EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE AND COMPANY SIZE ON FIRM
VALUE WITH PROFITABILITY AS A MODERATOR VARIABLE IN
METAL SECTOR MANUFACTURING COMPANIES AND THE LIKE
LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) PERIOD
2013-2017
Pengaruh Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Logam dan Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2013-2017
Oleh :Nani Rohaeni1,Ardi Hidayat2,Yuni Siti Nuraeni3,
Universitas Bina Bangsa, Universitas Bina Bangsa, Universitas Bina Bangsa Email: [email protected]
Abstract:
Economic or business development that occurs causes each company to compete
to maximize the profit generated
by a company
to increase the value of the
company. The purpose of this study was to determine the effect of capital structure
and firm size on firm value with profitability as a moderating variable in metal
sector manufacturing companies and the like listed on the Indonesia Stock
Exchange (BEI) for the 2013-2017 period. The method used in this research is
descriptive-quantitative method.
The method used in thisresearch is
descriptive-quantitative method. The research sample consisted of 10 companies
manufacturing metal sectors and the like which were listed on the IDX for the
2013-2017 period with annual financial reports through purposive sampling
method. Data analysis used is Moderator Regression Analysis by processing data
using SPSS version 22. The conclusion of this study is that the capital structure
and firm size simultaneously affect the value of the company. Partially the capital
structure affects the value of the company, the size of the company does not affect
the value of the company. Profitability moderates the influence of capital
structure and firm size simultaneously on firm value. Partially profitability
moderates the influence of capital structure on firm value, and profitability does
not moderate the influence of firm size on firm value.
Keywords : Capital Structure, Firm Size, Profitability and Firm Value
Abstrak:
Perkembangan ekonomi atau bisnis yang terjadi saat ini menyebabkan setiap
perusahaan bersaing memaksimalkan laba yang dihasilkan perusahaan untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan
profitabilitas sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sektor
logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2013-2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif-kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 10 perusahaan manufaktur sector logam
dan sejenisnya yang terdaftar di BEI periode 2013-2017 dengan laporan keuangan
pertahun melalui metode purposive sampling. Analisis data yang digunakan
adalah Moderator Regression Analysis dengan pengolahan data menggunakan
SPSS versi 22. Kesimpulan dari penelitian ini adalah struktur modal dan ukuran
perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara Parsial
struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas memoderasi pengaruh
struktur modal dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap nilai perusahaan.
Secara parsial profitabilitas memoderasi pengaruh struktur modal terhadap nilai
perusahaan, dan profitabilitas tidak memoderasi pengaruh ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci : Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Nilai
Perusahaan
PENDAHULUAN Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di era globalisasi yang pesat ini, perekonomian memiliki peran yang sangat penting. Perkembangan ekonomi atau bisnis yang terjadi, menyebabkan setiap perusahaan bersaing memaksimalkan laba yang dihasilkan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Salah satu industri yang ikut bersaing yaitu perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya. Para pelaku bisnis ini pun di tuntut untuk lebih meningakatkan skillnya sehingga dapat menghasilkan keunggulan yang kompetitif dengan para pesaingnya.
Nilai perusahaan yang tinggi menunjukan suatu kemakmuran para pemegang saham dan menjadi keinginan pemilik perusahaan. Karena nilai perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian para investor untuk berinvestasi. Nilai perusahaan yang tinggi juga akan membuat pasar percaya akan kinerja keuangan perusahaan dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
Penetapan struktur modal yang baik dalam kebijakan pendanaan perusahaan dapat menentukan ukuran suatu perusahaan. Manajer keuangan haruslah hati-hati dalam penetapan struktur modal karena struktur modal yang baik diharapkan dapat meninkatkan nilai perusahaan yang lebih tinggi.
Ukuran perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Total aset yang besar memudahkan perusahaan dalam masalah pendanaan kebutuhan perusahaan. Jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan.
Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik dan para anggotanya serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) mempengaruhi nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI periode 2013-2017?
2. Apakah struktur modal (DER) berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI periode 2013-2017? 3. Apakah ukuran perusahaan (size) berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (PBV) pada
perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI periode 2013-2017? 4. Apakah profitabilitas (ROA) dapat memoderasi pengaruh struktur
modal (DER) dan ukuran
perusahaan (size) terhadap nilai perusahaan PBV pada perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI periode 2013-2017?
5. Apakah profitabilitas (ROA) dapat memoderasi pengaruh struktur modal (DER) terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI periode 2013-2017?
6. Apakah profitabilitas (ROA) dapat memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI periode 2013-2017?
TINJAUAN LITERATUR Nilai Perusahaan
Menurut Kasmir (2012) rasio penilaian (valuation ratio) atau nilai perusahaan adalah rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahannya di atas biaya investasi seperti rasio harga saham terhadap pendapatan dan rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku. Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan menggunakan pendekatan Price to Book Value (PBV). Bagi investor semakin tinggi Price to Book Value (PBV) maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan.
