• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN KERJASAMA SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD STRUCTURE

(PTK Pada Siswa Kelas VIII E Semester Ganjil SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

FITRIA ESTHI KUSUMANINGTYAS A 410 090 187

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PERNYATAAN

Dengan ini, menyatakan bahwa naskah publikasi yang saya buat tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Dari yang saya ketahui tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya.

Surakarta, 27 September 2013

Fitria Esthi Kusumaningtyas NIM. A410 090 187

(4)

UPAYA PENINGKATAN KERJASAMA SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD STRUCTURE

(PTK Pada Siswa Kelas VIII E Semester Ganjil SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh:

Fitria Esthi Kusumaningtyas1 dan Idris Harta2

1

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, esthifitria@gmail.com 2

Staff Pengajar UMS, idrisharta@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama siswa dalam belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Structured. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek

penerima tindakan adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 5 Surakarta yang berjumlah 31 siswa dan subjek pelaksana tindakan adalah peneliti dan guru matematika kelas VIII E. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan teknik analisis interaksi yang terdiri dari reduksi data,

Display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

adanya peningkatan kerjasama siswa dalam belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Structured. Hal ini dapat dilihat dari indikator yang meliputi 1) komitmen siswa dalam kerja kelompok sebelum tindakan 52 % dan setelah tindakan 90,32 %, 2) tanggung jawab dalam kerja kelompok sebelum tindakan 52 % dan setelah tindakan 83,87 %, dan 3) interaksi siswa yang promotif dalam kerja kelompok sebelum tindakan 56 % dan setelah tindakan 80,65 %. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Structured dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam belajar matematika.

Kata kunci : kerjasama, pembelajaran kooperatif, Numbered Head Structured

PENDAHULUAN

Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang paling utama. Kerjasama sendiri menurut Soerjono Soekanto (2007: 66) adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu

(5)

atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama timbul karena adanya kesamaan tujuan yang akan dicapai.

Siswa merupakan makhluk yang cenderung untuk hidup bersama dengan siswa yang lain. Kerjasama merupakan salah satu hal yang penting bagi kehidupan siswa dalam pembelajaran. Menurut Eliane B. Johnson terjemahan Ibnu Setiyawan (2011: 164) dengan adanya kerjasama dapat menghilangkan hambatan mental akibat terbatasnya pengalaman dan cara pandang yang sempit.

Kerjasama dalam pembelajaran bukan hanya menyatukan siswa dalam suatu kelompok untuk saling berbicara satu sama lain sambil mengerjakan tugas yang diberikan. Dalam hal ini Smith (Ellizabert E. Barkley terjemahan Narulita Yusron, 2012: 13) mengatakan kerjasama jauh lebih luas dari pada sekedar berdekatan secara fisik dengan pelajar lain, mendiskusikan materi dengan pelajar lain, atau berbagi materi di antara para pelajar, meskipun semua ini memang penting di dalam pembelajaran yang bersifat kerjasama. Dengan kerjasama dalam kelompok akan membuat semua anggota kelompok mengerti dan paham mengenai materi yang sedang dibahas.

Upaya peningkatan kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran di sekolah tidak mudah. Karakteristik yang dimiliki setiap siswa tersebut yang menyebabkan kerjasama antar siswa tidak mudah untuk dilakukan. Selain itu, dalam belajar mengajar di lingkungan sekolah sering di jumpai beberapa masalah. Salah satunya yang berasal dari guru, yaitu guru kurang mengarahkan siswa untuk bekerja sama dalam kerja kelompok.

Kerjasama sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika. Namun pada kenyataannya dalam pembelajaran matematika di kelas VIII E SMP Negeri 5 Surakarta masih kurang menerapkan kerjasama antar siswa dalam kerja kelompok. Berkaitan dengan masalah tersebut, pada pembelajaran matematika di kelas VIII E SMP Negeri 5 Surakarta yang berjumlah 31 siswa ditemukan keragaman masalah sebagai berikut, yaitu kurangnya:

1. Komitmen siswa dalam kerja kelompok sebanyak 13 siswa (52 %), terlihat dalam kerja kelompok siswa cenderung untuk membicarakan hal-hal yang

(6)

bukan mengenai tugas kelompok sehingga tugas yang diberikan tidak terselesaikan dengan baik.

