau Sumatera.

2. Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan DAS (daerah aliran sungai).

3. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan

4. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan Perkotaan Mebidangro.

Khusus pada kawasan Medan Timur dikhususkan untuk menjadi pusat beberapa kegiatan, diantaranya :

(11)

Pada bagian Utara Kecamatan Medan Timur terdapat satu potensi yang menjadi salah satu pengembangan Metropolitan Mebidangro, yaitu Stasiun KA Pulo Brayan kota Medan dan lingkungan sekitar Stasiun KA yang memiliki nilai heritage, dengan elemen-elemen ruang yang dikembangkan adalah :

 Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara Jasa perhotelan, perkantoran.

 Pusat pelayanan transportasi (Stasiun KA Pulo Brayan).  Ruang Terbuka Hijau Taman Kota.

2.3.2 Kebijakan Pembangunan

Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan. Tujuan penataan ruang Kota Medan pada masa yang akan datang tidak akan terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas. Untuk mendukung pengembangan peran dan fungsi Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional, serta tanggap dengan dinamika perkembangan dan permasalahan Kota Medan saat ini, maka kebijakan dan strategi pengembangan Kota Medan yang akan dituju, adalah:

“Terciptanya wilayah Kota Medan yang aman, nyaman, produktif dan

berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik sebagai daerah tujuan

investasi”

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut, maka melalui RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028 :

1. Terwujudnya pemanfaatan ruang Kota Medan yang sesuai dengan fungsi Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Kota Metropolitan serta tanggap terhadap dinamika perkembangan kota yang pesat;

2. Merangsang dan mendorong pengembangan sektor-sektor kegiatan ekonomi di kawasan utara dan pusat kota yang diperkirakan mempunyai skala pelayanan lokal, regional dan Internasional, sehingga diharapkan terbina hubungan saling ketergantungan yang saling menguntungkan antar kawasan utara Medan dengan kawasan pusat Kota maupun daerah belakangnya;

(12)

kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan implementasinya;

4. Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota yang memadai;

5. Melindungi kawasan sosial-budaya (bersejarah) yang merefleksikan elemen-elemen dari unit historis, sejarah pembangunan kota, arsitektur, aerkeologi, teknologi dan budaya melalui pelestarian kawasan sosial-budaya dan bangunan bersejarah;

Gambar 2.6 Gambar Rencana Pola Ruang Kecamatan Medan Timur Sumber : RUTRK kota Medan, 2016

2.3.3 Deskripsi Proyek

Re-Desain Stasiun Pulo Brayan adalah bangunan transportasi darat yang memberikan fasilitas yang diperlukan bagi masyarakat serta wisatawan yang ingin

berkunjung ke kawasan “Green Deli Oasis” Pulo Brayan, Medan. Stasiun memberikan beberapa keuntungan terhadap wisatawan maupun masyarakat sekitar karena menggunakan kereta api efisiensi waktu serta biaya adalah mimpi yang terwujud di jaman globalisasi seperti saat ini.

Stasiun KA Pulo Brayan yang sudah memiliki perencanaan proyek MRT (Mass Rapid Transit) untuk kedepannya lebih menjamin kemudahan masyarakan untuk

“walkable” lebih baik menggunkan fasilitas umum dari pada kendaraan pribadi. Bisa dilihat dari keefisienan waktu serta biaya, mulai dari parkir, membayar pajak, membeli bahan bakar, dan menservis kendaran pribadi yang digunakan.

(13)

Selain para wisatawan bisa dilihat dari seringnya intensitas petinggi negara luar yang berkunjung ke Indonesia ataupun kegiatan konferensi yang beberapa kali diadakan di Indonesia, hal ini menandakan Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi berkembangnya sarana transportasi yang memudahkan wisatawan.

Kegiatan Stasiun dapat memberikan manfaat langsung pada ekonomi masyarakat seperti akomodasi, hingga transportasi lokal sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kawasan perancangan seperti lapangan kerja, pertumubuhan ekonomi yang baik, dan Kota Medan lebih menjerat mata dunia.