Struktur Modal
Harmono (2016) mengatakan bahwa struktur modal berkenaan dengan bagaimana modal dialokasikan dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, dengan cara menentukan struktur modal antara modal utang dan modal sendiri. Sedangkan menurut Irham Fahmi (2016) strutur modal adalah bertujuan untuk memadukan sumber dana permanen yang selanjutnya digunakan perusahaan dengan cara yang diharapkan mampu memaksimumkan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perimbangan antara kewajiban (utang) yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.
Ukuran Perusahaan
Menurut Dewi dan Gede Mertha Sudiarta (2017), ukuran perusahaan adalah gambaran perusahaan yang dapat tercermin dari total aset yang dimiliki perusahaan. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Heven Manoppo dan Fitty Valdi Arie (2016) mendefinisikan bahwa ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun.
Profitabilitas
Menurut Kasmir (2012), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya (Hardiyanti, 2012). Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan menggunakan Return on Assets (ROA). Semakin tinggi Return on Assets (ROA) berarti semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Tingginya laba yang dihasilkan oleh perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik kedepannya.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mirza Cahyatun Alfisah (2016), struktur modal memiliki pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut Rahman Rusdi Hamidy, Gusti Bagus wiksuana dan Luh Gede Sri Artini (2015), menyatakan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, Menurut Firman Setiawan dan Akhmad Riduwan (2015), menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan penelitian menurut Gusti Bagus Angga
Pratama dan Gusti Bagus Wiksuana (2016), menyatakan ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini sejalan dengan penelitian Bayu Eko Hariyawan dan Andayani (2017), menyatakan bahwa adanya pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dapat ditarik kesimpulan kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H2 H2
H3 H3
H1
H4, H5 & H6
Gambar 1 : Kerangka Berpikir Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta kerangka teoritik, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Diduga secara simultan struktur modal (DER) dan
ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI periode 2013-2017. H2 : Diduga secara parsial
struktur modal (DER) Profitabilitas (Z)
ul i ܽ ݎ ݎ l݂ ݐ ܽ ܽ l33ݐ 3
(Irham Fahmi, 2016)
Nilai Perusahaan (Y)
th i t ܽ ݐ ݐ 3tܽ ݐܽ ݐ ݅ݐ ݐ 3tܽ ݐ (Irham Fahmi,2016) Struktur Modal (X1) i ܽ ܽ໕ ݐ3 ܽ 3tܽ ݐt ݐ 3 ݈ ݐ (Irham Fahmi ,2016) Ukuran Perusahaan (X2) SIZE
Logaritma Natural dari Total Asset
(Anung Dian Kosimpang,2017)
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI perode 2013-2017. H3 : Diduga secara parsial
ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI perode 2013-2017. H4 : Diduga secara simultan
profitabilitas (ROA) memoderasi pengaruh struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (SIZE) secara signifikan terhadap nilai perusahan (PBV) pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI periode 2013-2017.
H5 : Diduga secara parsial profitabilitas (ROA) memoderasi pengaruh struktur modal (DER) secara signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI perode 2013-2017.
H6 : Diduga secara parsial profitabilitas (ROA) memoderasi pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) secara signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI perode 2013-2017.
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kuantitatif. Metode penelitian ini adalah asosiatif yang menggunakan 2 variabel bebas, 1 variabel terikat dan 1 variabel moderating. Metode asosiatif bertujuan untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, dan melihat variabel moderasi memperkuat atau memperlemah pengaruh tersebut. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang mrnggunakan analisis data yang berbentuk angka.
Penelitian ini menggunakan data sekunder atau data tidak langsung yaitu data yang berupa dokumen atau laporan keungan tahunan perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017 yang dipubliksikan Bursa Efek Indonesia di dalam website resminya.
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2017 yang berjumlah 16 (enam belas) perusahaan. Sampel yang digunakan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu penentu sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 10 (sepuluh) perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan diambil selama 5 (lima) tahun dengan mengamati laporan keuangan pertahun sehingga data diperoleh untuk jumlah observasi sebanyak 50 data.
Definisi Operasional 1. Nilai Perusahaan
PER= ܽ ݐ
݅ݐ ݐ 3tܽ ݐ
2. Struktur Modal
3. Ukuran Perusahaan
4. Profitabilitas
Teknik Analisis Data 1. Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Sebelum data diuji dengan analisi regresi linier, terlebih dahulu akan diuji dengan uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan karena untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual berdistribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.
Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen. Sedangkan model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terdapat problem multikolinieritas
(nonmultilolinieritas) yang tidak terdapat korelasi antar variabel independennya atau tidak berhubungan secara sempurna
antar variabel independen. (Ghozali, 2013).