2. Tanggung jawab siswa dalam kerja kelompok sebanyak 13 siswa (52 %). Hal ini terlihat dalam kerja kelompok hanya beberapa saja siswa aktif, siswa yang lain pasif. Siswa yang pasif ini hanya menggantungkan diri kepada siswa yang aktif dalam mengerjakan tugas yang dikerjakan.

3. Interaksi siswa yang promotif dalam kerja kelompok sebanyak 14 siswa (56 %), hal ini terlihat dalam kerja kelompok mengerjakan tugas yang diberikan secara inividu kemudian setelah semua anggota selesai mengerjakan satu siswa menyalinnya ke kertas yang dikmumpulkan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

Pembelajaran yang berhasil meningkatkan kerjasama siswa menuntut penggunaan metode yang tepat. Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002: 86). Guru dituntut mempunyai kecakapan dan ketrampilan dalam menggunakan metode mengajar yang tepat untuk topik pelajaran yang akan diajarkan agar mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2011: 202) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya tediri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif ini sama dengan kerja kelompok. Dengan kerja kelompok dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kerjasama dalam kelompok.

Salah satu inovasi pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan kerjasama siswa yaitu Numbered Head Structure. Melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Structure selain dapat bekerja sama dengan sesama anggota kelompoknya, siswa juga dapat bekerja sama dengan anggota kelompok lain yang bernomor sama

Berdasarkan permasalahan di atas, dapat dirumuskan uraian masalah sebagai berikut :1) Adakah peningkatan kerjasama siswa dalam belajar

(7)

matematika di SMP Negeri 5 Surakarta melalui pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Structure ?.

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan kerjasama siswa dalam belajar matematika kelas VIII E SMP Negeri 5 Surakarta.

Penelitian yang dilakukan oleh Enis Nurnawati, Dwi Yulianti, dan Hadi Susanto (2012) melalui Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Think Pair Share” meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa. Ema Tri Wahyudyati (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kreativitas siswa meningkat melalui strategi pembelajaran kepala bernomor terstruktur dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai alat peraga.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui peningkatan kerjasama belajar matematika siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Structure.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 5 Surakarta yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 45, Surakarta. Siswa di kelas E berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada bulan September.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini, antara lain 1) dialog awal, 2) perencanaan tindakan, 3) observasi, 4) refleksi, 5) evaluasi, dan 6) penyimpulan. Siklus dalam penelitian akan berakhir jika hasil penelitian yang diperoleh telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 4 teknik meliputi: 1) observasi, untuk mengetahui adanya perubahan tingkah laku tindakan belajar siswa, 2) catatan lapangan, untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung yang belum

(8)

terdapat dalam observasi, dan 3) dokumentasi, untuk memperoleh data sekolah, nama siswa, nomor induk siswa dan foto proses tindakan penelitian.

Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama guru matematika dengan menjaga validitas isi. Pedoman observasi disusun berdasarkan indikator aktivitas guru dan siswa, yaitu (a) Komitmen siswa dalam kerja kelompok, (b) Pemerataan tanggung jawab dalam kerja kelompok, (c) Interaksi siswa yang promotif dalam kerja kelompok. Pedoman observasi yang digunakan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: (a) observasi tindak mengajar yang berkaitan dengan metode yang digunakan guru dalam mengajar, (b) observasi tindak belajar yang berkaitan dengan reaksi dan keberanian siswa dalam pembelajaran matematika, dan (c) keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum terencana sebelumnya.

Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Salah satu model analisis data adalah teknik analisis interaksi yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Teknik tersebut terdiri dari 1) Reduksi data, merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data „mentah‟ yang ada pada catatan lapangan, 2) Display data, untuk menyusun data yang telah didapatkan sehingga dapat menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu, 3) Penarikan kesimpulan, untuk mengambil intisari yang dilakukan pada setiap tindakan yang dilakukan (Suwarsih Madya, 2009: 76). Penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan selama tiga siklus. Pada siklus I kerjasama siswa belum mencapai batas indikator yang diharapkan sehingga dilanjutkan tindakan lagi pada siklus II. Pada siklus II kerjasama siswa mulai meningkat, tetapi belum mencapai batas indikator yang diharapkan, sehingga penelitian dilanjutkan

(9)

tindakan lagi pada siklus III. Dimana pada siklus III ini sudah mencapai batas indikator yang diharapkan sehingga tindakan dihentikan pada siklus ini.

Pembahasan terhadap permasalahan penelitian maupun hipotesis tindakan berdasarkan pada analisis data dari hasil penelitian kolaboratif peneliti dengan guru matematika kelas E SMP Negeri 5 Surakarta yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan kerjasama siswa dalam belajar matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Structured. Hal-hal yang dibahas dalam pembahasan ini adalah sesuatu yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian dalam hipotesis tindakan. Adapun permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini yaitu Adakah peningkatan kerjasama siswa dalam belajar matematika di SMP Negeri 5 Surakarta melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Structure.

Tindakan yang dilakukan oleph peneliti dan guru matematika adalah mendorong siswa untuk bekerjasama dalam belajar matematika, yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Structure. Ketika siswa berada dalam kelomponya maupun dengan kelompok yang bernomor sama siswa dituntut untuk aktif dan fokus dalam melakukan kerja kelompok. Hasil penelitian ini ditunjukkan pada gambar 1 berikut

Berdasarkan gambar 1 di atas dapat ditunjukkan adanya peningkatan kerjasama siswa sebelum dan sesudah tindakan menggunakan pembelajaran

0 5 10 15 20 25 30 Sebelum Tindakan

Siklus I Siklus II Siklus III

J um la h Sis w a

Peningkatan Kerjasama siswa dalam Pembelajaran Matematika

Komitmen siswa dalam kerja kelompok

Tanggung jawab dalam kerja kelompok

Interaksi siswa yang promotif dalam kerja kelompok

(10)

kooperatif tipe Numbered Head Structure. Indikator komitmen siswa dalam kerja kelompok mengalami peningkatan dari sebelum tindakan 13 siswa (52 %), siklus I menjadi 19 siswa (61,29 %), siklus II menjadi 22 siswa (73,33 %), dan siklus III menjadi 28 siswa (90,32 %). Tanggung jawab dalam kerja kelompok mengalami peningkatan dari sebelum tindakan 13 siswa (52 %), siklus I menjadi 20 siswa (64,52 %), siklus II menjadi 22 siswa (73,33 %), dan siklus III menjadi 26 siswa (83,87 %). Interaksi siswa yang promotif dalam kerja kelompok mengalami peningkatan dari sebelum tindakan 14 siswa (56 %), siklus I menjadi 18 siswa (58,06 %), siklus II menjadi 20 siswa (66,67 %), dan siklus III menjadi 25 siswa (80,65 %).

Peneliti mengacu pada penelitian yang relevan dalam penelitian ini. Beberapa diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Enis Nurnawati, Dwi Yulianti, dan Hadi Susanto (2012) yang berjudul “Peningkatan Kerja sama Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Think Pair Share” menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif yang diterapkan pada siswa kelas VIII dapat meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Hua Cheng (2011) dalam jurnal internasional yang berjudul “A Case Study of Cooperative Learning in

Mathematics: Middle School Course Design” menyimpulkan bahwa CLM

(Cooperative Learning in Mathematics) memperkaya cara dan prosedur untuk murid mempelajari matematika dan pada waktu yang sama memiliki banyak tantangan baru. Praktek dari CLM kenyataannya adalah lebih jauh sulit lagi daripada satu bahasan akademis dari "bagaimana caranya". Solusi dapat hanya menjadi tunjangan melalui penelitian percobaan pada kenyataannya melalui praktek. Guru mungkin menyelesaikan masalah lebih baik dengan cara mempelajari dari/ mengilhami satu sama lain, dan bekerjasama lebih secara efisien dengan meneliti satu sama lain istimewa.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Structure dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam belajar matematika.

