• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iman kepada Allah. Saya ingin mengetahui dan memahami tentang bagaimana beriman kepada Allah serta apa saja sifat wajib dan mustahil bagi-nya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Iman kepada Allah. Saya ingin mengetahui dan memahami tentang bagaimana beriman kepada Allah serta apa saja sifat wajib dan mustahil bagi-nya."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Iman kepada Allah

Melakukan studi pustaka untuk menelusuri informasi tentang sifat-sifat wajib dan mustahil bagi Allah, serta menemukan dalil-dalil tentang sifat-sifat Allah tersebut.

Berdiskusi tentang sifat-sifat wajib dan mustahil bagi Allah serta merumuskan kesimpulannya.

Melakukan tugas pembiasaan dalam rangka meneladani sifat-sifat Allah tersebut.

Saya ingin mengetahui dan memahami tentang bagaimana beriman kepada Allah serta apa saja sifat wajib dan mustahil bagi-Nya.

Akhirnya, saya mengenal Allah melalui sifat-sifatnya. Dengan demikian, keiman-an saya kepada-Nya se-makin bertambah.

(2)

TUHAN

Lagu & lirik karya: Bimbo & Taufik Ismail

Tuhan, tempat aku berteduh

Di mana aku mengeluh dengan segala keluh Tuhan, Tuhan Yang Maha Esa

Tempat aku memuja dengan segala doa Aku jauh, Engkau jauh

Aku dekat, Engkau dekat Hati adalah cermin

Tempat pahala dan dosa bertarung Tuhan, Tuhan Yang Maha Esa Tempat aku memuja dengan segala dosa

Baca dan renungkan gambar serta syair lagu di atas. Siapakah yang telah menciptakan alam semesta ini beserta segala isinya? Air, pohon, bebatuan, dan segala makhluk hidup tentu ada yang menciptakannya, bukan? Nah, cobalah kamu buat tulisan singkat tentang alam dan kehidupan berdasarkan gambar serta syair lagu ”Tuhan” di atas. Kamu dapat berdiskusi dengan teman-teman untuk memperkaya tulisanmu. Selamat menulis.

(3)

Setelah kamu menghayati gambar dan syair lagu dalam rubrik Iftitah di depan, tentu kamu dapat membayangkan bahwa Allah itu satu adanya dan kuasa atas segala sesuatu. Dialah yang telah menciptakan alam beserta isinya. Sifat satu (esa) dan kuasa adalah dua dari beberapa sifat-sifat Allah. Nah, pada bab ini kamu akan mempelajari tentang iman kepada Allah dan sifat-sifat wajib serta mustahil bagi-Nya.

A. Pengertian Iman kepada Allah

Kata iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya, kemudian pengakuan ini diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.

Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

Beriman kepada Allah sebagai Khaliq merupakan rukun iman yang pertama. Ketentuan ini sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya: Iman ialah bahwa

engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul-Nya, kepada hari kiamat, dan hendaklah engkau beriman kepada qadar yang baik dan buruk. (H.R. Muslim)

Selanjutnya, iman kepada Allah juga merupakan kebutuhan yang sangat men-dasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar umat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah

dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan ke-pada rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh. (Q.S. an-Nis-a’

[4]: 136)

Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa apabila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasa-kan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguh-nya adalah untuk kebaikan manusia sendiri.

Kamu tentu telah mengetahui pengertian iman kepada Allah, bukan? Nah, untuk mem-perdalam pengetahuanmu tersebut cobalah kamu lakukan kegiatan diskusi bersama teman-temanmu. Bagilah kelas menjadi beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompok beranggotakan lebih kurang enam orang siswa dengan tugas yang sama, yaitu mendiskusikan ”manfaat dan fungsi beriman kepada Allah”. Setelah diskusi kelompok selesai, hasilnya dicatat pada secarik kertas dan dipresentasikan di depan kelas secara bergantian.

(4)

B. Sifat-Sifat Wajib dan Mustahil bagi Allah

Pada subbab di depan, kamu telah mempelajari pengertian iman kepada Allah. Dengan melakukan diskusi kamu pun dapat menyebutkan fungsinya. Nah, agar keimananmu menjadi semakin kukuh, kamu mesti mengetahui sifat-sifat wajib dan mustahil bagi Allah. Untuk itu, ikutilah pembahasan berikut ini.

Sifat bagi Allah adalah sesuatu yang menjadi ciri khas Zat Allah. Allah swt. memiliki sifat wajib, mustahil, dan sifat j-aiz. Berikut ini akan diuraikan sifat-sifat wajib bagi Allah disertai sifat-sifat mustahilnya (lawan dari sifat-sifat wajib).

1. Wuj-ud (

)

Wuj-ud berarti ada. Lawannya adalah ‘adam ( ), yang berarti tidak ada.

Untuk membuktikan adanya Allah, antara lain bisa kita lakukan dengan memerhatikan alam yang ada di sekitar kita. Semua benda, manusia, binatang, langit, bumi, dan segala isinya tentu ada yang menciptakan. Mustahil benda-benda itu muncul dengan sendirinya. Firman Allah:

Artinya: Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran,

peng-lihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur. Dan Dialah yang menciptakan dan mengembangbiakkan kamu di muka bumi ini dan kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pergantian malam dan siang. Tidakkah kamu mengerti? (Q.S. al-Mu’min-un [23]: 78–80)

Allah itu ada dengan Zat-Nya sendiri, mustahil bagi Allah jika Allah tidak ada. Meskipun tidak kelihatan, Allah ada untuk selama-lamanya. Allah merupakan zat gaib yang tidak dapat kita lihat dengan alat indra. Sesuatu yang tidak kelihatan bukan berarti tidak ada. Contoh, nyawa. Setiap orang termasuk kamu pasti yakin bahwa nyawa itu ada, walaupun belum pernah melihat bentuknya dan meraba-nya. Begitu juga dengan udara. Semua itu ada dan pengaruhnya juga dapat dirasa-kan.