Jika pada model persamaan regresi mengandung gejala multikolinieritas, berarti terjadi korelasi (mendekati sempurna) antara variabel bebas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas antar variabel, salah satu cara adalah dengan melihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel terhadap variabel tak bebasnya. Menurut Gujarati : jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model tidak terdapat moltikolinieritas. Setelah melalui perhitungan computer dihasilkan nilai VIF lebih kecil dari 10, hal ini menunjukan tidak terjadinya gejala multikolinieritas artinya tidak ada hubungan antara variabel bebas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas, berarti adanya varian variabel dalam model yang tidak sama (konstan). Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas ada atau tidaknya pola yang terjadi pada nilai residu pada model, metode yang digunakan seperti metode grafik Park Gleyser ditunjukan oleh koefisien regresi dari masing-masing variabel independen terhadap nilai absolut residunya ( e ), jika nilai
SIZE= Logaritma Natural dari Total Aset
DER =
Total Liabilities
Total Shareholders’ Equity
probabilitasnya > α = 0,05 maka dapat dipastikan model tidak
mengandung unsur
heteroskedastisitas atau t hitung = t tabel pada α = 0,05. (Karina, 2013).
Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (Time Series) atau ruang (Cross Section) ,(Karina, 2013). Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji
Durbin Watson (DW).
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
1. Nilai DW dibawah -2 berarti terdapat autokorelasi positif. 2. Nilai DW dari -2 sampai +2
berarti tidak ada autokorelasi. 3. Nilai DW diatas +2 berarti
terdapat autokorelasi negatif.
2. Analisi Regresi Berganda
Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independen minimal dua. Persamaan regresi digunakan untuk membuat taksiran mengenai variabel dependen disebut persamaan trgresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukan hubungan keterikatan
antara satu variabel yang nilainya belum diketahui. (Sugiyono, 2013)
Persamaan regresi pada penelitian ini menggunakan persamaan regresi untuk dua prediktor, yaitu :
3. Analisis Regresi dengan Variabel Moderating
Analisis regresi dengan variabel moderating merupakan analisis regresi yang melibatkan variabel moderating dalam membangun model hubungannya. Variabel moderating berperan sebagai variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel prediktor dengan variabel respon. Apabila variabel moderating tidak ada dalam model hubungan yang dibentuk maka disebut analisis regresi saja, sehingga tanpa adanya variabel moderating, analisis hubungan antara variabel prediktor dan variabel respon masih tetap dapat dilakukan. Dalam analisis regresi moderating semua asumsi analisis regresi berlaku, artinya asumsi-asumsi dalam analisis regresi moderating sama dengan asumsi-asumsi dalam analisis regresi.
Salah satu metode untuk menganalisis variabel moderating adalah Moderating Regresion Analysis. Moderating Regresion Analysis merupakan analisis regresi yang melibatkan variabel moderating
dalam membangun model
hubungannya. Artinya bahwa suatu variabel dapat dikatakan memoderasi apabila dalam hubungannya dapat memperkuat ataupun memperlemah variabel dependen.
Model atas pengujian analisi regresi moderasi adalah sebagai berikut :
Y = a + ໕
1 1+
2 2Y = α + b
1X
1+ b
2X
2+ b
3X
1Z + b
4X
2Z + e
NP = α + b
1SM + b
2UP + b
3SM.PR+ b
4UP.PR + e
4. Koefisien Korelasi
Koefisisen korelasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui kuat atau tidaknya pengaruh variabel independen dan variabel dependen. Pendekatan koefisisen korelasi mempunyai nilai 1< r + 1, dimana :
1. Apabila r = + 1 atau mendekati + 1 maka koefisisen kedua variabel dikatakan sangat kuat dan searah, apabila X naik maka Y juga naik dan sebaliknya.
2. Apabila r = 0 atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali. 3. Apabila r = -1 atau endekati -1,
maka korelasi antara kedua variabel dikatakan sangat kuat dan berlawanan arah, apabila X naik maka Y akan turun dan sebaliknya.
5. Uji Koefisien Determinasi ( )
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai Adjusted yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu, berarti variabel independen memberikan hampir semua informsi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variabel dependen. (Ghozali, 2011).
6. Uji Simultan (Uji F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen atau bebas yang digunakan dalam model regresi secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau terikat. (Ghozali, 2011).
7. Uji Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. (Ghozali, 2011).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tabel 1: Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,56388069 Most Extreme
Differences AbsolutePositive ,088,088
Negative -,078
Test Statistic ,088
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Berdasarkan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukan nilai Asymp.
Sig. (2-taled) > 0,05 yaitu sebesar 0,200. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal .
Uji Multikolonieritas
Tabel 2 : Uji Multikolonieritas Coefficientsa
Model ToleranceCollinearity StatisticsVIF 1(Constant) DER ,626 1,598 SIZE ,612 1,633 DER*ROA ,819 1,220 SIZE*ROA ,806 1,241 a. Dependent Variable: PBV
Sumber : Data Output IBM SPSS Statistic versi 22 Berdasarkan Tabel Coefficient
diatas menunjukan bahwa nilai VIF variabel struktur modal yang diwakili oleh DER (X1) adalah sebesar 1,598 yang berarti nilai VIF 0,05 > 1,598 < 10. Nilai VIF variabel ukuran perusahaan atau SIZE (X2) adalah sebesar 1,633 yang berarti nilai VIF 0,05 > 1,633 < 10. Nilai VIF variabel moderating DER*ROA adalah sebesar 1,220 yang berarti VIF 0,05 > 1,220 < 10.
