• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SPACE AND SHAPE PADA KELAS IX SMP NEGERI 13 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SPACE AND SHAPE PADA KELAS IX SMP NEGERI 13 MAKASSAR"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SPACE AND SHAPE

PADA KELAS IX SMP NEGERI 13 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh NURUL AYNUL NIM 105361122216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(2)
(3)
(4)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Nurul Aynul

NIM : 105361122216

Jurusan : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Soal PISA Konten Space and Shape pada Kelas IX SMP Negeri 13 Makassar.

Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya saya sendiri, bukan hasil ciptaan orang lain dan tidak dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 20 Agustus 2021

Yang Membuat Pernyataan

Nurul Aynul

NIM.105361122216

(5)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Nurul Aynul

NIM : 105361122216

Jurusan : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Soal PISA Konten Space and Shape pada Kelas IX SMP Negeri 13 Makassar.

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi saya.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 20 Agustus 2021 Yang Membuat Perjanjian

Nurul Aynul

NIM.105361122216

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“...Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu”. QS. Al-Hadid (57:20)

“Less is More” - Aynul -

Persembahan

Diri pribadi, Kedua orang tua tercinta, Serta seluruh orang-orang yang mendukung.

(7)

ABSTRAK

Nurul Aynul. 2021. Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Soal PISA Konten Space and Shape Kelas IX SMP Negeri 13 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing 1 Bapak Dr. Awi Dassa, M.Si., dan Ibu Ikhbariaty Kautsar Qadry, S.Pd., M.Pd.

Secara komprehensif kemampuan literasi matematika telah memuat dasar-dasar pemahaman bidang matematika serta penerapannya. Hal tersebut mengisyaratkan pentingnya kompetensi literasi matematika dikembangkan pada diri seorang siswa. Pengembangan literasi matematika siswa di Indonesia merujuk pada hasil tes PISA ( Programme for International Student Assesment) yang diselenggarakan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) setiap lima tahun sekali dalam skala internasional. Indonesia tercatat berpartisipasi pada survey PISA selama 18 tahun. sejak tahun 2000 hingga 2018. Namun, hasil menunjukkan belum signifikan menempatkan posisi Indonesia pada level atas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi matematika siswa dalam menyelesaiakan soal PISA konten space and shape pada Kelas IX SMP Negeri 13 Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan memberikan tes kepada siswa berupa tes awal serta saran rekomendasi dari guru matematika. Selanjutnya pengumpulan data dilakukan melalui dua tes yakni tes soal PISA serta tes wawancara.

Hasil penelitian kemampuan literasi matematika siswa dalam menyelesaiakan soal PISA konten space and shape yaitu pada ketiga subjek menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Berdasarkan analisis hasil tes secara lisan dan tertulis subjek ST memiliki kemampuan literasi matematika yang “tinggi” dengan perolehan skor 68. Kemudian subjek SS memperoleh skor 56 juga dengan predikat “tinggi” dan subjek SR memiliki kemampuan literasi matematika “sedang” dengan perolehan skor 46. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga subjek yaitu ST, SS, dan SR memiliki kemampuan literasi matematika siswa yang baik dalam menyelesaikan soal PISA konten space and shape.

Kata Kunci: PISA, Konten space and shape, Literasi matematika

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelas sarjana Pendidikan Matematika. Skripsi dengan judul “ Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Soal PISA Konten Space and Shape pada Kelas IX SMP Negeri 13 Makassar” penulis hadirkan dengan harapan dapat menjadi salah satu kontribusi positif pada bidang pendidikan di indonesia.

Tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis menyadari bahwa tugas akhir tersebut tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebabnya penulis menyampaikan syukur dan terima kasih kepada Allah SWT atas kehendak-Nya lah selaku sang khalik pemilik kesempurnaaan. Serta shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW selaku tauladan seluruh umat manusia. Dua sosok manusia yang senantiasa memotivasi dan memanjatkan doa dengan ikhlas disetiap waktu, beliau adalah orang tua tercinta ayahanda Abdul Hakim, S.Pd dan Ibunda Hasmawati, S.Pd, keringat dan air mata mereka menjadi pendorong keseriusan penulis dalam menyelesaikan studi yang ditempuhnya. Serta kepada kedua kakak tercinta Arfah Hasti dan Nur Aeni yang senantiasa memberi dukungan dengan caranya sendiri.

(9)

Selanjutnya ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya, penulis sampaikan kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse.,M.Ag.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D.,

3. Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Mukhlis, S.Pd.,M.Pd. 4. Sekretaris Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Ma’rup, S.Pd.,M.Pd.

5. Pembimbing I Bapak Dr. Awi Dassa, M.Si. dan pembimbing II Ibu Ikhbariaty Kautsar Qadry, S.Pd., M.Pd. yang telah meluangkan waktunya untuk senantiasa membimbing dan memberikan motivasi dengan baik sampai skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Pembimbing Validasi instrumen Bapak Ahmad Syamsuadi, S.Pd.,M.Pd. dan Ibu,Dr. Andi Husniati, M.Pd. yang senantiasa memberikan bimbingan dalam rangka penyempurnaan instrumen.

7. Para dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khusunya dosen prodi pendidikan matematika yang senantiasa membimbing peneliti selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Kepala sekolah SMP Negeri 13 Makassar, Bapak Drs Ramli, M.Pd. yang telah mengizinkan untuk melaksanakan penelitian ini.

9. Guru mata pelajaran matematika kelas IX A, Ibu Asni Maulud, S.Pd.,M.Pd. yang telah membatu berjalannya penelitian ini.

10. Siswa (i) Kelas IX SMP Negeri 13 Makassar, yang telah meluangkan waktunya sebagi subjek dalam penelitian ini.

(10)

11. Rekan-rekan pendidikan matematika ALGORITMA 16, khususnya kelas ALGORITMA 16 G yang telah sama-sama berjuang menempuh pendidikan guna mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

12. Unit Kegiatan Mahasiswa LKIM PENA (Lembaga Kreativitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran) yang telah membekali penulis dengan ilmu kepenulisan dan penelitian.

13. Sahabat-sahabat Hubban Limaan (Wiwi, Oca, Rya) yang telah banyak mensupport sebagai bentuk dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir tersebut.

14. Juga sahabat-sahabat lainnya (Hesti, Flat, Wulan, Yusriah, Mutex, Ratih, Riska) yang telah banyak membatu mulai dari proses pengajuan judul, penyusunan hingga perampungan skripsi tersebut.

15. Serta seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tak langsung dalam penyelesaian skripsi ini yang tak sempat penulis sebutkan satu persatu.

Hanya kepada Allah SWT. Peneliti memohon agar mereka yang berjasa dalam bentuk dukungan dan sumbangsih ilmu maupun materi diberikan balasan yang berlipat ganda dan semoga penelitian ini memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, Februari 2021

Nurul Aynul (Penulis)

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Batasan Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Analisis ... 9

B. Kemampuan Literasi Matematika ... 10

C. PISA (Programme for International Student Assesment) ... 14

D. Konten Space and Shape ... 18

E. Pencapaian Indonesia dalam PISA... 19

F. Kerangka Pikir Penelitian ... 21

G. Hasil Penelitian yang Relevan ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

C. Subjek Penelitian ... 27

(12)

D. Fokus Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Instrumen Penelitian... 31

G. Teknik Analisis Data ... 33

H. Keabsahan data... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian ... 35 B. Pembahasan ... 83 C. Keterbatasan Penelitian ... 105 BAB V PENUTUP ... 106 A. Simpulan ... 106 B. Saran ... 107 DAFTAR PUSTAKA ... 108 LAMPIRAN ... 111 RIWAYAT HIDUP ... 182 xii

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Indeks Capaian PISA Indonesia tahun 2000-2018 ... 3

Tabel 2.1 Aspek Literasi Matematika ... 11

Tabel 2.2 Indikator Literasi Matematika Konten Space and Shape... 19

Tabel 2.3 Hasil Indonesia pada PISA 2000 – PISA 2018 ... 20

Tabel 2.4 Persamaan dan Perbedaan Penelitian yang Relevan ... 25

Tabel 3.1 Urutan waktu penelitian ... 27

Tabel 3.2 Komponen Soal PISA Konten space and shape ... 32

Tabel 4.1 Subjek Penelitian ... 36

Tabel 4.2 Indikator Kemampuan Literasi Matematika ... 36

Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Literasi Matematika pada Subjek ST ... 54

Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Literasi Matematika pada Subjek SS ... 69

Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Literasi Matematika pada Subjek SR ... 82

Tabel 4.6 Kategori Tingkat Kemampuan Literasi Matematika ... 83

Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Literasi Matematika pada Subjek ... 84

Tabel 4.8 Perbedaan Hasil Analisis Setiap Subjek ... 95

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian... 22

Gambar 3.1 Capture komunikasi dengan siswa melalui grup Whatsapp ... 30

Gambar 4.1 Jawaban ST pada Soal Nomor 1 ... 39

Gambar 4.2 Jawaban ST pada Soal Nomor 2 ... 44

Gambar 4.3 Jawaban ST pada Soal Nomor 3 ... 50

Gambar 4.4 Jawaban SS pada Soal Nomor 1 ... 54

Gambar 4.5 Jawaban SS pada Soal Nomor 2 ... 59

Gambar 4.6 Jawaban SS pada Soal Nomor 3 ... 64

Gambar 4.7 Jawaban SR pada Soal Nomor 1 ... 69

Gambar 4.8 Jawaban SR pada Soal Nomor 2 ... 70

Gambar 4.9 Jawaban SR pada Soal Nomor 3 ... 78

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Soal Tes... 112

Lampiran 2 Instrumen Tes Awal... 113

Lampiran 3 Lembar Jawaban Soal Tes Awal ... 117

Lampiran 4 Nilai Hasil Tes Awal Subjek Via Online (Whatsapp) ... 118

Lampiran 5 Hasil Tes Awal Subjek Via Online ... 119

Lampiran 6 Instrumen Soal Tes PISA Konten Space and Shape ... 134

Lampiran 7 Lembar Jawaban Siswa Tes Soal PISA ... 136

Lampiran 8 Lembar Jawaban Tes PISA Konten Space and Shape ... 137

Lampiran 9 Rubrik Penilaian Indikator Literasi Matematika ... 139

Lampiran 10 Hasil Tes Akhir (Tes Soal PISA Konten Space and Shape) ... 141

Lampiran 11 Instrumen Wawancara ... 144

Lampiran 12 Hasil Wawancara ... 145

Lampiran 13 Hasil Analisis Data ... 155

Lampiran 14 Dokumentasi Kegiatan ... 156

Lampiran 15 Surat Pengantar Penelitian (FKIP Unismuh Makassar) ... 160

Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian (LP3M Unismuh) ... 161

Lampiran 17 Surat Izin Penelitian (DPM PTSP Kota Makassar) ... 162

Lampiran 18 Surat Izin Penelitian (Badan Kesbang Walikota Makassar) ... 163

Lampiran 19 Surat Izin Penelitian (Dinas Pendidikan Kota Makassar) ... 164

Lampiran 20 Surat Keterangan Selesai Penelitian (SMPN 13 Makassar) ... 165

Lampiran 21 Kartu Kontrol dan Persetujuan Bimbingan Proposal ... 166

Lampiran 22 Kartu Kontrol Bimbingan Instrumen ... 169

Lampiran 23 Lampiran Validasi Instumen ... 171

Lampiran 24 Kartu Kontrol dan Persetujuan Bimbingan Skripsi ... 172

Lampiran 25 Berita Acara Seminar Proposal... 175

Lampiran 26 Lembar Perbaikan Seminar Proposal ... 176

Lampiran 27 Hasil Turniting (Uji Plagiasi) ... 177

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan penalaran dan representasi siswa dapat dikonstruksi melalui bidang matematika. Matematika sebagai pondasi pengembangan kapabilitas berpikir secara kritis, analitis, dan logis. Matematika dengan esensinya sebagai dasar logika yang mampu melatih pola pikir siswa dalam memaknakan konsep abstrak secara sistematis untuk penarikan kesimpulan suatu masalah tertentu. Olehnya itu, pembelajaran matematika dijadikan mata pelajaran wajib di tiap jenjang pendidikan sekolah dasar maupun menengah.

Standar proses pembelajaran matematika telah ditetapkan oleh NCTM (National Council of Teaching Mathematics) pada tahun 2000 meliputi lima standar yakni kemampuan pemecahan masalah matematis (Mathematical problem solving), kemampuan penalaran matematis (Mathematical reasoning), kemampuan komunikasi matematis (Mathematical communication), kemampuan koneksi matematis (Mathematical connection), dan kemampuan representasi (Mathematical representation). Kelima standar proses tersebut mencakup kompetensi literasi matematika sehingga menetapkan pentingnya kemampuan literasi matematika bagi siswa untuk dikembangkan.

Pengembangan literasi matematika siswa di Indonesia merujuk pada hasil tes PISA ( Programme for International Student Assesment) yang diselenggarakan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) setiap lima tahun sekali dalam skala internasional. Mathematical Framework PISA 2015 mendefenisikan literasi matematika sebagai berikut.

(17)

“Mathematical literacy is an individual’s capacity to formulate, employ, and interpret mathematics in a variety context reasoning mathematically and using mathematical concepts, procedures, facts, and tools to describe explain, and predict phenomena.”(OECD 2019:16)

Stecey dan Tuner menerjemahkan literasi pada konteks matematika merupakan suatu kekuatan dalam mengolah pemikiran matematika terhadap penyelesaian masalah dalam kehidupan nyata. Pemikiran tersebut yang dimaksudkan ialah seperti pola pikir terhadap penyelesaian masalah, penalaran, serta kemampuan komunikasi. Pola pikir tersebut didasarkan pada prosedur, fakta maupun konsep matematika yang sesuai dengan permasalahan yang ada (Abidin, 2020:53).

Kesesuaian dengan data OECD tahun 2016 dengan standar pengukuran kemampuan literasi matematika siswa melalui PISA meliputi : (1) komunikasi (2) matematisasi (3) representasi (4) penalaran dan (5) merumuskan strategi untuk memecahkan masalah (6) menggunakan bahasa simbolik, formal dan teknik, serta operasi (7) menggunakan alat-alat matematika.

Secara komprehensif literasi matematika telah memuat dasar-dasar pemahaman bidang matematika serta penerapannya. Hal tersebut mengisyaratkan pentingnya kompetensi literasi matematika sebagai kompetensi yang dikembangkan pada diri seorang siswa. Kemampuan tersebut sebagai petunjuk bagi siswa terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan matematika maupun fenomena dalam sehari-hari. Namun fakta mengurai, diIndonesia masih rendahnya kemampuan literasi yang dimiliki oleh siswa sekolah menengah khususnya melalui hasil perolehan survey PISA. Indonesia

(18)

tercatat sebagai partisipan PISA sejak tahun 2000 hingga 2018. Berikut hasil data survey.

Tabel 1.1 Indeks capaian PISA Indonesia tahun 2000-2018 Tahun Materi yang

disajikan

Peringkat Indonesia

Jumlah

Negara partisipan Skor

2000 Matematika 39 41 367 2003 Matematika 38 40 360 2006 Matematika 50 57 391 2009 Matematika 61 65 371 2012 Matematika 64 65 375 2015 Matematika 63 70 386 2018 Matematika 73 79 379

Sumber : Diolah dari hasil laporan PISA

Sejak berpartisipasi selama 18 tahun pada studi penilaian PISA Indonesia belum mampu menorehkan hasil yang maksimal. Data terbaru hasil survey PISA 2018 menempatkan Indonesia pada urutan 73 dari 79 negara partisipan dengan skor perolehan 379 berada dibawah skor rata rata OECD yakni 489. Secara jelas hasil perolehan Indonesia pada survey PISA masih tergolong belum maksimal, kejadian serupa masih terus terulang artinya masih pada predikat yang sama di level bawah.

Tiga tahun sekali, PISA mempublikasikan hasil assesmennya. Bila hasil yang diperoleh baik, maka Negara tersebut tergolong pada indeks capaian level atas sehingga ditetapkan mempunyai standar pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan pasar kelas global. Namun, jika suatu Negara mendapatkan hasil dibawah rata-rata dan masuk kategori level bawah akan dianggap mempunyai kualitas pendidikan dibawah standar atau belum sesuai dengan kebutuhan pasar internasional dan diharapkan untuk segera memperbaharui sistem pendidikan nasionalnya (Pratiwi, 2019:52).