2.3.4 Prinsip Perencenaan dan Perancangan Proyek

Berikut ini merupakan prinsip perencanaan sebuah bangunan dengan fungsi Stasiun Kereta Api untuk penumpang:

 Menciptakan bangunan stasiun penumpang dengan fungsi mengefisienkan waktu dan biaya.

 Perancangan stasiun memiliki standar yang harus dipenuhi, yaitu sebagai pedoman teknis bagi penyelenggara prasarana perkeretaapian dalam membangun stasiun kereta api untuk menjamin keselamatan, keamanan dan kelancaran perjalanan kereta api, naik turun penumpang dan bongkar muat barang.

 Menghidupkan kawasan Pulo Brayan, Medan dengan merancang stasiun yang memiliki konsep menggemukan Kota medan sebagi pusat yang terkoodinir dengan kawsan Pulo Brayan, Pelabuhan Belawan, dan Bandara Kualanamu.  Merencanakan akses menuju lokasi perancangan yang aman, tenang, serta

nyaman bagi kendaraan umum dan pejalan kaki.

2.3.5 Klasifikasi Stasiun Kereta Api

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM. 33 TAHUN 2011 Pasal 14

(1) Stasiun penumpang dikelompokkan dalam: a. kelas besar; b. kelas sedang; dan c. kelas kecil.

(14)

(3) Kelas stasiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan perkalian bobot setiap kriteria dan nilai komponen. Sobot yang diberikan untuk ma.

Pasal 15

Bobot yang diberikan untuk masing-masing kriteria sebagaimana dimakusud da/am Pasal 14 ditentukan 100 angka kredit dengan pembagian sebagai beikut :

a. fasilitas operasi maksimum 25 angka kredit; b. jumlah jalur maksimum 20 angka kredit; c. fasilitas penunjang maksimum 15 angka kredit; d. frekuensi lalu lintas maksimum 15 angka kredit; e. jumlah penumpang maksimum 20 angka kredit; dan f. jumlah barang maksimum 5 angka kredit.

Pasal 16

(1) Komponen fasilitas operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf a terdiri atas : a. Peralatan Persinyalan; b. Peralatan Telekomunikasi; dan c. Instalasi Listrik.

(2) Komponen jalur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf b terdiri atas : a. Lebih dari 10 jalur; b. 6 sampai dengan 10 jalur; dan c. Kurang dari 6 jalur.

(3) Komponen fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf c terdiri atas : a. Penunjang; dan b. Penunjang khusus.

(4) Komponen frekuensi lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf d merupakan frekuensi pergerakan kereta api per hari yang terdiri atas : a. Kereta api berhenti; dan b. Kereta api langsung.

(5) Komponen jumlah penumpang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf e merupakan jumlah pergerakan penumpang kereta api per hari yang terdiri atas : a. Lebih dari 50.000; b. 10.000 sampai dengan 50.000; dan c. Kurang dari 10.000.

(15)

Pasal 17

Rincian angka kredit untuk masing-masing komponen kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 termuat dalam lampiran peraturan ini.

Pasal 18

(1) Penetapan klasifikasi stasiun kereta api didasarkan pada jumlah angka kredit yang diperoleh stasiun yang bersangkutan.

(2) Jumlah angka kredit untuk menetapkan klasifikasi stasiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut : a. kelas besar, jumlah angka kredit lebih dari 70; b. kelas sedang jumlah angka kredit lebih dari 50 sId 70; dan c. kelas kecil jumlah angka kredit kurang dari 50.

Pasal 19

Klasifikasi stasiun kereta api ditetapkan dengan Peraturan Menteri tersendiri berdasarkan penilaian dan setiap 3 (tiga) tahun dilakukan dievaluasi.

2.4 Tinjauan Fungsi

Fungsi Re-Desain Stasiun Kereta Api adalah sebuah bangunan sarana transportasi di kawasan pusaka Pulo Brayan.

