Jl. Perintis Kemerdekaan (Kavelery), Daya - Makassar
Pdt. Sukiman Thomas Karun, S.Th
Setiap hari Minggu Pukul 10.30 WitaSenin, 11 November 2013 - Glen Jimmy Latumahina
- Frida Wijaya - Tanion - Yusnita
Rabu, 13 November 2013 - Wenny Gunawan Elisabeth Delia
- Nataniel R.
Kamis, 14 November 2013 - Gaby W.
Jumat, 15 November 2013 - Yeri Yedityah Rumbo
Sabtu, 16 November 2013 - Edyanto Ntahudi Minggu, 17 November 2013
- Novita Pakiding
Amsal 3:2
Kami ucapkan kepada Jemaat
yang berulang tahun pada tanggal :
11 NOVEMBER - 17 NOVEMBER 2013
Pdt. Israel Laoly, S.Th Contact Person: Hp. 0813 5551 2966 Flexi 0411 528 3249Like us
on
Follow Us on Twitter
www.twitter.com/GerejaPetraDapatkan Informasi seputar Gereja PETRA
pelayanan
Pdm. Silva Ramon Rumendong
Hp. 0821 8825 9818
Ibu Betty Haryono
Flexi 0411 574 5369 | Tlp. 3610 509
Hp. 0852 4286 2600
Contact Person:
PASTORAL
4
Quotes
This Week
AKAN DIBERKATI
DALAM PERNIKAHAN
YANG KUDUS
HO SUWANDY
dan
NOVILIYA
JUMAT, 15 NOVEMBER 2013 PUKUL 13.00 WITA DI GEREJA PETRAROCKY RIONITA, S.Kom
dan
DEASY STEFANIE PATI, S.Sn
SENIN, 11 NOVEMBER 2013 PUKUL 13.00 WITA DI GEREJA PETRA
Jangan berdoa agar impian
Anda menyamai kemampuan
Anda. Berdoalah agar
kemampuan Anda menyamai
impian Anda.
@pakgururomy
salurkan talenta anda
melayani di bidang:
- media view - design graphics - kamera - Photography - web - petra news - lighting
contact person: ronny kongdoh (081 2422 6361)
Ibadah PA Ibadah Raya Minggu
Ibadah PA dan Ibadah Raya Minggu pukul 09.30 Wita www.gerejapetra.org/live-streaming
www.gerejapetra.org/live-streaming
Ibadah PA dan Ibadah Raya Minggu pukul 09.30 Wita dapat disaksikan secara LANGSUNG melalui INTERNET
KHOTBAH tumbuh - peduli - berbagi
01
tumbuh - peduli - berbagiINFO PETRA MISI
08
[5]
Ibrani 12:5-8, “ Dan sudah lupakah kamu
akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan , dan janganlah putus asa apabila engkau
[6]
diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah
[7] orang yang diakui-Nya sebagai anak. " Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah
memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? [8]
Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.”
Ketika kita melakukan kesalahan, Tuhan tidak langsung menghajar kita. Tetapi Ia datang kepada kita dengan Firman untuk menegur kita. Bila kita mendengar teguran Firman itu dan mentaatiNya, maka kita tidak perlu dihajar.
Seperti seorang anak kecil yang suka main di jalan raya. Melihat hal itu tentu ayahnya akan memperingatkannya supaya anak itu tidak main di jalan. Satu kali diperingatkan, dua kali diperingatkan, tiga kali diperingatkan tetapi anak itu tetap melanggar dan ia bermain di jalan. Dan demi keselamatan anak itu sendiri, ayahnya menghajar dia dengan cambuk. Maka anak itu tidak akan berani lagi main di jalan. Dengan demikian sang ayah menyelamatkan anaknya itu dari kecelakaan sebab ia tidak menginginkan kematian anaknya. Demikianlah yang
dilakukan Tuhan terhadap kita, bahwa justru
demi keselamatan kitalah IA mencambuk (menghajar) kita.
Seseorang berkata bahwa si Ali (anak Tuhan) itu dihukum oleh Tuhan. Benarkan ia dihukum? Tidak. Sesungguhnya si Ali itu tidak dihukum, melainkan ia dihajar oleh Tuhan. Kadangkala kita memakai kata yang salah. Orang itu memakai kata “dihukum” tetapi maksudnya bukan “dihukum” melainkan “dihajar”.