Sumber: Geographica

Langit, bumi, dan seisinya: mungkinkah ada tanpa adanya Allah Sang Pencipta?

Petunjuk Guru:

Diskusi tentang manfaat beriman kepada Allah dapat dilakukan dengan mengajak siswa untuk merenungkan pengalaman hidup mereka yang berkaitan dengan keimanan. Misalnya, pengalaman saat sakit selalu memohon kepada Allah agar diberi kesembuhan, selalu berdoa saat memulai belajar, bekerja, makan, atau tidur, bersikap semakin optimis setelah berzikir kepada Allah, dan pengalaman lainnya. Itu semua menunjukkan bahwa hanya Allah tempat berlindung dan memohon pertolongan. Dengan cara ini, setidaknya akan memberikan kesan bagi siswa dalam memahami sikap iman kepada Allah swt. Selanjutnya, kita ajak kelompok diskusi tersebut agar merangkum hasil diskusinya ke dalam secarik kertas untuk dipresentasikan di hadapan teman sekelas.

(5)

2. Qid-am (

)

Qid-am artinya dahulu. Lawannya adalah h.udu-s (. ), artinya baru. Allah tidak berpermulaan. Sesuatu yang memiliki permulaan, yaitu dari tidak ada menjadi ada, berarti baru. Sesuatu yang baru berarti makhluk. Sedangkan Allah bukan makhluk, melainkan Kh-aliq (Pencipta). Firman Allah:

Artinya: Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin, dan Dia

Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. al-H. adid [57]: 3)

-Dahulunya Allah tidak seperti dahulunya makhluk. -Dahulunya makhluk itu ada permulaannya, yaitu didahului oleh keadaan tidak ada, lalu menjadi ada. Sedangkan Allah, tidak didahului oleh tidak ada lalu menjadi ada, tetapi sejak dahulu sudah ada dan tanpa permulaan. Oleh karena itu, manusia tidak akan mampu memikirkan kira-kira kapan Allah itu mulai ada. Sebab, Allah itu ada sebelum waktu itu sendiri ada.

3. Baqa-’ (

)

Baqa-' artinya kekal, abadi, dan langgeng selamanya. Lawannya adalah fana-'

( ), artinya rusak, binasa, dan ada batas akhirnya. Semua ciptaan Allah mem-punyai kelemahan, perubahan, perkembangan, dan akhirnya musnah tidak ada lagi. Sifat-sifat makhluk tersebut tidak kekal. Sedangkan Allah yang menciptakan makhluk akan tetap ada selama-lamanya, sekalipun semua makhluk telah hancur binasa. Inilah makna dari sifat wajib bagi Allah, yaitu baqa-’. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya:

Artinya: Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang

memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. (Q.S. ar-Ra.hm-an [55]: 26–27)

4. Mukh-alafatu Lil-.Haw

-adi.s (

)

Allah memiliki sifat wajib mukh-alafatu lil-.haw-adi.s, artinya Allah berbeda dengan semua yang baru (makhluk). Sifat mustahilnya atau lawannya adalah mum-asalatu. lil-h.aw-adis yang berarti mustahil bagi Allah serupa dengan makhluk-Nya..

Allah berbeda dengan makhluk-Nya dalam semua hal, baik zat, sifat, perbuatan, ucapan, dan sebagainya. Sebagai pencipta, Allah pasti berbeda dengan ciptaan-Nya. Sebagai contoh, seorang pembuat pesawat tidak mungkin sama dengan pesawat yang dibuatnya. Pembuat meja, kursi, papan tulis, dan sebagainya pasti tidak sama dengan benda-benda ciptaannya itu.

Penolakan Qid-am

Sifat qidam Allah ini menolak teori ad-daur, yaitu rangkaian perputaran yang tiada habis- -habisnya. Artinya, alam ini diciptakan oleh Allah, tetapi keberadaan Allah juga disebabkan oleh benda alam yang lain. Sifat ini juga menolak teori at-tasalsul, yaitu mata rantai yang tiada ujung pangkalnya. Artinya, wujud alam ini disebabkan oleh yang lain. Demikian seterusnya sampai tidak dapat dipastikan penyebab pertama.

(6)

Tidak ada sesuatu yang serupa dengan Allah. Dengan jelas hal ini tertera dalam Al-Qur’an.

Artinya: ”. . . . Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang

Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Q.S. asy-Sy-ur-a [42]: 11)

5. Qiy-amuhu- Binafsih (

)

Allah bersifat qiy-amuhu binafsih, artinya Allah berdiri sendiri tanpa bantuan pihak lain. Sebab, Allah Mahabesar dan Mahakuasa. Sifat mustahilnya adalah

qiy-amuhu bigairih ( ), artinya mustahil bagi Allah membutuhkan bantuan pihak lain. Allah berfirman:

Artinya: Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, yang

terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). (Q.S. -Ali ‘Imr-an [3]: 2)

6. Wa.hd

-aniyyah (

)

Allah bersifat wa.hd-aniyyah, artinya bahwa Allah Maha Esa, tidak ada sekutu-Nya. Sifat mustahilnya adalah ta‘addud ( ), yang berarti berbilang atau lebih dari satu. Keesaan Allah itu mutlak, artinya Allah Esa dalam sifat dan perbuatan. Esa zat-Nya artinya tidak karena hasil penjumlahan, perkalian, atau segala per-hitungan dari macam-macam unsur. Esa sifat-Nya berarti bahwa sifat-sifat kesem-purnaan bagi Allah tidak dapat dipersamakan dengan sifat-sifat yang ada pada makhluk.