2.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan Deskripsi Pengguna

Pengguna pada stasiun terintegrasi ini terdiri dari penumpang (komuter), pengantar dan penjemput, pengelola, petugas servis, petugas moda, dan petugas pada komersial.

1. Penumpang (Komuter)

 Kepala Stasiun, Administrasi, Kepala Operasional, Bidang Perlengkapan, Bidang Ticketing.

 Bidang Komunikasi, Bidang Keamanan, Bidang Komersil, Bidang Kebersihan, Bidang Perpakiran (Park and ride).

(16)

4. Petugas Servis

 Petugas informasi, Petugas keamanan.  Cleaning service, Teknisi.

 Penjaga parkir, Petugas Medis, Petugas Moda.  Petugas Komersil, Petugas mini market.  Petugas retail, Petugas foodcourt.

Tabel 2.3 Konsep jumlah pengguna.

No. Pengguna Jumlah Orang 1 Komuter

Kereta Api 1.250

2 Pengelola Stasiun

Kepala Stasin 1

Kepala Pengelola Stasiun 2

Administrasi 2

Petugas Mini market 12

Petugas Retail 76

(17)

2.4.2 Deskripsi Perilaku

Berdasarkan sifat aktifitas yang dilakukan, perilaku dari pengguna Pusat Konvensi dan Pameran Internasional Deli Serdang, yaitu :

 Bersifat stastis

Perilaku pengguna bangunan lebih bersifat menetap pada satu tempat. Kebiasaan ini merupakan kegiatan yang bersifat rutinitas maupun sementara dengan intensitas waktu yang lama sebagai contoh pengelola.

 Bersifat dinamis

Pengguna bangunan cenderung bergerak dan berpindah-pindah dari satu tempat- ketenpat yang lain seperti pengunjung pameran

Berikut adalah bagan pola kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing pengguna. a. Komuter

Diagram 2.1 Pola kegiatan komuter. Sumber : Analisis pribadi, 2016

b. Pengantar/Penjemput

Diagram 2.2 Pola kegiatan pengantar/penjemput. Sumber : Analisis pribadi, 2016

(18)

c. Pengelola

Diagram 2.3 Pola kegiatan pengelola. Sumber : Analisis pribadi, 2016

d. Petugas Servis

Diagram 2.4 Pola kegiatan petugas servis. Sumber : Analisis pribadi, 2016

e. Petugas Moda

Diagram 2.5 Pola kegiatan petugas moda. Sumber : Analisis pribadi, 2016

(19)

f. Petugas Area Komersial

Diagram 2.6 Pola kegiatan petugas area komersial. Sumber : Analisis pribadi, 2016

2.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang Pasal 1

Stasiun Kereta Api merupakan prasarana kereta api sebagai tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api.

Pasal 2

(1) Stasiun kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1menurut jenisnya terdiri atas:

a. stasiun penumpang; b. stasiun barang; dan/atau c. stasiun operasi.

(2) Stasiun penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, merupakan stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang.

(3) Stasiun barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan stasiun kereta api untuk keperluan bongkar muat barang.

(4) Stasiun operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,

merupakan stasiun kereta api untuk menunjang pengoperasian kereta api.

Pasal 3

(20)

(2) Emplasemen stasiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), huruf a terdiri atas : a. jalan rei;

b. fasilitas pengoperasian kereta api; dan c. drainase.

(3) Bangunan stasiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), huruf b terdiri atas:

a. gedung;

b. instalasi pendukung; dan c. peron.

Pasal 4

(1) Gedung pada bangunan stasiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf a menurut kegiatannya terdiri atas:

a. gedung untuk kegiatan pokok;

b. gedung untuk kegiatan penunjang; dan

c. gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus.

(2) Gedung untuk kegiatan pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan tempat yang digunakan untuk:

a. pengaturan perjalanan kereta api;

b. pelayanan kepada pengguna jasa kereta api; c. keamanan dan ketertiban; dan

d. kebersihan Iingkungan.

(3) Gedung untuk kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf merupakan tempat kegiatan untuk mendukung penyelenggaraan perkeretaapian. (4) Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan tempat kegiatan yang menyediakan jasa pelayanan khusus.

Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api

a. Gedung Stasiun Kereta Api

(21)

b. Instalasi pendukung

 Instalasi Listrik, Instalasi Air, dan Pemadam Kebakaran. c. Peron

 Peron Tinggi, Peron Sedang, dan Peron Rendah.

Kriteria Ruang

Gedung stasiun kereta api merupakan bagian dari stasiun kereta api yang digunakan untuk melayani pengaturan perjalanan kereta api dan pengguna jasa kereta api.

Jenis

a. Gedung untuk kegiatan pokok, yang terdiri atas:

Hall, perkantoran kegiatan stasiun, loket karcis.  Ruang tunggu, ruang informasi, ruang fasilitas umum.  Ruang fasilitas keselamatan, ruang fasilitas keamanan.

 Ruang fasilitas penyandang cacat, lansia, dan ruang fasilitas kesehatan b. Gedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api, yang terdiri atas:

 Pertokoan, restoran, perkantoran, perparkiran.

 Perhotelan dan ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta api

c. Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api, yang terdiri atas :

 Ruang tunggu penumpang, bongkar muat barang, pergudangan, parkir kendaraan, penitipan barang.

 Ruang atm, dan ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak langsung kegiatan stasiun kereta api.

Sumber : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN, PM. 29 TAHUN 2011

2.4.4 Studi Banding Arsitektur yang mempunyai Fungsi Sejenis Dubai Metro, Burj Khalif/Dubai Mall Metro Station

(22)

Peta Jaringan

Sistem kereta ini terdiri dari dua jalur :

Jalur Merah : 29 Stasiun, panjang trek 52 km Jalur Hjau : 20 Stasiun, panjang trek 23 km

Gambar 2.7 Peta Jaringan Dubai Metro

sumber : Download as Pdf Erbil metro station by mohammed siyamand, 2016

Dubai metro merupakan sebuah stasiun dengan sistem yang modern, tediri dari dua lajur, yaitu hijau dan merah. Kedua lajur tersebut memiliki desain modern dan banyak sekali retail outlet, koneksi wi-fi, mesin ATM, mudah diakses oleh orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus (difable), serta terhubung dengan transportasi publik lainnya, seperti bus.

Gambar 2.8 Tampak Depan Dubai Metro

(23)

Selain itu, kelebihan lain yang terdapat kereta ini adalah tidak memiiki masinis, semuanya serba otomatis, dan merupakan yang terpanjang di dunia. Berdasarkan analisis lokasi, stasiun dubai berada didepan Tower Burj Khalifa, berjarak 1,5 km dari Stasiun Finansial, dan 2 km dari Stasiun Bussiness Bay.

Gambar 2.9 Lokasi Dubai Metro di peta

sumber : Download as Pdf Erbil metro station by mohammed siyamand, 2016

Gambar 2.10 Bangunan di sekitar Dubai Metro

sumber : Download as Pdf Erbil metro station by mohammed siyamand, 2016

Konsep

(24)

alam, yaitu air, udara, bumi, dan api. Yang tergambar pada penggunaan warna hijau, biru, coklat, dan merah.

Program Ruang

Bangunan ini terbagi atas dua level, loket tiket sebagai mezzanine dan platform.

Gambar 2.11 Program Ruang Dubai Metro

sumber : Download as Pdf Erbil metro station by mohammed siyamand, 2016

Gambar 2.12 Pembagian Zona Dubai Metro

(25)

Gambar 2.13 Denah, Tampak, dan Potongan Dubai Metro sumber : Download as Pdf Erbil metro station by mohammed siyamand, 2016

Visualisasi

Gambar 2.14 Perspektif Dubai Metro

sumber : Download as Pdf Erbil metro station by mohammed siyamand, 2016

(26)

Gambar 2.15 Interior Dubai Metro

sumber : Download as Pdf Erbil metro station by mohammed siyamand, 2016

Analisis Struktur

Atap pada stasiun ini menawarkan sebuah bentuk eegan dari reformasi cangkang kerang.