“Dihajar” berbeda dengan “dihukum”. Tuhan tidak menghukum anak-anakNya, tetapi Ia menghajar. Hukuman hanya diberikan kepada orang fasik, tetapi Ia menghajar orang benar
(kita dibenarkan oleh iman kita kepada Yesus Kristus – bukan karena perbuatan kita).
“Dihajar” tidak berarti bahwa kita kehilangan keselamatan, status kita sebagai anak itu tetap. Hajaran hanya diberikan kepada orang-orang yang dikasihi. Tetapi orang yang dihukum itu kehilangan keselamatan, ia tidak dikasihi.
Mari kita lihat kehidupan Daud. Di dalam Alkitab dituliskan bahwa Daud adalah seorang yang dikasihi oleh Tuhan. Namun sekalipun demikian, Daud-pun tidak lepas dari hajaran. Tuhan bahkan menghajar Daud sedemikian beratnya. Apakah itu tanda bahwa Daud sudah dibuang oleh Tuhan? Tidak, justru hajaran-hajaran itu adalah tanda bahwa Tuhan sangat mengasihi Daud.
Mari kita selidiki hajaran Tuhan kepada Daud karena ia menghitung jumlah orang Israel (Baca: 1 Tawarikh 21: 1-30).
1 Tawarikh 21:1 Iblis bangkit melawan orang
Israel dan ia membujuk Daud untuk
menghitung orang Israel.
Soal hitung-menghitung itu tidaklah salah. Musa juga pernah 2 kali menghitung bangsa Israel,
(mereka dihitung ± 2.000.000 orang jumlahnya) dan ketika mereka akan masuk ke negeri Kanaan (juga ± 2.000.000 orang banyaknya). Tetapi mengapa Tuhan mempersoalkan Daud menghitung jumlah orang Israel? Karena motivasi Daud dibalik menghitung itu yang salah. Motivasi Daud adalah kesombongan, ia bangga atas jumlah rakyatnya (tentaranya) yang banyak itu. Ini adalah suatu tindakan yang bodoh.
1 Tawarikh 21:8, “Lalu berkatalah Daud
kepada Allah: ''Aku telah sangat berdosa
karena melaku-kan hal ini; maka sekarang,
jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh.”
Sayangnya bahwa kebodohan itu (yakni menghitung dengan motivasi kesombongan) baru disadari Daud setelah ia melakukannya. Seandainya ia sadar bahwa itu adalah suatu kebodohan, sebelum ia melakukan perbuatan itu, maka tentulah ia tidak akan dihajar oleh Tuhan. Banyak kebodohan yang baru disadari o l e h o r a n g K r i s t e n s e t e l a h t e r l a n j u r dilakukannya. Karena itulah ia harus dipukul oleh Tuhan supaya ia jera dan bertobat. Tetapi seandainya bahwa kita sadar akan kebodohan itu sebelum melakukannya maka kita tidak akan dihajar.
1 Tawarikh 21:4, “Namun titah raja itu
terpaksa diikuti oleh Yoab, maka pergilah Yoab
menjelajahi seluruh Israel, kemudian kembali ke Yerusalem.”
Yoab sudah berusaha memperingatkan Daud untuk tidak melakukan kebodohan itu tetapi ia tidak berhasil dan terpaksa mengikuti titah raja (ayat 2-3). Ini berarti bahwa ego Daud sedang naik, egonya tidak mau kalah, ia tidak mau
mendengar nasehat bawahannya padahal
membiarkan saja Daud dibujuk oleh iblis untuk menghitung dengan motivasi kesombongan. Ketika ego atau kedagingan Daud naik, sesunggunya saat itu roh-nya menjadi lemah dan ia terbuka terhadap serangan iblis. Jika ia merendahkan diri di hadapan Tuhan, egonya turun, maka ia menjadi kuat, sebab Tuhan melindunginya. Orang yang rendah hati itu dilindungi oleh Tuhan, seperti Ayub yang dipagari atau dilindungi oleh Tuhan.
Kemenangan Israel tidak ditentukan dari berapa jumlah tentaranya, tetapi ditentukan oleh bagaimana mereka mengandalkan Tuhan. Sekalipun tentaranya hebat dan menghadapi peperangan kecil, namun tanpa penyertaan Tuhan maka mereka akan menderita kekalahan besar. Sebaliknya, sekalipun tentaranya sedikit dan menghadapi peperangan besar, asalkan Tuhan menyertai, maka mereka akan mendapatkan kemenangan besar. Jadi tidak menjadi soal peperangan apa yang kita hadapi dalam hidup ini, asalkan Tuhan menyertai kita maka kita akan menang. Sebab itu pastikan bahwa Anda terus merendahkan diri dan berharap kepadaNya, sebab hanya Tuhan-lah kunci kemenangan kita.