(11)

tanggung jawab dalam kerja kelompok, dan interaksi siswa yang promotif dalam kerja kelompok.

SIMPULAN

Penelitian yang telah dilakukan dari sebelum dilakukan tindakan sampai tindakan kelas siklus III dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Structure dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam belajar matematika. Selain itu penelitian ini dapat disimpulkan guru harus bisa dalam penggunaan suatu strategi pembelajaran yang dimana dapat membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, dan harus ada pembagian waktu pada setiap kegiatan yang ada dalam proses pembelajaran sehinggga waktu yang ada dapat digunakan secara efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Cheng, Huang. 2011. A Case Study of Cooperative Learning in Mathematics:

Middle School Course Design

(http://educationforatoz.com/images/7.Hua_Cheng_Case_study_of_cooper ative_learning_in_mathematics__CLM__course_design_of_a_middle_sch ool_and_some_constructive_thoughts.pdf diakses tanggal 17 November 2013 pukul 05.00)

Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

E Barkley, Ellizabert, Patricia dkk. 2005. Collaborative Leraning Techniques :

Teknik-teknik Pembelajaran Kolaboratif. Terjemahan oleh Narulita

Yusron. 2012. Bandung : Nusa Media.

Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning : Menjadikan

Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Terjemahan

oleh Ibnu Setiyawan. 2011. Bandung : Kaifa.

Nurnawati, Enis dkk. 2012. “Peningkatan Kerjasama Siswa SMP melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Think Pair Share”. Jurnal Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang, 1 (1) (2012): 2.

(http://www.google.com/url?q=http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upe

j/article/download/764/790&sa=U&ei=6dpQUZsuxI6uB-n-gZAE&ved=0CCsQFjAFOAo&usg=AFQjCNFv8pj9uRsrOYt1OrADcW4 s6_mj6w, diakses tanggal 23 Februari 2013 jam 15:30).

(12)

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali pers divisi buku perguruan tinggi PT Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Madya, Suwarsih. 2009. Teori dan Praktek Penelitian Tindakan: Action

Research. Bandung: Alfabeta.

Wahyudyati, Ema Tri. 2011. “Upaya Peningkatan Minat & Respon Siswa dala Pembelajaran Matematika melalui Model Pembelajaran Kepala Bernomor Terstruktur” (Skripsi S-1 Progdi Pendidikan Matematika). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

harga dan tanah yang menjadi objek jual-beli meskipun jual-beli dilakukan dibawah tangan, terutama hal ini dulu berlaku atas tanah yang berstatus hukum adat. Sekarang timbul

Bersama manager perncanaan dan pertahanan, manager produksi pengelolaan dan peremajaan lingkungan, dan manager pemasaran membantu G.M dan deputy G.M regional dalam melaksanakan

Hal ini bisa dilihat dari hasil loading factor timeliness mempunyai nilai loading (0,878), broadscope mempunyai nilai loading (0,744), integration mempunyai nilai

Baudžiamojo įstatymo draudimą sudaro dvi nuo- seklios sąlygos (,,pakopos“). Pirmoji tam tikro elgesio draustinumo sąlyga – elgesio požymiai turi atitikti bau- džiamajame

Bertitik tolak dari latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimana sistem anggaran pendidikan

Saat ini juga telah berkembang teknologi pengolahan tepung ubikayu modifikasi dengan menambahkan starter pada saat proses fermentasi/ perendaman, sehingga dihasilkan tepung

Dosen yang membina mahasiswa yang berhasil meraih prestasi paling rendah tingkat nasional dalam 5 (lima) tahun terakhir : (1) Identifikasi dosen pembimbing kegiatan

Dalam Perkara Permohonan Penetapan Ahli Waris yang ahli warisnya lebih dari 1 (satu) orang, tetapi salah seorang ahli waris tidak mau bersama – sama ahli waris lain untuk