(19)

Studi PISA memuat empat konten matematika yang digunakan yakni (1) Space and Shape (ruang dan bentuk), (2) Change and Relationship (perubahan dan hubungan), (3) Quantity (bilangan), dan (4) Uncertainty and Data (Probabilitas/ketidakpastian). Dari keempat konten tersebut, salah satunya adalah konten Space and Shape yang akan penulis kaji dalam penelitian ini. Konten tersebut mengacu pada analisis konsep geometri atau representasi bentuk nyata ke dalam penyelesaian matematika.

Konten Space and Shape adalah sebuah konten PISA yang menjadi tantangan terhadap murid diIndonesia. Berikut dikarenakan salah satu kemampuan siswa yang dituntut dalam menjawab soal PISA ialah merumuskan strategi untuk memecahkan masalah. Konten Space and shape tepat untuk mengukur kemampuan literasi matematika peserta didik terhadap pemecahan masalah. Konten tersebut berkaitan dengan konsep geometri. (Kurniawati dan Kurniasari, 2019:442)

Geometri merupakan sebuah pembelajaran matematika yang wajib untuk dipelajari oleh peserta didik dalam rangka pengembangan logika berpikir dan intuisi keruangan yang bermanfaat terhadap pemecahan masalah sehari-hari (Soenarji, 2020 : 79). Kesulitan yang siswa alami dalam memecahkan masalah geometri termasuk kesulitan pada pemahaman masalah yang diberikan, penentuan tata cara pemecahan masalah yang sesuai, mengaitkan dengan konsep matematika dengan prosedur matematika yang tepat. (Sulistiowati, 2019:1). Penelitian Sasongko dkk (2016) menunjukkan hasil analisis level literasi matematika siswa dibawah satu sejumlah 50% siswa. 7,14% siswa tergolong kedalam level 1, 9,52% siswa merupakan level 2,

(20)

16,67% siswa ialah level 3, 2,38% siswa yakni level 4, 4,76% siswa pada level 5, serta 9,52% siswa pada level 6. Data tersebut menggambarkan bahwa masih terdapat beberapa siswa yang berada pada level dibawah 1.

Data tersebut yang diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu pada analisis level literasi siswa ditinjau pada konten Space and Shape, masih menempatkan kemampuan literasi matematis siswa berada dibawah level 1. Adapun data merujuk pada peningkatan kapasitas penalaran siswa secara analitis dan logis terhadap kompetensi penyelesaian masalah pada kehidupan nyata yang ada kaitannya dengan bidang geometri jelas perlu dikembangkan dalam diri siswa. Hal inilah yang mendasari penulis untuk mengkaji secara mendalam melalui penelitian dengan judul Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Soal PISA Konten Space and

Shape pada Kelas IX SMP Negeri 13 Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yaitu : Bagaimana kemampuan literasi matematika siswa kelas IX SMP Negeri 13 Makassar dalam menyelesaikan soal PISA Konten Space and shape ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi matematika siswa kelas IX SMP Negeri 13 Makassar dalam menyelesaikan soal PISA Konten Space and shape.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka adapun manfaat dari penelitian tersebut ialah sebagai berikut.

(21)

1. Manfaat Teoritis

Penelitian tersebut dimaksudkan dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan mengenai kemampuan literasi matematika dalam kajian soal-soal PISA khususnya konten Space and shape.

2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah

Penelitian tersebut dilakukan di SMP Negeri 13 Makassar dengan maksud untuk mengetahui kemampuan literasi matematika siswa dalam menjawab soal PISA. Pihak sekolah dapat menganalisis berbagai kekurangan maupun kelebihan terhadap kemampuan siswa sehingga dapat dilakukan pengembangan secara berkelanjutan. Guna memberi pembiasaan kepada siswa untuk dihadapkan dengan latihan soal-soal berstandar PISA.

b. Bagi guru

Sebagai bahan referensi kepada pendidik atau guru untuk mengembangkan kompetensi literasi matematika peserta didiknya. Serta sebagai bahan dalam memulai pembiasaan mengevaluasi kemampuan literasi matematika siswa menggunakan konteks lingkungan setempat dengan konten Space and shape.

c. Bagi siswa

Siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat sudah sejatinya proses pembelajaran dilakukan secara berkelanjutan dengan standar yang berkualitas. Penelitian ini berorientasi kajian instrument tes literasi matematika untuk mengukur sejauh mana kapasitas yang dimiliki siswa.

(22)

Serta mampu mengembangkan kompetensi literasi matematika siswa dalam memecahkan masalah secara kontekstual.

d. Bagi peneliti

Manfaat hasil penelitian tersebut sebagai kajian teori bagi peneliti yang akan mendalami orientasi soal PISA khususnya konten space and shape. Peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih mendalam terkait kekurangan-kekurangan pada penelitian ini untuk dikembangkan secara lebih luas.

E. Batasan Istilah

Beberapa penjelasan istilah yang digunakan berdasarkan kajian literatur mengenai judul proposal tersebut dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas agar dapat dipahami dengan mudah. Maka adapun uraian batasan istilah pada proposal ini yaitu, sebagai berikut:

1. Definisi Konseptual a. Analisis

Analisis merupakan bentuk pengkajian atau penyelidikan secara mendalam terhadap suatu objek permasalahan tertentu dengan tujuan untuk mengurai fokus yang di kaji menjadi bagian-bagian terstruktur dengan jelas dan lebih mudah dimengerti makna dari pembahasan yang dimaksud.

b. Kemampuan Literasi Matematika

Kemampuan Literasi Matematika merupakan suatu bentuk pemahaman individu dalam menginterpretasikan suatu masalah meliputi perumusan, penafsiran dan penerapan matematika pada beberapa

(23)

konteks. Serta kemampuan menalar pada konteks matematis dan penggunaan konsep matematika, prosedur, maupun fakta dalam mendeskripsikan suatu fenomena.

c. PISA

PISA ialah suatu program yang diselenggarakan oleh OECD dalam rangka mengevaluasi sistem pendidikan dengan objek penelitian siswa berumur 15 tahun dilaksanakn setiap tiga tahun sejak tahun 2000. d. Konten Space and Shape (Ruang dan Bentuk)

Konten Space and Shape mencakup tentang pemahaman terkait interpretasi maupun transformasi suatu gambar bentuk maupun ruang yang melibatkan suatu pola dari objek tertentu.

2. Definisi operasional

Secara operasional, peneliti akan melakukan pengkajian terhadap kemampuan literasi matematika siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten Space and Shape pada kelas X SMPN 13 Makassar. Peneliti akan menganalisis dan menguraikan kemampuan literasi matematis dalam menjawab soal PISA pada konten Space and shape yang telah memenuhi indikator penilaian kepada seluruh murid dalam tingkatan kelas IX. Selanjutnya melakukan wawancara kepada 3 siswa yang memiliki nilai pada tingkatan (tertinggi, tengah, terendah) untuk mengetahui secara mendalam tingkat kemampuan literasi matematika siswa tersebut.

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Analisis

Analisis merupakan sebuah aktivitas untuk mengetahui kondisi yang terbaik bagi permasalahan tersebut. Suatu aktivitas tentu saja mempunyai sebuah alur, begitu juga dengan analisis. Dengan adanya analisis suatu masalah bisa terselesaikan dan bergerak maju (Taruna, 2017:69). Adapun yang menjadi hal utama pada proses analisis yakni pemahaman informasi yang terkandung pada suatu fenomena atau kasus, dan menetapkan tindakan yang tepat dalam pemecahan masalah (Rangkuti, 2016 :14).

Menurut Sanjaya (Prastowo, 2017:135) analisis adalah bentuk penguraian suatu bahan pelajaran terhadap pemecahannya menjadi sub-sub yang masih berkaitan satu sama lain. Analisis berhubungan dengan kemampuan nalar sehingga analisis adalah sebuah proses dalam berpikir pada tingkat tinggi.