Gambar 2.16 Sketsa Sambungan Struktur

sumber : Download as Pdf Erbil metro station by mohammed siyamand, 2016

(27)

Gambar 2.18 Detail Fasad

sumber : Download as Pdf Erbil metro station by mohammed siyamand, 2016

2.5 Elaborasi Tema 2.5.1 Pengertian Tema

Arsitektur Teknologi Tinggi adalah sistem penggunaan teknologi tinggi yang memiliki karakteristik material kaca dan baja, akan tetapi pada kenyataannya high-tech memiliki pengertian yang tidak terbatas dan tidak hanya dengan memandang high-tech sebagai bentuk penggunaan teknologi tinggi mengingat perkembangan teknologi selalu mengalami siklus penyempurnaan hingga ke fase yang lebih tinggi (canggih) sehingga pandangan umum ini tidak pernah memunculkan kesimpulan yang pasti dan tepat.

Arsitektur high-tech mengikuti ekspresi “kejujuran”,suatu keagungan, yang ditampilakan melalui kejelasan material yang digunakan. Selain itu, Arsitektur High-Tech juga sangat cocok digunakan pada bangunan bentang lebar yang dapat memperjelas kekokohan bangunan tesebut. Biasanya Arsitektur ini membubuhkan ide-ide tentang produk industri terbaru dan meletakkan fleksibilitas penggunaan sebagai prioritas sehingga dapat member kesan mengagumkan pada penglihatnya.

Suatu bangunan dikatakan high-tech jika memiliki karakteristik:  Bentukan mesin

 Material terbuat ari panel baja dan kaca  Teknologi yang inventif dan inovatif  Artikulasi dan ekspresi detil.

Adapun beberapa arsitek ternama yang beraliran high-tech, seperti:  Richard Roger, Norman Foster. Michael Hopkins.

 Nicholas Brimshaw, Santiago Calatrava.

Istilah Arsitektur High Tech pertama kali muncul pada awal tahun 70-an yang

(28)

istilah tersebut semakin umum digunakan, namun arsitek-arsitek High Tech sendiri

lebih memilih menggunakan istilah “teknologi tepat guna”, arsitektur High Tech mempunyai makna yang berbeda dari industri High Tech, dalam industri High Tech Bermakna alat elektronik, computer, silicon chip, robot dan sejenisnya, sedangkan dalam arsitektur bermakna sebagai langgam bangunan.

Secara ringkas, pengertian Arsitektur High Tech adalah :

 Arsitektur yang mempunyai karakteristik material kaca dan baja, yang mana kaca merupakan material yang ringan untuk bangunan.

 Pada intiya mengikuti ekspresi “kejujuran” suatu bangunan.  Biasanya membubuhkan ide-ide tentang produk industri.

 Dapat digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan namun juga sebagai sumber imajinasi.

 Meletakkan fleksibilitas pengguna sebagai prioritas.

Bangunan High-Tech lebih mempresentasikan teknologi dari pada sekedar menggunakan teknologi yang seefisien mungkin. Untuk memberi efek imajinasi pada bangunannya, struktur bangunan harus jujur dan mempunyai pembenaran yang fungsional. Struktur dan utilitas yang di ekspose merupakan karakter yang menonjol dari Arsitektur High-Tech.

Dalam tulisan Charles Jenks mengenai arsitektur High-Tech,”The Battle of High-tech; Great Buildings with Great Faults”, dua bangunan High-Tech yang sangat penting dalam abad ini adalah Hongkong Bank (yang merupakan salah satu karya masterpiece Norman Foster) dan Lloyd´s of London (Richard Rogers). Karya arsitektur yang besar namun banyak dipertanyakan, hasil yang memuaskan tapi seperti boneka, ruang-ruang yang menakjubkan namun satu kegunaan, ekspresi struktur yang jujur dan mengagumkan namun sangat mahal. Ia juga menuliskan beberapa hal dasar mengenai High-Tech Bulding, yang di dalamnya terdapat 6(enam) hal penting, yaitu

• Inside-out, area servis dan struktur dari suatu bangunan selalu lebih ditonjolkan pada eksteriornya baik sebagai ornamen ataupun sebagai sculpture.