Nilai VIF variabel moderating SIZE*ROA adalah sebesar 1,241 yang berarti VIF > 0,05 < 10.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil pengolahan data seluruh variabel baik variabel dependen,independen dan moderating diperoleh hasil VIF > 0,05 dan nilai VIF bernilai < dari 10, artinya dalam penelitian ini tidak ada gejala multikolonieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 3 : Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,690 4,824 ,350 ,729 SIZE -,777 1,791 -,096 -,434 ,668 DER_ROA ,198 ,105 ,429 1,886 ,070 SIZE_ROA -,015 ,117 -,031 -,126 ,901 a. Dependent Variable: PBV
Dari hasil uji heteroskedastisitas yang telah ditransformasikan dalam bentuk logaritma diperoleh nilai sig α > 0,05 untuk seluruh variabel.
Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada masalah
heteroskedastisitas pada model regresi.
Uji Autokorelasi
Tabel 4 : Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted RSquare Std. Error ofthe Estimate Durbin-Watson
1 ,547a ,299 ,237 ,95307 1,562
a. Predictors: (Constant), SIZE*ROA, DER, DER*ROA, SIZE b. Dependent Variable: PBV
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,562 yang berarti bahwa nilai DW tersebut terletak antara -2 sampai dengan +2 , sehingga kesimpulan yang didapat untuk model ini adalah tidak ada autokorelasi yaitu tidak ada korelasi yang terjadi antara
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain dalam model regresi. Dengan demikian model regresi yang digunakan dapat diteruskan karena tidak melanggar uji asumsi klasik.
2. Analisis Regresi Berganda
Tabel 5 : Analisis Regresi Berganda Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3,042 2,548 1,194 ,238 DER ,234 ,089 ,449 2,622 ,012 SIZE -,189 ,200 -,162 -,945 ,349 a. Dependent Variable: PBV
Sumber : Data Output IBM SPSS Statistic versi 22
Perhitungan hasil analisis regresi linier berganda pada tabel dapat dirumuskan kedalam persamaan regresi sebagai berikut ini :
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dapat dijelaskan sebagai berikut ini :
1. Nilai sebesar 3,042 merupakan nilai konstanta, yang berarti tanpa ada pengaruh dari kedua variabel independen seperti struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya, maka variabel terikat yaitu nilai perusahaan (PBV) akan mempunyai nilai sebesar 3,042.
2. Koefisien regresi sebesar 0,234 menyatakan bahwa setiap kenaikan satuan variabel struktur modal (DER) akan
meningkatkan nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya sebesar 0,234 satuan dengan asumsi variabel lain konstan. 3. Koefisien regresi sebesar -0,189
menyatakan bahwa setiap kenaikan satuan variabel ukuran perusahaan (size) akan menurunkan nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya sebesar -0,189 satuan dengan asumsi variabel lain konstan.
3. Analisis Regresi Variabel Moderating
Tabel 6 : Analisis Regresi Variabel Moderating Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients StandardizedCoefficients
T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3,544 2,382 1,488 ,144 DER ,235 ,082 ,449 2,847 ,007 SIZE -,224 ,186 -,192 -1,203 ,235 DER*ROA -,058 ,018 -,434 -3,151 ,003 SIZE*ROA ,002 ,002 ,103 ,741 ,463 a. Dependent Variable: PBV
Hasil analisis regresi dengan menggunakan variabel moderating pada tabel dapat dirumuskan kedalam persamaan regresi sebagai berikut ini :
Berdasarkan hasil analisis regresi
linier berganda dengan
menggunakan variabel moderating dapat dijelaskan sebagai berikut ini : 1. Nilai sebesar 3,544 merupakan
nilai konstanta, yang berarti tanpa ada pengaruh dari kedua variabel independen seperti struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) yang dimoderasi oleh variabel moderating yaitu profitibilitas
(ROA) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya, maka variabel terikat yaitu nilai perusahaan (PBV) akan mempunyai nilai sebesar 3,544. 2. Koefisien regresi sebesar 0,235
menyatakan bahwa setiap kenaikan satuan variabel struktur modal (DER), akan menaikan nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya
NP = 3,544 + 0,235SM – 0,224UP - 0,058SM.PR+ 0,002UP.PR
sebesar 0,235 satuan dengan asumsi variabel lain konstan. 3. Koefisien regresi sebesar -0,244
menyatakan bahwa setiap kenaikan satuan variabel ukuran perusahaan (size), akan menurunkan nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya sebesar -0,244 satuan dengan asumsi variabel lain konstan. 4. Koefisien regresi sebesar -0,058
menyatakan bahwa setiap kenaikan satuan variabel profitabilitas (ROA) akan memperlemah pengaruh struktur modal (DER) terhadap nilai
perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya sebesar 0,058 satuan dengan asumsi variabel lain konstan.