Berdasarkan uraian tersebut ditarik kesimpulan bahwa analisis adalah kemampuan dalam mengidentifikasi suatu masalah berdasarkan beberapa informasi kemudian menguraikan atau memecahkan masalah tersebut agar diperoleh suatu kesimpulan berupa data hasil akhir. Analisis membutuhkan proses berpikir yang lebih tinggi dari sekadar penerapan atau pengaplikasian suatu objek tertentu. Juga dapat dikatakan sebagai bentuk penyelidikan dan pengkajian secara mendalam suatu peristiwa untuk menarikan suatu kesimpulan berdasarkan fakta pendukung.

(25)

B. Kemampuan Literasi Matematika 1. Definisi Literasi Matematika

Literasi matematika merupakan kemampuan siswa terhadap perencanaan, penerapan, serta penafsiran konsep matematika. Juga merupakan kemampuan siswa dalam menalar secara matematis serta menggunakan konsep matematika, prosedur, dan fakta untuk mengilustrasikan, menguraikan serta memprediksi kejadian atau fenomena (OECD, 2017: 66).

Literasi matematika adalah sebuah kompetensi yang wajib dimiliki oleh siswa di era sekarang. Salah satu penunjang kemampuan literasi siswa ialah terletak pada kemampuan literasi matematika pendidik. Hal ini dapat ditinjau terhadap kemampuan perumusan masalah secara nyata atau kontekstual melalui penggunaan konsep, fakta, maupun langkah-langkah secara matematis serta menginterpretasi dan mengevaluasi luaran matematis dengan baik (Hidayati, 2020: 195). Literasi matematika berkaitan terhadap fenomena kontekstual (de lange). Artinya literasi matematika ada kaitannya dengan permasalahan pada kehidupan sehari hari untuk dapat diselesaikan secara matematis (Nurutami dan Setyawan, 2019 :12).

Berdasarkan pendapat pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan yakni literasi matematika merupakan kemampuan siswa dalam menginterpretasikan masalah secara kontekstual dalam bahasa matematika menggunakan langkah langkah atau prosedur untuk menemukan suatu solusi terhadap pemecahan masalah.

(26)

2. Aspek Literasi Matematika

Literasi matematika PISA memiliki aspek tersendiri yang dijadikan sebagai indikator penilaian. Aspek aspek tersebut disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Aspek Literasi Matematika Level Aspek Literasi Matematika PISA

1

Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan konteks yang umum serta semua informasi yang relevan tersedia dengan jelas. Mampu mengidentifikasi informasi dan menerima semua petunjuk berdasarkan instruksi yang jelas pada situasi yang ada. Mampu menunjukkan suatu tindakan sesuai dengan simulasi yang diberikan.

2

Siswa mampu menafsirkan dan mengenali situasi dengan konteks yang memerlukan kesimpulan langsung. Mampu memilah informasi yang relevan dari sumber yang tunggal dan menggunakan cara penyajian tunggal. Mampu mengerjakan algoritma dasar, menggunakan rumus, melaksanakan prosedur dan kesepakatan dalam memecahkan masalah. Mampu menyimpulkan secara tepat dari hasil penyelesaiannya.

3

Siswa mampu menyelesaikan prosedur dengan jelas, termasuk prosedur yang memerlukan keputusan yang berurutan. Mampu memilih dan menerapkan strategi memecahkan masalah yang sederhana. Mampu menginterpretasikan dan menggunakan representasi berdasarkaninformasi yang berbeda. Mampu

(27)

menjabarkan berdasarkan hasil interpretasi mereka.

4

Siswa mampu mengerakan dengan metode tertentu secara efektif dalam situasi yang kompleks tetapi konkret yang mungkin melibatkan hambatan hambatan atau membuat asumsi asumsi. Mampu memilih dan menggunakan representasi yang berbeda termasuk pada symbol. Mampu menggunakan keterampilan dan pengetahuannya pada konteks yang jelas. Mampu menjelaskan pendapatnya berdasrkan pada pemahaman, alsan dan rumusan mereka.

5

Siswa mampu mengembangkan dan bekerja dengan model unuk situasi yang kompleks, mengidentifikasi masalah dan menetapkan asumsi. Mampu memilih, membandingkan dan mengevaluasi strategi untuk memecahkan masalah yang kompleks yang berhubungan dengan model. Mampu menggunakan pemikiran dan penalarannya serta secara tepat menghubungkan representasi symbol dengan situasi yang dihadapi. Mampu menjabarkan dan merumuskan hasil pekerjaannya.

6

Siswa mampu membuat konsep, generalisasi dan menggunakan informasi berdasarkan penelaahan dan pemodelan dalam situasi yang kompleks. Mampu menghubungkan dan menerjemahkan sumber informasi berbeda dengan fleksibel. Mampu menerapkan pemahamanya dengan penguasaan symbol dan ooperasi matematika mengembangkan strategi dan pendekatan baru dalam

(28)

menghadpai situasi baru. Mampu merumuskan hasil pekerjaanya dengan tepat dengan mempertimbangkan penemuannya, penafsiran, pendapat dan ketetapan pada situasi nyata.

Sumber : (Pratiwi, Dkk, 2019 : 3).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat enam aspek literasi matematika. Dari keenam aspek tersebut saling berkesinambungan satu sama lain.

3. Peranan literasi matematika

Literasi matematika memegang peranan penting untuk menyelesaikan masalah secara nyata. Dalam pandangan kerangka kerja PISA, literasi matematis memiliki peran dalam melakukan penilaian (judgement) terhadap informasi yang diterima yang terkait dengan masalah-masalah yang muncul dalam suatu komunitas masyarakat, bahkan dalam lingkungan sosial terkecil yakni keluarga. Literasi matematika juga memegang peranan penting dalam menilai validitas dari suatu informasi yang diterima seseorang. Alasan-alasan inilah yang membuat literasi matematis diyakini ikut berkontribusi dalam pengembangan beberapa keterampilan abad 21(Zahid, 2020: 708).

Kemampuan literasi matematika membantu seseorang dalam memberi pengakuan terhadap peran matematika pada beberapa aspek kehidupan. Oleh karena itu, memberi makna bahwa literasi matematis guna membantu individu dalam mengenal peran secara kontekstual serta sebagai dasar memberi pertimbangan dalam mengeluarkan keputusan pada masyarakat. Didalam pembelajaran tenaga pendidik berkewajiban

(29)

mengkonsep bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat memberi kesempatan yang luas terhadap siswa dalam menuangkan gagasan matematisnya melalui bentuk fenomena atau masalah yang diberikan oleh guru (Pernandes dan Asmara, 2020: 141).

Literasi matematis sangat penting bagi peserta didik, karena literasi matematis adalah bekal bagi siswa dalam kehidupan masyarakat modern, dari kegiatan sehari hari yang sederhana hingga peran yang lebih professional (Herutomo, 2020 : 26).

Pembelajaran matematika hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah dalam berbagai situasi, bukan hanya memberikan soal rutin. Melalui cara ini siswa akan mengaktifkan kemampuan literasinya (Mansur, 2018 : 141). Berdasarkan uraian beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peranan literasi matematika sangat berperan penting dalam kehidupan yang banyak berkontribusi terhadap pengembangan pengembangan keterampilan abad 21. Selain itu kemampuan pemecahan masalah secara konstuktif dapat dikembangkan melalui literasi matematika.

C. PISA

1. Gambaran tentang PISA

PISA merupakan survey standar internasional dengan mengukur kinerja anak usia 15 tahun dalam membaca keaksaraan, literasi matematika, dan literasi sains. Diatur oleh OECD, yakni sebuah organisasi antar pemerintah dari 34 negara anggota. Pada tahun 2000, secara perdana PISA terlaksana dan berkelanjutan terlaksana tiap 3 tahun. Beberapa Negara tercatat sebagai partisispan, salah satunya ialah Indonesia. Hasil survey

(30)

PISA dapat dijadikan sebagai tolok ukur tingkat kemampuan matematika siswa pada suatu negara (Sutama, 2019:30)

Terangkum dalam PISA-The OECD bahwa fitur utama PISA adalah:

a. PISA berorientasi pada kebijakan. Metode pelaporannya disesuaikan dengan kebutuhan pemerintah yang dapat menggambarkan tentang kebijakan yang tepat bagi Negara tersebut.

b. Konsep keaksaraanya inovatif. Siswa dimungkinkan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam subjek yang diujikan serta berkomunikasi dan menafsirkan masalah.

c. Sangat relevan dengan pembelajaran seumur hidup.

d. Hasil rilis PISA teratur sehingga memungkinkan sejumlah Negara untuk terus mengevaluasi system pendidikannya.

e. Negara pembanding cukup luas karena diikuti oleh lebih dari 60 negara. (Pratiwi, 2019:54)

Berdasarkan uraian pendapat tersebut, selanjutnya ditarik kesimpulan bahwa PISA merupakan program survey kemampuan literasi matematika siswa skala internasional yang diselenggarakan oleh OECD secara berkala setiap tiga tahun sekali.