Esa perbuatan-Nya, berarti bahwa Allah adalah satu-satunya yang mengatur, menguasai, memelihara alam beserta isinya, dan dalam perbuatannya tersebut tidak dicampuri oleh siapa pun juga. Tentang keesaan Allah ini antara lain tertera dalam Al-Qur’an:

Artinya: Katakanlah (Muhammad): ”Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat

meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (Q.S. al-Ikhl-as. [112]: 1–4)

Hanya Allah Yang Maha Esa, Dialah yang menjadikan segala sesuatu di alam ini. Dia yang memberi keselamatan dan Dia pula yang mendatangkan cobaan. Karena itu, hanya Allah sendiri yang wajib disembah dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.

Sifat Nafsiyah dan Salbiyah

Sifat nafsiyah adalah sifat yang berhubungan dengan Zat Allah swt. Yang termasuk kelompok ini adalah sifat wuju-d. Artinya, wuju-d adalah Zat Allah, bukan merupakan tambahan dari Zat-Nya.

Adapun sifat salbiyah adalah sifat yang mengingkari atau menolak adanya sifat-sifat lain. Yang termasuk kelompok sifat-sifat ini adalah qidam, baqa-’, mukh-alafatu lil-h.aw- adi- s,. qiy-amuhu- binafsih, dan wa.hdaniyyah.

-Sifat qidam menolak sifat h.udu- -s. Allah; baqa-' menolak fana-'; mukh-alafatu lil-h.aw-adis. menolak mum-asalatu lil-h.aw. adi- .s; qiy-amuhu- binafsih menolak qiya-muhu- bigairih; dan wa.hd-aniyyah menolak ta‘addud.

(7)

7. Qudrat (

)

Allah bersifat qudrat, artinya Mahakuasa atau yang memiliki kekuasaan. Kekuasaan Allah itu mahasempurna, tidak terbatas, dan mutlak. Bahkan, kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki makhluk, sesungguhnya adalah anugerah Allah. Jika Allah menghendaki kekuasaan yang ada pada makhluk tersebut dicabut, maka saat itu juga akan hilang dan tidak ada seorang pun yang dapat mencegah atau menghalangi kehendak Allah, sebagaimana firman-Nya:

Artinya: ”. . . . Sungguh Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 20)

Lawan dari sifat qudrat atau sifat mustahilnya adalah ‘ajzun ( ), yang artinya lemah. Allah Mahakuasa dan tidak mungkin lemah. Jika Allah lemah, tentu tidak akan mampu menciptakan langit dan bumi beserta isinya yang begitu lengkap dan sulit. Jika Allah tidak Mahakuasa, bagaimana mungkin dapat menciptakan manusia hanya dari setetes air? Bagaimana mungkin menciptakan berbagai jenis buah-buahan yang segar-segar, dan sebagainya?

8. Ir-adat (

)

Allah bersifat ir-adat artinya mempunyai kehendak dan dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Sifat mustahilnya adalah kar-ahah ( ), yang berarti terpaksa. Mustahil bagi Allah merasa terpaksa dalam melaksanakan semua kehendak-Nya. Allah Maha Berkehendak, Dia pasti berbuat atas kehendak sendiri tanpa ada kekuatan lain yang mampu memaksa-Nya.

Manusia juga mempunyai kehendak. Tetapi, untuk mencapai kehendak tersebut manusia sering dipengaruhi, dibantu, bahkan ditentukan oleh pihak-pihak lain. Yang pasti, kehendak dan keinginan manusia berada di bawah kendali kehendak Allah. Allah-lah yang menentukan apa yang terjadi atas diri manusia. Jika Allah menghendaki sesuatu atas makhluk-Nya, maka pasti akan terjadi. Firman Allah:

Artinya: Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia

hanya berkata kepadanya, ”Jadilah!”, maka jadilah sesuatu itu. (Q.S. Y-asin [36]: -82)

Apa yang akan terjadi bila Allah dapat dipaksa oleh makhluk-Nya? Bicarakan hal ini dengan teman bermain kalian. Sampaikan pada kelas sebagai bahan diskusi bersama. Petunjuk Guru:

Allah adalah Sang Khalik. Allah dengan kehendak-Nya telah menciptakan dan mengatur seluruh alam raya dan seisinya. Dengan kenyataan tersebut sebagai makhluk kita harus menaati semua perintah dan ketetapan-Nya. Jika Allah terpaksa menuruti kehendak manusia tentunya sangat mustahil karena itu bertentangan dengan sifat ira-dat Allah.

(8)

9. ’Ilmu (

)

Allah bersifat ‘ilmu, artinya Allah wajib bersifat pandai atau mengetahui. Pengetahuan dan kepandaian Allah tidak terbatas. Allah mengetahui segalanya, kecil besar, jauh dekat, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Firman Allah:

Artinya: . . . padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang

ada di bumi; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. al-H.ujur-at [49]:

16)

Sifat mustahilnya adalah jahlun ( ), artinya mustahil Allah bersifat bodoh. Jika Allah bersifat bodoh, tentu tidak akan mampu menciptakan keter-aturan alam. Allah yang menciptakan sesuatu, Dia pulalah yang mengatur dan mengetahuinya.

10. .Hay

-at (

)

Allah bersifat .hay-at, artinya hidup. Hidup Allah tidak berpermulaan dan tidak berkesudahan. Dia tidak pernah mengantuk, tidak pernah tertidur, apalagi mati. Itulah bedanya dengan hidupnya manusia. Allah hidup dengan sendirinya, tanpa ada yang menghidupkan. Sedangkan manusia dihidupkan oleh Allah dengan memberikannya nyawa. Allah berfirman:

Artinya: Allah, tiada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus

mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur . . . . (Q.S. al-Baqarah

[2]: 255)

Sifat mustahil atau lawan dari sifat .hayat adalah maut ( ), yang berarti mati. Apabila Allah mati, maka langit, bumi, bintang-bintang, serta yang lain pasti akan mengalami kekacauan, saling bertabrakan dan sebagainya, sebab pengaturnya telah tiada. Allah tidak pernah mati, Dia hidup selama-selamanya.