• Celebration of process, dengan penekanan pada pemahaman konstruksinya, “Bagaimana, mengapa, dan apa” dari suatu bangunan, diantaranya hubungan

dari struktur, paku, flanges, dan pipa-pipa saluran, sehingga timbul suatu pemahaman dari seorang yang awam ataupun seorang ilmuwan. Sebagai catatan

(29)

pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang lebih dari arsitek manapun, yaitu dalam penyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak bangunan tersebut merupakan suatu mekanisme

yang sempurna.”

• Transparan, pelapis, dan pergerakan, ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditampilkan secara dramatis tanpa terkecuali. Kegunaan yang lebih luas dari kaca yang transparan dan tembus cahaya, pelapisan dari pipa-pipa saluran, tangga, dan struktur, serta penekanan pada eskalator lift sebagai suatu unsure yang bergerak merupakan karakteristik dari bangunan High-tech.

• Pewarnaan cerah yang merata, pada karya Richard Rogers yaitu bangunan

Pompidou Centre dan Inmos Factory menggunakan warna-warna yang cerah, begitu juga yang dilakukan para teknisi untuk membedakan perbedaan jenis struktur dan utilitas, yang akan mempermudah mereka untuk memahami kegunaan secara efektif.

• A lightweight filigree of tensile members, baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari High-Tech Building. Sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.

• Optimistic confidence in a scientific cultrure, bangunan High-Tech adalah janji masa depan dari dunia depan yang menanti untuk ditemukan. Hasilnya lebih mendalam pada suatu metode kerja, perlakuan pada material, warna-warna dan pendapatan, dibandingkan dengan prinsip-prinsip komposisi.

2.5.2 Penerapan Tema

Penerapan tema “Arsitektur Teknologi Tinggi” yang diajukan pada perancangan Re-Desain Stasiun Pulo Brayan diwujudkan dengan cara :

 Merancang bangunan stasiun dengan konsep teknologi tinggi “high-tech” agar sesuai dengan perkembangan perkereta apian yang semakin canggih.

 Merencanakan bangunan stasiun kereta api untuk penumpang yang walkable sehingga nyaman dan mudah diakses dengan berjalan kaki.

(30)

2.5.3 Interpretasi Tema Fungsi dan Representasi

Eksponen High Tech seperti pionir-pionir modernisme pada tahun 1920-an,

mempercayai adanya suatu “semangat abad ini” dan arsitektur yang mempunyai

tanggung jawab moral untuk mengekspresikan semangat itu. Semangat abad ini menurut arsitektur High Tech sejalan dengan kemajuan teknologi sebagai sebuah cabang teknologi industri. Mereka berharap bahwa bangunan mereka menjadi penentu terhadap penampilan dengan kriteria yang sama seperti alat-alat kehidupan sehari-hari. Mereka ingin bangunan yang bersifat fungsional dan efisien, tidak artistik atau simbolik.

Ada sebuah artikel arsitektur High Tech yang menyatakan bahwa ada suatu pembatasan fungsional untuk sebuah rancangan. Le Corbusier menggambarkan rumah sebagai sebuah mesin untuk ditinggali, namum ia membangun rumah-rumah dengan teknologi yang primitif dan sama sekali tidak kelihatan sebagai mesin. Bangunan High Tech memang kelihatan seperti mesin. Dimana pengertian mesin itu sendiri, yaitu :

 Lebih dari sekedar metafora

 Sebuah sumber teknologi dan imajinasi

 Mesin-mesin biasanya digunakan untuk produksi massal  Bergerak atau dapat dipindah-pindahkan

 Terbuat dari material sintesis seperti metal, kaca dan plastic

Jika dilihat pada Pusat Visualisasi Seni Sainsbury oleh Norman Foster atau Brewery di Bory St.Edmunds, kedua bangunan ini mempunyai fungsi yang berbeda sebuah galeri seni dan sebuah gudang, tapi keduannya sederhana, memiliki proporsi yang baik dari kotak metal yang tidak berbeda walaupun lokasinya berlainan. Bangunan tersebut seperti sebuah alat, bentuknya tidak muncul dari detil artikulasi aktivitas rumah, namun merupakan hasil dari teknologi konstruksi yang diharapkan bisa memberikan kesan seperti mesin.