2. Komponen Studi PISA

Terdapat 3 komponen utama dalam pelaksanaan Studi PISA yang berorientasi pada penilaian Literasi Matematika siswa yakni proses, konten, dan konteks.

(31)

a. Proses (Processes)

These are seven fundamental mathematical capabilities : (1) communicating; (2) mathematising ;(3) representing; (4) reasoning and arguing; (5) divising strategies for solving problems; (6) using symbolic formal and technical language and operations; and (7) mathematical tool (OECD, 2019: 15-16).

Dapat dijelaskan sebagai berikut (1) communicating artinya literasi matematika melibatkan kemampuan dalam mengkomunikasikan masalah. Kemampuan komunikasi diperlukan agar dapat menyajikan hasil penyelesaian masalah (2) mathematising artinya literasi matematika melibatkan kemampuan mengubah (transform) permasalahan dari dunia nyata ke bentuk matematika atau sebaliknya yaitu menafsirkan suatu hasil atau model matematika kedalam permasalahan aslinya. (3) representing artinya literasi matematika melibatkan kemampuan untuk menyajikan kembali (representasi) suatu permasalahan atau suatu obyek matematika melalui hal hal seperti memilih, menafsirkan, menerjemahkan dan menggunakan grafik, table gambar diagram, rumus, persamaan maupun benda konkret untuk memotret permasalahan sehingga lebih jelas. (4) reasoning and arguing artinya literasi matematika melibatkan kemampuan bernalar dan memberi alasan. (5) divising strategies for solving problems artinya literasi matematika melibatkan kemampuan menggunakan strategi untuk memecahkan masalah (6) using symbolic formal and technical language and operations artinya literasi matematika melibatkan kemampuan

(32)

menggunakan bahasa symbol, bahasa formal, dan bahasa teknis and (7) mathematical tool artinya literasi matematika melibatkan kemampuan menggunakan alat alat matematika, misalnya melakukan pengukuran, operasi dan sebagainya (Afriyanti, 2018 : 611).

b. Konten (Content)

. Terdapat empat komponen utama dalam pelaksanaan studi literasi matematika oleh PISA yakni (1) Bilangan; (2) ruang dan bentuk; (3) perubahan dan hubungan; (4) ketidakpastian dan data, (OECD, 2019:16).

c. Konteks (Contexts)

Terdapat empat konteks matematika PISA meliputi (1) pribadi; (2) pekerjaan; (3) umum; dan (4) ilmiah, (OECD, 2019:16).

3. Format Soal Model PISA

Gerry Shiel (Astuti, 2018 : 19) merilis dalam PISA Mathematics : A Teacher’s Guide bahwa format dala penelitian PISA adalah :

a. Traditional Multiple-Choice item merupakan bentuk soal pilihan ganda, peserta didik dapat memilih alternative jawaban sederhana.

b. Complex Multiple-Choice item merupakan bentuk soal yang menuntut siswa memilih alternative jawaban yang agak kompleks.

c. Closed contructed respon item merupakan bentuk soal yang menuntut siswa untuk menjawab pada bentuk angka atau bentuk lain yang sifatnya tertutup.

(33)

e. Open constructed respons item merupakan soal yang harus dijawab dengan uraian terbuka

D. Konten Space and Shape

1. Muatan Konten Space and Shape

Menurut OECD (Prasetyo dan Salman, 2020 : 11), konten Space and shape (ruang dan bentuk) adalah salah satu konten yang digunakan pada soal PISA. Konten tersebut memuat pemahaman mengenai gambar ruang dan bentuk, transformasi satu bentuk kebentuk lain, dan interpretasi gambar dalam tiga dimensi. Topic topic soal yang terdapat pada konten ini adalah : daerah benua (1 soal), segitiga (1 soal), tukang kayu (1 soal), tangga (1 soal), dadu (1 soal), garasi (1 soal).

Konten space and shape melibatkan pola sifat dari objek, posisi dan orientasi, representasi dari objek, pengkodean, informasi visual, navigasi, dan interaksi dinamik yang berkaitan dengan bentuk rill. Kategori ini melebihi aspek konten geometri pada matematika yang ada pada kurikulum (Kholil, 2019:54).

Salah satu dari keempat konten PISA ialah konten space and shape yang berorientasi pada bidang geometri. Konten tersebut mengasah penalaran siswa terhadap pemahaman bentuk maupun ruang.

2. Indikator Literasi Matematika dalam Konten Space and Shape

Literasi matematika PISA dalam konten space and shape memuat tiga indikator, sebagai berikut.

(34)

Tabel 2.2 Indikator Literasi Matematika Konten Space and Shape

No Proses Matematika Indikator

1 Formulate

(merumuskan)

Mengidentifikasi aspek aspek matematika dalam permasalahan

Menerjemahkan suatu soal ke dalam bahasa matematika atau representasi secara matematika dengan menggunakan symbol, gambar, atau pemodelan yang sesuai.

2 Employ

(menerapkan)

Merancang strategi untuk menemukan solusi matematika

Menerapkan konsep matematika yang diperlukan selama proses menemukan solusi dengan cara representasi geometris serta menganalisis data

3 Interpret

(menafsirkan)

Menafsirkan kembali hasil penyelesaian yang diperoleh ke dalam konteks persoalan dunia nyata

Menjelaskan alasan mengapa hasil atau kesimpulan tersebut sesuai dengan konteks persoalan yang diberikan

Sumber : (Kurniawati dan Kurniasari, 2019 : 443)

E. Pencapaian Indonesia dalam PISA

Indonesia tercatat berpartisipasi pada survey PISA selama 18 tahun. Artinya Indonesia telah terlibat sejak tahun 2000 hingga 2018. Hasil pencapaian Indonesia dalam penilaian PISA selama 18 tahun dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

(35)

Tabel 2.3 Hasil Indonesia pada PISA 2000 - PISA 2018 Tahun Literasi Skor Rata-rata Indonesia Skor rata-rata Internasional Peringkat Indonesia Jumlah Negara Peserta 2000 (OECD, 2003) Membaca 371 473 39 41 Matematika 367 472 39 41 Sains 393 474 38 41 2003 (OECD, 2005) Membaca 382 480 39 40 Matematika 360 485 38 40 Sains 395 488 38 40 2006 (OECD, 2007) Membaca 393 460 48 57 Matematika 391 469 50 57 Sains 393 475 50 57 2009 (OECD, 2012) Membaca 402 464 57 65 Matematika 371 468 61 65 Sains 383 472 60 65 2012 (OECD, 2014) Membaca 396 474 60 65 Matematika 375 473 64 65 Sains 382 479 64 65 2015 (OECD, 2016b) Membaca 397 462 64 70 Matematika 386 462 63 70 Sains 403 466 62 70 2018 (OECD, 2019b) Membaca 371 487 73 78 Matematika 379 499 73 79 Sains 396 489 71 79

Sumber : (Prasetyo dan Salman, 2020 : 3).