11. Sama’ (

)

Allah wajib bersifat sama‘ artinya mendengar. Sifat mustahilnya adalah

summun ( ), artinya tuli. Pendengaran Allah itu sempurna dan tidak terbatas. Allah dapat mendengar semua jenis suara, baik yang gaib maupun terang, baik yang dekat maupun jauh. Bahkan Allah dapat mendengar bisikan hati manusia. Allah berfirman:

Artinya: ”. . . . Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Q.S. al-M-a’idah [5]: 76)

Pendengaran Allah tidak sama dengan pendengaran manusia. Manusia mendengar dengan menggunakan alat, yaitu telinga yang diberikan Allah. Tidak semua suara dapat didengar oleh manusia. Sedangkan Allah mendengar dengan pendengaran-Nya yang sempurna. Jika seluruh manusia yang ada di bumi secara bersamaan memohon kepada Allah, maka semua permohonan tersebut pasti didengar-Nya, walaupun permohonan itu hanya dengan bisikan batin.

(9)

12. Ba.sar (

)

Allah bersifat ba.sar, artinya Maha Melihat. Sifat mustahilnya yaitu ‘umyun ( ), yang berarti buta. Allah telah menciptakan makhluk-Nya dapat melihat. Maka pastilah Dia sendiri mempunyai sifat Maha Melihat. Segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak terlepas dari penglihatan Allah. Oleh karena itu, manusia harus berhati-hati dalam berbuat. Allah berfirman:

Artinya: . . . Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-H.ujur-at [49]: 18)

13. Kal-am (

)

Allah bersifat kal-am, artinya Allah mampu berfirman atau berbicara. Sifat mustahilnya adalah bukmun ( ), artinya bisu.

Allah menciptakan manusia di bumi agar mereka dapat mengolah dan memak-murkannya. Untuk kepentingan ini, Allah telah menurunkan petunjuk dan pedoman bagi manusia berupa wahyu seperti Al-Qur’an serta kitab-kitab lainnya. Inilah bukti bahwa Allah memiliki sifat kal-am (berbicara).

Berbicaranya Allah tentu tidak sama dengan cara berbicaranya manusia. Bagai-mana Allah berbicara? Hal itu berada di luar jangkauan kemampuan akal manusia. Yang jelas, sebagai orang mukmin kita wajib meyakini kebenaran sifat Allah tersebut. Salah satu ayat yang mendukung bahwa Allah berfirman atau berbicara adalah:

Artinya: . . . Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung. (Q.S. an-Nis-a’ [4]: 164)

Sifat Ma‘-ani dan Ma‘nawiyah

Tujuh sifat Allah yang terakhir ini termasuk kelompok sifat ma‘ani, yaitu sifat-sifat yang dapat digambarkan oleh akal pikiran manusia dan dapat meyakinkan karena kebenarannya dapat dibuktikan oleh pancaindra.

Kemudian, ada lagi tujuh sifat yang berhubungan dengan sifat ma‘ani, yang disebut -sifat ma‘nawiyah. Sifat tersebut adalah:

1. qadiran (mahakuasa),

-2. mur-idan (maha berkehendak), 3. ‘aliman (maha mengetahui), -4. .hayyan (mahahidup), 5. sam-i‘an (maha mendengar), 6. ba.siran (maha melihat), dan -7. mutakalliman (maha berfirman).

Demikianlah tiga belas sifat wajib dan mustahil bagi Allah yang perlu kamu ketahui serta pahami. Sifat-sifat tersebut merupakan bukti dan tanda Maha-sempurnanya Allah. Tidak ada makhluk di dunia ini yang akan menyamai sifat-sifat Allah tersebut.

(10)

C. Meneladani Sifat-Sifat Allah swt.

Siapa saja yang menyatakan dirinya telah beriman kepada sifat-sifat Allah swt. haruslah berusaha mengejawantahkannya atau mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, keimanan yang sempurna tidak sekadar me-nunjukkan keyakinan dalam hati dan mengikrarkan dengan lisan, namun harus membuktikan dengan amal perbuatan. Beriman kepada sifat-sifat Allah swt. seharusnya akan membetuk pribadi muslim yang lebih baik.

Pertama, akan menumbuhkan keyakinan yang utuh tentang keberadaan dan

keesaan Allah swt. Seseorang yang memahami sifat-sifat Allah swt. sembari memerhatikan ciptaan-Nya, segera sadar bahwa hanya Allah Yang Maha-sempurna. Karena itu, yang harus disembah dan dimohonkan pertolongan adalah Allah semata. Misalnya ketika kita tahu bahwa Allah memiliki sifat irada-t, kita akan sadar bahwa Yang Maha Menentukan segala sesuatu adalah Allah. Sehingga sudah sepantasnyalah jika dalam setiap saat kita selalu berdoa dan memohon kepada Allah swt.

Kedua, membentuk pribadi yang berkualitas. Kita mafhum bahwa Allah Maha

Melihat, Maha Mendengar, dan Maha Mengetahui. Pemahaman tersebut akan menimbulkan kesadaran bahwa manusia di hadapan Tuhan hanyalah makhluk kecil yang teramat lemah. Oleh karena itu, tidak ada artinya jika kita bersikap sombong namun harus rendah hati seraya berusaha memperbaiki diri. Dengan demikian, kita pun termotivasi untuk selalu

berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Sebagai contoh, pemahaman sifat qudra-t (Mahakuasa) Allah akan mendidik kita bersikap optimis. Sebab, atas sifat Mahakuasa Allah segalanya pasti mungkin terjadi. Tidak se-layaknya kita mudah putus asa, pesimistis, dan minder dalam menghadapi sesuatu. Demikianlah yang seharusnya dimiliki oleh setiap pribadi muslim.