Akibat dari kebodohan Daud itu, maka seluruh orang Israel mengalami penderitaan yang sangat. Bukan hanya Daud saja yang menderita, tetapi seluruh rakyatnya juga menderita; padahal hanya Daud yang berbuat kesalahan. Perhatikanlah bahwa kebodohan kecil apabila dilakukan oleh seorang yang besar (seperti Daud yang adalah raja) maka akan menghasilkan masalah besar – menghasilkan kesulitan besar bagi banyak orang. Terlebih lagi bila orang besar itu adalah orang yang mengerti Firman Tuhan; maka akan lebih besar lagi kesulitan yang ditimbulkannya dari perbuatan bodohnya. Kita selalu sangat hati-hati terhadap
kebodohan-KHOTBAH tumbuh - peduli - berbagi
03
tumbuh - peduli - berbagi06
INFO PETRA MISIkebodohan besar, namun seringkali kita lupa menjaga diri kita terhadap kebodohan-kebodohan kecil. Berhati-hatilah sebab iblis tidak hanya memakai perkara-perkara besar untuk menjatuhkan kita, tetapi juga ia sering memakai perkara yang kecil. Seperti yang dilakukan iblis terhadap Daud. Dikatakan bahwa
iblis membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.
KEMURAHAN TUHAN DI TENGAH-TENGAH HAJARAN-NYA
Karena Daud tidak mau mendengar nasehat atau teguran yang disampaikan lewat mulut Yoab, panglimannya, maka Tuhan datang kepadanya dengan hajaran.
1 Tawarikh 21:9-14, “Tetapi berfirmanlah
TUHAN kepada Gad, pelihat Daud: ''Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah firman TUHAN: tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu dari padanya, maka Aku akan m e l a k u k a n n y a k e p a d a m u . ' ' K e m u d i a n datanglah Gad kepada Daud, lalu berkatalah ia kepadanya: ''Beginilah firman TUHAN: Haruslah engkau memilih: tiga tahun kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu, sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit sampar, ada di negeri ini, dan malaikat TUHAN mendatangkan kemusnahan di seluruh daerah orang Israel. Maka sekarang, timbanglah jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku.” Lalu berkatalah Daud kepada Gad: ''Sangat susah hatiku, biarlah kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia.”
Tuhan memberi pilihan kepada Daud dan ia harus memilih 1 hajaran di antara 3 hajaran itu yakni: 1) 3 tahun kelaparan, 2) 3 bulan melarikan
diri dan dikejar-kejar musuh atau 3) 3 hari di kejar oleh pedang Tuhan yakni penyakit sampar. Lalu Daud memilih yang paling singkat dan paling ringan yaitu 3 hari penyakit sampar. Jadi dalam memberi hajaran kepada Daud, Tuhan memperbolehkannya untuk memilih. Apa artinya semua itu? Bahwa di balik hajaran
Tuhan ada kemurahanNya yang begitu besar.
Bayangkan bila Tuhan tidak memberi pilihan kepada Daud dan seluruh Israel harus menjalani 3 tahun kelaparan, tentu hukuman itu sangat berat sebab waktunya cukup lama dan akan lebih banyak orang yang mati dalam 3 tahun itu. Atau 3 bulan dikejar-kejar musuh; maka Daud akan keluar dari istananya dan mengembara di hutan dan padang gurun, di mana bahaya binatang buas dan kelaparan bisa saja membinasakannya. Tetapi Tuhan berkata itu adalah pilihan, jika kamu (Daud) tidak memilih yang paling berat itu maka tidak apa-apa. Ada pilihan hajaran yang lebih ringan dan singkat yakni 3 hari penyakit sampar. Jadi jelas bahwa di sini kita melihat bahwa Tuhan itu penuh belas kasih kepada umatNya.