Berdasarkan tabel hasil PISA Indonesia selama 18 tahun, dapat dilihat bahwa pencapaian Indonesia belum signifikan menempatkan posisi Indonesia pada level atas baik dari literasi membaca, matematika, maupun sains. Hal

(36)

tersebut diperkuat melalui pendapat Linuhung yang menyatakan Studi PISA menetapkan bahwa peserta didik Indonesia terbilang hanya mampu menjawab soal PISA pada level 1 maupun 2 setara dengan soal-soal rutin yang dikerjakan disekolah. Beberapa faktor penyebab rendahnya pencapaian pada tes PISA ialah umumnya peserta didik yang belum pernah diperhadapkan dengan soal-soal yang berkarakteristik PISA, (Tabun, 2020:2). Adapun pendapat lain menyatakan bahwa Rendahnya literasi matematika dapat dipengaruhi kemampuan pendidik, peserta didik dan model pembelajaran. Salah satu solusinya adalah penggunaan pendekatan pembelajaran (Mujib, 2020: 67). F. Kerangka Pikir Penelitian

Matematika sebagai pondasi pengembangan kapabilitas berpikir secara, analitis, kritis, dan logis untuk mampu menyelesaikan masalah pada kehidupan sehari hari. Kemampuan tersebut mencakup kompetensi literasi matematika, olehnya itu ditetapkan pentingnya kemampuan literasi matematika bagi siswa untuk dikembangkan. Kemampuan literasi matematika siswa dapat diukur melalui sebuah studi penilaian skala internasional yakni PISA . Keikutsertaan Indonesia sebagai partisipan survey PISA dimulai sejak tahun 2000 hingga 2018. Namun, hasil capaian Indonesia pada PISA selama 18 tahun menempatkan Indonesia masih pada kategori level bawah. Artinya perlu ada pembenahan peningkatan kualitas pendidikan diindonesia terutama pada lingkup kompetensi literasi matematika.

Konten Space and Shape adalah salah satu konten yang menjadi tantangan tersendiri oleh siswa Indonesia, dikarenakan salah satu kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal PISA adalah merumuskan strategi untuk

(37)

memecahkan masalah. Sehingga solusi tepat untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada kehidupan sehari hari dapat direpresentasi melalui penyelesaian soal soal yang berorientasi PISA.

Olehnya itu yang akan peneliti kaji dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan literasi matematika siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten space and shape pada siswa kelas IX SMP Negeri 13 Makassar.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

G. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan digunakan oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan dan referensi rujukan dari penelitian yang sudah ada dengan

(38)

konsep yang akan dikaji oleh peneliti. Penelitian yang relevan sangat berguna bagi peneliti untuk mencari persamaan dan perbedaan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Terdapat 3 penelitian-penelitian relevan yang dipilih oleh peneliti karena dianggap memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan, yakni sebagai berikut.

1. Tito Putra Mahendratama Sasongko, Dafik, Ervin Oktavianingtyas (2016) dengan judul penelitian “Pengembangan Paket Soal Model PISA Konten Space and Shape untuk mengetahui Level Literasi Matematika Siswa SMP”.

Hasil dari penelitian tersebut adalah paket soal model PISA konten space and shape untuk mengetahui level literasi matematika siswa SMP. Sebanyak 42 siswa dijadikan sebagai subjek penelitian untuk kemudian dianalisis level literasi matematikanya. Hasil analisis level literasi matematika adalah 50% siswa termasuk kedalam level bawah 1. 7,14% siswa termasuk kedalam level 1, 9,52% siswa termasuk kedalam level 2, 16,67% siswa termasuk kedalam level 3, 2,38% siswa termasuk kedalam level 4, 4,76% siswa termasuk kedalam level 5, dan 9,52% siswa termasuk kedalam level 6. Data ini menunjukkan bahwa masih banyak yang termasuk ke dalam level dibawah 1 artinya kemampuan literasi matematika siswa dalam menjawab soal PISA konten space shape adalah masih rendah.

2. Puspitasari dan Novisita Ratu (2019) dengan judul penelitian “Deskripsi Pemahaman Konsep Siswa dalam Menyelesaikan Soal PISA pada Konten Space and Shape”

(39)

Hasil dari penelitian tersebut yakni pada soal PISA konten space and shape memuat beberapa langkah menggunakan fakta dan konsep penalaran matematika (empoy), konteks ilmu pengetahuan (scientific), perumusan masalah secara matematis (formulate) serta konteks pengalaman pribadi. Dari penelitian yang telah dilakukan terdapat dua subjek yang belum memenuhi indikator pemahaman konsep dalam penyelesaian masalah yang tepat. Artinya secara keseluruhan siswa masih ada yang belum mampu menginterpretasikan sebuah masalah untuk menyusun strategi penyelesaian sesuai dengan konsep yang ada.

3. Iis Kurniawati dan Ika Kurniasari (2020) dengan judul penelitian “Literasi matematika Siswa dalam Menyelesaikan Soal Konten Space and Shape ditinjau dari Kecerdasan Majemuk”

Hasil dari penelitian tersebut mengenai literasi matematika siswa bahwa dalam menyelesaikan soal PISA diperlukan kecerdasan majemuk yakni kecerdasan yang mengarah pada kemampuan pemecahan masalah. Hal ini tergolong pada siswa berkecerdasan linguistic, berkecerdasan logis-matematis, dan berkecerdasan spasial. Dalam menyelesaikan soal PISA konten cpace and shape melalui beberapa proses diantaranya (1) formulate (merumuskan) yakni siswa mengidentifikasi kemudian mengaitkan dengan konten yang pernah ditemui dalam kehidupan sehari-hari kemudian mereprsentasikannya kedalam bahasa matematika, (2) employ (menerapkan) merancang strategi kemudian menentukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan (3) interpret (menafsirkan) artinya menganalisis kembali hasil penyelesaian yang telah

(40)

dipilih ke dalam konteks permasalahan dunia nyata. Artinya dalam menyelesaikan soal PISA konten space and shape setiap subjek memiliki kapasitas yang beragam yakni tingkat kemampuan literasi matematikanya juga berbeda.

Tabel 2.4 Persamaan dan Perbedaan Penelitian yang Relevan

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Pengembangan Paket Soal Model PISA Konten Space and Shape untuk mengetahui Level Literasi Matematika Siswa SMP - Indikator penelitian menggunakan soal PISA konten space and shape - Mengenai kemampuan literasi matematika - Jenis penelitian - Lokasi penelitian - Subjek penelitian 2 Deskripsi Pemahaman Konsep Siswa dalam Menyelesaikan Soal PISA pada Konten Space and Shape

- Jenis penelitian yakni kualitatif deskriptif - Indikator penelitian

menggunakan soal PISA konten space and shape - Mengenai kemampuan literasi matematika - Lokasi penelitian - Subjek penelitian 3 Literasi matematika Siswa dalam Menyelesaikan Soal Konten Space and Shape ditinjau dari Kecerdasan Majemuk

- Indikator penelitian menggunakan soal PISA konten space and shape - Mengenai kemampuan literasi matematika - Lokasi penelitian - Subjek penelitian

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dilakukan melalui pengumpulan informasi atau data berdasarkan fakta, selanjutnya dilakukan penyususnan, pengolahan dan pemilahan data untuk dianalisis sesuai dengan fokus penelitian untuk memberikan gambaran yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan berdasarkan dari permasalahan yang ada. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan ialah pendekatan kualitatif.

Pendekatan pada penelitian ini yakni digunakan pendekatan kualitatif dimana instrument utama pada penelitiaan ini adalah peneliti itu sendiri. Pendekatan dan jenis penelitian dipilih karena peneliti ingin menganalisis secara mendalam terhadap kemampuan literasi matematika siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten Space and shape. Kemudian memberikan deskripsi kemampuan sampel penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 13 Makassar tepatnya di Jl. Tamalate VI No.2, Kassi-kassi, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Penentuan lokasi penelitian atas dasar pertimbangan sebagai berikut.

1. SMP Negeri 13 Makassar mudah dijangkau oleh peneliti. 2. SMP Negeri 13 Makassar telah terakreditasi A.

3. Analisis kemampuan literasi matematika siswa dalam menyelesaikan soal PISA belum pernah dilakukan di SMP Negeri 13 Makassar.

(42)

Adapun waktu pelaksanaan penelitian yakni pada proses pembelajaran di sekolah semester genap tahun pelajaran 2020/2021. Berikut urutan waktu proses pengumpulan data.

Tabel 3.1 Urutan Waktu Penelitian

No Waktu Kegiatan

1 Selasa, 18 Januari 2021 Konsultasi awal dengan guru matematika dilakukan secara langsung di SMP Negeri 13 Makassar

2 Rabu, 20 Januari 2021 Penyampaian maksud dan tujuan penelitian kepada seluruh siswa kelas IX.A sekaligus pemberian soal tes awal secara daring melalui aplikasi whatsapp

3 Kamis, 21 Januari 2021 Tes PISA kepada subjek berkemampuan tinggi, sedang dan rendah secara daring melalui aplikasi Whatsapp.