Tunjukkan contoh-contoh yang menunjukkan sikap meneladani iman kepada sifat-sifat Allah.

Petunjuk Guru:

Siswa diberi kebebasan untuk menunjukkan contoh-contohnya seperti yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Wujud Allah

Allah adalah Tuhan yang telah menciptakan seluruh alam raya ini. Pengenalan bahwa Allah adalah Tuhan telah dikenal oleh masyarakat Arab sebelum datangnya Islam. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya nama-nama yang mengandung kata tersebut seperti Abdullah (Hamba Allah). Hal ini sangat mungkin terjadi karena sebelum Islam datang, sebagian masyarakat Arab ada yang menganut agama wahyu (Syamawi) yang mengajarkan tentang keesaan Allah. Meskipun seiring berjalannya waktu, ada yang menyekutukan-Nya.

Adapun berkaitan dengan bagaimana wujud dari zat Allah itu, manusia tidak mungkin dapat mencernanya. Zat Allah jauh dari jangkauan akal pikiran manusia yang memang sangatlah terbatas. Sebab, Allah bersifat gaib yang mustahil untuk dilihat wujud zat-Nya. Namun demikian, kita tetap harus mengimani keberadaan-Nya. Caranya dengan memerhatikan ciptaan-ciptaan-Nya serta tanda-tanda kekuasaan-Nya.

Sebagai pengenalan kepada hamba-Nya, Allah telah menjelaskan hakikat diri-Nya melalui Asmaul Husna dan sifat-sifat Allah. Hal ini dimaksudkan agar manusia tidak salah persepsi tentang Tuhannya. Dengan Asmaul Husna dan sifat-sifat Allah, manusia menjadi memiliki arahan yang jelas tentang siapa Tuhannya dan bagaimana harus mengabdi kepada-Nya.

(11)

Secara umum beriman kepada Allah dan sifat-sifat-Nya memiliki beberapa manfaat, di antaranya sebagai berikut.

1. Kita akan terdorong untuk menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh kesadaran serta ketundukan.

2. Mendorong untuk selalu berbuat kebajikan. Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah akan menyadarkan kita bahwa Allah Maha Mengetahui semua amal manusia, sehingga terdorong untuk selalu berbuat baik dan berhati-hati dalam bertindak.

3. Ikhlas dalam beramal. Sebab, semua amal dan prestasi baik kita, sekalipun tidak diketahui oleh manusia lain, tetapi Allah mengetahuinya. Kita tidak pernah sedih jika amal kita tidak dilihat manusia, karena masih ada Zat Yang Maha Mengetahui.

4. Menjadikan kita tidak cepat berputus asa dalam menghadapi masalah. Hidup manusia selalu dibarengi dengan berbagai persoalan, oleh karena itu kita bisa minta petunjuk dan pertolongan dari Allah agar semua masalah yang kita hadapi dapat diselesaikan. Tentunya, harus disertai usaha, doa, dan tawakal kepada Allah Yang Maha Berkehendak dan Pe-nolong.

Setelah kamu mengetahui beberapa sifat Allah, tentu kamu dapat membayangkan betapa mahasempurnanya Allah swt. Nah, sifat-sifat kesempurnaan tersebut tentu saja tidak dimiliki oleh manusia dan seluruh makhluk yang ada. Namun, kenyataan yang terjadi banyak tingkah laku dan perbuatan manusia sering menyamai sifat-sifat Allah tersebut.

Dalam terampil kali ini, kamu ditugaskan untuk memberikan tanggapan atas beberapa sifat manusia yang terlihat seperti menyamai sifat-sifat wajib bagi Allah. Tugasmu sekarang adalah mengisi kolom-kolom di bawah ini dengan sifat Allah wajib yang dimiliki Allah.

No. Sifat-Sifat Manusia Sifat-Sifat Allah yang Disamai Tanggapanmu 1. Merasa mampu dalam melakukan segala

hal dan tidak perlu pertolongan orang lain. 2. Merasa lebih kuat daripada orang lain. 3. Merasa lebih pintar dan berilmu daripada

orang lain.

4. Memaksakan kehendak pribadi dalam segala urusan (egois).

5. Meyakini bahwa dirinya akan hidup se-lamanya dan tidak akan mati.

6. Merasa perkataannya selalu benar dan tidak pernah salah.

7. Merasa dirinya adalah satu-satunya orang yang terbaik.

8. Merasa apa yang telah ia dapatkan atas usahanya sendiri tanpa bantuan orang lain.

9. Merasa kekayaan yang dimilikinya akan kekal dan tidak akan habis.

10. Merasa mampu melihat segala hal.

Qiya-muhu binafsihi Qudrat ’Ilmu Ira-dah H.ayyat Kala-m Wah.daniyat Qiya-muhu binafsihi Qiya-muhu binafsihi Bas.ar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

(12)

Seperti kamu ketahui, beriman kepada Allah merupakan hal pokok dalam kehidupan seorang muslim. Karena itu, perlu bagi kamu untuk selalu meningkatkan mutu iman kepada-Nya, karena kamu pasti akan merasakan manfaatnya. Nah, dalam tugas pembiasaan kali ini, lakukanlah hal-hal berikut.

a. Bersilaturahmilah kepada tokoh-tokoh agama di lingkungan tempat tinggalmu. b. Tanyakan kepadanya apa manfaat beriman kepada Allah.

c. Tanyakan pula bagaimana cara-cara mendekatkan diri kepada Allah.

d. Jika kamu telah mengetahuinya, catatlah beberapa cara yang telah kamu praktikkan. Tulislah hasil tugas pembiasaan ini pada secarik kertas. Mintakan tanda tangan tokoh agama yang kamu datangi, lalu serahkan kepada guru untuk dinilai.

1. Iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya, kemudian pengakuan ini diikrar-kan dengan lisan, serta dibuktidiikrar-kan dengan amal perbuatan secara nyata.

2. Sifat bagi Allah adalah sesuatu yang menjadi ciri khas zat Allah. Pembahasan sifat Allah dalam ilmu tauhid biasanya dibagi menjadi tiga macam, yaitu sifat wajib, mustahil, dan ja-iz.

3. Sifat wajib Allah seperti sifat wuju-d, qida-m, baqa-', mukha-lafatu lil-h.awa-dis., qiya-muhu- binafsih, wah.da-niyyah, qudrat, ira-dat, ’ilmu, h.ayat, sama’, bas.ar, dan kala-m.

4. Sifat mustahil Allah seperti ‘adam, h.udu-s., fana-', muma-s.alatu lil-h.awa-dis., qiya-mumi- bigair, ta‘adud, ‘ajzun, kara-hah, jahlun, maut, s.ummun, ‘umyun, dan bukmun.

5. Beriman kepada Allah dan sifat-sifat-Nya memiliki banyak manfaat. Di antara manfaat tersebut adalah mendorong kita untuk selalu bertakwa, berakhlak baik, bersikap ikhlas dalam beramal, dan tidak mudah putus asa.

‘adam : tidak ada ‘ajzun : lemah baqa-' : kekal ba.sar : melihat bukmun : bisu

fana-' : rusak, binasa .hay-at : hidup hudus-. : baru

‘ilmu : pandai, mengetahui iradat- : berkehendak jahlun : bodoh

kal-am : berbicara, berfirman kar-ahah : terpaksa

maut : mati

mukh-alafatu lil-h.awadi- s. : berbeda dengan makhluk mumasalatu lil-h.aw. -adis : sama/serupa dengan.

makhluk

qidam- : dahulu, tidak bermula qiyamuh- -u binafsih : berdiri sendiri

qiyamuh- u bigairih- : bergantung pada pihak lain qudrat : kuasa sama‘ : mendengar summun : tuli ta‘addud : berbilang ‘umyun : buta wah.daniyyah- : esa, tunggal wujud- : ada

(13)

A. Pilihlah jawaban yang tepat! 1.

Sifat Allah yang tepat untuk pernyataan tersebut adalah . . . . a. wuj-ud b. qid-am c. baq-a' d. wa.hd-aniyyah Jawaban: d

Cukup jelas, wa.hd-aniyyah artinya esa. 2. Adanya jagat raya ini merupakan bukti

paling konkret bahwa Allah itu ada. Karena itu, mustahil Allah bersifat . . . .

a. ‘adam b. .hud-u.s c. fan-a' d. ta‘addud Jawaban: a

’Adam artinya tidak ada. Kebalikan dari sifat wajib Allah wuju-d (ada).

3. Allah pernah berbicara langsung dengan Nabi Musa di Bukit Tursina. Peristiwa ini menjadi salah satu bukti bahwa Allah bersifat . . . . a. qudrat b. kal-am c. .hay-at d. sama‘ Jawaban: b

Kal-am artinya berbicara/berfirman.

4. Dalam Surah al-Ikhla-.s [112] dikatakan bahwa Allah Maha Esa. Artinya, Allah mus-tahil bersifat . . . . a. bukmun b. jahlun c. ta‘addud d. wa.hd-aniyyah Jawaban: c

Ta‘addud artinya berbilang. Kebalikan dari sifat Allah wa.hd-aniyyah yang berarti Maha Esa.

5.

Pasangan sifat wajib dan mustahil bagi Allah yang relevan dengan pernyataan di atas adalah . . . . a. qudrat >< ‘ajzun b. ir-adat >< kar-ahah c. ba.sar >< ‘umyun d. sama‘ >< s.ummun Jawaban: c

Ba.sar >< ‘umyun artinya melihat >< buta. 6. Karena Allah adalah Kh-aliq (Pencipta), maka Dia ada sebelum segala sesuatu ada. Karena itu, mustahil Allah bersifat . . . . a. ‘adam

b. jahlun c. fan-a' d. .hud-u.s Jawaban: d

.Hud-u.s artinya baru. Kebalikan dari sifat qida-m atau terdahulu.

7.

Sifat Allah yang sesuai dengan pernyataan di atas adalah . . . . a. qudrat b. ir-adat c. ‘ilmu d. .hay-at Jawaban: c

‘Ilmu artinya mengetahui. Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu.

8.

Karena itu, mustahil Allah bersifat . . . . a. qiy-amuhu bigairihi

b. mum-as.alatu lil-h.aw-adis. c. kar-ahah

d. ta‘addud ”Tuhan tidak mungkin berjumlah

dua atau lebih”.

Allah mengetahui segala sesuatu di alam ini, baik yang tampak maupun yang gaib.

Allah hidup, melihat, mendengar, dan juga berbicara. Namun, cara-Nya hidup, melihat, mendengar, atau berbicara tidaklah sama dengan manusia atau makhluk lain.

Sebagai Zat yang Mahasempurna, mustahil Allah buta.

(14)

Jawaban: b

Mum-a.salatul lilhaw-adi.s artinya sama dengan makhluk. Hal ini tidaklah mungkin. Allah yang Mahasempurna dengan segala sifatnya tidak mungkin sama dengan makhluk yang bersifat nisbi (relatif). 9.