5. Koefisien regresi sebesar 0,002 menyatakan bahwa setiap kenaikan satuan variabel profitabilitas (ROA) akan memperkuat pengaruh ukuran perusahaan (size) terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya sebesar 0,002 satuan dengan asumsi variabel lain konstan.
4. Koefisien Korelasi
Tabel 7 : Koefisien Korelasi Sebelum di Moderasi Model Summary
Model R R Square Adjusted RSquare Std. Error ofthe Estimate
1 ,372a ,139 ,102 1,03389
a. Predictors: (Constant), SIZE, DER
Sumber : Data Output IBM SPSS Statistic versi 22 Berdasarkan tabel diatas maka
nilai koefisien korelasi sebesar 0,372, yang berarti bahwa terdapat korelasi sangat kuat dan searah antara dua variabel, apabila variabel indevenden (X) yaitu struktur modal (DER) dan ukuran peerusahaan (size)
naik maka variabel dependen (Y) yaitu nilai perusahaan (PBV) juga akan naik dan begitu sebaliknya.
Adapun hasil koefisien korelasi sesudah dimoderasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 8 : Koefisien Korelasi Sesudah di Moderasi
Sumber : Data Output IBM SPSS Statistic versi 22 Berdasarkan tabel diatas maka nilai
koefisien korelasi sebesar 0,547 yang berarti bahwa setelah dimoderasi oleh profitabilitas (ROA) nilai koefisien korelasi lebih kuat dan searah antara dua variabel,
apabila variabel indevenden (X) yaitu struktur modal (DER) dan ukuran peerusahaan (size) naik maka variabel dependen (Y) yaitu nilai perusahaan (PBV) juga akan naik dan begitu sebaliknya.
Model Summary
Model R R Square Adjusted RSquare Std. Error ofthe Estimate
1 ,547a ,299 ,237 ,95307
5. Koefisien Determinasi
Tabel 9 : Koefisien Determinasi Sebelum di Moderasi Model Summary
Model R R Square Adjusted RSquare Std. Error ofthe Estimate
1 ,372a ,139 ,102 1,03389
a. Predictors: (Constant), SIZE, DER
Sumber : Data Output IBM SPSS Statistic versi 22 Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,372. (0,372)² x 100% = 13,9%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur
modal (DER) dan ukuran
perusahaan (size) berkontribusi sebesar 13,9% terhadap nilai perusahaan (PBV) sebelum dimoserasi oleh profitabilitas (ROA),
sedangkan sisanya 86,1% dikarenakan oleh faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang tidak diteliti pada variabel ini dan tidak termasuk didalam model.
Adapun hasil koefisien determinasi setelah dimoderasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 10 : Koefisien Determinasi Sesudah di Moderasi
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,547. (0,547)² x 100% = 29,9%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur
modal (DER) dan ukuran
perusahaan (size) berkontribusi sebesar 29,9% terhadap nilai
perusahaan (PBV) setelah dimoserasi oleh profitabilitas (ROA), sedangkan sisanya 70,1% dikarenakan oleh faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang tidak diteliti pada variabel ini dan tidak termasuk didalam model.
6. Uji Simultan (Uji F)
Tabel 11 : Hasil Regresi Uji F Sebelum Dimoderasi ANOVAa
Model SquaresSum of Df Mean Square F Sig.
1 Regression 8,088 2 4,044 3,783 ,030b
Residual 50,239 47 1,069
Total 58,327 49
a. Dependent Variable: PBV
b. Predictors: (Constant), SIZE, DER
Model Summary
Model R R Square Adjusted RSquare Std. Error ofthe Estimate
1 ,547a ,299 ,237 ,95307
a. Predictors: (Constant), SIZE*ROA, DER, DER*ROA, SIZE Sumber : Data Output IBM SPSS Statistic versi 22
Sumber : Data Output IBM SPSS Statistic versi 22 Berdasarkan hasil tabel 11
memperlihatkan nilai F hitung sebesar 3,783 dan nilai F tabel sebesar, 3,20. Berdasarkan nilai F hitung dan F tabel yang telah diperoleh, F hitung > F tabel yaitu 3,783 > 3,20 dengan tingkat
signifikansi 0,030 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara simultan struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Tabel 12 : Hasil Regresi Uji F Sesudah Dimoderasi ANOVAa
Model SquaresSum of Df Mean Square F Sig.