4 Jum’at, 22 Januari 2021

Tes Wawancara kepada ketiga subjek secara daring melalui aplikasi Whatsapp.

C. Subjek Penelitian

Populasi pada penelitian ialah siswa kelas IX. A SMP Negeri 13 Makassar. Penentuan populasi penelitian atas dasar sebagai berikut : (1) siswa kelas IX telah mempunyai pengalaman belajar yang mumpuni terhadap materi literasi matematika yang diujikan, (2) didasarkan sesuai dengan subjek PISA yakni siswa berusia 15 tahun, (3) tiap-tiap subjek digolongkan pada kategori kemampuan awal matematika tinggi sedang, dan rendah serta (4) dapat berkomunikasi dengan baik sehingga memudahkan proses pengumpulan data.

Peneliti menentukan subjek penelitian berdasarkan dengan permasalahan yang diteliti yaitu kemampuan literasi matematika siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten space and shape . Maka dari itu subjek pada penelitian ini yaitu siswa kelas IX A SMP Negeri 13 Makassar yang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Penentuan subjek juga didasarkan

(43)

atas hasil tes awal yang dilakukan secara online yakni melalui aplikasi Whatsapp serta pertimbangan dari pihak sekolah khususnya guru mata pelajaran matematika.

Subjek penelitian terdiri dari 3 siswa kelas IX A. Masing masing subjek pada kategori tingkat kemampuan matematika yang berbeda, yaitu siswa dengan kemampuan matematika rendah, sedang dan tinggi. Jika salah salah satu dari ketiga subjek tidak mampu menjawab soal PISA yang diberikan, maka dilakukan pengambilan sampel baru dari kategori yang telah ditentukan. D. Fokus Penelitian

Fokus peneilitian dilakukan untuk memberi batasan pada penelitian kualitatif agar dapat memperoleh data yang relevan dengan topik penelitian untuk dikaji. Pada penelitian ini, difokuskan pada “Analisis Kemampuan Literasi Siswa dalam Menyelesaiakn Soal PISA Konten Space and shape pada Kelas IX SMP Negeri 13 Makassar”. Peneliti menganalisis kemampuan literasi siswa sebanyak 3 orang siswa yang memenuhi kategori yang telah ditetapkan. E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui dua tahapan, yakni sebagai berikut.

1. Tes tertulis

Tes tertulis dilakukan pada siswa dengan menguraikan jawaban berupa gagasan secara lengkap menggunakan bahasa tulisan. Hasil jawaban siswa yang telah diuraikan digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran siswa melalui pengerjaan soal. Tes tertulis yang digunakan terbagi atas dua yakni tes awal dan tes akhir.

(44)

Tes tertulis yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan dari pihak sekolah khususnya guru matematika atau wali kelas. Penyesuaian terhadap kondisi pandemik dan kebijakan yang berlaku yakni Distance Learning atau Learning from Home (belajar dari rumah), maka peneliti melakukan tes berbasis virtual dengan memanfaatkan sarana teknologi.

Sebelum memberikan tes awal kepada seluruh siswa kelas IX.A, terlebih dahulu peneliti melakuka konsultasi atau komunikasi awal dengan guru matematika kelas IX.A. Konsultasi tersebut dilakukan secara langsung pada tanggal 19 Januari 2021 di SMP Negeri 13 Makassar guna menyampaikan maksud dan tujuan oleh peneliti serta meminta saran dan masukan dari guru matematika kelas IX.A. Komunikasi lanjutan dilakukan secara online melalui aplikasi Whatsapp pada tahapan pengumpulan data di kelas IX.A.

Setelah melakukan komunikasi dengan guru matematika kelas IX.A, selanjutnya peneliti diarahkan untuk bergabung ke grup Whatsapp bersama siswa kelas IX.A agar koordinasi penyampaian soal tes lebih mudah dan efektif. Selanjutnya pada tanggal 20 Januari 2021, peneliti menyampaikan maksud dan tujuan penelitian kepada seluruh siswa kelas IX.A melaluii grup Whatsapp sembari meminta siswa untuk melengkapi absensi kehadiran.

(45)

Tes awal dilakukan untuk mengukur kemampuan pemahaman matematika siswa secara umum melalui 10 butir soal matematika materi kelas VII dan VIII. Tujuan tes awal dilakukan untuk memperoleh 3 subjek dengan tingkat pemahaman tinggi, sedang dan rendah, namun dalam hal ini saran dari guru selaku guru matematika sangat dipertimbangkan pada pemilihan subjek peelitian. Selanjutnya tes akhir dilakukan kepada 3 subjek terpilih untuk menyelesaikan soal PISA konten Space and shape sebanyak 3 nomor.

2. Wawancara semi terstruktur

Teknik wawancara yang dilakukan adalah Wawancara semi terstruktur (Semistructure Interview). Pada pelaksanaan wawancara semi terstruktur dilakukan lebih bebas dibanding wawancara terstruktur. Teknik wawancara juga dilakukan berbasis virtual atau online melalui sarana teknologi yang tersedia berupa aplikasi Whatsapp. Namun hal ini dilakukan

(46)

berdasarkan kesepakatan dari pihak sekolah maupun ketersediaan sarana oleh siswa atau subjek penelitian.

Teknik wawancara dilakukan untuk memberikan serangkaian pertanyaan agar mengetahui tingkat kemampuan literasi matematika siswa dalam menyelesaikan soal PISA serta beberapa faktor yang mepengaruhi siswa dalam mengerjakan soal. Peneliti melakukan wawancara dengan 3 subjek yang telah dipilih (berkemampuan tinggi, sedang dan rendah) melalui hasil tes awal dan akhir. Ketiga subjek tersebut diwawancarai untuk mengumpulkan data terkait penyelesian soal PISA konten space and shape. F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah salah satu alat pendukung dalam proses pengumpulan data dilapangana. Instrumen penelitian pada penelitian ini terbagi dua yakni :

1. Instrumen Utama

Instrument utama pada penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, yang mutlak menjadi alat pengumpulan data aau informasi dilapangan. Misalnya pada tes wawancara, peneliti bertindak sebagai pewawancara tunggal terhadap subjek-subjek yang diwawancarai.

2. Instrumen Pendukung

Instrument pendukung yaitu instrument yang digunakan selain dari instrument utama. Instrument pendukung terbagi atas 2 yakni sebagai berikut.

a. Lembar Soal Tes Awal

(47)

sebanyak 10 butir soal. Adapun muatan materi soal yang diberikan yakni materi-materi matematika kelas VII dan VIII masing-masing 5 butir soal. b. Lembar Soal Tes Akhir

Lembar soal tes akhir yang dibagikan kepada peserta didik berisi soal-soal yang diadaptasi dari PISA konten space and shape dan telah divalidasi oleh validator ahli. Hasil penyelesian siswa terhadap soal soal yang diberikan kemudian dianalisis lebih lanjut oleh peneliti untuk mengetahui kemampuan literasi siswa. Adapun komponen soal PISA yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Komponen Soal PISA Konten Space and Shape Soal PISA pada Konten Space and Shape

Komponen Proses Komponen Konteks

Merumuskan masalah secara matematis (formulate)

Ilmu pengetahuan (scientific)

Menggunakan konsep fakta, prosedur dan penalaran dalam

matematika (employ)

Ilmu pengetahuan (scientific)

Menginterpretasi, mengaplikasikan, dan mengevaluasi luaran matematis

(Interpret)

Pribadi (personal)

Sumber : (Puspitasari dan Novisita Ratu, 2019 : 157-158).

c. Lembar wawancara

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada siswa yang telah menyelesikan soal-soal PISA untuk menggali informasi terkait

(48)

pengalaman maupun kendala yang dihadapi siswa pada saat penyelesaian soal PISA.

G. Teknik Analisis data

Analisis data dilakukan untuk menentukan keseluruhan data yang telah didapatkan pada tahapan pengumpulan data penelitian sehingga data yang terkumpul sebagai sumber informasi untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Data yang dianalisis pada penelitian tersebut merupakan hasil observasi, hasil wawancara siswa dan uraian langkah pengerjaan soal PISA sebagai tes tertulis siswa. Adapun 3 bentuk teknik analisis data yang dilakukan ialah sebagai berikut.

1. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data adalah sebuah tindakan penyaringan bentuk informasi yang diperoleh secara langsung dari lapangan melalui tes tertulis dan tes wawancara. Informasi yang didapatkan dipilah untuk disederhanakan. Kemudian disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah disusun berdasarkan rumusan masalah.

2. Penyajian Data (data display)

Penyajian data adalah beberapa data berupa informasi yang telah disusun untuk memberi peluang terhadap penarikan kesimpulan. Data hasil analisis bentuk penyelesaian soal Dengan istilah yang berbeda, bentuk penyajian data secara lengkap dan menyeluruh serta saling berhubungan. 3. Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing)

Kesimpulan merupakan bentuk tindakan yang bertujuan untuk mengetahui maksud dan penjelasan pada data yang sebelumnya telah

(49)

dianalisis. Kesimpulan penelitian disusun dan diuraikan sebagai hasil dari penelitian.

H. Keabsahan Data

Keabsahan data diperoleh menggunakan triangulasi. Adapun triangulasi yang digunakan ialah Triangulasi teknik. Triangulasi teknik pada penelitian ini yakni dengan membandingkan data hasil tes soal PISA dengan data hasil wawancara. Keabsahan data diuji melalui pengecekan data pada subjek. Kedua data dibandingkan untuk dianalisis lebih lanjut untuk menarik suatu kesimpulan.

(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada BAB IV akan dipaparkan hasil dan pembahasan data perolehan dari hasil analisis kemampuan literasi matematika siswa dalam menyelesaiakan soal PISA konten Space and shape pada kelas IX SMP negeri 13 Makassar.

A. Hasil Penelitian

1. Subjek dan Pengkodean

Secara keseluruhan dilakukan teknik pengumpulan data dilakukan secara online. Penelitian diawali dengan pemberian soal tes awal sebanyak 10 nomor kepada 34 orang siswa. Materi soal tes diangkat dari materi kelas VII dan VIII. Peneliti membagikan soal tes awal melaui grup Whatsapp dengan melampirkan petunjuk pengerjaan soal. Kemudian semua siswa menyelesaikan soal tes sesuai dengan waktu yang telah ditentukan selanjutnya jawaban dikirimkan kepada peneliti secara personal atau individu.

Berdasarkan pertimbangan dari guru matematika, selanjutnya ditentukan 3 subjek penelitian untuk diberikan tes PISA konten space and shape serta wawancara mendalam. Kedua jenis tes semuanya dilakukan berbasis virtual melalui sarana aplikasi whatsapp. Subjek yang terpilih mewakili setiap kategori dengan tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Berikut 3 subjek yang telah terpilih didasarkan pertimbangan guru dan hasil tes awal.

(51)

Tabel 4.1 Subjek Penelitian

No Kategori

Kemampuan Nama (Inisial)

Kode Informan

1 Tinggi AIP ST

2 Sedang TRS SS

3 Rendah SNA SR

Tahap selanjutnya adalah penentuan kode untuk masing-masing subjek, untuk setiap nomor soal yaitu pada butir soal nomor 1 diberi kode (1), soal nomor 2 diberi kode (2) dan soal nomor 3 diberi kode (3), dan untuk masing–masing indikator kemampuan literasi matematika siswa.

Tabel 4.2 Indikator Kemampuan Literasi Matematika Konten Space and Shape

N o

Aspek

Penilaian Indikator Kode

1 Formulate

(merumuskan)

A1. Mengidentifikasi aspek aspek

matematika dalam permasalahan 1 A2. Menerjemahkan suatu soal ke dalam bahasa matematika atau representasi secara matematika dengan

menggunakan symbol,

gambar, atau pemodelan yang sesuai. 2

2 Employ

(menerapkan)

B1. Merancang strategi untuk menemukan solusi matematika

3 B2. Menerapkan konsep matematika

yang diperlukan selama proses menemukan solusi

dengan cara representasi geometris serta menganalisis data

4

3 Interpret

(menafsirkan)

C1. Menafsirkan kembali hasil penyelesaian yang

diperoleh ke dalam konteks persoalan dunia nyata

5 C2. Menjelaskan alasan mengapa hasil

atau kesimpulan tersebut sesuai dengan konteks persoalan yang diberikan

(52)

Adapun keterangan penetapan pengkodean untuk memudahkan menganalisis data , yaitu sebagi berikut:

ST : Subjek berkemampuan tinggi SS : Subjek berkemampuan sedang SR : Subjek berkemampuan rendah

ST-11 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 1 indikator A1 ST-12 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 1 indikator A2 ST-13 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 1 indikator B1 ST-14 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 1 indikator B2 ST-15 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 1 indikator C1 ST-16 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 1 indikator C2 ST-21 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 2 indikator A1 ST-22 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 2 indikator A2 ST-23 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 2 indikator B1 ST-24 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 2 indikator B2 ST-25 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 2 indikator C1 ST-26 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 2 indikator C2 ST-31 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 3 indikator A1 ST-32 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 3 indikator A2 ST-33 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 3 indikator B1 ST-34 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 3 indikator B2 ST-35 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 3 indikator C1 ST-36 : Subjek berkemampuan tinggi pada soal nomor 3 indikator C2 SS-11 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 1 indikator A1

(53)

SS-12 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 1 indikator A2 SS-13 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 1 indikator B1 SS-14 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 1 indikator B2 SS-15 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 1 indikator C1 SS-16 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 1 indikator C2 SS-21 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 2 indikator A1 SS-22 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 2 indikator A2 SS-23 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 2 indikator B1 SS-24 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 2 indikator B2 SS-25 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 2 indikator C1 SS-26 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 2 indikator C2 SS-31 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 3 indikator A1 SS-32 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 3 indikator A2 SS-33 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 3 indikator B1 SS-34 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 3 indikator B2 SS-35 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 3 indikator C1 SS-36 : Subjek berkemampuan sedang pada soal nomor 3 indikator C2 SR-11 : Subjek berkemampuan rendah pada soal nomor 1 indikator A1 SR-12 : Subjek berkemampuan rendah pada soal nomor 1 indikator A2 SR-13 : Subjek berkemampuan rendah pada soal nomor 1 indikator B1 SR-14 : Subjek berkemampuan rendah pada soal nomor 1 pindikator B2 SR-15 : Subjek berkemampuan rendah pada soal nomor 1 indikator C1 SR-16 : Subjek berkemampuan rendah pada soal nomor 1 indikator C2 SR-21 : Subjek berkemampuan rendah pada soal nomor 2 indikator A1

Gambar

Tabel 1.1 Indeks capaian PISA Indonesia tahun 2000-2018  Tahun  Materi yang
Tabel 2.1 Aspek Literasi Matematika  Level  Aspek Literasi Matematika PISA
Tabel 2.2 Indikator Literasi Matematika Konten Space and Shape
Tabel 2.3 Hasil Indonesia pada PISA 2000 - PISA 2018  Tahun   Literasi  Skor  Rata-rata  Indonesia  Skor   rata-rata  Internasional  Peringkat  Indonesia  Jumlah Negara Peserta  2000  (OECD, 2003) Membaca  371  473  39  41 Matematika 367 472 39 41  Sains
+7

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : Pengembangan Soal Serupa PISA ( Programme for International Student Assessment ) Pada Konten Space and Shape Untuk Mengukur Kemampuan Penalaran Matematis

Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis PISA Konten Change and Relationship pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Surakarta Semester Gasal Tahun

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah merancang soal matematika serupa PISA dalam konten space and shape

Rendahnya ketrampilan geometri yang merupakan inti dari soal matematika PISA konten space and shape mungkin menjadi salah satu penyebab siswa mengalami kesulitan atau bahkan

Hal ini sesuai dengan penelitian yang berjudul “Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal Pisa Konten Bilangan Ditinjau dari

Judul Skripsi : Pengembangan Soal Matematika Serupa PISA dalam Konten Space and Shape Pada Siswa Kelas VIII Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimana hasil analisis respon siswa SMPN 2 Jember terhadap soal-soal PISA konten Shape and Space dengan

Berikut adalah deskripsi dari indikator kemampuan literasi level 5 soal PISA Putra,2020 : Tabel 1 Indikator Level 5 Soal PISA Proses literasi matematika Indikator Merumuskan