Ayat di atas merupakan dalil bahwa Allah mempunyai sifat . . . .

a. kal-am c. qid-am

b. sama‘ d. baq-a'

Jawaban: a

Ayat di atas menyatakan dengan tegas bahwa Allah memiliki sifat kal-am. Terjemahan ayat tersebut adalah: ”Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung.” (Q.S. an-Nis-a’ [4]: 164)

10. Salah satu sifat wajib bagi Allah adalah bas.ar. Artinya adalah . . . .

a. mendengar c. melihat

b. kekal d. ada

Jawaban: c

Ba.sar adalah salah satu sifat wajib bagi Allah yang artinya melihat.

11. Allah mustahil bersifat ‘ajzun. Maksudnya adalah Allah bersifat . . . .

a. buta b. tuli c. lemah d. tidak kekal Jawaban: c

‘Ajzun adalah salah satu sifat mustahil bagi Allah yang artinya lemah.

12. Salah satu sifat manusia yang ingin me-nyamai sifat ‘ilmu yang hanya dimiliki oleh Allah adalah . . . .

a. merasa paling kaya b. merasa paling kuat

c. merasa paling pintar dan pandai d. merasa akan hidup kekal

Jawaban: c

Merasa paling pintar dan pandai sangat tidak dibenarkan. Semestinya, seseorang memiliki pengetahuan harus rendah hati dan sadar bahwa hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui. Sedangkan, pengetahu-an mpengetahu-anusia hpengetahu-anyalah ibarat setetes air di lautan pengetahuan Allah.

13.

Ayat ini menegaskan sifat Allah yaitu . . . . a. wa.hd-aniyyah

b. qudrat c. ir-adat d. baq-a' Jawaban: a

Ayat pertama Surah al-Ikhl-as. [112] di atas menyatakan bahwa Allah itu satu. Artinya, Allah tidak memiliki sekutu. Inilah pene-gasan dari sifat wa.hd-aniyyah (Maha Esa). 14. Allah bersifat .hayat, dengan begitu Allah

mustahil bersifat . . . . a. kalam b. ba.sar c. maut d. sama‘ Jawaban: c

.Haya-h adalah sifat wajib bagi Allah yang artinya hidup. Jadi, maut adalah sifat mustahil bagi Allah yang artinya mati. 15. Kepada para utusan-Nya, Allah

memberi-kan wahyu. Sebagai contoh, Nabi Daud menerima kitab Zabur. Musa menerima Taurat. Isa menerima Injil. Adapun Nabi Muhammad menerima Al-Qur’an. Ini semua menjadi bukti bahwa Allah memiliki sifat . . . . a. kal-am

b. ba.sar c. sama‘ d. baqa-' Jawaban: a

Kal-am artinya berbicara/berfirman. Al-Qur’an dan kitab-kitab yang lain merupakan firman Allah, sehingga dapat dijadikan bukti bahwa Allah bersifat kal-am.

B. Jawablah pertanyaan dengan benar! 1. Jelaskan pengertian ima

n kepada Allah!

Jawaban:

Pengertian iman kepada Allah adalah

membenarkan dengan hati bahwa Allah

itu benar-benar ada dengan segala sifat

keagungan dan kesempurnaan-Nya,

kemudian pengakuan ini diikrarkan

dengan lisan, serta dibuktik

an dengan amal perbuatan secara nyata.

2. Apa saja manfaat dan fungsi iman kepada Allah bagi kehidupanmu?

(15)

Jawaban:

Manfaat dan fungsi iman kepada Allah bagi kehidupan setiap muslim sebagai berikut. a. Kita akan terdorong untuk menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh kesadaran serta ketundukan.

b. Mendorong untuk selalu berbuat ke-bajikan. Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah akan menyadarkan kita bahwa Allah Maha Mengetahui semua amal manusia, sehingga terdorong untuk selalu berbuat baik dan berhati-hati dalam bertindak.

c. Ikhlas dalam beramal. Sebab, semua amal dan prestasi baik kita, sekalipun tidak diketahui oleh manusia lain, tetapi Allah mengetahuinya. Kita tidak perlu sedih jika amal kita tidak dilihat manusia, karena masih ada Zat Yang Maha Mengetahui.

d. Menjadikan kita tidak cepat berputus asa dalam menghadapi masalah. Hidup manusia dibarengi dengan berbagai persoalan. Allah Maha Berkehendak dan Penolong. Oleh karena itu, kita bisa minta petunjuk dan pertolongan dari Allah agar semua masalah yang kita hadapi dapat diselesaikan.

3. Tulislah ayat tentang sifat Allah wa.hd-aniyyah, kemudian jelaskan kandungannya!

Jawaban:

Kandungan ayat: Allah itu Maha Esa. Satu dengan diri-Nya sendiri. Tidak mempunyai awal (orang tua) karena Dia-lah awal dari segalanya dan tidak memerlukan penerus (anak) karena Dia-lah yang akhir dari se-galanya. Tidak ada sesuatu pun yang sama seperti Dia baik dalam zat maupun sifat-nya.

4. Jelaskan bahwa Allah bersifat wuju-d! Jawaban:

Wuju-d artinya ada. Alam semesta ini ada tentu bukan dengan sendirinya ada. Pasti diciptakan oleh suatu zat. Zat yang men-ciptakan itu (Allah) pasti pula ada, karena tidak mungkin sesuatu yang tidak ada dapat menciptakan sesuatu yang ada.

5. Apa yang kamu ketahui tentang sifat

nafsiyah dan sifat salbiyah? Jelaskan!