Daud berkata: “…biarlah kiranya aku jatuh ke
dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia”. Daud menyadari
bahwa sekalipun ia dipukul Tuhan, namun di balik pukulan itu ada kasih sayangNya yang besar. Sebab itu adalah lebih baik kita jatuh ditangan Tuhan ketimbang kita jatuh ditangan (penghakiman) manusia. Manusia menghukum dengan tidak ada belas kasih, tetapi Tuhan menghajar kita demi kebaikan kita. Jadi janganlah bersungut-sungut bila Tuhan menghajar kita.
Sesungguhnya IA tidak gemar memukul anak-anakNya, tetapi IA suka menyayangi dan penuh belas kasih. Kalau IA harus menghajar kita, itu
keras kepala terhadap teguran atau nasehat. Tujuan hajaran Tuhan adalah:
1. supaya kita jangan menganggap enteng didikan Tuhan
2. supaya jangan kita menjadi sombong dan tinggi hati, melainkan memberi kemuliaan hanya bagi Tuhan, dan 3. supaya jangan kita mengulangi
kebodohan kita.
Tidak hanya “pilihan” itu saja kemurahan Tuhan, tetapi masih ada 1 lagi kemurahan Tuhan yakni dalam 1 Tawarikh 21:15. Ketika itu malaikat sedang berjalan dengan pedangnya dari sebelah utara sampai selatan Israel. Dan semua wilayah yang dilalui malaikat itu kena bala sampar dan banyak di antara mereka yang mati (70.000 orang meninggal). Tetapi ketika malaikat itu akan hendak memusnahkan Yerusalem maka Tuhan menghentikan malaikat itu.
1 Tawarikh 21:15, “Pula Allah mengutus
malaikat ke Yerusalem untuk memusnahkannya, dan ketika hendak dimusnahkannya, maka TUHAN melihatnya, lalu menyesallah Ia karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya itu, lalu berfirmanlah Ia kepada malaikat pemusnah itu: "Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu!" Pada waktu itu malaikat TUHAN itu sedang berdiri dekat tempat pengirikan Ornan, orang Yebus.”
Seluruh Israel harus kena tulah penyakit sampar. Namun belum lagi hajaran itu selesai (sebab Yerusalem belum kena tulah) namun Tuhan sudah menghentikan malaikat itu. Mengapa? Karena Tuhan tidak tahan melihat umatNya menderita. Di sini kita melihat bahwa betapa besarnya kebaikan Tuhan. Bukan hanya Daud disuruh memilih dan Daud memilih hajaran yang paling ringan, tetapi juga bahwa hajaran
Inilah bukti kasih sayang Tuhan kepada kita, anak-anakNya.
Sebab itu tetaplah percaya kepada Tuhan. Jangan kecewa bila Tuhan menghajar Anda. Jangan pergi daripadaNya, sebab hanya DIA-lah yang mengasihi kita tanpa batas. Tetaplah bergantung kepada-Nya.
Kemudian dalam 18-19, Tuhan menyuruh Daud untuk membangun mezbah di tempat pengirikan Ornan. Mendengar itu, Ornan-pun dengan rela menyerahkan tanahnya dan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mempersembahkan korban bagi Tuhan. Ornan hendak memberikannya secara gratis. Tetapi Daud bukanlah seorang yang bermental gratisan. Ia tidak mau mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan tanpa berkorban (Baca: 1 Tawarikh 21:18-30). Daud berani membayar harganya.
1 Tawarikh 21:24, “Tetapi berkatalah raja
Daud kepada Ornan: "Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dengan harga penuh, sebab aku tidak mau mengambil milikmu untuk TUHAN dan tidak mau mempersembahkan korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa.”
Lalu Tuhan menyuruh malaikat itu untuk mengembalikan pedangnya ke dalam sarungnya (ayat 27). Dan hajaran itu selesailah. Daud jera dan tidak mau mengulangi kebodohan itu lagi. Demikianlah bahwa dibalik hajaran Tuhan ada kemurahanNya. Tuhan sangat mengasihi kita. Amin!!
Jadwal Ibadah Umum
Jadwal Ibadah Umum
Jadwal Ibadah Umum
LEMBAR
K E S A K S I A Nwahyu 12 : 11 By : Yarson Padjeko
LANJUTAN
kesaksian
Redaksi
Bagi Jemaat yang ingin memberikan kesaksian, agar dapat langsung menyerahkan kepada Ibu gembala atau dapat mengirimkannya lewat email : wartapetramks@gmail.com [ Kesaksian yang telah diberikan menjadi hak redaksi sepenuhnya untuk diedit/dirubah ]
10 November 2013