Struktur dan Zona Servis

(31)

Roger sangat suka menempatkan pipa-pipa dan saluran di seluruh fasade bangunan, meskipun mengakibatkan setiap orang harus berpisah-pisah, terlindung dari elemen-elemen, namun memudahkan pemeliharaan. Di samping itu Rogers juga mengambil permainan cahaya dan bayangan. Foster sebaliknya, hampir tidak pernah mengekspose saluran-saluran pelayanan tepatnya diluar bangunan. Ia lebih memilih untuk menempatkan langit-langit gantung atau lantai yang ditinggikan.

Karya keduanya ditandai dengan penggunaan struktur yang kuat dan ekspresif, khususnya struktur baja. Memberikan arsitektur High Tech kesempatan untuk mendramatisasi fungsi teknologi dari elemen bangunan.

Ruang dan Fleksibilitas

Beberapa elemen dari bangunan High Tech diantaranya :  Kekuatan dari struktur baja

 Keluwesan permukaan yang mengagumkan  Pipa-pipa dan penghawaan udara yang diekspose

Gambar 3.3. Gedung Lloyd´s of London sumber : Gedung Lloyd´s of London, 2016

 Memperhatikan ekspresi kekuatan dan fungsi teknologi

 Bentuk dari keseluruhan bangunan yang sering tidak mengespresikan kegunaan bangunannya.

 Moulding ruangan, dimana dimaksudkan sehingga pola atau efek visual tidak pernah menjadi permasalahan dalam Arsitektur High Tech

Isu tentang ruang telah digantikan oleh isu tentang teknologi untuk fleksibilitas,

(32)

sebuah ruang atau hall,atau ruangan-ruangan antara, tapi sebuah zona servis, diluar atau didalam. Pengguna dari Zona ini dapat memaksimalkan manfaat berbagai jenis fasilitas seperti udara, panas, cahaya, energi dan elemen pelengkap seperti partisi dalam sebuah grid biasa.

Arsitektur High Tech dan Kota

Tiga bangunan High Tech terpenting yaitu Center Pompidou, Lloyd dan Hong Kong Bank adalah bangunan-bangunan yang terletak di tengah kota dan sudah terbukti memberikan efek besar dalam konteks perkotaan. Meskipun demikian, bangunan High Tech tidak menjadikan kepedulian kota, manipulasi ruang sebagai elemen utama. Alasannya, yaitu:

High Tech melihat ke depan

 Arsitekturnya oktimistik, percaya kemajuan industri dan teknologi  Lebih mempercayai penemuan daripada tradisi

 Pengaturan sementara dari ruang permanent (fleksibilitas)

 Kemampuan untuk mengendalikan lingkungan daripada beradaptasi dengan lingkungan

High Tech lebih anti Urban-Style, tidak seperti kota yang berhubungan erat dengan tradisi kesinambungan dan sejarah

 Bangunan High Tech biasanya memperlihatkan kota secara revolusioner, bukan tradisional

Dampak Bangunan Berdinding Kaca

Salah satu ciri-ciri High Tech adalah pemakaian kaca sebagai selubung bangunan. Hal ini menimbulkan kesangsian mengenai dampak negatif bangunan dengan kaca sebagai dinding luar.

Pertama, terhadap lingkungan sekitar bangunan, misalnya timbulnya efek silau dan kumulasi panas di sekeliling gedung.

Kedua, terhadap lingkungan interior atau di dalam bangunan. Sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan baik untuk kesehatan, juga mengurangi beban pencahayaan,

namun cahaya yang terlalu banyak dapat menambah “solar heat gain”, sehingga

meningkatkan beban pendingin (energi untuk AC bertambah).