Jawaban:

a. Sifat nafsiyah adalah sifat yang ber-hubungan dengan zat Allah yang merupakan keniscayaan (suatu yang menjadi dasar dari zat Allah dan sifat-sifat-Nya yang lain). Yang termasuk sifat nafsiyah ini adalah sifat wujud. Sifat wujud menjadi keniscayaan dasar dari zat Allah. Kalau sifat ini tidak dimiliki oleh Allah, maka zat dan sifat-sifat yang lain tidak mungkin ada. b. Sifat salbiyah adalah sifat Allah yang

menerangkan keadaan dari zat Allah dan mengingkari adanya sifat-sifat kebalikan-Nya. Yang termasuk kelom-pok sifat ini adalah qid-am, baq-a, mukh-alafatu lilhaw-adisi, qiy-amuhu. binafsihi, dan wa.hd-aniyyah.

6. Tulislah ayat tentang sifat Allah baqa-'! Jawaban:

7. Apa sajakah yang mungkin terjadi bila Tuhan lebih dari satu?

Jawaban:

Ibarat pasukan dengan dua komandan dan banyak perintah, maka alam ini pun akan kacau apabila ada banyak Tuhan dengan banyak perintah.

8. Jelaskan bahwa Allah bersifat .hay-at! Jawaban:

.Hay-at artinya hidup. Sifat ini menerangkan keadaan zat Allah. Allah itu hidup, tidak mati. Karena Allah hidup, maka sifat-sifat keutamaan Allah dapat berlaku pada-Nya. Sebaliknya, sifat-sifat tersebut tidak akan dapat ”berlaku” kalau Allah tidak hidup. 9. Keperkasaan Allah antara lain tercermin

dalam sifat-Nya qiy-amuhu binafsihi. Jelaskan tentang sifat ini!

Jawaban:

Qiy-amuhu binafsihi artinya berdiri dengan diri-Nya sendiri. Dengan zat-Nya, Allah mencukupi segala kehendak dan segala sesuatu di alam ini. Dia tidak membutuh-kan bantuan dari yang lain untuk melak-sanakan kehendak-Nya.

(16)

10. Salah satu sifat mustahil bagi Allah adalah .summun. Apa yang mungkin terjadi bila Allah memiliki sifat ini?

Jawaban:

S.ummun artinya tuli. Apabila Allah mem-punyai sifat ini, maka Allah tidak akan dapat mendengar detak kehidupan alam ini. C. Belajar dari masalah.

1. Suatu hari, Lala di rumah sendirian. Saat itu ia berkeinginan kuat untuk membeli makanan yang ia sukai, tetapi tidak mempunyai uang. Ketika membuka laci, Lala melihat ada beberapa lembar uang lima ribuan milik ibunya. Ia berpikir, dengan uang itu ia bisa membeli apa yang ia inginkan. Namun, hati kecilnya berbisik, walaupun tidak ada orang yang mengetahui jika ia mengambil uang, pasti Allah mengetahui perbuatannya. Oleh karena itu, ia tidak jadi mengambilnya.

Bagaimana penilaianmu terha-dap sifat Lala? Apakah itu berarti Lala telah merasakan fungsi ber-iman kepada Allah? Jika kamu mengalami peristiwa seperti Lala, apa yang kamu lakukan?

Jawaban:

Sifat Lala tersebut adalah satu sifat mulia yang mesti dimiliki oleh setiap muslim. Walaupun ia sangat membutuhkan uang dan uang itu sudah ada di depan matanya, ia tidak jadi mengambil uang tersebut. Sifat

Lala adalah buah dari iman kepada Allah swt. yaitu bahwa Allah swt. mengetahui segala apa yang dilakukan oleh setiap hamba-Nya. 2. Amir sering berbohong kepada ibunya untuk mendapatkan uang. Berbagai alasan ia kemukakan kepada ibunya, seperti uang sakunya hilang, untuk membayar sum-bangan, atau untuk iuran OSIS. Sebagai teman, Ali sering menasihati Amir agar menghentikan perbuatannya. Karena, kata Ali, walaupun ibunya tidak mengetahui perbuatannya, tetapi Allah pasti menge-tahui. Namun, nasihat Ali tidak dipeduli-kan oleh Amir. Ia tetap saja melakudipeduli-kan perbuatannya.

Bagaimana pendapatmu tentang sikap Amir tersebut? Apakah Amir telah mengingkari sifat-sifat wajib bagi Allah? Jelaskan pendapatmu!

Jawaban:

Sikap Amir adalah sikap yang buruk dan tidak terpuji. Amir belum merasakan fungsi iman kepada Allah yang mengetahui segala sesuatu. Sikap Amir yang sering berbohong kepada ibunya itu adalah bentuk pengingkaran terhadap sifat-sifat wajib bagi Allah, antara lain adalah sifat ilmu, ba.sar, dan sama’.

Referensi

Dokumen terkait

Jl. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat vital bagi pembentukan karakter sebuah peradaban dan kemajuan yang mengiringinya. Tanpa pendidikan, sebuah bangsa atau

Sistem Genital Jantan pada Katak Sawah (Rana cancrivora) Keterangan Gambar : 1.1. Sistem Genitalia Marmut Betina (Cavia porcellus) Keterangan

Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan pilihan jawaban setiap pertanyaan yang sesuai dengan fakta sebenarnya atau yang dialami dengan cara memberikan (√) pada kolom

24. Dengan demikian prosentase skor adalah 91,6%, ini menunjukkan bahwa taraf keberhasilan siswa selama kegiatan pembelajaran berada dalam katagori sangat baik. Berdasarkan

Tersimpan dalam rahasia dibalik ayat: ”...tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang

Iman kepada Allah Swt artinya meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt itu wajib tersifati dengan sifat yang wajib bagi-Nya, mustahil memiliki sifat yang mustahil bagi-Nya,

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian materi dan soal dalam Lembar Kerja Siswa MGMP matematika Kabupaten Pati kelas IX SMP semester gasal

Para ilmuwan mengemukakan hipotesis tentang mengapa suatu peristiwa dapat terjadi, didasarkan pada kesimpulannya tentang hasil penyelidikan (investigasi). Siswa perlu