1 Regression 17,452 4 4,363 4,803 ,003b
Residual 40,875 45 ,908
Total 58,327 49
a. Dependent Variable: PBV
b. Predictors: (Constant), SIZE*ROA, DER, DER*ROA, SIZE Sumber : Data Output IBM SPSS Statistic versi 22
Berdasarkan tabel 12
memperlihatkan nilai F hitung sebesar 4,803 dan nilai F tabel sebesar 2,80. Berdasarkan nilai F hitung dan F tabel yang telah diperoleh, F hitung > F tabel atau 4,803 > 2,81 dengan tingkat signifikansi 0,003 < 0,05, maka H0
ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara simultan profitabilitas (ROA) mampu memoderasi pengaruh struktur
modal (DER) dan ukuran
perusahaan (size) secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
7. Uji Parsial ( Uji t)
Tabel 13 : Hasil Regresi Uji t Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3,544 2,382 1,488 ,144 DER ,235 ,082 ,449 2,847 ,007 SIZE -,224 ,186 -,192 -1,203 ,235 DER*ROA -,058 ,018 -,434 -3,151 ,003 SIZE*ROA ,002 ,002 ,103 ,741 ,463 a. Dependent Variable: PBV
Sumber : Data Output IBM SPSS Statistic versi 22 Berdasarkan tabel 13 maka dapat
di lihat bahwa :
1. Struktur modal (DER) memiliki nilai t hitung > t tabel yaitu 2,847 > 2,013 dengan tingkat
signifikansi 0,007 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel struktur modal (DER) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017. 2. Ukuran perusahaan (size)
memiliki nilai t hitung > t tabel yaitu -1,203 > 2,013 dengan tingkat signifikansi 0,235 > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan logam dan sejenisnya periode 2013-2017.
3. Struktur modal (DER) dengan profitabilitas (ROA) sebagai variabel moderasi memiliki nilai t hitung < t tabel yaitu -3,151 < -2,013 dengan tingkat signifikansi 0,003 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas (ROA) memoderasi pengaruh struktur modal (DER) secara negatif signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017.
4. Ukuran perusahaan (size) dengan profitabilitas (ROA) sebagai variabel moderasi memiliki nilai t hitung < t tabel yaitu 0,741 < 2,013 dengan tingkat signifikansi 0,463 > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas (ROA) tidak memodrasi pengaruh ukuran perusahaan (size)
secara parsial dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Struktur Modal (DER) dan Ukuran Perusahaan (size) Terhadap Nilai Perusahaan
Dari hasil pengujian secara simultan melalui uji F mengenai struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017, diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 3,783, nilai ini yang akan menjadi statistik uji yang akan dibandingkan dengan F tabel sebesar 3,20. Berdasarkan nilai F hitung dan F tabel yang telah didapatkan maka F hitung > F tabel atau 3,783 > 3,20 dengan tingkat signifikansi 0,030 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara simultan struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logan dan sejenisnya periode 2013-2017. Hal ini berarti perusahaan mampu menggunakan sumber dana operasional secara efektif dan menggunakan sumber pendanaannya dengan tepat sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan Brigham dan Houston (2009) yang menyatakan bahwa semakin besar hutang maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan namun hanya sampai batas optimal saja, dan penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan Anung Dian Kosimpang (2017) yang menyatakan semakin besar perusahaan akan semakin mudah perusahaan tersebut memperoleh pendanaan sehingga bisa menjamin nilai perusahaannya tinggi.
Pengaruh Struktur Modal (DER) Terhadap Nilai perusahaan (PBV)
Hasil uji t untuk variabel struktur modal (DER) yaitu t hitung > t tabel yaitu 2,847 > 2,013 dengan tingkat signifikansi 0,007 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hasil perhitungan dan kriteria pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial struktur modal (DER) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017. Jadi dapat diartikan bahwa penambahan utang yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha akan meningkatkan harga saham dari perusahaan logam dan sejenisnya sehingga nilai perusahaan meningkat signifikan.
Sesuai dengan teori MM yang menyatakan apabila terjadi peningkatan nilai perusahaan akan disebabkan oleh penambahan utang selama struktur modal dibawah titik optimalnya, hal tersebut dijelaskan oleh Trade- off Theory dimana manfaat dari peningkatan utang masih lebih besar dari pengorbanan yang dikeluarkan sehingga secara langsung manfaat penggunaan utang tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan terjadi karena peningkatan jumlah utang (utang masih dibawah titik optimalnya) disebabkan oleh manajemen perusahaan yang menggunakan utang tersebut untuk ekspansi usaha dari perusahaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Rahman Rusdi Hamidy, Gusti Bagus Wiksuana dan Luh Gede Sri Artini (2015), yaitu struktur modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan diperkuat oleh Agus Defri Yando (2018) dan Heven Manoppo dan Fitty Valdi Arie (2016) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pegaruh Ukuran Perusahaan (size) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
Hasil uji t untuk variabel ukuran perusahaan (size) yaitu nilai t hitung > t tabel yaitu -1,203 > -2,013 dengan tingkat signifikansi 0,235 > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dari hasil perhitungan dan kriteria pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017, berarti jumlah asset yang dimiliki perusahaan mempersulit perusahaan dalam masalah pendanaan kebutuhan yang digunakan kegiatan operasi perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Firman Setiawan dan Akhmad Riduwan (2015), yang menyatakan perekonomian yang mulai membaik, baik perusahaan besar maupun kecil akan lebih berorientasi pada pengembangan usaha (ekspansi) guna memperluas pasar. Besar asset perusahaan kemungkinan bisa terjadi karena bertambahnya hutang. Kondisi ini mempunyai dampak buruk bagi perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang dalam kegiatan operasionalnya. Hal ini didukung oleh penelitian Heven Manoppo dan Fitty Valdi Arie (2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