Transmisi Radiasi Lewat Kaca

(33)

dapat ditembus radiasi gelombang panjang yang berasal dari sumber panas suhu rendah, tetapi bersifat transparan terhadap radiasi gelombang pendek dari cahaya matahari. Radiasi matahari yang diterima oleh kaca dalam bangunan memanasi benda-benda yang ada di dalam bangunan dan suhu ruangan meningkat, gejala ini yang disebut “efek

rumah kaca”.

Tabel 2.4 Proporsi Energi Matahari

Jenis kaca Pemantulan Penerusan Penyerapan

Kaca polos 8 % 77 % 15 %

Kaca warna 5 % 45 % 50 %

Kesimpulan

 Bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan simbolisme

 Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona service, dan utilitas yang diekspos ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas maksimal.

 Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek arsitektur, struktur, dan mekanikal.

 Salah satu ciri bangunan High Tech adalah mengambang di permukaan tanah

2.5.4 Keterkaitan Tema Dengan Judul

Tema yang diajukan pada perancangan ini adalah Arsitektur High-Tech. Penerapan tema tersebut didasarkan pada dominansi perancangan yang akan menggunakan struktur dan material tebaru. Sehingga desain perancangan menggunakan bahan-bahan pabrikasi sebagai fokus utama, baik pada ruang dalam maupun luar, sehingga bahan, struktur, system, dan sub system struktur, konstruksi dan dekorasi secara integral menampilkan bentuk arsitektur yang berkarakter khusus. Yang dapat dilihat karena exposed dan menjadi bagian dari dekorasi, tidak saja elemen-elemen konstruksi tetapi juga semua elemen-elemen bangunan seperti tangga, koridor, mekanikal, dll.

(34)

dari penggunaan tema ini adalah agar kesan international class tergambar jelas pada perancangan stasiun yang harusnya merupakan salah satu landmark kota.

2.5.5 Studi Banding Arsitektur yang mempunyai Tema Sejenis

Gambar 2.19 Beijing Changyang Station TOD (sumber : google )

Gambar 2.20 Beijing Changyang Station TOD sumber : Beijing Changyang Station TOD, 2016

(35)

Gambar 2.21 Beijing Changyang Station TOD sumber : Beijing Changyang Station TOD, 2016

Tantangan utama tim adalah untuk memenuhi berbagai program transportasi diperlukan pada sebidang relatif kecil tanah, termasuk kabupaten dan terminal bus kota, markas transit, kantor keamanan publik, parkir dan integrasi dengan stasiun metro kereta api yang berdekatan. Dengan demikian, bangunan ini berpusat pada atrium lima lantai yang berfungsi sebagai lobi terminal penumpang. teras hijau melangkah kembali dari atrium dan atap mengalir bebas meningkatkan arsitektur organik bangunan dan lansekap, sementara tim dimasukkan unsur berkelanjutan pada setiap langkah dari proses desain untuk memenuhi pedoman efisiensi semakin ketat Beijing.

Gambar

Gambar 2.1 Kecamatan Pulo Brayan
Tabel 2.1 Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro
Gambar 2.2 pencapaian menuju Kecamatan Pulo Brayan
Gambar 2.3 kondisi eksisting Kecamatan Pulo Brayan
+7

Referensi

Dokumen terkait

perencanaan/pemodelan transportasi empat tahapan, pemodelan dengan metode gravity dan analogi, teknik survei dalam perencanaan transportasi, perencanaan dan analisis

Umum : Mahasiswa dapat memahami konsep dasar perencanaan dan analisis pemodelan transportasi dengan beberapa metode analogi b. Khusus

Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352 B3. Muatan Peminatan

Asli keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk dilaksanakan dan diindahkan sebagaimana

bahwa dengan adanya perubahan organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kabupaten Bantul, maka susunan dan personalia Tim Penilai Harga Tanah

Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 488 B3. Muatan Peminatan

[r]

[r]