Profitabilitas (ROA) Memoderasi pengaruh Struktur Modal (DER) dan Ukuran Perusahaan (size) Terhadap Nilai perusahaan (PBV)
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan melalui uji F mengenai profitabilitas (ROA) memoderasi pengaruh struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017, diketahui bahwa nilai F hitung setelah menggunakan variabel moderating naik menjadi sebesar 4,803, nilai ini yang akan menjadi statistik uji yang akan
dibandingkan dengan F tabel sebesar 2,81. Berdasarkan nilai F hitung dan F tabel yang telah didapatkan maka F hitung > F tabel yaitu 4,803 > 2,81 dengan tingkat signifikansi 0,003 < 0,05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara simultan profitabilitas memoderasi pengaruh struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) secara signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logan dan sejenisnya periode 2013-2017. Hal ini berarti ketika perusahaan memperoleh laba dari aset yang dimiliki perusahaan maka perusahaan akan mampu menggunakan sumber dana operasional secara efektif
dan menggunakan sumber
pendanaannya dengan tepat sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Anung Dian Kosimpang (2017) yang menyatakan semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka modal sendiri perusahaan besar, hal ini sejalan dengan Pecking Order Theory yang menyatakan perusahaan lebih menyukai pendanaan dari dalam (internal financing) yang nantinya akan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Firman Setiawan dan Akhmad Riduwan (2015) yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya, sehingga hal ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Anung Dian Kosimpang (2017) yang menyatakan perusahaan yang semakin besar akan menjamin nilai perusahaannya tinggi.
Profitabilitas (ROA) Memoderasi pengaruh Struktur Modal (DER) Terhadap Nilai perusahaan (PBV)
Hasil uji t untuk variabel profitabilitas (ROA) yang memoderasi pengaruh struktur modal (DER) yaitu nilai t hitung < t tabel yaitu 3,151 <
-2,013 dengan tingkat signifikansi 0,003 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hasil perhitungan dan kriteria pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan profitabilitas (ROA) mampu memoderasi pengaruh struktur modal (DER) secara negatif signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017, artinya bahwa kemampuan perusahaan memperoleh laba dari aset yang dimiliki perusahaan mampu memperkuat pengaruh kebijakan pendanaan modal yang baik yang nantinya akan mengoptimalkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Agus Defri Yando (2018), yaitu profitabilitas dapat memperkuat pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu memporsikan modal dan hutang kreditur untuk menciptakan nilai perusahaan dengan diperkuat oleh profitabilitas yang dihasilkan dari kinerja pihak manajemen dan menarik para calon investor untuk membeli saham perusahaan sehingga terjadi pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Profitabilitas (ROA) Memoderasi pengaruh Ukuran Perusahaan (size) Terhadap Nilai perusahaan (PBV)
Hasil uji t untuk variabel profitabilitas (ROA) yang memoderasi pengaruh ukuran perusahaan (size) yaitu nilai t hitung < t tabel yaitu 0,741 < 2,013 dengan tingkat signifikansi 0,463 > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dari hasil perhitungan dan kriteria pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial profitabilitas (ROA) tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan (size) secara signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017. Hal ini berarti bahwa perusahaan tidak mampu memperoleh laba dari aset yang dimiliki perusahaan sehingga memperlemah kebijakan pendanaan modal yang kemudian menjadi
dan pada akhirnya tidak mampu mengoptimalkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Firman Setiawan dan Akhmad Riduwan (2015), yang menyatakan perekonomian yang mulai membaik, baik perusahaan besar maupun kecil akan lebih berorientasi pada pengembangan usaha (ekspansi) guna memperluas pasar. Besar asset perusahaan kemungkinan bisa terjadi karena bertambahnya hutang. Kondisi ini mempunyai dampak buruk bagi perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang dalam kegiatan operasionalnya.
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) sebesar 13,9% dan sisanya 86,1% dikarenakan oleh faktor yang tidak diteliti dalam model pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017. 2. Struktur modal (DER) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017. 3. Ukuran perusahaan (size) secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017.
4. Profitabilitas (ROA) secara simultan mampu memoderasi pengaruh struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) secara signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) sebesar 29,9% dan sisanya sebesar 70,1% dikarenakan oleh faktor lain yang
tidak diteliti pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017.
5. Profitabilitas (ROA) secara parsial mampu memoderasi pengaruh struktur modal (DER) secara negatif signifikan terrhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017.
6. Profitabilitas (ROA) secara parsial tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan (size) secara signifikan terrhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor logam dan sejenisnya periode 2013-2017.
Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka implikasi dalam penelitian ini adalah struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Peningkatan struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. perusahaan harus mampu menggunakan sumber dana operasional secara efektif dan menggunakan sumber pendanaannya dengan tepat dan efisien sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan logam dan sejenisnya.
Profitabilitas memoderasi pengaruh struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) secara signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), hal ini berarti ketika perusahaan memperoleh laba dari aset yang dimiliki perusahaan maka perusahaan harus mampu menggunakan sumber dana operasional secara efektif dan menggunakan sumber pendanaannya dengan tepat sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan logam dan sejenisnya.
Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh struktur modal (DER) dan ukuran perusahaan (size) dengan profitabilitas sebagai variabel moderating terhadap nilai perusahaan (PBV). Meskipun demikian
penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan yang diharapkan dapat memberi peluang bagi peneliti yang akan datang untuk melakukan penelitian yang lebih baik. Berdasarkan keterbatasan, maka saran yang dapat diberikan adalah :
1. Bagi manajemen perusahaan,
sebaiknya perusahaan
menggunakan kebijakan sumber pendanaan yang baik untuk lebih meningkatkan laba perusahaan dan ukuran perusahaan, dengan penggunaan struktur modal yang optimal yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
2. Sebaiknya penelitian ini bisa menambah informasi, sumbangan pemikiran dan kajian dalam penelitian sebagai referensi selanjutnya yang berhubungan dengan struktur modal, ukuran perusahaan, profitabilitas dan nilai perusahaan.
3. Sampel dalam penelitian ini hanya terdapat 10 (sepuluh) perusahaan manufaktur subsector logam dan sejenisnya periode 2013-2017. Untuk itu, penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel perusahaann yang lebih banyak dan pengamatan dengan waktu yang
lama supaya memperoleh
pengujian yang lebih akurat. 4. Penelitian ini hanya menggunakan
2 (dua) variabel indevenden dan 1 (satu) variabel moderating untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian yang akan datang sebaiknya dapat menambahkan variabel independen dan variabel moderating yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap nilai perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA SUMBER BUKU
Fahmi, Irham. 2016. Pengantar Manajemen Keuangan Teori
Soal dan Jawaban. Bandung: Alfabeta.
Gozhali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima). Universitas Diponegoro Semarang.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Edisi 7. Universitas Diponegoro Semarang.
Harmono. 2016. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis). Jakarta: Bumi Aksara.
Karina. 2013. Modul Aplikasi SPSS STIE Bina Bangsa Banten. Serang: LPPM STIE Bina Bangsa Banten.
Kasmir.2012. Analisis laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis
(Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&B). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono.2013, Statistika untuk
Penelitian, Cetakan Ke-23. Bandung : Alfabeta.
Suryani dan Hendryadi. 2016. Metode Riset Kuantitatif (Teori Dana Aplikasi Pada Peneltian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam). Jakarta: Prenadamedia.
Zulfikar dan I Nyoman Budiantara. 2014. Manajemen Riset Dengan Pendekatan Komputasi Statistika, Edisi Pertama. Yogyakarta : Deepublish.
SUMBER JURNAL
Cahyatun,Mirza Al-Fisah. 2016. Profitabilitas Memediasi Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai perusahaan Proferti yang Terdaftar di BEI.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya (STIESIA) Surabaya.
Defri,Agus Yando. 2018. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating. Universitas Putera Batam. Dian, Anung Kosimpang. 2017.
Pengaruh Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening
Pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2016. Universitas Pandanaran Semarang. Eko, Bayu Hariyawan dan Andayani.
2017. Pengaruh Struktur Modal, Ukuran, Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pertumbuhan Sebagai Moderating. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA).
Gusti, I Bagus Angga Pratama dan I Gusti Bagus Wiksuana. 2016.
Pengaruh Ukuran
Perusahaan dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi. Universitas Udayana (Unud) Bali.
Manoppo, Heven dan Fitty Valdi Arie. 2016. Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI Periode 2011- 2014.
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Rusdi, Rahman Hamidy, Gusti Bagus Wiksuana dan Luh Gede Sri Artini. 2015. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan dengan
Profitabilitas sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia. Universitas Undayana (Unud) Bali.
Setiawan, Firman dan Akhmad Riduwan. 2015. Pengaruh ROA, Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan : DPR sebagai Variabel Pemoderasi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIESIA) Surabaya. SUMBER INTERNET http://accounting- media.blogspot.com/2015/04/pengertian-variabel-dependen-independen.html#. Diakses 04 Juli 2018. https://economy.okezone.com/read/2017/0 5/29/320/1702114/waduh-pertumbuhan-industri-logam-mulai-melambat. Diakses 25 Mei 2018. http://www.artikelilmiah.xyz/2017/10/pen gertian-rasio-keuangan-menurut-para.html. Diakses28 Mei 2018. http://www.pengertianmenurutparaahli.net /pengertian-relevan/. Diakses 01 Juni 2018.
http://www.pengertianilmu.com/2016/03/ pengertian-kerangka-berpikir.html. Diakses 13 Juni 2018